Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA TN.

DENGAN KASUS ANEMIA DI WISMA ANGGREK

PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA

BANJARBARU

Nama : Ahdiat Shobari

NPM : 04005

Tingkat/Smester : II/IV

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

PROGRAM NERS. A

TAHUN AJARAN

2005 / 2006
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Ahdiat Shobari

NPM : 04005

Tingkat/Smester : II/IV

Judul Askep : ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA TN. S

DENGAN KASUS ANEMIA DIWISMA ANGGREK

PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI

SEJAHTERA BANJARBARU

Telah dikonsultasikan dan disetujui pada:

Hari : Rabu

Tanggal : 09 Agustus 2006

Menyetujui

Pembimbing Akademik Pembimbing Praktek

Muhsinin., S,Kep.Ns H. Marsuddin Noor

NIP. 170017371
KONSEP DASAR KASUS
ANEMIA

 Anemia yaitu suatu keadaan dimana kadar Hb atau hitung eritrosit rendah dari
harga normal. Dikatakan sebagai anemia apabila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41 % pada
pria, pada wanita Hb < 12 g/dl dan Ht < 37 %.
 Gejala-gejala anemia yaitu:
- Cepat lelah
- Takikardi
- Palpitasi
- Takipnea pada latihan fisik
- Malaise
- Konjungtiva anemis
- Membran mukosa kering
- Sakit kepala, pusing
- Ekstremitas dingin
- Kulit pucat
 Patofisiologi anemia terdiri dari:
1. Penurunan Poduksi : anemia defisiensi, anemia aplastik, dll
2. Peningkatan penghancuran : anemia karena perdarahan, anemia hemolitik, dll
 Pembagian Anemia:
1. Anemia mikrositik hipokrom
a. Anemia defisiensi besi
b. Anemia penyakit krinik
2. Anemia Makroitik
a. Defisiensi Vit B12
b. Defisiensi Asam folat
3. Anemia karena perdarahan
4. Anemia Hemolitik
5. Anemia Aplastik
 Etiologi
Berdasarkan jenis anemia:
- Anemia defisiensi besi dikarenakan oleh perdarahan kronik, bisa oleh
cacing tambang bila disertai nutrisi bisa menyebabkan anemia. Faktor lain
adalah diet yang tidak mencukupi, absorbsi yang menurun, kebutuhan
yang meningkat pada kehamilan, laktasi, dll.
- Anemia pada penyakit kronis dikarenakan bebagai penyakit infeksi seperti
infeksi ginjal, paru (bronchitis), abses, empiema, inflamasi kronis, seperti
arthritis rheumatoid, neoplasma seperti limfoma malignum dan nekrosis
jaringan.
- Anemia Pernisiosa disebabkan karena kekurangan vitamin B12.
- Anemia defisiensi asam folat disebabkan kekurangan asam folat.
- Anemia karena perdarahan disebabkan karena perdarahan akut atau kronis
- Anemia hemolitik disebabkan karena sun-sum tulang yang tidak mampu
mengatasi usia sel darah merah sangat pendek atau bila kemampuannya
terganggu.
- Anemia aplastik disebabkan ketidak sanggupan sum-sum tulang untuk
membentuk sel-sel darah.
 Penatalaksanaan
Berdasarkan jenis-jenis anemianya:
a. Anemia defisiensi besi
- Mengatasi penyebab perdarahan klonik
- Pemberian preparat Fe
b. Anemia pada penyakit kronik
-Transfuse sel darah merah (pre)
c. Anemia pernisiosa
- Pemberian vitamin B12 1000 mg/hari, IM selama 5-7 hari 1x/ tiap bulan
d. Anemia defisiensi asam folat
- Suplement asam folat oral 1 mg/hari
e. Anemia karena perdarahan
- Mengobati perdarahan
- Pemberian preparat Fe
f. Anemia Hemolitik
- Spelenektomi
- Obat sitostasika
e. Anemia Aplastik
- Trasnsfuse darah (pre)
- atasi komplikasi dengan antibiotic
- Kortikosteroid
- Transplantasi tulang belakang
 Diagnosa yang mungkin muncul pada kasus Anemia
1. Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan komponen seluler untuk pengiriman
oksigen
2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai oksigen dan kebutuhan
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kegagalan untuk mencerna atau tidak
mampu mencerna makanan
4. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit b.d tirah baring
5. Konstipasi atau diare b.d penurunan Hb atau penurunan granulosit (respon
inflamasi tertekan).
KONSEP DASAR LANSIA

