SUSILAWATI
NIM.1711E2136
B. Tujuan penelitian
Tujuan penelituian ini adalah untuk mengetahui inkubasi sampel darah pada suhu kamar
mempengaruhi hasil kadar lekosit.
C. Identifikasi Masalah
1. Hasil lekosit dipengaruhi oleh inkubasi
2. Kadar lekosit dipengaruhi banyak faktor.
D. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang di atas, masalah yang akan di bahas adalah :
1. Bagaimana pengaruh inkubasi darah terhadap hasil pemeriksaan kadar lekosit..
E. Hipotesis
Inkubasi pada suhu kamar selama 2 dan 4 jam mempengaruhi kadar lekosit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Tinjauan Umum Darah
1. Pengertian Darah
Darah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma di dalam
cairan yang disebut plasma.Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai
jaringan pengikat dalam arti luas, karena pada dasarnya terdiri atas unsur- unsur
sel dan substansi interseluler yang berbentuk plasma.Secara fungsionalpun
darah merupakan jaringan pengikat dalam arti menghubungkan seluruh bagian-
bagian dalam tubuh sehingga seluruh bagian tubuh merupakan satu integritas
(Subowo, 2009).
Darah bertugas memenuhi kebutuhan hidup, seperti membawa oxygen, air
dan zat-zat makanan ke seluruh sel tubuh. Dan sebaliknya mengumpulkan
ampas-ampas tubuh dari seluruh sel badan dan membawanya ke alat-alat
pembuangan, seperti, paru-paru, kulit, ginjal, usus besar, dan lain-lain Darah
juga bekerja sebagai pengatur suhu (temperature regulator) tubuh, sehingga
suhu badan dapat dipertahankan.Darah juga sebagai benteng pertahanan tubuh
terhadap kuman-kuman penyakit dan membawa hormon, vitamin, enzim dan
mineral ke seluruh bagian sel tubuh yang memerlukannya.Lebih kurang
sebanyak 8% dari berat badan seseorang, maka sebanyak itulah jumlah
darahnya.(Ratna Suminar Sri 2009).
Adapun volume darah pada orang dewasa sehat ditentukan oleh jenis
kelamin. Volume darah pada laki-laki dewasa adalah 5 liter, sedangkan pada
perempuan dewasa agak lebih rendah 4,5 liter. Nilai ini tidak mutlak karena
ditentukan oleh dua hal yaitu:
a. Ada keseimbangan antara ruang intra pembuluh darah
(ruang intravaskuler) dengan ruang antar sel. Meskipun secara
anatomi
sistem pembuluh darah adalah ruang tertutup tetapi secara mikroskopik terdapat cela
di antara sel yang dilalui cairan.
b. Nilai tersebut tergantung pada cara pengukuran volume darah
umumnya didasarkan atas cara pengenceran. (Sadikin. HM, 2001).
2. Proses pembentukan sel darah
Pembentukan sel darah (hematopoesis) terjadi pada awal masa embrional,
sebagian besar pada hati dan sebagian kecil pada limpa. Dari kehidupan fetus
hingga bayi dilahirkan, pembentukan sel darah berlangsung dalam dua tahap
yaitu :
a. Pembentukan di hati, kelenjar limfe dan limpa
b. Pembentukan di sumsum tulang
Pembentukan sel darah mulai terjadi pada sumsum tulang setelah minggu
ke-20 masa embrionik. Dengan bertambahnya usia janin, produksi sel darah
semakin banyak terjadi, sumsum dan peranan hati dan limpa semakin
berkurang. Sesudah lahir, semua sel-sel darah di buat pada tulang, kecuali
limfosit yang juga dibentuk dari kelenjar limfe, timus dan lien.Pada orang
dewasa, pembentukan sel darah di luar sumsum tulang masih dapat terjadi bila
sumsum tulang mengalami kerusakan atau mengalami fibrosis. Pada usia 5
tahun, tulang dapat menjadi tempat pembentukan sel darah. Tetapi sumsum
tulang dari tulang panjang, kecuali bagian proksimal humerus dan tibia, tidak
lagi membentuk sel darah setelah usia mencapai 20 tahun. Setelah 20 tahun, sel
darah diproduksi terutama pada tulang belakang, Stenum, tulang iga dan ileum
sekitar 75% sel pada sumsum tulang menghasilkan sel darah putih (leukosit)
dan hanya 25% sel darah merah (eritrosit). Jumlah eritrosit dalam sirkulasi 500
kali lebih banyak dari leukosit. Hal ini disebabkan karena usia leukosit dalam
sirkulasi pendek (hanya beberapa hari) sedangkan eritrosit (120 hari). (Aryanti,
2006).
