A. Laporan Kasus
2. Pengkajian (Assesment)
Februari 2019 pada jam 18.30 WIB melalui IGD dengan keluhan
demam sudah 3 hari yang lalu, mual dan muntah frekuensi 1x ada
1
121 x/menit, TD: 100/60 mmHg. Setelah dilakukan pemeriksaan,
teraba hangat, sakit kepala masih, perut masih terasa sakit, nyeri
yang lain. Salah satu keluarga An. H juga sedang mengalami sakit
tinggal serumah.
Riwayat saat ini, klien adalah anak kedua dari 2 bersaudara dengan
kelahiran klien yakni lahir dengan normal dan ibu klien belum
juga rutin minum vitamin yang disarankan dari bidan desa. Ibu
2
klien juga selalu menjaga pola makan dan olahraga, sering lari pagi
Juli 2008. Klien lahir dengan berat badan 2,9 kg dan panjang 38
Ibu klien mengatakan berat badan klien saat ini 35 kg, dengan
tinggi 135 cm. Ibu klien mengatakan dulu saat klien kecil, reflek
dan diusianya yang 2 bulan klien mampu meraih benda dan miring
3
pelan dan diusia 9 bulan klien mulai merangkak. Menginjak usia 1
d. Pemeriksaan Fisik
simteris, tidak ada tarikan dinding dada, fremitus kiri dan kanan
4
reguler. Pemeriksaan abdomen simetris, nyeri tekan pada ulu hati,
pada persendian.
2) Nutrisi-Metabolik
25-29 = kelebihan
> 30 = obesitas
Hematocrit : 34,0 %
5
Leukosit : 3.300 /uL
3) Eliminasi
Sebelum sakit BAB 1-2 kali sehari dan setiap pagi rutin. BAK
BAB, BAK 1-2 kali sehari dan keluar sedikit kurang lebih
70cc.
4) Aktivitas – Latihan
5) Istirahat tidur
Namun selama sakit klien tidur hanya 5-7 jam sehari kadang
6
6) Kognitif- perceptual
8) Seksual reproduksi
f. Pemeriksaan Diagnostik
kanannya.
No Laboratorium : 190217074
7
Hematocrit 34,0 % 32-46
g. Program terapi
diagnose tersebut diangkat karena suhu klien 39,5oc demam hari ke-4,
4. Rencana (plann)
hipertermia, tidak ada sakit kepala, tidak ada sakit otot, tidak ada
8
Intervensinya adalah Perawatan Demam pantau suhu dan
5. Pelaksanaan
39,5oc), monitor warna kulit dan suhu, diberikan obat atau cairan IV
Dorong konsumsi cairan setiap jam 11/2-2 liter dalam 24 jam (air
putih, teh manis, susu), kompres hangat pasien pada lipat paha
dan aksila.
9
5. Evaluasi Keperawatan
anak sudah dalam batas normal yaitu 36,5oC, kulit tidak dampak
Kriteria hasil tercapai yaitu tidak ada peningkatan suhu tubuh, tidak
ada hipertermia, tidak ada sakit kepala, tidak ada sakit otot, tidak
B. Pembahasan Kasus
dengan aplikasi atau prakrek asuhan keperawatan pada An. H dan An. N
keperawatan.
1. Pengkajian
yang lalu, mual dan muntah, perut terasa sakit, nyeri pada
10
Menurut Ngastiyah, 2014 penyakit Dengue Hemorogic Fever
ditandai oleh demam mendadak tanpa sebab yang jelas disertai gejala
tersebut menyerupai influenza biasa. Pada hari ke-2 dan ke-3 demam
hematuria massif.
yang jelas disertai gejala lain seperti lemah, nafsu makan berkurang,
11
hubungan antara kebiasaan tidur siang dengan kejadian Dengue
Hemorogic Fever.
anak pada siang hari jam 10.00-12.00 dan sore hari pada jam 16.00-
18.00 tidak sama dengan teori karena pola tidur pada siang hari dan
Fever.
nyeri ulu hati, nyeri persendian dan tidak ada tanda perdarahan,
spontan yang lebih banyak terjadi pada anak adalah peteki (51,9%),
12
epistaksis (16,5%), ekimosis (11,4%), hematemesis (6,3%) dan
peradarahan gusi.
Menurut analisa peneliti adanya gejala nyeri ulu hati, nyeri abdomen
13
diakibatkan kebocoran plasma endothelium kapiler sehingga
tertumpuknya cairan.
2. Diagnosa Keperawatan
lainnya, monitor warna kulit dan suhu, berikan obat atau cairan IV
dorong konsumsi cairan, kompres hangat pasien pada lipat paha dan
aksila.
14
pakaian ringan, tergantung pada fase demam ( yaitu: memberikan
4. Implemetasi Keperawatan
dilakukan kompres hangat pasien pada lipat paha dan aksila. Menurut
hipertermi sama dengan teori, karena pada saat kompres denga air
konsumsi cairan setiap jam 11/2-2 liter dalam 24 jam (air putih, teh
manis, susu).
15
Menurut penelitian Andriani, dkk (2014), penatalaksanaan terapi
Dengue Hemorogic Fever pada anak terdiri dari 2 terapi yaitu terapi
58 penderita (78.38%).
anak sedikit demi sedikit yaitu 1,5-2 liter dalam 24 jam, infus
pasien untuk minum dan kolaborasi pemberian obat dan cairan intra
vena (IV) sesuai dengan teori. Karena kekurangan cairan pada tubuh
16
bisa menyababkan anak menjadi syok hipovolemik. Kejadian
tersebut terjadi pada fase akut dimana cairan akan keluar dari
pada An. H sesuai dengan teori karena pada anak Dengue Hemorogic
Fever anak mengalami nyeri perut dan nyeri tekan pada ulu hati,
Perdarahan saluran cerna terjadi akibat anak tidak makan, dan mual
5. Evaluasi Keperawatan
17
lagi, dan tidak ada tanda dehidrasi seperti mukosa lembab, tidak
mengatakan An. N tidak demam lagi dan badan tidak teraba hangat
lagi, data objektif S: 36oC, kulit tidak teraba hangat lagi, tidak ada
diagnosis hipertermi pada hari rawatan ketiga yaitu suhu dalam batas
hari ke-6 atau ke-7 dimana virus sudah mulai melemah, ditunjukkan
adanya keadaan umum membaik, nafsu makan sudah ada dan demam
18
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
mengambil kesimpulan:
suhu > 37,5oC, mual dan muntah, perut terasa sakit, nyeri pada
lainnya, monitor warna kulit dan suhu, berikan obat atau cairan
19
tindakan keperawatan dapat dilaksanakan pada implementasi
keperawatan.
hipertermia, tidak ada sakit kepala, tidak ada sakit otot, tidak ada
B. Saran
20