LAMPIRAN HASIL
1. Buka link pada OA line LAB SIG > Download > Extract file “data pengerjaan pembuatan
peta rawan banjir” pada suatu folder, lalu connect-kan folder tersebut dengan arcmap.
2. Lalu input data data SHP Peta Jenis Tanah, Peta Curah Hujan, Peta Penggunaan Lahan, dan
citra SRTM.tif > Atur sistem koordinat untuk peta menjadi WGS 1984 UTM Zone 49S >
Lakukan pengaturan koordinat masing-masing data peta, caranya dengan input data
menggunakan tool Define Projection.
3. Lalu buatlah peta kelerangan dan elevasi
4. Pada peta kelerengan, masukkan terlebih dahulu data DEM. Kemudian atur nilai “Slope”
dengan cara pilih ArcToolbox > 3D Analyst > Raster Surface > Slope > Klik 2x > pilih input
“DEM” > Output sesuai referensi (saat ini dengan presentase) > OK
5. Lalu klik 2x pada layer Slope yang baru > Symbology > Classified > Classes-nya 5 >
Classify..
6. Klik simbol presentase dan ubah sesuai dengan referensi(saat ini 8, 15, 25 ,45, 100) Lalu OK
7. Selanjutnya RECLASSIFY (untuk memunculkan atribut tabel) dengan cara : ArcToolbox >
Raster Reclass > Reclassify > Klik 2X. Pilih input “Slope”, sesuaikan jumlah kelas dengan
nilai slope yang sudah diatur tadi > OK
8. Maka peta akan jadi seperti di bawah ini
9. Convert data raster menjadi poligon dengan cara : ArcToolbox > Conversion Tools > From
Raster > To Poliygon > Klik 2X. Pilih input > “Reclass” > OK. Hapus layer DEM dan Slope
Peta anda akan seperti bawah ini :
10. Nilai “slope” tercantum dalam “atribut tabel” pada kolom “gridcode”. Dari nilai gridcode
yang sudah diatur (8,15,25,45,100) maka kita sesuaikan persen kemiringan dengan nilainya
pada peta rawan banjir menggunakan referensi pilihan anda. Dari tabel klasifikasi di bawah ini
dapat disimpulkan bahwa, kemiringan landai = nilai besar dan berlaku sebaliknya. Dengan kata
lain, nilai Gridcode besar = nilai kelerengan kecil
10. Untuk menambahkan nilai kelerengan, klik kanan pada layer kelerengan > open attribute
table > add field > isi nama “n_LERENG” type : Shot Integer > OK.
11. Kemudian, Start Editing (Kelerengan), untuk mempermudah memberi nilai (jika nilai
banyak) > Select by Attributes > pilih kelas/nilai yang banyak ( "Gridcode" = '1’ contoh) >
Apply.
11. Klik kanan pada kolom “n_LERENG” > field calculator > ubahlah kelas yang banyak tadi
sesuai nilai pada referensi (Gridcode 1 = nilai lereng 5) > (lakukan pada semua kelas gridcode)
OK > Save Editing > Stop Editing
12. Data elevasi akan kita dapatkan dari citra SRTM. Langkahnya sama dengan mendapatkan
peta kelerengan 1. Atur nilai slope, 2. Reclassify, 3. Raster to Polygon. Hanya terdapat
perbedaan pada saat mengatur jumlah kelas, dimana pada elevasi hanya ada 2 kelas ( Sesuai
Referensi)
15. Mengatur nilai curah hujan : Open atribut tabel > add field > n_ch > type: short integer >
OK. Berilah nilai pada kolom “n_CH” sesuai referensi > OK > Save Editing > Stop Editing
16. Lakukanlah hal yang sama pada parameter Jenis Tanah dan Pengunaan Lahan sesuai dengan
nilai setiap parameter
17. Langkah berikutnya yaitu melakukan Intersect dengan cara. Geoprocessing > Intersect, lalu
input feature nya masukan semua data – data (parameter) yang diperlukan > OK.
18. Pada input pilih semua parameter > OK.
19. Kemudian open atribut pada layer intersect > Add field > “n_total” > short integer > OK.
Lalu Start Editing > Pilih Intersect
20. Klik kanan pada kolom “n_total” > Field Calculator > masukkan RUMUS :
Skor total = (lereng x 2) + (elevasi x 1) + (jenis tanah x 2) + (curah hujan x 1.5) + (penggunaan
lahan x 1.5)
Jika benar makan kolom “n_total” akan terisi otomatis > Save Editing > Stop Editing.
21. Aturlah warna sesuai tingkat kerawanan banjir pada peta. Klik 2X pada layer intersect >
Symbology > Quantities > Value : “n_TOTAL” > pilih jumlah kelas dan sesuaikan warna
(Range > = makin rawan).
22. Buatlah KOP Peta seperti biasanya, pada menu bar Insert > Scale Bar, Scale Text, Legend,
dan North Arrow. Tambahkan juga logo UPN “Veteran” Yogyakarta dan logo Laboratorium
Sistem Informasi Geografis. Jangan lupa beri nama dan Peta Indeks