Anda di halaman 1dari 2

CARA KERJA SISTEM EFI :

Arus dari + baterai menuju ke fuse sebagai pengaman dalam rangkaian apabila terjadi
kelebihan arus dan hubungan pendek. Kemudian arus menuju cut off sebagai tombol
emergency ketika terjadi problem pada sistem kelistrikan yang menimbulkan bahaya dalam
keadaan darurat. Setelah dari cut off menuju kunci kontak, arus menuju ke ECM. Tegangan
dari baterai yang dikirim ke ECM akan didistribusikan ke semua sensor yang membutuhkan
sesuai dengan fungsinya masing-masing. Sensor TPS (Throttle Position Sensor) berfungsi
untuk mendeteksi sudut bukaan katup throttle sebagai saluran utama membuka dan
menutupnya aliran udara. Dengan kata lain saat menekan pedal gas plat throttle akan
membuka dan TPS mengukur berapa banyak udara yang masuk dan dan mengukur sudut
bukaan throttle dan mengirimkannya ke ECU kemudian ECU akan menyemprotkan bahan
bakar lebih banyak karena saat throttle bukaan penuh resistansi akan menurun sehingga
tegangan yang dihasilkan untuk dikirim ke ECU besar sedangkan pada saat pedal gas di lepas
plat throttle akan menutup dan TPS akan mengukur berapa banyak udara yang masuk dan
mengukur sudut bukaan saat plat throttle menutup. Saat kondisi demikian resistansi pada
sensor akan tinggi sehingga tegangan yang dihasilkan untuk dikirim ke ECU sedikit maka
ECU akan memerintahkan injektor menyemprotkan bahan bakar sedikit. Sensor EOT (Engine
Oil Temperature) berfungsi sebagai pendeteksi perubahan suhu pada oli mesin dimana
campuran bahan bakar saat kondisi mesin masih dingin akan berbeda ketika kondisi panas. Di
sensor EOT terdapat thermistor yang akan menerjemahkan temperatur oli menjadi nilai
resistansi. Saat temperatur tinggi, tegangan dari ECU mengalir ke sensor EOT, Thermistor
pada sensor akan mengkonversi suhu tinggi menjadi nilai resistansi besar maka tegangan
dihasilkan sensor yang dikirim ke ECU sedikit sehingga ECU memerintahkan injektor
menyemprotkan bahan bakar sedikit. Sedangkan saat temperatur rendah, thermistor akan
mengkonversi suhu rendah menjadi nilai resistansi sedikit maka tegangan dihasilkan sensor
yang dikirim ke ECU banyak sehingga ECU memerintahkan injektor menyemprotkan bahan
bakar banyak. Sensor O2 berfungsi untuk mengukur kandungan oksigen yang terdapat dalam
gas buang. Prinsip kerja oksigen sensor adalah melakukan perbandingan kandungan oksigen
yang diukur dalam gas buang dengan kandungan udara yang ada di atmosfer atau udara
bebas. Jika kandungan oksigen dalam gas buang lebih banyak, maka hanya terjadi sedikit
pebedaan dengan udara luar sehingga output oksigen sensor menghasilkan voltase yang
rendah (campuran kurus=Tegangan rendah). Jika kandungan oksigen dalam gas buang sedikit
terjadi perbedaan yang besar antara kandungan oksigen dengan udara luar. O2 sensor
menghasilkan voltase yang tinggi (campuran kaya=tegangan tinggi). Sensor CKP berfungsi
untuk memberi sinyal ke ECU tentang keberadaan TMB dan TMA yang selanjutnya ECU
akan memerintahkan injektor dan juga memerintahkan kepada ignition coil kapan waktu
pengapian dan waktu penyemprotan bahan bakar. CKP sensor adalah sensor yang
mempunyai sebuah pick up coil dan pick up rotor. Sensor ini bekerja pada rotor pick up
berputar (seiring putaran crankshaft) dan melewati pick up coil pada waktu itu sistem ini
mampu menghasilkan energi listrik sekaligus sinyal posisi crankshaft bagi ECU. Aktuator
Ignition Coil berfungsi untuk menaikkan tegangan 12 V baterai hingga 20 kV guna
memercikkan bunga api pada busi. Aktuator ini sistem kerjanya tergantung sinyal dari sensor
CKP untuk menentukan kapan waktu pengapian. Pada saat sensor CKP mengirim sinyal ke
ECU akan mengaktifkan relay EFI. Relay EFI kemudian menyalakan Ignition Coil untuk
mengalirkan tegangan 20 kV ke busi. Aktuator Injektor berfungsi untuk menginjeksikan
bahan bakar ke ruang intake manifold sesuai dengan perintah ECU yang didasarkan dari
inputan sensor-sensornya. Sensor-sensor tersebut saat mengirim sinyal ke ECU akan
mengaktifkan relay EFI. Relay EFI kemudian menyalakan injektor untuk menyemprotkan
bahan bakar sesuai dengan kondisi mesin.

CARA KERJA SISTEM STARTER

Saat kunci kontak dan saklar starter on, Arus dari + baterai menuju ke fuse sebagai pengaman
dalam rangkaian apabila terjadi kelebihan arus dan hubungan pendek. Kemudian arus menuju
cut off sebagai tombol emergency ketika terjadi problem pada sistem kelistrikan yang
menimbulkan bahaya dalam keadaan darurat. Setelah dari cut off menuju kunci kontak lalu
ke saklar starter. Arus menuju ke terminal 30 relay. Di sisi lain arus + baterai juga mengalir
ke terminal 85 kumparan relay sedangkan terminal 86 ke ground. Saat kondisi demikian
maka akan timbul kemagnetan pada kumparan relay yang menyebabkan kontak relay
terhubung, otomatis arus yang tertahan di terminal 30 relay dapat mengalir ke terminal 87
relay. maka arus dari positif baterai mengalir ke relai menuju brush positif, mengalir ke rotor
kemudian brush negatif kemudian ke ground. Sehingga rotor berputar karena adanya medan
magnet yang berlawanan dengan medan magnet permanen stator. Putaran rotor / angker
diteruskan ke poros melalui mekanisme starter clutch, sehingga ketika mesin sudah menyala
putaran dinamo starter dengan poros terputus. dan mesin tidak bisa memutar dinamo stater.

Anda mungkin juga menyukai