Anda di halaman 1dari 7

ROLE PLAY ETIKA KEPERAWATAN

PENDERITA GANGGRENG YANG MENOLAK AMPUTASI

DISUSUN KELOMPOK 1

MUSDALIFAH RAHMAH (P27820116042)

ALFAN ASHARUL KHURUM (P27820116046)

SAFRIDA ANISA (P27820116061)

APRILLYA NILLA PERTIWI (P27820116065)

YUNITA PERMATA SARI (P27820116071)

DIII KEPERAWATAN SOETOMO

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

TAHUN AJARAN 2017


NASKAH

PENDERITA GANGGRENG YANG MENOLAK AMPUTASI


CAST :

1. Alfan Asharul as Pasien


2. Safrida Anisa as Dokter
3. Yunita Permata Sari as Perawat
4. Musdalifah Rahma as Perawat
5. Apriliya Nila as Istri Pasien

Hari Selasa, 15 April 2017, Tn. Alfan datang ke RSUD Dr.


Soetomo untuk melakukan konsultasi dengan dr. Safrida mengenai apa
yang selama ini ia keluhkan.

Pasien : Selamat pagi Dok.

Dokter : Pagi Pak. Silahkan duduk. Apa yang bapak keluhkan?

Pasien : Begini dok, beberapa hari terakhir saya merasa sering buang air
kecil di malam hari, berat badan saya turun tapi saya mudah lapar,
dan selalu merasa haus. Dan terkadang kaki dan tangan saya tiba-
tiba kesemutan.

Dokter : Ok. Apa ada keluhan lain pak?

Pasien : Oh iya, penglihatan saya juga kadang kabur, dan badan saya
selalu terasa lemah letih dan lesu.

Dokter : Apa kulit bapak terasa gatal?

Pasien :Iya dok benar sekali. Dan menurut istri saya, bau mulut saya
manis.

Dokter :Oke pak saya sudah mengetahui gejala yang bapak alami. Dan
saya telah memiliki hipotesis namun untuk memastikan apakah
hipotesis saya benar, saya akan melakukan pemeriksaan fisik
bapak dulu.

Pasien : Baik dok.

Dokter : Silahkan bapak berbaring di bed.

Tn. Alfan berbaring diatas bed, dan dr. Safrida menyiapkan pen
light untuk memeriksa kondisi oral dan reflek pupil dan warna konjungtiva
Tn. Alfan. Setelah memeriksa fisik Tn. Alfan, dr. Safrida memanggil salah
satu perawat yang bertugas di ruangan untuk mengambil sampel darah
serta memeriksa tanda-tanda vital Tn. Alfan. Setelah perawat mendapatkan
sampel darah Tn. Alfan, setengah jam kemudian dr. Safrida memanggil
Tn. Alfan ke ruangannya untuk menginformasikan hasil pemeriksaan
darah.

Pasien : Ya dok? Bagaimana hasilnya? Saya sakit apa?

Dokter :Begini pak. Menurut hasil lab dari sampel darah bapak, bapak
memiliki riwayat Diabetes Mellitus dengan kadar gula darah 200
mg/dl.

Pasien :APAAAA? Bagaimana bisa dok? Padahal saya tidak memiliki


keturunan Diabetes.

Dokter : Keturunan bukan satu-satunya faktor pemicu diabetes bapak...


mungkin pola hidup dan pola makan bapak tidak seimbang.

Pasien : Lalu bagaimana dok untuk menyembuhkan penyakit saya ini?

Dokter : Bapak saya kasih resep ini untuk menurunkan kadar gula darah
bapak. Dan mohon untuk tidak makan makanan yang manis.
Hindari makanan berminyak dan juga produk susu. Hindari
stress. Dan jangan sampai terluka ya pak.

Pasien : Baik dok. Terimakasih banyak. Saya pamit pulang dulu

Dokter : Sama-sama pak. Semoga lekas sembuh.

Satu bulan kemudian.....

Tn. Alfan kembali ke rumah sakit ditemani oleh sang istri Ny.
April dengan keadaan kaki yang terluka, lalu Tn. Alfan langsung menemui
dr. Safrida untuk berkonsultasi lanjut tentang luka yang dideritanya.

Ny. April : Pagi dok,

Dokter : Iya pagi bu. Ada yang bisa saya bantu?

Ny. April : Begini dok, kaki suami saya terluka dan sudah lima hari belum
mengering juga, malah semakin parah dan mengeluarkan
nanah.

Dokter : Oh begitu, bagaimana kronologisnya bisa sampai terluka bu?


Ny. April : Gini dok, satu minggu yang lalu suami saya jalan-jalan tanpa
memakai alas kaki, dan kakinya menginjak krikil tajam
sehingga terluka.

Dokter : Hmm baik, tunggu ya bu, saya akan memanggil perawat

Dokter : Suster....!!! Tolong cepat kemari!!! Bawa juga kursi roda.

Beberapa menit kemudian datanglah dua perawat dengan


membawa kursi roda.

Perawat (Iif) : Mari pak, silahkan duduk. kami akan membawa bapak ke
ruang Bedah H, nomor sembilan.

Beberapa menit setelah sampai diruang Bedah H, nomor sembilan


kedua perawat tersebut melakukan pemeriksaan fisik. Perawat Yunita
memeriksa tanda-tanda vital pasien, sedangkan perawat Iif membersihkan
luka pasien. Setelah itu, mereka memberikan obat yang dianjurkan oleh dr.
Safrida dan menyuruh Tn.Alfan untuk istirahat.

Dua hari kemudian, setelah mendapatkan perawatan yang intensif


namun luka yang dialami Tn. Alfan belum juga memperlihatkan
perubahan yang lebih baik malah semakin membusuk dan meluas hingga
sebagian kakinya. Akhirnya kedua perawat tersebut melaporkan keadaan
Tn. Alfan kepada dr. Safrida dan bertanya bagaimana tindakan yang
selanjutnya dilakukan untuk menangani luka ganggreng Tn. Alfan.

Perawat : Permisi mengganggu waktunya Dok.

Dokter : Ya. Ada apa?

Perawat : Begini dok, pasien Diabetes dengan luka ganggreng di kamar


nomor 9 semakin parah

Dokter : Coba saya lihat buku rekam medisnya

Perawat : Ini dok.

Dokter : Baik. Saya akan mengecek kondisi pasien. Anda ikut dengan
saya.

Perawat : Siap dok.

Perawat Iif mendampingi dr. Safrida untuk memeriksa keadaan Tn.


Alfan. Setelah melihat luka pada kaki Tn. Alfan, dr. Safrida meminta
perawat Yunita memanggil keluarga Tn. Alfan untuk berdiskusi di
ruangannya. Dan membiarkan perawat Iif untuk membersihkan nanah
pada luka pasien.

Dokter : Benar dengan keluarga Tn. Alfan?

Ny. April : Benar dok. Bagaimana perkembangan suami saya?

Dokter : Begini bu. Kondisi luka ganggreng pada kaki Tn. Alfan semakin
memburuk dan menjalar ke area lain. Saya menyarankan Tn.
Alfan untuk menjalankan operasi amputasi kaki hingga lutut.
Karena jika tidak dilakukan amputasi maka luka tersebut bisa
menjalar hingga mengenai organ vital dan menganggu
fisiologisnya. Bagaimana ibu? Apa ibu bersedia untuk itu?
Silahkan dipikirkan dulu sebelum mengambil keputusan. Semua
ada ditangan ibu dan bapak.

Ny. April : Apa amputasi adalah jalan satu-satunya untuk menghentikan


itu dok? Saya tidak tahu bagaimana reaksi suami saya bila
mendengar hal ini.

Dokter : Iya bu. Amputasi adalah satu-satunya yang bisa dilakukan kami
untuk mengurangi resiko penyakit Tn. Alfan

Ny. April : Lakukan yang terbaik untuk suami saya. Saya mohon
sembuhkan suami saya.

Dokter : Pasti bu. Saya akan melakukan semampu saya. Kalau begitu,
silahkan isi surat persetujuan ini ya bu. Nanti bapak akan
menyusul tanda tangannya. Dan saya akan menyampaikan hal
ini pada Tn. Alfan

Ny. April : Baik dok.

Selesai perbincangan antara keduanya, dokter masuk ke ruangan


menemui Tn.Alfan yang sedang dibersihkan lukanya oleh perawat (iif).
Dokter memberikan penyataan bahwa beliau harus dilakukan amputasi
karena luka yang dialaminya semakin lama semakin parah. Namun apa
yang terjadi…….

Perawat: bapak saya akan membersihkan luka bapak,jadi jangan bergerak


ya pak.

Pasien: iya suster

Perawat: saya sudah selesai pak, nanti ada dokter yang akan menemui
bapak untuk memberikan hasil dari pemeriksaan kaki bapak.
………………………..

Dokter: Assalamualaikum bapak

Pasien: waalaikumussalam, ada apa ya dok?

Dokter: Tn. Alfan maaf sebelumnya, disini saya akan memberitahukan


tentang keaadaan bapak. Kaki bapak yang terluka sudah sangat
parah jaki kaki bapak harus diamputasi

Pasien: apaaa? Saya tidak mau dok

Dokter: demi organ tubuh bapak yang lain supaya tidak terinfeksi seperti
kaki bapak sekarang.

Pasien: pokoknya saya tidak mau dokter (dongkol sendiri ditempat tidur)

Setelah mengetahui kakinya harus diamputasi Tn. Alfan mengalami


masa depresi yang membuat dia putus asa dan menjadi pemarah.

Perawat (yunita): asslamualaikum, ini makanannya pak dimakan ya,


setelah itu minum obatnya

Pasien: untuk apa makan dan minum obat kalau kaki saya masih harus
diamputasi

Perawat (yunita): bapak tidak boleh begitu ini hanya cobaan tuhan saja
pak, banyak diluar sana yang tidak memiliki kaki
bahkan tidak punya keluarga yang merawat, jadi bapak
harus bersyukur masih memiliki keluarga.

Setelah dibujuk oleh perawat akhirnya Tn. Alfan mau menyantap


makanannya dan meminum obatnya. Kemudian dokter menghampiri
kedua perawat tersebeut dan menanyakan apakah pasien siap untuk
dioperasi?

Dokter: Suster apakah pasien yang akan diamputasi sudah siap?

Perawat (yunita): Inshaallah siap dok.

Dokter: baiklah, kalian sekarang jemput pasiennya dan antarkan ke tempat


operasi ya sus

Perawat (iif dan yunita): iya dok

Langsung perawat menuju ruangan Tn. Alfan,……..

Perawat (iif): Assalamualaikum bapak dan ibu (dengan senyum dibibirnya)


Ny. April + Tn Alfan: waalaikumussalam sus

Perawat (iif): ibu disini kami akan mempersiapkan Tn. Alfan untuk
melakukan operasi, permisi ya bu

Ny. April: iya silahkan sus

Perawat (yunita): Tn. Alfan apakah sudah siap untuk operasi?

Pasien: Inshaallah siap sus

Perawat (yunita): Ibu banyak berdoa ya supaya operasi suami ibu berjalan
lancar

Ny. April: Aamiin, saya selalu berdoa untuk kesembuhan suami saya sus

Setelah menjalani operasi dan pemulihan pasca operasi akhirnya


tibalah waktu untuk pulang ke rumah dan tak lupa pula kedua perawat
berpamitan dengan Tn. Alfan beserta istrinya sambil memeriksa keadaan
Tn. Alfan

Perawat (yunita): assalamualaikum bapak, gimana keadaannya setelah


operasi?

Tn. Alfan: Alhamdulillah lebih baik dari pada sebelum dioperasi sus

Perawat (iif): Alhamdulillah kalau begitu pak (senyum)…bapak hari ini


terakhir kami merawat bapak, karna besok bapak telah
diperbolehkan untuk pulang.

Perawat (yunita): satu lagi pak, jangan putus asa ya berjuanglah untuk
terus maju dan pantang menyerah

Ny. April: terimaksih juga suster telah merawat dan memberikan semangat
kepada suami saya sehingga dia mampu bangkit dari
keterpurukannya

Perawat (iif,dan yunita): ya ibu sama sama (senyum)

Keesokan harinya Tn. Alfan dan keluarganya diperbolehkan pulang


dengan bantuan kursi roda

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai