Anda di halaman 1dari 10

Anatomi Fisiologi (Gizi Dasar)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

A. SISTEM PERNAFASAN MANUSIA


Pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen,
pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Menusia dalam
bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke
lingkungan.
Sistem pernafasan secara garis besarnya terdiri dari paru-paru dan susunan saluran
yang menghubungkan paru-paru dengan yang lainnya, yaitu hidung, tekak, pangkal
tenggorok, tenggorok, cabang tenggorokan.
Jalannya Udara Pernapasan :
o Udara masuk melalui lubang hidung
o melewati nasofaring
o melewati oralfarink
o melewati glottis
o masuk ke trakea
o masuk ke percabangan trakea yang disebut bronchus
o masuk ke percabangan bronchus yang disebut bronchioles
o udara berakhir pada ujung bronchus berupa gelembung yang disebut alveolus (jamak:
alveoli)
Pertukaran udara yang sebenarnya hanya terjadi di alveoli. Dalam paru-paru orang
dewasa terdapat sekitar 300 juta alveoli, dengan luas permukaan sekitar 160 m2 atau
sekitar 1 kali luas lapangan tenis, atau luas 100 kali dari kulit kita.
1. Nasal (Hidung)
Hidung merupakan organ pernapasan yang pertama dilalui udara luar. Didalam rongga
hidung terdapat rambut dan selaput lendir berguna untuk menyaring udara yang masuk,
lendir berguna untuk melembabkan udara, dan konka untuk menghangatkan udara
pernapasan.
2. Faring
Faring merupakan percabangan dua saluran, yaitu saluran tenggorokan (nasofaring)
yang merupakan saluran pernapasan, dan saluran kerongkongan (oralfaring) yang
merupakan saluran pencernaan.
3. Laring (pangkal tenggorokkan)
merupakan bagian pangkal dari saluran pernapasan (trakea). Laring tersusun atas
tulang rawan yang berupa lempengan dan membentuk struktur jakun. Diatas laring
terdapat katup (epiglotis) yang akan menutup saat menelan. Katup berfungsi mencegah
makanan dan minuman masuk ke saluran pernapasan. Pada pangkal larink terdapat
selaput suara. Selaput suara akan bergetar jika terhembus udara dari paru-paru.
4. Trakea (tenggorokan)
Batang tenggorokan terletak di daerah leher didepan kerongkongan. Batang
tenggorokkan berbentuk pipa dengan panjang 10 cm. Dinding trakea terdiri atas 3
lapisan, lapisan dalam berupa epithel bersilia dan berlendir. Lapisan tengah tersusun
atas cincin tulang rawan dan berotot polos. lapisan luar tersusun atas jaringan ikat.
Cincin tulang rawan berfungsi untuk mempertahankan bentuk pipa dari batang
tenggorokkan, sedangkan selaput lendir yang sel-selnya berambut getar berfungsi
menolak debu dan benda asing yang masuk bersama udara pernapasan. Akibat tolakan
secara paksa tersebut kita akan batuk atau bersin.
5. Bronchus (cabang tenggorokkan)
Ujung tenggorokkan bercabang dua disebut bronchus, yaitu bronchus kiri dan bronchus
kanan. Struktur bronchus kanan lebih pendek dibandingkan bronchus sebelah kiri.
kedua bronchus masing-masing masuk kedalam paru-paru. Didalam paru-paru bonchus
bercabang menjadi bronchiolus yang menuju setiap lobus (belahan) paru-paru.
Bronchus sebelah kanan bercabang menjadi 3 bronchiolus, sedangkan sebelah kiri
bercabang menjadi 2 bronchiolus. Cabang bronchiolus yang paling kecil masuk ke
dalam gelembung paru-paru yang disebut alveolus. Dinding alveolus mengandung
banyak kapiler darah. melalui kapiler darah oksigen yang berada dalam alveolus
berdifusi masuk ke dalam darah.
6. Pulmo (alveolus)
Paru-paru terletak dalam rongga dada diatas diafraghma. Diafraghma adalah sekat
rongga badan yang membatasi rongga dada dengan rongga perut.
Paru-paru terdiri dari dua bagian yaitu paru-paru sebelah kiri dan paru-paru sebelah
kanan. Paru-paru kanan memiliki tiga gelambir sedangkan paru-paru kiri terdiri atas 2
gelambir.Paru-paru dibungkus oleh 2 buah selaput yang disebut selaput pleura. Selaput
pleura sebelah luar yang berbatasan dengan dinding bagian dalam rongga dada
disebut pleura parietal, sedangkan yang membungkus paru-paru disebut pleura
visceral. Diantara kedua selaput terdapat rongga pleura yang berisi cairan pleura yang
berfungsi untuk mengatasi gesekan pada saat paru-paru mengembang dan
mengempis.
B. ORGAN BERNAFAS LAIN
Bernafas berkaitan dengan keluar masuknya udara melalui alat-alat pernapasan.
Bernapas meliputi proses inspirasi (memasukkan udara) dan ekspirasi (mengeluarkan
udara).
Untuk dapat terlaksananya proses inspirasi dan ekspirasi,mengenal beberapa organ
tubuh diluar alat pernapasan yang berkaitan dengan proses pernapasan.

