Anda di halaman 1dari 3

BI2001 Shafira Khairunnisa

Pengetahuan Lingkungan 15016088

TAPAK EKOLOGI

Tapak ekologi adalah sejumlah area yang terdiri dari lahan dan air yang produktif secara biologi yang dibutuhkan
oleh individu, populasi atau aktivitas tertentu untuk memproduksi bahan konsumsi dan untuk mengolah limbahnya
dengan teknologi dan management. Tapak ekologi sering dinyatakan dalam satuan global hektar (gha) karena yang
menjadi ruang lingkup dalam tapak ekologi individu mencakup lahan atau laut dari seluruh dunia.

Dengan cara membandingkan tapak ekologi hasil perhitungan dengan ketersediaan kapasitas biologis bumi, maka
dapat ditentukan apakah pemanfaatan lahan pertanian, hutan, peternakan, lahan energi dapat dilanjutkan atau tidak.
Dengan adanya ecological footprint sebagai alat ukur ini, maka dapat dijadikan sebagai indikator apakah
pemanfaatan sumber daya alam yang dilakukan oleh manusia mengakibatkan penurunan kualitas ekologi atau tidak,
sehingga keseimbangan alam dapat lebih terjaga.

Sebelum menghitung tapak ekologi, dibutuhkan asumsi. Asumsi yang umum digunakan adalah :

1. Semua sumber daya yang dikonsumsi dan limbah (termasuk emisi) yang dihasilkan dapat ditelusuri asal
muasalnya (tracked).
2. Sebagian besar aliran sumber daya dan buangan dapat diukur dengan menggunakan luasan bioproduktif
untuk menjaga pasokan sumber daya dan absorpsi buangan.Luasan bioproduktif yang berbeda dapat
dikonversi menjadi satu ukuran tunggal, yaitu hektar global (gha). Setiap hektar global pada satu tahun
mencerminkan bioproduktif yang sama dan semua dapat dijumlahkan.
3. Permintaan terhadap sumber daya alam disebut telapak ekologis (ecological footprint/demand), dan dapat
dibandingkan dengan biokapasitas (biocapacity/supply) dengan satuan hektar global (gha).

Luasan permintaan (area demanded) bisa lebih besar dari luasan pasokan (area supplied), jika permintaan suatu
ekosistem melebihi kemampuan ekosistemnya untuk menyediakannya.

Metoda yang digunakan untuk menghitung tapak ekologi adalah metoda yang dikembangkan oleh Global Footprint
Networt (GFN-USA). Dalam menghitung tapak ekoologi ada 2 faktor yang perlu diperhatikan yaitu faktor
ekuivalensi dan faktor panen.

 Faktor Ekuivalensi

Faktor ini merupakan faktor yang digunakan untuk mengkombinasikan tapak ekologi dari lahan yang berbeda-beda.
Agar ini dapat dikombinasikan maka dibutuhkan koefisien untuk menyamakannya. Dengan kata lain, ini dipakai
untuk mengkonversi satuan lokal lahan tertentu menjadi satuan yang universal, yaitu hektar global (gha). Faktor
penyama telah ditentukan oleh Global Footprint Network (GFN) untuk 6 (enam) kategori lahan, yaitu: lahan
pertanian (2,64), lahan perikanan (0,40), lahan peternakan (0,50), lahan kehutanan (1,33), lahan terbangun (2,64)
dan lahan penyerapan karbon/lahan yang diperlukan untuk mengabsorsi CO2 yang bersumber dari bahan bakar fosil
(1,33).
BI2001 Shafira Khairunnisa
Pengetahuan Lingkungan 15016088

 Faktor Panen

Faktor panen menggambarkan perbandingan antara luasan lahan bioproduktif di suatu wilayah dengan luasan lahan
bioproduktif yang sama di wilayah yang lain untuk tiap komoditas yang sama. Faktor ini juga menggambarkan
kemampuan suatu populasi untuk menyertakan penguasaan teknologi dan manajemen dalam pengelolaan lahan.
Setiap wilayah memiliki faktor panen masing‐masing dan dihitung per tahun.

Tapak ekologis menggambarkan kebutuhan barang dan jasa yang diperlukan oleh manusia dari alam yang
dicerminkan dalam konsumsi bersih (net consumption) dari produk‐produk yang dikategorikan seperti produk
pertanian, produk peternakan, produk kehutanan, produk perikanan, keperluan ruang dan lahan, serta konsumsi
energi. Konsumsi bersih merupakan konsumsi aktual yang dipengaruhi oleh kegiatan perdagangan (ekspor‐impor).

Konsumsi Bersih/Total (ton) = Produksi Lokal (ton) + Impor (ton) – Ekspor (ton)

EF = ( P x YF x EQF ) / YN

Keterangan :
EF = ecological footprint/telapak ekologis (TE);
P = jumlah produk dipanen atau limbah yang dihasilkan;
YN = produktivitas nasional rata‐rata untuk P;
YF = yield factor (faktor panen);
EQF = equivalence factor (faktor ekivalensi untuk kategori lahan dimaksud).

Jika dua faktor yang dijelaskan sebelumnya merupakan faktor yang digunakan untuk menghitung tapak ekologi secara
umum, maka untuk menghitung suatu tapak ekologi per individu, juga terdapat faktor yang menjadi aspek untuk
menentukan berapa besar tapak ekologi per individu. Faktor-faktor tersebut diantaranya yaitu sebagai berikut.

 Transportasi : metode atau kendaraan apa yang digunakan dalam bepergian, apakah menggunakan motor,
mobil, ataukah berjalan kaki.
 Penggunaan air : menunjukkan seberapa banyak air yang digunakan setiap harinya, dan lama penggunaan air
bersih.
 Berpakaian : menunjukkan berapa pakaian yang digunakan setiap harinya.
 Rekreasi : menunjukkan kegiatan refreshing yang dilakukan perminggu ke tempat rekreasi.
 Makanan : menunjukkan berapa banyak makanan yang dikonsumsi dengan menu 4 sehat 5 sempurna.
BI2001 Shafira Khairunnisa
Pengetahuan Lingkungan 15016088

 Sampah : menunjukkan metode pembuangan sampah yang dilakukan, dan berapa banyak sampah yang
dihasilkan dalam sehari.
 Ruang/tempat tinggal : menunjukkan seberapa luas tanah dan ruangan yang digunakan untuk individu dan
keluarganya tinggal.

Nilai tapak ekologi Indonesia adalah 1,21 gha/ orang dan biokapasitasnya 1,35 gha/orang. Arti dari nilai ini adalah
rata-rata setiap individu yang ada di Indonesia membutuhkan lahan produktif seluas 1,21 hektar yang didalamnya
juga terdapat air yang dapat digunakan manusia untuk memproduksi sesuatu yang berguna untuk kebutuhan
hidupnya serta unruk mengolah limbahnya sendiri. Nilai ini didapat dengan pendekatan dan rumus yang sudah
dijelaskan diatas. Hal ini juga telah mempertingkan pola-pola tingkah laku manusia yang ada di Indonesia baik di
bidang makanan, tempat tinggal, emisi karbon, energi yang dipakai dan yang diperbaharui, tingkah laku manusia
terhadap air, pola tingkah laku terhadap barang-barang yang ada di lingkungannya, dll.
Amerika memiliki nilai tapak ekologi semesar 9.7 gha/orang , eropa sebesar 4.7 gha/orang, china 1.6 gha/orang,
India 0.8 gha/orang , dan Jepang 4.8 gha/orang.

Perubahan budaya yang semakn canggih dapat memperbesar nilai tapak ekologi. Hal ini sesuai dengan data yang
ada jika dibandingkan dengan kebudayaan yang ada di Negara-negara tersebut.

Jika dibandingka dengan negara maju lainnya, nilai tapak ekologi Indonesia masih relatif kecil tetapi sudah melebihi
nilai maksimal untuk keoptimalan fungsi kerja bumi. Berdaasarkan kalkulator tapak ekologi, dapat dikatakan bahwa
nilai tapak ekologi akan semakin tinggi jika teknologi di suatu Negara tinggi pula, karena ini akan merubah
kebiasaan masyarakatnya sehingga masyarakatnya membutuhkan lahan yang sangat luas untuk kehidupannya serta
untuk mengolah limbahnya sendiri.

Sumber:

1. http://www.footprintnetwork.org/en/index.php/GFN/page/glossary/#Ecologicalfootprint
2. https://nnnnhayati.wordpress.com/2013/09/10/cara-menghitung-tapak-ekologi-tapak-ekologi-indonesia/
3. http://akhmadsakir.blogspot.co.id/2014/10/ecological-footpirnt-tapak-ekologi.html

Anda mungkin juga menyukai