Anda di halaman 1dari 20

TUGAS KOAS BARU

Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Mata


Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus
Periode 17 Desember 2018 – 12 Januari 2019

Pembimbing :
dr. Djoko Heru Santoso, Sp.M

Disusun oleh:
Fikri Faisal Haq
30101306949

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2018

1. Gambar dan sebutkan penampang sagital bola mata!


a.
a.
a.

Konjungtiva : membran yang menutupi sklera dan kelopak mata bagian belakang.
b. Sklera : jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk
pada mata, merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata.
c. Kornea : bagian terdepan sklera yang bersifat transparan yang
memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata
d. COA : ruang yang terisi oleh humor aqueous dan dibatasi oleh kornea
di sebelah anterior dan dibatasi iris di sebelah posterior.
e. Humor aquos : cairan jernih seperti air yang mengisi bilik mata depan
dan belakang.
f. Uvea : lapisan vaskular yang merupakan jaringan lunak, terdiri atas
iris, badan siliar, dan koroid.
g. Pupil : lubang bundar di bagian tengah iris yang analog dengan
apertura lensa pada sebuah kamera.
h. COP : ruang yang terisi oleh humor aqueous, terletak di sebelah
anterior lensa dan di sebelah posterior iris.
i. Lensa mata : badan yang bening dan bikonveks, berfungsi
membiaskan cahaya sehingga difokuskan pada retina.
j. Korpus siliaris : bagian traktus uvealis di antara iris dan koroid.
Terdiri atas processus ciliares dan musculus ciliaris.
k. Korpus vitreum : massa gelatinosa lunak, transparan, dan tak
berwarna yang mengisi bola mata di belakang lensa kristalina.
l. Retina : membran bening dan tipis terdiri atas penyebaran
serabut – serabut saraf optik, letaknya diantara korpus vitreum dan
koroid.
m. Makula lutea : daerah retina sentralis berdiameter 3 mm, yang
didefinisikan secara anatomis sebagai daerah dengan pigmen xantofil
kuning.

2. Gambar dan jelaskan lintasan penglihatan (visual pathway)!


Serabut-serabut nervus optikus merupakan akson dari sel-sel dalam lapisan
ganglionik retina. Mereka bersatu pada diskus optikus dan keluar dari mata sebagai
nervus opticus. Serabut-serabut n.opticus adalah bermielin, tetapi selubung mielinnya
dibentuk oleh oligodendroglia bukan oleh sel Schwann karena n.opticus sesuai dengan
traktus yang terdapat dalam susunan saraf pusat. Nervus optikus meninggalkan rongga
orbita melalui canalis opticus dan bersatu dengan nervus opticus sisi lain untuk
membentuk chiasma opticum.
Chiasma opticum terletak pada perbatasan dinding anterior dan dasar ventrikel
III. Pada chiasma opticum, bagian nasal macula menyilang garis tengah dan masuk ke
traktus opticus sisi kontralateral, sedangkan serabut-serabut dari bagian temporal retina
termasuk bagian temporal macula, berjalan ke posterior dalam tractus opticus ipsilateral.
Tractus opticus keluar dari chiasma opticum dan berjalan ke posterolateral sekitar
pedinculus cerebri. Sebagian besar serabut berakhir dengan bersinap dengan sel-sel saraf
dalam corpus geniculatum lateral. Akson sel-sel saraf dalam corpus geniculatum lateral
meninggalkannya untuk membentuk radiatio optica. Traktus opticus berjalan ke posterior
melalui pars retro-lenticularis capsula interna dan berakhir pada korteks penglihatan
(area 17) yang terletak di bibir atas dan bawah fisura calcarina pada permukaan medial
hemisfer cerebri. Korteks asosiasi penglihatan (area 18dan 19) bertanggung jawab untuk
pengenalan obyek dan persepsi warna.

