Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Terowongan
Dosen pengampu : Dr. Ir. As’ad Munawir, MT.
Oleh:
Ika Meisy Putri Rahmawati (166060100111015)
1.1.Latar belakang
Semakin berkembangnya zaman semakin berkembang pula infrastruktur di dunia, salah
satu insfrastruktur yang berkembang saat ini adalah terowongan. Terowongan adalah adalah
struktur bawah tanah yang mempunyai panjang lebih dari lebar penampang galiannya, dan
mempunyai gradien memanjang kurang dari 15%. Terowongan dapat digunakan untuk keperluan
pertambangan, misalnya tambang batu bara, tambaga, mas, dan lainnya yang sesuai dengan
struktur tanahnya terletak dibagian tanah, keperluan transportasi lalu lintas, baik High way,
maupun Rail way, keperluan saluran air, baik untuk irigasi, drainase maupun untuk keperluan
pembangkit listrik, termasuk terowongan sementara untuk pengeringan (diversion tunnel) dan
tunnel spillway.
Terowongan bisa dibangun pada tanah lunak maupun tanah batuan. Metode konstruksi,
metode pelaksanaan lapangan ataupun tegangan regangan yang terjadi pada sekitar terowongan
berbeda pada terowongan yang dibangun pada tanah lunak maupun batuan.
Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas tentang metode konstruksi terowongan,
metode pelaksanaan terowongan, serta studi literatur terowonan pada tanah lunak maupun pada
batuan.
2.1. Terowongan
Terowongan adalah struktur bawah tanah yang mempunyai panjang lebih dari lebar
penampang galiannya, dan mempunyai gradien memanjang kurang dari 15%. Terowongan
umumnya tertutup di seluruh sisi kecuali di kedua ujungnya yang terbuka pada lingkungan luar.
Beberapa ahli teknik sipil mendefinisikan terowongan sebagai sebuah tembusan di bawah
permukaan yang memiliki panjang minimal 0,1 mil (160,9 meter), dan yang lebih pendek dari itu
dinamakan underpass. Maksud dan tujuan pembuatan terowongan dapat dibedakan menjadi
beberapa bagian, yaitu:
a. Terowongan untuk keperluan pertambangan. Misalnya tambang batu bara, tambaga, mas,
dan lainnya yang sesuai dengan struktur tanahnya terletak dibagian tanah.
b. Terowongan untuk keperluan transportasi lalu lintas, baik High way, maupun Rail way.
c. Terowongan untuk saluran air, baik untuk keperluan irigasi, drainase maupun untuk
keperluan pembangkit listrik, termasuk terowongan sementara untuk pengeringan
(diversion tunnel) dan tunnel spillway
Terowongan gali-timbun (cut and cover tunnel): terowongan ini dibuat dengan
cara menggali sebuh trench pada tanah, kemudian dinding dan atap terowongan
dikonstruksikan di dalam galian
2.2. Metode Konstruksi Terowongan
Terowongan umumnya dibuat melalui berbagai jenis lapisan tanah dan bebatuan sehingga
metode konstruksi pembuatan terowongan tergantung dari keadaan tanah. Metode konstruksi
yang lazim digunakan dalam pembuatan terowongan antara lain:
a. Cut and Cover System
Konstruksi terowongan ini dibuat dengan cara menggali sebuah trench pada tanah,
kemudian dinding dan atap terowongan dikontruksikan didalam galian. Sesudah itu
galian ditimbun kembali dan seluruh struktur berada dibawah timbunan tanah. Metode
pembuatan terowongan dengan cara cut and cover ini adalah yang tercepat dan lebih
murah. Biaya yang terbesar untuk pelaksanaannya adalah pada pembuatan dinding untuk
proteksi galian, khususnya bila terletak pada daerah perkotaan. Metode ini hanya
dilaksanakan bila elevasi terowongan relatif berada didekat permukaan tanah dan bila
lahan memungkinkan untuk itu.
Acces road harus dibuat sesempurna mungkin, karena kelancaran pekerjaan terutama
pembuangan tanah hasil galian (mucking) sangat tergantung dengan kondisi jalan kerja. Terlebih
beban yang akan melalui jalan kerja ini sudah cukup besar. Bila acces road kurang layak maka
akan selalu memerlukan perbaikan yang akan mengganggu lancarnya proses pelaksanaan
pekerjaan. Struktur acces road ini harus disesuaikan dengan kendaraan yang akan lewat di
atasnya.yang umumnya muatan berat. Pada saat pekerjaan penggalian terowongan, acces road
sangat penting perannya dalam melayani angkutan tanah bekas galian terowongan, baik dari
inlet, outlet, shaft maupun adit tunnel yang dimanfaatkan untuk memulai galian.
b. Melakukan survei geologi, dengan berbagai cara antara lain:
Dibuat boring di sepanjang as terowongan setiap jarak tertentu sampai mencapai
elevasi dasar terowongan. Boring ini ada dua manfaat, yaitu dapat mengetahui
macam-macam jenis tanah yang akan dilalui terowongan, dengan demikian dapat
menetapkan cara penggalian yang akan digunakan dan bekas boring dapat dipakai
sebagai petunjuk as terowongan pada saat pekerjaan galian terowongan dilakukan
Dilakukan geophysical survey, sepanjang as terowongan sama seperti boring,
tetapi dengan mengukur effect dari setiap lapisan yang tidak sama kekerasannya
melalui gelombang seismic.
Dibuat pilot tunnel, yaitu lubang besar vertical (shaft), yang juga dapat
difungsikan sebagai shaft untuk jalan mengeluarkan tanah bekas galian. Cara ini
sama seperti system boring, tetapi dengan diameter yang besar, oleh karena itu
biasanya jumlahnya hanya beberapa saja.
Dilakukan penelitian geologi bersama dengan proses galian. Cara ini kurang
akurat karena untuk dapat membuat ekstrapolasi dari permukaan yang tampak
sampai ke bagian belakang yang belum digali diperlukan pengetahuan geologi dan
pelatihan/pengalaman yang tinggi. Oleh karena itu, cara ini disarankan agar selalu
menempat seorang geologist yang berpengalaman, selama proses penggalian.
c. Siapkan saluran drainase untuk pembuang/pengeringan air dari dalam terowongan.
Saluran drainase dapat berupa saluran terbuka (diversion channel) atau saluran tertutup
(diversion tunnel).
d. Pasang titik-titik pengukuran, sebagai pedoman as terowongan dan elevasi pada intel dan
outlet atau bila ada juga shaft dan adit tunnel
e. Buat bangunan pada ujung terowongan (di inlet dan outlet), untuk maal bentuk
terowongan, menjaga keruntuhan tanah di mulut terowongan dan untuk keamanaan
petugas yang keluar masuk terowongan (portal). Struktur portal dapat dibuat dari beton
atau baja.
f. Disposal area
Pada saat pekerjaan penggalian terowongan, diperlukan pembuangan tanah bekas galian
(mucking). Oleh karean itu diperlukan area tempat pembuangan tanah bekas galian
terowongan (disposal area) tersebut.
g. Tetapkan jumlah ―front penggalian.
Penetapan jumlah front galian untuk menentukan total durasi proyek.
Penggalian terowongan pada jenis tanah rock, biasanya dilakukan dengan cara peledakan.
Teknis peledakan antaralain diameter bor, kedalam bor, arah lubang bor, serta berat bahan
peledak yang harus dipasang, harus dilakukan oleh tenaga yang berpengalaman.
a. Full face method
Metode full face adalah suatu cara dimana seluruh penampang terowongan digali secara
bersamaan. Metode ini sangat cocok untuk terowongan yang mempunyai ukuran
penampang melintang kecil hingga terowongan dengan diameter 3 meter. Cara
penggaliannya yaitu dimana seluruh bidang muka setelah dibor untuk tempat detonator
kemudian diledakkan seluruh bidang muka. Ini umumnya dilakukan pada adit yang
mempunyai diameter kecil yaitu kurang dari 10 feet.
