PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi psikopatologi?
2. Apa saja klasifikasi psikopatologi?
3. Bagaimana psikopatologi gangguan jiwa?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PSIKOPATOLOGI
A. DEFINISI PSIKOPATOLOGI
tingkah laku atau perbuatan, kehidupan afektif dan proses pikir. Menurut
gangguan penyakit yang jelas terlihat dari gejala klinisnya. Misalnya takut
yang tidak beralasan pada penderita neurosis, adanya waham dan halusinasi
B. KLASIFIKASI PSIKOPATOLOGI
2
Psikopatologi meliputi:
1. Gangguan kepribadian
Kepribadian ialah ekspresi keluar dari pengetahuan dan perasaan yang
dialami secara subyektif oleh seseorang. Kepribadian menuju ke kematangan
badaniah, emosional, sosial dan intelektual. Perkembangan ini dipengaruhi oleh
faktor-faktor badaniah (keturunan, keadaan susunan saraf dan hormonal),
emosional (mekanisme penyesuaian diri), sosial (hubungan antar-manusia), adat-
istiadat, kebudayaan dan kepercayaan, serta intelektual (taraf intelegensi). Watak
adalah kepribadian yang dipengaruhi oleh motivasi yang menggerakkan kemauan
sehingga orang tersebut bertindak. Pembagian atau klasifikasi dari gangguan jiwa
kepribadian tidak memuaskan, sama dengan klasifikasi dengan orang-orang yang
normal. Berdasarkan Pedoman Penggolongan Diagnosa Gangguan Jiwa ke-3
(PPDGJ-III) sebagai berikut:
- Kepribadian paranoid
- Kepribadian schizoid
- Kepribadian skizotipal
- Kepribadian antisosial
- Kepribadian ambang
- Kepribadian histrionik
- Kepribadian narsistik
- Kepribadian menghindar
- Kepribadian dependen
- Kepribadian obsesif-kompulsif
Gangguan Kepribadian yang Tidak Ditentukan
Kategori ini dalam DSM-IV dicadangkan untuk gangguan yang tidak
memenuhi ke dalam satu gangguan kepribadian yang telah dijelaskan sebelumnya.
a. Kepribadian pasif-agresif
Kepribadian ini terdapat dua sub, diantaranya: pasif-dependent dan pasif-agresif.
Orang yang pasif-dependent senantiasa berpikir, bertindak dan merassa bahwa
kebutuhannya akan ketergantungan itu akan dipenuhi secara menakjubkan. Orang
yang pasif-agresif merasa bahwa kebutuhannya akan ketergantungan tidak pernah
dipenuhi. Ia menunjukan penangguhan (penundaan) dan sikap keras, agar diterima
dan diberi dengan murah hati apa yang diharapkannya dengan sangat. Kepribadian
ini ditandai oleh sikap pasif dan agresif. Agresivitas ini dapat dinyatakan secara
pasif dengan cara mengambat, bermuka asam, malas dan keras kepala.
Perilakunya merupakan cerminan dari ras permusuhan yang tidak pernah
dinyatakan secara terang-terangan.
3
b. Kepribadian depresif
Orang dengan gangguan depresif ditandari oleh sifat yang masuk ke dalam
spektrum depresif. Mereka adalah pesimistik, anhedonia, terikat pada kewajiban,
dan meragukan diri sendiri
c. Kepribadian sadomasokistik
Sadisme adlah keinginan untuk menyebabkan rasa sakit pada orang lain baik
secara penyiksaan seksual atau fisik atau penyiksaan psikologis pada umumnya.
Masokisme adalah pencapaian pemuasan seksual dengan menyiksa diri sendiri.
d. Kepribadian sadistik
Orang dengan gangguan kepribadian ini menunjukkan pola kekejaman yang
pervasif, merendahkan, dan perilaku agresif, yang dimulai sejak masa kanak-
kanak awal, dan diarahkan kepada orang lain.