3. Gambar produksi dan sirkulasi humour aquos!

Humor aqueous diproduksi oleh corpus siliaris, yaitu epitel kuboid non pigmen
penyusun processus siliaris.Humor aqueous membantu menyeimbangkan tekanan
intraokuler, memberikan substrat metabolic (glukosa, oksigen, dan elektrolit) untuk
kornea dan lensa, serta membuang zat sisa metabolik seperti laktat, piruvat, dan
karbon dioksida.

Processus ciliaris  Humor Aqueous  Camera Occuli Anterior Pupil  Camera Occuli
Posterior Trabecular meshwork  Canalis SchlemmVena Aqueous  Vena Episklera
dan konjungtiva Vena Siliaris Anterior  Sinus Cavernosus.

4. Sebutkan pembagian secara klinis katarak beserta gejala dan tanda tiap stadium!

a. Katarak Kongenital
- Terjadi sebelum atau segera setelah lahir dan bayi berusia kurang dari 1 tahun

- Terdapat riwayat infeksi prenatal: rubella pada trimester pertama, dan


pemakaian obat selama kehamilan. Kadang-kadang pada ibu hamil terdapat
riwayat kejang, tetani, ikterus atau hepatosplenomegali.
- Pada pupil terlihat bercak putih/ suatu leukokoria.

- Visus tidak mencapai 6/6 karena ambliopia


b. Katarak Juvenil
- Pada anak usia 3bulan – 9 tahun.
c. Katarak Senilis
- Semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, pada usia
>50tahun.
Insipien Imatur Matur Hipermatur
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Massif
Cairan Normal Bertambah (air Normal Berkurang (air +
Lensa masuk)dangkal masa lensa keluar)
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
Bilik mata Normal Dangkal Normal Dalam
depan
Sudut bilik Normal Sempit Normal Terbuka
mata
Shadow test Negatif Positif Negatif Pseudopos
Penyulit - Glaukoma - Uveitis + Glaukoma

d. Katarak Brunesen
- Berwarna coklat sampai hitam (katarak nigra) terutama pada nucleus lensa,
juga dapat terjadi pada katarak pasien diabetes mellitus dan myopia tinggi.
- Biasanya terdapat pada orang berusia lebih dari 65 tahun yang belum
memperlihatkan adanya katarak kortikal posterior.
e. Katarak Komplikata
- Disebabkan penyakit mata lain seperti radang, retinitis pigmentosa, glaucoma,
tumor intra ocular, iskemia ocular, nekrosis segmen anterior, buftalmos, akibat
suatu trauma dan pasca bedah mata.
f. Katarak Sekunder
- Terjadi akibat terbentuknya jaringan fibrosis pada sisa lensa yang tertinggal.
g. Katarak Traumatik
Katarak traumatika dapat disebabkan oleh trauma tajam maupun trauma tumpul.
- Pada trauma tajam, langsung terjadi pembentukan nukleus katarak sehingga
tampak lensa berwarna putih.
- Pada trauma tumpul, katarak tidak terjadi seketika namun perlahan-lahan.
Terjadi proses penebalan ( imatur menjadi matur) dan tidak langsung
terbentuk nukleus.
5. Sebutkan pembagian secara klinis glaukoma beserta gejala dan tandanya!

