Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS FUNGSIONAL TERAPI TRADISIONAL DAN TERAPI

KOMPLEMENTER ALTERNATIF DIERA


JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)

I Wayan Artana1)
1) Dosen S1 Keperawatan, STIKES Bina Usada Bali

Abstrak

Pelayanan dibidang kesehatan lebih baik dilakukan secara menyeluruh, karena manusia tidak dapat
dipandang secara bagian perbagian. Kesepuluh sistem organ bekerjanya secara fungsional dalam
mempertahankan tubuh agar tetap dalam keadaan seimbang. Penanganan penyakit secara
menyeluruh/komprehensif meliputi penanganan secara konvensional dan non konvensional. Tulisan
ini menggunakan metode analisis studi kepustakaan tentang peranan terapi non konvensional dalam
penanganan penyakit.Penanganan konvensional meliputi semua penanganan yang telah terbukti
secara ilmiah dan sudah dipergunakan oleh kalangan medis, sedangkan penanganan non
konvensional belum seluruhnya terbukti secara ilmiah tetapi sudah ada digunakan oleh kalangan
medis. Tujuan dari penulisan ini mengetahui peran yang bisa diambil oleh terapi non konvensional
dalam penanganan penyakit diera JKN. Penanganan non konvensional terdiri dari terapi tradisional
dan terapi komplementer alternative. Terapi ini ada beberapa yang sudah diperbolehkan digunakan
sebagai terapi tambahan atau terapi pelengkap pada penanganan pasien, asalkan tidak bertentaangan
dengaan terapi medis konvensional. Hal ini dibuktikan dengan telah diundangkannya peraturan
peraturan mengenai terapi tradisional dan komplementer alternative. Hasil tulisan ini dapat
dipergunakan oleh kalangan medis untuk penanganan penyakit yang menyeluruh sehingga pasien
menjadi lebih puas. Begitu juga dapat memberikan hasil yang baik kepada kendali mutu dan kendali
biaya pada program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan). Perlu
dilakukan penelitian dan pengembangan obat obatan tradisional dan obat komplementer alternatif
oleh institusi pendidikan STIKES Bina Usada dan institusi kesehatan lain. Memasukkan terapi
tradisional dan komplementer alternatif kedalam materi pengajaran kepada anak didik sehingga
mereka lebih mengenal manfaat dan keuntungan penanganan pasien secara komprehensif.

Kata Kunci: Analisis Fungsional, Terapi Tradisional, Terapi Komplementer Alternatif, BPJS.

Korespondensi: Klinik Sidhi Sai Abiansemal Badung, mobile 081338471009.


Email:wayan.artana@gmail.com

CARING, Volume 1 Nomor 1, Juni 2017 53


I Wayan Artana: Analisis Fungsional Terapi Tradisional Dan Terapi Komplementer Alternatif Diera
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

FUNCTIONAL ANALYSIS OF TRADITIONAL THERAPY AND THERAPY


COMPLEMENTARY ALTERNATIVE DIERA
NATIONAL HEALTH INSURANCE

Abstract

Service at better health area is done thoroughly, since man can't see quotient part ala. Tenth organ
system works it functionally deep keep that body evens state deep regular. Diseased handle
thoroughly/komprehensif covers handle conventionally and non conventional. This writing utilize
analisis studi's method bibliography about therapy role non conventional in diseased handle.
Handle conventionaling to cover all handle has already evident scientifically and be used by
medical circle, meanwhile handle non conventional was entirely evident scientifically but have
available utilized by medical circle. To the effect of inscriptive it knows role who can be taken by
therapy non conventional in diseased handle at JKN'S era. Handle non conventional consisting of
traditional therapy and alternative's complementary therapy. This therapy available many already
been let are utilized as therapy of affix or complement therapy on patient handle, provided that
don't bertentaangan dengaan be damped down by medical conventional. It proved by have
diundangkannya regulation hits to be damped down traditional and complementary alternative.
Usufruct this writing gets to be used by medical circle for comprehensive disease handle so patient
becomes more pleased. So can also give good result to conduct quality and conducts cost on
programs Social Security Promoter Body health (BPJS is health). Need to be done by research and
development obatan traditional and alternative complementary medicine by STIKES'S education
institution Builds Usada and other health institutions. Inserting traditional therapy and
complementary alternative into teaching material to protege so they more know benefit and patient
handle gain komprehensif's ala.

Keyword: Functional Analisis, Traditional Therapy, Alternative Complementary Therapy, BP

Pendahuluan
Kehidupan manusia dari segi kesehatan
dapat dilihat dari adanya perubahan dalam kesehatan, serta sikap dan perilaku dalam batas
pertumbuhan dan perkembangannya. batas tertentu secara rata rata.
Pertumbuhan membicarakan tentang terjadinya Tubuh manusia merupakan suatu
perubahan pada jumlah dan pembesaran dari kumpulan beberapa struktur yang tersusun
sel, jaringan, organ, dan sistem organ. secara rapi dari yang terkecil sampai terbentuk
Pertumbuhan hanya mengenai segi fisik saja, struktur terbesar yaitu seorang individu.
yang dapat dilihat dari keadaan antropometri Struktur struktur ini bersifat fungsional
tubuh manusia. Perkembangan tubuh manusia terhadap struktur yang lainnya. Struktur terkecil
mengenai hal yang lebih luas dan abstrak, dari individu adalah sebuah sel yang merupakan
seperti kemampuan dalam hal fungsinya, struktur unit terkecil dan mampu melaksanakan
intelektual (kognitif), ketrampilan (psikomotor), semua proses kehidupan. Individu merupakan
sikap dan perilaku (apektif), dan kesehatannya. organisme kompleks memiliki banyak sel
Pertumbuhan yang baik adanya pertambahan dengan spesialisasi struktural dan fungsional
dalam hal jumlah dan ukuran sampai batas yang berbeda. Kumpulan sel yang memiliki
waktu tertentu dari bagian bagian yang struktur dan fungsi yang sama membentuk
membentuk tubuh secara fisik. Perkembangan suatu struktur baru dinamakan jaringan.
meliputi kemampuan fungsional, intelektual, Selanjutnya jaringan jaringan bergabung
ketrampilan, membentuk organ (alat), dan organ organ

CARING, Volume 1 Nomor 1, Juni 2017 54


I Wayan Artana: Analisis Fungsional Terapi Tradisional Dan Terapi Komplementer Alternatif Diera
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

bersatu menjadi suatu strutur baru yaitu sistem


organ. Jadi seorang individu terdiri dari Terapi Non Konvensional
beberapa sistem organ (Silverthorn, DU, Merupakan terapi yang diberikan kepada
2015:3). Kelangsungan hidup individu bisa pasien dengan menggunakan obat obatan
terwujud apabila tubuh berada dalam keadaan tradisional atau komplementer alternatif. Terapi
sehat dan walafiat, yang berarti tubuh itu sehat ini sebagai terapi tambahan pada terapi
baik secara jasmani maupun rohani. Kesehatan konvensional. Ada beberapa terapi ini sudah
tubuh sekarang ini dipandang dari dua dimensi dipakai di Rumah sakit seperti akupuntur dan
yaitu sehat secara jasmani dan sehat secara hiperbarik. Sumber daya di bidang kesehatan
spiritual. WHO menyebutkan manusia yang merupakan segala bentuk dana, tenaga,
sehat tidak hanya sehat jasmani, sehat rohani, perbekalan kesehatan, sediaan farmasi dan alat
dan bebas dari kecacatan. Tubuh yang sehat dan kesehatan serta fasilitas pelayanan kesehatan
ideal meliputi sehat dari aspek fisik, mental, dan teknologi yang dimanfaatkan untuk
social, dan bebas dari penyakit dan kecacatan menyelenggarakan upaya kesehatan yang
(WHO dalam Artana, W, 2013). dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah,
Blum (1981) seperti yang dikutip dan/atau masyarakat. Kementerian Kesehatan
Wirawan, (2013) mengemukakan empat faktor RI telah menetapkan suatu langkah maju
yang berperanan didalam terjadinya penyakit sejalan dengan upaya reformasi birokrasi yaitu
atau yang mempengaruhi derajat kesehatan pembentukan Direktorat Bina Pelayanan
suatu masyarakat. Keempat faktor tersebut, Kesehatan Tradisional, Alternatif dan
antara lain: a) genetik, b) perilaku, c) Komplementer melalui Permenkes No. 1144
lingkungan, d) Pelayanan Kesehatan tahun 2010 tentang Struktur Organisasi dan
Masyarakat. Tata Kerja Kementerian Kesehatan RI. Upaya
Gambar 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi yang dilakukan oleh Direktorat Bina Pelayanan
Penyakit Kesehatan Tradisional, Alternatif dan
Komplementer adalah pengembangan integrasi
GENETIK
pelayanan kesehatan tradisional dan
komplementer alternative kedalam fasilitas
pelayanan kesehatan (Puskesmas), melalui
PENYAKIT PELAYANAN
PERILAKU peningkatan kemampuan tenaga kesehatan,
KESEHATAN
optimalisasi penapisan, dan pemberdayaan
masyarakat melalui asuhan mandiri di bidang
LINGKUNGAN
kesehatan tradisional. Peraturan Presiden
Sumber: Wirawan, 2013 Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kementerian
Kesehatan yang ditindaklanjuti dengan
Pada jaman reformasi ini pelayanan Permenkes Nomor 64 Tahun 2015 tentang
kesehatan menjadi fenomenal karena adanya Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
suatu produk peraturan yang mengatur tentang Kesehatan, telah ditetapkan bahwa Direktorat
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Undang Pelayanan Kesehatan Tradisional berada di
Undang ini sebagai implementasi pelaksanaan bawah Direktorat Jenderal Pelayanan
Undang Undang dasar 1945 (UUD 1945) Kesehatan.
tentang Kesejahteraan Sosial dan keadilan a. Terapi Tradisional
sosial. Kesejahteraan dan keadilan sosial Pengobatan tradisional merupakan
merupakan falsafah hidup Bangsa Indonesia pengobatan dan/atau perawatan dengan
yang tercantum pada Sila Kelima dari cara, obat dan pengobatnya yang mengacu
Pancasila. Artinya semua rakyat Indonesia kepada pengalaman, ketrampilan turun
harus mendapatkan keadilan sosial dan temurun, dan/atau pendidikan/pelatihan,
kesejahteraan sosial secara merata, termasuk dan diterapkan sesuai dengan norma yang
dibidang pelayanan kesehatan. berlaku dalam masyarakat. (Kepmenkes