1. Diafraghma
Merupakan sekat rongga dada yang membatasi antara rongga dada dengan rongga
perut. Rongga dada berisi paru-paru dan jantung, sedangkan rongga perut berisi
lambung dan alat-alat pencernaan lainnya).
2. Otot antar tulang rusuk (muskulus intercostalis)
Merupakan otot tempat melekatnya tulang rusuk. otot ini akan berkontraksi atau
relasasi saat terjadi proses pernapasan. Permukaan bagian dalan rongga dada dan
permukaan luar dari paru-paru dilapisi oleh membran pleura. Membran pleura yang
melapisi bagian dalam rongga dada disebut pleura parietal, sedangkan yang melapisi
paru-paru disebut pleura visceral. Diantara kedua membran terdapat rongga pleura
yang berisi cairan getah bening.
C. MEKANIKA BERNAFAS
Pernapasan manusia dibedakan atas pernapasan dada dan pernapasan perut.
Pernapasan dada terjadi melalui fase inspirasi dan ekspirasi, demikian juga untuk
pernapasan perut.
• Mekanisme pernapasan dada
Fase Inspirasi pernapasan dada
mekanisme inspirasi pernapasan dada sebagai berikut:
Otot antar tulang rusuk (muskulus intercostalis eksternal) berkontraksi –> tulang rusuk
terangkat (posisi datar) –> Paru-paru mengembang –> tekanan udara dalam paru-paru
menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar –> udara luar masuk ke paru-paru.
Fase ekspirasi pernapasan dada
Mekanisme ekspirasi pernapasan perut adalah sebagai berikut:
Otot antar tulang rusuk relaksasi –> tulang rusuk menurun –> paru-paru menyusut –>
tekanan udara dalam paru-paru lebih besar dibandingkan dengan tekanan udara luar –
> udara keluar dari paru-paru.
• Mekanisme pernapasan perut
Fase inspirasi pernapasan perut
Mekanisme inspirasi pernapasan perut sebagai berikut:
sekat rongga dada (diafraghma) berkontraksi –> posisi dari melengkung menjadi
mendatar –> paru-paru mengembang –> tekanan udara dalam paru-paru lebih kecil
dibandingkan tekanan udara luar –> udara masuk.
Fase ekspirasi pernapasan perut
Mekanisme ekspirasi pernapasan perut sebagai berikut:
otot diafraghma relaksasi –> posisi dari mendatar kembali melengkung –> paru-paru
mengempis –> tekanan udara di paru-paru lebih besas dibandingkan tekanan udara
luar –> udara keluar dari paru-paru.
D. UDARA PERNAFASAN
Oksigen yang masuk dan keluar melalui alat-alat pernapasan disebut udara
pernapasan. Udara pernapasan pada manusia dibedakan menjadi enam macam, yaitu:
Udara pernapasan biasa (volume tidal) –> VT
Merupakan udara yang masuk dan keluar paru-paru pada saat pernapasan biasa.
Volume udara yang masuk dan keluar sebanyak 500 ml.
Udara cadangan inspirasi (udara komplementer) –> UK
Merupakan udara yang masih dapat dimasukkan ke dalam paru-paru secara maksimal,
setelah melakukan inspirasi normal. Besarnya udara komplementer adalah 2500 – 3000
ml.
Udara cadangan ekspirasi (udara suplementer) –> US
Merupakan udara yang masih dapat dikeluarkan dari paru-paru secara maksimal
setelah melakukan ekspirasi biasa. Besarnya udara suplementer adalah 1250 – 1300
ml
Udara residu –> UR
merupakan udara yang tersisa di dalam paru-paru, yang berfungsi untuk menjaga agar
paru-paru tetap dalam keadaan mengembang. Besarnya udara residu adalah 1200 ml.

Volume udara pernapasan


Volume udara pernapasan berkisar 500 – 3500 ml. Dari 500 ml udara yang dihirup,
hanya 350 ml yang sampai di alveolus, sisanya hanya sampai saluran pernapasan.
Jumlah oksigen yang diperlukan sehari untuk tiap individu sebesar 300 cc.
E. KAPASITAS PARU-PARU
1. Kapasitas vital –> KV
Merupakan kemampuan paru-paru mengeluarkan udara secara maksimal setelah
melakukan inspirasi secara maksimal.
Kapasitas paru-paru dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
KV = VT + UK + US
Berdasarkan rumus di atas kapasitas vital paru-paru adalah sebesar 4750 ml.
2. Kapasitas total –> KT
Merupakan udara yang dapat tertampung secara maksimal di paru-paru secara
keseluruhan. Kapasitas total paru-paru dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
KT = KV + UR
Berdasarkan rumus di atas dapat dihitung kapasitas total paru-paru adalah sebesar
5800 ml.
F. FREKUENSI PERNAFASAN
Frekuensi pernapasan adalah intensitas memasukkan atau mengeluarkan udara per
menit. Pada umumnya intensitas pernapasan pada manusia berkisar antara 16 – 18
kali. Faktor yang mempengaruhi kecepatan frekuensi pernapasan adalah:
1. Usia
Balita memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan manula. Semakin
bertambah usia, intensitas pernapasan akan semakin menurun.

2. Jenis kelamin.
Laki-laki memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan perempuan
3. Suhu tubuh
Semakin tinggi suhu tubuh (demam) maka frekuensi pernapasan akan semakin cepat.
4. Posisi tubuh
Frekuensi pernapasan meningkat saat berjalan atau berlari dibandingkan posisi diam.
Frekuensi pernapasan posisi berdiri lebih cepat dibandingkan posisi duduk. Frekuensi
pernapasan posisi tidur terlentang lebih cepat dibandingkan posisi tengkurap.
5. Aktivitas
Semakin tinggi aktivitas, maka frekuensi pernapasan akan semakin cepat.
G. GANGGUAN PERNAFASAN
Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernapasan Alat-alat pernapasan merupakan
organ tubuh yang sangat penting. Jika alat ini terganggu karena penyakit atau kelainan
maka proses pernapasan akan terganggu, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Berikut akan diuraikan beberapa macam gangguan yang umum terjadi pada saluran
pernapasan manusia.
1. Influenza (flu)
penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Gejala yang ditimbulkan antara lain
pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, dan tenggorokan terasa gatal.
2. Asma atau sesak napas
merupakan suatu penyakit penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan alergi
terhadap rambut, bulu, debu, atau tekanan psikologis. Asma bersifat menurun.
3. Tuberkulosis (TBC)
penyakit paru-paru yang diakibatkan serangan bakteri mycobacterium tuberculosis.
Difusi oksigen akan terganggu karena adanya bintil-bintil atau peradangan pada dinding
alveolus. Jika bagian paru-paru yang diserang meluas, sel-selnya mati dan paru-paru
mengecil. Akibatnya napas penderita terengah-engah.
Macam-macam peradangan pada sistem pernapasan manusia:
Rinitis, radang pada rongga hidung akibat infeksi oleh virus, missal virus influenza.
Rinitis juga dapat terjadi karena reaksi alergi terhadap perubahan cuaca, serbuk sari,
dan debu. Produksi lendir meningkat.
Faringitis, radang pada faring akibat infeksi oleh bakteri Streptococcus. Tenggorokan
sakit dan tampak berwarna merah. Penderita hendaknya istirahat dan diberi antibiotik.
Laringitis, radang pada laring. Penderita serak atau kehilangan suara. Penyebabnya
antara lain karena infeksi, terlalu banyak merokok, minum alkohol, dan terlalu banyak
serak.
Bronkitis, radang pada cabang tenggorokan akibat infeksi. Penderita mengalami
demam dan banyak menghasilkan lendir yang menyumbat batang tenggorokan.
Sinusitis, radang pada sinus. Sinus letaknya di daerah pipi kanan dan kiri batang
hidung. Biasanya di dalam sinus terkumpul nanah yang harus dibuang melalui operasi.
Asfikasi, adalah gangguan pernapasan pada waktu pengangkutan dan penggunaan
oksigen yang disebabkan oleh: tenggelam (akibat alveolus terisi air), pneumonia
(akibatnya alveolus terisi cairan lendir dan cairan limfa), keracunan CO dan HCN, atau
gangguan sitem sitokrom (enzim pernapasan).
Asidosis, adalah kenaikan adalah kenaikan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat
dalam darah, sehingga pernapasan terganggu.
Difteri, adalah penyumbatanpada rongga faring atau laring oloeh lendir yang dihasilkan
kuman difteri.
Emfisema, adalah penyakit pembengkakan karena pembuluh darahnya kemasukan
udara.
Pneumonia, adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri pada
alveolus yang menyebabkan terjadinya radang paru-paru.
Wajah adenoid (kesan wajah bodoh), disebabkan adanya penyempitan saluran napas
karena pembengkakan kelenjar limfa atau polip, pembengkakan di tekak atau amandel.
Kanker paru-paru, mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru. Kanker paru-paru dapat
menjalar ke seluruh tubuh. Kanker paru-paru sangat berhubungan dengan aktivitas
yang sering merokok. Perokok pasif juga dapat menderita kanker paru-paru. Penyebab
lainnya yang dapat menimbulkan kanker paru-paru adalah penderita menghirup debu
asbes, radiasi ionasi, produk petroleum, dan kromium.

