Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Audit atas laporan keuangan sangat diperlukan, terutama bagi perusahaan

berbadan hukum berbentuk perseroan terbatas yang bersifat terbuka (PT

terbuka). Dalam bentuk badan usaha ini, perusahaan dikelola oleh manajemen

yang ditunjuk oleh para pemegang saham sebagai pemilik perusahaan dan akan

diminta pertanggungjawabannya atas dana yang dipercayakan kepada mereka.

Para pemegang saham akan meminta pertanggungjawaban manajemen dalam

bentuk laporan keuangan.

Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dan merupakan tanggung

jawabnya. Laporan keuangan perlu diaudit oleh pihak ketiga yang independen,

dalam hal ini auditor eksternal, karena: Pertama, adanya perbedaan

kepentingan antara manajemen perusahaan dengan pihak luar perusahaan

menyebabkan perlunya pihak ketiga yang dapat dipercaya. Kedua, karena

laporan keuangan kemungkinan mengandung kesalahan, baik yang disengaja

maupun yang tidak disengaja. Ketiga, laporan keuangan yang sudah diaudit

dan mendapat opini unqualified, diharapkan para pemakai laporan keuangan

dapat yakin bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji yang

material dan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum

(Winda Fridati: 2005)

1
2

Di era globalisasi sekarang ini, dimana bisnis tidak lagi mengenal batas

negara, perusahaan membutuhkan laporan keuangan yang dapat dipercaya.

Auditor eksternal yang independen menjadi salah satu profesi yang dicari.

Profesi auditor diharapkan oleh banyak orang untuk dapat menambah

kepercayaan pada pemeriksaan dan pendapat yang diberikan. Oleh karena itu,

profesionalisme menjadi tuntutan utama seseorang yang bekerja sebagai

auditor eksternal.

Dalam pekerjaan audit, seorang auditor tidak lepas dari salah satu

prosesnya, yaitu Penentuan Risiko Audit. Adanya Risiko Audit diakui dalam

pernyataan pada laporan keuangan bentuk baku bahwa auditor memperoleh

“keyakinan memadai” apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material.

Menurut SA Seksi 312 Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan

Audit, “Risiko Audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa

disadari, tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu

laporan keuangan yang mengandung salah saji material”.

Auditor harus merencanakan auditnya sedemikian rupa sehingga Risiko

Audit dapat dibatasi pada tingkat yang rendah, yang menurut pertimbangan

profesionalnya, memadai untuk menyatakan pendapat terhadap laporan

keuangan (Sukrisno Agoes, 1999: 107). Risiko Audit dapat ditentukan dalam

ukuran kualitatif maupun kuantitatif.

Dari penjelasan di atas, terlihat jelas bahwa Pertimbangan Penentuan

Risiko Audit merupakan hal yang penting dalam proses pengauditan suatu

entitas. Besaran Risiko Audit mempengaruhi dalam menentukan prosedur


3

audit yang dilakukan. Untuk itu besaran Risiko Audit perlu ditaksir dengan

tepat, tidak terlalu rendah dan tidak juga terlalu tinggi.

Dalam menentukan besaran Risiko Audit perlu terlebih dahulu dipahami

seluk-beluk pengauditan dengan baik. Pengetahuan audit menentukan

penentuan besarnya Risiko Audit. Oleh karena itu, penentuan besarnya Risiko

Audit tidak dapat ditentukan secara serampangan.

Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Akuntan (PPA) sebagai calon

auditor, dituntut untuk bisa memahami pengetahuan pengauditan di jenjang

perkuliahan agar memiliki bekal kemampuan yang cukup untuk bisa menjadi

auditor yang handal. Mahasiswa harus mulai berlatih mempraktikkan

pengetahuan pengauditan yang didapat pada jenjang perkuliahan agar

pengetahuan tersebut menjadi lebih terasah.

Akan tetapi, jika dikaji lebih mendalam, penentuan besarnya Risiko Audit

tidak semata-mata hanya berdasarkan pengetahuan mengenai pengauditan.

Terdapat variabel lain yang juga menentukan pertimbangan dalam

menentukan Risiko Audit, yaitu Pengenalan diri (Self Awareness),

Pengendalian diri (Self Regulation), Motivasi (Motivation), Empati

(Empathy), dan Keterampilan sosial (Social Skills) atau sering disebut sebagai

Kecerdasan Emosional. Goleman (2003) menyatakan bahwa kemampuan

akademik bawaan, nilai rapor, dan prediksi kelulusan pendidikan tinggi tidak

memprediksi seberapa baik kinerja seseorang setelah bekerja atau seberapa

tinggi sukses yang dicapainya dalam hidup. Sebaliknya ia menyatakan bahwa

seperangkat kecakapan khusus seperti empati, disiplin diri, dan inisiatif


4

mampu membedakan orang sukses dari mereka yang berprestasi biasa-biasa

saja selain kecerdasan akal yang dapat mempengaruhi keberhasilan orang

dalam bekerja. Goleman juga tidak mempertentangkan kecerdasan intelektual

dan kecerdasan emosional, akan tetapi berusaha menemukan keseimbangan

antara emosi dan akal.

Proses audit dalam berbagai aspek sangat terkait dengan Pengenalan diri,

Pengendalian diri, Motivasi, Empati dan Keterampilan sosial karena mampu

melatih kecerdasan emosional auditor. Melalui Pengenalan Diri, setiap orang

perlu mengetahui dan memahami dirinya serta mampu menumbuhkan dan

mengembangkan kemampuannya. Setelah seseorang mengetahui dirinya,

maka terbentuklah sikap dan perilaku dalam menentukan arah dan prinsip

hidup yang diinginkan. Seseorang yang mempunyai pengenalan diri, dapat

menilai dirinya dalam menjalankan peranan hidup berkeluarga atau dalam

masyarakat tanpa merasa lebih atau kurang terhadap kemampuan dan

bersikap kepada orang lain. Seorang mahasiswa, yang juga sebagai calon

auditor harus bisa mengenal kemampuan diri sendiri dengan baik untuk dapat

melaksanakan audit dengan baik dan benar. Risiko Audit yang ditaksir, juga

harus benar-benar tepat sehingga dapat memberi pendapat dengan sesuai.

Seseorang yang memiliki Pengenalan Diri yang baik, akan memiliki

keyakinan yang baik pula sehingga dapat membuat keputusan walaupun

dalam keadaan tak pasti dan tertekan. Seorang auditor yang mempunyai

Pengenalan Diri yang buruk tidak dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan

dalam diri dan tidak menjalankan tugas sesuai dengan peraturan.


5

Melalui pengendalian diri, seseorang akan mampu untuk mengelola

perasaannya, kesanggupan untuk tegar dalam menghadapi frustasi dan

kegagalan serta kesanggupan menunda kepuasan sesaat. Pengendalian diri ini

harus dimiliki oleh calon auditor agar ia mampu menyeimbangkan semangat,

ambisi dan kemampuan keras mereka dengan kendali diri sehingga mampu

memadukan kebutuhan pribadi dalam meraih prestasi (Praptiningsih, 2009).

Emosi diri benar-benar dipakai untuk menimbang Risiko yang dipilih.

Pengendalian Diri dapat menjaga agar emosi tetap terkendali. Tanpa

Pengendalian Diri yang baik seorang auditor akan berpikiran negatif, mudah

goyah, tidak dapat berpikir jernih dan tidak fokus meskipun dalam tekanan.

Motivasi memberikan dorongan kepada seseorang untuk bekerja lebih

baik. Dengan adanya motivasi seseorang bertindak untuk meraih apa yang

diinginkan. Para auditor yang memiliki upaya untuk meningkatkan diri akan

menunjukkan semangat juang yang tinggi ke arah penyempurnaan diri untuk

meraih prestasi. Tanpa motivasi seorang auditor menjadi tidak semangat dan

enggan untuk bekerja lebih baik.

Empati sangat penting untuk kesuksesan hubungan antar manusia. Tanpa

empati hubungan manusia akan gagal karena berarti tidak mampu memahami

perasaan orang lain. Akibatnya akan sering terjadi salah persepsi dan konflik

dengan orang lain. Kerjasama dalam tim merupakan suatu hal yang penting

dalam audit. Maka dari itu dibutuhkan kekompakkan dalam tim tersebut. Di

dalam tim yang kompak terdapat rasa empati yang kuat dalam setiap anggota

tim. Seorang auditor dituntut untuk belajar bekerja sama dalam tim untuk
6

melakukan pekerjaan, termasuk menetapkan Risiko Audit. Selain itu empati

yang baik akan mampu memahami kebutuhan-kebutuhan pelanggan sehingga

pelanggan benar-benar merasa puas dengan apa yang dibutuhkan. Seorang

auditor yang memiliki rasa empati rendah kurang dapat bekerja sama dalam

kelompok serta kurang bisa memahami kebutuhan klien dengan baik.

Keterampilan Sosial memberikan kemampuan berinteraksi dengan orang

lain dengan cara-cara yang khusus yang dapat diterima secara sosial maupun

nilai-nilai dan di saat yang sama berguna bagi dirinya dan orang lain. Dengan

Keterampilan Sosial yang baik, seseorang akan mudah bergaul dengan siapa

saja. Semakin erat koordinasi antar anggota dalam kelompok, semakin besar

pula perasaan bersahabat, bahagia, antusias, dan keterbukaan ketika

melakukan interaksi. Perasaan bersahabat antar anggota dalam kelompok akan

menciptakan sebuah interaksi yang efektif dalam membina hubungan.

Keterampilan Sosial yang kurang baik dapat berakibat seorang auditor kurang

maksimal bila bekerja dalam sebuah kelompok.

Begitu besarnya pengaruh Kecerdasan Emosional, khususnya

Pengenalan diri (Self Awareness), Pengendalian diri (Self Regulation), Motivasi

(Motivation), Empati (Empathy), Keterampilan sosial (Social Skills) dalam

kehidupan. Hal ini menjadi motivasi penulis untuk meneliti tentang tema

tersebut. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menemukan bukti

empiris mengenai pengaruh Pengenalan diri, Pengendalian diri, Motivasi,

Empati dan Keterampilan sosial terhadap Pertimbangan Penentuan Risiko


7

Audit terhadap Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Akuntan di Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis bermaksud mengadakan

penelitian mengenai “Pengaruh Pengenalan Diri, Pengendalian Diri,

Motivasi, Empati dan Keterampilan Sosial Terhadap Pertimbangan

Penentuan Risiko Audit” (Studi Kasus pada Mahasiswa Program

Pendidikan Profesi Akuntan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta)”.

B. Identifikasi Masalah

1. Seorang auditor yang hanya mengandalkan keahlian pengetahuannya saja

tanpa kecerdasan emosional sering menemui kesulitan dalam mengerjakan

pekerjaan audit.

2. Pertimbangan dalam menentukan besarnya Risiko Audit tidak semata-mata

ditentukan melalui pengetahuan pengauditan saja, akan tetapi Kecerdasan

Emosional juga berpengaruh

3. Kemampuan akademik pendidikan tinggi tidak menjamin baik atau buruk

kinerja seseorang.

4. Seorang auditor yang mempunyai Pengenalan Diri yang buruk tidak dapat

mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam diri dan tidak menjalankan

tugas sesuai dengan peraturan.

5. Tanpa Pengendalian Diri yang baik seorang auditor akan berpikiran negatif,

mudah goyah, serta tidak dapat berpikir jernih dan tidak fokus meskipun

dalam tekanan.
8

6. Tanpa motivasi seorang auditor menjadi tidak semangat dan enggan untuk

bekerja lebih baik.

7. Seorang auditor yang memiliki rasa empati rendah kurang dapat bekerja

sama dalam kelompok serta kurang bias memahami keutuhan klien dengan

baik.

8. Keterampilan Sosial yang kurang baik dapat berakibat seorang auditor

kurang maksimal bila bekerja dalam sebuah kelompok.

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini dilakukan pembatasan masalah agar ruang lingkup

yang diuji menjadi lebih spesifik sehingga menghasilkan penelitian yang lebih

efektif. Masalah yang menjadi pilihan untuk diteliti dalam penelitian ini

adalah:

1. Seorang auditor yang mempunyai Pengenalan Diri yang buruk tidak dapat

mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam diri dan tidak menjalankan

tugas sesuai dengan peraturan.

2. Tanpa Pengendalian Diri yang baik seorang auditor akan berpikiran negatif,

mudah goyah, serta tidak dapat berpikir jernih dan tidak fokus meskipun

dalam tekanan.

3. Tanpa motivasi seorang auditor menjadi tidak semangat dan enggan untuk

bekerja lebih baik.

4. Seorang auditor yang memiliki rasa empati rendah kurang dapat bekerja

sama dalam kelompok serta kurang bias memahami keutuhan klien dengan

baik.
9

5. Keterampilan Sosial yang kurang baik dapat berakibat seorang auditor

kurang maksimal bila bekerja dalam sebuah kelompok.

D. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengaruh Pengenalan Diri mahasiswa Program Pendidikan

Profesi Akuntan terhadap Pertimbangan Penentuan Risiko Audit?

2. Bagaimanakah pengaruh Pengendalian Diri mahasiswa Program Pendidikan

Profesi Akuntan terhadap Pertimbangan Penpenentuan Risiko Audit

3. Bagaimanakah pengaruh Motivasi mahasiswa Program Pendidikan Profesi

Akuntan terhadap Pertimbangan Penentuan Risiko Audit?

4. Bagaimanakah pengaruh Empati mahasiswa Program Pendidikan Profesi

Akuntan terhadap Pertimbangan Penentuan Risiko Audit?

5. Bagaimanakah pengaruh Keterampilan Sosial mahasiswa Program

Pendidikan Profesi Akuntan mempengaruhi Pertimbangan Penentuan Risiko

Audit?

6. Bagaimanakah pengaruh Pengenalan Diri, Pengendalian Diri, Motivasi,

Empati dan Keterampilan Sosial mahasiswa Program Pendidikan Profesi

Akuntan akuntansi secara simultan terhadap Pertimbangan Penentuan

Risiko Audit?
10

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai:

1. Pengaruh Pengenalan Diri mahasiswa Program Pendidikan Profesi Akuntan

terhadap Pertimbangan Penentuan Risiko Audit.

2. Pengaruh Pengendalian Diri mahasiswa Program Pendidikan Profesi

Akuntan terhadapi Pertimbangan Penentuan Risiko Audit.

3. Pengaruh Motivasi mahasiswa Program Pendidikan Profesi Akuntan

terhadap Pertimbangan Penentuan Risiko Audit.

4. Pengaruh Empati mahasiswa Program Pendidikan Profesi Akuntan terhadap

Pertimbangan Penentuan Risiko Audit.

5. Pengaruh Keterampilan Sosial mahasiswa Program Pendidikan Profesi

Akuntan terhadap Pertimbangan Penentuan Risiko Audit.

6. Pengaruh Pengenalan diri, Pengendalian Diri, Motivasi, Empati dan

Keterampilan Sosial mahasiswa Program Pendidikan Profesi Akuntan

secara simultan terhadap Pertimbangan Penentuan Risiko Audit.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

beberapa pihak antara lain:

1. Memberikan masukan untuk menyusun dan menyempurnakan sistem yang

diterapkan dalam Program Pendidikan Profesi Akuntan dalam rangka

menciptakan seorang akuntan yang berkualitas.


11

2. Bagi mahasiswa Program Pendidikan Profesi Akuntan, penelitian ini

memberikan masukan dalam rangka mengembangkan kecerdasan emosional

untuk menaksir risiko audit yang baik.

3. Bagi profesi akuntan, penelitian ini memberikan masukan dalam rangka

mengembangkan keahlian akuntan sehingga dapat dihasilkan akuntan yang

ahli dan berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai