Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kata Epilepsi berasal dari kata Yunani epilepsia yang berarti serangan. Masyarakat
percaya bahwa epilepsy disebabkan oleh roh jahat dan juga dipercaya bahwa epilepsy merupakan
penyakit yang bersifat suci. Hal ini merupakan latar belakang adanya mitos dan rasa takut
terhadap epilepsy. Mitos tersebut mewarnai sikap masyarakat dan menyulitkan upaya untuk
membawa penderita epilepsi kedalam kehidupan normal. (epilepsi edisi pertama)

Hippocrates percaya bahwa epilepsi bukanlah penyakit yang bersifat suci atau keramat.
Dia mendasari bahwa epilepsi merupakan penyakit yang didasari oleh adanya gangguan di otak,
pandangan ini merupak suatu pandangan yang revolusioner. Dia menyarankan untuk member
terapi secara fisik bukan terapi spiritual dan dia menyatakan bahwa bila penyakit sudah menjadi
kronis maka penyakit tadi tidak dapat disembuhkan. (epilepsi edisi pertama)

Epilepsi merupakan salah satu penyakit neurologis yang utama. Pada dasarnya epilepsi
merupakan suatu penyakit Susunan Saraf Pusat (SSP) yang timbul akibat adanya ketidak
seimbangan polarisasi listrik di otak. (epilepsi sekunder post craniotomy)

Epilepsi dapat terjadi pada siapa saja diseluruh dunia tanpa batasan ras dan social
ekonomi. Angka kejadian epilepsi masih tinggi terutama dinegara berkembang yang mencapai
114 (70-190) per 100.000 penduduk pertahun. Angka yang tinggi dibandingkan dengan negara
yang sudah berkembang dimana angka kejadian epilepsi berkisar antara 24-53 per 100.000
penduduk pertahun. Bila jumlah penduduk Indonesia berkisar 220 juta, maka diperkirakan
jumlah penyandang epilepsi baru 250.000 pertahun. (pedoman tatalaksana epilepsi)

Angka prevalensi penyandang epilepsi aktif berkisar antara 4-10 per 1000 penyandang
epilepsi. Dari banyak studi diperkirakan prevalensi epilepsi berkisar antara 0,5-4%. Rata – rata
prevalensi epilepsi 8,2 per 1000 penduduk. (pedoman tatalaksana epilepsi)
1.2. Rumusan Masalah

 Definisi Epilepsi
 Etiologi Epilepsi
 Patofisiologi Kejang
 Klasifikasi Epilepsi
 Manifestasi Klinis
 Diagnosa
 Diagnosa Banding
 Pemeriksaan Penunjang
 Penatalaksanaan Epilepsi
 Progonsis

1.3. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum :
 Untuk memberikan gambaran medis secara umum kepada pembaca tentang
epilepsi.

2. Tujuan Khusus:

 Untuk meningkat pengetahuan mahasiswa kedokteran tentang karakteristik


epilepsi dalam menunjang tindakan medis.
 Untuk mengetahui pembahasan lebih lanjut tentang epilepsi dan kejang – kejang
lainnya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Epilepsi

Epilepsi didefinisikan sebagai suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan epilepsi
berulang dan berselang lebih dari 24 jam yang timbul tanpa provokasi. Sedangkan yang dimaksut
dengan bangkitan epilepsi (epileptic seizure) adalah manifestasi klinik yang disebabkan oleh
aktivitas listrik otak yang abnormal dan berlebihan dari sekelompok neuron. (pedoman
tatalaksana epilepsi)

Epilepsi menurut World Health Organization (WHO) merupakan gangguan kronik otak
yang menunjukkan gejala-gejala berupa serangan-serangan yang berulang-ulang yang terjadi
akibat adanya ketidaknormalan kerja sementara sebagian atau seluruh jaringan otak karena
cetusan listrik pada neuron (sel saraf) peka rangsang yang berlebihan, yang dapat menimbulkan
kelainan motorik, sensorik, otonom atau psikis yang timbul tiba-tiba dan sesaat disebabkan
lepasnya muatan listrik abnormal sel-sel otak. (gamal albinsaid)

2.2. Etiologi Epilepsi


Berdasarkan etiologi epilepsi dapat dibagi kedalam 3 (tiga) kategori, yaitu:
1. Idiopatik : tidak terdapat lesi structural di otak atau deficit neurologi. Diperkirakan
mempunyai predisposisi genetic dan umumnya berhubungan dengan usia.
2. Kriptogenik : dianggap simtomatik tetapi penyebabnya belum diketahui.
3. Simptomatik : bangkitan epilepsi yang disebabkan oleh kelainan/lesi structural pada otak,
misalnya: cedera kepala, infeksi SSP, kelainan congenital, gangguan peredaran darah
otak, toksik (alcohol, obat) dan metabolic. (pedoman tatalaksana epilepsi)

2.3. Patofisiologi Kejang

Anda mungkin juga menyukai