Keuntungan :
Pekerjaan akan lebih cepat karena penampang permukaan terowongan digali secara
bersamaan
Proses tunneling dapat dilakukan dengan kontinyu.
Kerugian :
Banyak membutuhkan alat – alat mekanis
Metoda ini tidak dapat digunakan apabila kondisi tanah tidak stabil,
Hanya untuk terowongan dengan lintasan pendek
Keuntungan :
Memungkinkan pekerjaan pengeboran dan pembuangan sisa peledakan dilakukan secara
simultan
Metoda ini efektif untuk pekerjaan terowongan dengan penampang besar dan dengan
lintasan yang relative panjang
Metode ini dapat diterapkan pada setiap kondisi batuan
Kerugian :
Waktu pengerjaan realif lebih lama jika dibandingkan dengan metode full face
c. Drift
Metode “drift” adalah suatu metode yang menggali terlebih dahulu sebuah lubang
bukaan berukuran kecil sepanjang lintasan terowongan yang kemudian diperbesar sampai
membentuk penampang yang direncanakan. Metode ini terbagi menjadi 4 bagian yaitu :
Top Drift
Metode ini banyak digunakan pada penggalian endapan di tambang. Metode ini
tidak jauh berbeda dengan medode “ heading and bench”.
Keuntungan :
o Metoda ini menguntungkan karena memberikan sistem ventilasi yang baik,
o Tidak memerlukan penyangga sementara yang rumit karena ukurannya cukup
kecil,
o Mucking dapat dilakukan bersamaan dengan penggalian.
Kerugian :
o Pekerjaan perluasannya harus menunggu center drift selesai secara
keseluruhan,
o Alat bor harus dipasang dengan pola tertentu.
Bottom Drift
Pada metode ini, penggalian dimulai dengan membuka bagian bawah penampang.
Pembuatan lubang-lubang bahan peledak untuk membuka bagian atas penampang
dilakukan dengan mem-bor dari bottom drift vertikal ke atas.
Keuntungan :
o Proses pekerjaan lining dapat dilakukan sebelum penggalian bagian tengah
selesai
o Cocok untuk penggalian terowongan besar dan dengan kondisi tanah yang
buruk.
Kerugian :
o Pekerjaan perluasannya harus menunggu drift selesai dikerjakan seluruhnya
d. Metode sumuran vertikal (vertical shaft)
Metode ini dilaksanakan dengan membuat lubang vertikal tegak lurus sampai pada
terowongan yang akan digali. Dengan dibuatnya satu buah lubang yang memotong
lintasan terowongan akan didapatkan paling sedikit tiga buah heading face.
3.2. Pemodelan numerik tegangan rotasi tiga dimensi di muka terowongan pada batuan
Seiring penggalian bawah tanah dan pekerjaan konstruksi berlanjut ke lingkungan
geologi yang lebih dalam dan lebih kompleks, redistribusi tiga dimensi tekanan penggalian
menjadi sangat penting mengingat konsekuensi yang merugikan. Tekanan seperti itu akan
memiliki kekuatan batuan induk dan stabilitas penggalian berikutnya. Eberhardt dkk. [1] dan
Meyer dkk. [2] menunjukkan bahwa analisis tiga dimensi, memanfaatkan teknik pemodelan
numerik, memungkinkan untuk lebih pemeriksaan mendetail tentang konsentrasi stres di
lapangan yang berkembang di sekitar ujung dan tepi penggalian. Dalam kasus permukaan
terowongan maju, efek stres tiga dimensi telah terbukti menjadi faktor penting, terutama
sehubungan dengan stres yang diinduksi Konsentrasi dan degradasi kekuatan batuan.
Serangkaian model elemen hingga tiga dimensi dibangun dan dipecahkan untuk
penggunaan komersial. Model dibangun dengan menggunakan 5200 elemen bata 20-node
dengan asumsi simetri dalam sebuah bidang sejajar dengan sumbu terowongan. Model dibangun
untuk mensimulasikan penggalian progresif dari terowongan silindris menggunakan dua bangku
menengah (yaitu bangku atas, diikuti oleh penggalian bangku yang lebih rendah pada Gambar 3.
2). Analisis jalur stres dilakukan untuk setiap kenaikan bertahap permukaaan terowongan (21
tahap total) menggunakan perhitungan iterasi pemecah dan analisis tekanan pada sebuah model
elemen hingga dapat dilakukan dengan mudah. Dalam pemodelan numerik practice, sumbu
referensi sering dipilih sedemikian rupa sehingga x, y, z sistem koordinasi dari model sejajar
dengan sumbu vertikal dan horizontal dari masalah geometri (misalnya
σ v, σ hmax, σ hmin). Referensi non-arbitrer sumbu kedua, stres utama kapak
(σ 1, σ 2, σ 3), juga sering digunakan dan sesuai dengan normal ke satu set ortogonal yang tidak
ada geser aktif.
Gambar 3. 2. Urutan penggalian dan dimensi bangku terowongan dimasukkan ke dalam model
numerik.
Gambar 3. 3. Kontur pemindahan plastik kumulatif selama kemajuan terowongan wajah relatif
terhadap posisi titik pemantauan tetap pada: (a) 20 m; (B) 10 m; (C) 5 m; dan (d) 0 m
Dimana,
adalah kemiringan dari pelat leleh linear pada p-t plane stress, dan biasanya disebut
sebagai sudut gesekan bahan.
Terowongan umumnya dibuat melalui berbagai jenis lapisan tanah dan bebatuan sehingga
metode konstruksi pembuatan terowongan tergantung dari keadaan tanah. Metode konstruksi
yang lazim digunakan dalam pembuatan terowongan antara lain Cut and Cover System, Pipe
Jacking System (Micro Tunneling), Tunneling Bor Machine (TBM), New Austrian Tunneling
Method (NATM), dan Immersed-Tube Tunneling System.
Metode Pelaksanaan pekerjaan terowongan dapat diuraikan dengan tahap-tahap yaitu
tahap pekerjaan persiapan meliputi membuat acces road untuk mencapai titik lokasi kegiatan
pekerjaan (inlet,outlet, shaft atau adit tunnel), melakukan survei geologi, menyiapkan saluran
drainase, memasang titik-titik pengukuran, membuat bangunan pada ujung terowongan (di inlet
dan outlet), disposal area menetapkan jumlah front penggalian. Selanjuntya tahap pekerjaan
galian terowongan dengan cara konvensional, Fore-Polling Method, menggunakan shield baja,
menggunakan mesin bor. Untuk pekerjaan galian pada batuan menggunakan metode Full face
method, Heading and bench method, Drift, Metode sumuran vertikal (vertical shaft), dan metode
pilot tunnel.
Untuk deformasi, kuat tekan massa batuan berdasarkan data statistik empiris memiliki
deformasi lebih besar daripada batuan lunak.
DAFTAR PUSTAKA
Rahardjo, Paulus P. 2007. Pertimbangan Geoteknik pada Konstruksi Subway untuk Jakarta
Metro. Konferensi Nasional Teknik Sipil l (KoNTeks l) – Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.
Zhang, L. M. 2009. Elastic-plastic analysis for surrounding rock of pressure tunnel with liining
based on material nonlinear softening. Geotechnical Aspects of Underground
Construction in Soft Ground, ISBN 978-0-415-48475-6.
Zhou, Hui, et al. 2014. Analysis of mechanical behavior of soft rocks and stability control in
depp tunnels. Journal of Rock Mechanics and Geotechnical Engineering.