Dosen Pengampu:
Kelompok 1:
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala kemampuan
rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelasaikan Tugas Makalah
yang berjudul “ Tafsir Surat Al-Fatihah“ pada mata kuliah Tafsir
Shalawat serta salam tak lupa pula kami haturkan kepada kehadiran
junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta para
pengikut-pengikut beliau sampai akhir zaman.
Tujuan dalam pembuatan makalah ini antara lain untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Tafsir. Selain itu juga menambahkan wawasan para
pembaca sekalian.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Masalah 1
BAB II PEMBAHASAN 2
3.1 Kesimpulan 12
3.2 Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Surat Al-Fatihah yang merupakan surat pertama dalam Al Qur’an dan terdiri
dari 7 ayat adalah masuk kelompok surat Makkiyyah, yakni surat yang diturunkan
saat Nabi Muhammad di kota Mekah. Dinamakan Al-Fatihah, lantaran letaknya
berada pada urutan pertama dari 114 surat dalam Al Qur’an. Para ulama
bersepakat bahwa surat yang diturunkan lengkap ini merupakan intisari dari
seluruh kandungan Al Qur’an yang kemudian dirinci oleh surat-surat
sesudahnya. Surat Al-Fatihah adalah surat Makkiyyah, yaitu surat yang
diturunkan di Mekkah sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Surat ini
berada di urutan pertama dari surat-surat dalam Al-Qur’an dan terdiri dari tujuh
ayat. Tema-tema besar Al Qur’an seperti masalah tauhid, keimanan, janji dan
kabar gembira bagi orang beriman, ancaman dan peringatan bagi orang-orang
kafir serta pelaku kejahatan, tentang ibadah, kisah orang-orang yang beruntung
karena taat kepada Allah dan sengsara karena mengingkari-Nya, semua itu
tercermin dalam surat Al Fatihah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Surat Al-Fatihah Dan Terjemahannya?
2. Bagaimana Penjelasan Umum Surat Al-Fatihah?
3. Bagaimana Tafsir Surat Al-Fatihah?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Surat Al-Fatihah Dan Terjemahanya
2. Mengetahui Penjelasan Umum Surat Al-Fatihah
3. Mengetahui Tafsir Surat Al-Fatihah
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Surat Al-Fatihan dan Terjemahanya
(yaitu) jalan orang-orang yang telah ت َعلَ ْي ِه ْمَ ط الهذِينَ أ َ ْن َع ْمَ ص َراِ
Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan َب َعلَ ْي ِه ْم َوال ِ ضو ْ
ُ َغي ِْرال َم ْغ
(jalan) mereka yang dimurkai dan bukan َالض ِهالين
(pula jalan) mereka yang sesat
2
bukanlah surat yang pertama kali diturunkan, karena surah yang pertama kali
diturunkan adalah Surah Al-‘Alaq. Surat ini dinamakan Al-Fatihah karena
merupakan surat yang membuka atau mengawali Al-Qur’an, dan sebagai bacaan
yang mengawali dibacanya surah lain dalam shalat.
Surat Al-Fatihah dinamakan juga Ummul Kitab (induk Al-Kitab/Al-Quran),
karena di dalamnya mengandung seluruh tema pokok dalam Al-Quran, yaitu tema
pujian kepada Allah yang memang berhak untuk mendapatkan pujian, tema
ibadah dalam bentuk perintah maupun larangan, serta tema ancaman dan janji
tentang hari kiamat. Dengan kata lain, Al-Fatihah mencakup ajaran-ajaran pokok
Islam, yaitu tentang tauhidullah, kepercayaan terhadap Hari Kiamat, cara
beribadah, dan petunjuk menjalani hidup.
Surat Al-Fatihah dinamakan juga As-Sab’ul Matsani (tujuh ayat yang diulang-
ulang), karena surat ini selalu dibaca dalam setiap rakaat shalat fardhu maupun
shalat sunah.
Rasulullah SAW. bersabda :
Artinya : “Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Surah Al-
Fatihah”. (H.R. Ibnu Hibban).
1. Ayat Pertama
الر ِحيم
الر ْح َم ِن ه ِ ِبس ِْم ه
َّللا ه
Artinya : “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang”
Kalimat ini disebut “Basmalah” bermakna bahwa kita memulai bacaan ini
seraya memohon berkah dengan menyebut seluruh nama Allah. Ayat pertama
ini menegaskan pentingnya penyebutan atau pengakuan manusia atas ke-Maha
Pemurah-an Allah dan ke-Maha Penyayang-an-Nya. Ayat ini juga merupakan
3
pernyataan atas kebesaran-Nya, yang pada ayat itu direpresentasikan melalui
lafadz ar-rahmaan dan ar-rahiim.
Ada beberapa pendapat ulama berkenaan dengan “Basmalah” yang terdapat
pada permulaan sesuatu surah. Di antara pendapat-pendapat itu yang
termasyhur ialah:
a. ”Basmalah” itu adalah suatu ayat yang tersendiri, diturunkan Allah
untuk jadi kepala masing-masing surah, dan pembatas antara surah
dengan surah yang lain. Jadi dia bukanlah satu ayat dari Al-Fatihah. Ini
adalah pendapat Imam Malik beserta ahli qiraat dan fuqaha Madinah,
Basrah dan Syam dan juga pendapat Imam Abu Hanifah dan pengikut-
pengikutnya. Sebab itu menurut Imam Abu Hanifah “Basmalah” itu
tidak dikeraskan membacanya dalam salat bahkan Imam Malik tidak
membaca Basmalah sama sekali.
b. ”Basmalah” adalah salah satu ayat dari Al-Fatihah, dan dari sesuatu
surah yang lain, yang dimulai dengan “Basmalah”. Ini adalah pendapat
Imam Syafii beserta ahli qiraat Mekah dan Kufah. Sebab itu menurut
mereka “Basmalah” itu dibaca dengan suara keras dalam salat (Jahar).
Kalau kita perhatikan bahwa sahabat-sahabat Rasulullah saw. telah
sependapat menuliskan “Basmalah” pada permulaan sesuatu surah dan surah-
surah Alquranul Karim itu, kecuali surah At-Taubah (karena memang dari
semula turunnya tidak dimulai dengan Basmalah).
Lepas dari pendapat apakah Basmalah satu ayat dari Al-Fatihah atau dari
sesuatu surah yang lain, yang dimulai dengan Basmalah atau tidak. Sebagai
disebutkan di atas surah Al-Fatihah itu terdiri dari tujuh ayat. Mereka yang
berpendapat bahwa Basmalah itu tidak termasuk satu ayat dari Al-Fatihah,
ِ َغي ِْر ْال َم ْغضُوadalah salah satu ayat, dengan
mereka memandang: َب َعلَ ْي ِه ْم َو َال الضها ِلين
demikian ayat-ayat Al-Fatihah itu tetap tujuh.
2. Ayat Kedua
ب ْالعَالَ ِمين
ِ ْال َح ْمدُ ِ هّلِلِ َر
4
Ayat ini merupakan pujian kepada Allah SWT karena telah memberikan
berbagai kenikmatan, baik lahir maupun batin, kepada hamba-hamba-Nya.
Hanya Allah-lah satu-satunya yang berhak atas pujian, sebab Allah-lah yang
menciptakan seluruh makhluk dan alam semesta. Allah pulalah yang mengurus
segala persoalan makhluk-Nya.
Ibnu Jarir menjelaskan bahwa alhamdulillah, merupakan syukur yang
ikhlas hanya kepada Allah tidak kepada lain-lain-Nya dari makhluk-Nya.
Syukur itu karena nikmat-Nya yang diberikan kepada hamba dan makhluk-Nya
yang tidak dapat dihitung dan tidak terbatas. Di samping juga karena rezeki
yang Allah berikan kepada semua makhluk-Nya. Karena itulah maka pujian itu
sejak awal hingga akhirnya tetap pada Allah semata-mata.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
ََأَخَذ ض َل ِم هما َ ع ْب ٍد ِن ْع َمةً فَقَا َل ْال َح ْمد ُ ِ هّلِلِ ِإ هال َكانَ الهذِي أ َ ْع
َ طاهُ أ َ ْف َ علَى َما أ َ ْن َع َم ه
َ َُّللا
Robbil ‘alamin (Tuhan semesta Alam), berarti Allah adalah pemilik yang
berhak penuh, juga berarti majikan, yang memelihara serta menjamin kebaikan
dan perbaikan semua makhluk alam semesta. Allah adalah Rabb dari semua
alam itu sebagai pencipta yang mcmelihara, yang memperbaiki dan yang
menjamin semuanya.
3. Ayat ketiga
الر ِح ِيم
الر ْح َم ِن ه
ه
5
daripada kata Ar-Rahim. Karena Ar-Rahman artinya adalah yang memiliki
kasih sayang yang mencakup seluruh makhluk di dunia. Dan bagi orang-orang
yang beriman di Akhirat. Adapun Ar-Rahim artinya adalah yang memiliki
kasih sayang kepada orang yang beriman pada Hari Kiamat.
Pada ayat kedua Allah swt. menerangkan bahwa Dia adalah Tuhan semesta
alam. Maka untuk mengingatkan hamba kepada nikmat dan karunia yang
berganda-ganda, yang telah dilimpahkan-Nya, serta sifat dan cinta kasih
sayang yang abadi pada diri-Nya, diulang-Nya sekali lagi menyebut “Ar-
Rahmanir Rahim”. Allah mengingatkan dalam ayat ini bahwa sifat ketuhanan
Allah terhadap hambanya bukanlah sifat keganasan dan kezaliman, tetapi
berdasarkan cinta dan kasih sayang. Dengan demikian manusia akan mencintai
Tuhannya, dan menyembah Allah dengan hati yang aman dan tenteram bebas
dari rasa takut dan gelisah. Malah dia akan mengambil pelajaran dari sifat-sifat
Tuhan.
4. Ayat keempat
ِين
ِ َما ِل ِك يَ ْو ِم الد
6
menguasai”. “Yaum”, (hari) artinya, tetapi yang dimaksud di sini ialah waktu
secara mutlak. “Ad-Din” itu banyak artinya, di antaranya:
Perhitungan
Ganjaran, pembalasan
Patuh
5. Ayat Kelima
Artinya: Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah
kami meminta pertolongan
7
Setelah menyebutkan “hanya kepada-Mu kami menyembah, Allah lantas
menyebutkan hanya kepada-Mu, kami meminta pertolongan. Hal ini
menunjukkan pengertian bahwa kami tidak menyembah kepada selain Diri-
Mu, dan kami tidak meminta pertolongan kecuali kepada Diri-Mu.
6. Ayat Keenam
Menurut Ibnu Abbas, kata “tunjukkanlah kami” ()ا ْه ِدنَا berarti “berilah
َ ط ْال ُم ْستَ ِق
kami ilham.” Sedangkan “jalan yang lurus” (يم َ )الص َراberarti
ِ kitab Allah.
Dalam “tunjukkanlah kami”. Dalam riwayat lain “jalan yang lurus” itu
adalah agama Islam. Selain itu, ada juga riwayat yang menyatakan bahwa ia
berarti “al-haqq” (kebenaran). Dengan demikian, menurut Ibnu Abbas lagi,
kalimat “tunjukkan kami jalan yang benar” berarti “berilah kami ilham
tentang agama Mu yang benar, yaitu tiada tuhan selain Allah satu-satunya;
serta tiada sekutu bagi-Nya
8
hamba untuk menapaki dan beristiqamah di atasnya. Dia juga memerintahkan
kaum muslimin agar memohon hidayah (petunjuk) untuk dapat menapaki Ash-
Shirath Al-Mustaqim tersebut.
7. Ayat Ketujuh
Artinya: (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada
mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka
yang sesat
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka;
bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Ayat ini merupakan penjelasan dan tafsir dari ayat sebelumnya tentang apa
َ ط ْال ُم ْست َ ِق
yang dimaksud dengan “jalan yang lurus” ( يم َ )الص َرا.
ِ Jadi, yang dimaksud
dengan “jalan yang lurus” adalah “jalan orang-orang yang telah Engkau beri
nikmat kepada mereka”.
9
Orang yahudi telah kehilangan amal, sedangkan orang nashrani telah
kehilangan ilmu. Oleh karena itulah kemurkaan diberikan kepada orang-orang
yahudi dan kesesatan disandangkan kepada orangorang nashrani. Sehingga
barangsiapa yang berilmu tetapi tidak beramal, maka ia menyerupai orang-
orang yahudi. Dan barangsiapa yang beramal tetapi tidak berilmu, maka ia
menyerupai orang-orang nashrani.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Surah Al-Fatihah mengandung pokok-pokok tujuan Alquran secara ijmal
(global) yang kemudian diperinci dengan berbagai keterangan dalam ayat-ayat
yang terdapat pada surah-surah berikutnya. Pokok-pokok tersebut meliputi aspek
aqidah, akhlak, hukum atau syari’at dan sejarah.
Dalam ayat pertama sampai keempat mengandung ajaran mengenai aqidah
dan akhlak. Dalam ayat-ayat tersebut dijelaskan, hanya Allah yang mengatur alam
semesta ini dan kemestian manusia meyakini bahwa Allah akan menghukum
manusia dengan seadil-adilnya kelak di hari pembalasan. Oleh karena itu, manusia
diperintahkan agar bersyukur dan memujinya serta secara tidak langsung
diajarkan pula agar manusia tidak membanggakan diri atau takabur, sebagaimana
Allah menyebutkan kekuatan dan kekuasaan-Nya.
Ayat lima sampai tujuh menggambarkan syari’at atau hukum dan sejarah masa
silam. Dalam ayat enam dan tujuh tergambar ajaran tentang keharusan beribadah
kepada Allah. Ibadah tersebut mencakup segala aspek hukum dan aktivitas
manusia di dunia. Sedangkan ayat tujuh menunjukkan sejarah umat dan nabi-nabi
terdahulu.
B. Saran
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih belum sempurna dan
kami membutuhkan masukan dari pembaca atau pihak lain. Untuk itu kami
mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan berbagai masukan dan kritik
demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.
11