Reerrrrrrrrrrrrrrr PDF
Reerrrrrrrrrrrrrrr PDF
BAB II
TEORI DASAR
2.1. Serbuk Logam
Serbuk logam adalah suatu material dalam bentuk serbuk yang diperoleh
dengan cara merubah suatu padatan ukuran besar ke bentuk butiran (powder).
Serbuk logam dapat diperoleh melalui proses atomisasi, mekanis, fisika, dan
Serbuk logam ini selanjutnya akan diproses melalui metalurgi serbuk yang
kimia.
dikenal
efektif pada proses fabrikasi alat atau komponen mesin yang tidak dapat
II-1
II-2
c. Bentuk yang rumit tidak dapat dibuat karena selama penekanan serbuk
tidak mampu mengalir mengisi ruang cetakan.
d. Beberapa jenis serbuk logam yang halus merupakan sumber bahaya
ledakan dan kebakaran.
2.3 Pembuatan Serbuk
Meskipun semua logam secara teoritis dapat dibuat menjadi serbuk, tetapi
hanya beberapa jenis logam yang dimanfaatkan dalam pembuatan benda jadi.
Pembuatan serbuk logam dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu:
1. Cara Mekanis
Cara mekanis adalah suatu cara pembuatan serbuk logam dengan bantuan
alat-alat mekanis atau mesin, seperti:
a. Machining
Pemesinan adalah teknik yang mudah untuk memberikan bentuk, oleh
karena itu sangat berguna bagi produksi serbuk dalam skala kecil.
b. Milling
Milling merupakan tumbukan mekanis menggunakan bola-bola keras
adalah pendekatan klasik untuk pembuatan serbuk dari material yang
mudah pecah (brittle). Penggilingan terdiri dari tabung berotasi dengan
bola-bola secara terus menerus beradu dengan material. Material akan
hancur menjado serbuk.
2. Cara Fisika
Electrolitik Depotition, cara ini sangat umum diterapkan pada
pembuatan serbuk logam, seperti besi, perak dan beberapa jenis logam
lainnya. Caranya dengan memisahkan unsur logam dari larutan garamnya.
Untuk membuat serbuk besi digunakan elektroda pelat baja yang dipasang
sebagai anoda dalam tangki sebagai katoda dan besi mengendap pada
electrode tersebut. Digunakan arus searah dan setelah kurang lebih 48 mm,
diperoleh endapan setebal 2 mm. Pelat katoda kemudian dikeluarkan dan
besi elektrolitik diambil, kemudian besi yang sangat rapuh ini dicuci dan
disaring. Serbuk kemudian dianil untuk pelunakan.
II-3
3. Cara Kimia
Cara ini adalah dengan proses reduksi, yaitu menghilangkan oksigen
dari oksida logam. Cara ini hampir dapat digunakan pada setiap logam. Pada
proses reduksi, oksida logam direduksi menjadi serbuk dengan mengalirkan
gas reduktor pada suhu di bawah titik cair. Untuk serbuk besi, biasanya
digunakan suatu oksida besi. Oksida ini dicampur dengan serbuk kokas dan
dimasukkan ke dalam tanur putar. Pada akhir pemisahan, campuran ini
dipanaskan sampai suhu 1050oC, hal ini menyebabkan karbon bereaksi
dengan oksida oksigen yang terdapat dalam oksida besi. Terbentuklah gas
yang dialirkan keluar. Besi yang tertinggal cukup murni dan berbentuk
sponge. Serbuk logam lainnya, seperti wolfram, molybdenum. Nikel, dan
kobalt dibuat dengan proses yang sama.
4. Cara Atomisasi
Cara ini adalah penyemprotan logam cair dengan menggunakan
medium cair atau gas yang bersuhu rendah. Cairan logam ditekan lewat
nozzle dan didinginkan dengan udara, atau air. Proses ini bergantung pada
pemilihan nozzle, tekanan, temperatur gas, dan jumlah aliran logam. Cara
ini ada dua macam yaitu:
a. Gas atomization
Teknik ini untuk menghasilkan logam dengan gas atau udara yang
bertekanan.
b. Water atomization
Teknik ini untuk menghasilkan serbuk logam dimana temperatur
logam cair kurang lebih 1600oC. Semprotan air dengan tekanan tinggi
diarahkan pada aliran logam cair. Air dapat diarahkan dengan satu
penyemprot atau lebih, karena pendinginan yang cepat maka bentuk
serbuknya irregular dan kasar. Tekanan yang sangat tinggi menghasilkan
kecepatan air yang tinggi dan menghasilkan ukuran partikel yang halus.
Berikut ini adalah mekanisme pembentukan partikel (Gambar 2.1)
dengan water atomization.
II-4
II-5
Alat ini telah dibuat dan diteliti pada tahun 2005 oleh Nusin Samosir
dan Natonio Gogo. Pada Gambar 2.2 terlihat bahwa serbuk dari logam yang
dilelehkan dengan proses las dan diputar sehingga terlempar ke dinding
tabung berupa serbuk. Dengan alat ini dapat dihasilkan serbuk berbentuk
bulat. Instrumen utama alat ini adalah welding torch dan mesin las TIG.
3. Atomisasi air
Atomisasi air adalah salah satu teknik untuk memproduksi serbuk
logam ataupun paduan dari logam yang memiliki titik melting kurang dari
1600oC. Prinsip kerja dari proses ini hampir sama dengan atomisasi gas,
karena fluida yang digunakan adalah air, maka pendiginannya lebih cepat.
Karena pendinginan yang cepat, bentuk serbuk tidak beraturan dan relatif
kasar dan terdapat pula unsur oksida. Mekanisme untuk menghasilkan
partikel pada proses atomisasi air dapat melalui cratering, splashing,
stripping, dan bursting. Tekanan adalah variabel kontrol proses yang utama
dalam atomisasi air. Tekanan air yang tinggi menghasilkan kecepatan air
yang tinggi pula.
II-6
2.5 Bagian-bagian Alat Atomisasi
1. Nozzle
Nozzle adalah alat untuk menyalurkan air betekanan yang nantinya akan
mengenai logam cair sehingga membentuk serbuk logam.
Berikut adalah perhitungan kecepatan air pada saat melewati nozzle.
Hasil perhitungan ini nantinya akan dipakai sebagai parameter dalam proses
simulasi.
2 2
P1 v P v
Z1 + + 1 = Z2 + 2 + 2 + HL …………………………. (1)
g 2g g 2g
Keterangan:
Z = Ketinggian (m)
P = Tekanan (Pa)
= Massa jenis air (kg/m3)
II-7
64
f= (jika turbulence)
Re
Keterangan:
Hf = Rugi-rugi minor (m)
f = koefisien gesek
d = diameter penampang (m)
L = panjang penampang (m)
v = kecepatan (m/s)
g = gravitasi (9,81 m/s2)
II-8
2.6 Bentuk Geometrik Nozzle
Untuk bentuk nozzle pada proses atomisasi ini sangat banyak macamnya
tergantung pada penggunaan nozzle itu sendiri, dimana fungsi nozzle adalah untuk
mengontrol
aliran dan bentuk dari fluida yang akan mengabutkan logam cair
sehingga dapat menghasilkan serbuk logam sesuai dengan sifat-sifat yang
diinginkan.
II-9
II-10
d. Deformasi yang lebih jauh dan pengecilan dari bentuk droplet ke
bentuk partikel yang lebih kecil lagi (atomisasi kedua).
e. Penyatuan dan pemisahan partikel.
II-11
antara 36 sampai 850 µm digunakan untuk memeriksa ukuran dan
menentukan distribusi ukuran partikel dalam daerah tertentu.
c. Distribusi dan ukuran partikel
Distribusi dan ukuran partikel ditentukan oleh jumlah partikel dari
setiap ukuran standar dalam serbuk tersebut. Pengaruh tersebut terhadap
mampu alir, berat jenis dan porositas produk cukup besar.
d. Sifat kimia
Menyangkut kemurnian serbuk, jumlah oksida yang diperbolehkan, dan
kadar elemen lainnya.
II-12
2.10 Timah
Timah adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
simbol Sn (bahasa latin: stannum) dan nomor atom 50. Unsur ini merupakan
logam miskin keperakan, dapat ditempa (malleable), tidak mudah teroksidasi
dalam udara sehingga tahan karat, ditemukan dalam banyak paduan logam, dan
digunakan untuk melapisi logam lainnya untuk mencegah karat. Timah diperoleh
terutama dari mineral cassiterite yang terbentuk sebagai oksida. Timah memiliki
dua bentuk yaitu sebagai timah putih (metallic) dan timah hitam (no metallic).
II-13
Sifat fisik timah dapat dijelaskan pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.1 Sifat fisik timah (Sn)
Nama, simbol, dan unsur Timah, Sn, 50
Sifat Fisik
Wujud Padat
Density
( 20oC) 7,28g/cm3
Coefficient of thermal expansion 26,92 x 10-6/oC
( 0-100oC)
II-14
2.11 Scanning Electron Microscope (SEM)
SEM adalah jenis mikroskop elektron yang gambar permukaan sampelnya
ditampilkan dengan bantuan sinar elektron. Elektron berinteraksi dengan atom-
atom
yang membentuk sampel mnghasilkan sinyal yang berisi informasi tentang