BAB 3 PEMBAHASAN
A. JENIS PENYAKIT
Pneumoconiosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh adanya
partikel (debu) yang masuk atau mengendap di dalam paru-paru. Penyakit
pnemokoniosis banyak jenisnya, tergantung dari jenis partikel (debu) yang masuk atau
terhisap ke dalam paru-paru. Beberapa jenis penyakit pneumoconiosis yang banyak
dijumpai di daerah yang memiliki banyak kegiatan industri dan teknologi, yaitu Silikosis,
Asbestosis, Bisinosis, Antrakosis dan Beriliosis.
1. Penyakit Silikosis
Penyakit Silikosis disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas, berupa SiO2, yang
terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Debu silika bebas ini
banyak terdapat di pabrik besi dan baja, keramik, pengecoran beton, bengkel yang
mengerjakan besi (mengikir, menggerinda, dll).
Debu silika yang masuk ke dalam paru-paru akan mengalami masa inkubasi sekitar 2
sampai 4 tahun. Masa inkubasi ini akan lebih pendek, atau gejala penyakit silicosis
akan segera tampak, apabila konsentrasi silika di udara cukup tinggi dan terhisap ke
paru-paru dalam jumlah banyak. Penyakit silicosis ditandai dengan sesak nafas yang
disertai batuk-batuk.
Bila penyakit silicosis sudah berat maka sesak nafas akan semakin parah dan
kemudian diikuti dengan hipertropi jantung sebelah kanan yang akan mengakibatkan
kegagalan kerja jantung.
2. Penyakit Asbestosis
Penyakit Asbestosis adalah penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu atau serat
asbes yang mencemari udara. Asbes adalah campuran dari berbagai macam silikat,
namun yang paling utama adalah Magnesium silikat. Debu asbes banyak dijumpai pada
pabrik dan industri yang menggunakan asbes, pabrik pemintalan serat asbes, pabrik
beratap asbes dan lain sebagainya.
Debu asbes yang terhirup masuk ke dalam paru-paru akan mengakibatkan gejala sesak
napas dan batuk-batuk yang disertai dengan dahak. Ujung-ujung jari penderitanya akan
tampak membesar / melebar. Apabila dilakukan pemeriksaan pada dahak maka akan
tampak adanya debu asbes dalam dahak tersebut.
3. Penyakit Bisinosis
Penyakit Bisinosis adalah penyakit pneumoconiosis yang disebabkan oleh pencemaran
debu napas atau serat kapas di udara yang kemudian terhisap ke dalam paru-paru.
Debu kapas atau serat kapas ini banyak dijumpai pada pabrik pemintalan kapas, pabrik
tekstil, perusahaan dan pergudangan kapas serta pabrik atau bekerja lain yang
menggunakan kapas atau tekstil. Seperti tempat pembuatan kasur, pembuatan jok kursi
dan lain sebagainya.
Masa inkubasi penyakit bisinosis cukup lama, yaitu sekitar 5 tahun. Tanda-tanda awal
penyakit bisinosis ini berupa sesak napas, terasa berat pada dada. Reaksi alergi akibat
adanya kapas yang masuk ke dalam saluran pernapasan juga merupakan gejala awal
bisinosis. Pada bisinosis yang sudah lanjut atau berat, penyakit tersebut biasanya juga
diikuti dengan penyakit bronchitis kronis dan mungkin juga disertai dengan emphysema.
4. Penyakit Antrakosis
Penyakit Antrakosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu
batubara. Masa inkubasi penyakit ini antara 2 – 4 tahun. Seperti halnya penyakit
silicosis dan juga penyakit-penyakit pneumokonisosi lainnya, penyakit antrakosis juga
ditandai dengan adanya rasa sesak napas. Karena pada debu batubara terkadang juga
terdapat debu silikat maka penyakit antrakosis juga sering disertai dengan penyakit
silicosis.
Bila hal ini terjadi maka penyakitnya disebut silikoantrakosis. Penyakit antrakosis ada
tiga macam, yaitu penyakit antrakosis murni, penyakit silikoantraksosis dan penyakit
tuberkolosilikoantrakosis.
5. Penyakit Beriliosis
Udara yang tercemar oleh debu logam berilium, baik yang berupa logam murni, oksida,
sulfat, maupun dalam bentuk halogenida, dapat menyebabkan penyakit saluran
pernapasan yang disebut beriliosis. Debu logam tersebut dapat menyebabkan
nasoparingtis, bronchitis dan pneumonitis yang ditandai dengan gejala sedikit demam,
batuk kering dan sesak napas. Penyakit ini ditandai dengan gejala mudah lelah, berat
badan yang menurun dan sesak napas.
B. MEKANISME PENYAKIT PERNAFASAN

