S UMUR 34
TAHUN G2P1A0 UMUR KEHAMILAN 39 MINGGU
DENGAN KETUBAN PECAH DINIDI RSU
ASSALAM GEMOLONG SRAGEN
Disusun oleh :
Nopi Agustin Ratnawati
NIM : B13076
Diajukan Oleh:
Nopi Agustin Ratnawati
NIM : B13076
Pembimbing
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh :
PENGUJI I PENGUJI II
Mengetahui,
Ka.Prodi DIII Kebidanan
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Pada Ny. S
Umur 35 Tahun G2P1A0 MingguDengan Ketuban Pecah Dini Di RSU Assalam
Gemolong Sragen“. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk
memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Ns. Wahyu Rima Agustin, S.Kep. M.Kep, selaku Ketua STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
2. Ibu Siti Nurjanah SST., M.Keb selaku Ketua Prodi DIII STIKes Kebidanan
Kusuma Husada Surakarta
3. Ibu Tresia Umarianti, S.ST, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4. Ibu dr. Wiwiek Irawati, M.Kes selaku Direktur Rumah Sakit Umum Assalam
Gemolong Sragen yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam
pengambilan data.
5. Seluruh dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
iv
Program Studi DIII KebidananSTIKesKususmaHusada Surakarta
KaryaTulisIlmiah, Juni 2016
Nopi Agustin Ratnawati
B13076
X + 94 halaman + 11 lampiran
INTISARI
LatarBelakang :Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012
diketahui bahwa Angka Kematian Bayi adalah 32 kematian per 1.000 kelahiran
hidup dan kematian balita adalah 40 kematian per 1.000 kelahiran hidup Ketuban
Pecah Dini (KPD) merupakan salah satu kasus yang dapat meningkatkan angka
kejadian morbiditas dan mortalitas pada ibu dan janin .Berdasarkan studi
pendahuluan di RSU assalam Gemolong Sragen diperoleh data selama setahun ibu
bersalin sebanyak 1272. persalinan normal sebanyak 494 dan persalinan patologis
sebanyak 778. Dan ibu bersalin patologi salah satunya ketuban pecah dini
sebanyak 92.
Tujuan:Diperolehnya pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan
dengan menggunakan pendekatan proses manajemen kebidanan menurut Varney
pada ibu bersalin pada Ny.S Umur 34 Tahun G2P1A0 Umur Kehamilan 39
Minggu Dengan Ketuban Pecah Dini serta mampu menganalisa kesenjangan
antara teori dan kasus nyata di lapangan.
MetodePenelitian : Studi kasus menggunakan metode deskriptif, lokasi studi
kasus di RSU Assalam Gemolong Sragen, subyek studi kasus ibu bersalin Ny.S
Umur 34 Tahun G2P1A0 Umur Kehamilan 39 Minggu dengan Ketuban Pecah
Dini, waktu studi kasus Desember 2015- April 2016, teknik pengumpulan data
primer yang meliputi pemeriksaan fisik, wawancara, observasi, dan data sekunder
yang meliputi studi kepustakaan dan dokumentasi.
Hasil: KU: Baik, kesadaran: composmentis, TTV: TD: 110/70 mmHg, N:
82x/menit, S: 362 ˚C, Pemberian infuse RL dan drip Oksitosin 10 IU 12
tetesanpermenitsampai 20 tetesan permenit , bayi lahir spontan, menangis kuat,
gerakan aktif, warna kulit kemerahan dan jenis kelamin laki- laki.