4
l.Katalepsi adalah sikap yang bertahan dalam satu kedudukan saja untuk jangka
waktu yang lama, seringkali aneh tak masuk akal dan tak ada tujuannya. Disebut
juga fleksibilitas cerea.
m.Aktif adalah sikap penuh inisiatif dan keinginan bertindak.
n.Bermusuhan adalah sikap seperti ingin menyerang atau marah saja.
3. Gangguan Persepsi
Persepsi adalah hasil interaksi antara rangsang sensorik yang tertuju pada individu
itu dengan faktor-faktor pengaruh yang mengatur atau mengolah rangsang itu
secara intra-psikik. Faktor-faktor pengaruh ini dapat bersifat biologik, sosial, dan
psikologik(1).
a. Ilusi
Ilusi adalah mispersepsi atau misinterpretasi terhadap stimuli eksternal yang
nyata. Misalkan seorang penderita dengan perasaan yang bersalah, dapat
menginterpretasikan suara bergerisiknya daun-daun sebagai suara yang
mendekatinya.
b. Halusinasi
Halusinasi adalah persepsi panca indra tanpa rangsang pada reseptor panca indra.
Jadi halusinasi adalah persepsi tanpa obyek.
4. Gangguan pikiran
Proses berpikir ialah suatu proses intrapsikik yang meliputi pengolahan dari
berbagai pikiran dah paham, dengan jalan membayangkan, menghayalkan,
memahami, membandingkan, dan menarik kesimpulan sehingga terjelma pikiran
dan paham baru.
Dalam memperhatikan proses berpikir seseorang, kita perhatikan:
a) Bentuk pikiran
Rangsang berpikir berasal dari berbagai sumber termasuk dari alam tak sadar dan
alam perasaan tetapi dikoreksi oleh akal sehat, logika, dan realitas. Pikiran
tersebut dinamakan rasional (realitas).
Pada keadaan melamun (day dreaming), berpikir diarahkan tidak hanya oleh
pertimbangan realistik tetapi sebagian besar oleh keinginan egosentrik dan
kebutuhan nafsu. Pada gangguan jiwa terutama skizofrenia, berpikir dapat
5
diarahkan oleh faktor-faktor di luar kesadaran (bawah sadar) dan menjadi suatu
bentuk autistik (dereistik). Berpikir autistik bersifat kompleks dengan dorongan
dan motivasi afektif dan konatif lainnya, mendapat kebebasan dan berjalan tanpa
menghiraukan kesadaran dan realitas. Akibatnya, hubungan paham atau pikiran
tidak logis lagi.
b) Isi pikiran
Isi pikir memperlihatkan variasi yang cukup luas dalam keadaan normal. Dalam
keadaan terentu dapat pula suatu pola sentral dalam pikiran manusia karena
kompleksnya pikiran tersebut dianggap sangat penting bagi dirinya, sehingga
nampaknya egosentrik terlihat jelas. Apabila sifat egosentrik ini melampaui batas
normal maka timbulah gangguan isi pikiran.
Gangguan isi pikiran diantaranya :
1. Over valued ideas
Perhatian seluruhnya ditujukan kearah suatu topkc atau masalah dengan
menekankan segala perasaannya terhadap soal-soal tersebut.
2. Waham (delusi)
Waham adalah suatu keyakinan atau pikiran yang salah karena bertentangan
dengan kenyataan (dunia realitas). Waham mempunyai 5 sifat tertentu (syarat):
a. Buah pikiran ini selalu mengenai diri sendiri (egosentris
b. Selalu bertentangan dengan realitas.\
c. Selalu bertentangan dengan logika.
d. Penderita percaya 100% kepada kebenaran pikirannya.
e. Tidak dapat dirubah oleh orang lain, sekalipun dengan jalan yang
logis dan rasional.
3.Obsesi
Isi pikiran yang bersifat terpaku, terus menerus mengganggu penderitanya, terus
menerus berulang kembali yang mendesak ke taraf kedaran individu, dan
timbulnya tidak dapat dielakkan penderita sendiri(1).
Contoh :
Saya harus pergi ke kuburan orang tua.
