Anda di halaman 1dari 15

A.

JUDUL
KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT PEREMUK PADA PABRIK PEREMUKAN
ANDESIT UNTUK MENCAPAI TARGET PRODUKSI SEBESAR X TON PER
HARI DI PT. BUANA KARYA SARANA MUNTILAN

B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL


Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang kontruksi bangunan dan jalan,
PT. Buana Karya Sarana membangun pabrik pemecah andesit serta Aspalt Mixing
Plant (AMP) di Kecamatan Muntilan, Magelang, Jawa Tengah. Hasil peremukan
andesit serta AMP tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen di
daerah Magelang dan sekitarnya.
Di dalam proses mereduksi ukuran andesit pada pabrik peremukan ini
terdapat beberapa bagian yang masih perlu dioptimalkan agar target produksi dapat
terpenuhi. Untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai kemampuan kerja alat
peremuk, kemampuan kerja ayakan, produktifitas konveyor sabuk serta prosentase
produk material yang dihasilkan.
Berdasarkan keadaan tersebut di atas, maka dilakukan evaluasi sehingga
diharapkan dapat mencapai target produksi yang telah ditetapkan oleh PT. Buana
Karya Sarana.

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi unit peremuk andesit dan
usaha-usaha apa saja yang dapat dilakukan untuk mencapai target produksi yang
telah ditetapkan oleh PT. Buana Karya Sarana.