A. Pengertian
Lansia yaitu seseorang yang telah mencapai usia 55 tahun dan tidak mampu
mencari nafkah dan menerima nafkah dari orang lain (UU No. 4 tahun 1965). Lansia
yaitu seseorang yang berumur 6o tahun ke atas (UU No. 13 tahun 1998).
B. Batasan-batasan umur lansia
Menurut WHO:
a. 45 – 59 tahun : Usia pertengahan (midlle age)
b. 60 – 74 tahun : Lansia (ederly)
c. 74 – 90 tahun : Lansia tua (old age)
d. 90 > tahun : Usia sangat tua (very old age)
C. Proses menua
Menua yaitu proses hilangnya perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang dideritanya.
Proses menua merupakan kejadian / peristiwa yang alamiah yang terjadi terus-
menerus dan di mulai sejak lahir, dialami oleh semua makhluk hidup dimana setiap
individu tidak sama cepatnya.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses menua
a. Herediter
b. Nutrisi/makanan
c. Status kesehatan
d. Pengalaman hidup
e. Lingkungan
f. Stress
E. Tipe-tipe lansia
a. Lansia mandiri, seutuhnya
b. Lansia mandiri dengan bantuan keluarganya
c. Lansia dengan bantuan tidak langsung
d. Lansia dibantu oleh badan social
e. Lansia di panti werdha
f. Lansia yang dirawat di rumah sakit
g. Lansia yang menderita gangguan mental
F. Tipologi Manusia Usia Lanjut
Orang lansia dalam literature lama dibagi menjadi 2 golongan:
1. Serat Werdhatama (mangkunegoro IV)
Wong sepuh : orang tua sepi hawa nafsu, menguasai ilmu “Dwi Tunggal” Yakni
mampu membedakan antara baik dan buruk, antara sejati dan palsu, antara tuhan
dan kawulannya.
Tua Sepah : Orang tua kosong, tidak tahu rasa, bicara muluk-muluk tanpa isi,
tingkah lakunya dibuat-buat dan berlebihan serta memalukan.
2. Serat Kalatida (Ronggo Warsito)
Orang yang berbudi sentosa : orang tua yang meskipun diridhoi Tuhan dengan
rezeki tapi tetap berusaha ingat dan waspada.
Orang tua yang lemah : Orang tua yang putus asa, menjauhkan diri dari dunia
supaya dapat kasih saying dari tuhan.
G. Tipe lanjut usia zaman pembangunan
- Tipe arif bijaksana : Kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan dengan
perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana,
dermawan, memenuhi undangan dan menjadi panutan.
- Tipe mandiri : Mengganti kegiatan-kegiatan yang hilang dengan kegiatan
baru, selektif dalam mencari pekerjaan, teman pergaulan, undangan.
- Tipe tidak puas : Konflik lahir batin menentang proses ketuaan yang
menyebabkan kehilangan kecantikan, kehuilangan daya tarik jasmaniyah,
kehilangan kekuasaan, jabatan, status, teman yang disayangi, pemarah, tidak
sabar, mudah tersinggung, menuntut, sulit dilayani dan pengkritik.
- Tipe pasrah : Menerima dan menunggu nasib baik, mempunyai konsep-
konsep “habis gelap terbitlah terang” beribadah, ringan kaki, pekerjaan apapun
dilakukan.
- Tipe bingung : Kaget, hilang kepribadian, mengasingkan diri, merasa
minder, menyesal, pasif, acuh tak acuh.
Orang usia lanjut dapat pula dikelompokkan dalam beberapa tahap yang
tergantung kepada karakter, pengalaman kehidupannya, lingkungan, kondisi fisik, mental,
social dan ekonominya. Tipe ini antara lain :
A. Tipe optimis, santai dan riang (tipe kursi goyang)
B. Tipe militant dan serius
C. Tipe marah dan frustasi
D. Tipe putus asa (benci pada diri sendiri).
 Penyakit lanjut usia di Indonesia
Meliputi:
 Penyakit pencernaan makanan
 Penyakit kardiovaskuler dan pembuluh darah
 Penyakit system pernafasan
 Penyakit system urogenital
 Ganguan metabolic/endokrin
 Penyakit pada persendian dan tulang
 Penyakit yang disebabkan oleh proses keganasan misalnya makanan,
kebiasaan hidup yang salah, infeksi, trauma, dll.
 Tujuan perawatan lansia
 Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dari mereka
yang usianya telah lanjut dengan jalan perawatan dan pencegahan.
 Membantu mempertahankan serta membesarkan daya
hidup atau semangat hidup lansia.
 Menolong dan merawat klien lansia yang menderita
penyakit atau ganguan tertentu.
 Merangsang para petugas kesehatan untuk dapat mengenal
dan mendiagnosa yang tepat dan dini bila mereka menjumpai suatu
kelainan tertentu.
 Mencari uapaya semaksimal mungkin agar para lansia yang
menderita penyakit masih dapat mempertahankan kebebasan yang
maksimal tanpa perlu suatu pertolongan.

