Disusun oleh :
KELOMPOK VII A
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II ini telah disetujui dan disahkan oleh
Dosen Pembimbing Praktikum Ilmu Ukur Tanah II Progran Studi Teknik Geodesi
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Disusun oleh:
KELOMPOK VII A
Dosen Praktikum
Asisten Praktikum
Abdi Sukmono,ST.MT
Ahmad Syauqani
NIP. 197401252006041001
NIM. 21110112140057
Ir. Hani’ah
NIP. 195401151987032001
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang lebih mulia selain menyampaikan puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-
ii
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II ini dengan
baik. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Ir. Sawitri Subiyanto,M.Si selaku Ketua Umum Program Studi
Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
2. Ir. Bambang Soedarsono, MS selaku Dosen Mata Kuliah Ilmu
Ukur Tanah II.
3. Ir. Haniah selaku Dosen Mata Kuliah Ilmu Ukur Tanah II.
4. Abdi Sukmono,ST.MT selaku Dosen Praktikum Ilmu Ukur Tanah
II yang membimbing kami dalam melaksanakan praktikum.
5. Ahmad Syauqani selaku asisten dosen Mata Kuliah Ilmu Ukur
Tanah II yang telah membimbing kami dalam penyusunan laporan ini.
6. Seluruh pihak yang telah membantu kami dalam menyusun laporan
praktikum ilmu ukur tanah II yang tidak dapat kami sebutkan namanya satu
persatu.
Adapun tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Ilmu Ukur Tanah II serta menjadikannya sebagai suatu media
pembelajaran.
Kami sadar bahwa laporan yang kami susun masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu masukan dan kritikan yang bersifat membangun sangat kami harapkan
sebagai acuan agar menjadi lebih baik lagi. Terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
iii
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii
DAFTAR TABEL................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................ix
Bab I PENDAHULUAN.................................................................................I-1
I.1 Latar Belakang........................................................................................I-1
I.2 Maksud dan Tujuan.................................................................................I-3
I.3 Ruang Lingkup Pembahasan...................................................................I-3
I.4 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Praktikum.............................................I-3
I.5 Sistematika Penulisan Laporan...............................................................I-4
Bab II DASAR TEORI...................................................................................II-1
II.1 Poligon...................................................................................................II-1
II.1.1 Pengukuran Sudut.........................................................................II-1
II.1.2 Pengukuran Jarak.........................................................................II-2
II.1.3 Penentuan Azimuth.......................................................................II-2
II.1.4 Poligon utama...............................................................................II-4
II.1.5 Poligon cabang.............................................................................II-5
II.1.6 Poligon Tertutup...........................................................................II-5
II.2 Sipat Datar atau Waterpass....................................................................II-7
II.2.1 Referensi Tinggi...........................................................................II-9
II.2.2 Beda Tinggi................................................................................II-10
II.2.3 Pengukuran Beda Tinggi dengan Waterpass..............................II-10
II.2.4 Perhitungan Waterpass...............................................................II-14
II.3 Sistem Koordinat.................................................................................II-15
II.4 Pengukuran Situasi Metode Tachimetri...............................................II-16
II.4.1 Pengukuran Detail......................................................................II-16
II.4.2 Pengukuran Detail dengan Cara Tachymetri..............................II-18
II.5 Pengukuran Jarak Langsung................................................................II-20
II.6 Penyajian Ketinggian...........................................................................II-20
II.6.1 Titik Tinggi (Spotheight)............................................................II-20
II.6.2 Garis Kontur...............................................................................II-20
II.7 Penentuan Luas....................................................................................II-25
II.7.1 Cara Penentuan Luas..................................................................II-25
II.8 Perhitungan Luas.................................................................................II-28
II.9 Pengukuran Bidang..............................................................................II-29
II.9.1 Pemetaan Bidang Tanah (Block Meeting)..................................II-29
II.9.2 Pembuatan Kerangka Peta..........................................................II-29
II.9.3 Metode-Metode Pengikatan Titik Detil......................................II-30
II.9.4 Poligon Terikat Koordinat..........................................................II-33
Bab III PELAKSANAAN PRAKTIKUM.....................................................III-1
iv
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
v
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
DAFTAR GAMBAR
vi
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
vii
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
DAFTAR TABEL
viii
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
Bab I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Ilmu ukur tanah adalah cabang dari ilmu Geodesi yang khusus mempelajari
sebagian kecil dari permukaan bumi dengan cara melakukan pengukuran-
pengukuran guna mendapatkan peta. Peta adalah hasil pengukuran dan
penyelidikan yang dilakukan baik secara langsung maupun secara tidak langsung
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan permukaan bumi. Fungsi peta itu sendiri
adalah sarana memperoleh gambaran data ilmiah yang terdapat di atas permukaan
bumi dengan cara menggambarkan berbagai tanda-tanda dan keterangan-
keterangan, sehingga mudah dibaca dan dimengerti. (Soetomo, 1983).