4.Fobia
Fobia adalah suatu keadaan ketakutan atau kegelisahan yang bersifat irrasional,
yang diakui ketidak benarannya oleh penderita tetapi tetap menguasai jalan
pikirannya. Contohnya fobia sederhana: rasa takut yang jelas terhadap suatu objek
(laba-laba, ular), akrofobia (rasa takut terhadap tempat tinggi, algofobia (takut
terhadap rasa nyeri), klaustrofobia (takut terhadap tempat tertutup), xenofobia
(rasa takut terhadap orang asing)(1).
6
c) Gangguan pada arus pikiran
Kelancaran dan aktifitas pikiran tentu saja tidak dapat kita pelajari kecuali dengan
menilai dari perkataan yang keluar dalam pembicaraan seseorang.
Berbagai gangguan progresi pikir diantaranya(1) :
1. Flight of ideas
Verbalisasi atau permainan kata-kata yang cepat dan terus menerus dari satu ide
ke ide lain; ide-ide cenderung dihubungkan, dan dalam bentuk yang kurang parah
pendengar mungkin mampu untuk mengikutinya
2. Neologisme
Kata baru yang diciptakan oleh pasien, dengan mengombinasikan suku kata dari
kata lain, untuk alasan keanehan psikologis
3. Verbigerasi
Pengulangan kata-kata atau frasa-frasa spesifik yang tidak mempunyai arti
4. Sirkumstansialitas
Bicara yang tidak langsung dan lambat dalam mencapai tujuan ditandai dengan
pemasukan perincian dan tanda-tanda kutip yang berlebihan
5. Inkoherensi
Pembicaraan yang tidak logis, pikiran yang, bisanya, tidak dapat dimengerti
6. Asosiasi bunyi
Asosiasi kata-kata yang mirip bunyinya tetapi berbeda artinya; kata-kata tidak
memiliki hubungan yang logis, termasuk sajak dan permainan kata
7. Blocking
Terputusnya aliran berpikir secara tiba-tiba sebelum pikiran atau gagasan
terselesaikan
8. Kondensasi
Penggabungan berbagai konsep menjadi satu konsep
9. Keluar dari jalur (derailment)
Penyimpangan yang mendadak dalam urutan pikiran tanpa penghambatan
10. Word salad
Campuran kata adan frasa yang membingungkan
11.Gangguan afek
Gangguan afek berarti adanya suatu corak perasaan yang sifatnya
agak menetap (konstan) dan biasanya berlangsung untuk waktu yang
lama. Keadaan afek ini seolah-olah menguasai seluruh bidang perasaan
individu tersebut walaupun masih dapat dipacu untuk beraksi secara lain
pula. Dalam keadaan normal,keadaan afektif ini tidak memperlihatkan
kelainan-kelainan yang mencolok.
7
Kesadaran merupakan kemampuan individu untuk mengadakan
hubungan dengan lingkungannya serta dengan dirinya sendiri (melalui
panca-inderanya) dan mengadakan pembatasan terhadap lingkungannya
serta terhadap dirinya sendiri (melalui perhatian). Bila kesadaran
seseorang baik, maka akan didapatkan orientasi yang baik mengenai
orang, waktu, tempat, dan situasi. Selain itu, seseorang dengan kesadaran
baik (normal) dapat mencerna informasi berupa pertanyaan dan dapat
melakukan pertimbangan.
Pada tiap kesadaran dapat dinilai pula luasnya kesadaran dan
terangnya kesadaran. Dalam Psikiatri keadaan kesadaran penderita sangat
penting untuk diagnosis dan prognosis dari suatu gangguan jiwa. Gejala
sikotik dengan kesadaran normal mempunyai arti yang berbeda jauh
dibandingkan dengan gejala-gejala sikotik dengan kesadaran terganggu.
8
kejadian khusus yang dihubungkan dengan reasi emosional yang
sangat kuat.
b) Amnesia, yaitu ketidakmampuan untuk mengingat sebagian atau
seluruh pengalaman masa lalu. Amnesia dapat disebabkan oleh
gangguan organik maupun sikogenik. Amnesia organik disebabkan
karena gangguan pada proses pencatatan dan penyimpanan.
Sedangkan amnesia psikogenik disebabkan karena pada proses
mengingat kembali (recall).
c) Paramnesia disebut juga peringatan salah, yaitu keadaan dimana
penderita benar-benar mengetahui apa yang dialami sekarang telah
dialaminya pula pada waktu dahulu tetapi hal itu tidak benar.
2.1 Definisi
Istilah psikosomatis berasal dari bahasa yunani (“psyche” berarti
psikis dan “soma” berarti badan). Istilah ini diperkenalkan oleh seorang
dokter Jerman Heinroth ke dalam kedokteran Barat. Pada tahun 1818 ia
9
menerbitkan desertasi yang menekankan pentingnya faktor psikososial
dalam perkembangan penyakit fisik.
Kartini Kartono dalam bukunya yang berjudul psikologi abnormal
mendefinisikan psikosomatis yaitu bentuk macam-macam penyakit fisik
yang ditimbulakn oleh konflik-konflik psikis/psikologis dan kecemasan-
kecemasan kronis. Dia juga mendefinisikan psikosomatis sebagai
kegagalan sistem syaraf dan sistem fisik disebabkan oleh kecemasan-
kecemasan, konflik-konflik psikis dan gangguan mental.
Gangguan psikosomatik biasanya digolongkan menurut organ yang
terkena, yaitu:
1. Gangguan kulit misalnya neurodermatitis dan hiperhidrosis (kulit kering)
10
2. Organ Language / Unresolved problem
Ini adalah salah satu cara pikiran bawah sadar berbicara pada
kita tentang masalah yang belum terselesaikan. Caranya adalah dengan
memberi rasa sakit pada bagian tertentu tubuh kita. Jadi masalah itu
dimunculkan dalam bentuk symptom. Dengan adanya symptom
diharapkan pikiran bawah sadar mendapatkan perhatian dari pikiran
sadar.
3. Motivation
Symptom yang dialami seseorang sering kali mempunyai
tujuan tersembunyi demi keuntungan orang tersebut. Contohnya adalah
seorang anak yang malas sekali belajar sehingga ulangannya
mendapatkan nilai jelek semua. Ternyata hal ini adalah salah satu
upayanya agar mendapatkan teguran dari orangtua. Ia menyamakan
teguran dengan perhatian. Ya... benar ia ingin mendapatkan perhatian
dari orangtuanya.
4. Past Experience
Pengalaman masa lalu yang menyakitkan, sesuai dengan
persepsi pikiran bawah sadar, mempunyai pengaruh yang sangat kuat
dan bertahan lama. Contohnya adalah phobia. Ketakutan akan sesuatu,
yang terjadi di masa lalu, terbawa hingga masa kini dan sangat
mengganggu seseorang.
5. Identification
Pada kasus ini klien mengidentifikasikan dirinya dengan satu
figur yang ia kagumi.
Contoh kasusnya adalah seorang klien yang sering ditipu oleh
rekan kerjanya. Ternyata ia mengidolakan seorang tokoh bisnis yang
dulunya ditipu berkali-kali sehingga akhirnya bisa sukses dan makmur.
Identifikasi ini adalah sebuah program yang bekerja sangat halus yang
jika digunakan dengan baik maka akan menghasilkan sesuatu yang
positif. Satu hal yang perlu diingat bila kita menggunakan identifikasi
adalah apapun yang melekat pada seorang figur biasanya akan ikut
terserap juga walau terkadang ini bertentangan dengan nilai hidup kita.
11
Hal ini bisa menimbulkan permasalahan baru yang masuk dalam
kategori ”conflict”
6. Self-punishment
Perasaan bersalah atas apa yang telah dilakukan di masa lalu
sering kali termanifestasi dalam sebuah perilaku untuk menghukum
diri sendiri. Terapi dilakukan dengan membantu klien untuk bisa
memaafkan dirinya sendiri atas kesalahan tersebut atau yang dirasa
sebagai suatu kesalahan yang ia lakukan
7. Sugesstion/Imprint
Imprint adalah sebuah kepercayaan/belief yang ditanamkan ke
pikiran klien, biasanya oleh figur yang oleh klien dipandang memiliki
otoritas. Seorang wanita berumur 40 an tahun menderita batuk puluhan
tahun. Tak ada pengobatan yang bisa menyembuhkan batuknya.
Akhirnya ia pun mencoba hipnoterapi dan setelah dilakukan
hipnoanalisis akhirnya terungkap pada saat ia berusia 4 tahun ia sedang
terbaring di ranjang rumah sakit. Ia menderita batuk yang sangat parah.
Ayah ibunya ada di sisi ranjangnya saat seorang dokter mengatakan
bahwa ia tak akan pernah sembuh dari batuknya. Perkataan dokter ini
langsung membuatnya ketakutan dan saat itulah perkataan sang dokter
menjadi sebuah kebenaran yang diterima pikiran bawah sadarnya.
12
mengeluarkan kortisol dan adrenalin. Hormon ini akan menyebabkan
denyut jantung lebih cepat, meningkatnya tekanan darah, mengubah
pencernaan dan meningkatkan level glukosa dalam aliran darah. Saat
krisis telah lewat maka tubuh akan kembali normal lagi. Masalahnya,
bila kondisi ini berlangsung terus-menerus, maka hormon-hormon tadi
bisa mengganggu kemampuan mengingat dan belajar sehingga kita
rentan depresi.
2. Sistem Kardiovaskuler
Stress akut – yaitu stress yang sementara saja seperti stress ketika
terjadi kemacetan lalulintas – akan menyebabkan meningkatnya denyut
jantung dan kontraksi yang berlebihan pada audan otot jantung
mengalami pelebaran, menyebabkan suplai darah yang terlalu
berlebihan kepada beberapa bagian tubuh. Apabila episode ini
berlanjut lagi maka akan menyebabkan peradangan pada arteri
koroner, yang bisa mengarah pada serangan jantung.
3. Sistem Pernafasan
13
tarikan nafas panjang, dan dapat menjadi suatu kebiasaan, seperti ada
orang yang mengisap rokok bila ia tegang, yang lain mulai bernafas
panjang. Kecemasan dapat menggangu ritme pernapasan dan diketahui
juga dapat menimbulkan serangan asma. Stimuli emosi bersama
dengan alergi penderita menimbulkan kontruksi bronkoli bila sistem
saraf vegetatif juga tidak stabil dan mudah terangsang.
Nyeri otot atau mialgi sering terdapat dalam praktek. Kecuali hawa
dan pekerjaan, maka faktor emosi memegang peranan yang penting
dalam menimbulkannya. Karena tekanan psikologik, maka tonus otot
meninggi dan penderita mengeluh nyeri kepala, kaku kuduk dan nyeri
punggung bawah. Ketegangan otot dapat menyebabkan ketegangan
sekitar sendi dan menimbulkan nyeri sendi.
Kerongkongan
14
alkohol, hal ini akan menyebabkan perasaan terbakar pada dada
(heartburn) ataupun naiknya asam lambung ke atas (reflux).
Perut
Usus
6. Sistem Endokrin
7. Sistem Reproduksi
15
Pada wanita, stress bisa menyebabkan tidak menstruasi lagi
ataupun siklus menstruasi yang tidak teratur, dan bahkan periode
menstruasi dengan rasa sakit. Stress juga mengurangi gairah seksual.
8. Kulit
2. Terapi Perilaku
16
bahwa berbagai respon atau reaksi yang dikendalikan oleh sistem
syaraf otonam sebenarnya dapat diatur sendiri oleh individu melalui
operant conditioning. Biofeedback mempergunakan instrumen
sehingga individu dapat mengenali adanya perubahan psikologis dan
fisik pada dirinya dan kemudian berusaha untuk mengatur reaksinya.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
19