Kesimpulan : pada kasus ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus
v
MOTTO
PERSEMBAHAN
vi
CURICULUM VITAE
Riwayat Pendidikan :
1. SD N 1 Tapak Panekan Magetan LULUS TAHUN 2007
2. SMP N 1 Panekan Magetan LULUS TAHUN 2010
3. SMA N 3 Magetan LULUS TAHUN 2013
4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2013
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
INTISARI ..................................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................... vi
CURICULUM VITAE ................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................... 4
C. Tujuan Studi Kasus................................................................. 5
D. ManfaatStudi Kasus................................................................ 6
E. Keaslian Studi Kasus .............................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ........................................................................ 11
1. Persalinan ...................................................................... 11
2. Ketuban Pecah Dini ...................................................... 19
B. Teori Manajemen Kebidanan ................................................. 25
C. Landasan Hukum .................................................................... 43
BAB III METODOLOGI
A. Jenis Studi Kasus .................................................................... 45
B. Lokasi Studi Kasus ................................................................. 45
C. Subyek Studi Kasus ................................................................ 46
D. Waktu Studi Kasus ................................................................. 46
E. Instrumen Studi Kasus ............................................................ 46
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 46
G. Alat-alat yang Dibutuhkan ..................................................... 50
viii
H. Jadwal Penelitian .................................................................... 51
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus ...................................................................... 52
B. Pembahasan ............................................................................ 86
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 91
B. Saran ....................................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penurunan angka kematian ibu (Maternity Mortality Rate) sampai pada batas
angka terendah yang dapat dicapai sesuai dengan kondisi dan situasi setempat
serta waktu. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012 diketahui bahwa Angka Kematian Bayi adalah 32 kematian per 1.000
kelahiran hidup dan kematian balita adalah 40 kematian per 1.000 kelahiran
hidup. Ketuban Pecah Dini (KPD) merupakan salah satu kasus yang dapat
meningkatkan angka kejadian morbiditas dan mortalitas pada ibu dan janin
(Utomo, 2013).
yang paling sering ditemui. Insiden ketuban pecah dini adalah 2,7% sampai
17%, bergantung pada lama periode fase laten yang digunakan untuk
pada tahun 2012. Sedangkan pada tahun 2009 di Provinsi Jawa Tengah kasus
ketuban pecah dini sebesar 52 kasus (4,68%) (Depkes RI, 2013 dalam
Perwitasari, 2015). Angka kejadian kasus KPD terjadi lebih tinggi pada
kembar atau adanya infeksi pada serviks atau vagina (Sudarmi, 2013).
1
2
membrane. Gejalanya sama, yaitu keluarnya cairan dan tidak ada keluhan
sakit. baru setelah itu akan terasa sakit karena adanya kemungkinan kontraksi.
terjatuh atau terbentur di bagian perut. Ketuban pecah dini juga bisa terjadi
karena mulut rahim yang lemah sehingga tidak bisa menahan kehamilan.
Atau bisa juga karena ketegangan rahim yang berlebihan, seperti kehamilan
ganda atau hidramnion, kelainan letak janin seperti sungsang atau melintang,
atau kelainan bawaan dari selaput ketuban. Bisa pula karena infeksi yang
menjadi faktor predisposisi adalah infeksi yang terjadi secara langsung pada
selaput ketuban ataupun asenderen dari vagina atau serviks. Selain itu
letak janin, usia wanita kurang dari 20 tahun dan di atas 35 tahun, faktor
kelelahan ibu dalam bekerja, serta trauma yang didapat misalnya hubungan
kompresi tali pusat, solusio plasenta, serta adanya sindrom distress pada
napas bayi baru lahir. Akibat lain yang terjadi adalah enterocolitis
sampai 20% dari kasus ketuban pecah dini, serta dapat terjadi kematian
adanya infeksi pada komplikasi ibu dan janin dan adanya tanda-tanda
persalinan. Dilema sering terjadi pada pengelolaan KPD dimana harus segera
bersikap aktif terutama pada kehamilan yang cukup bulan atau harus
Oktober 2014 sampai dengan Oktober 2015 didapatkan data sebanyak 1.272
persalinan dengan 778 (61%) persalinan patologis dan 494 (39%) persalinan
sebanyak 35 (2,7%).
tinggi yaitu 7,2% oleh sebab itu, peran bidan dalam pemberian asuhan
kebidanan yang tepat sangat diperlukan agar penanganan KPD dapat sesuai
Peranan bidan dalam mengatasi kasus ketuban pecah dini adalah dengan
memberikan konseling kepada ibu dan keluarga tentang tanda bahaya ketuban
lebih tinggi di banding dengan persalinan patologis yang lain. Oleh karena itu
penulis tertarik untuk menyusun karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan
Gemolong Sragen” .
B. Perumusan Masalah
1. Tujuan umum
Varney pada ibu bersalin pada Ny.S Umur 34 Tahun G2P1A0 Umur
Gemolong Sragen.
2. Tujuan khusus
a. Penulis mampu :
Gemolong Sragen
Gemolong Sragen
1. Bagi Penulis
2. Bagi Profesi
a. Institusi Pendidikan
Studi kasus dengan judul asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan
pecah dini pada ibu bersalin. Pada pengkajian data subyektif yang sudah
dilakukan pada Ny.S Usia 35 tahun dengan ketuban pecah dini pada ibu
merembes dari jalan lahir sejak pukul 08.30 WIB tanggal 14 April 2015
WIB 2 longgar. HPHT pada tanggal 22 juli 2014 dan HPL pada tanggal
29 April 2015. Data obyektif hasil pemeriksaan umum pada ibu keadaan
cairan merembes berbau khas air ketuban dan lendir darah, Vagina
Hasil dari pemberian asuhan adalah keadaan umum ibu baik, kesadaran
compos mentis, TD 110/70 mmHg, suhu 364 0C, Nadi 86x/menit, ibu
bebas infeksi, bayi lahir spontan, menangis kuat, gerakan aktif, warna
kulit kemerahan.
2. Ria Yulia Putri (2015) dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
April 2015 WIB jam 21.00 WIB dari rumah pasien mengeluarkan cairan
HPHT pada tanggal 30 juli 2014 dan tafsiran persalinan 07 mei 2015.data
– ubun kecil kanan belakang, hoodge 1, ketuban (-), tidak ada bagian
suhu : 36,5˚C auskultasi denyut jantung janin dengan hasil DJJ : (+) 130
x/menit, pemberian Drip Oksitosin sesuai dengan advis dokter yaitu 2,5
pasien tetap bersih dan kering dengan mengganti selimut dan popok
dibawah bokong tiap 2-4 jam dengan kain yang kering dan bersih,
palpasi fundus uteri untuk mengetahui his tiap 30 menit dengan hasil
10
TFU pertengahan pusat dan procecus xyphoideus DJJ (+) 140 x/menit,
his 1X10̀̀ x20. Hasil yang diharapkan dari asuhan pada ibu bersalin
dengan ketuban pecah dini, antara lain: pasien mendapatkan terapi untuk
infeksi atau tidak ada gejala infeksi, denyut jantung janin baik/tidak
terjadi gawat janin, janin/bayi baru lahir tidak mengalami hal yang tidk
diinginkan.
1. Pada KTI Epi Wulandari (2015), perbedaan dengan studi kasus yang
penulis lakukan yaitu lokasi penulisan, subyek kasus dan waktu studi
kasus. Sedangkan persamaan studi kasus ini adalah jenis studi kasus,
2. Pada KTI Ria Yulia Putri (2015), perbedaan dengan studi kasus yang
penulis lakukan yaitu lokasi penulisan, subyek studi kasus, dan waktu
studi kasus. Sedangkan persamaan studi kasus ini adalah jenis studi
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Persalinan
a. Pengertian
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau
plasenta, dan membrane dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses
11
12
1) Teori Keregangan
tertentu.
4) Teori Prostaglandin
persalinan.
c. Tanda-tanda Persalinan
1) Terjadi lightening.
d) Durasi pendek
(2011), adalah :
1) Timbul rasa sakit oleh karena adanya his yang datang lebih kuat
makin besar
telah ada
15
d. Tahapan Persalinan
yaitu :
1) Kala I Persalinan
a) Fase laten
b) Fase aktif
jam, dan pada fase aktif ini kontraksi lebih kuat dan lebih
sering.
2) Kala II Persalinan
pada multi.
4) Kala IV Persalinan
postpartum.
a) Perubahan fisik
mmHg).
(2) Metabolisme
0,5-1 0C.
kontraksi
17
(5) Pernapasan
(6) Ginjal
(7) Gastrointestinal
(8) Hematologi
b) Perubahan psikologis
a) Perubahan fisik
kontraksi
18
rectum dan/vagina
b) Perubahan psikologis
a) Perubahan fisik
b) Perubahan psikologis
perlu dijahit
a) Perubahan fisik
sampai 500cc
b) Perubahan psikologi
a. Pengertian
(fase laten) ataupun dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh
waktunya tanpa disertai tanda inpartu dan setelah satu jam tetap
20
2010).
b. Etiologi
berlebihan
5) Kelainan letak
7) Faktor lain :
a) Golongan darah
antepartum
(vitamin C).
21
1) Faktor umum
a) Infeksi
rendah
2) Faktor keturunan
a) Kelainan genetik
3) Faktor obstetric
a) Overdistensi uterus
b) Serviks inkompeten
melalui vagina
3) Jika ibu sampai demam, bercak vagina banyak, nyeri perut, DJJ
(Nugroho, 2012).
d. Diagnosa
jalan lahir
vagina.
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium
(Manuaba, 2010).
f. Komplikasi
(Nugroho, 2012).
g. Penanganan
a) Konservatif
6) Aktif
sesarea.
25
akurat dan lengkap dari berbagai sumber yang berkaitan dengan kondisi
Data Subyektif
a. Identitas Pasien
belum siap.
dalam berdoa.
pendidikannya.
sehari-hari
27
tersebut.
diperlukan
b) Keluhan utama
c) Riwayat haid/menstruasi
teratur atau tidak, siklus haid, lama haid, banyaknya darah, dan sifat
darah (cair atau ada gumpalan) disminorhoe atau tidak, haid pertama
d) Riwayat perkawinan
karena bila melahirkan tanpa status yang jelas akan berkaitan dengan
h) Riwayat Kesehatan
yang diderita pada saat ini yang ada hubunganya dengan masa
2010).
(Sulisytawati, 2009)
1) Personal hygiene
terlalu membuat ibu merasa lelah, waktu istirahat ibu baik siang
4) Pola eliminasi
5) Aktivitas sexual
setempat. Pada kasus ketuban pecah dini mitos atau adat yang
ada adalah ibu hamil tidak boleh makan tape ketan terlalu
waktunya.
31
Data Obyektif
(Sulistyawati, 2009).
a. Pemeriksaan Fisik
(Astuti, 2012).
b. Pemeriksaan Sistematis
1) Kepala
a) Rambut
b) Telinga
c) Mata
mulut, karies
2) Leher
dan parotitis
3) Dada
kolostrum.
34
4) Perut
5) Ektermitas
Dikaji ektermitas atas dan bawah. Atas dikaji ada atau tidak
1) Abdomen
a) Inspeksi
b) Palpasi
janin
(Mochtar, 2012)
c) Auskultasi
penuh. Bila kurang dari 120 kali per menit atau lebih dari
d) Anogenital
cairan vagina.
vagina
(2) Perineum
(3) Anus
(4) Inspekulo
d. Pemeriksaan penunjang
yaitu :
1) Pemeriksaan laboratorium
benar atas data – data yang dikumpulkan (Hidayat dan Sujiyatini, 2010).
Pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini. interpretasi data dasar
Data Subyektif :
tanggal..pukul…dari vagina
(Varney, 2007)
1) Keadaan umum…..
2) Kesadaran…
b. Masalah
muncul dalam kasus ini adalah ibu cemas dan gelisah menghadapi
c. Kebutuhan
2010). Pada kasus ibu bersalin dengan ketuban pecah dini diagnosa
potensial yang mungkin terjadi adalah infeksi bagi ibu dan janin
(Nugroho, 2012).
Langkah IV : Antisipasi
2009).
kehamilan jika Umur kehamilan > 37 minggu baik dengan cara induksi
Langkah V : Perencanaan
Rencana asuhan yang akan diberikan pada ibu bersalin dengan ketuban
pecah dini :
Langkah VI : Pelaksanaan
menyeluruh. Langkah ini dapat dilakukan oleh bidan atau sebagian dapat
dilakukan oleh ibu hamil, suami, keluarga, atau anggota tim kesehatan
yang lain (Varney, 2007). Pada kasus ibu bersalin dengan ketuban pecah
Pada kasus ibu bersalin dengan ketuban pecah dini evaluasi dari
rencana tindakan adalah tidak terjadi infeksi, bayi lahir selamat dan sehat
a. Data Perkembangan
langkah Varney, agar dapat diketahui orang lain apa yang sedang
S = Subjektif
langkah I Varney
O = Objektif
A = Asessmen
P = Plan
C. Landasan Hukum
kesehatanmasyarakat.Padakasusinilandasanhukumnyaadalah
bidan mencakup :
b) Pemeriksaan fisik
partus macet, kepala didasar panggul, ketuban pecah dini (KPD) tanpa
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Studi
(Arikunto, 2012).
Studi kasus yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara intensif terinci
Ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian studi kasus hanya meliputi daerah
atau subjek tunggal saja tetapi secara sifatnya penelitian studi kasus lebih
mendalam (Arikunto, 2010). Studi kasus ini adalah tentang pemberian asuhan
Gemolong.
45
46
Subyek studi kasus merupakan subjek yang dituju untuk diteliti oleh
peneliti (Arikunto, 2010). Dalam studi kasus ini subyeknya adalah ibu
Waktu studi kasus adalah rentang waktu yang digunakan penulis untuk
Instrumen studi kasus adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
akan digunakan pada studi kasus ini adalah format pengkajian ibu bersalin
1. Data Primer
a. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
pervaginam.
2) Palpasi
3) Auskultasi
48
b. Wawancara
c. Observasi
2. Data Sekunder
a. Studi dokumentasi
49
(Arikunto, 2010). Pada kasus ibu bersalin dengan ketuban pecah dini
c. Studi kepustakaan
antara lain :
c. Buku tulis
d. Bolpoint
Menggunakan alat :
c. Thermometer
d. Metlin
e. Stetoskop
f. Tensimeter
g. Dopler
h. Partus set
i. Sarung tangan
j. Jam tangan
H. Jadwal Penelitian
51
kasus terlampir.
BAB IV
Ruang : Bersalin
No.register : 106871
a. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
1) Alasan utama pada waktu masuk : Ibu mengatakan rujukan dari bidan
kenceng (His)
52
53
2) Tanda-tanda persalinan
1 cm longgar .
3) Riwayat Menstruasi
nyeri haid
4) Riwayat Perkawinan
2015
c. Keluhan-keluhan pada
f. Imunisasi TT
penggunaan : 12 tahun
7) Riwayat penyakit
Ibu mengatakan saat ini tidak sedang sakit batuk, pilek, demam,
1) Jantung
Ibu mengatakan pada dada sebelah kiri tidak terasa nyeri dan
2) Ginjal
3) Asma
4) TBC
dari 3 minggu
56
5) Hepatitis
6) DM
7) Hipertensi
mmHg:
8) Epilepsi
dari mulutnya
9) Lain- lain
HIV/AIDS
Ibu mengatakan dari keluarga ibu dan suami tidak ada yang
Ibu mengatakan dari keluarga ibu dan suami tidak ada yang
e. Riwayat operasi
a. Nutrisi
b. Personal hygiene
c. Eliminasi
1) BAB
lunak kecoklatan
2) BAK
kuning jernih
d. Aktifitas
e. Istirahat / Tidur
f. Psikososial Budaya
6) Pantangan makanan
bulan
h. Merokok :
1. Status Generalis
b. Kesadaran : composmentis
N : 84 x/menit
S : 36 ˚C
R : 28 x/menit
d. TB : 157 cm
e. BB Sebelum hamil : 50 kg
f. BB Sekarang : 62 kg
g. LILA : 25 cm
2. Pemeriksaan Sistematis
cloasma gravidarum
3) Mata
sekret
b. Leher
1) Dada : normal
2) Mammae
d) Areola : hyperpigmentasi
3) Axilla
a. Abdomen
1) Inspeksi
2) Palpasi
c) Leopold I
bokong
d) Leopold II
punggung
ekstremitas
e) Leopold III
f) Leopold IV
g) TFU Mc Donald : 33
3) Auskultasi
b. Pemeriksaan Panggul
c. Anogenital
1) Vulva vagina
2) Perineum
3) Anus
4) Inspekulo
5) Vaginal Toucher
a) Pembukaan :1 cm
b) Porsio :tebal
d) Presentasi : kepala
ditentukan
f) Penurunan : hodge II
4. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan Laboratorium
3. Gol. Darah :B
64
Tidak dilakukan
a. Diagnosa Kebidanan
sudah masuk PAP 2/5 bagian,Inpartu kala 1 fase laten dengan ketuban
Data Dasar :
DS :
DO :
2 Kesadaran : composmentis
N : 84 x/menit
S : 36 ˚C
65
R : 24 x/menit
4 TB : 157 cm
5 BB Sebelum hamil : 50 kg
6 BB Sekarang : 62 kg
7 LLA : 25 cm
8 Palpasi
c. Leopold I
d. Leopold II
e. Leopold III
f. Leopold IV
g. TFU Mc Donald : 33
10. PPV : cairan merembes bening berbau khas air ketuban dan
lendir darah
a. Porsio : tebal
b. Pembukaan : 1 cm
c. Presentasi : kepala
e. Penurunan : hodge II
b. Masalah
c. Kebutuhan
3. Diagnosa Potensial
Pada ibu dan bayi bisa terjadi infeksi intrapartum, perdarahan post partum,
Advis dokter :
5. Rencana Tindakan
b. Observasi KU, Nadi, Respirasi, DJJ, HIS, TD, Suhu setiap 2 jam dan
e. Beri ibu support mental dan informasi tentang keadaan ibu dan bayinya
Kesadaran : composmenttis
N : 84 x/menit
S : 36² ˚ C
R : 24 x/menit
inform consent
tetes/menit
f. pukul 23.56 WIB : Ibu sudah mengerti teknik relaksasi dan telah
melakukannya
pembukaan lengkap
70
DATA PERKEMBANGAN I
Subyektif :
Obyektif :
2. Kesadaran : composmentis
N : 88 x/menit
S : 36²˚C
R : 22 x/menit
6. DJJ : 148x/menit
7. a. Leopold I
b. Leopold II
c. Leopold III
d. Leopold IV
Bagian terbawah janin tidak bisa digoyangkan sudah masuk PAP (Divergen)
Assasment :
PAP 2/5 bagian, inpartu kala I fase aktif dengan ketuban pecah dini dan anemia
ringan.
Pelaksanaan :
1. Mengobservasi KU, Nadi, Respirasi, DJJ, His setiap 30 menit, TD, Suhu
setiap 2 jam dan kemajuan persalinan setiap 4 jam atau jika ada indikasi
kontraksi
3. Menganjurkan ibu untuk tetap tidur miring kiri dan mengajarkan ibu
a. Bak instrument
c. Bengkok
d. Kassa steril
e. Underpet
f. Betadine
g. Doppler
i. Setengah koker
l. Sarung tangan
m. Kain bersih
o. Kain bersih
p. Celemek
q. Nailvoder
r. Air DTT
t. Resusitasi bayi
73
v. Tempat plasenta
b. Perlengkapan bayi : topi, sarung tangan bayi, kaos kaki bayi, baju
Evaluasi :
Kesadaran : composmentis
N : 88 x/menit
S : 36²˚C
R : 22 x/menit
VT
Portio : tipis
Pembukaan : 8 cm
Presentasi : kepala
3. Ibu bersedia tetap tidur miring kiri dan nafas panjang setiap ada kontraksi
DATA PERKEMBANGAN II
Subyektif :
Obyektif :
2. Perineum menonjol
4. DJJ : 148x/menit
5. VT :
Pembukaan :10 cm
Ketuban : (-)
Presentasi : kepala
Penurunan : hodge IV
Assasment :
Pelaksanaan:
6. Menganjurkan ibu untuk istirahat, makan dan minum saat tidak ada kontraksi
7. Memimpin persalinan
a. Meletakkan kain bersih diatas perut ibu (untuk mengeringkan bayi) jika
b. Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu
c. Membuka partus set dan memriksa kembali kelengkapan alat dan bahan
e. Setelah kepala bayi tampak dengan diameter 5-6 cm didepan vulva maka
lindungi perineum dengan tangan kanan yang dilapisi dengan kain bersih
77
meneran secara perlahan atau bernafas cepat dan dangkal setelah kepala
bayi lahir.
f. Memeriksa kepala bayi apakah adanya lilitan tali pusat atau tidak dan
tangan kiri dibagian bawah kepala bayi lalu menganjurkan ibu untuk
k. Memposisikan kepala bayi 15˚ lebih rendah dari badan bayi untuk
m. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi janin dalam
uterus
78
berkontraksi baik.
p. Menjepit tali pusat dengan klem 3 cm dari umbilicus bayi, mendorong isi
tali pusat kearah distal dan menjepit kembali tali pusat dengan klem 2 cm
q. Memegang tali pusat dan melindungi perut bayi dengan tangan kiri,
kemudian memotong tali pusat diantara kedua klem dan mengikat tali
pusat
memakaikan topi.
Evaluasi :
Kesadaran : composmentis
N : 82 x/menit
S : 36²˚C
R : 24 x/menit
2. Bayi lahir spontan tanggal 06 mei 2016, pukul 09.30 WIB, jenis kelamin
perut ibu, mengeringkan tubuh bayi, memotong dan mengikat tali pusat.
Kontraksi : keras
PPV : ±100 cc
Subyektif :
3. Bayi lahir spontan tanggal 28 Mei 2016 pukul 09.30 WIB, jenis
Obyektif :
Kontraksi : keras
PPV :±100 cc
Assasment :
NY. S umur 34 tahun G2 P1 A0 inpartu kala III dengan ketuban pecah dini dan
anemia ringan
Pelaksanaan :
cara memegang klem diantara jari telunjuk dan jari tengah dengan
implantasi
memanjang
ketuban lahir
terasa keras
82
Evaluasi :
lengkap, selaput ketuban utuh, berat plasenta ±700 gram dan panjang tali
pusat ± 40 cm.
Kontraksi : keras
PPV : ±25 cc
Kesadaran : composmentis
N : 78 x/menit
S : 36² ˚c
R : 22 x/menit
DATA PERKEMBANGAN IV
Subyektif :
Obyektif :
Kontraksi : keras
PPV : ±25 cc
Kesadaran : composmentis
N :80 x/menit
S : 36² ˚C
R : 24 x/menit
5. Hb : 10,5 gr/dl
Assasment :
Ny. S P2 A0 umur 34 tahun inpartu kala IV dengan ketuban pecah dini, anemia
Pelaksanaan
1. Memberitahu ibu akan disuntik obat agar saat dilakukan penjahitan tidak
terasa sakit
10. Merencanakan untuk memindah ibu ke ruang nifas pukul 10.10 WIB
Evaluasi :
Kesadaran : composmentis
N : 82 x/menit
S : 36² ˚C
R : 24 x/menit
Kontraksi : keras
PPV :±25 cc
b. PEMBAHASAAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang asuhan kebidanan pada
ibu bersalin pada Ny. S dengan ketuban pecah dini dengan pendekatan
dengan evaluasi serta ada tidaknya kesenjangan antara teori dengan praktek
1. Pengkajian
akurat dan lengkap dari berbagai sumber yang berkaitan dengan kondisi
Pada kasus ibu bersalin pada Ny.S umur 34 tahun G2P1A0 Umur
waktu masuk ibu mengatakan mengeluarkan cairan dari jalan lahir yang
berwarna jernih dan berbau khas sejak tanggal 04 Mei 2016 pukul 18.00
WIB dan ibu cemas dengan keadaan bayinya karena ibu belum
2. Interpretasidata
interpretasi yang benar atas data – data yang dikumpulkan (Hidayat dan
Sujiyatini, 2010). Masalah yang ada pada ibu bersalin dengan ketuban
2008). Kebutuhan ibu bersalin dengan ketuban pecah dini adalah support
bagian, inpartu kala I fase laten dengan ketuban pecah dini dan anemia
ringan. Masalah dalam kasus ini ibu merasa cemas dengan keadaannya
sekarang. Kebutuhan yang diberikan yaitu support mental dari bidan dan
keluarga.
3. Diagnosa Potensial
88
lain(Sujiyatini, 2010). Pada kasus ibu bersalin dengan ketuban pecah dini
diagnosa potensial yang mungkin terjadi adalah infeksi bagi ibu dan janin
(Nugroho, 2012). Pada kasus ini diagnose potensial pada ibu dan bayi
teori dengan kasus yang ada dilahan praktik sehingga diagnose potensial
pada ibu dan bayi tidak terjadi karena sudah dilakukan penatalaksanaan
yang benar.
4. Antisipasi
terminasi kehamilan jika Umur kehamilan > 37 minggu baik dengan cara
5. Perencanaan
b. Observasi KU, Nadi, Respirasi, DJJ, HIS, TD,Suhu setiap 2 jam dan
f. Beri ibu support mental dan informasi tentang keadaan ibu dan
bayinya
6. Pelaksanaan
dapat dilakukan oleh ibu hamil, suami, keluarga, atau anggota tim
7. Evaluasi
2010). Pada kasus ibu bersalin dengan ketuban pecah dini evaluasi dari
rencana tindakan adalah tidak terjadi infeksi, bayi lahir selamat dan sehat
Pada kasus ini evaluasi yang didapat dari Ny.S adalah tidak
terjadi infeksi, bayi lahir selamat dan sehat. Pada langkahini penulis tidak
praktik
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
kesimpulan :
dengan Ketuban Pecah Dini diperoleh data subyektif dan data obyektif.
Data subjektif ibu mengatakan mengeluarkan cairan dari jalan lahir yang
berwarna jernih dan berbau khas sejak tanggal 04 Mei 2016 pukul 18.00
WIB dan ibu cemas dengan keadaan bayinya karena ibu belum
91
92
minggu dengan Ketuban Pecah Dini pada ibu dan bayi tidak terjadi
Hamil 39 minggu dengan Ketuban Pecah Dini adalah beritahu ibu hasil
jam dan kemajuan persalinan setiap 4 jam, lakukan inform consent atas
10 IU per drip dalam infuse RL dan NaCL mulai dari 12 tpm setiap 15
500 mg 1x1 tablet, beri ibu support mental dan informasi tentang
keadaan ibu dan bayinya, anjurkan ibu untuk bedrest total dan tidur
miring kiri, beritahu ibu teknik relaksasi, anjurkan ibu untuk jangan
minggu dengan Ketuban Pecah Dini telah dilakukan sesuai dengan apa
dengan Ketuban Pecah Dini tidak terjadi infeksi, bayi baru lahir selamat
dan sehat. Perineum sudah dijahit sub kutis dengan benang catgut,
dibedong.
kasus ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus yang ada di lahan
praktik.
B. SARAN
1. Bagi Penulis
2. Bagi Profesi
Diharapkan hasil dari studi kasus ini dapat menambah referensi dan
Astuti, P.H. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I Kehamilan. Yogyakarta:
Rohima Press
Matondang, dkk. 2013. Diagnosis Fisik pada Anak. Edisi 2. Jakarta : PT. Sagung
Seto
Marisah, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta : Salemba
Medika.
Saifuddin, A.B. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : YBPSP.
Sudarmi. 2013. Hubungan Ketuban Pecah Dini ≥ 12 jam dengan Gawat Janin di
Ruang Bersalin RSUP NTB. Media Bina Ilmiah. Vol 7(5).
Syah, dkk. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : Gaung Persada Press.
Utomo, A.H. 2013. Analisa Ketuban Pecah Dini Terhadap Paritas di RS PKU
Muhammadiyah Surakarta. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Varney, dkk, 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Volume : 1. Jakarta :
EGC
Varney, dkk, 2008. Buku Ajar Asuhan kebidanan. Edisi 4 Volume : 2. Jakarta :
EGC