3. Fungsi Darah
Fungsi utama darah adalah untuk transportasi, sel darah merah tetap
berada dalam sirkulasi dan mengandung pigmen pengangkut oksigen
hemoglobin.Sel darah putih bertanggung jawab terhadap pertahanan tubuh dan
7
c. Semua leukosit berasal dari induk yang sama, yang disebut stem cell,
yang ada dalam sumsum tulang. Stem cell melahirkan kira-kira lima sel
darah yang belum matang, yang kemudian berkembang hingga
mencapai “kedewasaan”. Fase perkembangan ini terjadi di berbagai
bagian tubuh, tergantung pada tipe sel darah.
6. Peningkatan Dan Penurunan Jumlah Leukosit
Peningkatan jumlah leukosit (lekositosis) menunjukkan adanya proses
infeksi atau radang akut, misalnya pneumonia, meningitis, apendiksitas,
tuberculosis, tonsillitis, dan lain-lain. Dapat juga terjadi pada miokard infar,
sirosis hepatis, luka bakar, kanker, leukemia, penyakit parasit, dan stress karena
pembedahan maupun gangguan emosi.
Penurunan jumlah leukosit (lekopenia) dapat terjadi pada penderita infeksi
tertentu, terutama virus, malaria, alkoholik, SLE, reumatoid artritis, dan penyakit
hemopoetik (anemia aplastik, anemia pernisiosa) (AY.Sutedjo 2008).
7. Jenis penyakit yang perlu pemeriksaan leukosit
Hitung jenis leukosit adalah perhitungan jenis leukosit yang ada dalam
darah berdasarkan proporsi (%) tiap jenis leukosit dari seluruh jumlah leukosit.
Hasil pemeriksaan ini dapat menggambarkan secara spesifik kejadian dan
proses penyakit dalam tubuh, terutama penyakit infeksi. Tipe leukosit yang
dihitung ada 5 yaitu neutrofil, eosinofil, basofil, monosit dan limfosit.Salah satu
jenis leukosit yang cukup besar, yaitu 2x besarnya eritrosit (sel darah merah),
dan mampu bergerak aktif dalam pembuluh darah maupun diluar pembuluh
darah. Neutrofil paling cepat bereaksi terhadap radang dan luka dibanding
leukosit yang lain dan merupakan pertahan selama fase infeksi akut.
8. Fungsi Leukosit
Leukosit terdiri dari beberapa seri, dan masing-masing seri mempunyai
fungsi yang berbeda, yaitu:
10
a. Neutrofil
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah eksperimental krosseksional dengan kontrol. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui perbandingan hasil pemeriksaan kadar Lekosit secara langsung dan
sesudah diinkubasi selama 2 dan 4 jam pada suhu kamar..
Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium RS Bina Husada.
Penelitian ini dilakukan pada tgl 1Februari sampai 30 Februari 2019
Sampel diambil dari darah vena sebanyak 1 tabung, yaitu tabung K3EDTA 3 cc lalu dicampur
dengan gerakan memutar sampai homogen.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah spuit , torniquet, tabung vacutainer K3EDTA
3CC.
. Bahan yang digunakan adalah sampel darah vena, antikoagulan EDTA 10%, alkohol 70%.
Penelitian ini dikerjakan secara otomatis menggunakan tabung vacum K3EDTA darah
dengan alat Mindray bc 3600. Data yang telah terkumpul , dikoding dan diolah melalui komputer
menggunakan program SPSS PC versi 15,menggunakan metode uji statistik Paired
Rincian Biaya