Melihat begitu pentingnya kehadiran peta tersebut, maka ilmu Geodesi
sebagai sarana untuk menunjang kebutuhan akan peta yang tepat dan akurat.
Menurut definisi klasik, Geodesi adalah ilmu tentang pengukuran dan pemetaan
permukaan bumi (Helmert, 1980).
Proses pemetaan harus melalui beberapa tahapan mulai dari penyusunan ide
hingga peta siap digunakan. Pembuatan peta dapat dilakukan dengan 3 cara
( Haniah, 2008) yaitu:
a. Cara Fotogrametris
Pembuatan peta dengan cara fotogrametris biasanya digunakan untuk
pemetaan daerah yang sangat luas, karena akan lebih efektif.
b. Cara Terestris
Pembuatan peta dengan cara terestris ini banyak dipakai untuk
pembuatan perencanaan pada suatu daerah yang tidak terlalu luas.
c. Cara Penginderaan Jauh
Pembuatan peta dengan cara inderaja yaitu untuk memperoleh,
mengolah dan menganalisa data untuk mengetahui karakteristik objek
tanpa menyentuh objek itu sendiri.
1
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
Titik kontrol tetap ini didasarkan atas posisi yang tetap baik arah
horisontal maupun arah vertikal. Titik yang digunakan sebagai dasar
pemetaan ini ada 2 yaitu:
a. Titik kontrol horizontal.
Titik kontrol ini berupa titik-titik dimana posisinya ditentukan
secara horisontal dengan diukur jarak dan arahnya secara teliti.
Titik kontrol ini dibuat dengan cara pengukuran poligon, triangulasi
atau trilaterasi.
b. Titik kontrol vertikal.
Titik kontrol ini berupa titik-titik yang diukur elevasinya secara
teliti dengan pengukuran waterpass. Elevasi ini didasarkan pada
elevasi BM (Bench Mark) yang merupakan jaring titik kontrol
pemetaan orde 4, yang dapat ditemukan di daerah pengukuran.
2. Pengukuran detail situasi.
3. Pengolahan data.
4. Penggambaran peta.
2
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
Adapun waktu dan jadwal kegiatan selama praktikum dapat dilihat pada
table di bawah ini :
April 2016 Mei 2016 Juni 2016
No. Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Survey Lapangan
1 dan pembuatan
sketsa
2 Pengukuran
3
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
a. Pengukuran
Waterpass
b. Pengukuran
Poligon
c. Pengukuran
Situasi dan
Detail
d. Pencatatan Data
Pengolahan Data
a. Perhitungan
manual
3
b. Digitalisasi data
c. Perhitungan
excel
Laporan
4 a. Asistensi
b. Pencetakan
Laporan
4
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran dimana kesimpulan merupakan hasil
praktikum yang telah dilaksanakan dan saran-saran untuk praktikan
berikutnya agar menjadi lebih baik.
5
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
1
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
d. Sudut belokan, adalah sudut yang dibentuk dari putaran berlawanan arah
jarum jam dari stasiun belakang.
Keterangan:
αAB : Azimuth AB
αAC : Azimuth AC
2
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
3
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
Gambar DASAR TEORI.3 Azimuth dari sudut awal dan sudut yang diukur
(Kelompok VII A, 2016)
Keterangan:
βB = Sudut Biasa
βLB = Sudut Luar Biasa
β = Rata-Rata Sudut
Pada pengukuran sudut ini biasanya tiap seri dilakukan dengan sudut
setelan yang berbeda. Setelah diketahui seluruh hasil ukuran sudut tersebut
4
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
maka diratakan sehingga diperoleh hasil ukuran sudut yang lebih teliti
dibandingkan bila diukur sekali.