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA


DIPANTI TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA
BANJARBARU

I. PENGKAJIAN
A. Identitas
Nama : Tn. S
Umur : 60 thn
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : Tidak pernah bersekolah (buta huruf)
Agama : Islam
Status Perkawinan : Tidak Kawin
Suku / bangsa : Banjar / Indonesia
Alamat : Desa Aluan mati seberang, kec. Batu benawa kab.
Dati II. HST.

B. Riwayat Masuk Panti


Menurut klien, klien diantarkan oleh pembakal barabai untuk masuk panti,
hal tersebut mengingat bahwa klien sudah tua dan tidak dapat mencari nafkah
sendiri, dan juga klien ini hidupnya terlantar setelah ditinggal kedua orang tua
klien meninggal dunia, dan klien tidak mempunyai anak dan isteri
dikarenakan klien tidak pernah menikah. Jadi menurut cerita klien sekarang
klien hidup sebatang kara.

C. Sosialisasi
1. Hubungan klien dengan petugas / mahasiswa
Hubungan klien dengan petugas / mahasiswa dip anti werdha terbina
dengan baik. Klien merasa senang apabila mahasiswa mengajaknya bicara,
dan klien dapat kooperatif dengan mahasiswa.

2. Hubungan dengan teman sekamar


Hubungan klien dengan teman sekamar baik dan klien merasa senang
dengan teman sekamar klien dan klien tidak pernah merasa terganggu dengan
keberadaan teman sekamarnya.
3. Hubungan dengan teman sewisma
Klien dapat berinteraksi dengan baik dengan beberapa teman sewisma,
tetapi tidak semuanya, klien merasa senang berada diwisma.

D. Status Mental
1. Fungsi Kognitif
a. Daya ingat jangka panjang
Klien masih mampu mengingat dan menceritakan kehidupan masa
lalunya, klien mengatakan klien tidak pernah punya isteri dan tidak
pernah menikah. Dan waktu dulu klien pernah bekerja membantu orang
tua klien sebagai petani.
b. Daya ingat jangka pendek
Klien mampu mengingat kegiatan sehari-hari seperti ceramah
agama, pengajian, dan klien mampu mengingat apa yang baru saja klien
makan.
c. Pengetahuan sederhana
Klien mampu menjumlah hitungan-hitungan sederhana dan mampu
mengingat hari, tanggal, dan tahun saat ini.

E. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


1. Status kesehatan
Klien mengatakan dulu klien pernah terkana penyakit malaria, dan
sebelumnya tidak pernah menderita penyakit seperti yang dideritanya saat
ini nyeri di kaki, punggung, kepala pusing, mata berkunang-kunang.
2. Faktor Resiko Terjadinya Masalah Kesehatan
Pengetahuan yang kurang, kamar yang tidak tetata rapid an kotor,
jendela jarang di buka, baju yang tidak dilipat dan berserakan diatas
ranjang, dan kebiasaan klien menyimpan benda-benda yang tidak penting
seperti kertas dan plastik.

