Pembimbing :
dr. Djoko Heru Santoso, Sp.M
Disusun oleh:
Fikri Faisal Haq
30101306949
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2018
Konjungtiva : membran yang menutupi sklera dan kelopak mata bagian belakang.
b. Sklera : jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk
pada mata, merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata.
c. Kornea : bagian terdepan sklera yang bersifat transparan yang
memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata
d. COA : ruang yang terisi oleh humor aqueous dan dibatasi oleh kornea
di sebelah anterior dan dibatasi iris di sebelah posterior.
e. Humor aquos : cairan jernih seperti air yang mengisi bilik mata depan
dan belakang.
f. Uvea : lapisan vaskular yang merupakan jaringan lunak, terdiri atas
iris, badan siliar, dan koroid.
g. Pupil : lubang bundar di bagian tengah iris yang analog dengan
apertura lensa pada sebuah kamera.
h. COP : ruang yang terisi oleh humor aqueous, terletak di sebelah
anterior lensa dan di sebelah posterior iris.
i. Lensa mata : badan yang bening dan bikonveks, berfungsi
membiaskan cahaya sehingga difokuskan pada retina.
j. Korpus siliaris : bagian traktus uvealis di antara iris dan koroid.
Terdiri atas processus ciliares dan musculus ciliaris.
k. Korpus vitreum : massa gelatinosa lunak, transparan, dan tak
berwarna yang mengisi bola mata di belakang lensa kristalina.
l. Retina : membran bening dan tipis terdiri atas penyebaran
serabut – serabut saraf optik, letaknya diantara korpus vitreum dan
koroid.
m. Makula lutea : daerah retina sentralis berdiameter 3 mm, yang
didefinisikan secara anatomis sebagai daerah dengan pigmen xantofil
kuning.
Humor aqueous diproduksi oleh corpus siliaris, yaitu epitel kuboid non pigmen
penyusun processus siliaris.Humor aqueous membantu menyeimbangkan tekanan
intraokuler, memberikan substrat metabolic (glukosa, oksigen, dan elektrolit) untuk
kornea dan lensa, serta membuang zat sisa metabolik seperti laktat, piruvat, dan
karbon dioksida.
Processus ciliaris Humor Aqueous Camera Occuli Anterior Pupil Camera Occuli
Posterior Trabecular meshwork Canalis SchlemmVena Aqueous Vena Episklera
dan konjungtiva Vena Siliaris Anterior Sinus Cavernosus.
4. Sebutkan pembagian secara klinis katarak beserta gejala dan tanda tiap stadium!
a. Katarak Kongenital
- Terjadi sebelum atau segera setelah lahir dan bayi berusia kurang dari 1 tahun
d. Katarak Brunesen
- Berwarna coklat sampai hitam (katarak nigra) terutama pada nucleus lensa,
juga dapat terjadi pada katarak pasien diabetes mellitus dan myopia tinggi.
- Biasanya terdapat pada orang berusia lebih dari 65 tahun yang belum
memperlihatkan adanya katarak kortikal posterior.
e. Katarak Komplikata
- Disebabkan penyakit mata lain seperti radang, retinitis pigmentosa, glaucoma,
tumor intra ocular, iskemia ocular, nekrosis segmen anterior, buftalmos, akibat
suatu trauma dan pasca bedah mata.
f. Katarak Sekunder
- Terjadi akibat terbentuknya jaringan fibrosis pada sisa lensa yang tertinggal.
g. Katarak Traumatik
Katarak traumatika dapat disebabkan oleh trauma tajam maupun trauma tumpul.
- Pada trauma tajam, langsung terjadi pembentukan nukleus katarak sehingga
tampak lensa berwarna putih.
- Pada trauma tumpul, katarak tidak terjadi seketika namun perlahan-lahan.
Terjadi proses penebalan ( imatur menjadi matur) dan tidak langsung
terbentuk nukleus.
5. Sebutkan pembagian secara klinis glaukoma beserta gejala dan tandanya!
8. Sebutkan gejala dan tanda ulkus kornea yang disebabkan oleh jamur dan bakteri!
a. Mata merah, sakit, fotofobia, penglihatan menurun, kekeruhan berwarna putih
dimata, defek epitel yang dikelilingi leukosit polimorfonuklear.
b. Oleh bakteri :
- kokus gram positif staf. aureus, streptokokus pneumoni : tukak tidak terbatas
berbentuk bulat/lonjong berwarna putih abu-abu pada anak tukak yang supuratif
- pseudomonas : tukak akan terlihat melebar dengan cepat, bahan purulen berwarna
kuning hijau terlihat melekat pada permukaan tukak.
c. Oleh jamur :
- infiltrate berwarna abu-abu dikelilingi infiltrate halus disekitarnya (fenomena
satelit)
9. Sebutkan gejala dan tanda konjungtivitis yang disebabkan bakteri, virus, dan alergi !
Adenopati & Lazim Tidak ada Lazim hanya pada Tidak ada
Preautikular konjungtivitis inklusi
10. Sebutkan differential diagnosis dari mata merah beserta gejala dan tandanya!
MATA MERAH
c. Timolol :
Obat penyekat adrenergik-beta non-selektif yang diberikan secara
topikal untuk pengobatan glaukoma sudut terbuka, glaukoma afakik, dan
beberapa jenis glaukoma sekunder. Satu kali pakai dapat menurunkan tekanan
intraokular selama 12-24 jam.
d. Pilocarpine :
Miotikum. Salah satu jenis obat parasimpatomimetik yang
meningkatkan aliran keluar humor aqueous dengan bekerja pada anyaman
trabekular melalui kontraksi otot siliaris. Namun pilocarpine jarang digunakan
sejak ditemukannya analog prostaglandin, tapi masih dapat bermanfaat pada
sejumlah pasien.
e. Acetazolamide:
Penghambat anhidrase karbonat pada corpus ciliare untuk mengurangi
sekresi aqueous. Pemberian penghambat anhidrase karbonat per oral terutama
berguna dalam menurunkan tekanan intraokular pada kasus glaukoma sudut
terbuka tertentu dan dapat dipakai pada glaukoma sudut tertutup dengan
sedikit efek.
f. Manitol :
Jenis obat hiperosmotik yang dipakai untuk mengurangi tekanan
intraokular dengan membuat plasma jadi hipertonik terhadap humor aqueous.
Obat ini pada umumnya dipakai dalam penanganan glaukoma akut sudut
tertutup dan kadang-kadang pra atau pascabedah bila diindikasikan penurunan
tekanan intraokular.
g. Gentamicin :
Antibiotik yang diterima secara luas untuk digunakan pada infeksi
mata berat, terutama ulkus kornea yang disebabkan oleh organisme gram-
negatif. Antibiotik ini juga efektif terhadap banyak stafilokok gram-positif,
tetapi tidak efektif terhadap streptokok. Telah banyak ditemukan strain bakteri
yang resisten terhadap gentamicin.
h. Kloramfenikol :
Antibiotik yang efektif terhadap sejumlah besar organisme gram-
positif dan gram-negatif. Obat ini jarang menimbulkan sensitisasi lokal, tetapi
sejumlah kasus anemia aplastik telah terjadi pada terapi jangka panjang.
i. Efrisel tetes :
Sebagai midriatikum kerja cepat sebelum operasi atau pemeriksaan
oftalmoskopik.
j. Atropine tetes
Merupakan sikloplegik yang efektif dan bekerja lama. Selain sebagai
sikloplegik pada anak, atropine dipakai secara topikal dua atau tiga kali sehari
dalam pengobatan iritis. Obat ini juga dipakai untuk mempertahankan pupil
agar tetap lebar setelah tindakan operasi intraokular.
DAFTAR PUSTAKA