Keterangan:
BM11 – P1 = Titik poligon utama
X1 – X4 = Titik poligon cabang
5
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
di. fx .......................................................................................
xi
d (2.7)
6
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
di. fy
yi .......................................................................................
d
(2.8)
Rumus umum penentuan koordinat suatu titik-titik yang diikat dari
titik 1 yang telah diketahui koordinatnya adalah :
X2 = X1 + d1-2 sin α1-2 .........................................................................(2.9)
Y2 = Y1 + d1-2 cos α 1-2 .......................................................................(2.10)
Keterangan :
7
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
Sipat datar (levelling) adalah suatu operasi untuk menentukan beda tinggi
antara dua titik di atas permukaan tanah. Hasil-hasil dari pengukuran sipat datar
diantaranya digunakan untuk perencanaan jalan kereta api, saluran, penentuan
letak bangunan gedung yang didasarkan atas elevasi tanah yang ada, perhitungan
urugan dan galian tanah, penelitian terhadap saluran-saluran yang sudah ada, dan
lain-lain.
Persamaan yang berlaku dalam sipat datar :
Waterpass terbuka : dh h akhir – h awal......................................(2.11)
Waterpass tertutup : dh 0...............................................................
(2.12)
8
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
Keterangan :
A dan B : titik di atas permukaan bumi yang akan diukur beda
tingginya
a dan b : bacaan atau tinggi garis mendatar di titik A dan B
Ha dan Hb : ketinggian titik A dan B di atas bidang referensi
ΔhAB : beda tinggi antara titik A dan B
Garis bidik adalah garis lurus pada teropong, sedangkan untuk membuat
mendatar dapat dibuat dengan beberapa cara, antara lain dengan bantuan nivo
tabung. Sehingga pada alat ukur sipat datar selain ada teropong juga dilengkapi
dengan nivo tabung untuk mendatarkan garis bidik.
Prinsip kerja dari alat ukur waterpass adalah membuat garis sumbu
horisontal. Bagian yang membuat kedudukan menjadi horisontal adalah nivo.
Dalam penggunaan alat waterpass harus dipenuhi persyaratan bahwa :
1. Garis sumbu teropong harus sejajar dengan garis arah nivo
2. Garis arah nivo harus tegak lurus dengan sumbu 1
3. Benang silang horisontal harus tegak lurus sumbu 1
Pada penggunaan alat ukur waterpass selalu harus di sertai dengan rambu
ukur. Rambu ini terbuat dari bahan kayu atau alumunium, panjangnya 3 meter
(ada yang 4 dan 5 meter). Yang penting dari rambu ukur ini adalah pembagian
skalanya harus benar-benar teliti untuk dapat menghasilkan pengukuran yang
baik. Disamping itu cara memegangnya pun harus benar-benar tegak (vertikal).
9
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
10
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
2 1
5
4
Gambar DASAR TEORI.8 Waterpass 3
(Kelompok VII A, 2016)
Keterangan gambar :
1) Sekrup penggerak halus horizontal
2) Lensa okuler
3) Sekrup ABC
4) Klem pengunci horizontal
5) Pengatur sudut
6) Lensa objektif
Alat waterpass harus dipasang dalam posisi mendatar dengan syarat
mutlak yang demikian maka pemeriksaan dan penyetelan dilakukan
dalam tiga tahap (Basuki, 2002) yaitu :
a. Tabung nivo
Penyetelan tabung nivo membuat sumbu nivo tegak lurus terhadap
sumbu perputaran. Pasang alat tersebut di atas sekrup-sekrup
pendatar dengan diametrical berlawanan dan ketengahkan
gelembung nivo dengan hati-hati. Putar teropong 180 dan catat
11
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
12
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
3. Rambu ukur
Rambu ukur adalah sebuah pita ukur yang ditopang vertikal dan
digunakan untuk mengukur jarak vertikal antara garis bidik dan sebuah
titik tertentu yang berada di atas atau di bawah garis bidik tadi.
4. Pita ukur
Pita ukur linen bisa berlapis plastik atau tidak, dan kadang - kadang
diperkuat dengan benang serat. Pita ini tersedia dalam ukuran panjang
10m, 15m, 20 m, 25m atau 30m. Kelebihan dari alat ini adalah bisa
13
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
14
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
h(doublestand1) h(doublestand2)
h(rata rata) .....(2.15)
2
di
Koreksi beda tinggi x h(rata rata) ……………….(2.16)
d
Pada waterpass tertutup jumlah beda tinggi rata-rata sama dengan
nol, jika hal ini tidak sesuai berarti merupakan koreksi beda tinggi.
h(rata rata) 0 …………………………………………..(2.17)
15
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
16
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
17
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
18
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
19
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
20
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
vertikal yang dapat digunakan untuk mengghitung tinggi titik detail dari
titik dasar poligon utama. Titik tinggi tersebut merupakan ketinggian titik
detail dari bangunan yang ada yang diukur dari titik poligon utama.
21
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
22
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
C=
Misal untuk skala 1 : 1.000 maka interval kontur 0,5 m.
Sifat-sifat kontur perlu diketahui untuk membantu dalam penggambaran
garis kontur diatas peta. Adapun sifat-sifat kontur yaitu:
1. Garis kontur selalu merupakan loop kecuali pada batas peta.
2. Dua buah kontur dengan ketinggian yang berbeda tidak mungkin
saling berpotongan.
3. Garis-garis kontur dengan ketinggian berbeda tidak mungkin menjadi
satu kecuali pada bagian tanah yang vertikal akan terlihat pada
penggambarannya.
4. Semakin miring keadaan tanah akan semakin rapat kontur
digambarkan.
5. Semakin landai kemiringan tanah akan semakin jarang kontur
digambarkan.
6. Garis-garis kontur yang melalui lidah bukit atau tanjung akan cembung
ke arah turunnya tanah.
7. Garis-garis kontur yang melalui lembah atau teluk akan cembung ke
arah titik atau hulu lembah.
8. Garis kontur yang memotong sungai akan cembung ke arah hulu
sungai dan semakin cembung jika sungai bertambah dalam.
23
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
24
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
25
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
26
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
Luas =
27
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
s=
28
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
29
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
30
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
31
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
32
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
33
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
diukur dari titik ikat. Oleh karena itu, agar kesalahan tersebut tidak
merambat, akhir dari poligon perlu dikontrol. Poligon ini, baik berupa
kontrol koordinat maupun kontrol jurusannya (azimuthnya). Poligon yang
demikian ini dinamakan poligon terikat sempurna.Oleh karena kontrol
koordinat dan azimuth tersebut, maka poligon terikat sempurna ini sangat
baik untuk dijadikan kerangka dasar pemetaan. (Basuki, 2002).
Perhitungan poligon terikat koordinat dibagi dua tahap sebagai berikut:
Tahap I :
Perhitungan poligon biasa dengan azimuth AB = 0° sudut dan jarak sesuai
dengan hasil pengukuran.
αAB= 0°
αtiap titik= (α awal + β1 - 180° ±360°)................................................. (2.24)
Jika Hasilnya < 00 maka ditambah 3600 dan jika Hasilnya > 3600 dikurang
3600. Dari hasil perhitungan poligon tersebut akan diketahui koordinat
sementara dari titik D yang akan digunakan dalam perhitungan menentukan
azimuth sebenarnya dari αAB.
Tahap II :
Menghitung poligon :
αawal = αyang benar = α AB = 0° + koreksi α...............................................(2.29)
Dalam perhitungan tahap kedua ini dihitung koreksi koordinat (k∆X dan k∆Y)
kX = ∆X – ΣDsin α..............................................................................(2.30)
kY = ∆Y – ΣDcos α.............................................................................(2.31)
34
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
Keterangan :
D = Jarak
∆X = Xd-Xa(dalam meter)
∆Y = Yd-Ya(dalam meter)
35
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
1
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
III.2.1 Tujuan
Tujuan dari pemasangan patok ini adalah sebagai titik kontrol
horizontal (x,y) dan vertikal (z). Selain itu patok juga berguna sebagai acuan
tempat berdiri alat dan untuk menandai titik-titik yang menjadi acuan dalam
2
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
3. Titik kontrol supaya ditandai secara jelas dengan nomor, label dan lain-
lain.
3
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
6. Kalkulator
4
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
5
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
6
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
g. Arah horizontal
3. Dalam setiap pengukuran usahakan agar bacaan benang tengah
diberi nilai genap agar mudah dalam perhitungan.
4. Setelah selesai pengukuran, maka dapat dilanjutkan pengukuran di
titik berikutnya dengan prosedur yang sama.
III.5 Pengukuran Waterpass
7
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
8
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
III.9.1 Tujuan
Tujuan dari penggambaran ini adalah untuk memberikan gambaran
tentang Detil dan Kontur titik daerah yang diukur serta bermaksud untuk
memberikan informasi data pengukuran.
9
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
Cara: Pusat busur diletakkan tepat pada titik tempat pesawat P1 dan
skala busur 0º diarahkan ke sumbu Y (Utara) bila sudut dibaca adalah
suduh berupa azimut, maka bacaan ke titik poligon harus disesuaikan
dengan skala sudut pada busur derajad. Sedangkan titik detil yang lain
dapat diplot sesuai dengan pembacaan arah horisontal dan jaraknya.
10
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
Gambar .3 Frame
(Kelompok VII A, 2016)
Keterangan :
1. Gambar
2. Logo dan nama jurusan
3. Judul gambar
4. Skala Gambar
5. Legenda
6. Nama dan anggota kelompok
7. Kolom pengesa
11
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
IV.1 Poligon
IV.1.1 Hasil
Hasil koordinat per titik adalah sebagai berikut :
Tabel HASIL DAN PEMBAHASAN.4Hasil perhitungan polygon
(Kelompok VII A, 2016)
Koordinat (m)
No. Titik
X Y
438078,893 9220472,883 1
438032,590 9220485,903 2
437985,765 9220476,220 3
437955,808 9220468,387 4
437969,877 9220417,614 5
437975,258 9220395,040 6
437981,156 9220350,414 7
437999,279 9220333,187 8
438018,524 9220315,891 9
438054,892 9220300,546 10
438095,855 9220290,360 11
438108,282 9220341,073 12
438127,393 9220413,262 13
438132,575 9220456,206 14
438128,708 9220475,191 15
1
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
IV.1.2 Pembahasan
Berikut ini perhitungan dari data yang didapat dilapangan:
1. Besar Sudut
Syarat besarnya sudut adalah:
Σβ = (n-2) x 180º
= (16-2 ) x 180º
= 2520º 00’ 00”
Hasil pengukuran dilapangan didapat jumlah sudut (Ʃβ) sebesar
2519º 58’55” maka :
Σβ = [( n-2 ) x 180º ] + fβ
2519º 58’ 55” = 2520º 00’ 00” + fβ
fβ = 00º 01’5”
Koreksi per sudut = 00º 00’65”/ 16
= -00º 00’4,06”
2. Toleransi kesalahan penutup sudut sebesar 20’’ n = 00º1’20’’
(Theodolit Nikon NE 57252 ).
Jadi, pengukuran yang kelompok VII A lakukan telah memenuhi
batas toleransi. Karena kesalahan penutup sudutnya lebih kecil dari
toleransi kesalahan penutup sudut yaitu 00º 01’5”.
3. Jumlah Jarak
Hasil pengukuran dilapangan didapat jumlah jarak sebesar 628,68 m
4. Perhitungan Azimuth
Azimuth awal yang didapat sebesar 254º 16’33,71”. Azimuth awal
didapat dari pengukuran di lapangan menggunakan perhitungan pada
GD 16.
Perhitungan azimuth untuk setiap patok setelahnya, dapat
menggunakan persamaan seperti berikut :
αP -P1 2 =αBM-P1- 180º + βP1
= 254º 16’33,71” -180º+211º26’54”
= 285°43’27,7”
Data hasil perhitungan azimuth selengkapnya dapat dilihat pada form
perhitungan poligon pada halaman lampiran.
2
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
5. Perhitungan d sin α
(d sin α)BM-P1 = dBM-P1sin αBM-P1
= 47,46 * sin (254º16’ 33,71”)
= -45,684 m
6. Perhitungan d cosα
(d cosα)BM-P1 = dBM-P1cosαBM-P1
= 47,46 * cos (254º16’ 33,71”)
= -12,862 m
7. Perhitungan koreksi fx
Besarnya Σ d sin α = 0,037 m
Dimana syarat Σ d sin α = 0 m
maka besarnya koreksi Σ d sin α (fx) = -0,037 m
3
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
FL =
= 0,205 m
Ketelitian linier = FL / Σ d
= 0,205 m/628,68 m
= 1 : 3.066,732 m
11. Toleransi ketelitian jarak linear sebesar = 1: 2.000 m
Dari hasil tersebut ternyata setiap titik terdapat koreksi. Koreksi
tersebut timbul karena adanya beberapa faktor yang menyebabkan
kesalahan pengukuran antara lain :
1. Kesalahan personil
Kesalahan personil ini dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
a. Kesalahan dalam pembacaan rambu ukur atau pita ukur
b. Kesalahan dalam pencatatan hasil yang didapat
c. Blunder
2. Kesalahan alat theodolite
Kesalahan theodolite dapat dibagi menjadi dua yaitu:
a. Kesalahan indeks adalah kesalahan sudut vertikal
Dimana syarat sudut vertikal adalah < biasa + < luar biasa = 360º
b. Kesalahan kolimasi adalah kesalahan sudut horisontal
Dimana syarat sudut horisontal yaitu | < biasa - < luar biasa | = 180º
3. Kesalahan karena faktor alam
4
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
IV.2 Waterpass
IV.2.1 Hasil
Hasil elevasi per-titik adalah sebagai berikut :
Tabel HASIL DAN PEMBAHASAN.5 Hasil perhitungan waterpass
(Kelompok VII A, 2016)
No. Titik Beda Tinggi Tinggi No.
Titik Titik
Dari Ke Pulang Rata- Koreksi Definitif
Pergi rata
210,653 BM11
BM11 P1 -1,436 1,435 -1,436 -0,001 -1,437
209,216 P1
P1 P2 -0,762 0,762 -0,762 -0,001 -0,763
208,453 P2
P2 P3 -1,273 1,271 -1,272 -0,001 -1,273
207,180 P3
P3 P4 -1,405 1,405 -1,405 -0,001 -1,406
205,774 P4
P4 P5 -0,716 0,716 -0,716 -0,001 -0,717
205,057 P5
P5 P6 -1,520 1,522 -1,521 -0,001 -1,522
203,535 P6
P6 P7 1,252 -1,252 1,252 -0,001 1,251
204,786 P7
P7 P8 0,522 -0,522 0,522 -0,001 0,521
205,307 P8
P8 P9 0,094 -0,092 0,093 -0,001 0,092
205,399 P9
P9 P10 0,228 -0,229 0,229 -0,001 0,228
205,627 P10
P10 P11 1,356 -1,356 1,356 -0,001 1,355
206,982 P11
P11 P12 -0,128 0,130 -0,129 -0,001 -0,130
206,852 P12
P12 P13 0,423 -0,423 0,423 -0,001 0,422
207,274 P13
P13 P14 0,691 -0,692 0,692 -0,001 0,691
207,965 P14
5
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
Tinggi No
Titik Titik
No.Titik Beda Tinggi
Dari Ke Pergi Pulang Rata- Koreksi Defenitif
rata
P16 P17 -0,154 0,156 -0,155 -0,155
210,627 P17
P17 P18 -0,147 0,146 -0,147 -0,147
210,480 P18
P18 P19 0,144 -0,144 0,144 0,144
210,624 P19
P19 BM11 0,029 -0,029 0,029 0,029
210,653 BM11
Jmlh 0,016 -0,014 0,015
IV.2.2 Pembahasan
Berikut adalah hasil perhitungan dari pengukuran di lapangan :
1. Perhitungan beda tinggi rata-rata
Beda tinggi rata-rata didapatkan dari perhitungan:
H " Pergi " H " Pulang"
Δhrata-rata =
2
ΔhP1-P2 =(0,016 m + 0,014 m)/2
= 0,015 m
2. Koreksi penutup
Koreksi penutup didapatkan dari jumlah beda tinggi rata rata hasil
pengukuran dilapangan yaitu sebesar 0.015 m sedangkan koreksi
per-titiknya didapatkan dengan rumus :
KP1-P2 = - (Σkesalahan/n titik)
= - (0,015 m/20)
= -0,001 m
3. Toleransi kesalahan penutupnya adalah 20 D = 20 0,631
6
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
= 15,887 mm
7
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
IV.3.2 Pembahasan
Pengukuran detail situasi dilakukan dengan menggunakan referensi
data poligon dan waterpass yang telah didapat sebelumnya. Berikut adalah
perhitungannya :
8
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
1. Jarak
Jarak didapat dari perhitungan menggunakan rumus tachimetri, sebagai
berikut :
9
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
IV.4.2 Pembahasan
Berikut ini perhitungan dari data yang didapat dilapangan :
1. Menentukan S
Yang didapat dari rumus berikut :
S = (Panjang + lebar + diagonal) / 2
S1 = ( 10+15+18,50) / 2
= 21,750 m
2. Menentukan luas bidang tanah
Luas bidang tanah memiliki rumus sebagai berikut :
Luas = √s (s-a) (s-b) (s-c)
= √21,750 (21,750-10)(21,750-15)(21,750-18,50)
= 74,876 m2
3. Menentukan luas total bidang tanah
Luas total didapat dari penjumlahan masing masing luas ditiap
bidang.
Luas total = L I + L II + L III + ..........dst
=153,606+148,153+137,130+140,035+134,533+148,260
151,056+150,994+141,997+148,985
= 1454,750 m2
10
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
11
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
Bab V PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian teori dan analisis data pengukuran, penulis dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Jumlah kesalahan penutup
sudut poligon tertutup sebesar = 00º 01’ 5”.
2. Jumlah patok pengukuran
poligon tertutup kelompok VII A sebanyak 16 titik, maka koreksi sudut
pertitik sebesar 00º 00’ 4,06”. Sedangkan toleransi kesalahan penutup
sudut sebesar 20’’ n = 00º1’20’’ (Theodolit Nikon NE 57252 ). Jadi,
pengukuran yang dilakukan kelompok VII A memenuhi syarat
pengukuran.
3. Ketelitian linear dari hasil
pengukuran poligon tertutup diperoleh sebesar 1 : 3066,732.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka pengukuran poligon telah
memenuhi syarat dengan nilai 1 : 3066,732 > 1 : 2000.
4. Koreksi kesalahan penutup
beda tinggi sebesar 0,015m dengan toleransi kesalahan penutup beda
tinggi sebesar 20 D = 20 0,631 = 15,887mm. Berdasarkan hasil
perhitungan tersebut maka pengukuran yang dilakukan kelompok VII A
telah memenuhi syarat pengukuran.
5. Luas bidang tanah yang
diukur adalah 1454,750 m2 menggunakan metode perhitungan sisi.
V.2 Saran
Untuk meminimalkan kesalahan pengukuran, maka penulis memberikan
saran sebagai berikut :
1.Langkah awal yang dilakukan sebelum memulai aktifitas pengukuran
ialah melakukan pemeriksaan alat ukur, hal ini ditujukan untuk
meminimalisir kesalahan pengukuran yang diakibatkan oleh alat dan
kerusakan alat sebelum mulai digunakan.
1
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
2
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
DAFTAR PUSTAKA
Arifin.,MT, Ir. Zainal, 2006. Modul Kuliah Ilmu Ukur tanah PROGRAM STUDI
TEKNIK SIPIL-FTSP. Pusat Pengembangan Bahan Ajar – UMB
Arifin.,MT, Ir. Zainal, 2006. Modul Kuliah Pemetaan Situasi Detail PROGRAM
STUDI TEKNIK SIPIL-FTSP. Pusat Pengembangan Bahan Ajar – UMB
Basuki, S., 2006.Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Briker, Russell Q. 2000. DASAR-DASAR PENGUKURAN TANAH JILID 1dan
JILID 2. Jakarta : Erlangga
Rais, Prof. Ir. Jacub. 1980. ILMU UKUR TANAH JILID 1 dan JILID 2. Semarang:
Cipta Sari Grafika
Sosrodarsono, S dan T. Masatoshi., 1992.Pengukuran Topografi dan Teknik
Pemetaan.Jakarta :Pradnya Paramita.
Sosrodarsono, Dr. Ir. Suyono dan Masayoshi Takasaki.PENGUKURAN
TOPOGRAFIDANTEKNIK PEMETAAN. Jakarta : PT. Pertja
Wongsotjitro, S., 1988.Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta : Kanisius.
x
Kelompok VII A
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah II
LAMPIRAN
xi
Kelompok VII A