a. Glaucoma primer sudut terbuka


Mata tenang tanpa tanda-tanda dari luar, perjalanan pelan tapi progresif, tekanan
bola mata ± 24 mmHg, ada tunnel vision ( penyempitan lapang pandang), kabur
pada sore hari, COA dalam.
b. Glaucoma primer sudut tertutup
- Stadium prodromal/subakut :
Gejala : sakit kepala sebelah pada mata yang sakit ( timbul pada waktu sore hari/
ditempat gelap), penglihatan sedikit menurun, melihat hallo disekitar lampu, mata
merah
Tanda : injeksi silier ringan, edema kornea ringan, TIO meningkat
- Stadium akut/ inflamasi
Gejala : sakit kepala hebat sebelah pada mata yang sakit, kadang disertai mual
muntah, mata merah, penglihatan kabur, melihat hallo
Tanda : injeksi silier, edema kornea, COA dangkal, Tyndall effect (+), pupil
melebar/lonjong, reflek pupil (-), TIO sangat tinggi
- Absolut
Gejala dan tanda : penglihatan buta (visus = 0), sakit kepala, mata merah, TIO
sangat tinggi, kesakitan
- Degenerative
Gejala dan tanda : visus = 0, degenerasi kornea ( bullae,vesikel), mata perih
sekali, TIO tinggi tanpa rasa sakit.
c. Glaucoma sekunder: akibat obat, trauma, komplikasi penyakit bola mata/sistemik
i. Akibat perubahan lensa (dislokasi lensa, intumesensi lensa, glaukoma fakolitik
dan fakotoksik pada katarak, glaukoma kapsularis/sindrom eksfoliasi)
ii. Akibat perubahan uvea (uveitis anterior, tumor, rubeosis iridis)
iii. Akibat trauma(hifema, kontusio bulbi, robeknya kornea atau limbus yang
disertai prolaps iris)
iv. Akibat post operasi (pertumbuhan epitel konjungtiva, gagalnya pembentukan
bilik mata depan post-operasi katarak, blok pupil post-operasi katarak)
v. Akibat pemakaian kortikosteroid sistemik atau topikal dalam jangka waktu yang
lama.

d. Glaucoma congenital : lakrimasi, fotophobia, kornea suram, diameter kornea besar

6. Sebutkan pembagian secara klinis berdasarkan anatomisnya dari uveitis beserta


gejala dan tandanya!
Gejala umum uveitis
 Mata merah
 Penglihatan kabur
 Kemeng / sakit
 Silau
 Nrocos
Menurut anatomi :
 Uveitis anterior :
 Iritis : radang terutama pada iris
 Iridocyclitis : radang pada iris dan corpus ciliare
 Keratouveitis : radang pada iris dan kornea
 Sclerouveitis : radang pada iris dan sclera
 Uveitis intermediate :
 Radang pd bagian belakang corpus ciliare (pars planitis)
 Uveitis posterior :
 Radang pd choroid (choroiditis/chorioretinitis)
 Panuveitis :
 Radang seluruh jaringan uvea

Tanda objektif uveitis :


Uveitis anterior
 Visus turun
 Injeksi silier
 Keratic praecipitates (KPs)
 Reaksi inflamasi di COA
 Humor akuos keruh (efek tyndall positif), hypopion
 Iris oedem
 Pupil miosis
 Synechia (anterior / posterior)
 Nodul di iris (Koeppe, Busacca)
Uveitis posterior:
 Infiltrasi sel radang di retina / choroid
 Inflamasi perivascular
 Atrofi / hipertrofiepitelpigmen retina
 Atrofi / edema retina, choroid atau papil nervus II
 Kelainan pada retina & choroid dapat unifocal, multifocal atau diffuse
Pembagian menurut gambaran klinik :
 Uveitis akut :
 Timbul keluhan secara tiba-tiba
 6 minggu atau kurang
 Uveitis kronik :
 Proses berjalan berbulan-bulan, kadang bertahun-tahun.
 Sering dimulai ringan dan asymptomatik.
 Sering diikuti eksaserbasi akut.
Pembagian menurut etiologi :
 Uveitis exogen
 Uveitis endogen ( dari dalam tubuh pasien )
 Berhubungan dengan penyakit sistemik (mis spondilitis)
 Infeksi bakteri, jamur, virus, protozoa (toxoplasma), helminthiasis
 Idiopatic dengan tanda spesifik uveitis (syndroma uveitis dari Fuchs).
 Idiopatic dengan tanda uveitis non-spesifik

7. Sebutkan pembagian secara klinis dari ablasio retina berdasarkan penyebabnya!

a. Ablasi retina regmatogenosa


Ablasi terjadi akibat adanya robekan pada retina sehingga cairan masuk ke
belakang antara sel pigmen epitel dengan retina. Terjadi pendorongan retina oleh
badan kaca cair (fluid vitreus) yang masuk melalui robekan atau lubang pada retina
ke rongga subretina sehingga mengapungkan retina dan terlepas dari lapis epitel
pigmen koroid.
Mata yang berbakat mengalami ablasi retina adalah mata dengan miopi tinggi,
pasca retinitis, dan retina yang memperlihatkan degenerasi di bagian perifer, 50%
ablasi yang timbul pada afakia terjadi pada tahun pertama.
b. Ablasi retina eksudatif
Yaitu ablasi yang terjadi akibat tertimbunnya eksudat di bawah retina dan
mengangkat retina. Penimbunan cairan subretina sebagai akibat keluarnya cairan
dari pembuluh darah retina dan koroid (ekstravasasi)
c. Ablasi retina tarikan atau traksi
 Pada ablasi ini lepasnya jaringan retina terjadi akibat tarikan jaringan parut
pada badan kaca yang akan mengakibatkan ablasi retina dan penglihataan
turun tanpa rasa sakit.
 Pada badan kaca terdapat jaringan fibrosis yang dapat disebabkan diabetes
mellitus proliferatif, trauma, dan perdarahan badan kaca akibat bedah atau
infeksi
Pengobatan ablasi akibat tarikan di dalam badan kaca dilakukan dengan melepaskan
tarikan jaringan parut atau fibrosis di dalam badan kaca dengan tindakan yang disebut
vitrektomi.
Gejala dan tanda:
a. Metamorfopsi berupa makropsi dan mikropsi
b. Fotopsi (melihat adanya kilatan-kilatan cahaya beberapa hari sampai beberapa
minggu sebelumnya)
c. Seolah-olah melihat suatu tirai yang bergerak ke suatu arah karena cairan
ablasi bergerak mencari tempat yang rendah
d. Visus sentral hilang jika terjadi di bagian temporal (letak makula lutea). Tetapi
jika terdapat di bagian nasal, visus sentral lebih lambat terganggu
e. Lambat laun tirai makin turun dan menutupi sama sekali matanya (karena
terdapat ablasi retina total sehingga persepsi cahayanya menjadi 0)

8. Sebutkan gejala dan tanda ulkus kornea yang disebabkan oleh jamur dan bakteri!
a. Mata merah, sakit, fotofobia, penglihatan menurun, kekeruhan berwarna putih
dimata, defek epitel yang dikelilingi leukosit polimorfonuklear.
b. Oleh bakteri :
- kokus gram positif staf. aureus, streptokokus pneumoni : tukak tidak terbatas
berbentuk bulat/lonjong berwarna putih abu-abu pada anak tukak yang supuratif
- pseudomonas : tukak akan terlihat melebar dengan cepat, bahan purulen berwarna
kuning hijau terlihat melekat pada permukaan tukak.
c. Oleh jamur :
- infiltrate berwarna abu-abu dikelilingi infiltrate halus disekitarnya (fenomena
satelit)

9. Sebutkan gejala dan tanda konjungtivitis yang disebabkan bakteri, virus, dan alergi !

Temuan Klinis & Virus Bakteri Klamidia Alergi


Sitologis

Rasa Gatal Minimal Minimal Minimal Berat


Hiperemia Generalisata Generalisata Generalisata Generalisata

Lakrimasi Banyak Sedang Sedang Sedang

Eksudasi Minimal Banyak Banyak Minimal

Adenopati & Lazim Tidak ada Lazim hanya pada Tidak ada
Preautikular konjungtivitis inklusi

Pewarnaan Monosit Bakteria, PMN PMN, badan inklusi sel Eosinofil


Kerokan & plasma
Eksudat

Radang Kadang-kadang Kadang-kadang Tidak pernah Tidak pernah


Tenggorok dan
demam

10. Sebutkan differential diagnosis dari mata merah beserta gejala dan tandanya!

MATA MERAH

Visus Normal Visus Turun Mendadak

Tidak Kotor Kotor

Pinguekula Konjungtivitis Keratitis

Pterygium Keratokonjungtivitis Ulkus Kornea


Sika (dry eye)
Pseudopterygium Glaukoma Akut
Defisiensi Vit. A
11. Apa fungsi dari obat?
Hematoma Uveitis
a. Midriasil
Subconjunctiva : Penyakit Konjungtiva
Termasuk obat sikloplegik
Etiologi (parasimpatolitik)
Tidak Jelas untukVogt
Sindrom melebarkan
Koyanagi –pupil
Episkleritis Harada
yang kegunaan utamanya adalah:
Keratokonjungtivitis
Skleritis - Melebarkan pupil untuk keperluan oftalmoskopi.
Endoftalmitis
limbus superior
- Melumpuhkan otot-otot akomodasi, terutama pada pasien muda, untuk
Oftalmika Simpatika
membantu pemeriksaan refraksi
Panoftalmitis
- Melebarkan pupil dan melumpuhkan otot akomodasi pada uveitis,
untuk mencegah pembentukan sinekia serta meredakan nyeri dan
fotofobia.
b. Pantokain :
Salah satu jenis anestetik topikal yang berguna untuk sejumlah
prosedur diagnostik dan terapeutik, termasuk tonometri, pengangkatan benda
asing atau jahitan, gonioskopi, kerokan konjungtiva, dan tindakan bedah
ringan pada kornea dan konjungtiva. Satu dua tetes biasanya sudah cukup,
tetapi dosisnya dapat diulang selama tindakan berlangsung.

c. Timolol :
Obat penyekat adrenergik-beta non-selektif yang diberikan secara
topikal untuk pengobatan glaukoma sudut terbuka, glaukoma afakik, dan
beberapa jenis glaukoma sekunder. Satu kali pakai dapat menurunkan tekanan
intraokular selama 12-24 jam.
d. Pilocarpine :
Miotikum. Salah satu jenis obat parasimpatomimetik yang
meningkatkan aliran keluar humor aqueous dengan bekerja pada anyaman
trabekular melalui kontraksi otot siliaris. Namun pilocarpine jarang digunakan
sejak ditemukannya analog prostaglandin, tapi masih dapat bermanfaat pada
sejumlah pasien.
e. Acetazolamide:
Penghambat anhidrase karbonat pada corpus ciliare untuk mengurangi
sekresi aqueous. Pemberian penghambat anhidrase karbonat per oral terutama
berguna dalam menurunkan tekanan intraokular pada kasus glaukoma sudut
terbuka tertentu dan dapat dipakai pada glaukoma sudut tertutup dengan
sedikit efek.
f. Manitol :
Jenis obat hiperosmotik yang dipakai untuk mengurangi tekanan
intraokular dengan membuat plasma jadi hipertonik terhadap humor aqueous.
Obat ini pada umumnya dipakai dalam penanganan glaukoma akut sudut
tertutup dan kadang-kadang pra atau pascabedah bila diindikasikan penurunan
tekanan intraokular.
g. Gentamicin :
Antibiotik yang diterima secara luas untuk digunakan pada infeksi
mata berat, terutama ulkus kornea yang disebabkan oleh organisme gram-
negatif. Antibiotik ini juga efektif terhadap banyak stafilokok gram-positif,
tetapi tidak efektif terhadap streptokok. Telah banyak ditemukan strain bakteri
yang resisten terhadap gentamicin.
h. Kloramfenikol :
Antibiotik yang efektif terhadap sejumlah besar organisme gram-
positif dan gram-negatif. Obat ini jarang menimbulkan sensitisasi lokal, tetapi
sejumlah kasus anemia aplastik telah terjadi pada terapi jangka panjang.
i. Efrisel tetes :
Sebagai midriatikum kerja cepat sebelum operasi atau pemeriksaan
oftalmoskopik.
j. Atropine tetes
Merupakan sikloplegik yang efektif dan bekerja lama. Selain sebagai
sikloplegik pada anak, atropine dipakai secara topikal dua atau tiga kali sehari
dalam pengobatan iritis. Obat ini juga dipakai untuk mempertahankan pupil
agar tetap lebar setelah tindakan operasi intraokular.

12. Apa yang dimaksud dengan:


a. Hipopion:
- Penimbunan sel radang di bagian bawah bilik mata.
b. Hifema:
- Sel darah di dalam bilik mata depan dengan permukaan darah yang datar atau
rata.
c. Sinekia anterior:
- Perlekatan antara kornea dengan iris.
d. Sinekia posterior:
- Perlekatan antara permukaan anterior lensa dengan iris.
e. Keratik presipitat:
- Timbunan sel di atas endotel kornea.
f. Infiltrat:
- Penetrasi interstitium jaringan atau bahan.
g. Pterygium:
- Pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degeneratif dan invasif,
biasanya terletak pada celah kelopak bagian nasal ataupun temporal
konjungtiva yang meluas ke daerah kornea.
h. Trikiasis:
- Bulu mata mengarah pada bola mata yang akan menggosok kornea atau
konjungtiva.
i. Entropion:
- Suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau margo palpebra ke
arah dalam sehingga bulu mata menggeser jaringan konjungtiva dan kornea
atau apa yang disebut sebagai trikiasi
13. Sebutkan trias akomodasi!

Akomodasi merupakan kesanggupan mata untuk memperbesar daya bias dengan


caramenambah kecembungan lensa.

Trias akomodasi mata :


a. Konvergensi bola mata
b. Konstriksi pupil (miosis)
c. Pencembungan lensa

14. Sebutkan cara koreksi penderita miopia!


Cara optik
Kacamata (Lensa Konkaf)
Koreksi miopia dengan kacamata, dapat dilakukan dengan menggunakan lensa
konkaf (cekung/negatif) karena berkas cahaya yang melewati suatu lensa cekung akan
menyebar. Bila permukaan refraksi mata mempunyai daya bias terlalu tinggi atau bila
bola mata terlalu panjang seperti pada miopia, keadaan ini dapat dinetralisir dengan
meletakkan lensa sferis konkaf di depan mata. Lensa cekung yang akan
mendivergensikan berkas cahaya sebelum masuk ke mata, dengan demikian fokus
bayangan dapat dimundurkan ke arah retina.
Lensa kontak
Lensa kontak dari kaca atau plastik diletakkan dipermukaan depan kornea. Lensa
ini tetap ditempatnya karena adanya lapisan tipis air mata yang mengisi ruang antara
lensa kontak dan permukaan depan mata. Sifat khusus dari lensa kontak adalah
menghilangkan hampir semua pembiasan yang terjadi dipermukaan anterior kornea,
penyebabnya adalah air mata mempunyai indeks bias yang hampir sama dengan kornea
sehingga permukaan anterior kornea tidak lagi berperan penting sebagai dari susunan
optik mata. Sehingga permukaan anterior lensa kontaklah yang berperan penting.

Cara operasi pada kornea


Ada beberapa cara, yaitu :
1. Radikal keratotomy (dengan pisau) yaitu operasi dengan menginsisi kornea perifer
sehingga kornea sentral menjadi datar. Hal ini menyebabkan sinar yang masuk ke
mata menjadi lebih dekat ke retina.
2. Excimer laser (dengan sinar laser) yaitu operasi dengan menggunakan tenaga laser
untuk mengurangi kecembungannya dan dilengketkan kembali.
3. Keratomileusis yaitu bila kornea yang terlalu cembung di insisi kemudian dikurangi
kecembungannya dan dilengketkan kembali.
4. Epiratopati yaitu operasi dengan melakukan penjahitan keratolens yang sesuai dengan
koreksi refraksi ke kornea penderita yang telah di buang epitelnya.
Cara operasi di atas masih mempunyai kekurangan – kekurangan, oleh karena itu
para ahli mencoba untuk mencari jalan lain yang dapat mengatasi kekurangan tersebut
dengan jalan mengambil lensa mata yang masih jernih (clear lens extraction/CLE).

15. Sebutkan kelainan refraksi dan definisinya!


a. Emetropia
Keadaan refraksi mata, di mana semua sinar yang sejajar, yang datang dari jarak tak
terhingga, dan jatuh pada mata yang dalam keadaan istirahat, akan dibiaskan tepat di
retina.
b. Ametropia
Keadaan refraksi mata, di mana sinar sejajar yang datang dari jarak tak terhingga
dan jatuh di mata dalam keadaan istirahat tak pernah dikumpulkan tepat di retina.
Macam-macam ametropia adalah hipermetropia, miopia, astigmatisme.
c. Hipermetropia
Merupakan kelainan refraksi, di mana sinar yang sejajar yang datang dari jarak tak
terhingga, oleh mata yang dalam keadaan istirahat dibiaskan di belakang retina.
d. Miopia
Merupakan kelainan refraksi, di mana sinar sejajar yang datang dari jarak tak
terhingga oleh mata dalam keadaan istirahat dibiaskan di depan retina.
e. Astigmatisme
Di sini sinar sejajar yang datang dari jarak tak terhingga, oleh mata dalam keadaan
istirahat, dibiaskan tak tertentu, refraksi dalam tiap meridian tidak sama.
f. Presbiopia
Merupakan kelainan refraksi, di mana pungtum proksimum, yaitu titik dekat yang
dapat dilihat dengan akomodasi maksimal telah begitu jauh, sehingga pekerjaan
dekat yang halus sukar dilakukan, akibat berkurangnya daya akomodasi. Di sini
sinar yang divergen, yang datang dari jarak dekat, dibiaskan di belakang retina.

16. Apa yang dimaksud dengan:


a. Enukleasi : pengeluaran bola mata
b. Efiserasi : pengeluaran isi bola mata dengan sclera yang dibiarkan utuh
c. Afakia : suatu keadaan dimana mata tidak mempunyai lensa
sehingga mata tersebut menjadi hipermetropia tinggi
d. Pseudofakia : benda berbentuk lensa artificial yang bisa ditanam,
digunakan dalam terapi katarak IOL (Intra Okuler Lensa)
e. Endhoptalmitis : peradangan berat dalam bola mata, biasanya akibat
infeksi setelah trauma atau bedah, atau endogen akibat sepsis
f. Eksenterasi :Pengangkatan seluruh isi orbita, termasuk bola mata
dan sebagian atau seluruh kelopak mata.

17. Sebutkan pembagian secara klinis dari Retinopati Diabetikum!


Klasifikasi retinopati DM (menurut bagian mata FK UI/RSCM)
- Derajat I : terdapat mikroaneurismata dengan atau tanpa eksudat lemat pada
fundus okuli

- Derajat II : terdapat mikroaneurismata, perdarahan bintik dan bercak dengan atau


tanpa eksudat lemak pada fundus okuli

- Derajat III : terdapat mikroaneurismata, perdarahan bintik dan bercak, terdapat


neovaskularisasi dan proliferasi pada fundus okuli.

- Derajat IV : vena- vena melebar, sianosis, tampak sebagai sosis.


- Derajat yang lebih berat : jika pada gambaran fundus mata kiri tidak sama
beratnya dengan mata kanan.

18. Sebutkan pembagian secara klinis dari Retinopati Hipertensi !


Klasifikasi Retinopati Hipertensi (menurut FK UI)
Tipe 1 :
- Fundus hipertensi dengan atau tanpa retinopati, tidak ada sclerosis, dan terdapat
pada orang muda
- Pada funduskopi : arteri menyempit dan pucat, arteri meregang dan percabangan
tajam, perdarahan ada atau tidak ada,eksudat ada atau tidak ada
Tipe 2 :
- Fundus hipertensi dengan atau tanpa retinopati sclerosis senile, terdapat pada
oraang tua
- Funduskopi : pembuluh darah tampak mengalami penyempitan, pelebaran dan
sheeting setempat
- Perdarahan retina ada atau tidak ada. Tidak ada edema papil
Tipe 3 :
- Fundus dengan retinopati hipertensi dengan arteriosclerosis, terdapat pada orang
muda
- Funduskopi : penyempitan arteri, kelokan bertambah fenomena crossing,
perdarahan multiple, cotton wool patches, macula star figure
Tipe 4 : Hipertensi yang progresif
- Funduskopi : edema papil, cotton wool patches, hard eksudat , dan star figure
exudat yang nyata.
19. Sebutkan perbedaan konjungtiva injeksi dan korneal/siliar injeksi!

Injeksi Konjungtival Injeksi Korneal / Injeksi Siliar


Berwarna pembuluh darah yang merah segar Berwarna lebih ungu dibandingkan dengan
pelebaran pembuluh darah konjungtival
Mudah digerakkan dari dasarnya. Hal ini Tidak ikut serta dengan pergerakan konjungtiva
disebabkan arteri konjungtiva posterior melekat bila digerakkan karena melekat erat dengan
longgar pada konjungtiva bulbi yang mudah jaringan perikornea
lepas dari dasarnya sclera
Ukuran pembuluh darah makin besar ke bagian Ukuran sangat halus terletak disekitar korneal,
perifer, karena asalnya dari bagian perifer atau paling padat sekitar korneal dan berkurang ke
arteri siliar anterior arah forniks
Pada radang konjungtiva pembuluh darah Pembuluh darah tidak tampak
terutama didapatkan didaerah forniks
Dengan tetes adrenalin 1:1000 injeksi akan Pembuluh darah perikornea tidak menciut bila
lenyap sementara diberi epinefrin atau adrenalin 1:1000
Tidak ada fotofobia Fotofobia
Gatal Hanya lakrimasi, sakit tekan dalam sekitar
kornea
Pupil dalam ukuran normal dengan reaksi Pupil irregular kecil (iritis) dan lebar (glaukoma)
normal

20. Sebutkan lapisan-lapisan air mata beserta sumbernya!


a. Lipid: lapisan paling superfisial, untuk menstabilisasi dan mencegah
evaporasi dari lapisan aqueous, dan diproduksi oleh kelenjar meibom
b. Aqueous: lapisan intermediet. Menyediakan nutrisi bagi kornea,
menghilangkan produk sisa, dan diproduksi oleh glandula orbital dan kelenjar
kelopak mata ke-3
c. Mucus: Terletak antara tear film dengan kornea yang bersifat hidrofobik,
terdapat sekretori IgA, dan diproduksi oleh sel goblet konjungtiva

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar, Y., 2010, dikutip dari http://yayanakhyar.wordpress.com/2010/07/21/kelainak-


refraksi-mata-miopia-rabun-jauh/
Ilyas, H.S., 2009, Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia: Jakarta.
Rachmawan, A., 2010, dikutip dari http://www.scribd.com/arachmawan/d/46590410-CSS-
mata
Ulfa, M., 2010, dikutip dari http://www.scribd.com/doc/36139360/neurooftalmology-full-
version
Vaughan, D.G., 2009, Oftalmologi Umum, Widya Medika: Jakarta
Wijana, N., 1993, Ilmu Penyakit Mata, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai