Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PEMBAHASAN

A. Jenis-Jenis Skala Pengukuran

Skala merupakan perbandingan antar kategori dimana masing-masing ketegori

diberi bobot nilai yang berbeda. Sedangkan Pengukuran merupakan cabang ilmu

statistika terapan yang bertujuan untuk membangun dasar- dasar pengembangan tes

yang lebih baik sehingga dapat menghasilkan tes yang berfungsi secara optimal, valid

dan reliabel. Menurut Reynolds mendefinisikan pengukuran sebagai sekumpulan

aturan untuk menetapkan suatu bilangan yang mewakili objek, sifat atau karakteristik,

atribut atau tingkah laku. Menurut Azwar mendefinisikan pengukuran sebagai suatu

prosedur pemberian angka (kuantifikasi) terhadap atribut atau variabel sepanjang

garis kontinum. Dengan demikian secara sederhana pengukuran dapat dikatakan

sebagai suatu prosedur membandingkan antara atribut yang hendak diukur dengan

alat ukurnya.

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan

untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga

alat ukur tersebut bila digunakan dalam penelitian akan menghasilkan data kuantitatif.

Sebagai contoh, misalnya timbangan emas sebagi instrumen untuk mengukur berat

emas, disebut dengan skala miligram (mg) dan akan menghasilkan data kuantitatif
berat emas dalam satuan mg bila digunakan untuk mengukur; meteran dibuat untuk

mengukur panjang dibuat dengan skala mm, dan akan menghasilkan data kuantitatif

panjang dengan satuan mm.

Adapun jenis-jenis skala pengukuran, yaitu:

1. Skala Nominal

Skala nominal adalah skala yang paling sederhana disusun menurut jenis

(kategorinya) atau fungsi bilangan hanya sebagai simbol untuk membedakan sebuah

karakteristk dengan karakteristik lainnya. Skala nominal memberikan suatu sistem

kualitatif untuk mengkategorikan orang atau objek ke dalam kategori, kelas atau

klasifikasi.

Contoh: jenis kelamin merupakan contoh skala nominal yang menandai

seseorang, yakni laki-laki atau perempuan.

Adapun ciri-ciri dari skala nominal, yaitu:

a) Kategori data bersifat mutually exclusive (saling memisah).

b) Kategori data tidak mempunyai aturan yang logis dan hasil perhitungan tidak

ditemui bilangan pecahan, angka yang tertera hanya lebel semata. Tidak mempunyai

ukuran baru, dan tidak mempunyai nol mutlak.

Contoh : Jenis Kulit : 1) Hitam, 2) Putih, 3) Kuning.


Angka 1,2,3 hanya sebagai label saja.

2. Skala Ordinal

Skala Ordinal adalah angka yang diberikan dimana angka-angka tersebut

mengandung pengertian tingkatan. Skala nominal digunakan untuk mengurutkan

objek dari yang terendah ke tertinggi atau sebaliknya. Skala ini tidak memberikan

nilai absolute terhadap objek, tetapi hanya memberikan urutan (rangking) saja.[3]

Adapun ciri-ciri dari skala ordinal, yaitu:

a) Kategori data saling memisah.

b) Kategori data memiliki aturan yang logis.

c) Kategori data ditentukan skala berdasarkan jumlah karakteristik khusus yang

dimilikinya.

Contoh: urutan siswa di dalam kelas berdasarkan tinggi badan, mulai dari

paling tinggi hinge rendah, siswa dengan badan tertinggi diberi urutan ke- 1,

kemudian di bawahnya diberi urutan ke- 2 dan seterusnya.

3. Skala Interval

Skala Interval dapat memberikan informasi yang lebih dibandingkan dengan

skala nominal dan skala ordinal. Skala interval mempunyai karakteristik seperti yang

dimiliki oleh skala nominal dan ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu
berupa adanya interval yang tetap. Dengan demikian peneliti dapat melihat besarnya

perbedaan karaktersitik antara satu individu atau obyek dengan lainnya. Skala

pengukuran interval benar-benar merupakan angka. Angka-angka yang dapat

dipergunakan dalam operasi aritmatika, misalnya dijumlahkan atau dikalikan. Untuk

melakukan analisa, skala pengukuran ini menggunakan statistic parametric.

Contoh: Jawaban pertanyaan menyangkut frekuensi dalam pertanyaan.

Misalnya: Berapa kali Anda melakukan kunjungan ke Jakarta dalam satu bulan?

Jawaban: 1 kali, 3 kali, dan 5 kali. Maka angka-angka 1, 3, dan 5 merupakan angka

sebenarnya dengan menggunakan interval 2.

4. Skala Rasio

Skala Rasio pada dasarnya, memiliki sifat seperti skala interval, tetapi skala

ini memiliki nol mutlak yang dapat menunjukkan ketiadaan karakteristik yang diukur.

Panjang, kecepatan dan berat merupakan contoh skala rasio. Melalui skala ini kita

dapat menginterpretasikan perbandingan antar skor.

Contoh: a) tinggi pohon 20 m adalah dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan

pohon yang tingginya 10 m, kendaraan yang melaju dengan kecepatan 60 km/jam

adalah dua kali lebih cepat dibanding kendaraan dengan kecepatan 30 km/ jam.

b) Berat Sari 35 Kg sedang berat Maya 70 Kg. Maka berat Sari dibanding dengan

berat Maya sama dengan 1 dibanding 2.


B. Penyusunan Instrumen Penelitian

Dalam penelitian bidang pendidikan, teknik pengumpulan data yang lazim

adalah menggunakan intrumen. Dalam menjalankan penelitian data merupakan tujuan

utama yang hendak dikumpulkan dengan menggunakan instrument. Instrumen

penelitian adalah nafas dari penelitian. Menurut Arikunto, instrumen penelitian adalah

sesuatu yang penting dan strategis kedudukannya dalam pelaksanaan penelitian.

Keadaan-keadaan telah mendorong upaya-upaya pakar untuk membuat

prosudur dan alata yang dapat digunakan guna mengungkap kenyataan-kenyataan

(data) yang dapat diajdikan dasar dalam menyelesaikan berbagai masalah. Untuk itu

instrument penelitian menempeti kedudukan penting dalam sebuah penelitian, hal ini

tidak lain karean keberhasilah sebuah penelitian dipengaruhi pula oleh instrument

yang dipergunakan.

Menurut Nana Sudjana, dalam penyusunan instrument penelitian ada beberapa

hal yang harus diperhatikan:

1. Masalah dan variable yang diteliti termasuk indikator variable harus jelas

sehingga dapat dengan mudah menetapkan jenis istrumrn yang digunakan.


2. Sumber data/ informasi, baik jumlah maupun keragamannya harus diketahui

terlebih dahulu, sebagai bahan dasar dalam menentukan isi, bahasa, sistimatika item

dalam instrument penelitian.

3. Keterandalan dalam instrument itu sendiri sebagai alat pengumpulan data,

objekvitas, dan lain-lain.

4. Jenis data yang diharapkan dari pengguna instrumen harus jelas. Sehingga

peneliti dapat menetukan gaya analisis dan pemecahan masalah penelitian.

5. Mudah dan praktis digunakan akan tetapi dapat menghasilkan data yang

diperlukan.

Adapun jenis penyusunan instrumen penelitian, yaitu:

1. Tes

Yaitu suatu alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan

jawaban-jawaban, baik secara tertulis maupun lisan. Sehingga dapat mengetahui

kemampuan individu yang bersangkutan.

2. Kuesioner

Instrument penelitian dalam bentuk pertanyaan yang biasanya dimaksudkan

untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan pendapat, aspirasi, prespsi,

keinginan, keyakinan, dll secara tertulis. Dan apabila dilakuakan dengan


menggunakan lisan maka disebut wawancara. Untuk lebik baiknya ini digabungkan,

antara liasan dan tilisan untuk memperkuat data.

3. Interview atau wawancara

Interview yang sering disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan, adalah

sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari

terwawancara. Interview digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang.

Misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua,

pendidikan, perhatian maupun sikap terhadap sesuatu.

4. Observasi

Observasi sebagai suatu aktivitas yang sempit, yakni memperhatikan sesuatu

dengan menggunakan mata. Didalam pengertian psikologi, observasi atau yang

disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap

sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Apa yang dikatakan ini

sebenarnya adalah pengamatan langsung. Didalam artian penelitian observasi dapat

dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara.

5. Skala Bertingkat atau Rating Scale

Skala bertingkat adalah suatu ukuran subjektif yang dibuat berskala.

Walaupun bertingkat ini menghasilkan data yang kasar, tetapi cukup memberikan

informasi tertentu berupa program atau orang. Instrumen ini dapat dengan mudah
memberikan gambaran penampilan, terutama penampilan didalam orang menjalankan

tugas, yang menunjukan frekuensi munculnya sifat-sifat.

6. Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen yang artinya barang-barang tertulis.

Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda

tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat,

catatan harian, dan sebagainya.


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Jenis-jenis skala pengukuran

Skala merupakan perbandingan antar kategori dimana masing-masing ketegori

diberi bobot nilai yang berbeda. Sedangkan Pengukuran merupakan cabang ilmu

statistika terapan yang bertujuan untuk membangun dasar- dasar pengembangan tes

yang lebih baik sehingga dapat menghasilkan tes yang berfungsi secara optimal, valid

dan reliabel.

Adapun jenis-jenis skala pengukuran, yaitu:

a. Skala nominal

b. Skala ordinal.

c. Skala interval.

d. Skala rasio.

2. Penyusunan Instrumen Penelitian


Dalam penelitian bidang pendidikan, teknik pengumpulan data yang lazim

adalah menggunakan intrumen. Dalam menjalankan penelitian data merupakan tujuan

utama yang hendak dikumpulkan dengan menggunakan instrument.

Adapun jenis penyusunan instrumen penelitian, yaitu:

b. Tes.

b. Kuesioner.

c. Interview atau wawancara.

d. Observasi

e. Skala bertingkat atau rating scale.

f. Dokumentasi.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Prof. Dr. Suharsimi. 2013. Prosedur penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (kualitatif dan

kuantitatif). Jakarta: Gaung Persada Press.

Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitan Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta.

Suharsaputra, Suhar. 2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan

Tindakan. Bandung: Refika Aditama.

Suprananto, Kusaeri. 2012. Pengukuran Dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai