I Wayan Artana1)
1) Dosen S1 Keperawatan, STIKES Bina Usada Bali
Abstrak
Pelayanan dibidang kesehatan lebih baik dilakukan secara menyeluruh, karena manusia tidak dapat
dipandang secara bagian perbagian. Kesepuluh sistem organ bekerjanya secara fungsional dalam
mempertahankan tubuh agar tetap dalam keadaan seimbang. Penanganan penyakit secara
menyeluruh/komprehensif meliputi penanganan secara konvensional dan non konvensional. Tulisan
ini menggunakan metode analisis studi kepustakaan tentang peranan terapi non konvensional dalam
penanganan penyakit.Penanganan konvensional meliputi semua penanganan yang telah terbukti
secara ilmiah dan sudah dipergunakan oleh kalangan medis, sedangkan penanganan non
konvensional belum seluruhnya terbukti secara ilmiah tetapi sudah ada digunakan oleh kalangan
medis. Tujuan dari penulisan ini mengetahui peran yang bisa diambil oleh terapi non konvensional
dalam penanganan penyakit diera JKN. Penanganan non konvensional terdiri dari terapi tradisional
dan terapi komplementer alternative. Terapi ini ada beberapa yang sudah diperbolehkan digunakan
sebagai terapi tambahan atau terapi pelengkap pada penanganan pasien, asalkan tidak bertentaangan
dengaan terapi medis konvensional. Hal ini dibuktikan dengan telah diundangkannya peraturan
peraturan mengenai terapi tradisional dan komplementer alternative. Hasil tulisan ini dapat
dipergunakan oleh kalangan medis untuk penanganan penyakit yang menyeluruh sehingga pasien
menjadi lebih puas. Begitu juga dapat memberikan hasil yang baik kepada kendali mutu dan kendali
biaya pada program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan). Perlu
dilakukan penelitian dan pengembangan obat obatan tradisional dan obat komplementer alternatif
oleh institusi pendidikan STIKES Bina Usada dan institusi kesehatan lain. Memasukkan terapi
tradisional dan komplementer alternatif kedalam materi pengajaran kepada anak didik sehingga
mereka lebih mengenal manfaat dan keuntungan penanganan pasien secara komprehensif.
Kata Kunci: Analisis Fungsional, Terapi Tradisional, Terapi Komplementer Alternatif, BPJS.
Abstract
Service at better health area is done thoroughly, since man can't see quotient part ala. Tenth organ
system works it functionally deep keep that body evens state deep regular. Diseased handle
thoroughly/komprehensif covers handle conventionally and non conventional. This writing utilize
analisis studi's method bibliography about therapy role non conventional in diseased handle.
Handle conventionaling to cover all handle has already evident scientifically and be used by
medical circle, meanwhile handle non conventional was entirely evident scientifically but have
available utilized by medical circle. To the effect of inscriptive it knows role who can be taken by
therapy non conventional in diseased handle at JKN'S era. Handle non conventional consisting of
traditional therapy and alternative's complementary therapy. This therapy available many already
been let are utilized as therapy of affix or complement therapy on patient handle, provided that
don't bertentaangan dengaan be damped down by medical conventional. It proved by have
diundangkannya regulation hits to be damped down traditional and complementary alternative.
Usufruct this writing gets to be used by medical circle for comprehensive disease handle so patient
becomes more pleased. So can also give good result to conduct quality and conducts cost on
programs Social Security Promoter Body health (BPJS is health). Need to be done by research and
development obatan traditional and alternative complementary medicine by STIKES'S education
institution Builds Usada and other health institutions. Inserting traditional therapy and
complementary alternative into teaching material to protege so they more know benefit and patient
handle gain komprehensif's ala.
Pendahuluan
Kehidupan manusia dari segi kesehatan
dapat dilihat dari adanya perubahan dalam kesehatan, serta sikap dan perilaku dalam batas
pertumbuhan dan perkembangannya. batas tertentu secara rata rata.
Pertumbuhan membicarakan tentang terjadinya Tubuh manusia merupakan suatu
perubahan pada jumlah dan pembesaran dari kumpulan beberapa struktur yang tersusun
sel, jaringan, organ, dan sistem organ. secara rapi dari yang terkecil sampai terbentuk
Pertumbuhan hanya mengenai segi fisik saja, struktur terbesar yaitu seorang individu.
yang dapat dilihat dari keadaan antropometri Struktur struktur ini bersifat fungsional
tubuh manusia. Perkembangan tubuh manusia terhadap struktur yang lainnya. Struktur terkecil
mengenai hal yang lebih luas dan abstrak, dari individu adalah sebuah sel yang merupakan
seperti kemampuan dalam hal fungsinya, struktur unit terkecil dan mampu melaksanakan
intelektual (kognitif), ketrampilan (psikomotor), semua proses kehidupan. Individu merupakan
sikap dan perilaku (apektif), dan kesehatannya. organisme kompleks memiliki banyak sel
Pertumbuhan yang baik adanya pertambahan dengan spesialisasi struktural dan fungsional
dalam hal jumlah dan ukuran sampai batas yang berbeda. Kumpulan sel yang memiliki
waktu tertentu dari bagian bagian yang struktur dan fungsi yang sama membentuk
membentuk tubuh secara fisik. Perkembangan suatu struktur baru dinamakan jaringan.
meliputi kemampuan fungsional, intelektual, Selanjutnya jaringan jaringan bergabung
ketrampilan, membentuk organ (alat), dan organ organ
Hipnoterapi, meditasi, penyembuhan spiritual, “guna” yaitu sattvam, rajas, dan tamas dengan
doa dan yoga; b).Sistem pelayanan pengobatan kadar yang berbeda beda. Sattwam yang
alternative seperti: Akupuntur, akupresur, bersifat tenang, bersinar, selalu berdasarkan
naturopati, homeopati, aromaterapi, kasih sayang, tenang, bijaksana, tidak terburu
ayurveda;c).Cara penyembuhan manual seperti buru, kebenaran, dan kedamaian. Sifat rajas
pijat urut.d).Pengobatan farmakologi dan merupakan sifat yang didorong oleh semangat
biologi seperti Jamu, herbal, dan gurah;e).Diet dan kemauan besar untuk hasil, tujuannya yang
dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan : diinginkan agar tercapai segera. Tamas
diet makro dan mikro nutrient. mencerminkan sifat yang tidak perduli, egois,
Penggunaan terapi tersebut dapat cenderung jahat, malas, tidak bertanggung
dimungkinkan karena berpengaruh terhadap jawab. Secara umum ditekankan oleh agama,
pengendalian perasaan, sikap, dan emosi. sifat yang baik adalah sattwam, dalam situasi
Perasaan, sikap, dan emosi yang tenang tertentu sifat rajas dapat diterima dalam artian
membuat tubuh mengeluarkan hormon bersemangat untuk mencapai atau
ketenangan seperti endorfine, enkhafalin dan melaksanakan sesuatu agar hasilnya baik.
lainnya. Disamping itu juga hormon yang Makanan yang bersifat sattwan dapat mencegah
membuat kecemasan dan emosi yang meledak penyakit terutama yang disebabkaan oleh
ledak seperti adrenalin, nor adrenalin, dan perasaan, emosi, kecemasan, dan depresi
kortisol dihambat, sehingga tubuh berada dalam (Widnya,Ketut, 2009).
keadaan seimbang, sistem organ akan bekerja Penggunaan terapi tradisonal
dengan baik. Keseimbangan ini dapat komplementer integratif dan terapi
mencegah kerusakan sistem organ tubuh, komplementer alternatif dalam pengobatan
karena sistem organ bekerja secara gradual penyakit bisa diberikan pada penyakit yang
sesuai dengan kebutuhan tubuh (tidak terjadi disebabkan oleh kuman ataupun karena gaya
kesalahan pemakaian sistem organ). Seperti hidup yang salah. Diantara keduanya tersebut
yang dikatakan dr. Augusmant dari Jerman penggunaan pada penyakit karena gaya hidup
“tubuh itu rusak karena sering dipakai dan salah lebih diutamakan. Hal ini dimungkinkan karena
pemakaian (Wear and Tear theory”). pengobatan ini tidak selalu membutuhkan obat
Makanan dapat juga digunakan dalam obatan konvensional. Dengan mengatur jenis
pencegahan penyakit. Makanan jangan dilihat makanan dan pola makanan, pemasukan gizi
dari kandungan gizinya saja tetapi perhatikan atau zat yang berlebihan kedalam tubuh dapat
juga sifat sifat yang terkandung didalamnya. dikurangi. Penggunaan olah raga atau aktifitas
Agama Hindu berpandangan tubuh manusia tubuh juga diperlukan untuk mempercepat
selain menyerap sari makanan juga menyerap metabolisme zat gizi.
sifat sifat yang melekat pada makanan. Sari Sikap dan perilaku dalam kehidupan
makanan akan membentuk bagian fisik, sosial dimanajemen dengan baik untuk
sedangkan sifat makanan akan berperanan mencegah kerusakan struktur dan fungsi sistem
dalam membentuk ketiga sifat (Tri Guna) yang organ. Sebagai contoh penyakit tekanan darah
terdapat dalam individu. tinggi, kencing manis, perlemakan hati, serta
Tri Guna manusia yaitu tiga sifat penyakit lain yang tidak digolongkan kepada
manusia yang terdiri dari sattvam, rajas, dan penyakit tidak menular (PTM) atau penyakit
tamas. Makanan yang bersifat sattvam akan karena penuaan/aging/degenerative merupakan
membentuk sifat sattvam yang dominan pada penyakit dengan penyebab yang kompleks
tubuh dibandingkan dengan rajas, dan tamas. (Perki, 2015). Penyebabnya antara lain asupan
Makanan rajas menghasilkan sifat rajas yang makanan yang berlebihan/kurang,
lebih dominan, begitu juga makanan tamas. berlebihan/kurang melakukan aktifitas,
Svami Vivekananda mengatakan setiap jenis merokok, kolesterol yang tinggi, dan tidak
makanan baik dari daging, ikan, sayur mayur, kurang pentingnya adalah keadaan perasaan,
dan buah buahan dipengaruhi oleh tiga sifat sikap, dan emosi yang tidak stabil. Disinilah
peran terapi tradisional dan alternative Rumah Sakit. Beberapa terapi komplementer
diperlukan sebagai terapi pendamping atau alternatif yang sudah diterima oleh kalangan
tambahan pada terapi konvensional, sehingga medis adalah akupuntur dan hiperbarik.
penanganan yang komprehensif ini diharapkan
dapat mempercepat penyembuhan pasien. Pembahasan
Disamping itu menggunakan bahan lokal dan Kesehatan tubuh sekarang ini dipandang
budaya lokal yang sudah sering dilakukan oleh dari dua dimensi yaitu sehat secara jasmani dan
pasien dapat menekan biaya pengobatan denga sehat secara spiritual. WHO menyebutkan
kualitas pelayanan yang lebih baik. Ditahun manusia yang sehat tidak hanya sehat jasmani,
tahun mendatang tidak menutup kemungkinan sehat rohani, dan bebas dari kecacatan. Tubuh
terapi komplementer alternative dan terapi yang sehat dan ideal meliputi sehat dari aspek
tradisional dapat berdiri sendiri terlepas dari fisik, mental, social, dan bebas dari penyakit
terapi konvensional, setrgantng dari penyebab dan kecacatan. Bebas dari penyakit fisik saja
penyakitnya. belum tentu disebut sehat bila kejiwaan atau
emosi pasien masih mengalami gangguan.
Metode Untuk mendapat sehat secara menyeluruh tidak
Penelitian ini menggunakan metode studi cukup hanya menggunakan pengobatan
kepustakaan. Pada penelitian ini semua data konvensional saja. Disini pengobatan
menggunakan data sekunder yang berasal dari tradisional dan komplementer alternatif sangat
kepustakaan yang ditelaah, untuk melihat berperan. Untuk terapi keadaan emosi
fungsi dan kedudukan dari terapi non- diperlukan terapi non konvensional yang
konvensional di era Jaminan Pelayanan mempengaruhi pikiran dan tubuh pasien seperti
Kesehatan Nasional. terapi musik, meditasi dan sebagainya.
Pengobatan pada kelainan sistem organ
Hasil muskuloskletal disamping penggunaan obat
Pada masa ini pengobatan non obatan penghilang rasa sakit, perlu dilakukan
konvensional berkembang dengan pesatnya. terapi tambahan non konvensional berupa
Banyak masyarakat mencari pengobatan manipulatif tubuh. Begitu juga pada penyakit
alternatif untuk memberikan kepuasan bathin. lainnya. Terapi non konvensional ini bukan
Apalagi penyakit yang sudah dikatakan cukup bermaksud menggantikan terapi konvensional
berat dan keberhasilan kesembuhannya tetapi sebagai pelengkap, dan berjalan
minimal. Pasien dan atau keluarganya akan berdampingan dengan terapi konvensional. Ini
berusaha mencari pengobatan tambahan baik dimungkinkan selama tidak ada pertentangan
kedukun, paranormal, atau pengobatan dalam kerja obat obatan antar keduanya.
alternatif lainnya. Pemerintah memberikan Pemerintah disamping melalui peraturan untuk
ruang untuk berkembangnya pengobatan non mendukung penggunaan pengobtan non
kompensional seperti pengobtan tradisional dan konvensional juga memberikan dukungan
pengobatan komplementer alternatif. Peraturan secara tidak langsung. Hal ini dapat kita lihat
dari pemerintah telah dikeluarkan berarti dari ditekankannya kendali mutu dan kendali
perkembangan pengobatan secara legal sudah biaya kepada Fasilitas Pelayanan Kesehatan
diakui, tetapi memang kalangan medis tidak yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
seluruhnya bisa merima jenis pengobatan Kendali mutu dan kendali biaya ini dapat
tersebut. Sikap kalangan medis dapat kita diartikan sebagai salah satu cara pemerintah
pahami karena kalangan medis bekerja memberikan kepuasan kepada masyarakat
berdasarkan ilmu kedokteran barat yang dalam bidang kesehatan. Biaya yang dapat
menekankan metode ilmiah dan empiris. ditekan dengan kualitas yang baik sangat
Pengobatan non konvensional sedang menuju diharapkan. Disinilah pengobatan non
penggunaannya secara ilmiah dan empiris, konvensional dapat berperan serta dalam era
sehingga belum seluruhnya bisa dipakai di pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional, karena