Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (Individu)

Topik : Struma (materi & leaflet terlampir)


Hari/Tanggal : Rabu, 31 Oktober 2018
Durasi Waktu : 30 menit
Penyaji : Perawat Pelaksana di Puskesmas
Tempat : Rumah Warga (Home visit) / Kamar Perawatan

1. Tujuan
Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan klien dan atau keluarga diharapkan mampu
mengetahui dan memahami tentang struma
1.2 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan / pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit klien
dan keluarga diharapkan mampu:

1. Mengetahui tentang pengertian struma


2. Mengetahui tentang penyebab penyakit struma
3. Mengetahui tentang tanda & gejala penyakit struma
4. Mengetahui tentang komplikasi dari penyakit struma
5. Mengetahui tentang penatalaksanaan penyakit struma
6. Mengetahui tentang pencegahan penyakit struma
7. Mengetahui tentang pemeriksaan penunjang dari penyakit struma

II. Sasaran
Sasaran ditujukan pada klien dan keluarga di rumah / di ruang perawatan RS Unhas

III. Strategi Pelaksanaan


1. Metode : Ceramah, diskusi
2. Media : Leaflet (terlampir)

1
IV. Setting tempat Penyuluhan
Klien dan keluarga duduk berhadapan dengan penyaji (disesuaikan dengan suasana tempat pendkes)

Keterangan :
: Penyuluh/Perawat pelaksana
: Keluarga
: Pasien /Klien

V. Pelaksanaan Kegiatan
No Kegiatan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Klien Waktu Media/
& Keluarga Metode
1 Fase - Salam Pembuka  Menjawab 5 menit verbal
Pendahuluan - Menyapa klien & salam
Memperkenalkan diri  Mendengarkan
- Menyampaikan topik  Menjawab
& tujuan penyuluhan pertanyaan
- Mengkaji pemahaman awal penyuluh
klien dan keluarga tentang
struma

2
2 Fase Kerja 1. Penyampaian Materi  Mendengarkan 15  Flipchart
Penyaji menjelaskan tentang: dengan penuh menit atau leaflet
1. Pengertian struma perhatian  Demonstrasi
2. penyebab penyakit (mengenali
struma tanda DBD
3. Tanda & gejala penyakit pda kulit)
struma
4. Komplikasi dari penyakit
struma
5. Penatalaksanaan penyakit
struma
6. Pencegahan penyakit
struma
7. Pemeriksaan penunjang
dari penyakit struma

2. Tanya Jawab  Bertanya 5 menit Diskusi


Memberikan kesempatan
kepada pasien & keluarga
untuk bertanya
3. Evaluasi  Menjawab 4 menit
Memberikan pertanyaan pertanyaan
tentang:
a. Pengertian DBD
b. Penyebab & ciri-ciri
nyamuk DBD
c. Tanda dan gejala DBD
d. Pencegahan DBD
e. Pertolongan pertama pada
DBD
3 Fase Penutup  Menyimpulkan  Mendengarkan 1 menit

3
 Salam Penutup  Menjawab
salam

VII. Evaluasi
a. Evaluasi Struktural
 Kontrak waktu pertemuan dengan klien dan keluarga jelas
 Kesiapan penyuluh dan media dari penyuluh

b. Evaluasi Proses
 Peserta
- Klien & keluarga mengikuti penyuluhan sampai selesai.
- Pasien & keluarga mampu menyebutkan kembali poin-poin yang disampaikan
penyaji dengan bahasa sederhana
- Pasien & keluarga aktif bertanya (min. 1 pertanyaan)
 Penyuluh
- Mampu memfasilitasi jalannya penyuluhan.
- Mampu menjalankan perannya sesuai tugas dan tanggungjawab.
c. Evaluasi Hasil (Metode Teach Me Back & Show How)
 Pada bagian akhir, pasien & keluarga mampu menyebutkan ulang hal-hal berikut ini:
a. Pengertian Struma
b. Penyebab Struma
c. Tanda dan gejala Struma
d. Pencegahan Struma

4
LAMPIRAN MATERI (materi ini disusun untuk memudahkan dalam pembuatan media edukasi seperti leaflet,
flpchart, poster, dll)

a. Pengertian Struma

Struma adalah pembesaran kelenjar gondok yang disebabkan oleh penambahan jaringan
kelenjar gondok yang menghasilkan hormon tiroid dalam jumlah banyak sehingga menimbulkan
keluhan seperti berdebar-debar, keringat, gemetaran, bicara jadi gagap, mencret, berat badan
menurun, mata membesar, penyakit ini dinamakan hipertiroid (graves’ disease)

Struma nodosa non toksik adalah pembesaran kelenjar tyroid yang secara klinik teraba nodul
satu atau lebih tanpa disertai tanda-tanda hypertiroidisme (Hartini, 1987).

Kelainan glandula tyroid dapat berupa gangguan fungsi seperti tiritosikosis atau perubahan
susunan kelenjar dan morfologinya, seperti penyakit tyroid noduler. Berdasarkan patologinya,
pembesaran tyroid umumnya disebut struma (De Jong & Syamsuhidayat, 1998).
Struma Diffusa toxica adalah salah satu jenis struma yang disebabkan oleh sekresi hormon-
hormon thyroid yang terlalu banyak. Histologik keadaan ini adalah sebagai suatu hipertrofi dan
hyperplasi dari parenkhym kelenjar. Struma endemik adalah pembesaran kelenjar tyroid yang
disebabkan oleh asupan mineral yodium yang kurang dalam waktu yang lama.

b. Penyebab Penyakit Struma


Adanya gangguan fungsional dalam pembentukan hormon tyroid merupakan faktor penyebab
pembesaran kelenjar tyroid antara lain:
a.Defisiensi iodium. Pada umumnya, penderita penyakit struma sering terdapat di daerah yang
kondisi air minum dan tanahnya kurang mengandung iodium, misalnya daerah pegunungan.
b.Kelainan metabolik kongenital yang menghambat sintesa hormon tyroid.
c.Penghambatan sintesa hormon oleh obat-obatan (misalnya: thiocarbamide, sulfonylurea dan
litium).

5
c. Tanda dan gejala penyakit struma
1. Pembengkakan, mulai dari ukuran sebuah nodul kecil untuk sebuah benjolan besar, di bagian
depan leher tepat di bawah Adam’s apple.
2. Perasaan sesak di daerah tenggorokan.
3. Kesulitan bernapas (sesak napas), batuk, mengi (karena kompresi batang tenggorokan).
4. Kesulitan menelan (karena kompresi dari esofagus).
5. Suara serak.
6. Distensi vena leher.
7. Pusing ketika lengan dibangkitkan di atas kepala
8. Kelainan fisik (asimetris leher
Dapat juga terdapat gejala lain, diantaranya :
1. Tingkat peningkatan denyut nadi
2. Detak jantung cepat
3. Diare, mual, muntah
4. Berkeringat tanpa latihan
5. Goncangan
6. Agitasi

d. Komplikasi dari penyakit struma


a. Suara menjadi serak / parau
b. Disfagia
c. Sulit bernafas
d. Penyakit jantung hipertiroid
e. Oftalmopati graves
f. Dermopati graves

e. Penatalaksanaan penyakit struma


1.Obat antitiroid:
a.Inon tiosianat mengurangi penjeratan iodide
b.Propiltiourasil (PTU) menurunkan pembentukan hormon tiroid
c.Iodida pada konsentrasi tinggi menurunkan aktivitas tiroid dan ukuran kelenjar tiroid.
2.Tindakan Bedah:

6
a.Tiroidektomi subtotal yaitu mengangkat sebgaian kelenjar tiroid. Lobus kiri atau kanan yang
mengalami perbesaran diangkat dan diharapkan kelenjar yang masihtersisa masih dapat memenuhi
kebutuhan tubuh akan hormon-hormon tiroid sehingga tidak diperlukan terapi penggantian
hormon.
b.Tiroidektomi total yaitu mengangkat seluruh kelenjar tiroid. Klien yang menjalani tindakan ini
harus mendapat terapi hormon pengganti yang besar dosisnya beragam pada setiap individu dan
dapat dipengaruhi oleh usia, pekerjaan dan aktivitas.
f. pencegahan penyakit struma
Pencegahan primer adalah langkah yang harus dilakukan untuk menghindari diri dari
berbagai faktor resiko. Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
struma adalah :
a. Memberikan edukasi kepada masyarakat dalam hal merubah pola perilaku makan dan
memasyarakatkan pemakaian garam yodium.
b. Mengkonsumsi makanan yang merupakan sumber yodium seperti ikan laut.
c. Mengkonsumsi yodium dengan cara memberikan garam beryodium setelah dimasak, tidak
dianjurkan memberikan garam sebelum memasak untuk menghindari hilangnya yodium dari
makanan.
d. Iodisai air minum untuk wilayah tertentu dengan resiko tinggi. Cara ini memberikan keuntungan
yang lebih dibandingkan dengan garam karena dapat terjangkau daerah luas dan terpencil. Iodisasi
dilakukan dengan yodida diberikan dalam saluran air dalam pipa, yodida yang diberikan dalam air
yang mengalir, dan penambahan yodida dalam sediaan air minum.
e. Memberikan kapsul minyak beryodium (lipiodol) pada penduduk di daerah endemik berat dan
endemik sedang. Sasaran pemberiannya adalah semua pria berusia 0-20 tahun dan wanita 0-35
tahun, termasuk wanita hamil dan menyusui yang tinggal di daerah endemis berat dan endemis
sedang. Dosis pemberiannya bervariasi sesuai umur dan kelamin.
f. Memberikan suntikan yodium dalam minyak (lipiodol 40%) diberikan 3 tahun sekali dengan
dosis untuk dewasa dan anak-anak di atas 6 tahun 1 cc dan untuk anak kurang dari 6 tahun 0,2-0,8
cc.

f. Pemeriksaan penunjang penyakit struma


1.Dilakukan foto thorak posterior anterior
2.Foto polos leher antero posterior dan lateral dengan metode soft tissu technig

7
3.Esofagogram bila dicurigai adanya infiltrasi ke osofagus.
4.Laboratorium darah
5.Pemeriksaan sidik tiroid
6.Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
7.Biopsi aspirasi jarum halus (Fine Needle Aspiration/FNA)
8.Termografi

Anda mungkin juga menyukai