Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH METODE PENGUMPULAN DATA MELALUI

WAWANCARA DAN ROLEPLAY PADA PENELITIAN KUALITATIF

Di susun oleh :
Ariani Setyaningsih 201511008
Aldora Filipa 201611005
Christy Chelsea D.W 201611015
Desy Natalia Hehakaya 201611018
Devi Latifa Sari 201611019
Lala Aryana 201611023
Lince Tina Kogoya 201611025
Oscar Vidi Setianto 201611031
Ravinus Wangga 201611032
Rosari Handayani 201611036
Serly Nurcahyania 201611037
Sinta Agustini 201611039
Sisila Aloo 201611040
Videlia Angel Wandita 201611045
Yulsi Novita Sari 201611050
Yuyun Risnawati 201611051

Program Studi S1 Ilmu Keperawatan


Stikes St. Elisabeth Semarang
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi ini, segala bidang kehidupan sedang mengalami


perkembangan bahkan kemajuan. Salah satunya adalah bidang pelayanan
kesehatan. Bidang pelayanan kesehatan tidak hanya sarana dan prasarana
yang mengalami kemajuan tetapi juga profesionalisme dari tenaga kesehatan.
Perawat harus terus meningkatkan profesionalismenya, yaitu meningkatkan
perilaku carring. Carring bukan semata-mata perilaku. Carring adalah cara
yang memiliki makna dan motivasi tindakan. Carring juga didefinisikan
sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan
memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien
(Carruth et all,1999)

Dalam keperawatan carring merupakan bagian inti yang penting terutama


dalam praktik keperawatan. Dalam hal ini carring merupakan perwujudan
dari semua faktor yang digunakan perawat dalam memberikan pelayanan
kesehatan pada klien. Kemudian carring juga menekankan harga diri individu
artinya dalam melakukan praktek keperawatan perawat senantiasa selalu
menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien. Ia
juga mengemukakan bahwa respon setiap individu terhadap suatu masalah
kesehatan unik, artinya dalam praktek keperawatan seorang perawat harus
mampu memahami setiap respon yang berbeda dari klien terhadap
penderitaan yang dialaminya dan memberikan pelayanan kesehatan yang
tepat dalam setiap respon yang berbeda.

Carring hanya dapat ditunjukkan dalam hubungan interpersonal, yaitu


hubungan yang terjadi antara perawat dengan klien, dimana perawat
menunjukkan carring melalui perhatian,intervensi, pembentukan sistem nilai
humanisme, memberikan kepercayaan dan harapan dengan memfasilitasi dan
meningkatkan asuhan keperaatan yang holistik,menumbuhkan rasa sensitif
terhadap diri dan orang lain,mengmbangkan rasa saling percaya,
meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif klien,
peningkatan pembelajaran dan pengajaran interpersonal untuk
mempertahankan kesehatan klien dan energi positif yang diberikan pada
klien. Ia juga berpendapat bahwa carring meliputi komitmen untuk
memberikan pelayanan keperawatan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

1.2.2.1 Mahasiswa mampu menerapkan carring dalam praktik


keperawatan
1.2.2.2 Mahasiswa mampu mengaplikasikan metode pengumpulan
dalam penelitian kualitatif

1.2.2 Tujuan Khusus

Dapat mensimulasikan tentang carring perawat dengan metode


wawancara mendalam pada penelitian kualitatif

1.3 Manfaat
1.3.1 Agar mahasiswa mampu menerapkan carring dalam praktik
keperawatan
1.3.2 Agar mahasiswa mampu mengaplikasikan metode pengumpulan data
dalam penelitian kualitatif
1.3.3 Agar mahasiswa mampu mensimulasikan tentang carring perawat
dengan metode wawancara mendalam pada penelitian kualitatif
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumplan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian, karena tujuan utama dari peneitian adalah mendapatkan
data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, bebagai
sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat
dikumpulaknpada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan
metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, pada suatu
seminar, diskusi, di jalan dll. Bila dilihat dari sumber datanya dapat
menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber prime adalah
sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan
sumber sekunder merupakan sumber yangtidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data. Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengmpulan
data, maka teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi
(pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan
gabungan keempatnya.
1. Metode Pengumpulan data dengan wawancara
Esterberg (2002) mendefinisikan interview sebagai berikut. “a
meeting of two person to exchange information and idea through question
and responses, resulting in communication and joint construction of
meaning about a particular topic”. Wawancara adalah merupakan
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data peneliti
ingin melakukan sebuah studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus di teliti, tetapi juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Teknik
pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri
atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau
keyakinan pribadi
Susan stainback (1988) mengemukakan bahawa interviewing
provide the researcher a means to gain a deeper understanding of how
participant interpet a situation or phenomenon than can be gained through
observation alon. Jadi dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui
hal-hal yang lebih mendalam tentang participant dalam
menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini
tidak bisa di temukan melalui observasi.
Selanjutnya Esterberg (2002) menyatakan bahwa” interviewing is
at the heart of sosoial research. If you look through almost any
sociological journal you will find that much sosial reasearch is based on
interview, either standardizer or more in –depth”. Interview merupakan
hatinya penelitian sosial. Bila anda lihat jurnal dalam ilmu sosial, maka
akan anda temui semua penelitian sosial. Di dasarkan pada baik yang
standart maupun yang dalam.
Dalam penelitian kualitatif, sering mengabungkan teknik observasi
partisipatif dengan wawancara mendalam. Selama melakukan observasi,
peneliti juga meakukan interview kepada oramg-orang yang ada
didalamnya
2.2 Macam-macam interview atau wawancara
Esterberg (2002) mengemukakan beberapa macam wawancara , yaitu
wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur.
1. Wawancara terstruktur (structured interview)
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan
data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti
tentang infomasi apa yang akan diperoleh. Dengan wawancara terstruktur
ini setiap responden diberikan pertanyaan yang sama, dan pengumpul data
mencatatnya. Dalam melakukan wawancara, selai harus membawa
instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga
dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur, dan
matrial lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar.
2. Wawancara semiterstruktur ( semistructure interview)
Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth
interview dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan
dengan wawancara terstruktur. Tujuan wawancara dalam jenis ini adalah
untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang
diajak wawancara diminta minta pendapat dan ide-idenya. Dalam
melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan
mencatat apa yang dikemukakan oleh informa.
3. Wawancara tak berstuktur (Unstructured Interview)
Wawancara tidak terstuktur adalah wawancara yang ebbas dimana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun
secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Dalam
wawancara tidak terstuktur peniliti belum mengetahui secara pasti data apa
yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa
yang diceritakan oleh responden.
4. Langkah-langkah wawancara
Lincoln and Guba dalam sanapiah faisal, mengemukakan ada 7 langkah
dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam
penelitian kualitatif yaitu :
a. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan
b. Menyiaperpkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan
pembicaraan
c. Mengawali atau membuka alur wawancara
d. Melangsungkan alur wawancara
e. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawacara dan mengakhirnya.
f. Menuliskan hasil wawancara kedalam catatan lapangan
g. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.
5. Jenis-jenis pertanyaan dalam wawancara
Patton dalam molleong (2002) menggolongan 6 jenis pertanyaaanyang
saling berkaitan yaitu:
a. Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman
Pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan pengalaman yang
telah dialami oleh informan atau subyek yang diteliti dalam hidupnya,
baik dalam kehidupan pada waktu masih kanak-kanak, selama
disekolah, dimasyarakat, ditempat kerja.
b. Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat
Ada kalanya peneliti ingin meminta pendapat kepada informan
terhadap data yang diperoleh dari sumber tertentu. Oleh karena itu,
peniliti pertanyaan yang dilontarkan kepada informan berkenaan
dengan pendapatnya tentag data tersebut.
c. Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan
Perasaan orang yang sedang susah atau senang dapat terlihat dari
ekspresi wajahnya. Oleh karena itu, pertanyaan yang digunakan untuk
mengungkapkan perasaan seseorang menggunakan pertanyaan yang
tidak langsung. Pada awalnya dilakukan percakapan yang biasa, dan
lama-lama diarahkan pada pertanyaan yang digunakan untuk
mengungkapan perasaan.
d. Pertanyaan tentang pengetahuan
Pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan pengetahuan
informan suatu kasus atau peristiwa yang mungkin diketahui. Mereka
ini dipilih menjadi narasumber karena diduga ia ikut terlibat dalam
peristiwa.
e. Pertanyaan yang berkenaan dengan indera
Pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan data atau
informasi karena yang bersangkutan melihat, mendengarkan, meraba,
dan menicium suatu peristiwa tersebut.
f. Pertanyaan berkaitan dengan latar belakang atau demografi
Pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan latar belakang
subyek yang dipelajari yang meliputi status sosial ekonomi, latar
belakang pendidikan, asal usul, tempat lahir, usia, pekerjaan, dll.
g. Alat-alat wawancara
Supaya hasil wawancara dapat terekam dengan baik dan peniliti
memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan atau
sumber data maka diperlukan alat-alat sebagai berikut :
1) Buku catatan
Buku catatan berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan
sumber data. Sekarang sudah banyak komputer yang
kecil/notebook yangdapat digunakan untuk membantu mencatat
data hasil wawancara.
2) Tape recorder
Berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan.
Pengunaan tape recorder dalam wawancara perlu memberitahu
kepada informan apakah diperbolehkan atau tidak.
3) Camera
Untuk memotret jika peneliti sedang melakukan pembicaraan
dengan informan atau sumber data.
h. Mencatat hasil wawancara
Hasil wawancara segera harus dicatat setelah selesai wawancara
agar tidak lupa bahkan hilang. Karena wawancara dilakukan secara
terbuka dan tidak berstuktur, maka peniliti perlu membuat rangkuman
yang lebih sistematis terhadap hasil wawancara.1
BAB III
KASUS DAN SKENARIO

3.1 Kasus

Anda seorang peneliti di ruang rawat inap melati 1. Berdasarkan data 2


tahun lalu, 80% perawat tidak carring terhadap pasiennya. Bedasarkan teori,
saah satu faktor yang mempengaruhi sikap carring perawat adalah beban kerja
perawat. Anda diminta oleh kepala ruang untuk mengeksplorasi persepsi
perawat tentang carring. Lakukan pengumpulan data tentang carring perawat
denagn metode wawancara mendalam. Pada penelitian yang berjudul “Persepsi
perawat tentang carring di ruang anak”

3.2 Skenario
Suatu pagi di ruang perawat datanglah seorang keluarga pasien.
Peneliti :”Selamat pagi, Mbak. Saya Ria mahasiswa dari STIKes Elisabeth
Semarang. Saya akan melakukan penelitian tentang carring perawat terhadap
pasien di ruang rawat inap Melati 1. Sebelumnya saya akan mengajukan
beberapa pertanyaan, saya mohon ibu menjawab dengan jujur. Penelitian ini
akan dilakukan dengan cara wawancara, saya membutuhkan waktu kurang
lebih 60 menit. Apakah ibu bersedia ?”
Partisipan : “ Baiklah saya bersedia.”
Peneliti : “ Baik, mbak saya mulai. Sebelumnya kalau boleh tau, nama
mbak siapa ya?”
Partisipan : “ Nama saya Susi Susanti.”
Peneliti : “ Baik,usianya berapa ya mbak?”
Partisipan : “ Umur saya 30 tahun mbak
Peneliti : “ Lalu sudah berapa lama mbak kerja disini ?”
Partisipan : “ Sudah 7 tahun”
Peneliti : “ Lalu kenapa memilih untuk kerja di Rumah Sakit ini ?”
Partisipan : “ Karena menurut saya pelayanan di Rumah Sakit lebih baik dari
pada di rumah sakit lainya.”
Peneliti : “ Bagaimana pengalaman mbak selama 7 tahun ini bekerja di
rumah sakit ini?”

Partisipan : “ Menarik sih dek, disini kita bisa belajar untuk melayani sesama

dengan baik.”

Peneliti : “ Menurut mbak pelayanan yang baik itu seperti apa ?”


Partisipan : “ Ya perawat yang peduli,sabar dan telaten dalam melayani
Pasienya”

Peneliti : “Kalau begitu apakah mbak bisa menjelaskan perawat yang

peduli, sabar dan telaten itu seperti apa ?

Partisipan : “Jadi begini kalau menurut pemahaman saya perawat itu

memberi perhatian dan memahami perasaan pasien kemudian


memberikan bantuan baik fisik maupun psikologis.

Peneliti : “ Contoh nyatanya seperti apa ya mbak ?”

Partisipan :“ Contohnya perawat itu selalu senyum, menyapa saat melakukan

tindakan, mendengarkan keluhan pasien, lebih banyak ngobrol

dengan pasien dan memotivasi pasien.”

Peneliti : “ Apakah semua perawat disini sudah menerapkan pelayanan


yang seperti itu ?
Partisipan : “ Ya perawat disini sudah menerapkanya dan memberikan
pelayanan yang baik cuma ya nggak semuanya.”
Peneliti : “ Menurut mbak mengapa perawat tersebut tidak menerapkan
pelayanan yang baik?”

Partisipan : “ Ya mungkin karena sifat dari dirinya yang cuek dan kurang

peka terhadap orang lain juga dipengaruhi oleh pasien yang


banyak tuntutannya”

Peneliti : “ Kira-kira menurut mbak kenapa dia bisa bersikap seperti itu?”
Partisipan : “ Saya rasa mungkin dia sudah capek kali ya dek”

Peneliti : “ Menurut mbak penyebab capeknya itu karena apa?”

Partisipan : “ Begini dek kebanyakan dari kami kan sudah berkeluarga,

sebelum ke rumah sakit kami harus mengurus keluaga terlebih


dahulu, memasak, mengurus anak, mengantar anak sekolah, di
rumah sakit kami juga dituntut untuk bekerja cepat, belum lagi
kami harus membuat dokumentasi untuk setiap tindakan yang
kita lakukan, ya kalau pasiennya sedikit kalau pasiennya
banyak? Kita tindakannya juga banyak, terus harus nulis
dokumentasinya juga pasti banyak, yang terpenting tindakannya
terlaksana dan pasiennya cepat sembuh”

Peneliti : “ Kira-kira menurut mbak jika mbak berada diposisi pasien

bagaimana perasaan mbak?”

Partisipan : “ Ya kesal sih dek, kan sebagai pasien juga ingin mendapatkan
pelayanan yang baik bukan hanya tindakannya saja tetapi sikap
dan cara bicara dari perawat itu sendiri.”

Peneliti : “ Jika demikian menurut pendapat mbak apa yang bisa dilakukan

untuk mengatasi hal tersebut?”

Partisipan : “ Menurut pendapat saya kita bisa saling mengingatkan satu sama
selain saat laporan pergantian shift tentang bersikap carring
dengan pasien, dengan cara terbuka dengan pasien, bisa
memahami keluh kesah pasien, ramah dengan pasien dan
menghargai pasien dengan kondisi apapun.”
Peneliti : “ Lalu ada jawaban lain?”

Partisipasi : “ Tidak saya rasa itu saja”


Peneliti : “ Baik kalau begitu terima kasih atas waktunya, sukses selalu

dalam bertugas mbak”

Partisipasi : “Iya terima kasih”


BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Kelebihan dari metode pengumpulan data dengan wawancara
a. Partisipan diberikan kesempatan untuk memberikan penjelasan
yang panjang dan detail sehingga dapat menggali data tentang
suatu permasalahn secara lebih mendalam.
b. Dapat digunakan untuk menggali data yang bersifat sensitif
c. Efektif digunakan pada partisipan yang tidak dapat membaca atau
menulis
d. Mencegah terjadinya kesalahpahaman partisipan terhadap
pertanyaan yang diajukan
2. Kelemahan dari metode pengumpulan data denagn wawancara
a. Tidak dapat digunakan untuk mengumpulkan data pada banyak
partisipan dalam satu waktu sehingga memerlukan waktu yang
lebih lama
b. Kedalam dan kualitas data sangat tergantung dari kemampuan
pewawancara dalam membina hubungan komunikasi yang baik dan
kemampuan menggali kemampuan dari partisipan.
c. Data sangat dipengaruhi oleh interpretasi pewawancara terhadap
jawaban partisipan, sehingga subjektifitas data cukup tinggi.2

4.2 Saran
Bagi peneliti lain yang akan menggunakan metode pengumpulan data
dengan wawancara, agar lebih baik dalam menggali pertanyaan yang
mendalam. Sehingga waktu yang digunakan dalam pengumpulan data
lebih efektif.
DAFTAR PUSTAKA

1
Sugiono. 2016. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : Alfabeta
2
Dharma.K.K. 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan (Pedoman Melaksanakan Dan
Menerapkan Hasil Penelitian). Jakarta : CV Transinfo Media

Anda mungkin juga menyukai