Anda di halaman 1dari 3

Nama : Firman Fauzi Firdaus

NIM : 1173030031

Jurusan/Semester/Kelas : Hukum Tata Negara/II/A

Mata Kuliah : Filsafat Ilmu

Dosen Pengampu : Dr. Beni Ahmad Saebani, M.Si

Rutinitas saya sebagai mahasiswa selain belajar di kampus saya juga melakukan
gerakan membaca, diskusi dan aksi yang mana suka dilakukan di warung-warung kopi, ini juga
didukung oleh banyaknya warung kopi yang tersedia hampir di setiap sudut kota Bandung.
Dari yang harganya selangit sampai yang bersahabat juga ada. Khusus di sekitaran UIN SGD
Bandung, banyak warung kopi yang melegenda seperti Blandongan, Kebun-laras, dan tak lupa
kue balok di sekitar Manisi yang menjadi tempat nongkrong dan diskusi bersama.
Selain harganya yang bersahabat, situasi dan kondisinya pun juga mendukung untuk duduk,
ngopi, diskusi sampai berjam-jam lamanya. Bahkan warung kopi sudah menjadi kampus kedua
yang menjadi sumber pengetahuan bagi mahasiswa gerakan. Diakui atau tidak, banyak
mahasiswa gerakan yang merasakan manfaat dari adanya gerakan tersebut. Karena gerakan
tidak seperti ruang kelas yang tertutup dan adanya otoritas dosen yang mengekang. Di gerakan,
mahasiswa bebas mempelajari apa saja karena tidak adanya otoritas yang mengekang dari dan
oleh siapa pun, semuanya bebas dan setara satu sama lain.

Terlebih dari apa yang saya jelaskan diatas, keberadaan gerakan turut berkontribusi
dalam terbentuknya gagasan-gagasan serta tindakan yang akan dilakukan untuk melakukan
perubahan sosial. Meminjam pemikiran Jurgen Habermas tentang ruang publik, bahwa ruang
publik adalah ruang dimana individu satu dan lainnya dapat saling berinteraksi secara sadar
tanpa ada intervensi dari dan oleh siapa pun. Dalam hal ini, gerakan menjadi salah satu wujud
ruang publik yang keberadaannya sangat vital bagi tersedianya ruang-ruang interaksi yang
bebas dan mampu diakses oleh siapa pun tanpa terkecuali. Sebab hari ini kampus yang idealnya
menjadi habitat mahasiswa, malah menjadi ruang-ruang intervensi bagi mahasiswa. Serta
parahnya lagi adalah mahasiswa semakin terpinggirkan dari kehidupan kampus yang penuh
aturan dan tekanan. Dunia kampus semakin tidak asik, sejauh ia tidak menjadi ruang-ruang
ideologis apalagi sebagai ruang publik.
Kondisi kampus semacam ini jauh berbeda dengan gerakan yang hampir menyediakan
segala macam bentuk kebutuhan mahasiswa yang itu tidak didapat di kampus. Disinilah peran
dan pentingnya keberadaan gerakan bagi mahasiswa khususnya insan gerakan yang banyak
beraktifitas di gerakan. Satu-satunya bentuk nyata dari ruang publik adalah gerakan.

Selain daripada ngopi, membaca, diskusi, dan aksi, gerakan juga sering digunakan
sebagai tempat konsolidasi gerakan dalam menyikapi persoalan yang ada. Gerakan juga
menjadi tempat dimana setiap perbedaan dari berbagai kelompok mahasiswa. Ketika ada
kebijakan pemerintah pusat yang itu diangap tidak berpihak pada kepentingan dan
kemaslahatan rakyat banyak, seluruh kelompok mahasiswa gerakan mendiskusikan persoalan
tersebut dan mengkonsolidasikan gerakan untuk mengumpulkan kekuatan dalam rangka
melakukan tuntutan dan demonstarasi.

Aku hanya belajar untuk bisa terus belajar. Belajar dari mereka, belajar dari kalian semua.

Melalui tulisan ini, pembelajaran atas pembacaan realitas yang dilakukan gerakan
mahasiswa di berbagai belahan dunia menjadi hal yang penting. Setidaknya, bagaimana
gerakan ini berangkat dan menuju ke arah mana. Analisa atas hal tersebut perlu mendapatkan
porsi yang seimbang dalam dunia gerakan mahasiswa sekarang agar tak menjadi ‘kerbau liar’
dalam dunia gerakan masyarakat.

Dengan analisa di atas, dalam hemat saya, gerakan mahasiswa saat ini harus berangkat
dari realisme dan menuju perjuangan emansipatoris. Dengan ini berarti menyadari jika
permasalahan sosial telah ada di luar sana, maka hal yang perlu dilakukan berikutnya adalah
analisa untuk menemukan relasi-relasi struktur yang menjadi akar permasalahan sekarang,
untuk menuju suatu realitas yang ‘real.’ Hal ini yang dimaksudkan dengan term Berangkat dari
Realisme. Selanjutnya, adalah pengarahan untuk menuju arena pembebasan yang dilakukan
secara bersama-sama dengan elemen masyarakat lain untuk menuju sebuah perjuangan yang
emansipatoris. Perjuangan ini bertujuan untuk membebaskan masyarakat dari belenggu
permasalahan yang diciptakan oleh permasalahan ‘real’ tadi. Hal demikian menjadi tujuan dari
gerakan mahasiswa saat ini. Penjelasan tersebut, yang menurut saya, menjadi jawaban dari
mana dan kemanakah arah gerakan mahasiswa saat ini (harus) bergerak.***

Anda mungkin juga menyukai