Anda di halaman 1dari 12

KEPERAWATAN GAWATDARURAT II

ANALISA JURNAL
Tentang
HEAD IJURY

Disusun Oleh:
Kelompok 4

Lia Sanil ulfa ilaika 1411311002


Tiara Linalti 1411311012
Elsy Sovianti 1411311020
Suci Indah Putri 1411312029
Dewi Novita Sari 1411312027

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2017
Analisis Jurnal

A. Jurnal Pertama
1) Identitas Jurnal
a. Judul jurnal : A matched-cohort study of pediatric head injury: collecting
data to inform an evidence-based triage assessment
b. Penulis jurnal: Elizabeth Stone Griffin, BS, RN, CPEN, Steven J. Lippmann,
MSPH, Debbie A. Travers, PhD, RN, CEN, and Elizabeth K.
Woodard, PhD, RN, Raleigh and Chapel Hill, NC
c. Kata kunci : Pediatric; Head injury; Head trauma; Triage;Assessment
d. Jurnal : Journal of emergency nursing, volume 40, issue 1, 2014

2) Penelitian
a. Latar belakang penelitian
Trauma kepala merupakan salah satu luka pediatrik yang paling umum
terjadi dan merupakan penyebab kematian anak-anak dan kecacatan yang
signifikan di seluruh dunia. Dari semua kejadian cedera fatal yang terjadi
pada anak, 70% merupakan kasus trauma cedera kepala mulai dari sedang
sampai berat. 50% cedera kepala ringan pada anak memiliki GCS 14-15,
cedera kepala pada anak lebih rentan terjadi dari pada orang dewasa karena.
Pengkajian cedera kepala pada anak sangat menantang, karena tanda dan
gejala cedera kepala pada anak tidak tidak berkolerasi baik dengan resiko
cedera kepala tertutup (CHI)

b. Tujuan penelitian
Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah menggunakan data untuk
membantu menginformasikan perawat berbasis anak, berbasis bukti alat
penilaian risiko cedera kepala untuk triase yang dapat digunakan untuk
pasien dengan trauma kepala yang agak kecil.

c. Metodologi penelitian
Metode yang digunakan adalah studi kohort retrospektif, dengan
membandingkan 2 kelompok pasien yang dipaparkan dari sebuah
departemen gawat darurat untuk evaluasi cedera kepala: kohort CHI positif
dan kohort CHI negatif sebagai pengidentifikasian dengan pemindaian
tomografi terkomputerisasi.

d. Hasil penelitian
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dalam kohort positif CHI, ada
44% berusia di bawah 2 tahun, 25% berusia 2 sampai 5 tahun, 14% berusia 6
sampai 10 tahun tahun, dan 17% berusia 11 sampai 17 tahun. Gejala yang
dapat ditemukan pada cedera kepala positif adalah 60% memiliki luka di
daerah temporal-parietal, hampir tiga kali lipat kejadian dibandingkan
dengan daerah lain, daerah temporal-parietal dikaitkan dengan CHI untuk
setiap usia kategori. gejala lainnya adalah terdapat hematoma pada anak-
anak yang berusia lebih muda dari 3 bulan (P b 0,01) dan berusia 2 tahun
atau lebih tua (P b 0,05) tetapi tidak dalam kelompok berusia 3 bulan sampai
yang lebih muda dari 2 tahun.
Tanda dan gejala CHI-negatif memiliki luka di daerah frontal, tidak
termasuk luka dengan wilayah yang tidak diketahui. Daerah frontal memiliki
hubungan negatif dengan CHI pada bayi berusia di bawah 3 bulan,
menunjukkan bahwa bayi dalam sampel ini yang mengalami luka di bagian
depan kurang cenderung memiliki CHI. Kohort CHI-negatif itu unik bahwa
38 (38%) korban luka berada di wilayah yang tidak diketahui.
Jadi data-data yanfg dapat dijadikan prioritas, keakuratan yang tinggi
dalam manilai keparahan CHI pada saat trise adalah kategiri usia, letak luka,
adanya hematoma.

e. Implikasi dalam keperawatan


Perawat di gawat darurat harus memperhatikan prioritas dan keakuratan
dalam memberikan penilian pada saat triage karena hal tersebut dapat
mempengaruhi pada cedera kepala yang diderita pasien. Perawat harus
mengkaji data pasien terkait dalam hal pengkategorian usia, kategori luka
dan penilaian hematoma yang dialami, karena ketiga kategori tersebut dapat
dijadikan sebagai bendera merah dalam menetapkan status urgent.
f. Kelemahan penelitian
Hasil penelitiannya tidak dijabarkan secara detail, hanya menjelaskan
perbedaan presentasi dan daerah terjadinya luka antar CHI positif dan
negative, tidak menjelaskan lebih detail gejala yang membedakan anatara
CHI positif dan negative dan tidak menjelaskan tanda-tanda perkategori
dalam trise.

