Anda di halaman 1dari 13

ISSN: 1410-4571

E-ISSN: 2541-2604

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN MENGGUNAKAN


METODE ALTMAN (Z-SCORE) PADA PERUSAHAAN
FARMASI (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-
2015)
Fitria Wulandari, Burhanudin, dan Rochmi Widayanti Fakultas
Ekonomi Universitas Islam Batik Surakarta Jl. KH. Agus Salim No. 10
Surakarta 57147 Telp. (0271) 714751 fitria07.fw@gmail.com,
rochmiwidayanti@gmail.com

Abstraksi: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi perusahaan menggunakan metode Altman Z-
Score dalam memprediksi potensi kebangkrutan pada 5 perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2011 – 2015. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan sampel 5
perusahaan farmasi. Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa : (1) pada tahun 2011 – 2015 pada kelima perusahaan farmasi berada dalam kategori sehat, nilai Z-Score
seluruh perusahaan ≥ 2,99. (2) selanjutnya dari kelima perusahaan farmasi yang dianalisis PT Merck Tbk pada
tahun 2011, 2013 dan 2014 memiliki nilai Z-Score paling tinggi yaitu sebesar 8,45, 6,3 dan 5,93. (3) PT Kalbe
Farma Tbk pada tahun 2012 dan tahun 2015 memiliki nilai Z-Score paling tinggi yaitu sebesar 6,08 dan 5,92.
Hasil dari penelitian ini diharapkan perusahaan farmasi dapat menjaga likuiditasnya dalam memenuhi semua
kewajibannya sehingga menarik minat para investor dan kreditor. Perusahaan diharapkan dapat mengelola aktiva
untuk meningkatkan penjualan dan menghasilkan laba.

Kata Kunci: Perusahaan Farmasi, Kebangkrutan, Altman Z-Score

Abstract: This study aimed to analyze the condition of the company using the Altman Z-Score to predict the
potential bankruptcy of the five pharmaceutical companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2011 to
2015. The sampling method is using purposive sampling with a sample of five pharmaceutical companies. This
research is descriptive with quantitative approach. The results showed that: (1) in 2011 to 2015 the five
pharmaceutical companies are in the good category, the number of Z-Score from all companies are ≥ 2.99. (2)
Moreover from the five pharmaceutical companies that were analyzed PT Merck Tbk in 2011, 2013 and 2014
had the highest number for Z-Score at 8.45, 6.3 and 5.92. (3) PT Kalbe Farma Tbk in 2012 and 2014 had the
highest number for Z Score at 6.08 and 5.91. The results of this study are expected for pharmaceutical
companies to maintain liquidity to meet all its obligations so that will interest investors and creditors.
Companies are expected to manage assets to increase sales and generate profits.

Keywords: Pharmaceutical Companies, Bankruptcy, Altman Z-Score

PENDAHULUAN tidak mengalami likuidasi (Octarie, 2015).


Persaingan bisnis yang semakin tinggi, cepat
Setiap perusahaan didirikan dengan dan kompetitif diantara berbagai perusahaan
harapan akan menghasilkan profit sehingga baik pada tingkat domestik dan internasional
mampu untuk bertahan dan berkembang dalam disebabkan oleh globalisasi dan kemajuan
jangka waktu yang sangat panjang. Hal ini teknologi. Oleh karena itu, para manajer
berarti dapat diasumsikan bahwa perusahaan dituntut memiliki kemampuan pengelolaan
akan terus bertahan dan diharapkan perusahaan yang lebih baik agar

Volume 2, Nomor 1, Juni 2017 Analisis Prediksi Kebangkrutan Menggunakan... 15


ISSN: 1410-4571
E-ISSN: 2541-2604

perusahaan bisa bergerak cepat dalam rangka Kepailitan suatu perusahaan biasanya
mengantisipasi perubahan yang ada. diawali dengan kesulitan keuangan
Kinerja industri farmasi di Indonesia (financial distress) yang ditandai oleh
telah mencatat pertumbuhan signifikan. adanya ketidakpastian profitabilitas pada
Dari sisi total nilai pasar farmasi domestik masa yang akan datang. Prediksi tentang
tercatat lebih tinggi dibandingkan Malaysia kondisi keuangan perusahaan, yang berkaitan
dan Singapura. Padahal dari sudut belanja dengan kepailitan, memberikan panduan bagi
kesehatan, Indonesia masih tergolong rendah. pihak yang berkepentingan tentang kinerja
Performa sektor farmasi tidak terlepas dari keuangan perusahaan apakah akan mengalami
pertumbuhan makro dan ekspansi usaha yang kesulitan atau tidak dimasa yang akan
dilakukan para emiten. (Kemenperin, 2016) datang. Sedangkan bagi pihak yang berada
Industri farmasi menarget pertumbuhan diluar perusahaan khususnya para investor
11% sepanjang tahun 2016. Target tersebut untuk menilai kondisi keuangan dan hasil
diharapkan tercapai, seiring pertumbuhan operasi perusahaan saat ini dan dimasa lalu
ekonomi yang diprediksi makin membaik. serta sebagai pedoman mengenai kinerja
Ketua Umum GP Farmasi Indonesia Johannes perusahaan dimana perusahaan tersebut
Setijono menyebutkan, dalam lima tahun apakah akan berpotensi untuk bangkrut atau
terakhir rata-rata pertumbuhan industri farmasi tidak. (Butet, 2012)
mencapai 11%. Pada tahun lalu pasar farmasi Berbagai macam metode analisis
di Indonesia mencapai Rp 62 triliun. Kinerja kebangkrutan dari sektor keuangan telah
industri farmasi terkait dengan pertumbuhan dikembangkan dan digunakan oleh berbagai
ekonomi sehingga akan berdampak pada negara, salah satunya adalah Altman dengan
sektor kesehatan, seperti tumbuhnya apotek, metode Z-Score. Analisis Z-Score pertama
rumah sakit, dan program JKN. Pada kali dikemukakan oleh Edward I Altman pada
kuartal 1/2016 diperkirakan industri farmasi tahun 1968 atas penelitian yang dilakukan
akan tumbuh 9% Apabila pertumbuhan di Amerika Serikat khusus perusahaan
ekonomi bisa naik 5,1%, program JKN akan manufaktur yang go public. Tahun 1984
meningkatkan pertumbuhan industri farmasi model kebangkrutan tersebut direvisi agar
dari sisi volume tetapi tidak dengan nilai dapat digunakan untuk private manufacturing
rupiah dalam perusahaan. company dan go public. Selanjutnya pada
Saat ini beberapa perusahaan farmasi tahun 1995 Altman memodifikasi kembali
sedang melakukan join venture dengan modelnya agar dapat diterapkan pada semua
perusahaan asing dalam membangun pabrik jenis perusahaan. Peneliti memilih untuk
bahan baku. Dibutuhkan waktu sekitar 3-4 menggunakan metode analisis Altman
tahun dalam membangun pabrik tersebut. (metode Z-Score), karena metode Z-Score
Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat mudah digunakan serta mampu memperoleh
Kesehatan Kementerian Kesehatan Maura tingkat ketepatan prediksi hingga 95%.
Linda Sitanggang mengemukakan, pasar (Rafles, 2015)
farmasi Indonesia memiliki potensi untuk
dikembangkan lebih baik. Sebagian kecil RUMUSAN MASALAH
industri farmasi sudah berbasis research,
misalnya menghasilkan vaksin biological. Pasar farmasi Indonesia merupakan
Melalui industri farmasi berbasis research, yang terbesar di ASEAN. Demikian pula
secara tidak langsung industri sudah bisa halnya dengan proyek bantuan kesehatan dari
melakukan inovasi. Dengan berbasis research, lembaga internasional juga telah memberikan
maka harus berbahan baku serta menghasilkan kontribusi pada perkembangan industri
jenis produk sendiri. (Oktiani, 2016) farmasi secara keseluruhan. Program JKN

