Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“PROTEKSI PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG”

Disusun Oleh :
Nama NIM
1. Husni Muluuk 16501241015
2. Jannah Robiah Nur Rahayu 16501241016
3. Nadia Khoirunnisa Savitri 16501241014

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Mengingat letak geografis Indonesia yang dilalui garis katulistiwa menyebabkan
Indonesia beriklim tropis, akibatnya Indonesia memiliki hari guruh rata-rata pertahun
yang sangat tinggi. Demikian memiliki resiko lebih besar mengalami kerusakan
akibat terkena sambaran petir. Pembangunan gedung bertingkat menjadi solusi karena
semakin sempitnya lahan tanah. Namun disisi lain, dengan semakin banyak berdirinya
bangunan bertingkat, beberapa permasalahan mengenai keamanan bangunan menjadi
penting untuk diperhatikan, karena bangunan bertingkat lebih rawan mengalami
gangguan, baik gangguan secara mekanik maupun gangguan alam. Salah satu
gangguan alam yang sering terjadi adalah sambaran petir.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi petir?
2. Bagaimana proses terjadinya petir?
3. Dampak apa saja yang ditimbulkan dari sambaran petir?
4. Komponen apa saja yang ada dalam sistem penangkal petir?
5. Apa bahaya akibat sambaran petir?
6. Apa jenis-jenis penangkal petir?
7. Bagaimana pemasangan dari alat penangkal petir?
8. Mengetahui sistem penangkal petir pada kapal laut
9. Mengetahui jenis dan fungsi komponen-komponen yang terdapat pada sistem
penangkal petir kapal laut.
10. Mengetahui prosedur pemasangan alat penangkal petir pada kapal laut.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Dampak dan Mekanisme Induksi Petir


1. Pengertian Petir
Petir merupakan simbol dari listrik alam. Gejala alam petir ini bisa dianalogikan
dengan sebuah kondensator raksasa. Dalam kasus ini lempeng pertama adalah awan
yang bisa menduduki sebagai lempeng negatif maupun positif, dan lempeng yang
kedua adalah Bumi yang dianggap sebagai lempeng netral. seperti yang kita ketahui
bersama bahwa kapasitor merupakan sebuah komponen pasif pada rangkaian listrik
yang bisa menyimpan energi sesaat. tidak Hanya awan ke bumi saja, namun petir juga
dapat terjadi antara awan dengan awan. Hal ini terjadi apabila ada salah satu awan
bermuatan listrin kenatif dan awan lainnya bermuatan listrik positif.
Sebuah fenomena alam pasti terjadi karena adaya beberapa hal yang menyebabkannya
terjadi. Seperti halnya hujan yang terjadi karena adaya penguapan di planet
Bumi yang naik ke atas, petir pun juga terjadi karena sesuatu hal dan melalui
serangkaian proses juga. Petir terjadi karena adanya perbedaan potensial antara awan
dan bumi atau dengan awan lainnya. Terjadinya petir juga melalui beberapa proses.
Untuk melihat secara detail proses terjadinya petir, adalah sebagai berikut:
1. Proses terjadinya muatan pada awan ini karena awan terus bergerak secara teratur
dan terus menerus. Selama pergerakan ini awan akan berinteraksi dengan awan
lainnya sehingga muatan yang negatif akan berkumpul pada satu sisi saja dan sisi
sebaliknya akan berkumpul sisi positif.
2. Terjadi pembuangan muatan negatif, hal ini terjadi apabila perbedaan potensial
antara awan dan bumi cukup besar. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya
pembuangan muatan negatif dari awan ke bumi untuk mencapai kesetimbangan.
Pada proses pembuangan muatan ini, media yang dilalui elektron adalah udara.
3. Pada saat elektron mampu menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi
ledakan suara yang kita dengar sebagai suara yang menggelegar.

2. Dampak Yang Ditimbulkan Adanya Petir


Selain petir dapat menyambar sebuah bangunan yang telah di lengkapi anti
petir/penangkal petir konvensional maupun elektrostatis, petir juga dapat menyambar
melalui jaringan listrik PLN yang kabelnya terbentang di luar dan terbuka. Pada
Umumnya jaringan listrik terbuka seperti ini masih ada dan di pergunakan di beberapa
negara termasuk Indonesia. Arus petir yang merusak perangkat panel listrik bukan di
sebabkan oleh sambaran petir yang menyambar langsung ke bangunan yang telah di
pasang penangkal petir atau anti petir melainkan sambaran petir mengenai jaringan
listrik PLN sehingga arus petir ini masuk ke bangunan mengikuti kabel listrik dan
merusak panel listrik tersebut.
Jadi biasanya sambaran petir mengenai sesuatu yang jauh dari bangunan yang telah
terpasang instalasi penangkal petir baik instalasi penangkal petir
konvensional maupun penangkal petir elektrostatis, hal ini sudah biasa terjadi
karena kabel distribusi PLN memakai kabel distribusi terbuka dan letaknya tinggi,
seperti yang terpasang pada jaringan listrik tegangan tinggi di Indonesia.
Untuk penanganan agar peristiwa ini tidak terjadi maka perlu sekali jaringan listrik
pada sebuah bangunan di lengkapi dengan perangkat Surya Arrester (Pelepas
tegangan lebih/over voltage). Jenis dan merk Surge Arrester ini banyak sekali tersedia
di pasaran umum, yang jelas pemasangan arrester harus di hubungkan
dengan grounding ke bumi.

3. Mekanisme Induksi Petir


Mekanisme induksi karena secara tidak langsung sambaran petir menyebabkan
kenaikan potensial pada peralatan elektronik, hal ini terjadi dikarenakan beberapa
faktor, diantaranya adalah:
a. Kopling Resistif
Ketika permukaan struktur bangunan terkena sambaran petir, arus petir yang
mengalir kedalam tanah membangkitkan tegangan yang bisa mencapai ribuan
volt diantara tegangan supplay 220 V, jaringan data dan pentanahan. Hal ini
menyebabkan sebagian arus mengalir pada bagian penghantar luar
misalnya kabel yang terhubung dengan bangunan dan terus menuju ke grounding.
b. Kopling Induktif
Arus petir mengalir dalam suatu penghantar akan menghasilkan medan magnet.
Medan magnet ini akan berhubungan dengan penghantar lainnya sehingga
menyebabkan terjadinya loop tegangan dengan nilai tegangan yang cukup tinggi.
c. Kopling Kapasitif
Saluran petir dekat sambaran petir dapat menyebabkan medan kapasitif yang
tinggi pada peralatan penghantar seperti suatu kapasitor yang sangat besar dengan
udara sebagai dielektriknya. Melalui cara ini terjadi kenaikan tegangan tinggi
pada kabel meskipun struktur bangunan tidak terkena sambaran langsung.
4. Bahaya Akibat Sambaran Petir
a. Sambaran Petir Langsung Melalui Bangunan
Sambaran petir yang langsung mengenai struktur bangunan rumah, kantor dan
gedung, tentu saja hal ini sangat membahayakan bangunan tersebut beserta
seluruh isinya karena dapat menimbulkan kebakaran, kerusakan perangkat
elektrik/elektronik atau bahkan korban jiwa. Maka dari itu setiap bangunan di
wajibkan memasang instalasi penangkal petir. Cara penanganannya adalah
dengan cara memasang terminal penerima sambaran petir serta instalasi
pendukung lainnya yang sesuai dengan standart yang telah di tentukan. Terlebih
lagi jika sambaran petir langsung mengenai manusia, maka dapat berakibat luka
atau cacat bahkan dapat menimbulkan kematian. Banyak sekali peristiwa
sambaran petir langsung yang mengenai manusia dan biasanya terjadi di areal
terbuka.
b. Sambaran Petir Melalui Jaringan Listrik
Bahaya sambaran ini sering terjadi, petir menyambar dan mengenai sesuatu di
luar area bangunan tetapi berdampak pada jaringan listrik di dalam bangunan
tersebut, hal ini karena sistem jaringan distribusi listrik/PLN memakai kabel
udara terbuka dan letaknya sangat tinggi, bilamana ada petir yang menyambar
pada kabel terbuka ini maka arus petir akan tersalurkan ke pemakai langsung.
Cara penanganannya adalah dengan cara memasang perangkat arrester sebagai
pengaman tegangan lebih (over voltage). Instalasi surge arresterlistrik ini
dipasang harus dilengkapi dengan grounding system.
c. Sambaran Petir Melalui Jaringan Telekomunikasi
Bahaya sambaran petir jenis ini hampir serupa dengan yang ke-2 akan tetapi
berdampak pada perangkat telekomunikasi, misalnya telepon dan PABX.
Penanganannya dengan cara pemasangan arresterkhusus untuk jaringan PABX
yang di hubungkan dengan grounding. Bila bangunan yang akan di lindungi
mempunyai jaringan internet yang koneksinya melalui jaringan telepon maka alat
ini juga dapat melindungi jaringan internet tersebut.
Pengamanan terhadap suatu bangunan atau objek dari sambaran petir pada
prinsipnya adalah sebagai penyedia sarana untuk menghantarkan arus petir yang
mengarah ke bangunan yang akan kita lindungi tanpa melalui struktur bangunan
yang bukan merupakan bagian dari sistem proteksi petir atau instalasi
penangkal petir, tentunya harus sesuai dengan standart pemasangan instalasinya.
Ada 2 jenis kerusakan yang di sebabkan sambaran petir, yaitu :
1. Kerusakan Thermis, kerusakan yang menyebabkan timbulnya kebakaran.
2. Kerusakan Mekanis, kerusakan yang menyebabkan struktur bangunan
retak, rusaknya peralatan elektronik bahkan menyebabkan kematian.

5. Efek Sambaran Petir


a. Efek Listrik
Ketika arus petir melalui kabel penyalur (konduktor) menuju resistansi elektroda
bumi instalasi penangkal petir, akan menimbulkan tegangan jatuh resistif, yang
dapat dengan segera menaikan tegangan sistem proteksi kesuatu nilai yang tinggi
dibanding dengan tegangan bumi. Arus petir ini juga menimbulkan gradien
tegangan yang tinggi disekitar elektroda bumi, yang sangat berbahaya bagi
makluk hidup. Dengan cara yang sama induktansi sistem proteksi harus pula
diperhatikan karena kecuraman muka gelombang pulsa petir. Dengan demikian
tegangan jatuh pada sistem proteksi petir adalah jumlah aritmatik komponen
tegangan resistif dan induktif
b. Efek Tegangan Tembus - Samping
Titik sambaran petir pada sistem proteksi petir bisa memiliki tegangan yang lebih
tinggi terhadap unsur logam didekatnya. Maka dari itu akan dapat menimbulkan
resiko tegangan tembus dari sistem proteksi petir yang telah terpasang menuju
struktur logam lain. Jika tegangan tembus ini terjadi maka sebagian arus
petir akan merambat melalui bagian internal struktur logam seperti pipa besi dan
kawat. Tegangan tembus ini dapat menyebabkan resiko yang sangat berbahaya
bagi isi dan kerangka struktur bangunan yang akan dilindungi
c. Efek Termal
Dalam kaitannya dengan sistem proteksi petir, efek termal pelepasan
muatan petir adalah terbatas pada kenaikan temperatur konduktor yang dilalui
arus petir. Walaupun arusnya besar, waktunya adalah sangat singkat dan
pengaruhnya pada sistem proteksi petir biasanya diabaikan. Pada umumnya luas
penampang konduktor instalasi penangkal petir dipilih terutama umtuk memenuhi
persyaratan kualitas mekanis, yang berarti sudah cukup besar untuk membatasi
kenaikan temperatur 1 derajat celcius.
d. Efek Mekanis
Apabila arus petir melalui kabel penyalur pararel (konduktor) yang berdekatan
atau pada konduktor dengan tekukan yang tajam akan menimbulkan gaya
mekanis yang cukup besar, oleh karena itu diperlukan ikatan mekanis yang cukup
kuat. Efek mekanis lain ditimbulkan oleh sambaran petir yang disebabkan
kenaikan temeratur udara yang tiba-tiba mencapai 30.000 K dan menyebabkan
ledakkan pemuaian udara disekitar jalur muatan bergerak. Hal ini dikarenakan
jika konduktifitas logam diganti dengan konduktifitas busur api listrik, enegi yang
timbul akan meningkatkan sekitar ratusan kali dan energi ini dapat menimbulkan
kerusakan pada struktur bangunan yang dilindungi.
e. Efek Kebakaran Karena Sambaran Langsung
Ada dua penyebab utama kebakaran bahan yang mudah terbakar karena sambaran
petir, pertama akibat sambaran langsung pada fasilitas tempat penyimpanan
bahan yang mudah terbakar. Bahan yang mudah terbakar ini mungkin
terpengaruh langsung oleh efek pemanasan sambaran atau jalur sambaran petir.
Kedua efek sekunder, penyebab utama kebakaran minyak. Terdiri dari muatan
terkurung, pulsa elektrostatis dan elektromagnetik dan arus tanah
f. Efek Muatan Terjebak
Muatan statis ini di induksikan oleh badai awan sebagai kebalikan dari proses
pemuatan lain. Jika proses netralisasi muatan berakhir dan jalur sambaran sudah
netral kembali, muatan terjebak akan tertinggal pada benda yang terisolir dari
kontak langsung secara listrik dengan bumi, dan pada bahan bukan konduktor
seperti bahan yang mudah terbakar. Bahan bukan konduktor tidak dapat
memindahkan muatan dalam waktu singkat ketika terdapat jalur sambaran.

Komponen yang ada pada Sistem Penangkal Petir:


1.Batang Penagkal Petir
Batang Penangkal Petir merupakan sebuah komponen atau bagian berupa batang
tembaga yang bagian ujungnya runcing. Alasan di buat runcing karena, muatan
muatan listrik memiliki sifat mudah berkumpul dan lepas pada ujung logam yang
runcing, Sehingga dapat melancarkan proses tarik-menarik dengan muatan listrik
yang ada pada awan. Dan batang runcing tersebut dipasang pada bagian puncak
suatu bangunan atau gedung.

2.Kabel Konduktor
Kabel Konduktor merupakan sebuah bagian atau komponen dari penangkal petir
yang berupa jalinan kawat tembaga, Biasanya jalinan kabel konduktor ini sekitar
1cm hingga 2 cm. Kabel konduktor sendiri berfungsi untuk meneruskan aliran
muatan listrik ke tanah. Dan kabel konduktor ini biasanya di pasang pada
dinding bagian luar bangunan atau gedung.

3.Tempat Pembumian
Pempat pembumian atau Grounding merupakan sebuah komponen atau bagian
dari penangkal petir yang terbuat dari bahan tembaha berlapis baja dengan
diameter sekitar 1,5cm dan panjang sekitar 1,8m – 3m. Tempat pembumian
sendiri berfungsi untuk mengalirkan muatan listrik dari kabel kondukstor ke
batang pembumian atau ground rod yang tertanam di dalam tanah.

B. Prinsip Perlindungan Petir


1. Prinsip perlindungan petir
Jika kita memperhatikan bahaya yang di akibatkan sambaran petir, maka sistem
perlindungan petir harus mampu melindungi struktur bangunan atau fisik maupun
melindungi peralatan dari sambaran langsung dengan di pasangnya penangkal
petir eksternal (Eksternal Protection) dan sambaran tidak langsung dengan di
pasangnya penangkal petir internal (Internal Protection) atau yang sering di
sebut surge arrester serta pembuatan grounding sistem yang memadai sesuai standar
yang telah di tentukan.
Sampai saat ini belum ada alat atau sistem proteksi petir yang dapat melindungi 100
% dari bahaya sambaran petir, namun usaha perlindungan mutlak dan wajib sangat di
perlukan. Selama lebih dari 60 tahun pengembangan dan penelitian di laboratorium
dan lapangan terus dilakukan, berdasarkan usaha tersebut suatu rancangan sistem
proteksi petir secara terpadu telah di kembangan oleh Flash Vectron Lightning
Protection "SEVEN POINT PLAN".
Tujuan dari "SEVEN POINT PLAN" adalah menyiapkan sebuah perlindungan
efective dan dapat di andalkan terhadap serangan petir, "Seven Point Plan' tersebut
meliputi :
a. Menangkap Petir
Dengan cara menyediakan system penerimaan (AirTerminal Unit) yang dapat
dengan cepat menyambut sambaran arus petir, dalam hal ini mampu untuk lebih
cepat dari sekelilingnya dan memproteksi secara tepat dengan memperhitungkan
besaran petir. Terminal Petir Flash Vectron mampu memberikan solusi sebagai
alat penerima sambaran petir karena desainnya dirancang untuk digunakan
khusus di daerah tropis.
b. Menyalurkan Arus Petir
Sambaran petir yang telah mengenai terminal penangkal petir sebagai alat
penerima sambaran akan membawa arus yang sangat tinggi, maka dari itu harus
dengan cepat disalurkan ke bumi (grounding) melalui kabel penyalur sesuai
standart sehingga tidak terjadi loncatan listrik yang dapat membahayakan struktur
bangunan atau membahayakan perangkat yang ada di dalam sebuah bangunan.
c. Menampung Petir
Dengan cara membuat grounding sistem dengan resistansi atau tahanan tanah
kurang dari 5 Ohm. Hal ini agar arus petir dapat sepenuhnya diserap oleh tanah
tanpa terjadinya step potensial. Bahkan dilapangan saat ini umumnya resistansi
atau tahanan tanah untuk instalasi penangkal petir harus dibawah 3 Ohm.
d. Proteksi Grounding Sistem
Selain memperhatikan resistansi atau tahanan tanah, material yang digunakan
untuk pembuatan grounding juga harus diperhatikan, jangan sampai mudah korosi
atau karat, terlebih lagi jika didaerah dengan dengan laut. Untuk menghindari
terjadinya loncatan arus petir yang ditimbulakn adanya beda potensial tegangan
maka setiap titik grounding harus dilindungi dengan cara integrasi atau bonding
system.
e. Proteksi Jalur Power Listrik
Proteksi terhadap jalur dari power muntak diperlukan untuk mencegah terjadinya
induksi yang dapat merusah peralatan listrik dan elektronik.
f. Proteksi Jalur PABX
Melindungi seluruh jaringan telepon dan signal termasuk pesawat faxsimile dan
jaringan data
g. Proteksi Jalur Elektronik
Melindungi seluruh perangkat elektronik seperti CCTV, mesin dll dengan
memasang surge arrester elektronik.

C. Bagaimana Konstruksi Pemasangan Penangkal Petir Pada Gedung


Penangkal petir adalah sebuah batang logam atau konduktor yang dipasang di atas
gedung dan pada perangkat listrik yang terhubung ke tanah melalui kawat, untuk
melindungi bangunan pada saat terjadi petir
1. Jenis-jenis metode penangkal petir
a. Penangkal Petir Konvensional / Faraday / Frangklin
Kedua ilmuwan tersebut Faraday dan Frangklin menjelaskan sistem yang
hampir sama, yakni system penyalur arus listrik yang menghubungkan antara
bagian atas bangunan dan grounding, sedangkan sistem perlindungan yang di
hasilkan ujung penerima/splitzer adalah sama pada rentang 30 - 40 derajat.
Perbedaannya adalah sistem yang di kembangkan Faraday
bahwa kabel penghantar berada pada sisi luar bangunan dengan pertimbangan
bahwa kabel penghantar juga berfungsi sebagai material penerima
sambaran petir, yaitu berupa sangkar elektris atau biasa disebut dengan
sangkar faraday.

b. Penangkal Petir Radio Aktif


Penelitian terus berkembang akan sebab terjadinya petir, dan semua ilmuwan
sepakat bahwa terjadinya petir karena ada muatan listrik di awan berasal dari
proses ionisasi, maka untuk menggagalkan proses ionisasi dilakukan dengan
cara menggunakan zat berradiasi sepertiRadiun 226 dab Ameresium
241 karena kedua bahan ini mampu menghamburkan ion radiasinya yang dapat
menetralkan muatan listrik awan. Maka manfaat lain hamburan ion radiasi
tersebut akan menambah muatan pada ujung finial/splitzer, bila mana awan
yang bermuatan besar tidak mampu di netralkan zat radiasi kemudian
menyambar maka akan cenderung mengenai penangkal petir ini. Keberadaan
penangkal petir jenis ini telah dilarang pemakaiannya, berdasarkan
kesepakatan internasional dengan pertimbangan mengurangi zat beradiasi di
masyarakat, selain itu penangkal petir ini dianggap dapat mempengaruhi
kesehatan manusia.
c. Penangkal Petir Elektrostatis
Prinsip kerja penangkal petir elektrostatis mengadopsi sebagian system
penangkal petir radio aktif, yaitu menambah muatan pada ujung finial/splitzer
agar petir selalu melilih ujung ini untuk di sambar. Perbedaan dengan system
radio aktif adalah jumlah energi yang dipakai. Untuk penangkal petir radio
aktif muatan listrik dihasilkan dari proses hamburan zat berradiasi sedangkan
pada penangkal petir elektrostatis energi listrik yang dihasilkan dari listrik
awan yang menginduksi permukaan bumi.

2. Cara Pemasangan Instalasi Penangkal Petir/Anti Petir Flash Vectron


Penangkal petir Flash Vectron adalah terminal petir unggulan jenis elektrostatik yang
di desain khusus untuk daerah tropis mampu memberikan solusi petir terbaik
khususnya di Indonesia. Selain sudah melewati uji laboratorium PLN dan
laboratorium tegangan tinggi di lembaga terkait, penangkal petir Flash Vectron juga
telah di uji langsung di lapangan yang rawan akan sambaran petir.
Secara garis besar, cara pemasangan instalasi penangkal petir/anti petir Flash Vectron
sebagai berikut.
Gb.1 pemasangan grounding
Pada tahap awal pengerjaan di mulai dengan mengerjakan bagian grounding system
terlebih dahulu, dengan pertimbangan keamanan dan kemudahan. Kemudian
dilakukan pengukuran resistansi/tahanan tanah menggunakan Earth Testermeter,
apabila hasil pengukuran tersebut menunjukan < 5 Ohm maka tahapan kerja
berikutnya dapat dilakukan. Seandainya hasil resistansi/tahanan tanah menunjukan > 5
Ohm maka di lakukan pembuatan atau penambahan grounding lagi di sebelahnya dan
di pararelkan dengan grounding pertama agar resistansi/tahanan tanahnya menurun
sesuai dengan standarnya < 5 Ohm.

Gb.2 memasang kabel penyalur


Setelah selesai membuat grounding, langkah berikutnya adalah
memasang kabel penyalur (Down Conductor) dari titik grounding sampai keatas
bangunan, tentunya dengan mempertimbangkan jalur kabel yang terdekat dan hindari
banyak belokan/tekukkan 90 derajat sehingga kebutuhan material dan kualitas
instalasi dapat efektif dan efisien. Kabel penyalur petir yang biasa di gunakan antara
lain BC (Bare Copper), NYY atau Coaxial. Untuk tempat - tempat tertentu sebaiknya
di beri pipa pelindung (Conduite) dengan maksud kerapihan dan keamanan.
Gb.3 pemasangan head terminal
Bila kabel penyalur petir telah terpasang dengan rapih, maka tahap selanjutnya
pemasangan head terminal petir Flash Vectron tentunya harus terhubung
dengan kabel penyalur tersebut sampai ke grounding sistem.

3. Tips Untuk Menghindari Tersambar Petir :


a. Jika anda melihat sambaran petir atau mendengar gelegar guruh segeralah
menuju bangunan yang telah terlindungi dengan penangkal petir atau
mendekatlah ke mobil atau truk.
b. Pakailah sepatu dari kulit atau karet yang tidak bocor, usahakan memakai kaos
kaki yang kering, sebagai upaya memisahkan tubuh kita dari tanah
sehingga petir enggan melalui tubuh kita.
c. Jika anda berada di luar rumah maka hindarilah berada di areal terbuka,
tempat ketinggian, berada di tempat yang berair, di bawah pohon tinggi atau
benda logam yang menjulang tinggi.
d. Jika tempat berlindung tidak ada, sebaiknya anda jongkok tapi hindari tangan
anda menyentuh tanah dan jangan berbaring karena akan memudahkan
penyaluran tenaga petir ke tanah.
e. Jika anda berada di luar ruangan maha hindari berdiri bergerombol dengan
orang lain.
f. Jika kita berada di areal terbuka dan merasakan rambut kita berdiri itu
pertanda petir akan menyambar kita, kita harus melakukan gerakan rukuk
yaitu menekuk badan ke arah depan (Syukur bila menghadap kiblat) dan
menempatkan kedua tangan di lutut, cara ini akan membuat kita selamat.
g. Jika kita berada di dalam ruangan hindarilah berdiri dekat pintu, jendela dan
tempat yang berair.
h. Perangkat elektronik seperti televisi, radio, komputer sebaiknya di matikan
dan di cabut stop kontaknya, bila tidak memungkinkan menjauhlah dari
perangkat elektronik tersebut.
i. Bagi kita menbawa HP, HT dan radio saku sebaiknya di matikan segera,
pisahkan antena dengan body untuk mengurangi rangsangan petir menyambar.
j. Jika ada korban terkena petir tangani dengan hati-hati dan jangan dibawa
bersama barang yang bermuatan listrik agar tidak terkena sambaran ulang.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Tujuan
Tujuan pembuatan alat ini adalah untuk mengantisipasi bahaya sambaran petir pada
kapal laut. Di alam terbuka seperti ditengah laut lepas sering kali terjadi badai yang
disertai petir , pengeboran lepas pantai juga sering terkena imbasnya bahkan tidak
sedikit kapal nelayan ,perahu maupun kapal pesiar yang tersambar oleh petir. Bahkan
ada pula kapal yang tersambar hingga terbakar dan dapat merenggut jiwa
manusia yang di atas kapal tersebut. Petir merupakan sesuatu keganasan alam
yang tidak terkendali dan sangat besar kandungan listrik didalamnya, hal ini dapat
merusak badan kapal maupun peralatan elektronika yang berada didalam kapal. Petir
di laut lepas tidak dapat diterka akan mengenai bagian apa saja di kapal, untuk itu
akan kita perjelaskan pengamanan kapal laut dengan menggunakan penangkal petir
kapal. Sehingga membuat kapal maupun penumpang yang berada didalamnya merasa
aman di laut.

B. Hasil yang diharapkan


Setelah melaksanakan praktikum mahasiswa dapat:
1. Mengetahui sistem penangkal petir pada kapal laut.
2. Mengetahui jenis dan fungsi komponen-komponen yang terdapat pada sistem
penangkal petir kapal laut.
3. Mengetahui prosedur pemasangan alat penangkal petir pada kapal laut.

Pengaplikasian penangkal petir


Alat penangkal petir pada kapal laut ini digunakan untuk melindungi manusia
dan peralatan elektronik yang ada di dalam kapal agar aman dari sambaran petir yag
mungkin terjadi di tengah lautan.
Kapal dengan bahan kayu atau fiberglass akan lebih sering mengalami
kerusakan parah saat tersambar petir dibandingkan dengan kapal yang terbuat dari
bahan metal atau logam. Metode yang digunakan untuk sistem penangkal petir kapal
laut adalah menggunakan prinsip sangkar faraday, dimana petir menyambar tiang
penangkap (mast) lalu menyalurkan menuju lambung kemudian dibuang (discharge)
ke dalam air.
Mendistribusikan energi petir ke dalam air melalui badan kapal yang terbuat
dari logam adalah kunci utamanya. Ini membantu mencegah lompatan petir dari
samping. Ketika terlalu banyak daya yang melewati sepanjang jalur tunggal, dan kilat
melompat dari satu item konduktif ke dalam perahu Anda itulah yang disebut dengan
lompatan petir. Petir dapat melompat melalui dinding pemisah, furnitur atau bahkan
orang sebagaimana kilatan dari titik satu ke titik yang lain. Jadi menyediakan
tambahan konduktor listrik adalah pilihan yang sangat penting.

Pembuatan Alat
Dalam perancangan sistem penangkal petir pada kapal laut tersebut
dibutuhkan beberapa alat yang digunakan. Perangkat keras yang digunakan adalah
sebagai berikut:

a. Air Terminal Electrode


Merupakan elektroda yang berfungsi sebagai terminal untuk menangkap petir
atau menghilangkan terbentuknya streamer.

b. Siedarc Electrode
Merupakan elektroda yang berfungsi sebagai terminal untuk membuang muatan
listrik dari sambaran petir ke dalam air laut.
c. H Strips
Merupakan plat yang dipasang pada lambung kapal yang berfungsi sebagai
grounding untuk membuang muatan listrik ke dalam air.

d. Spitzer
e. Kabel konduktor beserta tiang

1. Hasil Pengujian Alat


Pengujian ini merupakan integrasi antara pemasangan alat splitzer, air terminal
electrode, siedarc electrode, dan h strip yang dipasang pada badan kapal laut.
Pengujian dilakukan dengan mencari sumber terpercaya mengenai pemasangan
penangkal petir pada kapal yang telah terbukti mampu mengatasi sambaran petir di
tengah lautan.
Dengan digunakannya siedarc pada sistem tersebut akan mengalirkan muatan
listrik dari sambaran petir yang mengenai splitzer menuju air. Pemasangan siedarc ini
dilewatkan pada lambung kapal dan titempatkan tepat diatas permukaan air laut
sehingga menyediakan point ganda untuk langsung membuang muatan listrik ke laut.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Gedung-gedung bertingkat sangat penting untuk di beri proteksi penangkal petir,


karena petir terjadi akibat adanya perpindahan muatan elektron dan muatan proton,
dan biasanya terjadi antara muatan yang ada di awan dengan muatan yang ada di
bumi. Gedung-gedung yang tinggi mengandung salah satu muatan tersebut, Oleh
sebab itu bangunan yang tinggi lebih cenderung mudah tersambar petir.
Pada dasarnya proteksi perlindungan penangkal petir dipasang untuk melindungi
struktur bangunan atau fisik maupun melindungi peralatan pada bangunan tersbut.
"SEVEN POINT PLAN" merupaka metode perencanaan pemasangan proteksi
penangkal petir. Tujuan dari "SEVEN POINT PLAN" adalah menyiapkan sebuah
perlindungan efective dan dapat di andalkan terhadap serangan petir, "Seven Point
Plan' tersebut meliputi :
1. Menangkap Petir
2. Menyalurkan Arus Petir
3. Menampung Petir
4. Proteksi Grounding Sistem
5. Proteksi Jalur Power Listrik
6. Proteksi Jalur PABX
7. Proteksi Jalur Elektronik

SARAN
Setelah kami menyusun maklh proteksi penangkal petir pada gedung, berikut adalah
saran yang dapat kami kemukakan
a. Sebaiknya pemilihan instalasi penangkal petir yang paling baik untuk daerah
tropis adalah instalasi penangkal petir flash vectron.
b. Saat penanaman elektroda diharapkan hasil yang maksimal yaitu >5 ohm, dengan
cara pemasangan elektroda secara paralel untuk mendapatkan tahanan yang lebil
kecil.
c. Untuk pemasangan penangkal petir dengan radiasi/jangkauan yang luas
pemasangan penangkal petir radio aktif lebih di utamakan karena pada prinsipnya
penangkal petir radio aktif yaitu mencegah proses terjadinya petir.
d. Saat penentuan kualifikasi bangunan sebaiknya memperhitungkan jenis
bangunan,kontruksi bangunan, tinggi bangunan, situasi bangunan, dan hari guruh.
Referensi
 http://www.baliorange.web.id/petir-antara-musibah-atau-berkah/
 http://solusipetir.com/petir/bahaya-petir.html
 http://riri.blueline.co.id/infra/Lightning%20Protection%20SNI%20&%20Referenc
es/SNI%2003-7015
2004%20Sistem%20proteksi%20petir%20pada%20bangunan%20gedung.pdf
 http://xa.yimg.com/kq/groups/16188850/1041303682/name/Teori+Penyalur+Petir.
pdf

Anda mungkin juga menyukai