B. Jurnal Kedua
1) Identitas Jurnal
a. Judul jurnal : Head injury, potential interaction with genes, and risk for
Parkinson's
b. Penulis jurnal: Jianjun Gao, Rui Liu, Edward Zhao, Xuemei Huang, Michael
Nalls, Andrew B. Singleton, Honglei Chen
c. Kategori : journal of Parkinsonism and Related Disorders 21 (2015)

2) Penelitian
a. Latar belakang penelitian
Penyakit Parkinson (PD) adalah penyakit neuro degeneratif,
mempengaruhi sekitar satu juta kasus di Amerika. Penyebab PD rumit dan
mungkin melibatkan genetika dan faktor lingkungan dengan interaksi antar
faktor risiko. Namun cedera kepala diduga dapat meningkatkan risiko PD.
Meskipun tidak sepenuhnya konsisten, epidemiologi secara keseluruhan
bukti tampaknya mendukung dugaan ini.
b. Tujuan penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk memeriksa hipotesis bahwa cedera kepala
pada usia dini dikaitkan dengan risiko PD yang lebih tinggi di pembelajaran
Gen dan lingkungan Parkinson (PAGE) dan melakukan penjelajahan-
analisis ator untuk memeriksa potensi interaksi cedera kepala pada PD
dengan varian genetik, menggunakan SNP konfirmasi genotip dari GWAS.
c. Metodologi penelitian
Metode yang dipakai pada penelitian ini adalah studi caseecontrol. Analisis
ini melibatkan 507 kasus PD dan 1330 kontrol, semua Whites non-Hispanik
d. Hasil penelitian
Studi peneliti menunjukkan bahwa cedera kepala di awal kehidupan
mungkin merupakan faktor risiko penting untuk PD.
e. Implikasi dalam keperawatan
Perawat dapat melihat dan menjadikan riwayat kesehatan pasien
terdahulu sebagai data penunjang dalam menegakkan diagnose pada pasien
dengan kasus Parkinson
f. Kelebihan Penelitian
Penelitian ini dijelaskan dengan rincian presentasi angka, dan penjelasan
cara kerja yang detail
g. Kelemahan penelitian
Hasil penelitian ini kebanyakan hanya disampaikan dengan presentasi
angka dan mimin narasi, sehingga membutuhkan pemahaman yang tinggi
dalam membacanya.

C. Jurnal Ketiga
1) Identitas Jurnal
a. Judul jurnal : Necessity of monitoring after negative head CT in acute head
injury
b. Penulis jurnal : Harri Isokuortti ,Teemu M. Luoto, Anneli Kataja, Antti
Brander, Jari Siironen, dkk
c. Kategori : Journal of Care Injured 45 (2014) 1340–1344

2) Penelitian
a. Latar belakang penelitian
Cedera kepala akut atau Head Injury (HI) adalah salah satu penyebab
paling umum kunjungan ke departemen gawat darurat (EDs), dengan kejadian
tahunan menjadi 100-790 per 100.000 orang. Computed tomography (CT)
memiliki peran yang penting dalam pengelolaan pasien dengan HI karena
cepat, hemat biaya dan dapat mengidentifikasi perdarahan intrakranial dan
patah tulang tengkorak yang membutuhkan intervensi bedah saraf. Sebagian
besar pasien HI yang dievaluasi dan dirawat di DE adalah CT-negatif.
b. Tujuan penelitian
Tujuan pertama penelitian adalah mengevaluasi berapa banyak pasien HI
dengan kepala negatif awal CT menunjukkan adanya intrakranial yang
mengancam jiwa atau secara signifikan terjadinya komplikasi dalam 72 jam
awal CT kepala mereka.
Kedua, penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi pasien dengan
komplikasi agar dapat memprediksi pasien mana yang membutuhkan
observasi di rumah sakit.
c. Metodologi penelitian
Penelitian ini merupakan bagian dari Tampere Traumatic Head and Brain
Studi Cedera. Semua data dicatat secara retrospektif secara terpisah registrasi
cedera kepala berbasis internet, yang mencakup semua pasien dengan HI yang
menjalani CT di Tampere University Hospital ED unit spesialis. Persetujuan
etika untuk penelitian ini diperoleh dari komite etik dari Rumah Sakit
Pirkanmaa, Finlandia.
d. Alat ukur
Data yang dikumpulkan dari registrasii meliputi usia, jenis kelamin, dan
riwayat kesehatan termasuk kronis penyalah gunaan alkohol dan / atau
narkotika, dan kemungkinan cedera otak sebelumnya. Mekanisme cedera dan
interval waktu (cedera pada ED masuk ke CT sampai debit ED) dicatat.
Variabel klinis dinilai adalah Glasgow Coma Scale (GCS) di ED,
menyaksikan LOC, kejang, disorientasi, dan retrograde dan / atau anterograde
amnesia, durasi amnesia tidak dinilai.
e. Hasil penelitian
Mayoritas (n = 1811, 74,1%) pasien dengan CT kepala negatif dipulangkan
di rumah dan 1,1% (n = 27) pasien ini kembali ke DE dalam 72 jam setelah
CT. CT kepala yang diulang dilakukan pada 12 (44,4%) pasien yang kembali
dan tidak satu pun dari hasil scan menunjukkan adanya lesi akut. Dari 632
(25,9%) Pasien CT-negatif dirawat di bangsal rumah sakit dari DE, CT kepala
diulang di 46 (7,3%) pasien dalam 72 jam sebagai bagian dari latihan rutin.
Dalam sampel CT yang berulang, hanya satu (0,2%) pasien mengalami lesi
intrakranial traumatis. Lesi ini tidak memerlukan intervensi bedah saraf,
sehingga tingkat komplikasi keseluruhan adalah 0,04%.
Komplikasi yang mengancam jiwa bisa diabaikan saat CT scan primer
tidak menunjukkan adanya trauma akut lesi.
f. Kelebihan Penelitian
Hasil penelitian disampaikan dengan rinci, sehingga pembaca dapat
memahami denagan baik penelitian yang dilakukn.
g. Kelemahan penelitian
Pengumpulan data yang dilakukan secara retrospektif dapat menyebabkan
jumlah informasi yang hilang atau tidak diketahui (misalnya alkohol
keracunan) cukup besar. Kedua, kriteria CT di DE adalah berdasarkan
pedoman Skandinavia. Mengingat luasnya data yang hilang, pedoman
kepatuhan dokter ED dipertanyakan, sehingga CT-scan nya tidak memiliki
indikasi yang kuat Ada beberapa pasien HI tidak mengalami CT meskipun
mereka memenuhi kriteria, sehingga data CT yang digunakan dalam
penelitian ini tidak didasarkan pada interpretasi on-call tapi pada interpretasi
retrospektif oleh ahli neurologi studi peneliti.

D. Jurnal Keempat
1) Identitas Jurnal
a. Judul jurnal : Intracranial complications after minor head injury (MHI) in
patients taking vitamin K antagonists (VKA) or direct oral
anticoagulants (DOACs)
b. Penulis jurnal : Alessandro Riccardi, MD⁎, Beatrice Spinola, MD,Pierangela
Minuto, MD, Maria Ghinatti, MD,Grazia Guiddo, MD, dkk
c. Kategori : American Journal of Emergency Medicine 35 (2017) 1317
1319

2) Penelitian
a. Latar belakang penelitian
Cedera kepala ringan (MHI) adalah alasan umum untuk presentasi ke
departemen gawat darurat (ED). Di antara pasien dengan trauma kepala, asupan
antagonis vitamin K (VKA) dianggap sebagai tambahan faktor risiko
perdarahan intrakranial. Oleh karena itu, TC tengkorak dipersyaratkan pada
evaluasi. Dalam beberapa tahun terakhir, antikoagulan oral langsung (DOACs)
telah diperkenalkan ke dalam dunia klinik, dan telah menggantikan sebagian
antagonis vitamin K karena dari karakteristik menguntungkan.
b. Tujuan penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mana yang lebih banyak
komplikasi yang terjadi antara pasien Minor Head Injury (MHI). yang
menerima antagonis vitamin K (VKA) atau yang menerima antikoagulan oral
langsung DOAC di departemen gawat darurat (ED).
c. Metodologi penelitian
Penelitian menggunakan analisis statistik “Chi-square” (χ 2) tes digunakan
untuk menganalisis data kategoris nilai p b 0,05 dianggap signifikan secara
statistik) pada penelitian ini.

d. Hasil penelitian
Sehingga data disimpulakan bahwa Dari total 225 pasien dengan MHI yang
dijadikan sampel peneltian, 118 diberi VKA, dan 107 pasien menerima DOAC.
Dua belas pasien menunjukkan perdarahan intrakranial pada kelompok VKA
(10,16%), dan tiga pasien menunjukkan perdarahan intrakranial di Kelompok
DOAC (2,80%). Nilai uji Chi square (4,89) menunjukkan bahwa tingkat
perdarahan intrakranial secara signifikan lebih rendah pada pasien diperlakukan
dengan DOACs dibandingkan pada pasien yang diobati dengan VKA (p b
0,05). Dua pasien dari 12 yang mengalami komplikasi intrakranial pada
kelompok VKA disajikan dengan INR nilai N3 pada saat evaluasi pertama,
sedangkan dua pasien yang meninggal dunia hasil perdarahan intrakranial
disajikan dengan nilai INR.
e. Implikasi dalam keperawatan
Dengan mengetahui hasil penelitian ini, perawatan mendapatkan ilmu baru
dan dapat memberikan masukan dan pertimbangan pada dokter atas tindakan
yang akan dilakukan pada pasien cedera kepala.
f. Kelebihan Penelitian
Hasil peneltian dijelaskan secara rinci, hasil dari penelitian ini dapat
dijadikan solusi untuk mengurang angka komplikasi dan kematian pada pasien
MHI.
g. Kelemahan penelitian
Pada penelitian ini tidak dijelaskan apa perbedaan dari kandungan obat yang
diberikan sehingga tidak dapat diketahui lebih spesifikperbedaan dari kedua
obat tersebut. Bahasa yang digunakan dalam penulisan jurnal ini agak sedikit
berbelit-belit.
E. Jurnal Kelima
1) Identitas Jurnal
a. Judul jurnal : Psychological state and needs of family member caregivers
for victims of traumatic brain injury: A cross-sectional
descriptive study
b. Penulis jurnal : Weihua Liu a, Jianzhong Zhu b, Jing Liu a, Qing Guo
c. Kategori : International journal of nursing sciences 2 (2015) 231-236

2) Penelitian
a. Latar belakang penelitian
Cedera otak traumatis (TBI) adalah penyakit yang menyebabkan terjadinya
kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, TBI adalah
penyebab utama kecacatan pada orang di bawah 40 tahun, Di Cina, TBI 60%
terjadi. Kesehatan Dunia Organisasi (WHO) memprediksi bahwa TBI akan
menjadi penyebab utama kematian pada tahun 2020. TBI berdampak pada
kognitif, psikososial, emosional, ekonomi, dan perubahan fisik. Perubahan ini
juga berdampak pada keluarga atau pengasuhnya seperti tekanan psikologis,
kecemasan dan depresi, masalah keuangan, dan penurunan kualitas kehidupan.
Di sini peneliti menyelidiki keadaan psikologis dan kebutuhan orang-orang
yang merawat anggota keluarga TBI. Peneliti menentukan kebutuhan yang
paling signifikan dan paling tidak signifikan antara pengasuh keluarga, sambil
menilai derajatnya
b. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dampak dari berbagai
tingkat cedera otak traumatis pada keadaan psikologis dan tuntutan pengasuh
keluarga dan untuk menentukan kebutuhan sehari-hari yang signifikan dan
paling tidak penting di antara pengasuh keluarga.
c. Metodologi penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif cross-sectional di tiga rumah
sakit umum di Indonesia Tai'an dan Cina. Tiga ratus pengasuh yang terkait
dengan korban luka otak traumatis dipilih secara acak dari pasien yang
memiliki berbagai tingkat cedera (ringan sampai parah) digunakan untuk
menilai status psikologis pengasuh keluarga. Inventori kebutuhan keluarga
kritis (CCFNI) digunakan untuk menentukan kebutuhan pengasuh keluarga dan
Glasgow Coma Scale (GCS) digunakan untuk menentukan tingkat pasien
cedera otak traumatis.
Tiga ratus pengasuh yang berhubungan dengan korban TBI ada dipilih
secara acak pasien memiliki tingkat cedera yang bervariasi (ringan hingga
berat). Semua peserta berusia 18 tahun atau lebih, adalah pengasuh utama
seorang anggota keluarga yang didiagnosis dengan TBI, mampu memahami dan
menanggapi pertanyaan penelitian- dan setuju untuk berpartisipasi dalam
penelitian ini.
d. Hasil penelitian
Penelitian ini menemukan bahwa pada pasien TBI yang lebih parah,
mengakibatkan tekanan psikologis yang lebih berat pada keluarga mereka.
Kerabat pasien membutuhkan information, aksesibilitas, dan kepastian untuk
menangani beban psikologis. Penelitian ini menunjukkan bahwa staf medis
harus lebih memperhatikan kesehatan psikologis pengasuh dan meningkatkan
komunikasi dengan keluarga pasien.
e. Implikasi dalam keperaqatan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi para pwrawat karena tidak
hanya pasien yang bermasalah dan harus dilakukan pengkajian dan intervensi
namun keluarga pasien juga mengalami perubahan dan dampak dari penyakit
pasein terutama psikologisnya.
f. Kelemahan penelitian
Pada penelitian ini, peneliti tidak menjabarkan secara jelas apa faktor-faktor
yang dapat membuat beban psikologis keluarga pasien.

F. Jurnal Keenam
1) Identitas Jurnal
a. Judul jurnal : A pilot study exploring the effects of ubiquinol on brain
genomics after traumatic brain injury
b. Penulis jurnal : Janet D. Pierce, PhD, APRN, CCRN, FAAN, Qiuhua Shen
PhD, APRN
c. Tempat : School of Nursing, University of Kansas, Kansas City, KS
d. Kategori : Nurs Outlook XXX (2017) 1-9
2) Penelitian
a. Latar belakang penelitian
Cedera otak traumatis (TBI) berkontribusi signifikan dalam jumlah kematian
dan cacat Pusat Penyakit Kontrol dan Pencegahan dan berpengaruh penting
dalam masalah kesehatan masyarakat dengan sosial yang signifikan dan beban
ekonomi. TBI juga merupakan masalah kesehatan utama mempengaruhi
personil militer dan veteran tidak hanya saat mereka berada di lapangan tapi
juga saat latihan individu yang tidak melaporkan luka-luka mereka. Setelah
pukulan mekanis (impact) yang menyebabkan sel otak kerusakan. Cedera ini
mungkin ringan, sedang, atau berat, seperti yang diukur oleh Glasgow Coma
Scale. Gejala TBI bermacam-macam tergantung pada tingkat dan luas luka
otak.
b. Tujuan penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menjelajahi efek ubiquinol sebelum cedera
otak traumatis pada ekspresi gen serebral untuk menjelaskan mekanisme
molekuler ubiquinol neuroproteksi
e. Metodologi penelitian
Dalam studi eksperimental ini, Fisher tikus di diobati (n ¼ 2) dan ubiquinol-
diperlakukan (n ¼ 2) kelompok menerima masing-masing baik garam normal
atau ubiquinol 30 menit sebelum cedera otak .
f. Hasil penelitian
Mengelola ubiquinol 30 menit sebelum TBI memiliki efek signifikan pada
profil ekspresi gen Cerebrum, terutama gen yang mewakili empat besar
Jaringan IPA Ekspresi diferensial gen tersebut mungkin terlibat dalam molekul
paling mendasar dalam mekanisme produksi energi mitokondria, Pembakaran
radikal bebas oleh ubiquinol.
g. Implikasi dalam keperawatan
Penelitian genomik telah berkembang pesat di masa lalu beberapa tahun dan
sekarang diakui sebagai fundamental dalam perawatan dan perawatan spektrum
yang luas. Lebih banyak ilmuwan perawat terlibat dalam genomik penelitian,
dan sangat penting bahwa perawat memiliki pemahaman ilmu genom yang
telah menjadi penting untuk memberikan perawatan individual kepada pasien.
h. Kelemahan penelitian
Proses penelitian ini tidak dijelaskan dengan spesifik, dan bahasa yang
digunakan sedikit tinggi sehingga sulit untuk dipahami. Peneliian yang
dilakukan pada hewan namun yang dijadikan latar belakang penulisan jurnal ini
adalah manusia, sehingga sebab dan akibat dari penelitian ini kurang cocok.

Anda mungkin juga menyukai