16 Fitria Wulandari, Burhanudin, dan Rochmi Widayanti BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis
ISSN: 1410-4571
E-ISSN: 2541-2604

dari regulasi pemerintah meningkatkan Faktor-faktor Penyebab Kebangkrutan


pertumbuhan industri farmasi dari sisi Penelitian yang dilakukan oleh Mar’ati,
volume tetapi tidak dengan nilai rupiah dalam Suhadak dan Rustam pada tahun 2014
perusahaan. Ketidakmampuan perusahaan menyebutkan faktor-faktor yang menyebabkan
mengantisipasi perkembangan global akan terjadinya kebangkrutan pada perusahaan
mengakibatkan penurunan dalam volume adalah:
usaha yang pada akhirnya perusahaan akan 1. Faktor Umum
mengalami kebangkrutan. Beberapa rumusan (a) Faktor ekonomi, dari gejala inflasi
masalah dalam penelitian ini adalah : dan deflasi dalam harga barang dan jasa,
Berapa nilai rasio Altman Z-Score pada kebijakan keuangan serta suku bunga.
perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa (b) Faktor sosial, adanya perubahan gaya
Efek Indonesia pada tahun 2011 – 2015? hidup masyarakat serta kerusuhan atau
Bagaimana prediksi potensi kebangkrutan kekacauan yang terjadi di masyarakat.
dengan menggunakan metode Altman Z-Score (c) Faktor teknologi, dimana adanya
pada perusahaan farmasi yang terdaftar di pembengkakan biaya yang ditanggung
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 – oleh perusahaan karena sistem tidak
2015?. terpadu dan pengguna yang kurang
profesional. (d) Faktor pemerintah,
LANDASAN TEORITIS dimana kebijakan pemerintah terhadap
pencabutan subsidi pada perusahaan
Laporan keuangan industri dan kebijakan undang-undang
Laporan keuangan adalah laporan yang baru.
menunjukkan kondisi keuangan perusahaan 2. Faktor Eksternal
pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. (a) Faktor pelanggan, dimana untuk
(Kasmir, 2015: 7) menghindari kehilangan konsumen
Analisa laporan keuangan perlu dilakukan perusahaan harus melakukan identifikasi
secara cermat dengan menggunakan metode sifat konsumen juga menciptakan peluang
dan teknik analisis yang tepat sehingga hasil mendapatkan konsumen baru. (b) Faktor
yang diharapkan benar-benar tepat pula. pemasok/kreditor, dimana kekuatannya
Kesalahan dalam memasukkan angka atau terletak pada pemberian pinjaman yang
rumus akan berakibat pada tidak akuratnya tergantung pada kepercayaan kreditor
hasil yang hendak dicapai. Kemudian, terhadap kelikuiditan suatu perusahaan.
hasil perhitungan tersebut, dianalisis dan (c) Faktor pesaing, dimana menyangkut
diinterpretasikan sehingga diketahui posisi perbedaan pemberian pelayanan kepada
keuangan yang sesungguhnya. Kesemuanya konsumen.
ini harus dilakukan secara teliti, mendalam, 3. Faktor Internal yang meliputi dari
dan jujur. (Kasmir, 2015: 67) terlalu besarnya kredit yang diberikan
kepada nasabah, manajemen yang tidak
Kebangkrutan efisien, penyalahgunaan wewenang dan
Menurut Hanafi (2014: 638) menyatakan kecurangan.
perusahaan dapat dikatakan bangkrut apabila
perusahaan itu mengalami kesulitan yang Alternatif Perbaikan Kesulitan Keuangan
ringan (seperti masalah likuiditas), dan sampai Beberapa alternatif perbaikan kesulitan
kesulitan yang lebih serius, yaitu solvabel keuangan berdasarkan besar kecilnya
(utang lebih besar dibandingkan dengan asset). permasalahan keuangan yang dihadapi oleh
perusahaan (Hanafi, 2014: 641) :

