Calek Rovinsi
Calek Rovinsi
BANJARBARU
NPM : 04005
Tingkat/Smester : II/IV
MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
PROGRAM NERS. A
TAHUN AJARAN
2005 / 2006
LEMBAR PERSETUJUAN
NPM : 04005
Tingkat/Smester : II/IV
SEJAHTERA BANJARBARU
Hari : Rabu
Menyetujui
NIP. 170017371
KONSEP DASAR KASUS
ANEMIA
Anemia yaitu suatu keadaan dimana kadar Hb atau hitung eritrosit rendah dari
harga normal. Dikatakan sebagai anemia apabila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41 % pada
pria, pada wanita Hb < 12 g/dl dan Ht < 37 %.
Gejala-gejala anemia yaitu:
- Cepat lelah
- Takikardi
- Palpitasi
- Takipnea pada latihan fisik
- Malaise
- Konjungtiva anemis
- Membran mukosa kering
- Sakit kepala, pusing
- Ekstremitas dingin
- Kulit pucat
Patofisiologi anemia terdiri dari:
1. Penurunan Poduksi : anemia defisiensi, anemia aplastik, dll
2. Peningkatan penghancuran : anemia karena perdarahan, anemia hemolitik, dll
Pembagian Anemia:
1. Anemia mikrositik hipokrom
a. Anemia defisiensi besi
b. Anemia penyakit krinik
2. Anemia Makroitik
a. Defisiensi Vit B12
b. Defisiensi Asam folat
3. Anemia karena perdarahan
4. Anemia Hemolitik
5. Anemia Aplastik
Etiologi
Berdasarkan jenis anemia:
- Anemia defisiensi besi dikarenakan oleh perdarahan kronik, bisa oleh
cacing tambang bila disertai nutrisi bisa menyebabkan anemia. Faktor lain
adalah diet yang tidak mencukupi, absorbsi yang menurun, kebutuhan
yang meningkat pada kehamilan, laktasi, dll.
- Anemia pada penyakit kronis dikarenakan bebagai penyakit infeksi seperti
infeksi ginjal, paru (bronchitis), abses, empiema, inflamasi kronis, seperti
arthritis rheumatoid, neoplasma seperti limfoma malignum dan nekrosis
jaringan.
- Anemia Pernisiosa disebabkan karena kekurangan vitamin B12.
- Anemia defisiensi asam folat disebabkan kekurangan asam folat.
- Anemia karena perdarahan disebabkan karena perdarahan akut atau kronis
- Anemia hemolitik disebabkan karena sun-sum tulang yang tidak mampu
mengatasi usia sel darah merah sangat pendek atau bila kemampuannya
terganggu.
- Anemia aplastik disebabkan ketidak sanggupan sum-sum tulang untuk
membentuk sel-sel darah.
Penatalaksanaan
Berdasarkan jenis-jenis anemianya:
a. Anemia defisiensi besi
- Mengatasi penyebab perdarahan klonik
- Pemberian preparat Fe
b. Anemia pada penyakit kronik
-Transfuse sel darah merah (pre)
c. Anemia pernisiosa
- Pemberian vitamin B12 1000 mg/hari, IM selama 5-7 hari 1x/ tiap bulan
d. Anemia defisiensi asam folat
- Suplement asam folat oral 1 mg/hari
e. Anemia karena perdarahan
- Mengobati perdarahan
- Pemberian preparat Fe
f. Anemia Hemolitik
- Spelenektomi
- Obat sitostasika
e. Anemia Aplastik
- Trasnsfuse darah (pre)
- atasi komplikasi dengan antibiotic
- Kortikosteroid
- Transplantasi tulang belakang
Diagnosa yang mungkin muncul pada kasus Anemia
1. Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan komponen seluler untuk pengiriman
oksigen
2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai oksigen dan kebutuhan
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kegagalan untuk mencerna atau tidak
mampu mencerna makanan
4. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit b.d tirah baring
5. Konstipasi atau diare b.d penurunan Hb atau penurunan granulosit (respon
inflamasi tertekan).
KONSEP DASAR LANSIA
A. Pengertian
Lansia yaitu seseorang yang telah mencapai usia 55 tahun dan tidak mampu
mencari nafkah dan menerima nafkah dari orang lain (UU No. 4 tahun 1965). Lansia
yaitu seseorang yang berumur 6o tahun ke atas (UU No. 13 tahun 1998).
B. Batasan-batasan umur lansia
Menurut WHO:
a. 45 – 59 tahun : Usia pertengahan (midlle age)
b. 60 – 74 tahun : Lansia (ederly)
c. 74 – 90 tahun : Lansia tua (old age)
d. 90 > tahun : Usia sangat tua (very old age)
C. Proses menua
Menua yaitu proses hilangnya perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang dideritanya.
Proses menua merupakan kejadian / peristiwa yang alamiah yang terjadi terus-
menerus dan di mulai sejak lahir, dialami oleh semua makhluk hidup dimana setiap
individu tidak sama cepatnya.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses menua
a. Herediter
b. Nutrisi/makanan
c. Status kesehatan
d. Pengalaman hidup
e. Lingkungan
f. Stress
E. Tipe-tipe lansia
a. Lansia mandiri, seutuhnya
b. Lansia mandiri dengan bantuan keluarganya
c. Lansia dengan bantuan tidak langsung
d. Lansia dibantu oleh badan social
e. Lansia di panti werdha
f. Lansia yang dirawat di rumah sakit
g. Lansia yang menderita gangguan mental
F. Tipologi Manusia Usia Lanjut
Orang lansia dalam literature lama dibagi menjadi 2 golongan:
1. Serat Werdhatama (mangkunegoro IV)
Wong sepuh : orang tua sepi hawa nafsu, menguasai ilmu “Dwi Tunggal” Yakni
mampu membedakan antara baik dan buruk, antara sejati dan palsu, antara tuhan
dan kawulannya.
Tua Sepah : Orang tua kosong, tidak tahu rasa, bicara muluk-muluk tanpa isi,
tingkah lakunya dibuat-buat dan berlebihan serta memalukan.
2. Serat Kalatida (Ronggo Warsito)
Orang yang berbudi sentosa : orang tua yang meskipun diridhoi Tuhan dengan
rezeki tapi tetap berusaha ingat dan waspada.
Orang tua yang lemah : Orang tua yang putus asa, menjauhkan diri dari dunia
supaya dapat kasih saying dari tuhan.
G. Tipe lanjut usia zaman pembangunan
- Tipe arif bijaksana : Kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan dengan
perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana,
dermawan, memenuhi undangan dan menjadi panutan.
- Tipe mandiri : Mengganti kegiatan-kegiatan yang hilang dengan kegiatan
baru, selektif dalam mencari pekerjaan, teman pergaulan, undangan.
- Tipe tidak puas : Konflik lahir batin menentang proses ketuaan yang
menyebabkan kehilangan kecantikan, kehuilangan daya tarik jasmaniyah,
kehilangan kekuasaan, jabatan, status, teman yang disayangi, pemarah, tidak
sabar, mudah tersinggung, menuntut, sulit dilayani dan pengkritik.
- Tipe pasrah : Menerima dan menunggu nasib baik, mempunyai konsep-
konsep “habis gelap terbitlah terang” beribadah, ringan kaki, pekerjaan apapun
dilakukan.
- Tipe bingung : Kaget, hilang kepribadian, mengasingkan diri, merasa
minder, menyesal, pasif, acuh tak acuh.
Orang usia lanjut dapat pula dikelompokkan dalam beberapa tahap yang
tergantung kepada karakter, pengalaman kehidupannya, lingkungan, kondisi fisik, mental,
social dan ekonominya. Tipe ini antara lain :
A. Tipe optimis, santai dan riang (tipe kursi goyang)
B. Tipe militant dan serius
C. Tipe marah dan frustasi
D. Tipe putus asa (benci pada diri sendiri).
Penyakit lanjut usia di Indonesia
Meliputi:
Penyakit pencernaan makanan
Penyakit kardiovaskuler dan pembuluh darah
Penyakit system pernafasan
Penyakit system urogenital
Ganguan metabolic/endokrin
Penyakit pada persendian dan tulang
Penyakit yang disebabkan oleh proses keganasan misalnya makanan,
kebiasaan hidup yang salah, infeksi, trauma, dll.
Tujuan perawatan lansia
Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dari mereka
yang usianya telah lanjut dengan jalan perawatan dan pencegahan.
Membantu mempertahankan serta membesarkan daya
hidup atau semangat hidup lansia.
Menolong dan merawat klien lansia yang menderita
penyakit atau ganguan tertentu.
Merangsang para petugas kesehatan untuk dapat mengenal
dan mendiagnosa yang tepat dan dini bila mereka menjumpai suatu
kelainan tertentu.
Mencari uapaya semaksimal mungkin agar para lansia yang
menderita penyakit masih dapat mempertahankan kebebasan yang
maksimal tanpa perlu suatu pertolongan.
I. PENGKAJIAN
A. Identitas
Nama : Tn. S
Umur : 60 thn
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : Tidak pernah bersekolah (buta huruf)
Agama : Islam
Status Perkawinan : Tidak Kawin
Suku / bangsa : Banjar / Indonesia
Alamat : Desa Aluan mati seberang, kec. Batu benawa kab.
Dati II. HST.
C. Sosialisasi
1. Hubungan klien dengan petugas / mahasiswa
Hubungan klien dengan petugas / mahasiswa dip anti werdha terbina
dengan baik. Klien merasa senang apabila mahasiswa mengajaknya bicara,
dan klien dapat kooperatif dengan mahasiswa.
D. Status Mental
1. Fungsi Kognitif
a. Daya ingat jangka panjang
Klien masih mampu mengingat dan menceritakan kehidupan masa
lalunya, klien mengatakan klien tidak pernah punya isteri dan tidak
pernah menikah. Dan waktu dulu klien pernah bekerja membantu orang
tua klien sebagai petani.
b. Daya ingat jangka pendek
Klien mampu mengingat kegiatan sehari-hari seperti ceramah
agama, pengajian, dan klien mampu mengingat apa yang baru saja klien
makan.
c. Pengetahuan sederhana
Klien mampu menjumlah hitungan-hitungan sederhana dan mampu
mengingat hari, tanggal, dan tahun saat ini.
F. Riwayat Spritual
Klien sekarang sudah tidak bisa solat lagi dikarenakan kondisi fisiknya,
ekstrimitas atas dan bawah mengalami kelemahan, tetapi klien masih bisa
mengikuti cermah agama dan pengajian yang diadakan pada hari rabu).
I. Pengkajian Fisik
1. Sistem Penglihatan
Mata klien strabismus pada kedu belah matanya, terdapat sedikit
secret, fungsi penglihatan klien kurang baik. Klien tidak menggunakan alat
Bantu penglihatan.
2. Sistem Pendengaran
Struktur teling kiri dan kanan simetris, tetapi terdapat secret, fungsi
pendengaran agak terganggu, perawat harus bicara dengan suara keras
dengan klien, klien tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
3. Pengkajian Fisik
Keadaan umum klien compos mentis (berorientasi pada waktu,
orang dan tempat)
Pemeriksaan TTV :
TD : 90/60 mmHg
N : 68 x/menit
P : 20 x/menit
4. Sistem Bicara
Klien mampu berkomunikasi dengan baik, pembicaraan klien
dapat dimengerti dengan jells, apabila ditanya klien menjawab dengan
antusias.
5. Sistem Pernadasan
Struktur dada simetris frekuensi nafas teratur tidak ada bunyi nafas
dan klien tidak menggunakan otot bantu nafas.
6. Sistem Kardiovaskuler
Pada pengkajian jantung, bunyi jantung tambahan tidak ada,
frekuensi denyut jantung teratur.
7. Sistem Syaraf Pusat
Fungsi saraf pusat masih baik, penglihatan masih baik,
pendengaran masih baik, penciuman masih bagus klien dapat membedakan
bau farfum dan balsem, fungsi pengecapan masih baik karena dapat
membedakan rasa manis dan asin, klien lebih senang udara hangat dari pada
udara dingin karena klien tidak tahan dengan udara dingin.
8. Sistem Endokrin
Klien mengatakan sekarang sudah tidak berkeringat lagi, tidak ada
gangren dank lien mengatakan klien menyadari bahwa fungsi tubuhnya
sebagian sudah banyak mengalami kemunduran.
9. Sistem Urogenital
Tidak ada kelainan pada genetalia dan reproduksi, tidak terdapat
hemoroid pada rectum, tidak ada lesi dan benjolan pada genetelia, tidak ada
peradangan pada genetelia.
10. Sistem Integumen
Warna kulit sawo mateng, kulit terlihat kotor, turgor kulit tidak
bagus (pada saat dicubit lambat kembali) karena proses menua, tidak ada
tanda-tanda infeksi dan peradangan, kuku tampak kotor dan panjang.
11. Sistem Pencernaan
Keadaan mulut tidak bersih, gigi masih ada beberapa buah, gigi
tampak kotor karena jarang disikat tidak ada tanda-tanda peradangan dan
stomatitis, fungsi mengunyah terganggu apabila klien makan yang keras
tidak bisa memakan nya, dan makanan yang masuk kemulut hanya di isap
kemudian langsung di telan. Klien tidak menggunakan gigi palsu.
12. Sistem Muskuluskeletal
Struktur ekstrimitas atas dan bawah tidak normal, ada kelainan
bentuk tulang (tangan, punggung, kaki), klien memakai alat bantu tongkat
untuk membantu menopang berat tubuhnya dan klien tampak berjalan
perlahan dan berhati-hati.
13. Sistem Hematologi
Sirkulasi perifer tidak bagus, klien tampak sianosis atau anemis,
konjungtiva anemis, kaki teraba dingin.
2. DS :
Klien mengatakan malas Gangguan Menarik diri
berbicara / bercerita dengan lingungan sekunder terhadap
teman satu wisma. perubahan dalam
DO : pola social.
Prioritas Masalah :
1. Resiko tinggi cidera b.d pusing dan lemas.
2. Menarik diri sekunder terhadap perubahan pola social b.d ganguan lingkungan social.
II. DAFTAR MASALAH
NO Diagnosa Keperawatan Tanggal Muncul Tanggal Teratasi
1. Resiko tinggi cidera b.d pusing, 2 Agustus 06
lemas, dan proses degeneratif.
Ditandai oleh :
DS :
Klien mengatakan badannya
pegal-pegal, kepala pusing
dan terasa lemas.
DO :
TTV :
TD : 90/60 mmHg
N : 68 x/menit
R : 20 x/menit
S : 36 0 C
Bika keluhan muncul klien
berbaring dikamarnya.
2. Menarik diri sekunder tehdap
perubahan pola sisial b.d gangguan 2 Agustus 06
lingkungan.
Ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakan malas
berbicara atau bercerita
dengan teman satu wisma.
DO :
Klien jarang terlihat
berbicara dengan teman satu
wisma
Klien tidak pernah
berkunjung ke wisma lain.
III. RENCANA KEPERAWATAN
5. Kolaborasi 5. Menghilangkan
tentang pemberian keluhan pegal-
supplement dan pegal, pusing dan
multivitamin. lemas.
2. Kamis II 1. Hubungan social 1. Kaji kemampuan 1. Mengetahui
3 agts06 klien akan klien dalam sejauh mana
terpenuhi dengan berhubungan social. tingkat hubungan
criteria: social klien
- Klien dapat diwisma atau
berinteraksi lebih dipanti.
banyak dengan
sesama penghuni 2. Lakukan 2. membina
wisma dan panti. pendekatan dan hubungan baik
- klien dapat perbanyak kontak dan saling percaya
berbicara dan dengan klien serta dengan klien.
bercerita banyak bina hubungan
dengan teman nya. saling percaya.
IV. IMPLEMENTASI
Jam 12.00
Mengajak dan
menemani klien
berkunjung ke wisma
lain.
S:
Klien mengatakan tidak
3. Jum’at I Jam 09.00 pusing lagi, tetapi
4 agts06 Mengobservasi terkadang pusingnya
keluhan klien tiap bisa muncul lagi, badan
hari klien tidak pegal lagi
Jam 09.30 tetapi masih terasa
Membantu aktivitas lemas walaupun
klien bila keluhan berkurang.
muncul. O:
Jam 10.00 Klien mampu
Kolaborasi mengikuti pengajian
pemberian dan berjalan-jalan di
multivitamin dan sekitar halaman wisma.
suplement penambah Konjungtiva merah
darah. muda.
TTV
- TD : 100/70
mmHg
- N : 68
x/menit
- R : 20
x/menit
- S : 36,40 C
A:
M
asalah teratasi
sebagian.
P:
I
Jum’at II Jam 10.15 ntervensi dihentikan.
4 agts06 Mendorong klien lain
untuk mengajak klien
berbicara. S:
Jam 11.00 K
Mengajak klien lien mengatakan akan
duduk bersama berbicara dengan
penghuni wisma lain teman-temannya dip
sambil ngobrol san anti.
saling bercerita. K
lien mengatakan tidak
mau berjalan-jalan
kewisma yang lain.
O:
Setelah pulang dari
pengajian klien hanya
berdiam dikamarnya
saja.
A:
Masalah belum teratasi.
P:
Intervensi dihentikan.
V. CATATAN PERKEMBANGAN
2. Kamis II S:
3 agts06 Klien mengatakan
Jam bahwa klien ingin
13.30 duduk dikamarnya
dan akan keluar
sendiri untuk n onton
TV dan ke mushola.
O:
Klien lebih sering
barbering
dikamarnya.
Hari ini klien
mengikuti pengajian
dan kemudian nonton
TV dan tidur.
A:
Masalah belum
teratasi.
P:
Intervensi di
lanjutkan.
3. Jum’at I S:
4 agts06 Klien mengatakan
Jam sudah tidak pusing
13.00 lagi, dan tidak pegal
lagi, tetapi badan
klien masih agak
lemas.
O:
Klien mampu
berjalan ke moshola
dan berjalan di
sekitar panti.
Konungtiva merah
muda.
TTV
- TD : 100/70
mmHg
- N : 68
x/menit
- R : 20
x/menit
- S : 36,4 0C
4. Jum’at II A : Masalah teratasi sebagian
4 agts06 P : Intervensi dihentikan.
Jam
13.30 S:
Klien mengatakan
akan berbicara
dengan teman satu
panti.
Klien mengatakan
tidak mau berjalan
ke wisma lain.
O:
Setelah klien pulang
dari mushola klien
hanya berdiam di
kamar saja.
A:
Masalah belum
teratasi.
P:
Intervensi dihentikan.