Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 12, No.

1, Januari 2008

ANALISA PERBANDINGAN KERJASAMA PROYEK ANTARA


SISTEM B.O.T DAN TURN KEY
(Studi Kasus: Proyek Multy Investment PT. (Persero) Pos Indonesia)

Nyoman Martha Jaya1

Abstrak: Proyek jasa konstruksi memiliki peran penting dalam perkembangan


pembangunan nasional. Peran penting ini merupakan tantangan yang menuntut hasil
pekerjaan konstruksi berkualitas baik. Oleh karena itu tata tertib penyelenggaraan
proyek jasa konstruksi harus diatur dengan kontrak, dimana kontrak merupakan
perjanjian antara dua pihak atau lebih yang terikat oleh hukum. Umumnya kontrak
dilakukan hanya untuk perikatan pelaksanaan satu jenis pekerjaan jasa konstruksi
dalam sebuah proyek. Tetapi kontrak dapat juga digunakan untuk pembangunan lebih
dari satu jenis pekerjaan dalam satu proyek yang disebut Proyek Multy Investment.
Analisa ini membahas karakteristik dari kontrak B.O.T (Build Operate Transfer) dan
Turn Key yang kemudian dilakukan perbandingan ditinjau dari segi administrasi
kontrak dan aspek finansial. Dari segi administrasi kontrak, perbandingan kontrak
B.O.T dan Turn Key mengacu pada standar kontrak FIDIC. Sedangkan aspek finansial
dilakukan analisa aliran kas keluar dan kas masuk (cash flow) selama umur ekonomis
proyek/investasi yaitu 20 (dua puluh) tahun. Untuk mengetahui kelayakan dan
jumlah/keuntungan investasi digunakan kriteria penilaian investasi yaitu dengan
metode NPV (Net Present Value), BCR (Benefit Cost Ratio), dan IRR (Internal Rate
Return).
Analisa finansial dari kontrak B.O.T pada tingkat suku bunga 8% diperoleh NPV=
+Rp.12.836.521.112,73 dan BCR= 1,210973; suku bunga 10% diperoleh NPV=
+Rp.9.663.942.582,50 dan BCR= 1,161926; suku bunga 12% diperoleh NPV=
+Rp.6.750.628.967,75 dan BCR= 1,115084. Nilai IRR diperoleh sebesar 17,67840%
dimana nilai ini lebih besar daripada tingkat suku bunga 8%, 10%, dan 12% per tahun,
dengan demikian proyek investasi ini layak dilaksanakan. Pada kontrak Turn Key
(sewa) pada tingkat suku bunga 8% diperoleh NPV= +Rp.120.097.400.848,82 dan
BCR= 2,46743; suku bunga 10% diperoleh NPV= +Rp.77.282.215.410,74 dan BCR=
1,9547; suku bunga 12% diperoleh NPV= +Rp.47.321.587.896,52 dan BCR=
1,590572. Nilai IRR diperoleh sebesar 18,31581% dimana nilai ini lebih besar
daripada tingkat suku bunga 8%, 10%, dan 12% per tahun, dengan demikian proyek
investasi ini layak dilaksanakan. Pada kontrak Turn Key (jual) pada tingkat suku
bunga 8% diperoleh NPV= +Rp.58.941.119.568,47 dan BCR= 1,721056; suku bunga
10% diperoleh NPV= +Rp.52.579.999.728,98 dan BCR= 1,650291; suku bunga 12%
diperoleh NPV= +Rp.46.795.288.855,17 dan BCR= 1,58464. Nilai IRR diperoleh
sebesar 37,14001% dimana nilai ini lebih besar daripada tingkat suku bunga 8%, 10%,
dan 12% per tahun, dengan demikian proyek investasi ini layak dilaksanakan. R

Kata kunci: kontrak B.O.T, kontrak Turn Key.

COMPARISSON ANALYSIS OF PROJECT COOPERATION BETWEEN


B.O.T. AND TURN KEY SYSTEM
(Case Study: Multi Investment Project of PT. (Persero) Pos Indonesia)

Abstract: Construction project service have important role in national development


growth. This important role represents challenge claiming good quality result of the
construction work. Therefore, discipline of construction project management must be
arranged with contract, where contract represents agreement between two

1
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Denpasar.

12
Analisa Perbandingan Kerjasama Proyek Sistem …………..…………….......................... Jaya

people/parties or more which enforceable by law. Generally contract is conducted only


for one type of work in a project. But contract can also used for development more
than one type of work in one project that called Multi Investment Project.
This study analyzed the characteristic of B.O.T (Build Operate Transfer) and Turn
Key contract which later; then will be conducted by comparison of contact
administration and financial aspect. From contract administration aspect, comparison
of contract of B.O.T and Turn Key relate to FIDIC standard contract. Meanwhile,
from aspect of financial, it is analyzed the cash flow during economic term of
project/investment that is about 20 (twenty) years. To obtain the eligibility and
advantage of investment, it was used criterion assessment of investment, that are NPV
(Net Present Value) method, BCR (Benefit Cost Ratio) method, and IRR (Internal
Rate Return) method.
Financial Analysis of contract of B.O.T at interest rate level of 8% it is obtained
NPV= + Rp.12.836.521.112,73 and BCR= 1,210973; at interest rate of 10% it is
obtained NPV= + Rp.9.663.942.582,50 and BCR= 1,161926; at interest rate of 12% it
is obtained NPV= + Rp.6.750.628.967,75 and BCR= 1,115084. Value of IRR was
equal to 17,67840 % which is bigger than the value at interest rate of 8%, 10%, and
12% per year, which mean the project is feasible to be executed. By Turn Key (rent)
contract, at interest rate level of 8% it is obtained NPV= + Rp.120.097.400.848,82 and
BCR= 2,46743; at interest rate of 10% it is obtained NPV= + Rp.77.282.215.410,74
and BCR= 1,9547; at interest rate of 12% it is obtained NPV = +
Rp.47.321.587.896,52 and BCR= 1,590572. Value of IRR obtained is equal to
18,31581 % which is bigger than the value at interest rate level of 8%, 10%, and 12%
per year, which mean the project is feasible to be executed. By Turn Key (sell)
contract, at interest rate level of 8% it is obtained NPV= + Rp.58.941.119.568,47 and
BCR= 1,721056; at interest rate of 10% it is obtained NPV= + Rp.52.579.999.728,98
and BCR= 1,650291; at interest rate of 12% it is obtained NPV= +
Rp.46.795.288.855,17 and BCR= 1,58464. Value of IRR obtained is equal to
37,14001% which is bigger than the value at interest rate level of 8%, 10%, and 12%
per year, which mean the project is feasible to be executed.

Keywords: B.O.T. contract, Turn Key contract.