Analisis Prediksi Kebangkrutan Menggunakan... 17


ISSN: 1410-4571
E-ISSN: 2541-2604

1. Permasalahan secara informal X5 = Penjualan / Total Aktiva


dilakukan apabila masalah masih belum parah.
Cara pemecahannya adalah sebagai berikut Perusahaan-perusahaan yang diteliti
: (a) Perpanjangan (Extension) dilakukan kemudian digolongkan menjadi 3 golongan dengan
memperpanjang jatuh tempo hutang- yaitu perusahaan yang tidak bangkrut, hutang. (b)
Komposisi (Composition) perusahaan yang termasuk rawan dan
dilakukan dengan mengurangi besarnya perusahaan yang berpotensi bangkrut (Hanafi,
tagihan. (c) Likuidasi dilakukan apabila nilai 2014: 657). Penggolongan ini berdasarkan
likuidasi lebih besar dibandingkan nilai going nilai Z yang merupakan indeks keseluruhan
concern. dari fungsi multiple discriminant analysis
2. Pemecahan secara formal dilakukan dengan kriteria penilaian sebagai berikut:
apabila masalah sudah parah. Pemecahan 1. Z-Score > 2,99 dikategorikan sebagai
secara formal melibatkan pihak ketiga yaitu perusahaan yang sangat sehat sehingga
pengadilan. Cara pemecahannya adalah dapat dikategorikan dalam perusahaan
sebagai berikut : (a) Apabila nilai perusahaan tidak bangkrut (Hanafi, 2014: 657).
diteruskan > nilai perusahaan dilikuidasi, maka 2. 1,81 < Z-Score < 2,99 berada di daerah
perusahaan mengambil langkah reorganisasi, rawan dimana perusahaan tersebut
yaitu merubah struktur modal menjadi layak. tidak dapat ditentukan apakah termasuk
(b) Apabila nilai perusahaan diteruskan < nilai perusahaan yang bangkrut atau tidak
peusahaan dilikuidasi, maka perusahaan lebih (Hanafi, 2014: 657).
baik mengambil langkah likuidasi dengan 3. Z-Score < 1,81 dikategorikan sebagai
menjual asset-asset perusahaan kemudian perusahaan yang memiliki kesulitan
didistribusikan ke pemasok modal di bawah keuangan yang sangat besar dan
pengawasan pihak ketiga. berisiko bangkrut (Hanafi, 2014: 657).

Metode Analisis Altman Z-Score Analisis Rasio Altman Z-Score


Analisis Z-Score Altman merupakan
salah satu teknik statistik analisis diskriminan Altman pada penelitiannya memfokuskan
yang dapat digunakan untuk memprediksi pada 5 kategori yang mewakili 4 rasio
kebangkrutan perusahaan. Metode Altman keuangan yaitu rasio likuiditas, profitabilitas,
dikembangkan oleh seorang peneliti leverage/solvabilitas, dan kinerja. Kategori-
kebangsaan Amerika Serikat yang bernama kategori tersebut yaitu:
Edward I. Altman pada 1969, dengan 1. Modal Kerja terhadap Total Aktiva
menggunakan rasio – rasio keuangan. Berikut (Working Capital to Total Assets)
adalah rumus dari model Altman (Z-Score) :

Z=1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4+ 1,0 X5


Sumber: (Hanafi, 2014: 656) Sumber : (Hanafi, 2014: 656)

Keterangan : Mengunakan indikator penelitian yang


Z = Indeks Kebangkrutan pernah dilakukan Gilrita, Moch. Dzulkirom
X1 = Modal Kerja (Aktiva lancar – Hutang dan M.G Wi Endang N.P pada tahun 2015,
Lancar) / Total Aktiva variabel ini digunakan untuk mengukur
X2 = Laba Ditahan / Total Aktiva kemampuan perusahaan dalam memenuhi
X3 = Laba Sebelum Bunga dan Pajak / Total kewajiban jangka pendeknya dan untuk
Aktiva mengukur tingkat likuiditas aktiva perusahaan.
X4 = Nilai Pasar Saham Biasa dan Saham Sebuah modal kerja yang bernilai positif
Preferen / Nilai Buku Total Hutang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

18 Fitria Wulandari, Burhanudin, dan Rochmi Widayanti BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis
ISSN: 1410-4571
E-ISSN: 2541-2604

membayar tagihannya sedangkan apabila


sebuah perusahaan memiliki modal yang
bernilai negatif maka perusahaan tersebut Sumber : (Hanafi, 2014: 656)
akan mengalami kesulitan dalam memenuhi
kewajibannya. Menggunakan indikator penelitian yang
pernah dilakukan Gilrita, Moch.
2. Laba Ditahan terhadap Total Aktiva Dzulkirom dan M.G Wi Endang N.P pada
(Reained Eraning to Total Assets) tahun 2015, variabel digunakan untuk
menggambarkan solvabilitas (leverage)
yang berupa kemampuan finansial
jangka panjang suatu perusahaan dan
Sumber : (Hanafi, 2014: 656)
untuk mengetahui besarnya modal
Menggunakan indikator penelitian yang perusahaan yang digunakan untuk
pernah dilakukan Gilrita, Moch. Dzulkirom menanggung beban hutang.

dan M.G Wi Endang N.P 5. pada tahun 2015, Penjualan terhadap Total Aktiva (Sales
variabel ini merupakan pengukuran to Total Assets)
profitabilitas kumulatif atau laba ditahan
perusahaan yang mencerminkan usia
perusahaan serta kekuatan pendapatan
perusahaan. Laba ditahan yang rendah Sumber : (Hanafi, 2014: 656)
mungkin menunjukkan tahun bisnis yang
buruk atau pengurangan umur bagi Menggunakan indikator penelitian yang
perusahaan pernah dilakukan Gilrita, Moch.
Dzulkirom dan M.G Wi Endang N.P pada
3. Laba Sebelum Bunga dan Pajak terhadap
tahun 2015, variabel ini berfungsi untuk
Total Aktiva (Earning before Interest
mengukur kemampuan manajemen dalam
and Taxes to Total Assets)
menggunakan aktiva untuk menghasilkan
penjualan dan menggambarkan tingkat
perputaran seluruh aktiva perusahaan.
Sumber : (Hanafi, 2014: 656)
KAJIAN METODE ALTMAN Z-SCORE

Menggunakan indikator penelitian yang Sopiyah Arini dan Triyonowati (2013)


pernah dilakukan Gilrita, Moch. dalam penelitiannya analisis altman Z-Score
Dzulkirom dan M.G Wi Endang N.P untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan
pada tahun 2015, variabel yang termasuk farmasi di Indonesia. Jenis penelitian yang
dalam rasio profitabilitas ini memiliki digunakan adalah penelitian deskriptif. Hasil
fungsi untuk mengukur kemampuan penelitian ini menunjukkan bahwa model
perusahaan dalam menghasilkan laba Altman Z-Score dapat diimplementasikan
dari aktiva yang digunakan atau dapat dalam mendeteksi kemungkinan terjadi
dikatakan sebagai ukuran produktivitas kebangkrutan pada perusahaan farmasi yang
aset perusahaan. terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Mar’ati Nafisatin, Suhadak, dan Rustam
4. Nilai Pasar Saham Biasa dan Preferen
Hidayat (2014) dalam penelitian implementasi
terhadap Nilai Buku Total Hutang
penggunaan metode Altman Z-Score untuk
(Market Value of Equity to Book Value
menganalisis estimasi kebangkrutan studi pada
of Total Liabilities)
PT Bursa Efek Indonesia Periode 2011-

Volume 2, Nomor 1, Juni 2017 Analisis Prediksi Kebangkrutan Menggunakan... 19


ISSN: 1410-4571
E-ISSN: 2541-2604

2013. Jenis penelitian yang digunakan kejadian yang terjadi pada saat sekarang
adalah penelitian deksriptif kuantitatif. dalam bentuk angka–angka yang bermakna
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dengan dukungan studi kepustakaan sehingga
perusahaan listing 8 perusahaan berada dalam lebih memperkuat analisa peneliti dalam
kondisi aman selama tiga tahun berturut- membuat suatu kesimpulan yang berdasarkan
turut, sedangkan 1 perusahaan lainnya kriteria atau standar yang telah ditentukan.
berada dalam kondisi rawan. Perusahaan Dimana hasil penelitian diperoleh dari hasil
delisting menunjukkan bahwa 7 perusahaan perhitungan indikator–indikator variabel
berada dalam kondisi berpotensi bangkrut penelitian kemudian dipaparkan secara tertulis
selama tiga tahun berturut-turut,sedangkan oleh penulis. Penelitian ini menggunakan jenis
2 perusahaan lainnya berada dalam kondisi data sekunder yaitu berupa laporan-
yang berfluktuatif. laporan keuangan perusahaan yang akan
Nadia Iswari Putri dan Lucia Ari Diyani diteliti. Data secara tidak langsung diperoleh
(2016) dalam penelitian analisis rasio keuangan peneliti dari internet melalui situs resmi
dan altman Z-Score untuk menilai kinerja Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).
keuangan serta memprediksi kebangkrutan
pada PT. Herba Medica Indonesia tahun 2010- Teknik Pengumpulan Data
2012. Metode analisis deksriptif kuantitatif Teknik pengumpulan data dengan
dan kualitatif. Hasil analisis yang dilakukan penelitian pustaka dan dokumentasi.
menunjukkan bahwa kinerja keuangan PT. Penelitian pustaka berupa jurnal-jurnal dan
Herba Medica Indonesia pada tahun 2010 buku-buku manajemen keuangan serta teori
sampai dengan 2012 cukup baik. Perusahaan analisis kinerja perusahaan dan teori analisis
mengalami peningkatan setiap tahunnya dan kebangkrutan. Dokumentasi berupa data profil
nilai z-score > 2,90 yang menunjukkan bahwa perusahaan dan laporan keuangan perusahaan
perusahaan berada di kategori tidak bangkrut. farmasi.
Populasi dan Sampel
METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah
Jenis Penelitian 10 perusahaan manufaktur sektor industri
Penelitian ini menggunakan jenis barang konsumsi sub sektor farmasi. Teknik
penelitian deskriptif dengan pendekatan pengambilan sampel pada penelitian
kuantitatif. Menurut (Arikunto, 2007: 234) ini adalah teknik purposive sampling dan
Penelitian deskriptif merupakan penelitian memperoleh sampel yaitu 5 perusahaan
yang dimaksudkan untuk mengumpulkan industri farmasi yang secara rutin menyajikan
informasi mengenai suatu gejala yang ada, data lengkap dan mempublikasikan laporan
yaitu keadaan gejala menurut apa adanya keuangan secara berturut-turut dari tahun
saat penelitian dilakukan. Metode penelitian 2011 – 2015.
deskriptif dengan pendekatan secara kuantitatif
ini dilakukan dengan cara menganalisis data- HASIL DAN PEMBAHASAN
data laporan keuangan perusahaan kemudian
ditabulasikan agar dapat menentukan kategori Perhitungan nilai Altman Z-score
perusahaan tersebut dapat dikatakan sehat 1. Hasil Perhitungan dan Analisis Metode
atau tidak. Penelitian ini mendiskripsikan Altman Z-Score pada tahun 2011
dan menjelaskan peristiwa atau suatu

20 Fitria Wulandari, Burhanudin, dan Rochmi Widayanti BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis
ISSN: 1410-4571
E-ISSN: 2541-2604

Tabel 1. Hasil Perhitungan dan Analisis Metode Altman Z-Score pada tahun 2011
No Nama Perusahaan 1,2X 1,4X 3,3X 0,6X 1,0X Z-Score
₁ ₂ ₃ ₄ ₅

1 PT Kimia Farma 0,54 0,14 0,46 1,39 1,94 4,47


(Persero) Tbk
2 PT Kalbe Farma 0,64 1,08 0,79 2,23 1,32 6,06
Tbk
3 PT Tempo Scan 0,60 0,84 0,59 1,52 1,36 4,91
Pasific Tbk
4 PT Darya-Varia 0,72 0,55 0,63 2,18 1,05 5,13
Laboratoria Tbk
5 PT Merck Tbk 0,88 1,09 1,62 3,29 1,57 8,45
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel 1. hasil perhitungan di Perseroan sebanding dengan peningkatan
atas menunjukkan bahwa kelima perusahaan total aktiva mengakibatkan laba yang ditahan
sektor farmasi tahun 2011 berada pada kondisi perusahaan besar jumlahnya.
keuangan yang baik artinya tidak mengalami Variabel X3 (Laba Sebelum Bunga dan
kebangkrutan (Z > 2,99). PT Merck Tbk Pajak / Total Aktiva) bernilai tinggi akibat
memiliki nilai Z-Score tertinggi dampak dari dari tingginya beban bunga perusahaan dan
tingginya nilai variabel X1, variabel X2, laba yang diperoleh perusahaan seperti
variabel X3 dan variabel X4 dibandingkan penjualan properti sebanding dengan
dengan perusahaan lainnya. Jika dilihat dari besarnya total aktiva.
satu persatu variabel, pada variabel X 5 (Modal Variabel X4 (Nilai Pasar Saham Biasa dan
Kerja / Total Aktiva) bernilai tinggi dampak Preferen / Nilai Buku Total Hutang) bernilai
dari tingginya aktiva lancar diatas hutang lancar tinggi dampak dari kenaikan sebagai akibat
terhadap total aktiva. Besarnya aktiva lancar dari kenaikan laba komprehensif perseroan
meliputi besarnya kas dan setara kas, piutang yaitu peningkatan laba usaha sebanding dengan
usaha pada pihak ketiga, serta piutang lain-lain. besarnya jumlah hutang yang terdiri dari
Pada hutang lancar memiliki nilai yang besar hutang lancar dan tidak lancar. Hutang tidak
dampak dari besarnya utang usaha pihak relasi, lancar memiliki nilai yang besar dampak
utang pajak penghasilan dan utang pajak peningkatan utang usaha pihak relasi, utang
lainnya. Besarnya total aktiva dampak dari pajak penghasilan dan utang pajak lainnya.
aktiva lancar ditambah aktiva tidak lancar. Variabel kelima X5 (Penjualan / Total
Aktiva tidak lancar meliputi besarnya aset tak Aktiva) menunjukkan penjualan atau
berwujud untuk pembelian perangkat lunak pendapatan PT Merck Tbk sudah baik jika
komputer dan besarnya aset keuangan lainnya. dilihat dari peningkatan penjualan dari divisi
farmasi dan kimia PT Merck Tbk. Namun
Variabel X2 (Laba Ditahan / Total Aktiva) rasio PT Merck Tbk lebih kecil dibandingkan
bernilai tinggi akibat dari laba perusahaan yang PT Kimia Farma (Persero) Tbk.
diperoleh dari penjualan properti investasi
2. Hasil Perhitungan dan Analisis Metode Altman Z-Score pada tahun 2012
Tabel 2. Hasil Perhitungan dan Analisis Metode Altman Z-Score pada tahun 2012
No Nama Perusahaan 1,2X₁ 1,4X₂ 3,3X₃ 0,6X₄ 1,0X₅ Z-Score
1 PT Kimia Farma 0,56 0,14 0,46 1,36 1,80 4,32
(Persero) Tbk
2 PT Kalbe Farma 0,58 1,06 0,83 2,16 1,45 6,08
Tbk
3 PT Tempo Scan 0,60 0,85 0,59 1,57 1,43 5,04
Pasific Tbk
4 PT Darya-Varia 0,71 0,62 0,66 2,17 1,01 5,17
Laboratoria Tbk
5 PT Merck Tbk 0,72 0,92 0,86 1,64 1,63 5,77
Sumber : Data diolah

Volume 2, Nomor 1, Juni 2017 Analisis Prediksi Kebangkrutan Menggunakan... 21


ISSN: 1410-4571
E-ISSN: 2541-2604

Berdasarkan tabel 2. hasil perhitungan di Singapura dari DBS Bank. Besarnya utang
atas menunjukkan bahwa kelima perusahaan usaha dari pembelian bahan baku dan barang
sektor farmasi tahun 2012 berada pada kondisi jadi dari prinsipal pihak ketiga di bidang
keuangan yang baik artinya tidak mengalami usaha distribusi. Besarnya utang lain-lain
kebangkrutan (Z > 2,99). PT Kalbe Farma Tbk dampak dari utang kepada agen periklanan
memiliki nilai Z-Score tertinggi dampak dari dan perusahaan ekspedisi. Naiknya beban
tingginya nilai pada variabel X2 jika akrual untuk biaya promosi serta peningkatan
dibandingkan dengan perusahaan yang lainnya. taksiran utang pajak penghasilan utang sewa
Jika dilihat dari satu persatu variabel, pada pembiayaan. Total aktiva yang meningkat
variabel X1 (Modal Kerja / Total Aktiva) PT akibat jumlah aktiva lancar dan aktiva tidak
Kalbe Farma Tbk memiliki nilai rasio lebih lancar, aktiva tidak lancar didorong oleh
kecil dibandingkan dengan PT Darya-Varia peningkatan aset tetap, aset pajak tangguhan
Laboratoria Tbk dan PT Merck Tbk. Akan serta aset tidak berwujud.
tetapi, PT Kalbe Farma Tbk menunjukkan nilai Variabel X2 (Laba Ditahan / Total
yang sudah baik jika dilihat dari peningkatan Aktiva) bernilai tinggi akibat dari besarnya
aktiva lancar diatas hutang lancar terhadap total laba usaha yang diperoleh perusahaan
aktiva. Aktiva lancar memiliki nilai yang besar sebanding dengan peningkatan total aktiva.
dampak dari besarnya piutang usaha, piutang Variabel X3 (Laba Sebelum Bunga dan
lain-lain atas klaim pembelian potongan Pajak / Total Aktiva) sudah memiliki nilai yang
penjualan dan piutang karyawan, aset keuangan baik jika dilihat dari peningkatan beban pajak
lainnya terutama didorong reksadana, obligasi penghasilan serta pertumbuhan penjualan dan
serta dana yang dibatasi penggunaannya terkait laba bruto yang sehat, namun nilai rasio yang
dengan fasilitas Letter of Credit (LC) pada dimiliki PT Kalbe Farma Tbk ini lebih kecil
salah satu entitas anak, persediaan peningkatan dibandingkan dengan PT Merck Tbk.
kebutuhan bahan baku, persediaan barang Variabel X4 (Nilai Pasar Saham Biasa
dalam proses dan barang jadi, pajak dan Preferen / Nilai Buku Total Hutang)
pertambahan nilai dibayar di muka, aset lancar menunjukkannilaiyangbaikyaknipeningkatan
lainnya terutama disebabkan pembayaran uang yang terutama disumbangkan oleh akumulasi
muka untuk pembelian aset tetap terkait tanah saldo laba sehubungan dengan program
dan mesin produksi. Hutang lancar memiliki pembelian kembali saham serta jumlah
nilai yang besar dampak dari besarnya utang saham yang dibeli kembali oleh Perseroan,
bank di mana pinjaman jangka pendek dalam namun rasio yang dimiliki PT Kalbe Farma
mata uang Rupiah diperoleh dari PT Bank Tbk ini masih lebih kecil dibandingkan PT
CIMB Niaga Tbk, fasilitas cerukan (overdraft) Darya-Varia Laboratoria Tbk.
dari PT Bank Central Asia Tbk dan PT Bank Variabel kelima X5 (Penjualan /Total
Permata Tbk kredit berjangka dalam mata uang Aktiva) menunjukkan peningkatan penjualan
asing diperoleh dari The Hong Kong and dari divisi distribusi dan logistik kepada
Shanghai Banking Corporation Ltd cabang prinsipal pihak ketiga sudah memiliki nilai
Jakarta dan PT Bank Central Asia Tbk dalam yang baik, Namun rasio PT Kalbe Farma Tbk
Dolar A.S, serta pinjaman tetap dalam mata ini masih lebih kecil dibandingkan
uang Dolar perusahaan farmasi lainnya.

22 Fitria Wulandari, Burhanudin, dan Rochmi Widayanti BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis
ISSN: 1410-4571
E-ISSN: 2541-2604

3. Hasil Perhitungan dan Analisis Metode Altman Z-Score tahun 2013

Tabel 3. Hasil Perhitungan dan Analisis Metode Altman Z-Score pada tahun 2013

No Nama Perusahaan 1,2X 1,4X 3,3X 0,6X 1,0X Z-Score


₁ ₂ ₃ ₄ ₅
1 PT Kimia Farma 0,50 0,13 0,40 0,90 1,73 3,66
(Persero) Tbk
2 PT Kalbe Farma 0,52 0,94 0,76 1,8 1,41 5,43
Tbk
3 PT Tempo Scan 0,59 0,80 0,53 1,46 1,27 4,65
Pasific Tbk
4 PT Darya-Varia 0,70 0,63 0,53 1,82 0,92 4,60
Laboratoria Tbk
5 PT Merck Tbk 0,76 0,95 1,22 1,66 1,71 6,3
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel 3. hasil perhitungan di Variabel X3 (Laba Sebelum Bunga dan
atas menunjukkan bahwa kelima perusahaan Pajak / Total Aktiva) bernilai tinggi akibat
sektor farmasi tahun 2013 berada pada kondisi dari tingginya laba yang diperoleh
keuangan yang baik artinya diperdiksikan tidak perusahaan dan meningkatnya beban bunga
mengalami kebangkrutan (Z > 2,99). PT Merck perusahaan sebanding dengan besarnya
Tbk memiliki nilai Z-Score tertinggi dampak aktiva yang dimiliki perusahaan.
dari tingginya nilai variabel X1, variabel X3 dan Variabel X4 (Nilai Pasar Saham Biasa
variabel X2 dibandingkan dengan perusahaan dan Preferen / Nilai Buku Total Hutang)
lainnya. Jika dilihat dari satu persatu variabel, sudah dianggap memiliki nilai yang baik jika
pada variabel X 1 (Modal Kerja / Total Aktiva) dilihat dari kenaikan sebagai akibat dari
bernilai tinggi dampak dari tingginya aktiva kenaikan laba komprehensif Perseroan yaitu
lancar diatas hutang lancar terhadap total peningkatan laba usaha setelah dikurangi
aktiva. Besarnya aktiva lancar disebabkan dengan pembayaran dividen di tahun 2013
besarnya kenaikan dalam jumlah kas dan setara yang sebanding dengan besarnya jumlah
kas, piutang usaha pada pihak ketiga, hutang yang terdiri dari hutang lancar dan
persediaan dan biaya dibayar dimuka. Besarnya tidak lancar. Hutang tidak lancar meliputi
hutang lancar disebabkan oleh kenaikan utang peningkatan disebabkan oleh meningkatnya
usaha pada pihak ketiga, utang pajak provisi untuk imbalan kerja, namun rasio
penghasilan dan liabilitas jangka pendek yang dimiliki PT Merck Tbk lebih kecil dari
lainnya. Besar jumlah total aset akibat aset PT Darya-Varia Laboratoria Tbk.
lancar ditambah aset tidak lancar. Aset tidak Variabel kelima X5 (Penjualan / Total
lancar terutama karena adanya kenaikan pada Aktiva) menunjukkan penjualan atau
uang muka untuk pembelian aset tetap dan pendapatan PT Merck Tbk sudah baik jika
kenaikan pada aset pajak tangguhan. dilihat dari kenaikan penjualan dari divisi obat
Variabel X2 (Laba Ditahan / Total Aktiva) resep merck serono PT Merck Tbk, namun
bernilai tinggi akibat dari besarnya jumlah laba rasio yang dimiliki masih lebih kecil
ditahan untuk investasi masa depan dalam dibandingkan PT Kimia Farma (Persero) Tbk.
proyek-proyek riset, pengembangan bisnis dan
belanja modal sebanding dengan peningkatan
jumlah total aktiva.

Volume 2, Nomor 1, Juni 2017 Analisis Prediksi Kebangkrutan Menggunakan... 23


ISSN: 1410-4571
E-ISSN: 2541-2604

4. Hasil Perhitungan dan Analisis Metode Altman Z-Score tahun 2014

Tabel 4
Hasil Perhitungan dan Analisis Metode Altman Z-Score pada tahun 2014

No Nama Perusahaan 1,2X 1,4X 3,3X 0,6X 1,0X Z-Score


₁ ₂ ₃ ₄ ₅
1 PT Kimia Farma 0,47 0,11 0,40 0,80 1,50 3,28
(Persero) Tbk
2 PT Kalbe Farma Tbk 0,55 0,99 0,76 2,19 1,40 5,89
3 PT Tempo Scan 0,53 0,83 0,46 1,60 1,34 4,76
Pasific Tbk
4 PT Darya-Varia 0,71 0,66 0,33 1,93 0,89 4,52
Laboratoria Tbk
5 PT Merck Tbk 0,78 0,99 0,99 1,96 1,21 5,93
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel 4. hasil perhitungan di Variabel X3 (Laba Sebelum Bunga dan
atas menunjukkan bahwa kelima perusahaan Pajak / Total Aktiva) bernilai tinggi akibat
sektor farmasi tahun 2014 berada pada kondisi dari tingginya laba yang diperoleh
keuangan yang baik artinya tidak mengalami perusahaan serta meningkatnya beban bunga
kebangkrutan (Z > 2,99). PT Merck Tbk perusahaan sebanding dengan besarnya
memiliki nilai Z-Score tertinggi dampak dari aktiva yang dimiliki perusahaan.
tingginya nilai variabel X1, variabel X2 dan Variabel X4 (Nilai Pasar Saham Biasa
variabel X3 dibandingkan dengan perusahaan dan Preferen / Nilai Buku Total Hutang)
lainnya. Jika dilihat dari satu persatu variabel, sudah dianggap memiliki nilai yang baik jika
pada variabel X1 (Modal Kerja / Total Aktiva) dilihat dari kenaikan laba komprehensif
bernilai tinggi dampak dari tingginya aktiva perseroan yaitu kenaikan pendapatan
lancar diatas hutang lancar terhadap total keuangan dan penurunan pajak tangguhan di
aktiva. Besarnya aktiva lancar disebabkan tahun 2014 setelah dikurangi dengan
besarnya kenaikan dalam jumlah kas dan setara pembayaran dividen di tahun 2014 sebanding
kas, piutang usaha pada pihak relasi, persediaan dengan besarnya jumlah hutang yang terdiri
dan aset lancar lainnya. Besarnya hutang lancar dari hutang lancar dan tidak lancar. Besarnya
disebabkan oleh kenaikan utang usaha pada hutang tidak lancar dampak dari peningkatan
pihak relasi, utang pajak penghasilan dan provisi untuk imbalan kerja, namun rasio
liabilitas jangka pendek lainnya. Besar jumlah yang dimiliki PT Merck Tbk masih lebih
total aset akibat aset lancar ditambah aset tidak kecil dari PT Kalbe Farma Tbk.
lancar. Aset tidak lancar terutama karena Variabel kelima X5 (Penjualan / Total
adanya kenaikan pada pengembalian pajak, dan Aktiva) menunjukkan penjualan atau
aset tidak berwujud serta aset tidak lancar pendapatan PT Merck Tbk sudah baik,
lainnya. namun memiliki rasio lebih kecil
Variabel X2 (Laba Ditahan / Total dibandingkan PT Kimia Farma (Persero) Tbk
Aktiva) bernilai tinggi akibat dari besarnya yang merupakan dampak dari divisi kimia PT
jumlah laba ditahan untuk investasi masa Merck Tbk dihentikan operasinya.
depan dalam proyek-proyek riset,
pengembangan bisnis dan belanja modal
sebanding peningkatan jumlah total aktiva.

24 Fitria Wulandari, Burhanudin, dan Rochmi Widayanti BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis
ISSN: 1410-4571
E-ISSN: 2541-2604

5. Hasil Perhitungan dan Analisis Metode Altman Z-Score tahun 2015

Tabel 5. Hasil Perhitungan dan Analisis Metode Altman Z-Score pada tahun 2015
No Nama Perusahaan 1,2X 1,4X 3,3X 0,6X 1,0X Z-Score
1 PT Kimia Farma 0,11 0,40 0,82 3,20
₁ ₂ ₃ ₄ ₅

0,37 1,50
2 (Persero) Tbk
PT Kalbe Farma 0,56 1,01 0,66 2,38 1,31 5,92
3 Tbk
4 PT Tempo Scan 0,50 0,80 0,40 1,34 1,30 4,34
Pasific Tbk
5 PT Darya-Varia 0,65 0,60 0,40 1,45 0,95 4,05
Laboratoria Tbk
PT Merck Tbk 0,66 0,95 1,02 1,69 1,53 5,85
Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 5. hasil perhitungan di Variabel X 2 (Laba Ditahan / Total Aktiva)


atas menunjukkan bahwa kelima perusahaan bernilai tinggi akibat dari besarnya laba
sektor farmasi tahun 2015 berada pada kondisi perusahaan yang ditahan untuk kebutuhan dan
keuangan yang baik artinya tidak mengalami rencana perluasan usaha Perseroan sebanding
kebangkrutan (Z > 2,99). PT Kalbe Farma Tbk dengan peningkatan total aktiva.
memiliki nilai Z-Score tertinggi dampak dari Variabel X3 (Laba Sebelum Bunga dan
tingginya nilai variabel X2 serta variabel X4 Pajak / Total Aktiva) bernilai baik dilihat dari
dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Jika besarnya laba yang diperoleh perusahaan dan
dilihat dari satu persatu variabel, pada variabel beban bunga perusahaan sebanding dengan
X1 (Modal Kerja / Total Aktiva) PT Kalbe besarnya total aktiva. Namun nilai rasio yang
Farma Tbk memiliki nilai rasio lebih kecil dimiliki PT Kalbe Farma Tbk lebih kecil dari
dibandingkan dengan PT Darya-Varia PT Tempo Scan Pasific Tbk dan PT Merck
Laboratoria Tbk dan PT Merck Tbk. Akan Tbk.
tetapi, PT Kalbe Farma Tbk menunjukkan nilai Variabel X4 (Nilai Pasar Saham Biasa dan
yang sudah baik jika dilihat dari peningkatan Preferen / Nilai Buku Total Hutang) bernilai
aktiva lancar diatas hutang lancar terhadap total tinggi dampak dari peningkatan yang
aktiva. Besarnya aktiva lancar dampak dari disumbangkan oleh akumulasi saldo laba dan
besarnya kas dan setara kas, piutang usaha, kepentingan non-pengendali sebanding dengan
pajak pertambahan nilai dibayar di muka. Pada besarnya jumlah hutang yang terdiri dari
besarnya nilai hutang lancar dampak dari hutang lancar dan tidak lancar. Besarnya
besarnya utang bank jangka pendek dalam mata hutang tidak lancar dampak dari peningkatan
uang rupiah diperoleh dari PT Bank CIMB utang bank jangka panjang yang terutama
Niaga Tbk, dari Citibank N.A. dalam mata merupakan pinjaman investasi dalam mata
uang Dolar A.S dan dari DBS Bank Ltd dalam uang rupiah kepada PT Bank Central Asia Tbk
mata uang Dolar Singapura. Fasilitas cerukan yang diberikan kepada entitas anak, PT Kalbe
(overdraft) dalam mata uang rupiah diperoleh Milko Indonesia, besarnya liabilitas imbalan
dari PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank kerja jangka panjang yakni peningkatan
Danamon dan Citibank N.A, besarnya beban liabilitas imbalan kerja karyawan.
akrual untuk biaya penjualan, utang pajak Variabel kelima X5 (Penjualan / Total
akibat peningkatan pajak penghasilan. Besar Aktiva) menunjukkan nilai penjualan PT Kalbe
jumlah total aktiva akibat aktiva lancar Farma Tbk sudah baik sebanding dengan
ditambah aktiva tidak lancar. Besarnya aktiva peningkatan total aktiva, Namun memiliki rasio
tidak lancar mengalami peningkatan investasi lebih kecil dibandingkan PT Kimia Farma
pada entitas asosiasi, aset tetap, aset pajak (Persero) Tbk yang bila ditelusuri perusahaan
tangguhan, tagihan restitusi pajak penghasilan ini mengalami perlambatan pertumbuhan
dan aset tidak lancar lainnya. penjualan karena dampak melemahnya daya

Volume 2, Nomor 1, Juni 2017 Analisis Prediksi Kebangkrutan Menggunakan... 25


ISSN: 1410-4571
E-ISSN: 2541-2604

beli masyarakat, penarikan salah satu obat untuk meningkatkan penjualan dan
resep dan berakhirnya kontrak distribusi menghasilkan laba yang besar.
dengan salah satu prinsipal pihak ketiga yang
tidak dilanjutkan sejak akhir tahun 2014. Disarankan pada peneliti selanjutnya,
menganalisis terhadap kondisi kebangkrutan
PENUTUP suatu perusahaan tidak menggunakan satu
jenis model analisis serta penelitian
Kesimpulan selanjutnya tentang prediksi kebangkrutan
Berdasarkan hasil analisis dari menggunakan metode Altman Z-Score tidak
pembahasan yang telah diuraikan pada bab dilakukan secara deskriptif saja namun bisa
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan dilakukan pengembangan untuk diuji
sebagai berikut : pengaruh harga saham.
1. Hasil dari analisis kebangkrutan
mengunakan metode Altman (Z-Score) DAFTAR PUSTAKA
pada tahun 2011 sampai dengan 2015
kelima perusahaan farmasi yaitu PT Arief, Pratiwi, Octarie. 2015. Analisis
Kimia Farma (Persero) Tbk, PT Kalbe Penerapan Metode Altman Z-score
Farma Tbk, PT Tempo Scan Pasific Tbk, Dan Zmijewski Pada Perusahaan
PT Darya-Varia Laboratoria Tbk dan PT Manufaktur Sektor Industri Barang
Merck Tbk berada dalam kategori sehat Konsumsi Sub Sektor Farmasi Periode
atau tidak bangkrut, karena ditinjau dari 2009 – 2013. Skripsi. Jurusan
nilai Z-Score seluruh perusahaan Manajemen Fakultas Ekonomi dan
menunjukkan hasil melebihi standart Z- Bisnis Universitas Hasanuddin Medan.
Score yaitu 2,99 serta tidak ada nilai Diakses tanggal 29 Oktober 2016.
rasio yang bernilai negatif, hal ini
Arini, S. dan Triyonowati. 2013. Analisis
menunjukkan kinerja keuangan
Altman Z-Score Untuk Memprediksi
perusahaan tersebut baik.
Kebangkrutan Pada Perusahaan
2. Dari kelima perusahaan farmasi yang
Farmasi di Indonesia. Jurnal Ilmu dan
dianalisis diperoleh hasil bahwa PT Merck
Riset Manajemen Vol. 2 No. 11.
Tbk pada tahun 2011, 2013 dan tahun
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
2014 memiliki nilai Z-Score paling tinggi
yaitu sebesar 8,45, 6,3 dan 5,93. Indonesia (STIESIA) Surabaya.
3. PT Kalbe Farma Tbk pada tahun 2012 Diakses tanggal 28 Oktober 2016.
dan tahun 2015 memiliki nilai Z-Score Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen
paling tinggi yaitu sebesar 6,08 dan 5,92. Penelitian. Cetakan ke-9. Jakarta : PT
Rineka Cipta.
Saran Endarwati, Oktiani. 2016. Industri Farmasi
1. Diharapkan kepada perusahaan untuk Targetkan Tumbuh 11%. Koran sindo.
menjaga likuiditasnya dalam memenuhi
com. Diakses tanggal 29 Oktober 2016
semua kewajibannya sehingga menarik
minat para investor dan kreditor. Hanafi, Mamduh M. 2014. Manajemen
2. Diharapkan kepada perusahaan untuk Keuangan. Cetakan ke-7. Yogyakarta :
mempertahankan dan mengoptimalisasi BPFE.
stabilitas modal kerja melalui Kasmir. 2015. Analisis Laporan Keuangan.
pengelolaan klaim pembelian potongan Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
penjualan dan persediaan.
Kemenperin. 2016. Industri Farmasi Indonesia
3. Diharapkan perusahaan dapat mengelola
Tumbuh Rp 37 T. Bisnis.vivanews.com.
aktiva secara efektif dan efisien

26 Fitria Wulandari, Burhanudin, dan Rochmi Widayanti BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis
ISSN: 1410-4571
E-ISSN: 2541-2604

Diakses tanggal 29 Oktober 2016. dan Metode Z-Score untuk Menilai


Kurniawanti, Butet Agrina. 2012. Analisis Kinerja Keuangan serta Memprediksi
Penggunaan Altman Z-Score Untuk Kebangkrutan pada PT. Herba Medica
Memprediksi Potensi Kebangkrutan Indonesia Tahun 2010 – 2012.
Perusahaan Makanan dan Minuman Kalbisocio Volume 3 No. 1. Diakses
yang Terdaftar di BEI 2007-2011. tanggal 01 November 2016.
Jurnal Skripsi. Fakultas Ekonomi Rafles,. dkk. 2015. Analisis Prediksi
Universitas Gunadarma. Diakses Kebangkrutan Perusahaan Dengan
tanggal 27 Oktober 2016. Menggunakan Metode Altman (Z-
Nafisatin, Mar’ati,. dkk. 2014. Implementasi Score)(Studi pada Subsektor Rokok
Penggunaan Metode Altman (Z-Score) yang Listing dan Perusahaan Delisting
Untuk Menganalisis Estimasi di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009
Kebangkrutan(Studi pada PT Bursa - 2013). Jurnal Administrasi Bisnis
Efek Indonesia Periode 2011-2013). (JAB)| Vol. 2 No. 1. Diakses tanggal 28
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. Oktober 2016.
10 No. 1. Diakses tanggal 01 November Http://www.idx.co.id Diakses 29 Oktober
2016. 2016.
Putri, Nadia Iswari. dan Diyani, Lucia Ari.
2016. Analisis Rasio Keuangan

Volume 2, Nomor 1, Juni 2017 Analisis Prediksi Kebangkrutan Menggunakan... 27

Anda mungkin juga menyukai