Manusia perlu bernapas untuk mengambil oksigen dan membuang karbon dioksida.
Oksigen diperlukan dalam proses pembentukan energi. Karbon dioksida yang
merupakan hasil dari pembakaran zat makanan perlu dikeluarkan karena dapat menjadi
racun bagi tubuh.
Pernapasan pada manusia memerlukan sejumlah organ pernapasan, yaitu hidung,
tenggorokan, dan paru-paru. Pertukaran gas-gas terjadi di paru-paru, tepatnya di
alveoli.
Paru-paru merupakan organ yang pasif, proses menghirup napas dan mengeluarkan
napas sesungguhnya dikontrol oleh gerakan otot antartulang dada (pernapasan dada)
dan pergerakan diafragma (pernapasan perut). Pernapasan dada dan pernapasan
perut hanyalah istilah saja, karena sesungguhnya keduanya berlangsung bersamaan.
Gangguan pada paru-paru, Penyebab utama yang membuat paru-paru tidak berfungsi
secara optimal adalah infeksi virus dan bakteri serta polusi udara. Polusi udara
disebabkan oleh asap pabrik, kendaraan, pembakaran, dan asap rokok. Penyakit pada
paru-paru misalnya asma, TBC, pneumonia, dan kanker paru-paru.
C. MEKANISME TERJADINYA GANGGUAN KESEHATAN AKIBAT POLUSI UDARA
SECARA UMUM
Berikut ini beberapa mekanisme biologis bagaimana polutan udara mencetuskan gejala
penyakit:
1. Timbulnya reaksi radang/inflamasi pada paru, misalnya akibat PM atau ozon.
2. Terbentuknya radikal bebas/stres oksidatif, misalnya PAH(polyaromatic
hydrocarbons).
3. Modifikasi ikatan kovalen terhadap protein penting intraselular seperti enzim-enzim
yang bekerja dalam tubuh.
4. Komponen biologis yang menginduksi inflamasi/peradangan dan gangguan system
imunitas tubuh, misalnya golongan glukan dan endotoksin.
5. Stimulasi sistem saraf otonom dan nosioreseptor yang mengatur kerja jantung dan
saluran napas.
6. Efek adjuvant (tidak secara langsung mengaktifkan sistem imun) terhadap sistem
imunitas tubuh, misalnya logam golongan transisi dan DEP/diesel exhaust particulate.
7. Efek procoagulant yang dapat menggangu sirkulasi darah dan memudahkan
penyebaran polutan ke seluruh tubuh, misalnya ultrafine PM.
8. Menurunkan sistem pertahanan tubuh normal (misal: dengan menekan fungsi
alveolar makrofag pada paru).

D. Sumber Polusi Udara


Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar
sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari
sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar
udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran.
Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-
pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam smog foto kimia adalah
sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.
1. Kegiatan manusia
• Transportasi
• Industri
• Pembangkit listrik
• Pembakaran (perapian, kompor, furnace, incinerator dengan berbagai jenis bahan
bakar)
• Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)

2. Sumber alami
• Gunung berapi
• Rawa-rawa
• Kebakaran hutan
• Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi
3. Sumber-sumber lain
• Transportasi amonia
• Kebocoran tangki klor
• Timbulan gas metana dari lahan uruk/tempat pembuangan akhir sampah
• Uap pelarut organic
4. Jenis-jenis pencemar
• Karbon monoksida
• Oksida nitrogen
• Oksida sulfur
• CFC
• Hidrokarbon
• Ozon
• Volatile Organic Compounds
• Partikulat
E. GAMBAR SALURAN PERNAFASAN DAN GANGGUANNYA

Pertukaran O2 dan CO2


System respirasi

Patofisiologi asma

BAB 4 PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari penjabaran sebelumnya dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan yaitu :
– pertama, fungsi utama dari adanya sistem pernafasan kita adalah untuk memberikan
darah gas oksigen yang nantinya disalurkan keseluruh tubuh.
– Kedua, ketika kita bernafas maka yang kita hirup adalah gas oksigen (lambang
kimianya O2 ) sedangkan gas yang dilepaskan diesbut gas karbondioksida dengan
lambang kimianya CO2.
– Sistem pernafasan manusia :
a. Nasal (Hidung)
b. Faring
c. Laring (pangkal tenggorokkan)
d. Trakea (tenggorokan)
e. Bronchus (cabang tenggorokkan)
f. Pulmo (alveolus)
– Frekuensi pernafasan
a. Usia
b. Jenis kelamin.
c. Suhu tubuh
d. Posisi tubuh
e. Aktivitas
– Sumber Polusi Udara
a. Kegiatan manusia
b. Sumber alami
c. Sumber-sumber lain

B. SARAN
Dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekeliruan sehingga sangat diharapkan
saran dan kritik untuk memperbaiki kembali makalah agar menjadi lebih baik.
C. RINGKASAN
Dalam kegiatan sehari-hari manusia selalu menghirup udara yang bercampur dengan
polusi, untuk membuat system imun kuat agar tidak mudah terserang penyakit maka
perlu mengkonsumsi makanan shat begizi dan menjaga kesehatan agar tidak terlalu
lelah, dalam bekerja dalam lingkungan yang disekitar udara yang kotor maka harus
menggunakan masker. Rajinlah cek kesehatan kedokter untuk memastikan tentang
penyakit yang dialami.

DAFTAR PUSTAKA
http://thewordiswhite.wordpress.com/2009/03/30/dampak-polusi-udara-terhadap-
kesehatan/
http://organisasi.org/proses-sistem-pernapasan-respirasi-pada-manusia-orang-belajar-
biologi-online
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|
id&u=http://medicalcenter.osu.edu/patientcare/healthcare_services/lung_diseases/about
/anatomy/
http://www.infopenyakit.com/2007/12/penyakit-tuberkulosis-tbc.html
http://d0w3r.blogspot.com/2009/04/patofisiologi-asma.html
http://www.g-excess.com/356/macam-macam-gangguan-pada-sistem-pernapasan-
manusia/
http://supeksa.wordpress.com/2010/10/26/kelainan-dan-gangguan-pada-sistem-
respirasi-manusia/
http://www.smallcrab.com/kesehatan/520-5-macam-penyakit-akibat-pencemaran-
partikel-debu-di-udara

Anda mungkin juga menyukai