Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH KIMIA - HUKUM KEKEKALAN MASSA ( HUKUM

LAVOISIER )
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Hukum kimia adalah suatu keteraturan dalam ilmu kimia yang berlaku secara umum.
Hukum-hukum kimia perlu dipahami karena merupakan dasar untuk mempelajari
kimia. Hukum-hukum dasar kimia terbagi menjadi lima hukum, yaitu hukum kekekalan massa
(hukum Lavoisier), hukum perbandingan tetap (Hukum Proust), hukum kelipatan berganda
(Dalton), hukum perbandingan volum (Gay-Lussac), dan hipotesis Avogadro. Namun pada
makalah ini hanya membahas tentang hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier).
”Pada reaksi kimia, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”
Selanjutnya bunyi hukum ini disebut dengan hukum kekekalan massa atau hukum Lavoiser.
(syukri s.1999:23)
Hukum kekekalan massa, kekekalan artinya tidak berubah jika direaksikan suatu zat
dengan zat lain. Baik suatu benda itu di bakar maupun dua zat di campur, massa zat tersebut
akan tetap. Fakta ini sangat menarik sekali bukan, sebagai contoh selama ini kita beranggapan
bahwa massa kayu sebelum dibakar dengan sesudah dibakar akan berbeda, namun berdasarkan
hukum kekekalan massa ini ternyata anggapan kita ini salah. Hal ini membuat penulis tertarik
untuk mengetahui kebenarannya. Oleh sebab itu penulis akan membahas apa yang dimaksud
dengan massa, sejarah lavoiser dan penemuannya mengenai hukum kekekalan massa, dan
pembuktian hukum kekekalan massa. Sehingga makalah ini di buat.

B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan hukum kekekalan massa ?
2. Bagaimana sejarah hukum kekekalan massa ?
3. Bagaimana cara pembuktian hukum kekekalan massa ?

C. Tujuan penulisan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:


1. Mengetahui pengertian massa.
2. Mengetahui sejarah hukum kekekalan massa.
3. Mengetahui cara pembuktian hukum kekekalan massa.

BAB II
PEMBAHASAN TEORI
A. Pengertian Hukum Kekekalan Massa

Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov-Lavoisier adalah
suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan meskipun terjadi
berbagai macam proses di dalam sistem tersebut(dalam sistem tertutup Massa zat sebelum dan
sesudah reaksi adalah sama (tetap/konstan). Pernyataan yang umum digunakan untuk
menyatakan hukum kekekalan massa adalah massa dapat berubah bentuk tetapi tidak dapat
diciptakan atau dimusnahkan. Untuk suatu proses kimiawi di dalam suatu sistem tertutup, massa
dari reaktan harus sama dengan massa produk.
Hukum kekekalan massa digunakan secara luas dalam bidang-bidang seperti kimia, teknik
kimia, mekanika, dan dinamika fluida. Berdasarkan ilmu relativitas spesial, kekekalan massa
adalah pernyataan dari kekekalan energi. Massa partikel yang tetap dalam suatu sistem ekuivalen
dengan energi momentum pusatnya. Pada beberapa peristiwa radiasi, dikatakan bahwa terlihat
adanya perubahan massa menjadi energi. Hal ini terjadi ketika suatu benda berubah
menjadi energi kinetik/energi potensial dan sebaliknya. Karena massa dan energi berhubungan,
dalam suatu sistem yang mendapat/mengeluarkan energi, massa dalam jumlah yang sangat
sedikit akan tercipta/hilang dari sistem. Namun, dalam hampir seluruh peristiwa yang melibatkan
perubahan energi, hukum kekekalan massa dapat digunakan karena massa yang berubah
sangatlah sedikit.

B. Sejarah Hukum Kekekalan Massa

Hukum kekekalan massa diformulasikan oleh Antoine Lavoisier pada tahun 1789. Oleh
karena hasilnya ini, ia sering disebut sebagai bapak kimia modern. Sebelumnya, Mikhail
Lomonosov (1748) juga telah mengajukan ide yang serupa dan telah membuktikannya dalam
eksperimen. Sebelumnya, kekekalan massa sulit dimengerti karena adanya gaya buoyan atmosfer
bumi. Setelah gaya ini dapat dimengerti, hukum kekekalan massa menjadi kunci penting dalam
mengubah alkemi menjadi kimia modern. Ketika ilmuwan memahami bahwa senyawa tidak
pernah hilang ketika diukur, mereka mulai melakukan studi kuantitatif transformasi senyawa.
Studi ini membawa kepada ide bahwa semua proses dan transformasi kimia berlangsung dalam
jumlah massa tiap elemen tetap.

C. Contoh Hukum Kekekalan Massa

Hukum kekekalan massa dapat terlihat pada reaksi pembentukan hidrogen dan oksigen dari
air. Bila hidrogen dan oksigen dibentuk dari 36 g air, maka bila reaksi berlangsung hingga
seluruh air habis, akan diperoleh massa campuran produk hidrogen dan oksigen sebesar 36 g.
Bila reaksi masih menyisakan air, maka massa campuran hidrogen, oksigen dan air yang tidak
bereaksi tetap sebesar 36 g.

Air -> Hidrogen + Oksigen (+ Air)


(36 g) (36 g)
D. Penyimpangan hukum kekekalan massa

Penyimpangan hukum kekekalan massa dapat terjadi pada sistem terbuka dengan proses
yang melibatkan perubahan energi yang sangat signifikan seperti reaksi nuklir. Salah satu contoh
reaksi nuklir yang dapat diamati adalah reaksi pelepasan energi dalam jumlah besar pada
bintang. Hubungan antara massa dan energi yang berubah dijelaskan oleh Albert Einstein dengan
persamaan E = m.c2. E merupakan jumlah energi yang terlibat, m merupakan jumlah massa yang
terlibat dan c merupakan konstanta kecepatan cahaya. Namun, perlu diperhatikan bahwa pada
sistem tertutup, karena energi tidak keluar dari sistem, massa dari sistem tidak akan berubah.
Hukum kekekalan menyatakan bahwa properti tertentu yang dapat diukur dari sistem fisika
terisolasi tidak berubah selagi sistem berubah. Berikut ini adalah daftar sebagian dari hukum
kekekalan yang tidak pernah menunjukan tidak tepat. (Sebenarnya, dalam relativitas umum,
energi, momentum, dan momentum sudut tidak kekal karena ada lekukan umum wakturuang
“manifold” yang tidak memiliki simetri pembunuhan untuk translasi atau rotasi).
Kimia berhubungan dengan interaksi materi yang dapat melibatkan dua zat atau antara
materi dan energi, terutama dalam hubungannya dengan hukum pertama termodinamika. Kimia
tradisional melibatkan interaksi antara zat kimia dalam reaksi kimia, yang mengubah satu atau
lebih zat menjadi satu atau lebih zat lain. Kadang reaksi ini digerakkan oleh pertimbangan
entalpi, seperti ketika dua zat berentalpi tinggi seperti hidrogen dan oksigen elemental bereaksi
membentuk air, zat dengan entalpi lebih rendah. Reaksi kimia dapat difasilitasi dengan suatu
katalis, yang umumnya merupakan zat kimia lain yang terlibat dalam media reaksi tapi tidak
dikonsumsi (contohnya adalah asam sulfat yang mengkatalisasi elektrolisis air) atau fenomena
immaterial (seperti radiasi elektromagnet dalam reaksi fotokimia). Kimia tradisional juga
menangani analisis zat kimia, baik di dalam maupun di luar suatu reaksi, seperti dalam
spektroskopi.
Semua materi normal terdiri dari atom atau komponen-komponen subatom yang
membentuk atom; proton, elektron, dan neutron. Atom dapat dikombinasikan untuk
menghasilkan bentuk materi yang lebih kompleks seperti ion, molekul, atau kristal. Struktur
dunia yang kita jalani sehari-hari dan sifat materi yang berinteraksi dengan kita ditentukan oleh
sifat zat-zat kimia dan interaksi antar mereka. Baja lebih keras dari besi karena atom-atomnya
terikat dalam struktur kristal yang lebih kaku. Kayu terbakar atau mengalami oksidasi cepat
karena ia dapat bereaksi secara spontan dengan oksigen pada suatu reaksi kimia jika berada di
atas suatu suhu tertentu.
Suatu ‘zat kimia’ dapat berupa suatu unsur, senyawa, atau campuran senyawa-senyawa,
unsur-unsur, atau senyawa dan unsur. Sebagian besar materi yang kita temukan dalam kehidupan
sehari-hari merupakan suatu bentuk campuran, misalnya air, aloy, biomassa, dll.
Berdasarkan serangkaian percobaan Antoine Lavoisier tentang pembakaran merkuri
membentuk merkuri oksida yang selanjutnya bila dipanaskan kembali akan terurai menghasilkan
sejumlah cairan merkuri dan gas oksigen yang jumlahnya sama dengan yang dibutuhkan waktu
pembentukan merkuri oksida. Lavoisier mengemukakan bahwa pada reaksi kimia tidak terjadi
perubahan massa. Hokum kekekalam massa menyatakan : “ Massa sebelum dan sesudah reaksi
adalah sama “ berlaku untuk semua reaksi kimia dengan menghasilkan zat-zat baru.
Massa (berasal dari bahasa Yunani μάζα) adalah suatu sifat fisika dari suatu benda yang
digunakan untuk menjelaskan berbagai perilaku objek yang terpantau. Dalam kegunaan sehari-
hari, massa biasanya disinonimkan dengn berat. Namun menurut pemahaman ilmiah modern,
berat suatu objek diakibatkan oleh interaksi massa dengan medan gravitasi.
Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan antarubahan senyawa
kimia. Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam reaksi disebut sebagai
reaktan. Reaksi kimia biasanya dikarakterisasikan dengan perubahan kimiawi, dan akan
menghasilkan satu atau lebih produk yang biasanya memiliki ciri-ciri yang berbeda dari reaktan.
Secara klasik, reaksi kimia melibatkan perubahan yang melibatkan pergerakan elektron dalam
pembentukan dan pemutusan ikatan kimia, walaupun pada dasarnya konsep umum reaksi kimia
juga dapat diterapkan pada transformasi partikel-partikel elementer seperti pada reaksi nuklir.
Reaksi-reaksi kimia yang berbeda digunakan bersama dalam sintesis kimia untuk
menghasilkan produk senyawa yang diinginkan. Dalam biokimia, sederet reaksi kimia yang
dikatalisis oleh enzim membentuk lintasan metabolisme, di mana sintesis dan dekomposisi yang
biasanya tidak mungkin terjadi di dalam sel dilakukan.

HUKUM KEKEKALAN MASSA = HUKUM LAVOISIER

“Massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap”.

Contoh:
hidrogen + oksigen = hidrogen oksida
(4g) (32g) (36g)

BAB III
PEMBUKTIAN TEORI
A. Alat dan Bahan

1. Neraca 1 buah
2. Gelas kimia 500 ml
3. 1 buah tabung reaksi berbentuk huruf Y terbalik
4. Larutan KI 0,5 M 2ml
5. Larutan Pb (CH3COO)2 0,1 M 2 ml
6. Pipet tetes

B. Langkah Kerja

1. Timbanglah tabung reaksi berbentuk Y terbalik dalam keadaan kosong menggunakan neraca
dan catat hasilnya.
2. Masukkan larutan KI 0,1 M sebanyak 2 ml ke dalam salah satu kak tabung reaksi berbentuk
huruf Y terbalik.
3. Masukkan juga larutan Pb (CH3COO)2 0,1 M sebanyak 2 ml kedalam kaki tabung yang lain.
4. Campurkan kedua bahan yang ada di dalam tabung dengan cara dikocok secara pelahan hingga
menyatu dan tercampur rata.
5. Timbang kembali tabung reaksi yang telah terisi kedua cairan tersebut dan catat hasilnya.
6. Bandingkan massa zat sebelum dan sesudah reaksi.

C. Hasil Pengamatan

Setelah melakukan percobaan, kami memperoleh data – data berikut ini:

Massa tabung 25,04 gram


Percobaan Kalium lodida (KI) Pb (CH3COO)2
Warna sebelum Bening (KI) Bening (CH3COO)2
Massa zat sebelum
25,09 gram
reaksi
Massa zat sesudah
25,09 gram
reaksi
Berubah yang awalnya bening berubah menjadi hijau
Warna sesudah
muda dan terjadi pengendapan.

Hasil Timbangan:

1. Massa tabung kosong = 25,04 gram


2.
a. Massa larutan KI dan Pb (CH3COO)2 sebelum reaksi :

= Massa kedua larutan – massa tabung kosong


= 25,09 – 25,04
= 0,5 g

b. Massa larutan KI dan Pb (CH3COO)2 sesudah reaksi :


= Massa kedua larutan – massa tabung kosong
= 25,09 – 25,04
= 0,5 g

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan dapat dilihat bahwa ternyata massa zat
sebelum reaksi sama dengan massa zat sesudah reaksi adalah sama. Massa kedua larutan
sebelum reaksi adalah 25,09 g dan sesudah reaksi juga sama dengan 25,09 gram. Hal ini sama
dengan Percobaan yang dilakukan oleh Lavoisier dimana ia mereaksikan antara cairan merkuri
dengan gas oksigen dalam suatu wadah di ruang tertutup sehingga menghasilkan merkuri oksida
yang berwarna merah. Apabila merkuri oksida dipanaskan kembali, senyawa tersebut akan
terurai menghasilkan sejumlah cairan merkuri dan gas oksigen dengan jumlah yang sama seperti
semula. Dengan bukti dari percobaan ini Lavoisier merumuskan suatu hukum dasar kimia yaitu
Hukum Kekekalan Massa yang menyatakan bahwa jumlah zat sebelum dan sesudah reaksi
adalah sama.
Selain itu warna kedua cairan sebelum direaksikan masing – masing berwarna bening,
setelah dicampurkan berubah menjadi hijau muda dan menghasilkan endapan.

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan tersebut dapat kami simpulkan bahwa:

1. Massa suatu zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.


2. Percobaan yang dilakukan sesuai dengan Hukum Kekekalan Massa (Lavoisier).
3. Warna zat sebelum dan sesudah reaksi mengalami perubahan.

Anda mungkin juga menyukai