F. Riwayat Spritual
Klien sekarang sudah tidak bisa solat lagi dikarenakan kondisi fisiknya,
ekstrimitas atas dan bawah mengalami kelemahan, tetapi klien masih bisa
mengikuti cermah agama dan pengajian yang diadakan pada hari rabu).

G. Kondisi Lingkungan Tempat Tinggal Panti


Klien tinggal dilingkungan panti menempati wisma anggrek, wisma ini
ditempati oleh 6 orang dengan jumlah kamar 5 buah dengan ukuran 3x3, 2
kamar mandi dan 2 buah WC. Klien tinggal dengan temannya yang lebih tua,
letak kamarnya berdekatan dengan WC dan kamar mandi.
Ruang klien tampak kotor, tempat tidur tidak dirapikan, baju-baju tidak
dilipat rapi, kamar klien tampak jarang dibersihkan, sehingga terlihat kotor
dan bau, WC dan kamar mandi diwisma licin karena jarang sekali di
bersihkan.
Meja makan pun tampak kotor dan banyak lalat-lalat berterbangan. Aroma
didalam ruangan wisma pun tercium bau yang tidak enak.

H. Pola Kebiasaan Sehari-hari


1. Pola Nutrisi
Klien makan 3x sehari dengan nasi + sayur + ikan dan buah-
buahan. Klien makan terkadang habis dan terkadang tidak menghabiskan
makanan dan diselingi kue-kue, minum 5-6 gelas per hari.
2. Pola Personal Hygiene
Klien mani tidak menentu, kadang mandi kadang tidak mandi
seharian. Dan klien sekarang tidak pernah menggosok gigi.

3. Pola Istirahat dan Tidur


Klien tidur pada malam hari mulai jam 21.00 – 06.00 wita, kadang-
kadang terbangun tengah malam untuk BAK. Klien mengatakan jarang tidur
siang dan biasanya menghabiskan waktu duduk-duduk didepan panti.
4. Pola Eliminasi
Frekuensi BAB tidak menentu kadang tidak BAB sampai berhari-
hari. Klien pergi sendirian ke WC yang berada disebelah kamar, klien
mengeluh keras mengeluarkan kotoran pada saat BAB.
5. Pola Aktivitas dan Latihan
Klien hanya mengikuti kegiatan ceramah agama yang diadakan
setiap hari rabu dan tidak mengikuti kegiatan lainnya berhubungan dengan
keterbatasan aktivitas dan gerak.
6. Pola Kebiasaan yang Mempengaruhi Kesehatan
Jendela yang jarang dibuka dan kebiasaan klien menyimpan
barang-barang yang tidak penting, baju-baju yang tidak dilipat, kasur yang
jarang di jemur.
7. Body Protection
Klien tinggal didalam kamar dan tidur apabila dia ngantuk atau
cuaca dingin dan memakai pakaian bebas serta duduk didepan wisma bila
klien merasa kepanasan.
8. Psikososial
Klien jarang berkumpul dengan teman-temannya yang tinggal
diwisma, kecuali beberapa teman klien saja. Klien merasa senang apabila
ada yang mengunjunginya seperti mahasiswa yang sedang praktek.
9. Sexualitas
Klien berjenis kelamin laki-laki dan tidak pernah menikah.

I. Pengkajian Fisik
1. Sistem Penglihatan
Mata klien strabismus pada kedu belah matanya, terdapat sedikit
secret, fungsi penglihatan klien kurang baik. Klien tidak menggunakan alat
Bantu penglihatan.
2. Sistem Pendengaran
Struktur teling kiri dan kanan simetris, tetapi terdapat secret, fungsi
pendengaran agak terganggu, perawat harus bicara dengan suara keras
dengan klien, klien tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
3. Pengkajian Fisik
Keadaan umum klien compos mentis (berorientasi pada waktu,
orang dan tempat)
Pemeriksaan TTV :
TD : 90/60 mmHg
N : 68 x/menit
P : 20 x/menit
4. Sistem Bicara
Klien mampu berkomunikasi dengan baik, pembicaraan klien
dapat dimengerti dengan jells, apabila ditanya klien menjawab dengan
antusias.
5. Sistem Pernadasan
Struktur dada simetris frekuensi nafas teratur tidak ada bunyi nafas
dan klien tidak menggunakan otot bantu nafas.
6. Sistem Kardiovaskuler
Pada pengkajian jantung, bunyi jantung tambahan tidak ada,
frekuensi denyut jantung teratur.
7. Sistem Syaraf Pusat
Fungsi saraf pusat masih baik, penglihatan masih baik,
pendengaran masih baik, penciuman masih bagus klien dapat membedakan
bau farfum dan balsem, fungsi pengecapan masih baik karena dapat
membedakan rasa manis dan asin, klien lebih senang udara hangat dari pada
udara dingin karena klien tidak tahan dengan udara dingin.
8. Sistem Endokrin
Klien mengatakan sekarang sudah tidak berkeringat lagi, tidak ada
gangren dank lien mengatakan klien menyadari bahwa fungsi tubuhnya
sebagian sudah banyak mengalami kemunduran.
9. Sistem Urogenital
Tidak ada kelainan pada genetalia dan reproduksi, tidak terdapat
hemoroid pada rectum, tidak ada lesi dan benjolan pada genetelia, tidak ada
peradangan pada genetelia.
10. Sistem Integumen
Warna kulit sawo mateng, kulit terlihat kotor, turgor kulit tidak
bagus (pada saat dicubit lambat kembali) karena proses menua, tidak ada
tanda-tanda infeksi dan peradangan, kuku tampak kotor dan panjang.
11. Sistem Pencernaan
Keadaan mulut tidak bersih, gigi masih ada beberapa buah, gigi
tampak kotor karena jarang disikat tidak ada tanda-tanda peradangan dan
stomatitis, fungsi mengunyah terganggu apabila klien makan yang keras
tidak bisa memakan nya, dan makanan yang masuk kemulut hanya di isap
kemudian langsung di telan. Klien tidak menggunakan gigi palsu.
12. Sistem Muskuluskeletal
Struktur ekstrimitas atas dan bawah tidak normal, ada kelainan
bentuk tulang (tangan, punggung, kaki), klien memakai alat bantu tongkat
untuk membantu menopang berat tubuhnya dan klien tampak berjalan
perlahan dan berhati-hati.
13. Sistem Hematologi
Sirkulasi perifer tidak bagus, klien tampak sianosis atau anemis,
konjungtiva anemis, kaki teraba dingin.

II. ANALISA DATA

NO DATA OBJEKTIF DAN ETIOLOGI PROBLEM


SUBJEKTIF
1. DS :
 Klien mengatakan badannya Pusing, lemas dan Resiko tinggi
pegal-pegal, kepala pusing, proses degeneratif cidera
badan lemas dan mata
berkunang-kunang.
DO :
TD : 90/60 mmHg
N : 68 x/menit
R : 20 x/menit
T : 36 0 C
 Bila keluhan muncul klien
berbaring dikamarnya.

2. DS :
 Klien mengatakan malas Gangguan Menarik diri
berbicara / bercerita dengan lingungan sekunder terhadap
teman satu wisma. perubahan dalam
DO : pola social.

 Klien jarang terlihat


berbicara dengan teman satu
wisma.
 Klien terlihat tidak pernah
berkunjung ke wisma lain.

Prioritas Masalah :
1. Resiko tinggi cidera b.d pusing dan lemas.
2. Menarik diri sekunder terhadap perubahan pola social b.d ganguan lingkungan social.
II. DAFTAR MASALAH
NO Diagnosa Keperawatan Tanggal Muncul Tanggal Teratasi
1. Resiko tinggi cidera b.d pusing, 2 Agustus 06
lemas, dan proses degeneratif.
Ditandai oleh :
DS :
 Klien mengatakan badannya
pegal-pegal, kepala pusing
dan terasa lemas.
DO :
TTV :
TD : 90/60 mmHg
N : 68 x/menit
R : 20 x/menit
S : 36 0 C
 Bika keluhan muncul klien
berbaring dikamarnya.
2. Menarik diri sekunder tehdap
perubahan pola sisial b.d gangguan 2 Agustus 06
lingkungan.
Ditandai dengan :
DS :
 Klien mengatakan malas
berbicara atau bercerita
dengan teman satu wisma.
DO :
 Klien jarang terlihat
berbicara dengan teman satu
wisma
 Klien tidak pernah
berkunjung ke wisma lain.
III. RENCANA KEPERAWATAN

NO Hari/ tgl DX Tujuan Intervensi Rasional


1. Kamis I - Cidera tidak 1. Kaji tingkat 1. Mengetahui
3 agts06 terjadi. kemampuan klien sejauh mana klien
- Pusing, lemas, dan dalam berjalan. dapat berjalan.
badan pegal-pegal
berkurang atau 2. Anjurkan klien 2. Menimbulkan
hilang. agar berjalan hati- sikap waspada
- Keluhan tidak hati. pada klien.
muncul lagi.
- klien segar. 3. Jelaskan pada 3. Makanan sehat
klien tentang dan susu dapat
pentingnya meningkatkan
makanan sehat dan daya tahan tubuh,
multivitamin. menghilangkan
lemas dan pusing.

4. Bantu aktivitas 4. Aktivitas yang


klien bila keluhan dibantu dapat
muncul. menghambat
energi klien.

5. Kolaborasi 5. Menghilangkan
tentang pemberian keluhan pegal-
supplement dan pegal, pusing dan
multivitamin. lemas.
2. Kamis II 1. Hubungan social 1. Kaji kemampuan 1. Mengetahui
3 agts06 klien akan klien dalam sejauh mana
terpenuhi dengan berhubungan social. tingkat hubungan
criteria: social klien
- Klien dapat diwisma atau
berinteraksi lebih dipanti.
banyak dengan
sesama penghuni 2. Lakukan 2. membina
wisma dan panti. pendekatan dan hubungan baik
- klien dapat perbanyak kontak dan saling percaya
berbicara dan dengan klien serta dengan klien.
bercerita banyak bina hubungan
dengan teman nya. saling percaya.

3. Berikan support 3. Untuk


mental. meningkatkan
rasa percaya diri
klien.

4. Ajak klien duduk 4.Mensosialisasik


berkumpul bersama an klien dengan
penghuni wisma penghuni wisma
lain sambil ngobrol lain.
dan bercerita.

5. Ajak dan temani 5. Meningkatkan


klien berkunjung ke hubungan dengan
wisma lain. klien diwisma
lain.

IV. IMPLEMENTASI

NO Hari/ Dx Implementasi Evaluasi


tanggal
1. Kamis I Jam 09.00 S:
3 agts06  Mengkaji tingkat  Klien mengatakan dia
kemampuan klien selalu berhati-hati
dalam berjalan. dalam berjalan ketika
Jam 09.30 mau kekamar mandi,
 Menganjurkan klien WC dan kemusola
agar berjalan hati- untuk mengikuti
hati. pengajian.
Jam 09.45  Klien mengatakan
 Menjelaskan pada mengerti pentingnya
klien tentang makanan sehat dan
pentingnya makanan minum multivitamin.
sehat dan minum  Klien mengatakan
multivitamin. apabila multivitamin
Jam 10.30 penambah darah lupa
 Mengobservasi diminum maka
apakah keluhan keluhannya muncul
muncul tiap hari. lagi.
Jam 11.00 O:
 Membantu aktivitas  Saat dijelaskan tentang
klien bila keluhan pentingnya makanan
muncul. sehat dan multivitamin
Jam 12.00 untuk menambah darah
dan tenaga klien supaya
 Mengkolaborsikan tidak lemah, pusing dan
tentang pemberian badan pegal-pegal.
multivitamin.
A:
 Masalah teratasi
sebagian.
P:
 Intervensi dilanjutkan.

2. Kamis II Jam 09.00 S:


3 agts06  Mengkaji  Klien mengatakan
kemampuan klien bahwa klien ingin
dalam berhubungan duduk dikamarnya saja
social. dan akan keluar sendiri
Jam 09.30 untuk nonton TV dan
 Melakukan kemushola.
pendekatan dan O :
memperbanyak  Klien lebih sering
kontak dengan klien berbaring sendirian di
serta bina hubungan ranjangnya
saling percaya.  Hari ini klien mengikuti
Jam 10.00 pengajian kemudian
 Memberi support nonton TV dan tidur.
mental dan A :
reinforcement  Masalah belum teratasi
(pujian) pada klien. P:
Jam 11.00  Intervensi dilanjutkan.
 Mengajak klien
duduk bersama
penghuni wisma lain
sambil ngobrol dan
saling bercerita.

Jam 12.00
 Mengajak dan
menemani klien
berkunjung ke wisma
lain.
S:
 Klien mengatakan tidak
3. Jum’at I Jam 09.00 pusing lagi, tetapi
4 agts06  Mengobservasi terkadang pusingnya
keluhan klien tiap bisa muncul lagi, badan
hari klien tidak pegal lagi
Jam 09.30 tetapi masih terasa
 Membantu aktivitas lemas walaupun
klien bila keluhan berkurang.
muncul. O:
Jam 10.00  Klien mampu
 Kolaborasi mengikuti pengajian
pemberian dan berjalan-jalan di
multivitamin dan sekitar halaman wisma.
suplement penambah  Konjungtiva merah
darah. muda.
 TTV
- TD : 100/70
mmHg
- N : 68
x/menit
- R : 20
x/menit
- S : 36,40 C
A:
 M
asalah teratasi
sebagian.

P:
 I
Jum’at II Jam 10.15 ntervensi dihentikan.
4 agts06  Mendorong klien lain
untuk mengajak klien
berbicara. S:
Jam 11.00  K
 Mengajak klien lien mengatakan akan
duduk bersama berbicara dengan
penghuni wisma lain teman-temannya dip
sambil ngobrol san anti.
saling bercerita.  K
lien mengatakan tidak
mau berjalan-jalan
kewisma yang lain.
O:
 Setelah pulang dari
pengajian klien hanya
berdiam dikamarnya
saja.
A:
 Masalah belum teratasi.
P:
 Intervensi dihentikan.
V. CATATAN PERKEMBANGAN

NO Hari/ Dx Catatan Perkembangan Tanda Tangan


tanggal
1. Kamis I S:
3 agts06  Klien mengatakan dia
Jam selalu berhati-hati
13.00 dalam berjalan dan
kekamar mandi, WC.
 Klien mengatakan
pentingnya makanan
sehat dan
multivitamin.
 Klien mengatakan
bila multivitamin
tambah darahnya
habis maka
keluhannya muncul
lagi.
O:
 Saat dijelaskan
tentang pentingnya
makanan sehat dan
multivitamin untuk
penambah darah dan
tenaga supaya tidak
pusing dan lemas
klien mengerti.
A:
 Masalah teratasi
sebagian.
P:
 Intevensi dilanjutkan.

2. Kamis II S:
3 agts06  Klien mengatakan
Jam bahwa klien ingin
13.30 duduk dikamarnya
dan akan keluar
sendiri untuk n onton
TV dan ke mushola.
O:
 Klien lebih sering
barbering
dikamarnya.
 Hari ini klien
mengikuti pengajian
dan kemudian nonton
TV dan tidur.
A:
 Masalah belum
teratasi.
P:
 Intervensi di
lanjutkan.

3. Jum’at I S:
4 agts06  Klien mengatakan
Jam sudah tidak pusing
13.00 lagi, dan tidak pegal
lagi, tetapi badan
klien masih agak
lemas.
O:
 Klien mampu
berjalan ke moshola
dan berjalan di
sekitar panti.
 Konungtiva merah
muda.
 TTV
- TD : 100/70
mmHg
- N : 68
x/menit
- R : 20
x/menit
- S : 36,4 0C
4. Jum’at II A : Masalah teratasi sebagian
4 agts06 P : Intervensi dihentikan.
Jam
13.30 S:
 Klien mengatakan
akan berbicara
dengan teman satu
panti.
 Klien mengatakan
tidak mau berjalan
ke wisma lain.

O:
 Setelah klien pulang
dari mushola klien
hanya berdiam di
kamar saja.
A:
 Masalah belum
teratasi.
P:
 Intervensi dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai