7670 16878 1 SM PDF
7670 16878 1 SM PDF
1
Mahasiswa dan 2Dosen Program Studi Pendidikan IPA, PPs Unsyiah, Aceh
Korespondensi: Orizana@gmail.com
Abstrak
Penelitian tentang pengembangan LKS STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics)
dalam Meningkatkan Motivasi dan Aktivitas Belajar Siswa SMA Negeri 1 Beutong Pada Materi
Induksi Elektromagnetik telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan
motivasi dan aktivitas belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan LKS STEM pada materi induksi
elektromagnetik. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Beutong , semester genap Tahun Ajaran
2013/2014. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi awal yaitu mengumpulkan data nilai ujian
semester IV siswa, angket untuk mengetahui motivasi belajar siswa dan lembar observasi untuk
mengetahui aktivitas siswa selama proses belajar mengajar. Hasil uji normalitas dan homogenitas
menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan homogen. Uji X2 untuk motivasi menunjukkan X2
hitung (29,2) X2tabel (7.81) yang berarti dengan menggunakan LKS STEM dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa, sedangkan untuk aktivitas belajar siswa menunjukkan nilai 24,9>5,99 yang
artinya dengan menggunakan LKS STEM juga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
tersedia alat di laboratorium, dan apabila alat memakai konsep elektromagnetik, sehingga
tersebut tidak tersedia atau tidak ada, maka penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) STEM
guru memberikan ceramah saja, dengan alasan dapat menjadi altenatif dalam peningkat
untuk membuat media pembelajaran yang lain pembelajaran.
membutuhkan waktu, tenaga dan pemikiran LKS merupakan salah satu komponen
yang ekstra. pendukung keberhasilan proses belajar
Permasalahan tingkat ketuntasan hasil mengajar. Penggunaan media pembelajaran
belajar siswa yang rendah bisa diatasi dengan yang tepat dapat mengubah materi ajar yang
menggunakan berbagai altenatif atau model abstrak menjadi kongkrit dan realistik.
pembelajaran seperti penerapan model Penyediaan perangkat LKS merupakan bagian
Cooperative Learning, metode eksperimen, dari pemenuhan kebutuhan siswa belajar,
ingkuiri, Science, Technology, Engineering, sesuai dengan tipe siswa belajar. Pembelajaran
and Mathematic (STEM) dan masih banyak menggunakan LKS bearti mengoptimalkan
model-model pembelajaran yang lain yang fungsi seluruh panca indra siswa untuk
dapat meningkatkan motivasi dan aktivitas meningkatkan efektivitas belajar siswa dengan
belajar siswa. Hasil belajar fisika yang rendah cara mendengar, melihat, meraba, dan
seringkali diatasi dengan cara kegiatan menggunakan pikirannya secara logis dan
remedial, sehingga siswa hanya paham dengan realistis, sehingga proses belajar mengajar
konsepnya saja tapi belum bisa menjadi lebih efektif.
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. LKS adalah lembaran yang berisi tugas
Oleh karena itu STEM menjadi salah satu yang harus dikerjakan oleh peserta didik. LKS
altenatif untuk mengatasi permasalahan biasanya berupa petunjuk, langkah untuk
pembelajaran ini. STEM merupakan gabungan menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang
ilmu pengetahuan yang sudah dipadu seperti diperintahkan dalam lembar kegiatan harus
ilmu sains, teknologi, matematika serta jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya.
pemilihan alat yang dipakai mudah terjangkau Menurut pengertian ini maka LKS berwujud
(Morrison, 2006) lembaran berisi tugas-tugas dari guru kepada
Pelajaran fisika khususnya mata siswa yang disesuaikan dengan kompetensi
pelajaran induksi elektromagnetik termasuk dasar dengan tujuan pembalajaran yang ingin
sukar bila hanya diajarkan dengan metode dicapai, atau dapat dikatakan juga LKS adalah
ceramah, materi ini harus diajarkan secara panduan kerja siswa untuk mempermudah
langsung dan diaplikasikan dalam kehidupan siswa dalam pelaksanaan kegiatan
sehari-hari, karena sangat banyak perlengkapan pembelajaran (Depdiknas, 2004: 18).
rumah tangga dan alat elektronik yang
LKS yang dipakai guru tidak harus sekolah menengah dengan menggunakan
menggunakan soal-soal atau bacaan saja, pemdekatan PBL (Problem Basic Learning)
namun guru harus lebih kreatif dalam dalam pembelajaran STEM, mendapat hasil
merancang LKS sehingga siswa lebih tertarik yang baik karena guru mengaku mendapat
dalam mengerjakannya seperti dengan pemahaman yang mendalam dengan perpaduan
pengunaan LKS STEM. LKS STEM ini ilmu tersebut (STEM). Hasil menunjukkan
disusun sesuai dengan rancangan alat yang 88% guru merasa PBL dalam mengajar STEM
akan dilakukan oleh siswa, sehingga dengan membantu mareka mempelajari ide-ide baru,
menggunakan LKS STEM ini siswa akan 91% guru mengatakan pendekatan PBL
diarahkan bagaimana cara merangkai alat atau membantu mareka berfikir kritis (Asghar dkk,
memahami secara langsung prinsip fisika yang 2002: 2).
dipakai pada alat yang di rangkai tersebut.
METODELOGI PENELITIAN
STEM masih menjadi hal yang baru dalam
Metode yang digunakan dalam
dunia pendidikan khususnya di Aceh, sehingga
penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi-
untuk penerapannya dalam pembelajaran fisika
experimental research). Menurut Suryabrata
masih membutuhkan persiapan yang matang.
(2009:92), penelitian eksperimen semu
Proses pembelajaran harus dirancang secara
bertujuan untuk memperoleh informasi yang
sistematis sesuai dengan bentuk
merupakan perkiraan bagi informasi yang
pengintegrasian STEM agar tujuan yang
dapat diperoleh dengan eksperimen yang
diharapkan dalam proses belajar mengajar
sebenarnya dalam keadaan yang tidak
dengan STEM ini dapat dipenuhi.
memungkinkan untuk mengontrol dan atau
LKS STEM ini diperkirakan akan
memanipulasikan semua variabel yang relevan.
menjadi solusi masalah pembelajaran tersebut
Pada penelitian ini membutuhkan dua kelas
karena dengan LKS STEM siswa akan bekerja
yang akan dibandingkan yaitu satu kelas
sendiri dalam merekayasa suatu alat, sehingga
sebagai kelas kontrol dan kelas lainnya
cenderung aktif sendiri pada saat belajar. Hal
dijadikan kelas eksperimen. Kelas eksperimen
ini sangat membantu siswa SMA Negeri 1
adalah kelas yang diterapkan LKS STEM.
Beutong, karena dengan kondisi sekolah yang
Sedangkan kelas kontrol dalam penelitian ini
belum dilengkapi dengan laboratorium untuk
adalah kelas yang di ajarkan dengan penerapan
melakukan percobaan atau praktek, LKS
LKS konvensional.
STEM salah satu cara efektif untuk membuat
Sebelum berlangsungnya proses
siswa lebih semangat dalam belajar.
belajar mengajar kedua kelas diberikan angket
Berdasarkan hasil penelitian tentang
motivasi awal terlebih dahulu untuk melihat
kompetensi guru matematika dan sains pada
sejauh mana tingkat motivasi siswa terhadap nilai awal siswa yang diperoleh dari nilai
pelajaran fisika di SMA Negeri 1 Beutong, ujian semester 5 tahun ajaran 2013/2014.
pada saat berlangsungnya pembelajaran siswa Jenis instrumen pengumpulan data dalam
diamati oleh empat orang pengamat terhadap penelitian.
aktivitas belajar siswa dengan menggunakan 1. Observasi awal dilakukan untuk
lembar observasi siswa, setelah proses belajar mengamati dan mancatat sistematis dari
mengajar berlangsung juga diberikan angket fenomena-fenomena yang diselidiki. Mahmud
motivasi akhir kepada kedua kelas tersebut, hal (2011: 177) mengatakan bahwa observasi
ini dilakukan untuk melihat sejauh mana dilakukan untuk menentukan data dan
peningkatan motivasi siswa terhadap pelajaran informasi dari gejala atau fenomena (kejadian
fisika setelah mendapatkan perlakuan. atau peristiwa) secara sistematis dan
Tabel 3.1 Tabel Desain Penelitian didasarkan pada tujuan penyelidikan yang
Kelompok Motivasi Perlakuan Motivasi telah dirumuskan. Observasi awal dilakukan
Awal Akhir untuk mengamati dan mancatat sistematis dari
Eksperimen O1 X1 O2 fenomena-fenomena yang diselidiki. Mahmud
Kontrol O1 X2 O2 (2011: 177) mengatakan bahwa observasi
dilakukan untuk menentukan data dan
konvensional. Angket motivasi ini yang dan kelas kontrol maka dilakukan uji Kai-
merujuk dari Arusman (2014), angket ini Kuadrat (X2). Peningkatan motivasi belajar
berbentuk pertanyaan tertulis yang berjumlah siswa antara dua kelas diketahui sebelum
21 butir pertanyaan dengan empat pilihan ataupun sesudah melakukan pembelajaran baik
jawaban atau menggunakan skala likert yaitu dengan menggunakan LKS STEM di kelas
sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju eksperimen ataupun dengan menggunakan
(TS), sangat tidak setuju (STS). LKS Konvensional dikelas kontrol. Melalui
Berdasarkan langkah-langkah tersebut perolehan kategori motivasi belajar kita juga
didapatkan rentang kategori motivasi belajar bisa mengetahui peningkatan motivasi belajar
siswa yang selengkapnya tertera dalam Tabel siswa pada masing-masing kelas.
3.4. Menurut Jogiyanto (2008: 237) Pengujian
Tabel 3.4 Rentang Skor dan kategori Kai-Kuadrat (chi-square test) digunakan untuk
No Rentang Skor Kategori menguji perbedaan yang signifikan antara
1 X < (µ - 1σ) Rendah distribusi data yang diobservasi dengan
2 (µ - 1σ)≤ X < (µ + 1σ) Sedang
3 X ≥ (µ + 1σ) Tinggi distribusi yang diharapkan untuk beberapa
µ = ½ (skor tertinggi + skor terendah) kategori. Pengujian ini dilakukan untuk tipe
σ = 1/6 (skor tertinggi - skor terendah) data nominal sebagai berikut (dengan degree of
Angket yang berujuk pada Arusman freedom, d.f = n-1):
(2014) dengan jumlah 21 butir pertanyaan, ( )
=∑
yang selajutnya diuji coba kepada siswa kelas
3. Lembar aktivitas siswa digunakan
XII SMU Negeri 1 Seunagan yang berjumlah
sebagai pedoman untuk melihat aktivitas siswa
30 siswa. Uji coba ini dilakukan pada siswa
pada saat melakukan eksperimen sesuai dengan
kelas IPA-1 yang bertujuan untuk melihat
yang ada pada lembar LKS STEM dan LKS
sejauh mana siswa memahami aspek-aspek
Konvensional. Lembar pengamatan ini memuat
yang akan di nilai pada angket yang telah
aktivitas yang akan diamati serta kolom-kolom
tersedia, angket yang berjumlah 21 pertanyaan
yang menunjukkan tingkat dari setiap aktivitas
tersebut setelah diuji cobakan terjadi
yang diamati. Pengisian lembar pengamatan
pengurangan sebanyak 4 pertanyaan yaitu
dilakukan dengan memberikan tanda chek-list
pertanyaan no 6, 9, 17 dan 21 sehingga hasil
dalam kolom yang telah disediakan sesuai
yang diperoleh sebanyak 17 pertanyaan yang
dengan gambaran yang diamati.
nantinya akan digunakan pada saat penelitian
Menurut Sudijono (2008: 42) data
berlangsung.
observasi aktivitas siswa selama kegiatan
Mengetahui ada atau tidaknya perbedaan
belajar mengajar berlangsung dianalisis dengan
motivasi belajar siswa antara kelas eksperimen
menggunakan rumus persentase yaitu:
Tabel 3.5 Kriteria Rata-rata Aktivitas Eksperimen 6.000 7.814 Tidak Terima
Siswa Kontrol 7.067 7.814 Tidak Terima
No Nilai Kriteria
1 3,25 – 4 Sangat baik
Perhitungan uji kesamaan rerata pada
2 2,5 – 3,25 Baik
Tabel 4.3 di atas untuk angket motivasi kelas
3 1,75 – 2,5 Cukup baik
eksperimen sebelum pembelajaran diperoleh
4 0,5 – 1,75 Kurang baik
X2hitung = 6 lebih kecil dari X2tabel = 7.81,
Menurut Jogiyanto (2008: 243)
sehingga kesimpulan yang diperoleh bahwa
pengujian hipotesis menggunakan uji Kai-
siswa masih memiliki motivasi yang berbeda
Kuadrat (chi-square test) dengan rumus
terhadap mata pelajaran fisika, sedangkan
sebagai berikut:
untuk kelas kontrol juga memiliki hasil yang
( )
X =∑
2
∑ sama yaitu X2hitung = 7.067 lebih kecil dari
Motivasi belajar kelas eksperimen dan kelas angket motivasi siswa yang merata terhadap
Motivasi belajar kelas eksperimen dan Tabel 4.4 Rekapitulasi Uji X2 setelah
kontrol juga memiliki hasil yang sama yaitu belajar siswa kedua kelas dapat dilihat dalam
X2hitung = 15.6 lebih besar dari X2tabel = 7.81. Gambar 4.1.
Hipotesis:
Kategori Motivasi Sebelum
Hasil data kategori motivasi belajar berkategori sedang dan 17% yang berkategori
siswa sesudah dilakukan pembelajaran dengan rendah, artinya masih terdapat siswa di kelas
menggunakan LKS STEM di kelas eksperimen kontrol yang tidak termotivasi sama sekali
ataupun dengan menggunakan LKS dengan belajar fisika. Dari hasil data di atas
konvensional di kelas kontrol, terjadi dapat disimpulkan bahwa motivasi siswa
peningkatan. Hasil data kategori motivasi sesudah dilakukan pembelajaran pada dua
belajar mahasiswa sesudah dilakukan kelas mengalami peningkatan.
pembelajaran pada dua kelas selengkapnya
tertera dalam Gambar 4.2.
Kegiatan aktivitas siswa dalam Penerapan
Kategori Motivasi Sesudah
100 LKS STEM
Persentase Nilai Kategori
Gambar 4.2 Kategori Motivasi Belajar Setelah Tabel 4.5 Hasil Observasi Kegiatan siswa
Pembelajaran (Post-test) Selama Pembelajaran
Kls Kls
Gambar 4.2 di atas menjelaskan tentang Aspek yang Eksperimen Kontrol
No
diamati Rata- Rata-
kategori motivasi belajar siswa sesudah Ket Ket
rata rata
dilakukan pembelajaran menggunakan LKS Pemecahan
1 3,50 SB 3,17 B
Masalah
STEM di kelas eksperimen ataupun dengan Efektivitas
2 Belajar 3,94 SB 3,81 SB
menggunakan LKS konvensional di kelas
Siswa
kontrol. Kelas eksperimen terlihat bahwa Melakukan
penyelidikan
hampir semua atau 80% siswa kategori tinggi, 3 individual 3,40 SB 3,55 SB
sebanyak 17% yang berkategori sedang, dan maupun
kelompok
hanya 3% yang berkategori rendah, artinya Ket: SB = Sangat Baik; B = Baik.
hampir semua siswa di kelas eksperimen Tabel 4.5 hasil observasi atau pengamatan
termotivasi sama dengan belajar fisika, yang dilakukan siswa dan diamati oleh empat
sedangkan kelas kontrol sebanyak 57% siswa orang pengamat selama proses belajar
kategori tinggi, sebanyak 27% yang mengajar, untuk kelas eksperimen pada aspek
PEMBAHASAN
Motivasi Belajar
terdapat peningkatan, hal ini dapat dilihat motivasi yang kuat dan jelas, ternyata
berdasarkan perolehan kategori motivasi berpengaruh pada hasil belajar mareka.
belajar “tinggi” untuk siswa pada kelas Peningkatan motivasi pada kelas
eksperimen. Meningkatnya motivasi belajar eksperimen yang didorong dari kegiatan-
sangat signifikan dengan perolehan data yang kegiatan yang dilakukan siswa berkaitan
meningkat dari sebelum perlakuan hanya 27% dengan teori yang dikemukan oleh Purwanto
siswa yang memiliki motivasi belajar yang (2004). Dia menyatakan bahwa motivasi
“tinggi” sedangkan setelah perlakuan merupakan sesuatu yang mendorong seseorang
meningkat sebanyak 80% siswa sudah untuk melakukan usaha (aktivitas), dan
memiliki motivasi belajar yang “tinggi”. menjadi syarat mutlak untuk belajar, karena
Timbulnya peningkatan motivasi pemberian motivasi yang tepat akan
belajar siswa disebabkan oleh penggunaan mendorong siswa untuk bekerja dan belajar
LKS STEM, dengan penggunaan LKS STEM dengan baik.
ini siswa menjadi lebih aktif dalam
memecahkan masalah dan siswa lebih Aktivitas Siswa Belajar
semangat dalam melakukan praktikum karena Peningkatan motivasi belajar ini
dalam LKS STEM tersebut sudah terdapat disebabkan karena adanya aktivitas belajar
penuntun untuk merangkai alat yang telah siswa pada saat terjadi proses belajar mengajar
disediakan oleh guru, langkah-langkah yang dengan menggunakan LKS STEM, aktivitas
harus diikuti siswa saat praktikum lebih belajar pada kelas eksperimen memiliki
menarik disebabkan terdapat gambar tentang kategori “SB” untuk tiap-tiap aspek yang
langkah-langkah yang harus dikerjakan siswa dinilai, hal ini terjadi karena siswa lebih
sehingga praktikum yang dilakukan dapat semangat untuk belajar dengan adanya
berhasil. kegiatan-kegiatan yang diberikan oleh guru
Timbulnya motivasi siswa sangat sehingga siswa tidak pasif atau hanya duduk
berpengaruh terhadap cara mengajar guru. dan mendengarkan saja penjelasan yang
Sesuai dengan hasil penelitian Maya (2013) diberikan guru.
