KRITERIA PENGGALIAN
Afrinia Irawati/112.160.064 1
3. Dapat mengetahui aplikasi dari praktikum kriteria penggalian.
a. Kekerasan
Kekerasan adalah tahanan dari suatu bidang permukaan halus terhadap abrasi,
kekerasan dipakai untuk mengukur sifat-sifat teknis dari material batuan dan dapat
juga dipakai untuk menyatakan kerusakan pada batuan. Kekerasan batuan
merupakan suatu fungsi dari kekerasan, komposisi butiran mineral, porositas, dan
derajat kejenuhan. Hal tersebut harus diketahui, karena setelah mata bor melakukan
penetrasi pada suatu batuan, maka dari hasil tersebut dapat ditentukan tingkat
kemudahan pemborannya.
b. Kekuatan (strength)
Kekuatan mekanik suatu batuan adalah suatu sifat dari kekuatan terhadap gaya luar,
baik itu kekuatan statik maupun dinamik. Pada prinsipnya kekuatan batuan
tergantung pada komposisi mineralnya. Diantara mineral-mineral yang terkandung
Afrinia Irawati/112.160.064 2
di dalam batuan, kuarsa adalah terkompak dengan kuat tekan. mencapai lebih dari
500 Mpa, sehingga semakin tinggi kandungan kuarsa, maka kekuatan semakin
meningkat.
Tabel 1.1
Kekerasan Batuan dan Kekuatan Batuan
Lunak 2-3 10 – 30
Sangat lunak 1-2 -10
c. Elastisitas
Sifat elastisitas batuan dinyatakan dengan modulus elastisitas atau modulus young
(E), dan nisbah poisson (υ). Modulus elastisitas merupakan faktor kesebandingan
antara tegangan normal dengan regangan relatifnya, sedangkan nisbah poisson
merupakan kesebandingan antara regangan lateral dengan regangan aksial.
Modulus elastisitas sangat tergantung pada komposisi mineral, porositas, jenis
perpindahan dan besarnya beban yang ditarapkan. Nilai modulus elastisitas untuk
batuan sedimen sangat rendah, hal ini disebabkan komposisi mineral teksturnya,
seperti modulus elastisitas pada arah sejajar bidang perlapisan selalu lebih besar
dibandingkan dengan arah pada tegak lurus.
d. Plastisitas
Plastisitas batuan merupakan perilaku batuan yang menyebabkan deformasi tetap
setelah tegangan dikembalikan ke kondisi awal, dimana batuan tersebut belum
hancur. Sifat plastik tergantung pada komposisi mineral penyusun batuan dan
dipengaruhi oleh adanya pertambahan kwarsa, felspar dan mineral lain. Lempung
lembab dan beberapa batuan homogen mempunyai sifat plastik.
Afrinia Irawati/112.160.064 3
Tabel 1.2.
Sifat Fisik dan Mekanik dari Batuan Sedimen
e. Abrasivitas
Abrasivitas adalah sifat batuan untuk menggores permukaan material lain, ini
merupakan suatu parameter yang mempengaruhi keausan (umur) matabor dan
batang bor. Kandungan kuarsa dari batuan biasanya dianggap sebagai petunjuk
yang dapat dipercaya untuk mengukur keausan mata bor.
Faktor yang mempengaruhi abrasivitas batuan adalah ;
Kekerasan butir batuan, batuan dengan keberadaan butiran kuarsa mempunyai
tingkat abrasivitas yang tinggi.
Bentuk butir, bila bentuk butir tersebut tidak teratur maka lebih abrasif
dibandingkan dengan yang berbentuk bulat.
Ukuran butir
Porositas batuan
Ketidaksamaan, batuan polimineral sekalipun mempunyai kekerasan sama
akan lebih abrasif karena meninggalkan permukaan yang kasar.
f. Tekstur
Tekstur suatu batuan menunjukkan hubungan antara mineral-mineral penyusun
batuan, sehingga dapat diklasifikasikan berdasarkan dari sifat-sifat porositas, ikatan
antar butir, bobot isi dan ukuran butir. Tekstur juga mempengaruhi kecepatan
pemboran. Jika butirannya mempunyai bentuk lembaran, seperti pada batuan schist,
Afrinia Irawati/112.160.064 4
pemboran akan lebih sulit dibanding jika butirannya berbentuk bulat seperti batu
pasir. Sedangkan batuan yang mempunyai bobot isi rendah, lebih porous, akan
mempunyai tingkat pecah rendah sehingga akan lebih mudah jika dibor.
g. Struktur geologi
Struktur geologi seperti patahan, rekahan, kekar, bidang perlapisan berpengaruh
pada penyesuaian kelurusan lubang ledak, aktifitas pemboran dan kemantapan
lubang ledak. Adanya rekahan-rekahan dan rongga-ronggadalam batuan seperti di
batugamping mempersulit kerja pemboran, karena batang bor dapat terjepit.
Tabel 1.3.
Kandungan Kuarsa dari Batuan
Kandungan Kandungan
Tipe batuan kuarsa Tipe batuan kuarsa
% %
h. Karakteristik Pecahan
Karakteristik pecahan dapat digambarkan seperti perilaku batuan ketika
dipukul. Tiap-tiap tipe batuan mempunyai karakteristik pecah yang berbeda dan ini
berhubungan dengan tekstur, komposisi mineral dan struktur.
Afrinia Irawati/112.160.064 5
2. Cara Menentukan Kriteria Penggalian.
a. Kriteria Penggalian menurut RMR.
Kemampuan untuk menaksir kemampugaruan suatu massa batuan sangatlah
penting, apalagi bila akan menggunakan alat gali mekanis kontinu. Fowell &
Johnson (1982) menunjukkan hubungan yang erat antara kinerja (produksi)
roadheader kelas berat (>50 ton) dengan RMR (lihat Gambar 1.1). Selanjutnya
pada tahun 1991 mereka melaporkan bahwa hubungan tersebut di atas dapat dibagi
menjadi 3 zona penggalian :
Zone kerja 1 : Kinerja penggalian sangat ditentukan oleh sifat-sifat batuan
utuh.
Zone kerja 2 : Keberhasilan kerja penggalian dibantu oleh kehadiran struktur
massa batuan.
Zone kerja 3 : Kinerja penggalian semata-mata dipengaruhi oleh struktur
massa batuan.
Nilai-nilai UCS, Energi Spesifik, Koefisien Abrasivitas secara keseluruhan
menyimpulkan bahwa batuan utuh tersebut tidak dapat digali dengan baik oleh
roadheader. Namun seperti dilaporkan oleh Fowell & Johnson (1991) bahwa pada
kenyataannya massa batuan itu dapat digali dengan cara hanya menggoyang
bongkah-bongkah batuan dari induknya dan akhirnya jatuh bebas.
Gambar 1.1
Hubungan antara RMR dan laju penggalian roadheader kelas>50Mpa
(Fowell & Johnson, 1982 & 1991)
Afrinia Irawati/112.160.064 6
RMR juga pernah dipakai untuk mengevaluasi kinerja roadheader Dosco SL-120
(lihat Gambar 1.2). Penelitian ini dilaksanakan pada bijih tembaga Kalamazoo &
San Manuel, Arizona.
Gambar 1.2
Hubungan laju penggalian Roadheader vs RMR (Sandbak, 1985)
Afrinia Irawati/112.160.064 7
Gambar 1.3
Klasifikasi metoda penggalian menurut RMR dan Q-System
Gambar 1.4
Metoda kecepatan seismik untuk penentuan macam penggalian
(Atkinson,1971)
Afrinia Irawati/112.160.064 8
Selain Atkinson, pendekatan lain yang dapat dilakukan untuk kriteria penggaruan
juga banyak dikeluarkan oleh industri alat berat. Misalnya dalam Caterpillar
Performance Handbook (2006), rnemberikan grafik hubungan kecepatan seismik
terhadap kemampugaruan dari berbagai peralatan berat seperti CAT tipe D8R (305
Hp), DgR (405 Hp), Dl0R (570HP) dan Dl lR (850 HP). Sebagai contoh jika akan
menggunakan peralatan D9R, maka kriteria penggaruan yang dapat dilakukan
adalah seperti terlihat pada Gambar 1.5.
Gambar 1.5.
Kriteria penggaruan dengan D9R
Afrinia Irawati/112.160.064 9
tentunya sangat mudah untuk digali dan yang terakhir sangat sulit digali dengan alat
mekanis.
Gambar 1.6
Kriteria indeks kekuatan batuan (Franklin, dkk., 1971)
Afrinia Irawati/112.160.064 10
Gambar 1.7
Grafik kriteria kemampugaruan
Rumus :
𝑫𝒆 𝟎,𝟒𝟓
𝑭=( )
𝟓
𝑷
𝑰𝒔 = 𝑭
𝑫𝒆𝟐
Afrinia Irawati/112.160.064 11
Gambar 1.8
Kriteria penggalian (Kolleth, 1990)
a. Mengukur dip direction lereng yang akan dianalisis kekar kekarnya dan
kemiringan dip-nya.
b. Mengukur arah kemiringan dan kemiringan scanline menggunakan kompas
geologi.
c. Mengukur panjang scanline dengan meteran.
Afrinia Irawati/112.160.064 12
d. Menentukan famili kekar.
e. Mengukur dip direction dan kemiringan kekar pada masing masing kekar
dengan kompas geologi dengan bantuan clipboard.
f. Mengukur jarak antar kekar pada masing masing famili.
g. Memasukan data yang diperoleh pada tabel.
Sedangkan untuk mendapatkan data kuat tekan uniaksial (UCS) dari lereng yang
akan dianalisis, dapat menggunakan alat Schmidt Hammer, cara penggunaannya
adalah sebagai berikut:
a. Memegang alat dengan kokoh sehingga posisi hulu palu tegak lurus dengan
permukaan beton yang diuji.
b. Menekan alat secara perlahan ke arah permukaan uji sampai instruments
tersebut menumbuk dihulu palu.
c. Setelah tumbukan tahan tekanan pada alat dan apabila perlu tekan tombol pada
sisi alat untuk mengunci hulu palu pada posisinya secara otomatis akan
membaca skala angka yang dihasilkan dari rata-rata pengujian.
Afrinia Irawati/112.160.064 13
6. Mencari arah umum kekar per famili di wulfnet stereonet, kemudian
memplotkan ke wulfnet stereonet untuk mencari jenis longsor.
1.5 Pembahasan
Dasar pemilihan kriteria penggalian :
1. Menurut RMR
2. Menurut RMR & Q-System
3. Menurut kecepatan gelombang seismik
4. Menurut Indeks Kekuatan Batu
5. Menurut Kuat Tekan Uniaksial (UCS)
KRITERIA PENGGALIAN
P = 150 Kg
W = 5,7 cm
D = 5,5 cm
R = 30
Seismik = 65000 m/menit
Jawab :
4WD 4 x 5,7 x 5.5
De2 = = = 39,9363 𝑐𝑚2
π 3,14
De = √39,9363 = 6,3195
6,3195
F =( )0,45 = 1,1114
5
𝑃 150
Is = F 𝐷𝑒 2 = 1,1114 x 39,9363 = 4,1734 MPa
UCS = 23 x Is
= 23 x 4,1734 MPa
= 95,9891 MPa
UCS = (2,75 R ) – 36,83
= ( 2,75 x 30 ) – 36,83
= 45,67 MPa
1 1
𝑥 = λ = 2,49 = 0,4016
Afrinia Irawati/112.160.064 14
KRITERIA PENGGALIAN MENURUT KECEPATAN SEISMIK
Keterangan :
Berdasarkan kecepatan seismiknya, pada grafik Atkinson rekomendasi penggalian
dapat menggunakan Tractor Scraper : after ripping
Afrinia Irawati/112.160.064 15
Spasi Kekar
Spasi kekar rata-rata sebenarnya = 0,4016 m
Frekuensi kekar (λ ) = 2,49 m
RQD = 97,3694 %
UCS IPS = 95,9891 MPa
UCS Schmidt Hammer = 45,67 MPa
Kesimpulan :
Berdasarkan Grafik di atas rekomendasi pemberaian atau pembongkaran batuan
tersebut dapat dilakukan mengggunakan peledakan retakan. Hal tersebut didapat
dari perpotangan antara fracture index dan point load index.
Kesimpulan :
Berdasarkan grafik Pettifer dan Fookes, didapat kesimpulan bahwa dari data
fracture index dan point load index yang didapat pada saat praktikum, lereng
tersebut perlu penggaruan.
Afrinia Irawati/112.160.064 16
KRITERIA PENGGALIAN DENGAN MENGGUNAKAN INDEKS KUAT
TEKAN UNIAKSIAL (UCS)
Kesimpulan :
UCS Schmidt Hammer = 95,9891 Mpa
UCS Point Load = 45,67 Mpa
Berdasarkan nilai UCS dari pengujian Schmidt Hammer maka didapat suatu
kesimpulan bahwa batuan yang diuji tidak bisa dibongkar menggunakan alat
Dragline, Shovel, Backhoe, Scraper, Surface miner dan Bucket Whell Excavator.
Hanya bisa dengan peledakan. Sedangkan berdasar nilai UCS dari pengujian Point
Load bisa dibongkar menggunakan alat Dragline, Shovel, Backhoe dan Surface
miner.
1.6 Kesimpulan
Penggalian merupakan suatu tahapan dari penambangan yang bertujuan untuk
menguraikan lapisan penutup untuk mendapatkan bahan galian yang diinginkan.
Selain itu bertujuan untuk mendeteksi kekuatan suatu batuan sehingga kita dapat
menentukan metode penggalian itu. Macam-macam metode yang digunakan dalam
menentukan kriteria pemberaian dari suatu batuan antara lain:
a) Menurut kecepatan gelombang seismik : 65000 m/menit
Berdasarkan kecepatan seismiknya, pada grafik Atkinson rekomendasi
penggalian dapat menggunakan tractor scraper : after ripping.
Afrinia Irawati/112.160.064 17
b) Menurut Indeks kekuatan batuan:
Point Load Index = 4,1734 MPa
Fracture Index = 0,4016 m
Menurut grafik Frankin,dkk. Lereng tersebut dapat diberai dengan peledakan
retakan.
c) Menurut UCS (Kolleth,1990):
UCS Point Load = 45,67 Mpa
UCS Schmidt Hammer = 95,9891 Mpa
Berdasarkan nilai UCS dari pengujian schmidt hammer maka didapat suatu
kesimpulan bahwa batuan yang diuji tidak bisa dibongkar menggunakan alat
dragline, shovel, backhoe, surface miner dan bucket whell excavator.
Sedangkan berdasar nilai UCS dari pengujian point load bisa dibongkar
menggunakan alat dragline, shovel, backhoe dan surface miner.
d) Menurut grafik kriteria penggaruan (Pettifer & Fookes, 1994 )
Point Load Index = 4,1734 MPa
Fracture Index = 0,4016 m
Berdasarkan grafik Pettifer dan Fookes, didapat kesimpulan bahwa dari data
fracture index dan point load index yang didapat pada saat praktikum, lereng
tersebut perlu penggaruan.
Afrinia Irawati/112.160.064 18
DAFTAR PUSTAKA
Afrinia Irawati/112.160.064 19