Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DIABETES MELITUS GESTASIONAL


DI SUSUN UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH ASKEP III DM

DI SUSUN OLEH:

ATIK DIYAH UMAWATI


(PO.62.20.1.15.113)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN REGULER II
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Mengenal Diabetes MelitusGestasional


Sasaran : Ibu Hamil
Tempat : Balai Desa X
Hari/Tanggal : Senin / 8 September 2018
Waktu : 1 x 30 menit
Penyuluh : Mahasiswa

I. Tujuan

a. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti penyuluhan selama 60 menit, diharapkan ibu-ibu hmil dapat
menjelaskan tentang DM gestasional.
b. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Ibu Hamil mampu memahami dan menjelaskan tentang DM gestasinal secara spesifik
lagi seperti:
1. Pengertian Diabetes Melitus gestasional
2. Penyebab Diabetes Melitus gestasional
3. Tanda dan gejala Diabetes Melitusgestasional
4. Pemeriksaan laboratorium Diabetes Melitusgestasional
5. Komplikasi Diabetes Melitus gestasional
6. Penatalaksanaan diabetes mellitus gestasional

II. Sasaran
Ibu Hamil

III. Materi
Dalam penyuluhan, materi yang disampaikan adalah :

1. Pengertian Diabetes Melitus gestasional


2. Penyebab Diabetes Melitus gestasional
3. Tanda dan gejala Diabetes Melitusgestasional
4. Pemeriksaan laboratorium Diabetes Melitusgestasional
5. Komplikasi Diabetes Melitus gestasional
6. Penatalaksanaan diabetes mellitus gestasional

IV. Metode
Metode yang digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan Dibetes Melitus Gestasionl adalah:
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

V. Alat dan Media


a. Alat
Alat yang digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan Dibetes Melitus Gestasionl
adalah:
1. Mikrofon
2. Speaker
b. Media
Leaflet
PPT
VI. KegiatanPenyuluhan

No Kegiatan Penyuluhan Waktu Kegiatan Peserta


1 Pembukaan : 5 menit

 Membuka kegiatan dengan  Menjawab salam


mengucapkan salam.
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan dari  Memperhatikan
penyuluhan
 Menyebutkan materi yang akan  Memperhatikan
diberikan

2 Kegiatan Inti: 25
Memberikan Penjelasan Tentang Menit - Menyimak
materi :
1. Pengertian Diabetes Melitus - Bertanya
gestasional
2. Penyebab Diabetes Melitus
gestasional
3. Tanda dan gejala Diabetes
Melitus gestasional
4. Pemeriksaan laboratorium
5. Komplikasi
6. Penatalaksanaan Diabetes
Melitus gestasional

- Memberikan Kesempatan klien atau


keluarga untuk bertanya.
3 Penutup 5 menit
- Evaluasi
 Memberikan kesimpulan atas  Menyimak
materi yang telah disampaikan
 Mengucapkan terima kasih  Mendengarkan
kepada klien dan keluarga
 Membagikan leaflet
 Memberikan salam penutup  Menjawab salam
MATERI

1. PENGERTIAN
Diabetes Mellitus (DM) adalah kelainan metabolisme karbohidrat, di mana
glukosa darah tidak dapat digunakan dengan baik, sehingga menyebabkan keadaan
hiperglikemia. DM merupakan kelainan endokrin yang terbanyak dijumpai. Yang paling
sering terjadi yaitu: diabetes mellitus yang diketahui sewaktu hamil yang disebut DM
gestasional dan DM yang telah terjadi sebelum hamil yang dinamankan DM pragstasi.
Diabetes mellitus gestasional di definisikan sebagi gangguan toleransi glukosa berbagai
tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah penderita perlu
insulin atau tidak. Pada kehamilan trimester p1 kadar glukosa akan turun antara 55% –
65 %dan hal ini merupakan respon terhadap transportasi glukosa dari ibu kejanin .(
Fraser.2009 ).
Diabetes gestasional (ibu hamil).setelah diberikan glukosa oral 100 g, diabetes
gestasional dapat didiagnosis apabila dua nilai glukosa plasma sama atau lebih dari :
Puasa : 105 mg/dl
Satu jam : 190 mg/dl
Dua jam : 165 mg/dl
Tiga jam : 145 mg/dl. ( Baradero,2009)

2. PENYEBAB
1. Faktor auto imun setelah infeksi mumps, rubella dancoxsakie B4.
2. Genetik
3. Kerusakan / kelainan pangkreas sehingga Kekurangan produksi insulin
4. Meningkatnya hormone Insulin seperti GH, glukogen, ACTH, kortisol, danepineprin.
5. Obat-obatan.
6. Wanita obesitas ( Mary.2007 )

3. TANDA DAN GEJALA

1. Polyuria ( banyak berkemih)


2. Polydipsia ( banyak minum)
3. Penurunan berat badan
4. Polyphagia ( banyak makan)
5. Disebabkan oleh hormon yang disekrresikan plasenta dan menghambat kerja insulin
6. Risiko terjadinya komplikasi perinatal diatas normal, khususnya makrosomia (bayi
yang secara abnormal berukuran besar)

4. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Kadar gula normal :
Sebelum makan: 70 – 130 mg/dL.
Dua jam setelah makan: kurang dari 180 mg/dL.
Puasa 8 jam : kurang dari 100 mg/dL.
Menjelang tidur: 100 – 144 mg/dL.( Fraser.2009 )

5. KOMPLIKASI
Pengaruh diabetes gestasional Diabetes Melitus menurut Kapita Selekta Jilid III, 2006.
Meskipun tanpa gejala, bila tidak diadakan pengendalian kadar gula maka diabetes
mellitus gestasional akan menimbulkan dampak bagi ibu maupun pada janin.
a. Pengaruh DM terhadap kehamilan.
1) Abortus dan partus prematurus.
2) Pre eklamsia.
3) Hidroamnion.
4) Insufisiensi plasenta.
b. Pengaruh DM terhadap janin/bayi.
1) Kematian hasil konsepsi dalam kehamilan muda mengakibatkan abortus.
2) Cacat bawaan.
3) Dismaturitas.
4) Janin besar (makrosomia)
5) Kematian dalam kandungan.
6) Kematian neonatal.
7) Kelainan neurologik dan psikologik.

6. PENATALAKSANAAN
1. Mangatur diet.
Diet yang dianjurkan pada bumil DMG adalah 30-35 kal/kg BB, 150-200 gr
karbohidrat, 125 gr protein, 60-80 gr lemak dan pembatasan konsumsi natrium.
Penambahan berat badan bumil DMG tidak lebih 1,3-1,6 kg/bln. Dan konsumsi
kalsium dan vitamin D secara adekuat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam diit diabetes mellitus sebagai berikut ;
a) Diit DM harus mengarahkan BB ke berat normal, mempertahankan glukosa
darah sekitar normal, dapat memberikan modifikasi diit sesuai keadaan penderita
misalnya penderita DMG, makanan disajikan menarik dan mudah diterima.
b) Diit diberikan dengan cara tiga kali makan utama dan tiga kali makanan antara
(snack) dengan interval tiga jam.
c) Buah yang dianjurkan adalah buah yang kurang manis, misalnya pepaya, pisang,
apel, tomat, semangka, dan kedondong.
d) Dalam melaksanakan diit sehari-hari hendaknya mengikuti pedoman 3J yaitu ;
J1 ; Jumlah kalori yang diberikan harus habis.
J2 ; Jadwal diit harus diikuti sesuai dengan interval.
J3 ; Jenis makanan yang manis harus dihindari.

2. Pengobatan insulin.
Daya tahan terhadap insulin meningkat dengan makin tuanya kehamilan,
yang dibebaskan oleh kegiatan antiinsulin plasenta. Penderita yang sebelum
kehamilan sudah memerlukan insulin diberi insulin dosis yang sama dengan dosis
diluar kehamilan sampai ada tanda-tanda bahwa dosis perlu ditambah atau
dikurangi. Perubahan-perubahan dalamkehamilan memudahkan terjadinya
hiperglikemia dan asidosis tapi juga manimbulkanreaksi hipoglikemik. Maka dosis
insulin perlu ditambah/dirubah menurut keperluansecara hati-hati dengan pedoman
pada 140 mg/dl. Pemeriksaan darah yaitu kadar postpandrial, terrutama pada
trimester I mudah terjadi hipoglikemia apabila dosis insulin tidakdikurangi karena
wanita kurang makan akibat emisis dan hiperemisis gravidarum.Sebaliknya dosis
insulin perlu ditambah dalam trimester II apabila sudah mulai sukamakan , lebih-
lebih dalam trimester III. Selama berlangsungnya persalinan dan dalamhari-hari
berikutnya cadangan hidrat arang berkurang dan kebutuhan terhadap insulin
berkurang yang mengakibatkan mudah mengalami hipoglikemia bila diet tidak
disesuaikan atau dosis insulin tidak dikurangi. Pemberian insulin yang kurang hati-
hatidapat menjadi bahaya besar karena reaksi hipoglikemik dapat disalah tafsirkan
sebagaikoma diabetikum. Dosis insulin perlu dikurangi selama wanita dalam
persalinan dan nifasdini. Dianjurkan pula supaya dalam masa persalinan diberi
infus glukosa dan insulin padahiperglikemia berat dan keto asidosis diberi insulin
secara infus intravena dengankecepatan 2-4 satuan/jam untuk mengatasi komplikasi
yang berbahaya.

3. Penanggulangan Obstetri
Pada penderita yang penyakitnya tidak berat dan cukup dikuasi dengan
diit saja dan tidak mempunyai riwayat obstetri yang buruk, dapat diharapkan partus
spontan sampai kehamilan 40 minggu. lebih dari itu sebaiknya dilakukan induksi
persalinan karena prognosis menjadi lebih buruk. Apabia diabetesnya lebih berat
dan memerlukan pengobatan insulin, sebaiknya kehamilan diakhiri lebih dini
sebaiknya kehamilan 36-37 minggu. Kehamilan disertai komplikasi, maka
dipertimbangkan untuk menghindari kehamilan lebih dini lagi baik dengan induksi
atau seksio sesarea dengan terlebih dahulu melakukan amniosentesis.
DAFTAR PUSTAKA

Mary Digiulio, 2007, Medikal surgical nursing, EGC, Jakarta

Fraser, Diane M., Cooper, Margaret A. Buku ajar bidan Myles, Edisi 14, Jakarta : EGC, 2009
Baradero,mary,dkk. 2009. Klien Gangguan Endokrin.Jakarta.EGC

Brunner&Suddarth.2002.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta.EGC

Anda mungkin juga menyukai