Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
PENDAHULUAN
1
1.2 Identifikasi Masalah
Banyak Masyarakat yang tidak mengerti atau kurang tahu tentang Pencemaran air
Banyak Masyarakat yang tahu penyebab dan akibat pencemaran air
Banyak Masyarakat yang tidak tahu cara mengatasi pencemaran air
Banyak Masyarakat yang tidak tahu cara pengolahan air buangan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Istilah pencemaran air atau polusi air dapat dipersepsikan berbeda oleh satu
orang dengan orang lainnya mengingat banyak pustaka acuan yang merumuskan
definisi istilah tersebut, baik dalam kamus atau buku teks ilmiah. Pengertian
pencemaran air juga didefinisikan dalam Peraturan Pemerintah, sebagai turunan
dari pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-
undang. Dalam praktek operasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah
3
dapat yang disebabkan oleh alam, atau oleh manusia. Pencemaran yang disebabkan
oleh alam tidak dapat berimplikasi hukum, tetapi Pemerintah tetap harus
menanggulangi pencemaran tersebut. Sedangkan aspek akibat dapat dilihat
berdasarkan penurunan kualitas air sampai ke tingkat tertentu.
Pengertian tingkat tertentu dalam definisi tersebut adalah tingkat kualitas air
yang menjadi batas antara tingkat tak-cemar (tingkat kualitas air belum sampai
batas) dan tingkat cemar (kualitas air yang telah sampai ke batas atau melewati
batas). Ada standar baku mutu tertentu untuk peruntukan air.
Sebagai contoh adalah pada UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 ayat 3
terkandung makna bahwa air minum yang dikonsumsi masyarakat, harus
memenuhi persyaratan kualitas maupun kuantitas, yang persyaratan kualitas
tettuang dalam Peraturan Mentri Kesehatan No. 146 tahun 1990 tentang syarat-
syarat dan pengawasan kualitas air. Sedangkan parameter kualitas air minum/air
bersih yang terdiri dari parameter kimiawi, fisik, radioaktif dan mikrobiologi,
ditetapkan dalam PERMENKES 416/1990 (Achmadi, 2001).
2.2.1 Penyebab
Pencemaran air dapat disebabkan oleh hal-hal berikut:
4
Pembuangan limbah industri ke perairan (sungai, danau, laut).
Pembuangan limbah rumah tangga (domestik) ke sungai, seperti air cucian, air
kamar mandi.
Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan.
Terjadinya erosi yang membawa partikel-partikel tanah ke perairan.
Penggunaan racun dan bahan peledak dalam menangkap ikan.
Pembuangan limbah rumah sakit, limbah peternakan ke sungai.
Tumpahan minyak karena kebocoran tanker atau ledakan sumur minyak lepas
pantai.
2.2.2 Akibat
Akibat yang akan ditimbulkan dari pencemaran air adalah sebagai berikut:
Dapat menyebabkan banjir
Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air.Peristiwa banjir
timbul jika air menggenangi daratan yang biasanya kering. Banjir pada umumnya
disebabkan oleh air sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat
curah hujan yang tinggi.
Kekuatan banjir mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya. Air
banjir juga membawa lumpur berbau yang dapat menutup segalanya setelah air
surut. Banjir adalah hal yang rutin.Setiap tahun pasti datang. Banjir, sebenarnya
merupakan fenomenakejadian alam “biasa” yang sering terjadi dan dihadapi hampir
di seluruh negara-negara di dunia, termasuk Indonesia.Banjir sudah temasuk dalam
urutan bencana besar, karena meminta korban besar.
Erosi
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan
partikel lainnya) akibat transportasi angin,air atau es, karakteristik hujan, creep
pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup
semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak
5
sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran
mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya.
Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang
akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain
dari erosi adalah menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi).
Penurunan kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan
meningkatkan limpasan air permukaan yang akan mengakibatkan banjir di sungai.
Selain itu butiran tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan
mengendap di sungai (sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi
akan mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga akan mempengaruhi
kelancaran jalur pelayaran.
Erosi dalam jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian yang alami,
dan baik untuk ekosistem. Misalnya, kerikil secara berkala turun ke elevasi yang
lebih rendah melalui angkutan air. erosi yang berlebih, tentunya dapat
menyebabkan masalah, semisal dalam hal sedimentasi, kerusakan ekosistem dan
kehilangan air secara serentak.
6
Ancol,” katanya. Untuk saat ini, Kementerian PU segera memasang tiang pancang
untuk memperkuat ruas jalan yang amblas tersebut. “Untuk saat ini, karena dua
dari empat jalur yang ambrol, maka kita sekarang memasang sheet pile atau tiang
pancang untuk memperkuat dan mengoptimalkan dua jalur sisa. Itu kita pasang
sekarang karena alat-alatnya sudah ada,” katanya. Hermanto menambahkan
pemasangan tiang pancang tersebut bersifat sementara karena pembangunan
kembali ruas jalan yang amblas tersebut akan dilakukan tahun depan.
Ruas Jalan RE Martadinata, Tanjung Priok, Jakarta Utara, sepanjang 100
meter dan lebar enam meter, amblas ke dalam muara, Kamis. Peninggian jalan yang
baru selesai H-7 lebaran tersebut, sekitar pukul 03.00 WIB ambruk ke dalam muara
yang berada tepat di depan navigasi KPLP (Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai).
7
Makin sedikit kadar oksigen terlarut menyebabkan kematian organisme air.
Pembusukan oleh organisme pengurai juga makin menipiskan kadar oksigen
terlarut. Pengaruh negatif dari eutrofikasi adalah terjadinya perubahan
keseimbangan kehidupan antara tanaman air dengan hewan air, sehingga beberapa
spesies ikan mati. Menurut laporan hasil penelitian, kandungan nitrat yang tinggi
dalam air minum dapat menyebabkan gangguan sistem peredaran darah pada bayi
berumur di bawah 3 bulan. Penyakit ini disebut blue baby syndrome (gejala bayi
biru), ditandai dengan warna kebiruan pada daerah sekitar bibir dan pada beberapa
bagian
tubuh.
8
permasalahan pencemaran air ini, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(BPLHD) Provinsi Jawa Barat, menetapkan beberapa cara penanggulangan
pencemaran air yang bisa diterapkan oleh kita.
9
2.4 Pengolahan Air Buangan untuk Mengatasi Pencemaran
1. Pembuatan Kolam Pengolah Limbah Cair
Saat ini mulai digalakkan pembuatan WC umum yang dilengkapi septic
tank di daerah/lingkungan yang rata-rata penduduknya tidak memiliki WC. Setiap
sepuluh rumah disediakan satu WC umum. Upaya demikian sangat bersahabat
dengan lingkungan, murah dan sehat karena dapat menghindari pencemaran air
sumur / air tanah.
Selain itu, sudah saatnya diupayakan pembuatan kolam pengolahan air
buangan (air cucian, air kamarmandi, dan lain-lain) secara kolektif, agar limbah
tersebut tidak langsung dialirkan ke selokan atau sungai. Untuk limbah industri
dilakukan dengan mengalirkan air yang tercemar ke dalambeberapa kolam
kemudiandibersihkan, baik secara mekanis (pengadukan), kimiawi (diberi zat kimia
tertentu) maupun biologis (diberi bakteri, ganggang atau tumbuhan air lainnya).
Pada kolam terakhir dipelihara ikan untuk menguji kebersihan air dari polutan yang
berbahaya. Reaksi ikan terhadap kemungkinan pengaruh polutan diteliti.
Dengan demikian air yang boleh dialirkan keluar (selokan, sungai dll.)
hanyalah air yang tidak tercemar. beberapa contoh tahap-tahap proses pengolahan
air buangan adalah sebagai berikut:
Proses penanganan primer, yaitu memisahkan air buangan dari bahan-bahan
padatan yang mengendap atau mengapung.
Proses penanganan sekunder, yaitu proses dekomposisi bahan-bahan padatan
secara biologis
Proses pengendapan tersier, yaitu menghilangkan komponen-komponen fosfor
dan padatan tersuspensi,terlarut atau berwarna dan bau.
Untuk itu bisa menggunakan beberapa metode bergantung pada komponen yang
ingin dihilangkan.
Pengendapan, yaitu cara kimia penambahan kapur atau metal hidroksida untuk
mengendapkan fosfor.
Adsorbsi, yaitu menghilangkan bahan-bahan organik terlarut, berwarna atau
bau.
10
Elektrodialisis, yaitu menurunkan konsentrasi garam-garam terlarut dengan
menggunakan tenaga listrik
Osmosis, yaitu mengurangi kandungan garam-garam organik maupun mineral
dari air
Klorinasi, yaitu menghilangkan organisme penyebab penyakit.
Tahapan proses pengolahan air buangan tidak selalu dilakukan seperti di atas,
tetapi bergantung padajenis limbah yang dihasilkan. Hasil akhir berupa air tak
tercemar yang siap dialirkan ke badan air danlumpur yang siap dikelola lebih
lanjut. Berdasarkan penelitian, tanaman air seperti enceng gondok dapat
dimanfaatkan untuk menyerap bahan pencemar di dalam air.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Air sebagai komponen lingkungan hidup akan mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh komponen lainnya. Air yang kualitasnya buruk akan
mengakibatkan kondisi lingkungan hidup menjadi buruk sehingga akan
mempengaruhi kondisi kesehatan dan keselamatan manusia serta kehidupan
makhluk hidup lainnya. Penurunan kualitas air akan menurunkan dayaguna, hasil
guna, produktivitas, daya dukung dan daya tampung dari sumber daya air yang pada
akhirnya akan menurunkan kekayaan sumber daya alam (natural resources
depletion).
Air sebagai komponen sumber daya alam yang sangat penting maka harus
dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Hal ini berarti
bahwa penggunaan air untuk berbagai manfaat dan kepentingan harus dilakukan
secara bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan generasi masa kini dan
masa depan. Untuk itu air perlu dikelola agar tersedia dalam jumlah yang aman,
baik kuantitas maupun kualitasnya, dan bermanfaat bagi kehidupan dan
perikehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya agar tetap berfungsi secara
ekologis, guna menunjang pembangunan yang berkelanjutan.
3.2 Saran
Air adalah salah satu bentuk materi dari sumber daya alam yang sangat
bermanfaat bagi kehidupan semua makhluk yang ada di bumi ini. Manusia dalam
menjalankan segala aktivitasnya juga membutuhkan air. Air yang dapat digunakan
dalam kehidupan manusia adalah air yang kualitasnya baik, bersih dan sehat. Oleh
karena itu kita harus berhati-hati dan sungguh-sungguh dalam melestarikan dan
mengelola sumber daya alam yaitu salah satunya dalam mengelola air.
Sikap yang harus kita tanamkan dalam diri kita adalah sikap cinta
lingkungan. Sikap tersebut harus di tanamkan dalam diri sejak dini. Sehingga kita
sebagai calon seorang guru wajib memberikan pengetahuan tentang lingkungan
12
hidup pada anak didik kita agar mereka mengerti tentang pentingnya menjaga
kelestarian alam yang kita tempati ini.
13