CARING, Volume 1 Nomor 1, Juni 2017 55


I Wayan Artana: Analisis Fungsional Terapi Tradisional Dan Terapi Komplementer Alternatif Diera
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

1076/Menkes/SK/VII/2003). UU No. 36 2. Pelayanan Kesehatan Tradisional


Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 48 Komplementer;
menyatakan “Pelayanan kesehatan Pelayanan Kesehatan Tradisional
tradisional merupakan bagian dari Komplementer adalah penerapan
penyelenggaraan upaya kesehatan”. Untuk kesehatan tradisional yang memanfaatkan
kepentingan tersebut perlu peningkatan ilmu biomedis dan biokultural dalam
kualitas pelayanan kesehatan tradisional penjelasannya serta manfaat dan
oleh tenaga kesehatan baik di fasilitas keamanannya terbukti secara ilmiah.
kesehatan maupun praktek tenaga 3. Pelayanan Kesehatan Tradisional
kesehatan.Pelayanan kesehatan ini harus Integrasi.
dapat dipertanggungjawabkan keamanan Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi
dan manfaatnya serta tidak bertentangan adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan
dengan norma agama dan kebudayaan yang mengombinasikan pelayanan
masyarakat. Pelayanan ini menggunakan kesehatan konvensional dengan Pelayanan
obat tradisional yaitu bahan atau ramuan Kesehatan Tradisional Komplementer,
bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan baik bersifat sebagai pelengkap atau
hewan, bahan mineral, sediaan sarian pengganti.
(galenik), atau campuran dari bahan
tersebut yang secara turun temurun telah b. Terapi Komplementer Alternatif
digunakan untuk pengobatan, dan dapat Penyelenggaraan pengobatan
diterapkan sesuai dengan norma yang komplementer alternatif diatur dalam
berlaku di masyarakat. Permenkes no. 1109 tahun 2007 yang
Riset kesehatan Dasara menyatakan pengobatan komplementer
(Riskesdas) Tahun 2013 mendapatkan alternatif adalah pengobatan non
proporsi rumah tangga yang konvensional yang ditujukan untuk
memanfaatkan pelayanan kesehatan meningkatkan derajat kesehatan
tradisional sebesar 30,4 % dengan jenis masyarakat meliputi upaya promotif,
pelayanan yang paling banyak digunakan kuratif, preventif dan rehabilitative yang
adalah keterampilan tanpa alat sebesar diperoleh melalui pendidikan terstruktur
77,8% dan ramuan sebesar 49%. Kondisi dengan kualitas, keamanan dan efektivitas
ini menggambarkan bahwa pelayanan yang tinggi berlandaskan ilmu
kesehatan tradisional mempunyai potensi pengetahuan biomedik tetapi belum
yang cukup besar dan perlu mendapat diterima dalam kedokteran konvensional.
perhatian yang serius sebagai bagian dari Dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan
pembangunan kesehatan nasional. Jenis lain merupakan pelaksana utama untuk
pelayanan kesehatan tradisional (PP 103 pengobatan komplementer alternative
tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan secara sinergi dan atau terintegrasi di
Tradisional) meliputi: fasilitas pelayanan kesehatan. Mereka yang
1. Pelayanan Kesehatan Tradisional melakukan pengobatan komplementer
Empiris; alternatif, selain harus memiliki Surat
Merupakan penerapan pelayanan Bukti Registrasi Tenaga Pengobatan
kesehatan tradisional yang manfaat dan Komplementer-Alternatif (SBR-TPKA)
keamanannya terbukti secara empiris. yang dikeluarkan oleh dinas kesehatan
Pelayanan ini dapat menggunakan satu provinsi dan Surat Tugas Tenaga
cara perawatan atau kombinasi cara Pengobatan Komplementer-Alternatif (ST-
perawatan dalam satu sistem Pelayanan TPKA) yang dikeluarkan dinas kesehatan
Kesehatan Tradisional Empiris. kabupaten/kota juga harus memiliki surat
ijin praktik/surat ijin kerja sesuai peraturan
perundangan yang berlaku. Pelayanan

CARING, Volume 1 Nomor 1, Juni 2017 56


I Wayan Artana: Analisis Fungsional Terapi Tradisional Dan Terapi Komplementer Alternatif Diera
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

kesehatan komplementer alternatif oleh diagnose dan pengobatan meliputi: terapi


tenaga kesehatan merupakan salah satu ozon, hiperbarik. Beberapa pengobatan
alternative pengobatan yang dapat alternatif yang berkembang antara lain
berkontribusi meningkatkan derajat akupuntur, hipnotherapi, hiperbarik, terapi
kesehatan, dan dewasa ini makin banyak musik, ayur weda dan sebagainya.
diminati oleh masyarakat. Terapi ini sudah .hukumonline.com
diakui dan dapat dipakai sebagai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
pendamping terapi konvensional medis, Kesehatan (BPJS Kesehatan).
dan pelaksanaannya dapat dilakukan Mencegah penyakit lebih baik daripada
bersamaan dengan terapi medis (Moyad & mengobati. Hal itu sudah sering kita dengar
Hawks, 2009). Pemanfaatan terapi sehari hari. Pernyataan tersebut sangat perlu
alternative komplementer meningkat pesat dilaksanakan dalam bentuk tindakan agar benar
di seluruh pelosok dunia. Perkembangan benar terwujud karena akan memberikan
tersebut tercatat dengan baik di Afrika dan keuntungan yang baik bagi individu,
populasi secara global antara 20% sampai masyarakat, serta negara secara luas. Secara
dengan 80%. Hal yang menarik dari terapi filosofis apabila kita berhasil mencegah
alternative komplementer ini didasarkan terjadinya penyakit, maka tidak akan ada
pada asumsi dasar dan prinsip-prinsip penyakit yang menyentuh manusia, dan tidak
sistem organ yang beroperasi (Amira dan pernah manusia itu sakit. Hal ini tidaklah
Okubadejo, 2007). Terbukti bahwa mungkin didapatkan. Kita bisa menerima
pemanfaatan. terapi alternatif penyakit tersebut tapi tidaklah penyakit tersebut
komplementer mengalami peningkatan menjadi lebih berat dan lebih lama tinggal
secara global, dan pengakuan diberikan ditubuh kita.
oleh penyedia asuransi kesehatan di Makin banyak manusia sehat, secara
negara-negara maju (Eisenberg,et al., ekonomi meningkatkan taraf hidupnya karena
1998). Di Indonesia Keputusan Direktur biaya untuk berobat sudah tidak diperlukan atau
Jenderal Bina Pelayanan Medik, No. bila diperlukan jumlahnya hanya minimal saja.
HK.03.05/I/199/2010 tentang pedoman Kinerja individu makin baik, tempat kerja
kriteria penetepan metode pengobatan makin berkembang. dan pada akhirnya
komplementer–alternatif yang dapat kesejahteraan akan meningkat. Angka harapan
diintegrasikan di fasilitas pelayanan hidup juga menjadi lebih lama. Peningkatan
kesehatan. Jenis pelayanan pengobatan jumlah lansia ini tidaklah mengkawatirkan
Komplementer Alternatif berdasarkan karena lansia masih dapat berfungsi sesuai
Permenkes RI, Nomor: dengan kemampuan dan lansia yang ada tidak
1109/Menkes/Per/2007 adalah : berada dalam keadaan sakit. Para lansia akan
Sistem pelayanan pengobatan alternative tetap dalam keadaan “GAUL” (Gaya hidupnya
meliputi : Akupuntur, akupresur, tetap sehat, Aktifitas lansia tetap bermanfaat,
naturopati, homeopati, aromaterapi, Uangnya banyak/Keadaan ekonominya tetap
ayurveda . Intervensi tubuh dan pikiran terjamin, serta Lupa/penyakitnya sedikit)
(mind and body interventions) seperti: (Setiabudi,T dan Maruta,J.20141-27).
Hipnoterapi, meditasi, penyembuhan Pemerintah telah membuat kebijakan
spiritual, doa, dan yoga. Cara dalam hal pelayanan kesehatan menyeluruh
penyembuhan manual seperti: bagi rakyat Indonesia. Kebijakan ini
Chiropractice, healing touch, shiatsu, dilaksanakan dengan diundangkannya Undang-
osteopati, pijat urut. Pengobatan Undang Republik Indonesia nomor 40 tahun
farmakologi dan biologi seperti: Jamu, 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
herbal, dan gurah. Diet dan nutrisi untuk dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
pencegahan dan pengobatan seperti: diet Indonesia nomor 71 tahun 2013 tentang
makro dan mikro nutrient. Cara lain dalam Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan

CARING, Volume 1 Nomor 1, Juni 2017 57


I Wayan Artana: Analisis Fungsional Terapi Tradisional Dan Terapi Komplementer Alternatif Diera
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Nasional. Peraturan tersebut menyatakan tersebut, memperlambat bahkan menghambat


bahwa setiap orang berhak atas jaminan sosial proses penyakit, disamping juga mengobati
untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup keluhan serta gejala gejala yang ditimbulkan
yang layak dan meningkatkan martabatnya oleh penyakit (Pangkahila,W.2011). Menurut
menuju terwujudnya masyarakat Indonesia Bloom ada empat faktor yang mempengaruhi
yang sejahtera, adil dan makmur. Jaminan penyakit yaitu genetik atau keturunan, perilaku,
sosial merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan, dan lingkungan. Manusia
perlindungan sosial untuk menjamin seluruh yang sehat tidak hanya sehat jasmani, sehat
rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar rohani, dan bebas dari kecacatan. Tubuh yang
hidupnya yang layak. Sistem Jaminan Sosial sehat dan ideal meliputi sehat dari aspek fisik,
Nasional merupakan suatu tata cara mental, social, dan bebas dari penyakit dan
penyelenggaraan program jaminan sosial oleh kecacatan. Sehat secara mental, sosial, dan
beberapa badan penyelenggaraan jaminan spiritual merupakan perluasan definisi sehat,
sosial. Pelaksana dalam jaminan kesehatan ini dari yang sebelumnya hanya sehat fisik dan
diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara bebas dari kecacatan. Dalam rangka menjamin
Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya kendali mutu dan biaya dalam jaminan
disingkat BPJS Kesehatan, yaitu badan hukum pelayanan kesehatan ini penulis melihat adanya
yang dibentuk untuk menyelenggarakan hubungan yang erat antara apa yang dimaksud
program Jaminan Kesehatan. Setiap Peserta dengan sehat, faktor faktor yang mempengaruhi
berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang penyakit, serta harapan pemerintah supaya
mencakup pelayanan promotif, preventif, masyarakat mendapat pelayanan yang prima
kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan dengan biaya yang terjangkau. Untuk itu sudah
obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan sepatutnya para insan kesehatan melakukan
kebutuhan medis yang diperlukan. terobosan dalam rangka;a).pencegahan penyakit
Dalam rangka menjamin kendali mutu (preventif); b).pengobatan penyebab, proses,
dan biaya, Menteri berwenang melakukan: serta keluhan dan gejala penyakit
a. penilaian teknologi kesehatan (health (kuratif);c).mengembalikan kerusakan yang
technology assessment); terjadi yang ditimbulkan oleh penyakit
b. pertimbangan klinis (clinical advisory); (rehabilitative).
c. penghitungan standar tarif; Pencegahan penyakit dilakukan dengan
d. monitoring dan evaluasi penyelenggaraan mencegah penyebab penyakit masuk atau
pelayanan jaminan kesehatan. mengenai tubuh dan meningkatkan daya tahan
Penilaian teknologi kesehatan (health tubuh. Kuman kuman penyebab penyakit
technology assessment) sebagaimana dilakukan seperti virus, bakteri, spirocaheta, dan lainnya
dalam rangka pengembangan penggunaan yang berupa mahluk hidup dicegah dan
teknologi dalam penyelenggaraan jaminan dikendalikan perkembangbiakannya. Mencegah
kesehatan untuk peningkatan mutu dan efisiensi penyakit dari pengaruh fisik dan kimia
biaya serta penambahan manfaat jaminan dilakukan dengan menghindari atau melindungi
kesehatan. diri dari pengaruh tersebut, sedangkan
penyebab penyakit dari pergaulan sosial
Fungsi dan Kedudukan Terapi Tradisional dilakukan dengan menerima perubahan yang
dan Komplementer Alternatif terjadi tanpa ketergantungan dengan perubahan
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama tersebut. Kita mengikuti perubahan yang terjadi
(FKTP) seperti dokter praktek, dokter gigi tetapi jangan terseret dengan perubahan
praktek, Klinik Pratama, Puskesmas wajib tersebut, karena tidak semua perubahan dapat
melayani pasien dalam bidang promosi kita ikuti. Penggunaan terapi komplementer
kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan, alternatif pada pencegahan penyakit dapat
serta rehabilitasi. Pengobatan penyakit dilakukan dengan: a). Intervensi tubuh dan
diutamakan kepada penyebab dari penyakit pikiran (mind and body interventions) seperti:

CARING, Volume 1 Nomor 1, Juni 2017 58


I Wayan Artana: Analisis Fungsional Terapi Tradisional Dan Terapi Komplementer Alternatif Diera
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Hipnoterapi, meditasi, penyembuhan spiritual, “guna” yaitu sattvam, rajas, dan tamas dengan
doa dan yoga; b).Sistem pelayanan pengobatan kadar yang berbeda beda. Sattwam yang
alternative seperti: Akupuntur, akupresur, bersifat tenang, bersinar, selalu berdasarkan
naturopati, homeopati, aromaterapi, kasih sayang, tenang, bijaksana, tidak terburu
ayurveda;c).Cara penyembuhan manual seperti buru, kebenaran, dan kedamaian. Sifat rajas
pijat urut.d).Pengobatan farmakologi dan merupakan sifat yang didorong oleh semangat
biologi seperti Jamu, herbal, dan gurah;e).Diet dan kemauan besar untuk hasil, tujuannya yang
dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan : diinginkan agar tercapai segera. Tamas
diet makro dan mikro nutrient. mencerminkan sifat yang tidak perduli, egois,
Penggunaan terapi tersebut dapat cenderung jahat, malas, tidak bertanggung
dimungkinkan karena berpengaruh terhadap jawab. Secara umum ditekankan oleh agama,
pengendalian perasaan, sikap, dan emosi. sifat yang baik adalah sattwam, dalam situasi
Perasaan, sikap, dan emosi yang tenang tertentu sifat rajas dapat diterima dalam artian
membuat tubuh mengeluarkan hormon bersemangat untuk mencapai atau
ketenangan seperti endorfine, enkhafalin dan melaksanakan sesuatu agar hasilnya baik.
lainnya. Disamping itu juga hormon yang Makanan yang bersifat sattwan dapat mencegah
membuat kecemasan dan emosi yang meledak penyakit terutama yang disebabkaan oleh
ledak seperti adrenalin, nor adrenalin, dan perasaan, emosi, kecemasan, dan depresi
kortisol dihambat, sehingga tubuh berada dalam (Widnya,Ketut, 2009).
keadaan seimbang, sistem organ akan bekerja Penggunaan terapi tradisonal
dengan baik. Keseimbangan ini dapat komplementer integratif dan terapi
mencegah kerusakan sistem organ tubuh, komplementer alternatif dalam pengobatan
karena sistem organ bekerja secara gradual penyakit bisa diberikan pada penyakit yang
sesuai dengan kebutuhan tubuh (tidak terjadi disebabkan oleh kuman ataupun karena gaya
kesalahan pemakaian sistem organ). Seperti hidup yang salah. Diantara keduanya tersebut
yang dikatakan dr. Augusmant dari Jerman penggunaan pada penyakit karena gaya hidup
“tubuh itu rusak karena sering dipakai dan salah lebih diutamakan. Hal ini dimungkinkan karena
pemakaian (Wear and Tear theory”). pengobatan ini tidak selalu membutuhkan obat
Makanan dapat juga digunakan dalam obatan konvensional. Dengan mengatur jenis
pencegahan penyakit. Makanan jangan dilihat makanan dan pola makanan, pemasukan gizi
dari kandungan gizinya saja tetapi perhatikan atau zat yang berlebihan kedalam tubuh dapat
juga sifat sifat yang terkandung didalamnya. dikurangi. Penggunaan olah raga atau aktifitas
Agama Hindu berpandangan tubuh manusia tubuh juga diperlukan untuk mempercepat
selain menyerap sari makanan juga menyerap metabolisme zat gizi.
sifat sifat yang melekat pada makanan. Sari Sikap dan perilaku dalam kehidupan
makanan akan membentuk bagian fisik, sosial dimanajemen dengan baik untuk
sedangkan sifat makanan akan berperanan mencegah kerusakan struktur dan fungsi sistem
dalam membentuk ketiga sifat (Tri Guna) yang organ. Sebagai contoh penyakit tekanan darah
terdapat dalam individu. tinggi, kencing manis, perlemakan hati, serta
Tri Guna manusia yaitu tiga sifat penyakit lain yang tidak digolongkan kepada
manusia yang terdiri dari sattvam, rajas, dan penyakit tidak menular (PTM) atau penyakit
tamas. Makanan yang bersifat sattvam akan karena penuaan/aging/degenerative merupakan
membentuk sifat sattvam yang dominan pada penyakit dengan penyebab yang kompleks
tubuh dibandingkan dengan rajas, dan tamas. (Perki, 2015). Penyebabnya antara lain asupan
Makanan rajas menghasilkan sifat rajas yang makanan yang berlebihan/kurang,
lebih dominan, begitu juga makanan tamas. berlebihan/kurang melakukan aktifitas,
Svami Vivekananda mengatakan setiap jenis merokok, kolesterol yang tinggi, dan tidak
makanan baik dari daging, ikan, sayur mayur, kurang pentingnya adalah keadaan perasaan,
dan buah buahan dipengaruhi oleh tiga sifat sikap, dan emosi yang tidak stabil. Disinilah

CARING, Volume 1 Nomor 1, Juni 2017 59


I Wayan Artana: Analisis Fungsional Terapi Tradisional Dan Terapi Komplementer Alternatif Diera
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

peran terapi tradisional dan alternative Rumah Sakit. Beberapa terapi komplementer
diperlukan sebagai terapi pendamping atau alternatif yang sudah diterima oleh kalangan
tambahan pada terapi konvensional, sehingga medis adalah akupuntur dan hiperbarik.
penanganan yang komprehensif ini diharapkan
dapat mempercepat penyembuhan pasien. Pembahasan
Disamping itu menggunakan bahan lokal dan Kesehatan tubuh sekarang ini dipandang
budaya lokal yang sudah sering dilakukan oleh dari dua dimensi yaitu sehat secara jasmani dan
pasien dapat menekan biaya pengobatan denga sehat secara spiritual. WHO menyebutkan
kualitas pelayanan yang lebih baik. Ditahun manusia yang sehat tidak hanya sehat jasmani,
tahun mendatang tidak menutup kemungkinan sehat rohani, dan bebas dari kecacatan. Tubuh
terapi komplementer alternative dan terapi yang sehat dan ideal meliputi sehat dari aspek
tradisional dapat berdiri sendiri terlepas dari fisik, mental, social, dan bebas dari penyakit
terapi konvensional, setrgantng dari penyebab dan kecacatan. Bebas dari penyakit fisik saja
penyakitnya. belum tentu disebut sehat bila kejiwaan atau
emosi pasien masih mengalami gangguan.
Metode Untuk mendapat sehat secara menyeluruh tidak
Penelitian ini menggunakan metode studi cukup hanya menggunakan pengobatan
kepustakaan. Pada penelitian ini semua data konvensional saja. Disini pengobatan
menggunakan data sekunder yang berasal dari tradisional dan komplementer alternatif sangat
kepustakaan yang ditelaah, untuk melihat berperan. Untuk terapi keadaan emosi
fungsi dan kedudukan dari terapi non- diperlukan terapi non konvensional yang
konvensional di era Jaminan Pelayanan mempengaruhi pikiran dan tubuh pasien seperti
Kesehatan Nasional. terapi musik, meditasi dan sebagainya.
Pengobatan pada kelainan sistem organ
Hasil muskuloskletal disamping penggunaan obat
Pada masa ini pengobatan non obatan penghilang rasa sakit, perlu dilakukan
konvensional berkembang dengan pesatnya. terapi tambahan non konvensional berupa
Banyak masyarakat mencari pengobatan manipulatif tubuh. Begitu juga pada penyakit
alternatif untuk memberikan kepuasan bathin. lainnya. Terapi non konvensional ini bukan
Apalagi penyakit yang sudah dikatakan cukup bermaksud menggantikan terapi konvensional
berat dan keberhasilan kesembuhannya tetapi sebagai pelengkap, dan berjalan
minimal. Pasien dan atau keluarganya akan berdampingan dengan terapi konvensional. Ini
berusaha mencari pengobatan tambahan baik dimungkinkan selama tidak ada pertentangan
kedukun, paranormal, atau pengobatan dalam kerja obat obatan antar keduanya.
alternatif lainnya. Pemerintah memberikan Pemerintah disamping melalui peraturan untuk
ruang untuk berkembangnya pengobatan non mendukung penggunaan pengobtan non
kompensional seperti pengobtan tradisional dan konvensional juga memberikan dukungan
pengobatan komplementer alternatif. Peraturan secara tidak langsung. Hal ini dapat kita lihat
dari pemerintah telah dikeluarkan berarti dari ditekankannya kendali mutu dan kendali
perkembangan pengobatan secara legal sudah biaya kepada Fasilitas Pelayanan Kesehatan
diakui, tetapi memang kalangan medis tidak yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
seluruhnya bisa merima jenis pengobatan Kendali mutu dan kendali biaya ini dapat
tersebut. Sikap kalangan medis dapat kita diartikan sebagai salah satu cara pemerintah
pahami karena kalangan medis bekerja memberikan kepuasan kepada masyarakat
berdasarkan ilmu kedokteran barat yang dalam bidang kesehatan. Biaya yang dapat
menekankan metode ilmiah dan empiris. ditekan dengan kualitas yang baik sangat
Pengobatan non konvensional sedang menuju diharapkan. Disinilah pengobatan non
penggunaannya secara ilmiah dan empiris, konvensional dapat berperan serta dalam era
sehingga belum seluruhnya bisa dipakai di pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional, karena

CARING, Volume 1 Nomor 1, Juni 2017 60


I Wayan Artana: Analisis Fungsional Terapi Tradisional Dan Terapi Komplementer Alternatif Diera
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

tidak semua orang yang sakit memerlukan Kepmenkes 1076/Menkes/SK/VII/2003.


terapi konvensional medis. Adakalany mereka “tentang Pengobatan Tradisional”
sakit karena faktor non fisik. Moyad M dan Hawks JH, (2009):
Simpulan dan saran Complementary Alternative Therapies,
Terapi konvensional sudah terbukti dalam Black JM dan Hawks JH.
secara empiris digunakan dalam penanganan Medical-Surgical Nursing: Clinical
pasien dan sudah digunakan oleh kalangan Management for positive Outcome (8 th
medis. Saat ini terapi tradisional dan Edition). Elvier Saunders.
komplementer alternatif digunakan sebagai Pangkahila, Wimpie. (2013). Anti Aging
pelengkap mendampingi terapi konvensional Medicine Memperlambat Penuaan
sehingga penanganan pasien menjadi Meningkatkan Kualitas Hidup. Jakarta:
komprehensif. Terapi non konvensional sudah Penerbit Buku Kompas.
diakui oleh pemerintah bahkan sudah Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler
digunakan secara luas dimasyarakat dari dulu Indonesia (Perki), (2015). Tatalaksana
karena merupakan suatu budaya masyarakat Hipertensi Pada Penyakit
tersebut. Kardiovaskuler.Jakarata:Perki.
Kendali mutu dan kendali biaya dalam Permenkes No. 1144, tahun (2010) “Struktur
pelayanan kesehatan oleh BPJS Kesehatan akan Organisasi dan Tata Kerja
tercapai karena biaya berhasil digunakan secara Kementerian Kesehatan RI”jo
optimal dengan kualitas maksimal. Permenkes N0. 64,tahun 2015”
Perlu dilakukan penelitian dan pengembangan Organisasi dan Tata Kerja
obat obatan tradisional dan obat komplementer Kementerian Kesehatan.
alternatif yang berbasis tanaman, bianatang, Permenkes No. 1109 tahun (2007)”tentang
budaya dan kebiasaan masyarakat oleh institusi Terapi Komplementer Alternatif.”
pendidikan STIKES Bina Usada dan lainnya. Peraturan Pemerintah No. 103 tahun 2014
Memasukkan terapi tradisional dan “tentang Pelayanan Kesehatan
komplementer alternatif didalam pengajaran Tradisional.
kepada anak didik, sehingga mereka lebih Kementrian Kesehatan RI, (2013): Riset
mengenal manfaat dan keuntungan penanganan Kesehatan Dasar. Jakarta: Kemenkes
pasien secara komprehensif. Setiabudi, T dan Maruta,J. 2014. Pensiun Gaul
7 langkah jitu mempersiapkan
Daftar Pustaka PHK,VRP atau pension. Jakarta: PT
Amira OC, Okubadejo NU. (2007). Frequency Gramedia Pustaka Utama.
of Complementary and Alternative Silverthorn, Dee Unglaub. (2015). Fisiologi
Medicine Utilization in Hypertensive Manusia Sebuah Pendekatan
Patient Attending an Urban Tertiary Terintegrasi (PenyelarasTerj.Herman
Care Centre in Nigeria: BMC Octavius).Jakarta: Penerbit Buku
Complementary and Alternative Kedokteran EGC.
Medicine, UU No 36 tahun (2009) “tentang Kesehatan
Artana, W, (2013). Pemberian Tepung Kedelai Widnya,Ketut, (2009). Pengaruh Makanan
Secara Oral Meningkatkan Kadar Hormon Terhadap Pikiran. Jakarta: Yayasan
Estradiol Tikus Putih galur Wistar yang Dharma Sarathi.
Diovariektomi (Tesis). Denpasar: Wirawan, DN, (2013). Handout Epidemiologi
Program Pascasarjana Universitas Dasar. Denpasar: Program Magister
Udayana. Ilmu Kesehatan Masyarakat (MIKM)
Eisenberg DM, et al., (1998). Trends in Pascasarjana, Univ. Udayana.
Alternative MedicineUse in The United States,
1990–1997: Result of aFollow up
National Survey. JAMA,

CARING, Volume 1 Nomor 1, Juni 2017 61

Anda mungkin juga menyukai