D. PERUMUSAN MASALAH
Dari uraian di atas maka dapat diambil suatu rumusan masalah, yaitu :
1. Kendala-kendala apa saja yang terjadi pada saat proses peremukan berlangsung
2. Apakah kegiatan yang sedang berlangsung dapat memenuhi target produksi yang
telah ditetapkan
3. Usaha-usaha apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi
E. DASAR TEORI
1. Unit peremuk andesit
Dalam proses peremukan andesit, PT. Buana Karya Sarana menggunakan Jaw
Crusher.
a. Bagian-bagian dari Jaw Crusher
 Setting Block, yaitu bagian untuk mengatur agar lubang bukaan ukurannya
sesuai dengan yang dikehendaki. Bila setting block dimajukan maka jarak
fixed jaw dan swing jaw menjadi lebih pendek atau lebih dekat, begitu pula
sebaliknya.
 Swing Jaw, yaitu bagian dari alat peremuk yang dapat bergerak/rahang ayun
yang berfungsi sebagai mamberi gaya tekanan pada material umpan.
 Fixed Jaw, yaitu bagian dari alat peremuk yang tidak dapat bergerak/rahang
diam yang berfungsi sebagai memberi gaya menahan pada material umpan.
 Mouth, yaitu bagian mulut dari alat peremuk yang berfungsi sebagai lubang
penerimaan.
 Throat, yaitu bagian paling bawah alat peremuk yang berfungsi sebagai
lubang pengeluaran.
 Gape, yaitu jarak horisontal pada mouth (lubang penerimaaan).
 Set, yaitu jarak horisontal pada throat (lubang pengeluaran).
 Open Setting, yaitu jarak antara rahang diam dengan rahang ayun pada saat
rahang ayun bergerak ekstrim ke belakang.
 Closed Setting, yaitu jarak antara rahang diam dengan rahang ayun pada saat
rahang ayun bergerak ekstrim ke depan.
 Throw, yaitu selisih jarak pelemparan pada saat rahang menbuka (open
setting) dengan pada saat rahang menutup (closed setting).
 Nip Angle, yaitu sudut yang dibentuk dari garis singgung yang dibuat antara
jaw (swing dan fixed) dengan material batuan.
b. Faktor yang mempengaruhi kemampuan jaw crusher :
 Lebar dari lubang pengeluaran / setting
Besar kecilnya setting alat peremuk dapat diatur dengan mengatur toggle,
dilakukan dengan mengencangkan atau mengendurkan pada setting block
sampai didapatkan lebar setting yang diinginkan.
 Variasi dari throw
Untuk jaw crusher kecil selisih antara open setting dengan closed setting
(throw) sebesar 3/8 inci, sedangkan jaw crusher besar selisihnya sebesar
1 inci. Pada batuan yang bersifat brittle seperti granit, andesit membutuhkan
throw yang kecil, sedangkan batuan liat seperti limestone, shale
membutuhkan throw yang besar.
 Ukuran feed
Ukuran feed tergantung pada gape, nip angle, dengan pertimbangan bahwa
besar dari feed kurang dari 80 % gape.
 Kapasitas produksi
Dipengaruhi oleh jumlah feed per jam, berat jenis feed dan besarnya setting
alat.
 Reduction Ratio
Reduction Ratio adalah perbandingan antara ukuran feed dengan ukuran
produk. Reduction yang baik untuk primary crushing adalah 4 – 7, sedangkan
untuk secondary crushing adalah 14 – 20 dan untuk fine crushing adalah
50 – 100.
Ada 4 macam reduction ratio, yaitu :
1. Limiting Reduction Ratio, yaitu perbandingan antara tebal/lebar feed
dengan tebal/lebar produk.
tF wF
Dengan rumus : 
tP wP
dimana :
tF = tebal feed
tW = tebal produk
wF = lebar feed
wP = lebar produk
2. Working Reduction Ratio, yaitu perbandingan antara tebal feed (tF) yang
terbesar dengan efektif set (Se) dari crusher.
tF
Dengan rumus :
Se
3. Apperent Reduction Ratio, yaitu perbandingan antara efektif gape dengan
efektif set.
0,85G
Dengan rumus :
Se
4. Reduction Ratio 80 (R80), yaitu perbandingan antara lubang ayakan feed
dengan lubang ayakan produk pada kumulatif 80 %.
c. Energi Peremukan
Yaitu energi input yang diperlukan alat peremuk untuk mereduksi ukuran butir
material.
10 Wi 10 Wi
Dengan rumus : W =
P F
dimana :
W = energi input yang diperlukan, Kw jam/ton
Wi = indeks kerja, yaitu energi yang diperlukan untuk mengecilkan 1 ton (short
ton) material dari ukuran tak terhingga menjadi 80 % lolos pada 100
mikron, Kw jam /ton
F = ukuran ayakan yang meloloskan umpan sebesar 80 % mikron
P = ukuran ayakan yang meloloskan produk sebesar 80 % mikron
Menurut Gaudin, energi yang dibutuhkan jaw crusher tergantung dari beberapa
faktor, antara lain ukuran feed, ukuran produk, kapasitas dari mesin, bentuk dari
material serta persentase dari waktu berhenti peremukan dan berkisar antara
0,3 – 1,5 Kw jam/ton.
d. Kapasitas Jaw Crusher
Untuk menghitung kapasitas produksi dari masing-masing alat peremuk
dilakukan dengan cara melihat kapasitas maksimum (spesifikasi) alat tersebut
serta kapasitas material yang masuk ke alat tersebut (kapsitas nyata) dan
dipengaruhi oleh gravitasi, kekerasan material, keliatan material dan moisture
containte.
Oleh Taggart, kapasitas jaw crusher dinyatakan dalam suatu rumus empiris :
T = 0,6 L S
dimana :
T = kapasitas, ton/jam
L = panjang lubang penerimaan (gape), inc
S = lebar lubang penerimaan, inc
Sedangkan menurut Currie, kapasitas jaw crusher dinyatakan dalam rumus :
TR = Kc x Km x Kf x Ta
dimana :
TR = kapasitas jaw crusher, ton/jam
Kc = faktor kekerasan batuan, untuk andesit nilainya 0,90
Km = faktor kandungan air, untuk andesit dianggap kering nilainya 1
Kf = faktor pengumpanan material, untuk secara kontinyu = 0,75 - 0,85,
sedangkan untuk intermitten = 0,25 – 0,50
Ta = kapasitas desain alat peremuk tersebut, ton/jam

2. Ayakan
Kemampuan kerja ayakan adalah jumlah material yang lolos lubang ayakan yang
dinyatakan dalam persen (%).
Berat material yang lolos
Kemampuan Ayakan = x 100 %
Berat material yang seharusnya lolos
Bagian-bagian dari ayakan :
 Woven wire screen, yaitu ayakan yang terbuat dari kawat baja (wire) yang
dianyam.
 Square opening, yaitu bentuk lubang bukaan ayakan yang digunakan pada alat
dan berbentu persegi empat.
Menurut Gaudin, untuk menghitung kapasitas ayakan secara umum tergantung pada :
 Luas penampang permukaan screen.
 Ukuran opening screen.
 Sifat umpan, seperti berat jenis, kandungan air temperatur.
 Tipe dari mechanical screen yang digunakan.
Dengan rumus : Qt = a(AxBxCxDxE )
dimana :
Qt = kapasitas teoritis ayakan, ton/jam
A = luas permukaan ayakan, ft2
A = kapasitas teoritis untuk setiap ft2 lubang buka ayakan, ton/jam
B = faktor yang harganya tergantung dari jumlah oversize dalam umpan
pada ukuran lubang buka ayakan yang digunakan
C = faktor efisiensi ayakan
D = faktor ukuran halus material
E = “wet screenity factor”, yaitu faktor yang tergantung dari besar kecilnya
material yang disemprotkan air, bila kering E = 1

3. Konveyor sabuk
Konveyor digunakan untuk mengangkut material setelah dipisahkan oleh ayakan
a. Bagian-bagian konveyor
 Sabuk / belt, untuk membawa material yang diangkut
 Idler, untuk menahan atau menyangga sabuk
 Centering device, untuk mencegah agar sabuk tidak meleset dari rollers
 Drive units, alat penggerak pulley konveyor sabuk
 Take Ups, untuk mengatur tegangan sabuk serta mencegah selip antara sabuk
dengan pulley penggerak karena bertambah panjangnya sabuk
 Kerangka / frame, sebagai tempat konveyor sabuk
 Motor penggerak, untuk menggerakan drive pulley, besarnya disesuaikan
dengan keperluan
b. Tenaga konveyor
Tenaga keseluruhan yang diperlukan untuk menggerakan konveyor sabuk
bernuatan adalah jumlah tenaga yang digunakan untuk :
 Menggerakan konveyor kosong di atas idler, dengan rumus :
LxSxCxQ
P =
33000
dimana :
P = tenaga konveyor sabuk, HP
L = panjang konveyor sabuk, ft
S = kecepatan konveyor sabuk, fpm
Q = berat bagian-bagian yang berputar per ft konveyor
 Menggerakan muatan secara miring, dengan rumus :
TxH
P =
990
dimana :
T = material yang diangkut, ton/jam
H = ketinggian konveyor, meter
c. Produksi konveyor
Produksi konveyor adalah kemampuan kerja konveyor sabuk untuk mengangkut
material, secara teoritis dinyatakan dalam rumus :
Qt = 3600 x A x V x Bi x S
dimana :
Qt = kapasitas konveyor sabuk, ton/jam
A = luas penampang melintang, m2
V = kecepatan konveyor sabuk, detik
Bi = bobot isi material berai, ton/m3
S = efisiensi konveyor sabuk, dianggap 100 %
 Kapasitas konveyor pada kondisi berjalan
Wx3600
Qb =
1000 xT

dimana :
Qb = kapasitas konveyor berjalan, ton/jam
W = berat material sampel, kg
T = waktu pengambilan sampel, detik
 Kapasitas konveyor pada kondisi berhenti

W x V x 3600
Qd =
1000 x L
dimana :
Qd = kapasitas konveyor diam, ton/jam
W = berat material sampel, kg
V = kecepatan konveyor apabila berjalan, m/detik
L = panjang pengambilan sampel diatas konveyor, meter

F. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan menggabungkan antara teori dengan data-data
yang diperoleh di lapangan sehingga dari keduanya didapat pendekatan penyelesaian
masalah. Adapun urutan pekerjaan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Studi literatur
Studi literatur ini dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang
menunjang antara lain :
 Literaur di perpustakaan
 Makalah-makalah seminar yang menunjang
 Brosur-brosur perusahaan
 Informasi
 Laporan penelitian terdahulu dengan topik yang sama
2. Penelitian di lapangan
Dalam penelitian di lapangan dilakukan beberapa tahap kegiatan :
 Melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan rumusan
masalah yang ada, seperti kondisi alat, unjuk kerja alat dan rangkaian
kegiatan yang dilakukan.
 Menentukan lokasi tempat pengamatan termasuk tempat pengambilan sampel
material pada daerah–daerah tertentu yang bisa mewakili keseluruhan
permasalahan agar data-data penelitian yang didapat bisa digunakan secara
optimal.
 Menyesuaikan dengan perumusan masalah yang bertujuan agar penelitian
yang dilakukan tidak meluas dan data yang diambil dapat digunakan secara
efektif.
3. Pengambilan data, terdiri dari :
a. Data yang diambil langsung di lapangan, seperti :
 Ukuran gape dan set pada alat peremuk
 Ukuran material yang diinginkan konsumen
 Sampel material sebelum peremukan
 Sampel material hasil peremukan
 Kekerasan, berat jenis dan bobot isi material
 Fraksi ukuran material
 Spesifikasi peralatan yang digunakan
 Curah hujan dan hari hujan
 Mencatat proses kegiatan yang berlangsung sesuai permasalahan
b. Data yang diambil dari laporan-laporan produksi di perusahaan, peta
lapangan, grafik maupun tabel-tabel.
4. Akuisisi data, yang bertujuan untuk :
 Pengelompokan data dari lapangan beserta data yang sudah ada disesuaikan
dengan obyek yang mewakili permasalahan.
 Pengecekan keakuratan data, sehingga penelitian lebih efisien.
5. Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan perhitungan-perhitungan yang selanjutnya
direalisasikan dalam bentuk perhitungan, grafik maupun tabel yang menuju
perumusan masalah.
6. Analisis data
Melakukan analisa data hasil dari pengolahan dan memberikan alternatif
penyelesaian masalah sebagai acuan untuk pembahasan permasalahan sebagai
tujuan akhir.
7. Kesimpulan
Kesimpulan diperoleh setelah dilakukan perhitungan antara hasil pengolahan data
dengan permasalahan yang diteliti. Kesimpulan merupakan hasil akhir dari
pemecahan permasalahan yang diteliti.
G. RENCANA DAFTAR PUSTAKA
1. Brigdestone Tire Co. Ltd. (1975), Conveyor Belt Design Manual, Industrial
Rubber Product Sales Department, Tokyo, Japan.

2. Currie, J. M. (1973), Unit Operation Mineral Procesing, Department of


Chemical and Metallurgical Technology Burnaby, British Colombia.

3. R. L Peurifoy, P. E. (1988), Perencanaan, Peralatan dan Metoda Kontruksi, Jilid


I, Penerbit Erlangga, Jakarta.

4. Sudjana. (1992), Metoda Statistika, Edisi ke – 5, Penerbit Tarsito, Bandung.

H. RENCANA JADWAL KEGIATAN


No Jenis Kegiatan Minggu ke
I II III IV V VI VII VIII
1 Studi literatur
2 Pengamatan dan
pengambilan data
3 Pengelompokan dan
pengolahan data
4 Pembahasan
5 Pembuatan draft

I. RENCANA DAFTAR ISI


DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3 Permasalahan
1.4 Metode Penelitian
II. TINJAUAN UMUM
2.1 Lokasi Pabrik Peremukan Andesit
2.2 Sifat Material Batuan
2.3 Kondisi Tempat Kerja
2.4 Sasaran Produksi
III. DASAR TEORI
3.1 Bagian-bagian Jaw Crusher
3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Produktifitas Jaw Crusher
3.3 Perhitungan Produktifitas Jaw Crusher
3.4 Perhitungan Efisiensi Ayakan
3.5 Perhitungan Produktifitas Konveyor
IV. KEGIATAN PEREMUKAN
4.1 Pengambilan Conto
4.2 Unjuk Kerja Alat Peremuk
4.3 Aktifitas Ayakan
4.4 Aktifitas Konveyor Sabuk
V. PEMBAHASAN
5.1 Penilaian Teknis Terhadap Produktifitas Jaw Crusher
5.2 Upaya Peningkatan Produksi
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT PEREMUK PADA PABRIK


PEREMUKAN ANDESIT UNTUK MENCAPAI TARGET
PRODUKSI SEBESAR X TON PER HARI DI
PT. BUANA KARYA SARANA MUNTILAN

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Oleh
ZAHIR MUSTAFA
NIM 94.033/TA

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2000
KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT PEREMUK PADA PABRIK
PEREMUKAN ANDESIT UNTUK MENCAPAI TARGET
PRODUKSI SEBESAR X TON PER HARI DI
PT. BUANA KARYA SARANA MUNTILAN
PROPOSAL TUGAS AKHIR

Oleh
ZAHIR MUSTAFA
NIM 94.033/TA

Menyetujui Mengetahui
Pembimbing Dosen Wali

( Ir. INDAH SETYOWATI, MT ) ( Ir. BUDIARTO, MT )

KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT PEREMUK PADA PABRIK


PEREMUKAN ANDESIT UNTUK MENCAPAI TARGET
PRODUKSI SEBESAR X TON PER HARI DI
PT. BUANA KARYA SARANA MUNTILAN
PROPOSAL TUGAS AKHIR

Oleh
ZAHIR MUSTAFA
NIM 94.033/TA

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2000

Anda mungkin juga menyukai