PENDAHULUAN yang bersifat teknis yang pada umumnya


mengakibatkan penambahan pekerjaan/
Hukum pemborongan sudah ada sejak biaya (over budget). Oleh karena hal
zaman Belanda, tetapi kaidah-kaidah tersebut diatas, maka perlu diterapkan
hukum tentang konstruksi pada umumnya kaidah-kaidah konstruksi pada perjanjian
masih dalam bentuk yang sangat seder- pemborongan jasa konstruksi.
hana. Kontrak konstruksi yang ada Hal yang melatarbelakangi terbentuk-
kebanyakan hanya berdasarkan atas Man nya suatu kontrak konstruksi yaitu untuk
Agreement (perjanjian lisan) dan perjanji- memberikan garis tegas atau pengikatan
an yang hanya menonjolkan nilai kontrak, secara tertulis antara pihak pengguna jasa
waktu, dan sanksi, sedangkan hal-hal (owner/pemilik) dengan penyedia jasa
penting lainnya seperti dasar-dasar surat (kontraktor/ konsultan perencana/ konsul-
perjanjian, maksud dan tujuan proyek, tan pengawas/ investor) dalam hal
ruang lingkup kerjasama dan tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan penga-
kegiatan, kewajiban dan hak dan asuransi, wasan bangunan-bangunan proyek yang
tidak diterangkan dalam perjanjian. Dalam akan dilaksanakan. (Yasin, 2003).
setiap pembangunan proyek-proyek besar Umumnya suatu kontrak dilakukan
atau kecil, banyak timbul permasalahan hanya untuk melaksanakan satu jenis

13
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 12, No. 1, Januari 2008

pekerjaan jasa konstruksi dalam sebuah tersebut memiliki karakteristik yang


proyek. Akan tetapi kontrak dapat juga berbeda. Perbedaan karakteristik ini bila
dipakai untuk pembangunan lebih dari diterapkan pada proyek yang sama akan
satu jenis pekerjaan dalam satu proyek, menjadi menarik untuk distudi
yang disebut Proyek Multy Investment. perbandingannya tentang administrasi
Pada industri konstruksi antara peng- kontrak dan financial cash-flow pada
guna jasa dengan penyedia jasa terdapat kedua sistem kerjasama/kontrak tersebut.
beberapa bentuk kerjasama. Ditinjau dari
aspek pembagian tugas, dibedakan atas Tujuan Penulisan
kontrak konvensional, kontrak spesialis, Tujuan yang hendak dicapai dalam
dan Rancang Bangun (turn key) dimana tulisan ini adalah:
ketiga kontrak tersebut yang memegang 1. Menentukan karakteristik kontrak
peranan dalam pelaksanaannya adalah B.O.T dan Turn Key
kontraktor. Sedangkan Build Operation 2. Membandingkan kedua kontrak
and Transfer (B.O.T) yang berperan tersebut dari segi administrasi kontrak
dalam pelaksanaannya adalah investor. dan analisa kuantitatif khususnya
Dalam analisa ini hanya dibahas dua financial cash flow.
jenis kontrak, yaitu B.O.T dan Turn Key. 3. Menganalisa keuntungan dan kerugian
Secara definitif dari kedua jenis kontrak dari penerapan sistem kerjasama B.O.T
diatas dapat diuraikan sebagai berikut: dan Turn Key bagi pihak pengguna jasa
1. B.O.T, merupakan kerjasama antara dan penyedia jasa, serta
investor dengan pemilik lahan dimana kelemahan/kekurangannya dalam
setelah pembangunan, selesai investor melingkupi setiap kondisi dan
mengelola dan mengambil hasilnya permasalahan yang ada di proyek.
selama kurun waktu yang telah
ditentukan bersama, setelah itu TINJAUAN PUSTAKA
fasilitas tersebut dikembalikan kepada
pemilik proyek. Umum
2. Turn Key, kontraktor melakukan Kontrak dalam pekerjaan konstruksi
segalanya dalam suatu proyek, mulai merupakan elemen yang paling penting
dari perijinan, mendesign sampai dalam suatu proses kerjasama antar
penyerahan proyek kepada yang berbagai pihak untuk mewujudkan tujuan
pemilik setelah proyeknya selesai dari persetujuan yang telah disepakati
Kontrak tipe B.O.T telah diterapkan (Ervianto, 2002). Kontrak dapat terbentuk
pada proyek multy invesment yaitu pada jika ada dua pihak atau lebih telah saling
Proyek Pemanfaatan Lahan Milik PT. Pos menyetujui untuk mengadakan suatu
Indonesia (Persero) yang terletak di jalan transaksi. Transaksi tersebut umumnya
Teuku Umar, Jalan Tukad Balian, dan berupa kesanggupan oleh suatu pihak
Jalan Jempiring, Denpasar. Proyek ini untuk melakukan sesuatu bagi pihak
merupakan kerjasama antara PT. Pos lainnya dengan sejumlah imbalan yang
Indonesia (Persero) sebagai pemilik, dan telah disepakati. Namun, tidak semua
PT. Eka Jaya Agung sebagai investor persetujuan dan transaksi akan dijabarkan
proyek. Proyek dimaksud mengunakan dalam bentuk kontrak. Persetujuan hanya
lahan/asset milik PT. Pos Indonesia dapat dilanjutkan dalam bentuk kontrak
(Persero) dengan jangka waktu bila memenuhi dua aspek utama, yaitu
pengelolaan selama 40 tahun. Kontrak saling menyetujui dan adanya penawaran
B.O.T akan dibandingkan dengan tipe dan penerimaan
Turn Key dari segi administrasi kontrak
dan analisa kuantitatif tentang financial
cash-flow. Masing-masing bentuk kontrak

14
Analisa Perbandingan Kerjasama Proyek Sistem …………..…………….......................... Jaya

Kontrak Build Operate Transfer (B.O.T) pengoperasian fasilitas relatif panjang,


Kontrak ini menjadi menarik karena maka pihak promotor harus memper-
memiliki sifat-sifat sebagai berikut : hatikan masalah-masalah resiko, antara
a. Mengurangi beban pemerintah dari segi lain seperti :
pembiayaan. Maksudnya membantu  Perubahan peraturan dari pemerintah
pemerintah yang harus menyediakan mengenai proyek B.O.T ini.
jaringan infrastruktur yang sangat  Kinerja pelaksanaan pembangunan
banyak, sedangkan dana yang dimiliki yang dapat mempengaruhi jadwal dan
pemerintah terbatas. biaya proyek.
b. Mendorong dan memberikan  Efisiensi operasi dan pemeliharaan.
kesempatan pihak swasta ikut serta  Situasi ekonomi dan politik dapat
dalam proyek-proyek yang umumnya mengurangi pemasukan penghasilan
dikerjakan oleh pemerintah bagi pihak investor.
c. Dilihat dari sudut pendanaan, pihak  Finansial/keuangan jika terjadi inflasi
owner masih harus ikut menjamin atau fluktuasi harga dan nilai tukar
berbagai aspek terutama bila kerjasama mata uang.
dilakukan dengan pihak luar negeri c. Kontraktor
seperti ikut campurnya pemerintah Pelaksanaan pembangunan fisik
dalam penentuan harga retribusi/sewa proyek dapat dikerjakan sendiri oleh
kepada pemakai. investor atau diserahkan kepada kontrak-
Masa Kelola tor lain sebagai pelaksana. Pemilihan
Pemilik / Investor / kontraktor harus memperhatikan kemam-
Owner Promotor
puan kontraktor terutama dari segi jadwal,
mutu, dan biaya. Apabila waktu penye-
Gambar 1 Proyek B.O.T (Yasin, 2003) lesaian proyek tertunda maka investor
akan menanggung dua kerugian, yaitu
Peranan Para Peserta Kerjasama menambah biaya pembangunan dan
Proyek mengurangi pemasukan karena berkurang-
Kerjasama peserta pada proyek sistem nya periode operasi. Dengan banyaknya
B.O.T ini memiliki perbedaan-perbedaan faktor kendala, maka sebelum memilih
yang dapat dilihat dari peranan masing- sistem kerjasama tipe B.O.T wajib
masing peserta proyek B.O.T, antara lain diadakan studi kelayakan dan analisis
sebagai berikut : resiko semaksimal mungkin agar tidak
a. Pemilik Proyek (Pemerintah) menemui hambatan yang berarti dalam
 Dalam proyek ini pemilik ikut aktif penyelesaian proyek yang bersangkutan.
dalam perencanaan proyek.
 Membantu mengurus ijin-ijin yang Kontrak Turn Key (Rancang Bangun)
berkaitan dengan proyek tersebut. Di masyarakat kontrak rancang
 Pemilik proyek memberikan jaminan bangun lebih dikenal dengan nama Turn
bahwa tidak akan ada pengambilalihan Key. Namun secara teknis istilah rancang
hasil proyek sampai dengan periode bangun (Design Build) lebih tepat karena
yang telah disepakati bersama. jelas penggambaran pembagian tugasnya.
 Pemerintah berhak ikut campur dalam Dalam suatu kontrak Turn Key, tugas
kegiatan penentuan harga penyedia jasa pelaksana (kontraktor)
retribusi/sewa. adalah membuat suatu perencanaan
b. Investor proyek yang lengkap dan melak-
Investor dapat berfungsi sekaligus sanakannya dalam suatu kontrak
sebagai penyandang dana, pelaksana konstruksi. Imbalan yang diterima
(kontraktor) dan operator dari fasilitas penyedia jasa tidak hanya merupakan
hasil proyek. Karena waktu/periode pembayaran atas pekerjaan konstruksi

15
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 12, No. 1, Januari 2008

yang telah dilaksanakan tetapi juga oleh perusahaan dari penjualan barang
imbalan atas pembuatan rencana/design atau jasa. Pendapatan dihitung dengan
proyek tersebut. mengalikan kuantitas barang terjual
Posisi konsultan perencana dalam dengan harga satuannya. (Iman Soeharto,
kontrak ini tidak menerima tugas dari edisi kedua 1998)
pengguna jasa tetapi menerima tugas dari Rumus pendapatan adalah:
penyedia jasa yang biasanya disebut
P  D h (1)
dengan Design Build-Contractor atau
Turn-key Builder. Disini pengguna jasa dimana,
tidak menempatkan pengawas di lapangan P = Pendapatan
tetapi cukup dengan menunjuk wakil yang D = Jumlah (quantity) terjual
berfungsi mengamati jalannya pekerjaan H = Harga satuan per unit
sesuai dengan spesifikasi teknis dan Sedangkan yang dimaksud dengan
jadwal. Yang harus diperhatikan dalam proyeksi pendapatan adalah perkiraan
kontrak ini adalah tuntutan dari turnkey dana yang masuk/pemasukan sebagai hasil
builder yaitu berupa Jaminan Pembayaran penjualan barang atau jasa dari unit usaha
(Payment Guarantee) dari pengguna jasa yang bersangkutan.Untuk mengetahui
yang besarnya minimal senilai dengan kecenderungan kenaikan pendapatan
harga kontrak dengan masa berlaku menggunakan metode time series atau
selama masa pelaksanaan. Jika pengguna data berkala. Metode ini didasarkan pada
jasa melanggar janjinya untuk membayar data dan keadaan masa lalu. Tekniknya
dalam waktu yang ditetapkan kontrak, menggunakan garis trend, dengan metode
maka jaminan pembayaran tersebut dapat kuadrat terkecil/trend linier, trend
dicairkan tanpa syarat. parabola (kuadratik), dan trend eksponen-
Dalam menggunakan tipe kontrak sial (logaritma). Adapun perumusannya
seperti ini, pengguna jasa harus sangat adalah sebagai berikut:
berhati-hati dalam memilih seorang
Turnkey Builder. Hal ini dikarenakan a.Metode Kuadrat Terkecil (trend linier)
seluruh aspek pembangunan proyek Metode ini dapat digunakan jika data
dipercayakan kepada satu perusahaan. masa lalu yang ada cenderung membentuk
Jadi profesionalsme dan bonafiditas garis lurus. Persamaan dari metode ini
perusahaan harus benar-benar dipertim- adalah:
bangkan dalam memilih Turn Key Builder 
Y  a  bX (2)
(Yasin. 2003).
Koefisien a dan b diperoleh dengan:
Y
Pengguna Jasa a (3)
n
Penyedia Jasa Rancang Bangun  XY
b (4)
2
Penyedia
Penyedia Jasa
Jasa
X
Perencana/Pengawas
Perencana/Pengawas Jika  X  0
dimana:
Sub Penyedia
Jasa
Y = Nilai Observasi (data asli)
Sub Penyedia 
Sub Penyedia
Jasa Jasa Y = Nilai Trend
X = Variabel waktu (bulan)
n = Jumlah Data
Gambar 2 Proyek Turn Key (Yasin, 2003)
b.Metode Trend Parabola (kuadratik)
Pendapatan dan Proyeksi Pendapatan
Persamaan garis trend parabola adalah
Yang dimaksud dengan pendapatan
sebagai berikut:
adalah jumlah pembayaran yang diterima

16
Analisa Perbandingan Kerjasama Proyek Sistem …………..…………….......................... Jaya


Y  a  bX  cX 2 (5) Value) dari selisih antara Benefit
Koefisien a, b, dan c diperoleh dengan: (Manfaat) dengan Cost (Biaya) pada
a
Y  c X  2
(6) Discount Rate tertentu. Net Present Value
n (NPV) menunjukkan kelebihan Benefit
b
 XY (7) (manfaat) dibandingkan dengan Cost
X 2
(biaya). Jika present value benefit lebih
n X Y   X Y 
2 2
(8) besar daripada present value biaya, berarti
c
n X   X  
4 2 2 proyek tersebut layak atau
menguntungkan.
c.Metode Trend Eksponensial (logaritma) Dengan kata lain bila:
Trend eksponensial sering diperguna- a. NPV > 0, proyek menguntungkan
kan untuk meramalkan kejadian yang b. NPV < 0, proyek tidak layak
berkembang dengan cepat sekali. diusahakan
Persamaan garis trend eksponensial adalah c. NPV = 0, berarti netral atau berada
sebagai berikut: pada BEP (Break Event Point)
  Cara penghitungan NPV adalah sebagai
Y  ab x atau Y  log a  (log b)X
(9) berikut: (2.9)
Jika  X  0 , maka koefisien a dan b NPV = Total B – (Total C + I ) (14)
dapat dicari dengan: dimana:
log a 
 log Y  (10)
NPV
n B = Total Benefit
log b 
 X log Y  (11) C = Total Cost
X 2 I = Investasi
Trend yang paling tepat adalah trend
yang memberikan nilai MAPE dan MAD Benefit Cost Ratio (Perbandingan
terkecil. Manfaat dan Biaya)
 MAPE (Mean Absolute Percentage Metode BCR ini menghitung
Error) perbandingan antara benefit terhadap cost
Merupakan nilai mutlak persentase dalam suatu proyek investasi. Pada
rata-rata kesalahan dimana nilai ini proyek-proyek swasta, benefit umumnya
mengukur ketelitian dari kelayakan time berupa pendapatan minus biaya diluar
series. Rumus MAPE adalah sebagai biaya pertama, misal untuk operasional
berikut: dan produksi. Sedangkan cost adalah
biaya pertama. Adapun rumus yang
  Y  Y  / Y
n 

t 0 (12) digunakan adalah:


MAPE   100
n TotalB (15)
BCR 
Y 0 TotalC  I
 MAD (Mean Absolute Deviation)
Merupakan nilai mutlak rata-rata Internal Rate of Return (Arus
simpangan. Nilai ini mengukur ketepatan Pengembalian Internal)
dari nilai time series. Rumus MAD adalah IRR ini adalah untuk mengetahui
sebagai berilkut: prosentase keuntungan dari suatu proyek
n  tiap tahun dan IRR juga merupakan alat
 Y Y ukur kemampuan proyek dalam
MAD  t 0 (13)
n mengembalikan bunga pinjaman.
IRR pada dasarnya menunjukkan
Net Present Value (Nilai Bersih bahwa PV[B] akan sama dengan PV[C]
Sekarang) dengan kata lain bahwa IRR menunjukkan
Net Present Value (NPV) dari suatu NPV = 0. Dengan demikian untuk
proyek merupakan nilai sekarang (Present mencari IRR, kita harus menaikkan

17
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 12, No. 1, Januari 2008

discount factor (df) hingga tercapai HASIL DAN PEMBAHASAN


NPV=0. Adapun tahapan perhitungannya
adalah sebagai berikut: Analisa Perbandingan Administrasi
NPV = Total B – (Total C + I ) = 0 , Kontrak
sehingga Ketentuan Umum
Total B – Total C = I Secara umum dan bentuk keseluruhan,
B x Total df - C x Total df = I perbandingan isi bentuk kontrak B.O.T
Total df = I dengan Turn Key dan kekhususnya
BC masing-masing adalah sebagai berikut :
Setelah total df didapat, maka bisa a. Syarat umum B.O.T serta syarat
dicari pada tingkatan % berapa diperoleh perjanjian bersifat tetap dan tidak dapat
total df sebesar total df diatas. Kemudian diubah pada semua proyek yang
menghitung NPV yang bernilai positif dan menggunakannya, sedangkan pasal-
negatif dengan mempergunakan discount pasal pada bentuk kontrak lainnya telah
rate yang mendekati total df. Lalu IRR menyesuaikan dengan kondisi proyek
dapat dihitung dengan interpolasi. b. Mengenai bentuk dan isi Surat

IRR = df  NPV  df  df  (16) Perjanjian (Agreement Form)
NPV  NPV 

1 2 1
- Persamaan
 Memuat keterangan mengenai
METODOLOGI nomor, tempat dan tanggal
Untuk aspek administrasi kontrak pembuatan kontrak, nama dan
menggunakan analisis kwalitatif perban- alamat masing-masing pihak
dingan kriteria kontrak. Sedangkan Untuk serta yang mewakili, tanda
aspek finamsial digunakan analisis tangan dan stempel diatas
kuantitatif. Analisa finansial ini akan materai.
membahas mengenai kelayakan proyek.
 Memuat keputusan dan ketetapan
Sebelum melakukan analisa invesatasi,
instansi pemerintah dari dalam
terlebih dahulu dihitung proyeksi
kontrak terutama dalam pasal
pendapatan dua puluh (20) tahun
dasar perjanjian dan pelaksanaan,
mendatang selama umur ekonomis proyek
penyebutan sumber dana atau
dengan menggunakan metode trend.
pos anggaran.
Selain menghitung proyeksi pendapatan,
 Menyebutkan tanggung jawab
dihitung juga biaya-biaya yang
secara umum kedua belah pihak,
ditimbulkan oleh investasi tersebut dengan
bagian-bagian dari kontrak yang
cara menghitung biaya operasional dan
merupakan kesatuan serta
pemeliharaan selama satu tahun,
kesepakatan untuk mengikat diri
kemudian untuk tahun selanjutnya
dalam perjanjian.
dikalikan dengan tingkat suku bunga.
- Perbedaan :
Setelah nilai pendapatan dan biaya
diperoleh, maka data-data tersebut  Kontrak B.O.T memuat pasal
dianalisis dengan kriteria investasi, yaitu tentang hak dan kewajiban kedua
NPV (Net Present Value), BCR (Benefit belah pihak. Sedangkan pada
Cost Ratio), dan IRR (Internal Rate kontrak Turn Key pasal tentang
Return). Perubahan unsur-unsur dalam kewajiban pemilik tidak
aspek finansial berpengaruh terhadap disebutkan.
keputusan yang diambil dan untuk c. Kontrak Turn Key memuat pasal
mengkaji sejauh mana perubahan tersebut tentang bahasa dan hukum yang berlaku
mempengaruhi aspek finansial. dalam perjanjian, sedangkan pada
kontrak B.O.T tidak disebutkan.

18
Analisa Perbandingan Kerjasama Proyek Sistem …………..…………….......................... Jaya

d. Menurut FIDIC, pasal interpretation tanggung jawab pemilik atas


dan Singular and Plural pada dasarnya pelaksana/kontraktor lainnya.
telah terlingkupi pada pasal Definitions.
Kriteria Pembayaran
Kriteria Jasa a. Ketentuan yang paling umum adalah
a. Pasal berlakunya kontrak pada kontrak mode of billing and payment/cara
Turn Key disebutkan pada pasal pembayaran yang memuat prosedur
penutup atau pada bagian akhir kontrak. penagihan dan pembayaran, ketentuan
b. Pasal mengenai material dan peralatan dengan cara dan persyaratan masing-
dikemukakan pada kontrak Turn Key, masing proyek.
sedangkan pada kontrak B.O.T tidak b. Pada kontrak B.O.T dan Turn Key
dikemukakan. disebutkan sumber dana juga
c. Menurut FIDIC harus ada titik berat disebutkan cara pembayaran.
pasal mengenai peralatan dan material. c. Pada kontrak Turn Key, pembayaran
dilakukan oleh PIHAK PERTAMA
Kriteria Pelaksana kepada PIHAK KEDUA setelah proyek
a. Pada kontrak B.O.T dimuat lingkup selesai sesuai kontrak.
tugas/tanggung jawab kedua belah d. Pada Kontrak B.O.T, PIHAK KEDUA
pihak secara khusus dan detail, tidak memperoleh pembayaran dari
sedangkan pada kontrak Turn Key PIHAK PERTAMA atas pekerjaan
tanggung jawab dan kewajiban yang dilaksanakannya. Tetapi PIHAK
diuraikan secara umum. KEDUA mendapatkan/memperoleh
b. Pada kontrak Turn Key disebutkan pembayaran dari hasil pengelolaan
secara khusus persyaratan umum proyek yang dilaksanakannya sampai
personil inti pelaksana serta jangka waktu yang telah ditentukan
penyesuaian dan kompensasi atas bersama.
mobilisasi dan pergantian personil
pelaksana, sedangkan pada kontrak Kriteria Syarat Kontrak
BOT tidak satupun dimuat pasal a. Hal yang banyak termuat adalah
tentang personil pelaksana. Settlement of Dispute/Penyelesaian
c. Menurut FIDIC kontrak harus memuat Perselisihan, yang umumnya berupa
pasal mengenai personil pelaksana musyawarah kemudian badan arbitrase.
secara lengkap. b. Pasal lainnya adalah force majeure dan
termination by client yang ada di semua
Kriteria Pemilik jenis kontrak.
a. Pada kontrak Turn Key tidak dimuat c. Untuk hukuman bagi pelaksana atas
tentang kewajiban pemilik, sedangkan keterlambatan penyelesaian dan
pada kontrak B.O.T dimuat dengan keterlambatan pada kontrak turn key
detail tentang hak dan kewajiban kedua diterapkan denda berupa persentase.
belah pihak. d. Kontrak B.O.T terdapat pasal
b. Kontrak B.O.T yang dimaksud dengan perselisihan yang memuat domisili
PIHAK PERTAMA adalah owner atau hukum kedua belah pihak di pengadilan
pemilik proyek atau pemilik lahan yang negeri Denpasar yang telah disepakati
belum tentu menjadi pemimpin proyek. bersama.
Sedangkan pada kontrak Turn Key e. Pasal Supension di FIDIC adalah
yang dimaksud PIHAK PERTAMA tentang penundaan pekerjaan akibat hal
sudah pasti yaitu pemimpin proyek. tertentu.
c. Kelebihan kontrak FIDIC adalah f. Pasal Procedure for Claims hanya ada
adanya pasal yang mengatur tentang di FIDIC yang mengatur prosedur
penagihan, perhitungan dan

19
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 12, No. 1, Januari 2008

pembayaran jika terjadi klaim dari


pelaksana.

Tabel 1. Kriteria Kontrak


Kriteria Standar FIDIC Kontrak BOT Kontrak Turn Key

Ketentuan 1. Definitions 1. Definisi 1. Definisi


Umum 2. Heading and marginal notes 2. Maksud & Tujuan 2. Maksud dan
3. Notices 3. Beban Biaya dan Pajak Tujuan
4. Language 3. Bahasa
5. Law
6. Interpretation
7. Singular and Plural
Jasa 1. Commencement of Work 1. Lingkup Pekerjaan 1. Lingkup
2. Time for Completion 2. Dasar-dasar surat Pekerjaan
3. Work to be in Accordance with perjanjian 2. Dasar-dasar
Contract 3. Ruang lingkup pelaksanaan
4. Assigment & Subcontract kerjasama dan tahapan pekerjaan
5. Custom Clearance kegiatan
6. Nominated Drawing &
Instruction
7. Suplementary Drawing &
Instruction
8. Patent Rights
9. Opportunities & Facilites for
Other Contract to Rate of
Progress
10.Contractors Equipment for
Exclusive Use
Pelaksana 1. Contractor’s General 1. Hak dan 1. Tanggung jawab
Responbilities kewajiban umum kedua
2. Compliance with Statues belah pihak
2. Asuransi
Regulations 2. Asuransi
3. Larangan
3. Restriction on Working Hours
4. Responbilty to Rectify Loss or
Damage
5. Insurance
6. Labour
7. Contractor’s Employees
8. Contractor’s of Staff & Labour
9. Contrator’s Superintendence
10. Engineer at Liberty to Object

Pemilik 1. Indemnity by Employer 1. Hak dan kewajiban 1. Tanggung jawab


2. Engineer & Engineer’s proyek
Representative 2. Fasilitas dan
3. Employer Responsibilities dukungan logistik
3. Pimpinan proyek

Pembayar 1. Certificates & Payments 1. Pembayaran imbalan / 1. Biaya pekerjaan


an 2. Currency & Rates of Exchange sewa selama masa perencanaan
3. Provisional Sums pengelolaan 2.Cara pembayaran
3.Jaminan
pembayaran
Syarat 1. Remedies 1.Keadaan Memaksa 1. Keadaan memaksa
Kontrak 2. Default of Employer 2.Pemutusan Perjanjian 2. Perubahan tugas
3. Payment in Event of Release 3.Penyelesaian pekerjaan
from Performance Perselisihan 3. Penyelesaian

20
Analisa Perbandingan Kerjasama Proyek Sistem …………..…………….......................... Jaya

Kriteria Standar FIDIC Kontrak BOT Kontrak Turn Key

4. Special Risks 4.Sanksi-sanksi perselisihan


5. Subsequenmint Legislation 5.Pengalihan kepada 4. Pemutusan
6. Contract Agreement Pihak Lain perjanjian
7. Priority of Contract Document 6.Penutup 5. Jaminan
8. Liquidated Damage for Delay pelaksanaan
& Reduction
9. Performance Security
10.Extention of Time for
Compltion
11.Alterations, Additions, and
Ommissions
12.Procedur for Claims
13.Settlement of Disputes

1.Enginer’s Decision 1.Musyawarah Mufakat 1.Amicable


Penyelesai 2.Amicable Settlement 2. Pengadilan Negeri Settlement
an 3.Arbitration Denpasar 2.Arbitration
Perselisih 4.Failure to Comply with
an Engineer’s Decison
(Settleme
nt of
Disputes)

Analisa Finansial untuk unur ekonomis 20 tahun akan


Langkah-langkah analisa unutk ditampilkan dibawah ini.
masing-masing kontrak:
1. Menghitung kecenderungan Analisis Finansial Kontrak B.O.T
kenaikan pendapatan dari sewa dan 1. Net Present Value (NPV)
jual ruko berdasarkan data (time Dalam mengkaji usulan proyek dengan
series) dengan metode trend. NPV memberikan petunjuk sebagai
2. Membuat asumsi-asumsi yang akan berikut:
digunakan untuk proyeksi a. NPV = positif, usulan proyek
pendapatan tahun 2005-2024. diterima (makin tinggi angka NPV
3. Menghitung/menaksirkan kebutuhan makin baik)
dan pengalokasian dana antara lain b. NPV = negatif, usulan proyek
yaitu biaya investasi, biaya ditolak
pengembalian modal, dan biaya c. NPV = nol, artinya netral atau
operasional. berada pada Break Event Point (BEP)
4. Menghitung Net Present Value Dari perhitungan NPV pada analisis
(NPV) dengan tingkat suku bunga diatas menunjukkan hasil sebagai berikut:
8%, 10%, dan 12% per tahun. 1. Nilai NPV yang diperoleh sebesar
5. Menghitung Benefit Cost Ratio +Rp.12.836.521.112,73 atau lebih besar
(BCR) dengan tingkat suku bunga dari nol dengan tingkat suku bunga 8%
8%, 10%, dan 12% per tahun. per tahun. Artinya proyek investasi
6. Perhitungan Internal Rate of Return tersebut layak untuk dilaksanakan.
(IRR) 2. Nilai NPV yang diperoleh sebesar
7. Analisa finansial. +Rp.9.663.942.582,50 atau lebih besar
dari nol dengan tingkat suku bunga
Hasil analisa untuk kotrak B.O.T, 10% per tahun. Artinya proyek
Turn Key (sewa), dan Turn Key (jual)

21
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 12, No. 1, Januari 2008

investasi tersebut layak untuk menunjukkan bahwa pendapatan yang


dilaksanakan. diperoleh lebih besar daripada nilai
3. Nilai NPV yang diperoleh sebesar investasi yang ditanamkan atau dengan
+Rp.6.750.628.967,75 atau lebih besar kata lain investasi tersebut layak untuk
dari nol dengan tingkat suku bunga diusahakan.
12% per tahun. Artinya proyek c. Nilai BCR sebesar 1,115084 dengan
investasi tersebut layak untuk tingkat suku bunga 12%, dimana nilai
dilaksanakan. ini lebih besar dari satu. Hal ini
Adapun kelebihan metode NPV adalah: menunjukkan bahwa pendapatan yang
a. Memasukkan faktor nilai waktu dari diperoleh lebih besar daripada nilai
uang investasi yang ditanamkan atau dengan
b. Mempertimbangkan semua aliran kas kata lain investasi tersebut layak untuk
proyek atau perusahaan diusahakan.
c. Mengukur besaran absolut bukan 3. Internal Rate of Return (IRR)
relatif, sehingga mudah mengikuti Adapun kriteria IRR akan memberikan
kontribusinya terhadap usaha untuk petunjuk sebagai berikut:
meningkatkan pendapatan perusahaan. a. IRR  arus pengembalian (i) yang
Besaran absolut yang dimaksud pada diinginkan, proyek diterima
metode NPV adalah harga mutlak yang b. IRR  arus pengembalian (ii) yang
diperoleh dari harga sekarang yang diinginkan, proyek ditolak.
terdapat pada aliran kas masuk (cash Dari hasil perhitungan IRR diperoleh
flow).Dan nilai yang diperoleh pada nilai IRR sebesar 17,6784017 8% artinya
NPV ini menunjukkkan dalam bentuk
pada tingkat suku bunga proyek ini
rupiah. Besaran relatif yang dimaksud
mengalami titik impas dimana nilai ini
pada metode NPV adalah tidak
lebih besar dari pada arus pengembalian
memberikan hasil berupa angka seperti
yang diinginkan yaitu sebesar 8%, 10%,
yang terdapat pada metode BCR yang
dan 12%. Artinya proyek investasi ini
memberikan angka tertentu yang akan
layak dilaksanakan.
dipakai sebagai patokan dalam
menerima atau menolak investasi.
Analisa Finansial Kontrak Turn Key
2. Benefit Cost Ratio (BCR)
(sewa)
Adapun kriteria BCR akan memberikan
1. Net Present Value
petunjuk sebagai berikut:
Dalam mengkaji usulan proyek dengan
a. BCR  1, usulan proyek diterima
NPV memberikan petunjuk sebagai
b. BCR = 1, netral berikut:
c. BCR  1, usulan proyek ditolak a. NPV = positif, usulan proyek
Dari hasil perhitungan BCR pada diterima (makin tinggi angka NPV
analisis diatas menunjukkan hasil sebagai makin baik)
berikut: b. NPV = negatif, usulan proyek
a. Nilai BCR sebesar 1,210973 dengan ditolak
tingkat suku bunga 8%, dimana nilai ini c. NPV = nol, artinya netral atau
lebih besar dari satu. Hal ini berada pada Break Event Point (BEP)
menunjukkan bahwa pendapatan yang Dari perhitungan NPV pada analisis
diperoleh lebih besar daripada nilai diatas menunjukkan hasil sebagai berikut:
investasi yang ditanamkan atau dengan a. Nilai NPV yang diperoleh sebesar
kata lain investasi tersebut layak untuk +Rp.120.097.400.848,82 atau lebih
diusahakan. besar dari nol dengan tingkat suku
b. Nilai BCR sebesar 1,161926 dengan bunga 8% per tahun. Artinya proyek
tingkat suku bunga 10%, dimana nilai investasi tersebut layak untuk
ini lebih besar dari satu. Hal ini dilaksanakan.

22
Analisa Perbandingan Kerjasama Proyek Sistem …………..…………….......................... Jaya

b. Nilai NPV yang diperoleh sebesar b. IRR  arus pengembalian (ii) yang
+Rp.77.282.215.410,74 atau lebih besar diinginkan, proyek ditolak.
dari nol dengan tingkat suku bunga Dari hasil perhitungan IRR diperoleh
10% per tahun. Artinya proyek nilai IRR sebesar 18,31580625% artinya
investasi tersebut layak untuk pada tingkat suku bunga proyek ini
dilaksanakan. mengalami titik impas dimana nilai ini
c. Nilai NPV yang diperoleh sebesar lebih besar dari pada arus pengembalian
+Rp.47.321.587.896,52 atau lebih besar yang diinginkan yaitu sebesar 8%, 10%,
dari nol dengan tingkat suku bunga dan 12%.
12% per tahun. Artinya proyek
investasi tersebut layak untuk Analisa Finansial Kontrak Turn Key
dilaksanakan. (jual)
2. Benefit Cost Ratio (BCR) 1. Net Present Value
Adapun kriteria BCR akan memberikan Dalam mengkaji usulan proyek dengan
petunjuk sebagai berikut: NPV memberikan petunjuk sebagai
b. BCR  1, usulan proyek diterima berikut:
c. BCR = 1, netral a. NPV = positif, usulan proyek
d. BCR  1, usulan proyek ditolak diterima (makin tinggi angka
Dari hasil perhitungan BCR pada NPV, makin baik)
analisis diatas menunjukkan hasil sebagai b. NPV = negatif, usulan proyek ditolak
berikut: c. NPV = nol, artinya netral atau
a. Nilai BCR sebesar 2,46743 dengan berada pada Break Event Point
tingkat suku bunga 8%, dimana nilai ini (BEP)
lebih besar dari satu. Hal ini Dari perhitungan NPV pada analisis
menunjukkan bahwa pendapatan yang diatas menunjukkan hasil sebagai berikut:
diperoleh lebih besar daripada nilai 1. Nilai NPV yang diperoleh sebesar
investasi yang ditanamkan atau dengan +Rp.58.941.119.568,47 atau lebih besar
kata lain investasi tersebut layak untuk dari nol dengan tingkat suku bunga 8%
diusahakan. per tahun. Artinya proyek investasi
b. Nilai BCR sebesar 1,954700 dengan tersebut layak untuk dilaksanakan.
tingkat suku bunga 10%, dimana nilai 2. Nilai NPV yang diperoleh sebesar
ini lebih besar dari satu. Hal ini +Rp.52.579.999.728,98 atau lebih besar
menunjukkan bahwa pendapatan yang dari nol dengan tingkat suku bunga
diperoleh lebih besar daripada nilai 10% per tahun. Artinya proyek
investasi yang ditanamkan atau dengan investasi tersebut layak untuk
kata lain investasi tersebut layak untuk dilaksanakan.
diusahakan. 3. Nilai NPV yang diperoleh sebesar
c. Nilai BCR sebesar 1,590572 dengan +Rp.46.795.288.855,17 atau lebih besar
tingkat suku bunga 12%, dimana nilai dari nol dengan tingkat suku bunga
ini lebih besar dari satu. Hal ini 12% per tahun. Artinya proyek
menunjukkan bahwa pendapatan yang investasi tersebut layak untuk
diperoleh lebih besar daripada nilai dilaksanakan.
investasi yang ditanamkan atau dengan
kata lain investasi tersebut layak untuk 2. Benefit Cost Ratio (BCR)
diusahakan. Adapun kriteria BCR akan memberikan
3. Internal Rate of Return (IRR) petunjuk sebagai berikut:
Adapun kriteria IRR akan memberikan a. BCR  1, usulan proyek diterima
petunjuk sebagai berikut: b. BCR = 1, netral
a. IRR  arus pengembalian (i) yang c. BCR  1, usulan proyek ditolak
diinginkan, proyek diterima

23
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 12, No. 1, Januari 2008

Tabel 2. Rincian pendapatan dari sewa ruko dan rukan per bulan
Jumlah
Pendapatan
Ruko I II III IV V VI VII
per bulan

Sewa 20
th 750.000.000 750.000.000 750.000.000 900.000.000 900.000.000 900.000.000 900.000.000
(12 x) (14 x) (14 x) (12 x) (12 x) (12 x) (12 x)
Bulan
1 62.500.000 62.500.000
2 62.500.000 53.571.429 116.071.429
3 62.500.000 53.571.429 116.071.429
4 62.500.000 53.571.429 53.571.429 169.642.858
5 62.500.000 53.571.429 53.571.429 169.642.858
6 62.500.000 53.571.429 53.571.429 169.642.858
7 62.500.000 53.571.429 53.571.429 169.642.858
8 62.500.000 53.571.429 53.571.429 169.642.858
9 62.500.000 53.571.429 53.571.429 169.642.858
10 62.500.000 53.571.429 53.571.429 169.642.858
11 62.500.000 53.571.429 53.571.429 169.642.858
12 62.500.000 53.571.429 53.571.429 169.642.858
13 53.571.429 53.571.429 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 407.142.858
14 53.571.429 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 353.571.429
15 53.571.429 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 353.571.429

16 53.571.429 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 353.571.429

17 53.571.429 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 353.571.429


18 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 300.000.000
19 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 300.000.000
20 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 300.000.000
21 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 300.000.000
22 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 300.000.000
23 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 300.000.000
24 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 300.000.000

Dari hasil perhitungan BCR pada menunjukkan bahwa pendapatan


analisis diatas menunjukkan hasil yang diperoleh lebih besar daripada
sebagai berikut: nilai investasi yang ditanamkan atau
a. Nilai BCR sebesar 1,721056 dengan dengan kata lain investasi tersebut
tingkat suku bunga 8%, dimana nilai layak untuk diusahakan.
ini lebih besar dari satu. Hal ini c. Nilai BCR sebesar 1,58464 dengan
menunjukkan bahwa pendapatan tingkat suku bunga 12%, dimana nilai
yang diperoleh lebih besar daripada ini lebih besar dari satu. Hal ini
nilai investasi yang ditanamkan atau menunjukkan bahwa pendapatan
dengan kata lain investasi tersebut yang diperoleh lebih besar daripada
layak untuk diusahakan. nilai investasi yang ditanamkan atau
b. Nilai BCR sebesar 1,650291 dengan dengan kata lain investasi tersebut
tingkat suku bunga 10%, dimana nilai layak untuk diusahakan.
ini lebih besar dari satu. Hal ini

24
Analisa Perbandingan Kerjasama Proyek Sistem …………..…………….......................... Jaya

3. Internal Rate of Return (IRR) Dari hasil perhitungan IRR


Adapun kriteria IRR akan diperoleh nilai IRR sebesar 37,14001 %
memberikan petunjuk sebagai berikut: artinya pada tingkat suku bunga proyek
a. IRR  arus pengembalian (i) yang ini mengalami titik impas dimana nilai
diinginkan, proyek diterima ini lebih besar dari pada arus
b. IRR  arus pengembalian (ii) yang pengembalian yang diinginkan yaitu
diinginkan, proyek ditolak. sebesar 8%, 10%, dan 12%.

450.000.000
400.000.000
350.000.000
P en d ap atan

300.000.000
250.000.000 Y
200.000.000 Y
150.000.000
100.000.000
50.000.000
0
i er r ri er r
ar et ei li be et ei li be
u ar M Ju m b m ua ar M Ju m b m
an M t e e a n M t e o ve
J
ep ov J
ep
S N S N

B u lan


Gambar 1. Diagram Garis Y dan Y dengan metode trend kuadratik
Tabel 3. Pendapatan dari sewa ruko dan rukan dari tahun 2003-2004
No. Tahun Bulan Pendapatan (Y)
1 2003 Januari 62.500.000
2 Februari 116.071.429
3 Maret 116.071.429
4 April 169.642.858
5 Mei 169.642.858
6 Juni 169.642.858
7 Juli 169.642.858
8 Agustus 169.642.858
9 September 169.642.858
10 Oktober 169.642.858
11 November 169.642.858
12 Desember 169.642.858
13 2004 Januari 407.142.858
14 Februari 353.571.429
15 Maret 353.571.429
16 April 353.571.429
17 Mei 353.571.429
18 Juni 300.000.000
19 Juli 300.000.000
20 Agustus 300.000.000
21 September 300.000.000
22 Oktober 300.000.000
23 November 300.000.000
24 Desember 300.000.000

25
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 12, No. 1, Januari 2008

Tabel 4. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Investasi


No. Uraian Biaya (Rp)
I Biaya Persiapan dan Pembongkaran 485.000.000,00
II Bangunan Sipil 19.034.000.000,00
III Infrastruktur 1.470.000.000,00
IV Utilities dan ME 400.000.000,00
V Biaya Peralatan dan Perlengkapan Kantor 25.000.000,00
VI Biaya Pendahuluan 300.000.000,00

TOTAL 21.714.000.000,00

Tabel 5. Amortisasi dari investasi


Tahun Investasi Amortisasi
0 10.857.000.000,- 5.240.565.330,-
1 5.240.565.330,-
2 6.514.200.000,- 3.144.339.198,-
3 3.144.339.198,-
4 4.342.800.000,- 2.096.226.132,-
5 2.096.226.132,-
Jumlah 20.962.261.320,-

Tabel 6. Biaya Operasional per bulan untuk 70 unit ruko


Bag. No. Operasional Biaya (Rp)

A 1 Tenaga SATPAM 24 jam (3 shift x @ 600.000,-) 1.800.000,00


2 Tenaga Kepala SATPAM 700.000,00
3 Tenaga Teknisi 13 jam 1.000.000,00
4 Tenaga Kepala Teknisi 3.000.000,00
5 Tenaga Administrasi 500.000,00
6 Tenaga Kebersihan dan Pertamanan 300.000,00
7 Pakaian/seragam 700.000,00
8 Bahan administrasi, peralatan kebersihan 1.000.000,00

B 1 Bahan Bakar 1.000.000,00


2 Bahan Pelumas 500.000,00
C 1 Rekening Listrik 605 kVA 17.697.460,00
2 Rekening Air 3.000.000,00
3 RekeningTelepon 1.500.000,00
4 Asuransi 2.000.000,00
5 Pajak Bumi dan Bangunan 6.000.000,00
Jumlah 40.697.460,00

26
Analisa Perbandingan Kerjasama Proyek Sistem …………..…………….......................... Jaya

Tabel 7. Biaya pemeliharaan per bulan


Bag. No. Pemeliharaan Biaya (Rp)

A 1 Tenaga SATPAM 24 jam 1.800.000,00


2 Tenaga Kepala SATPAM 700.000,00
3 Tenaga Teknisi 13 jam 1.000.000,00
4 Tenaga Kepala Teknisi 3.000.000,00
5 Tenaga Administrasi 500.000,00
6 Tenaga Kebersihan dan Pertamanan 300.000,00
7 Pakaian/seragam 700.000,00
8 Bahan administrasi, peralatan kebersihan 1.000.000,00
B 1 Bahan Bakar 1.000.000,00
2 Bahan Pelumas 500.000,00
C 4 Asuransi 2.000.000,00
5 Pajak Bumi dan Bangunan 6.000.000,00
JUMLAH 18.500.000,00

SIMPULAN DAN SARAN kuadratik, dan exponential ternyata


metode trend kuadratik yang paling
Simpulan tepat digunakan karena memiliki nilai
Dari hasil analisis dan pembahasan MAPE dan MAD yang paling kecil.
yang telah dilakukan dapat diambil Hal ini dapat disimpulkan bahwa
simpulan sebagai berikut: proyeksi pendapatan cenderung me-
1. Perbedaan lingkup pekerjaan kontrak ningkat tetapi pada titik tertentu akan
B.O.T dengan Turn Key adalah pada terjadi suatu penurunan pendapatan.
masa kelola. Pada kontrak B.O.T ada 6. Kontrak B.O.T pada tingkat suku bunga
masa kelola sedangkan pada Turn Key 8% diperoleh NPV =
tidak ada masa kelola. +12.836.521.112,73 dan BCR =
2. Persamaan lingkup pekerjaan kedua 1,210973. Suku bunga 10% diperoleh
kontrak tersebut adalah investor sama- NPV = +9.663.942.582,50 dan BCR =
sama merancang bangunan, mendanai 1,161926. Suku bunga 12% diperoleh
proyek, dan melaksanakan pekerjaan NPV = +6.750.628.967,75 dan BCR =
fisik di lapangan. 1,115084. Nilai IRR diperoleh sebesar
3. Perbedaan yang menonjol dari kedua 17,67840178% dimana nilai ini lebih
sistem kontrak ini adalah dari sistem besar daripada tingkat suku bunga 8%,
pembayaran. Pada kontrak B.O.T 10%, dan 12% per tahun, dengan
investor masih harus mengeluarkan demikian proyek investasi ini layak
biaya operasional meskipun ruko sudah dilaksanakan.
tersewa. Sedangkan pada kontrak Turn 7. Kontrak Turn Key untuk bangunan
Key investor tidak mengeluarkan biaya yang disewakan, pada tingkat suku
operasional setelah ruko tersewa bunga 8% diperoleh NPV =
ataupun terjual. +120.097.400.848,82 dan BCR =
4. Pada isi kontrak B.O.T tidak dibahas 2,46743; suku bunga 10% diperoleh
permasalahan mengenai teknis pelak- NPV = +77.282.215.410,74 dan BCR =
sanaan di lapangan. Sedangkan pada 1,9547; suku bunga 12% diperoleh
kontrak Turn Key dibahas secara detail NPV = +47.321.587.896,52 dan BCR =
mengenai kondisi yang mungkin akan 1,590572. Nilai IRR diperoleh sebesar
terjadi di lapangan. 18,31580625% dimana nilai ini lebih
5. Dari data yang diperoleh yang besar daripada tingkat suku bunga 8%,
kemudian dilakukan analisa dengan 10%, dan 12% per tahun, dengan
metode time series yaitu trend linier,

27
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 12, No. 1, Januari 2008

demikian proyek investasi ini layak Purba, R. 1997. Analisis Biaya dan
dilaksanakan. Manfaat (Cost and Benefit Analysis).
8. Kontrak Turn Key untuk bangunan Rineka Cipta. Jakarta.
yang dijual, pada tingkat suku bunga Santosa, B. 1997. Manajemen Proyek
8% diperoleh NPV = Edisi Pertama. PT Guna Widya.
+58.941.119.568,47 dan BCR = Jakarta.
1,721056; suku bunga 10% diperoleh Soeharto, I. 1995. Manajemen Proyek dari
NPV = +52.579.999.728,98 dan BCR = Konseptual sampai Operasional Edisi
1,650291; suku bunga 12% diperoleh Pertama. Erlangga. Jakarta.
NPV = +46.795.288.855,17 dan BCR = Soeharto, I. 1995. Manajemen Proyek dari
1,58464. Nilai IRR diperoleh sebesar Konseptual sampai Operasional Jilid
37,14001% dimana nilai ini lebih besar 1Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta.
daripada tingkat suku bunga 8%, 10%, Soeharto, I. 1995. Manajemen Proyek dari
dan 12% per tahun, dengan demikian Konseptual sampai Operasional Jilid
proyek investasi ini layak dilaksanakan. 2Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta.
Supranto, J.M.A. 1993. Metode Ramalan
Saran Kuantitatif Untuk Perencanaan dan
Adapun saran-saran yang dapat Bisnis. Rineka Cipta. Jakarta.
diberikan adalah sebagai berikut: Yasin, H.N. 2003. Mengenal Kontrak
1. Disarankan untuk melakukan analisis Konstruksi di Indonesia. PT
sensitivitas dengan asumsi lain yang Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
sekiranya akan berpengaruh terhadap
kedua tipe kontrak ini, sehingga dapat
dipergunakan sebagai bahan pertim-
bangan dalam pemilihan jenis kontrak
yang mana yang lebih menguntungkan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2000. Keppres 18/2000. CV


Tamita Utama. Jakarta.
Anonim. 2004. Keppres 80/2003. Effhar.
Semarang.
Asiyanto. 2003. Construction Project Cost
Management. PT Pradnya Paramita.
Jakarta.
Ervianto, W.I. 2002. Manajemen Proyek
Konstruksi. ANDI. Yogyakarta.
Fuady, M. 2002. Kontrak Pemborongan
Mega Proyek. PT Citra Aditya Bakti.
Bandung.
Napitupulu, M. 1975. Prosedur Kontrak
Industri Konstruksi (Pemborongan).
Badan Penerbit Pekerjaan Umum.
Jakarta Selatan.
Nugraha, P., Natan, I., dan Sutjipto, R.
1985. Manajemen Proyek Konstruksi
Jilid 1. Kartika Yuda. Surabaya.

28

Anda mungkin juga menyukai