bahwa eksperimen yang dilakukan siswa Keaktifan siswa dengan pembelajaran
menimbulkan adanya motivasi belajar oleh menggunakan LKS STEM juga dipengaruhi
siswa karena siswa ingin mendapatkan oleh peran dan fungsi guru serta lengkapnya
penghargaan, selain itu siswa juga akan tahapan pembelajaran. Guru hanya menjadi
berusaha melakukan yang terbaik untuk mediator dan fasilitator selama kegiatan
mendapatkan nilai yang tinggi. Cara mengajar praktikum berlangsung, siswa dituntut lebih
yang menarik bisa membuat siswa lebih aktif sendiri untuk melakukan kegiatan yang
semangat untuk belajar dan akan lebih serius telah direncanakan oleh guru yang akhirnya
dalam mempelajari pelajaran yang sudah bisa mendapatkan hasil yang maksimal dan
disampaikan oleh guru. suatu produk yang bisa bermanfaat bagi
Motivasi belajar yang tinggi dapat masyarakat.
meningkatkan hasil belajar, hal ini sesuai Keaktifan selama proses belajar
dengan penelitian Heni (2011) yang mengajar merupakan salah satu indikator
menyatakan ada hubungan motivasi belajar adanyan keinginan atau motivasi siswa untuk
dengan prestasi akademik mahasiswa. belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan
Mahasiswa S1 Keperawatan mempunyai apabila ditemukan ciri-ciri perilaku sering
bertanya ke guru atau siswa lain, mau
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, oleh karena itu guru menjadi penuntun
mampu menjawab pertanyaan, senang bagaimana sikap siswa saat belajar.
diberikan tugas, dan lain sebagainya.
Seorang pakar pendidikan, Trinadinata KESIMPULAN
(1984) menyatakan bahwa “hal yang paling Berdasarkan hasil analisis data, hasil
mendasar yang dituntut dalam proses belajar temuan, dan pembahasan dapat ditarik
mengajar adalah keaktifan siswa”. Keaktifan kesimpulan sebagai berikut.
siswa dalam proses belajar mengajar akan 1) Pembelajaran dengan menggunakan LKS
menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru STEM dapat meningkatkan motivasi
dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. belajar siswa pada pokok bahasan induksi
Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas elektromagnetik dibandingkan dengan
menjadi segar dan konduktif, dimana masing- penggunaan LKS konvensional.
masing siswa dapat melibatkan 2) Peningkatan motivasi juga berpengaruh
kemampuannya semaksimal mungkin. terhadap aktivitas belajar siswa, dengan
Aktivitas yang timbul dari siswa penggunaan LKS STEM, siswa menjadi
mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan lebih aktif belajar sendiri, sehingga
dan ketrampilan yang akan mengarah pada aktivitas belajar mengajar meningkat.
peningkatan prestasi.
Peningkatan aktivitas belajar siswa Ucapan Terima Kasih
juga dipengaruhi oleh cara guru pada saat Selama penyelesaian penulisan artikel
mengajar, guru harus lebih kreatif dalam ini, penulis mendapat bimbingan, pengarahan,
penyajian mata pelajaran yang akan dan bantuan dari banyak pihak. Penulis
disampaikan terhadap siswa. Hal ini sesuai mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-
dengan penelitian Teti (2013) bahwa lesson besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Adlim, M.Sc
study dapat meningkatkan aktivitas siswa pada dan bapak Dr. Mursal, M.Si selaku
materi cahaya, ini ditunjukkan oleh aktivitas pembimbing tesis, serta bapak Prof. Dr.
siswa yang meningkat dari 84,00%, 87,92%, Yusrizal, M. Pd dan Bapak Dr. A. Halim. M.
hingga 91,25%. Si selaku penguji tesis yang telah banyak
Siswa yang aktif dalam belajar akan memberikan koreksi dan masukan-masukan
meningkatkan hasil belajarnya. Aktivitas yang membangun sehingga penulisan artikel
belajar siswa dipengaruhi oleh cara guru ini menjadi lebih terarah.
mengajar, bila guru hanya mengajar dengan
menggunakan metode ceramah maka siswa
akan merasa jenuh sehingga bosan saat belajar,