Anda di halaman 1dari 44

STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

BAB IV
GAMBARAN UMUM WILAYAH

4.1. Administrasi Kawasan


4.1.1. Kecamatan Krinci Kanan
Kecamatan Kerinci Kanan terletak antara 0024’30”-00 34’15” Lintang
Utara 101036’-101064’ Bujur Timur. Kecamatan Kerinci Kanan berbatasan
dengan :
1. Utara : Kecamatan Tualang, Kecamatan Lubuk Dalam, dan Kecamatan
Dayun
2. Selatan : Kabupaten Kampar,Kabupaten Pelalawan
3. Barat : Kota Pekanbaru
4. Timur : Kabupaten Pelalawan
Dengan batas kecamatan yang ada, maka terlihat bahwa kecamatan kerinci
kanan merupakan kecamatan yang terletak dibagian paling selatan di kabupaten
Siak
4.1.2. Kecamatan Lubuk Dalam
Kecamatan Lubuk Dalam terletak antara 0020’-00 38’ Lintang Utara
101038’-101056’ Bujur Timur. Kecamatan Lubuk Dalam berbatasan dengan :
1. Utara : Kecamatan Koto Gasib
2. Selatan : Kecamatan Kerinci Kanan
3. Barat : Kecamatan Tualang
4. Timur : Kecamatan Dayun
4.1.3. Kecamatan Koto Gasib
Kecamatan Koto Gasib terletak antara 0032’-0051’ Lintang Utara
101028’-101052’ Bujur Timur. Kecamatan Koto Gasib berbatasan dengan :
1. Utara : Kecamatan Sungai Mandau, Kecamatan Siak,
2. Selatan : Kecamatan Lubuk Dalam
3. Barat : Kecamatan Tualang
4. Timur : Kecamatan Dayun, Kecamatan Mempura

91
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

4.1.4. Kecamatan Dayun


Kecamatan Dayun terletak antara 0033’-0044’ Lintang Utara 101051’
102021’ Bujur Timur. Kecamatan Dayun berbatasan dengan :
1. Utara : Kecamatan Mempura,
2. Selatan : Kecamatan Kerinci Kanan, Kabupaten Pelalawan
3. Barat : Kecamatan Lubuk Dalam, Kecamatan Koto Gasib, Kecamatan
Kerinci Kanan,
4. Timur : Kecamatan Sungai Apit.
4.1.5. Kecamatan Mempura
Kecamatan Mempura terletak antara 0042’-0057’ Lintang Utara 101043’-
102015’ Bujur Timur. Kecamatan Mempura berbatasan dengan :
1. Utara : Kecamatan Siak
2. Selatan : Kecamatan Dayun, Kecamatan Bunga Raya
3. Barat : Kecamatan Siak, Kecamatan Dayun
4. Timur : Kecamatan Bunga Raya
4.2. Aspek Fisik Lingkungan
4.2.1. Letak dan Luas
Penjelasan mengenai gambaran umum akan dimulai dari pemaparan
wilayah kajian studio ini dan posisinya terhadap wilayah administrasi secara
keseluruhan. Selanjutnya akan dijelaskan kondisi klimatologi, kondisi geologi
dan penggunaan lahan eksisting.
Wilayah administrasi secara keseluruhan. Selanjutnya akan dijelaskan
kondisi klimatologi, kondisi geologi dan penggunaan lahan eksisting.Penjelasan
mengenai gambaran umum akan dimulai dari pemaparan wilayah kajian studio ini
dan posisinya terhadap
Secara geografis Kabupaten Siak terletak diantara 1°16’30” LU -
0°20`49``LU dan 100°54’21” – 102°10’59” BT, Adapun wilayah yang menjadi
fokus kajian studio pengembangan wilayah Tahun 2018 adalah wilayah bagian
Selatan Kabupaten Siak. Wilayah studi tersebut dipilih berdasarkan kriteria
tertentu (dapat dilihat pada bagian lampiran), dan meliputi 5 kecamatan yakni :
Kecamatan Kerinci Kanan, Kecamatan Koto Gasib, Kecamatan Lubuk Dalam,
Kecamatan Mempura, Kecamatan Dayun

92
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

4.2.2. Topografi
Kabupaten Siak terdiri dari satuan daratan rendah dan satuan
perbukitan.Kabupaten Siak sebagian besar terdiri dari dataran rendah , dengan
ketinggian 0-50m dari permukaan laut, meliputi dataran banjir sungai dan rawa
serta terbentuk endapan permukaan. Kemiringan lereng sekitar 00-30 atau bisa
dikatakan hampir datar. Sedangkan satuan perbukitan mempunyai ketinggian
antara 50-150 m dari daerah sekitarnya, dengan kemiringan 30-150.
4.2.3. Geologi
Wilayah Kabupaten Siak merupakan bagian daerah yang tersusun dari
batuan sedimen Tufa yang berombak samapai bergelombang. Batuan Induk
didominasi batuan lempung (clay),silika, batu pasir dan batu lapis.Formasi ini
terdapat di daerah Minas.
Jenis tanah yang dominan adalah tanah tropodulit atau setara dengan tanah
podsolik merah kuning pada perbukitan dan tropaquepst atau setara dengan tanah
alluvial yang sudah berkembang di daerah dataran rendah , terutama di pinggiran
sungai. Tekstur tanah galuh kampung pasiran (sandy clay loam)dan galuh
lempung yang makin kedalam makin tinggi kadar lempungnya.Struktur tanah
gembur sampai gumpal menyudut untuk horison A dan gumpal menyudut untuk
horison B yang umum nya memiliki sifat fermeabilitas yang rendah. Wilayah
alluvium merupakan daerah rawa-rawa yang terjadi karena gambutyang
mengalami proses sedimentasi dari sungai –sungai sekitarnya.
1. Geologi Kerinci Kanan
Kecamatan Kerinci Kanan sebagai salah satu dari 14 kecamatan yang ada
di Kabupaten Siak mempunyai peranan penting dalam pengembangan Kabupaten
Siak. Kecamatan Kerinci Kanan merupakan kecamatan yang terletak dibagian
paling selatan wilayah Kabupaten Siak.Sebagian wilayah kecamatan ini dilalui
jalan lintas timur Sumatera yang selalu ramai. Dengan luas daratan ± 306,30 km2
yang berarti 3,58 % dari daratan Kabupaten Siak yang luasnya 8.556,09 km2 .
Kontur wilayah Kecamatan Kerinci Kanan seperti Kabupaten Siak pada umumnya
terdiri dari dataran rendah dan berbukit-bukit dengan struktur tanah pada
umumnya terdiri dari tanah podsolik merah kuning dari batuan dan aluvial serta
tanah organosol dan gley humus dalam bentuk rawa-rawa atau tanah basah.

93
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

Kecamatan Kerinci Kanan secara umum berupa daerah perbukitan dengan


mayoritas sektor pertanian yang didominasi oleh perkebunan kelapa sawit.
2. Geologi Lubuk Dalam
Wilayah kecamatan Lubuk Dalam seperti pada umumnya wilayah
Kabupaten Siak terdiri dari dataran rendah dan berbukit-bukit dengan struktur
tanah pada umumnya terdiri dari tanah podsolik merah kuning dari batuan dan
aluvial serta tanah organosol dan gley humus dalam bentuk rawa-rawa atau tanah
basah. Kecamatan Lubuk Dalam secara umum berada pada daerah perbukitan
dengan mayoritas sektor pertanian didominasi oleh perkebunan kelapa sawit.
3. Geologi Kecamatan Koto Gasib
Wilayah Kecamatan Koto Gasib seperti pada umumnya wilayah
Kabupaten Siak terdiri dari dataran rendah dan berbukit-bukit dengan struktur
tanah pada umumnya terdiri dari tanah podsolik merah kuning dari batuan dan
aluvial serta tanah organosol dan gley humus dalam bentuk rawa-rawa atau tanah
basah. Kecamatan Koto Gasib secara umum berada pada daerah dataran dengan
mayoritas sektor pertanian didominasi oleh perkebunan kelapa sawit dan karet
selain itu kecamatan ini terdapat pelabuhan yang melakukan kegiatan ekspor
impor sehingga dapat menggerakkan perekonomian masyarakat sekitarnya.
4. Geologi Kecamatan Dayun
Wilayah kecamatan Dayun seperti pada umumnya wilayah Kabupaten
Siak terdiri dari dataran rendah dan berbukit-bukit dengan struktur tanah pada
umumnya terdiri dari tanah podsolik merah kuning dari batuan dan aluvial serta
tanah organosol dan gley humus dalam bentuk rawa-rawa atau tanah basah.
Kecamatan Dayun secara umum berada pada daerah datar dan sedikit berbukit
dengan mayoritas sektor pertanian didominasi oleh perkebunan kelapa sawit,
daerah ini juga terkenal sebagai salah satu penghasil minyak dengan lapangan
minyak zamrudnya dan juga obyek wisata danau pulau besar.
5. Geologi Kecamatan Mempura
Wilayah kecamatan Mempura seperti pada umumnya wilayah Kecamatan
Mempura terdiri dari dataran rendah dan berbukit-bukit dengan struktur tanah
pada umumnya terdiri dari tanah podsolik merah kuning dari batuan dan aluvial
serta tanah organosol dan gley humus dalam bentuk rawa-rawa atau tanah basah.

94
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

Hampir seluruh desa di Kecamatan Mempura berada di daerah aliran sungai yaitu
Sungai Mempura, sehingga dengan demikian sebagian besar wilayahnya
merupakan dataran rendah.Demikian pula dengan keseharian penduduk wilayah
ini, banyak pula yang menggantungkan kehidupan mereka dengan memanfaatkan
keberadaan Sungai Mempura
4.2.4. Iklim
Berdasarkan letak astronomis, seluruh Kabupaten Siak bila dilihat dari
Iklim Matahari, seluruhnya terletak di daerah tropis, sehingga iklim yang berlaku
di daerah ini juga iklim tropis. Menurut klasifikasi iklim koppen, Kabupaten Siak
dengan curah hujan yang hampir merata di sepanjang tahun. Rata – rata curah
hujan 233 mm3 / tahun. Curah hujan tertinggi terdapat di Kecamatan Sungai Apit.
Secara umum, Kabupaten Siak beriklim tropis dengan suhu udara berkisar antara
250 sampai dengan 320 Celsius dan kelembaban udara 88,9% per bulan. Berikut
tabel IV.1 klasifikasi oldmen di Kabupaten siak bagian selatan

Tabel IV.1 Klasifikasi Oldmen Di Kabupaten Siak Bagian Selatan

Curah Hujan (mm/bulan)

Bulan Kerinci Lubuk


Dayun Gasib Mempura
Kanan Dalam

Januari 205 222 210 210 216


Februari 169 185 160 160 186
Maret 222 242 224 224 138
April 228 244 227 227 241
Mei 191 200 193 193 198
Juni 117 128 119 119 125
Juli 110 119 112 112 115
Agustus 143 160 155 155 153
September 180 209 189 189 200
Oktober 257 276 273 273 265
November 288 303 292 292 296
Desember 230 258 227 227 250
Oldmen BB = C2 BB = B1 BB = C2 BB =C1 BB= C1

Sumber : Analisis 2018

95
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

4.2.5 Hidrologi
A. Hidrologi Kabupaten Siak
Sebagai daerah yang sebagian besar wilayahnya merupakan dataran rendah
yang berawa-rawa, Kabupaten Siak memiliki banyak sungai. Sungai tersebar
adalah Sungai Siak, kemudian Sungai Mandau, Sungai Rawa, Sungai Gasib,
Sungai Siak Kecil, Sungai Apit dan Sungai Buatan. Selain perairan sungai,
Kabupaten Siak juga memiliki beberapa danau atau tasik antara lain : Tasik Pulau
Besar, Zamrud, Pulau Atas, Pulau Bawah, Tasik Serai, Tasik Air Hitam dan Tasik
Ketilau. Tasik-tasik tersebut berpotensi untuk dijadikan budidaya perikanan air
tawar serta pariwisata.ungai Siak berasal dari 2 anak sungai, yaitu Sungai Tapung
Kanan dan Tapung Kiri yang anak-anak sungainya berasal dari wilayah
Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Kampar dan Kabupaten Bengkalis. Sungai
Tapung Kanan berasal dari anak-anak sungai Paturuk, Karas Takuana, Suram,
Lindai dan Siangkala.
Sungai Mandau merupakan sungai yang cukup penting yang di bagian
hulunya merupakan rawa dengan fisiografi kubah gambut. Formasi ini memiliki
kondisi hidrologi yang dicirikan oleh air tanah yang dangkal, sehingga dengan
evapotranspirasi dari air hujan yang meresap melalui air tanah dari kawasan hutan
disekitarnya. Oleh karena itu, hutan memegang peranan penting bagi penyediaan
air tanah di daerah ini.
Setiap perubahan lingkungan kubah gambut oleh penebangan hutan akan
berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi hidrografi di daerah ini. Pelepasan
air dari kawasan ini merupakan pensuplay utama aliaran air yang masuk melalui
anak-anak sungai yang lain masuk ke Sungai Mandau yang airnya berwarna
coklat kehitaman. Kondisi aliran air kubah gambut hampir terdapat di sepanjang
Sungai Siak yang kesemuanya akan memberikan kontribusi terhadap kualitas
perairan di sungai siak.
4.2.6. Klimatologi
Berdasarkan letak astronomis, seluruh Kabupaten Siak bila dilihat dari
Iklim Matahari, seluruhnya terletak di daerah tropis, sehingga iklim yang berlaku
di daerah ini juga iklim tropis. Menurut klasifikasi iklim koppen, Kabupaten Siak
dengan curah hujan yang hampir merata di sepanjang tahun. Rata – rata curah

96
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

hujan 233 mm3 / tahun. Curah hujan tertinggi terdapat di Kecamatan Sungai Apit.
Secara umum, Kabupaten Siak beriklim tropis dengan suhu udara berkisar antara
250 sampai dengan 320 Celsius dan kelembaban udara 88,9% per bulan.
4.2.7. Jenis Dan Kondisi Tanah
Wilayah Kabupaten Siak merupakan bagian dari daerah yang tersusun dari
batuan sedimentufa yang berombak sampai bergelombang. Batuan induk
didominasi batuan lempung (clay), silika, batu pasir dan batu lapis. Formasi ini
terdapat di daerah Minas. Jenis tanah yang dominan adalah tanah tropodulit atau
setara dengan tanah pedzolik merah kuning pada perbukitan dan tropaquepst atau
setara dengan tanah alluvial yang sudah mulai berkembang pada bagian daratan
rendah, terutama di pinggiran sungai. Tekstur tanah galuh lempung pasiran (sandy
clay loam) dan galuh lempung yang makin ke dalam makin tinggi kadar
lempungnya. Struktur tanah gembur sampai gumpal menyudut untuk horison A
dan gumpal menyudut untuk horison B yang umumnya memiliki sifat
fermeabilitas yang rendah. Wilayah alluvium merupakan daerah rawa-rawa yang
terjadi karena gambut yang mengalami proses sedimentasi dari sungaisungai
didekatnya.
4.2.8. Penggunaan Lahan
A. Penggunaan Lahan Kabupaten Siak
Berdasarkan hasil interpretasi peta guna lahan eksisting tahun 2009,
penggunaan lahan dominan di Kabupaten Siak saat ini terdapat di berbagai
wilayah selatan (Kecamatan Kerinci Kanan, Kecamatan Lubuk Dalam,
Kecamatan Koto Gasib, Kecamatan Dayun, Kecamatan Mempura).Sebaran
penggunaan lahan dapat dilihat pada tabel IV.1 sebagai berikut

97
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

Tabel IV.2 Luas Lahan Menurut Penggunaannya Di Kabupaten Siak Tahun 2009 (Dalam Kilometer Persegi)
Kawasan Kawasan Kawasan Lahan
No Kecamatan Belukar Hutan Jalan Perkebunan Rawa Sawah Sungai Total
Industri Minyak Permukiman Terbuka
1. Bunga Raya 0,40 47,30 3,57 - 10,47 29,70 57,68 - - 1,88 151,00
2. Dayun 0,09 103,61 3,33 - 0,19 2,17 26,77 89,42 6,62 - 0,05 232,24
3. Kandis 8,34 22,60 43,24 - 0,64 7,84 190,28 1.216,84 0,90 - 2,98 1.493,65
Kerinci
4. 0,01 0,39 2,76 - 0,01 4,10 10,13 111,24 - - 0,04 128,67
Kanan
5. Koto Gasib 0,94 238,09 17,08 - - 10,43 58,07 374,77 0,52 - 7,80 707,70
6. Lubuk Dalam - 6,22 2,83 - - 4,98 9,56 131,32 0,08 - 0,11 155,09
7. Mempura 6,21 235,10 4,96 - - 5,22 36,97 142,54 - - 6,46 437,46
8. Minas 0,31 64,90 11,25 - 2,16 3,95 49,69 211,89 0,84 - 1,37 346,36
9. Pusako 89,37 155,45 13,69 - 0,22 5,06 76,70 185,98 0,22 - 17,78 544,47
10. Sabak Auh - 3,51 1,69 - 0,04 4,36 10,61 43,09 - 3,12 6,96 73,38
11. Siak - 643,97 10,37 - - 14,68 29,16 183,53 - - 12,47 894,17
12. Sungai Apit 52,80 989,75 12,32 - 0,11 5,80 63,12 201,70 4,63 4,08 12,04 1.346,33
Sungai
13. - 891,01 23,74 - 0,14 1,79 139,69 663,19 30,54 - 6,91 1.757,00
Mandau
14. Tualang - 17,78 13,36 5,44 0,36 12,41 29,28 261,35 0,08 - 3,54 343,60
Total 158,47 3.419,68 164,19 5,44 3,87 93,24 759,72 3.874,50 44,41 7,20 80,39 8.611,10
Persentase
1,85 39,35 1,92 0,06 0,05 1,09 8,88 45,27 0,52 0,08 0,94 100,00
(%)
Sumber : Interpretasi Peta Tutupan Lahan, Tahun 2009

98
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

4.3 Kondisi Lahan dan Tata Ruang Wilayah DAS


4.3.1 Kondisi Lahan DAS Siak
Sungai Siak merupakan salah satu sungai terdalam di Indonesia dengan
luas areal DAS sekitar 14.239 km2 dan panjang sungai sekitar 300 kilometer.
Kedalaman sungai berkisar antara 20-30 meter dengan lebar bervariasi dimana
bagian hulu berkisar antara 20 - 50 meter dan semakin lebar pada bagian hilir
yaitu berkisar antara 100- 200 meter.
Aktivitas sepanjang sungai dan DAS Siak ini cukup padat karena banyak
industri baik industri kecil, menengah dan besar berada di pinggiran sungai.
Sungai ini juga dilayari oleh kapal-kapal besar, kargo, tanker maupun speedboat
yang juga berpotensi menurunkan kualitas air sungai. Kondisi ini telah
berpengaruh terhadap beberapa biota air endemik yang hidup di sungai ini.
Disamping penurunan kualitas air, sungai ini juga mengalami abrasi akibat lalu
lintas kapal dan meningkatnya sedimentasi akibat pembukaan lahan di DAS Siak
yang menyebabkan kondisi sungai dan DAS Siak ini semakin kritis.
Tutupan lahan di DAS Siak dikelompokkan menjadi dua puluh jenis.
Berdasarkan data dari BPKH tahun 2014, tutupan lahan di DAS Siak yang paling
besar adalah perkebunan kelapa sawit, ladang dan hutan tanaman. Berikut rincian
masing-masing jenis tutupan lahan dapat dilihat pada Tabel IV.3 sebagai berikut :

Tabel IV.3 Jenis Tutupan Lahan DAS Siak

No. Penutupan lahan Luas (Ha) Persentase (%)


1 Bandara/Pelabuhan 216.41 0.02
2 Danau/Waduk/Tasik 133.367 0.01
3 Hutan Lahan Kering Sekunder 5,612.27 0.52
4 Hutan Mangrove Sekunder 18.987 0.00
5 Hutan Rawa Primer 218.7 0.02
6 Hutan Rawa Sekunder 9,607.807 0.88
7 Hutan Tanaman Industri 124,192.159 11.44
8 Ladang 235,811.245 21.72
9 Lahan Terbuka 56,831.754 5.23
10 Perkebunan Campuran 2,017.641 0.19
11 Perkebunan Kelapa Sawit 507,541.037 46.75
12 Permukiman 32,410.419 2.99
13 Pertambangan 16,633.16 1.53
14 Savana 65.037 0.01

99
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

No. Penutupan lahan Luas (Ha) Persentase (%)


15 Sawah Tadah Hujan 14,812.779 1.36
16 Semak Belukar 73,495.615 6.77
17 Sungai 6,105.227 0.56
Grand Total 1,085,723.614 100.00
Sumber: Kementrian Lingkungan Hidup, 2017

Posisi DAS Siak berada di tengah-tengah daratan Provinsi Riau meliputi


beberapa kabupaten dan kota dengan pertumbuhan pembangunan yang cukup
tinggi. Dari bagian hulu DAS Siak berada pada Kabupaten Rokan Hulu dan
Kampar dimana kegiatan perkebunan, kehutanan dan industri pabrik kelapa sawit
banyak berlangsung di wilayah ini. Di bagian tengah, DAS Siak melewati Kota
Pekanbaru yang menjadi salah satu kota dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di
wilayah Sumatera. Berbagai kegiatan ekonomi berlangsung di wilayah ini seperti
kegiatan industri kecil dan menengah, jasa perhotelan, rumah sakit dan kegiatan
domestik lainnya.
Di bagian hilir DAS Siak meliputi dua kabupaten yaitu Siak dan
Bengkalis. DAS Siak di kedua wilayah ini juga terdapat kegiatan ekonomi baik
skala besar maupun menengah seperti kegiatan migas, industri pulp dan paper,
pabrik kelapa sawit, perkebunan, kehutanan dan kegiatan domestik lainnya.
Semua kegiatan yang tersebut di atas memberikan pengaruh terhadap kualitas
lingkungan DAS Siak, terutama lingkungan perairan seperti terjadinya penurunan
kualitas air dan sedimentasi.
4.3.2 Kondisi Lahan dan Tata Ruang Wilayah DAS Kampar
Kabupaten Kampar memiliki 2 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang besar
dan beberapa sungai kecil yaitu Sungai Kampar yang panjangnya ±413,5 km
dengan kedalaman rata-rata 7,7 m dengan lebar rata-rata 143 meter. Seluruh
bagian sungai ini termasuk dalam Kabupaten Kampar yang meliputi Kecamatan
XIII Koto Kampar, Bangkinang, Bangkinang Barat, Kampar, Siak Hulu dan
Kampar Kiri. Sungai Siak bagian hulu yakni panjangnya ±90 km dengan
kedalaman rata-rata 8–12 m yang melintasi Kecamatan Tapung.

100
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

Sungai-sungai besar yang terdapat di Kabupaten Kampar ini sebagian


masih berfungsi baik sebagai prasarana perhubungan, sumber air bersih budi daya
ikan maupun sebagai sumber energi listrik (PLTA Koto Panjang).Daerah Aliran
Sungai (DAS).
Kampar adalah daerah tangkapan air yang secara topografi dibatasi oleh
punggung-punggung gunung yang menampung dan menyimpan air hujan untuk
kemudian menyalurkannya ke laut melalui sungai utama Kampar. Sebagai suatu
ekosistem, DAS tersusun dari sumberdaya alam (tanah, air, dan vegetasi) dan
sumberdaya manusia sebagai pemanfaat sumberdaya alam. Kegiatan manusia
dalam pemanfaatan sumberdaya alam secara berlebihan atau melebihi dari daya
dukung lingkungan terhadap sumberdaya alam tanah, hutan dan air akan merusak
keseimbangan lingkungan. Hal itu memberi peluang cukup besar untuk mengubah
lahan potensil menjadi lahan kritis.DAS Kampar dihuni dan beraktivitas lebih dari
dua juta orang yang berasal dari berbagai latar belakang dan beragam mata
pencaharian. Perairan Sungai Kampar merupakan sumber mata pencaharian
masyarakat (menangkap ikan/budidaya keramba), industri, sarana lalu lintas dan
pembuangan limbah.
Degradasi lahan berkaitan dengan kejadian erosi tanah di wilayah DAS
Kampar mengakibatkan meningkatnya kadar lumpur di sepanjang aliran Sungai
Kampar terutama bagian hulu yang ditunjukkan dengan warna air sungai yang
keruh saat musim hujan. Kejadian erosi ini semakin meningkat seiring
perkembangan.
Tutupan lahan di DAS Kampar dikelompokkan menjadi 9 jenis, tutupan
lahan di DAS Kampar yang paling besar adalah pertanian lahan kering bercampur
semak dan hutan lahan kering sekunder. Berikut rincian masing-masing jenis
tutupan lahan dapat dilihat pada Tabel IV.2 sebagai berikut :

101
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

Tabel IV.4 Jenis Tutupan Lahan DAS Kampar

No. Penutupan lahan Luas (Ha) Persentase (%)


1 Hutan Lahan Kering Primer 3.135 4,99
2 Hutan Lahan Kering Sekunder 12.746 20,28
3 Perkebunan 11.548,59 18,38
4 Permukiman 1.243,11 1,98
5 Pertanian Lahan Kering 15.062,79 23,97
Pertanian Lahan Kering
6 17.233,84 27,42
bercampur semak
7 Semak/Belukar 255,59 0,41
8 Tanah Terbuka 1.621,73 2,58
Grand Total 62,848,58 100,00
Sumber: Kementrian Lingkungan Hidup, 2017

4.3.3 Tata Ruang Wilayah DAS


Dalam sistem wilayah Provinsi Riau, terdapat 4(empat) Daerah Aliran
Sungai utama, yaitu DAS Indragiri, DAS Kampar, DAS Siak dan DAS Rokan.
Dari keempat sungai utama tersebut, hanya DAS Siak yang memiliki hulu sungai
di wilayah administrasi Provinsi Riau.
Ekosistem Daerah Aliran Sungai Siak dapat dibagi menjadi daerah hulu
(up-stream), antara (middle-stream) dan hilir (down-stream). Daerah hulu sungai
ini berfungsi sebagai penunjang dan pengatur tata air untuk daerah hilir. Oleh
karena itu, ekosistem DAS hulu merupakan bagian yang penting karena
mempunyai fungsi perlindungan terhadap seluruh bagian DAS. Daerah hulu
menjadi fokus perencanaan pengelolaan DAS mengingat dalam suatu DAS,
daerah hulu dan hilir memiliki keterkaitan biofisik melalui daur hidrologi.
Kabupaten Kampar memiliki 2 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang besar
dan beberapa sungai kecil yaitu Sungai Kampar yang panjangnya ±413,5 km
dengan kedalaman rata-rata 7,7 m dengan lebar rata-rata 143 meter. Seluruh
bagian sungai ini termasuk dalam Kabupaten Kampar yang meliputi Kecamatan
XIII Koto Kampar, Bangkinang, Bangkinang Barat, Kampar, Siak Hulu dan
Kampar Kiri. Sungai Siak bagian hulu yakni panjangnya ±90 km dengan
kedalaman rata-rata 8–12 m yang melintasi Kecamatan Tapung.

102
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

Sungai-sungai besar yang terdapat di Kabupaten Kampar ini sebagian


masih berfungsi baik sebagai prasarana perhubungan, sumber air bersih budi daya
ikan maupun sebagai sumber energi listrik (PLTA Koto Panjang).Daerah Aliran
Sungai (DAS)
Daerah “antara” merupakan daerah transisi mempunyai nilai-nilai
ekosistem dan keanekaragaman hayati (biodiversity) yang tinggi, yang ditunjukan
dengan keberadaan Taman Nasional, Suaka Margasatwa dan Cagar Alam yang
telah ditetapkan sebagai Kawasan Lindung Nasional didalam PP No. 26 Tahun
2008 tentang RTRWN.
Daerah hilir merupakan daerah dengan kemiringan lereng kecil sampai
sangat kecil (< 8%); pada beberapa tempat merupakan daerah banjir (genangan),
pengaturan penggunaan air ditentukan oleh bangunan irigasi; dan jenis vegetasi
tanaman didominasi tanaman pertanian, hutan gambut dan bakau (di daerah pantai
dan estuaria). Daerah hilir sungai (gambut) berfungsi sebagai water table,
penampung limpasan air dalam jumlah besar dan sebagai penyekat masuknya air
asin (laut) ke wilayah daratan.
Pengelolaan DAS ini perlu dilakukan secara menyeluruh dan lintas
wilayah kabupaten, karena kawasan hulu sungai berada di wilayah kabupaten lain
di Provinsi Riau. Dengan demikian diperlukan koordinasi kelembagaan
pengelolaan yang lebih intensif dan sinergi antara Pemerintah Kabupaten Provinsi
Riau, Kabupaten/Kota dengan pemerintah pusat.
Didalam RTRW Provinsi Riau, secara umum terdapat tiga garis besar
sasaran utama yang harus dicapai dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungai, yaitu:
1. Rehabilitasi lahan-lahan terbuka/terlantar atau lahan produktif yang
digarap dengan cara tidak mengindahkan prinsip-prinsip konservasi tanah
dan air. Lahan terbuka/terlantar umumnya terjadi akibat pembalakan
hutan (logging), perladangan atau permukiman.
2. Perlindungan dilakukan terhadap lahan-lahan yang umumnya sensitif
terhadap terjadinya erosi dan lahan-lahan yang diperkirakan memerlukan
rehabilitasi dikemudian hari, serta perlindungan terhadap hulu-hulu sungai
utama. Kawasan-kawasan hulu sungai yang memiliki kelas kemiringan

103
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

lereng 25% - 40% dan > 40% diarahkan sebagai kawasan lindung.
Aktivitas yang paling nyata dan menguntungkan daerah di sepanjang
daerah aliran sungai adalah perlakuan atau kegiatan (vegetatif dan atau
mekanik) yang dilakukan di daerah hulu yang ditujukan untuk perbaikan
kondisi DAS, meningkatkan lama waktu aliran air dan pada bersamaan
menurunkan debit puncak, serta memantapkan tepian sungai untuk
mengurangi laju erosi tebing sungai. Kawasan hulu-hulu sungai yang di
luar kriteria lindung di hulu Sungai Siak yang umumnya sudah berupa
kawasan budidaya baik berupa perkebunan (besar/masyarakat) maupun
kawasan hutan tanaman, memerlukan penanganan khusus, sehingga fungsi
perkebunan dan hutan tanaman dapat berperan sebagai bagian ekosistem
hulu DAS.
3. Peningkatan atau pengembangan sumberdaya air, yang dapat
dilakukan dengan cara pengaturan satu atau lebih komponen penyusun
ekosistem DAS yang diharapkan mempunyai pengaruh terhadap proses-
proses hidrologi dan kualitas air.
Arahan didalam RTRW Provinsi Riau yang lebih spesifik terhadap
pengelolaan DAS sungai yang tidak termasuk kriteria lindung,
diperbolehkan untuk kegiatan budidaya dengan batasan :
a) Vegetasi diusahakan tidak monokultur.
b) Sistem perakaran dan tajuk berlainan.
c) Kerapatan mendekati hutan asli.
d) Pemilihan tumbuhan yang tidak membutuhkan banyak air (proses
transpirasi) dan memiliki perakaran kuat, dapat mengurangi
kecepatan air, meredam energi air dan dapat “menyimpan” air.
Arahan kebijakan penanganan DAS didalam RTRW Provinsi Riau adalah :
a) Pengendalian tutupan lahan kawasan hutan sekunder (alami) pada
daerah hulu-hulu sungai yang masih tersisa;
b) Rehabilitasi lahan-lahan kritis;
c) Pengenaan fungsi lindung pada kawasan-kawasan yang memiliki
kemiringan 25% - 40%;

104
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

d) Pengawasan dan pengendalian secara ketat terhadap kawasan-


kawasan budidaya eksisting, yang mayoritas pemanfaatan adalah
perkebunan skala besar (PbS), serta sebagian kecil konsesi hutan
tanaman.
e) Melakukan penelitian untuk menemukan alternatif tanaman produksi
yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Jenis tanaman sawit dan akasia
merupakan tanaman produksi andalan yang memiliki sifat yang
sangat membutuhkan air dalam perkembangannya, serta
perakarannya memiliki kemampuan untuk menahan/ menyimpan air
dan kurang dalam meredam kecepatan air dan energi air.
Pengembangan alternatif jenis tanaman utama yang ekonomis dan
memiliki permintaan pasar yang tinggi dimaksudkan dapat
menggantikan jenis tanaman sawit dan akasia yang menjadi andalan
perkebunan maupun hutan tanaman industri.
f) Penerapan pengaturan dan seleksi ketat terhadap permohonan
pembukaan kawasan perkebunan skala besar yang baru, serta
diberlakukannya persyaratan yang bertujuan dijalankannya kegiatan
budidaya perkebunan ataupun konsesi hutan tanaman yang
berorientasi dan “ramah” lingkungan, seperti penentuan jenis
tanaman produksi unggulan yang sesuai dengan kriteria dan karakter
kawasan hulu, sehingga fungsi perkebunan dan hutan tanaman dapat
berperan sebagai bagian ekosistem hulu DAS.
4.4. Sosial Kependudukan
Kependudukan adalah hal-hal yang berhubungan dengan struktur, jumlah,
jenis kelamin, umur, perkawinan, kehamilan, kelahiran, kematian dan lain-lain
hingga ketahanan yang berhubungan dengan ekonomi, soisal, budaya serta
politik.Sedangkan yang dimaksud dengan penduduk yaitu warga negara dan orang
asing yang tinggal di negara tersebut. Misalnya seperti warga negara Republik
Indonesia dan juga warga negara asing yang tinggal di Republik Indonesia.

105
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

Pengelolaan kependudukan dan juga pembanguna keluarga yaitu segala


upaya yang terencana untuk mengarahkan perkembangan kependudukan maupun
pembangunan keluarga supaya dapat terwujud penduduk yang tumbuh seimbang
dan kualitasnya meningkat. Perkembangan kependudukan merupakan suatu
kondisi yang dimana ada kaitannya dengan perubahan keadaan kependudukan,
berpengaruh dan dipengaruhi oleh keberhasilan pembangunan secara kontinyu
atau berkelanjutan.
4.4.1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Wilayah Selatan Kabupaten
Siak
Penduduk suatu negara atau daerah didefinisikan sebagai orang yang
tinggal di daerah tersebut atau orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah
tersebut atau orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di sana. Kepadatan
penduduk adalah perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayahnya.
Kepadatan penduduk menunjukkan jumlah rata-rata penduduk pada setiap km².
Kepadatan penduduk dipengaruhi oleh fisiografis, keamanan, kebudayaan,
biologis dan psikologis serta berkaitan erat dengan peningkatan jumlah penduduk
yang disebut dengan pertumbuhan penduduk. Berikut tabel IV.5 Jumlah
Kepadatan Penduduk di Wilayah selatan.

Tabel IV.5 Jumlah Kepadatan Penduduk di Wilayah Selatan Kabupaten


Siak

Jumlah Kepadatan
No. Kecamatan Luas (km²) Penduduk Penduduk
(Jiwa) (Jiwa/ km²)
1 Kerinci Kanan 24.281 79,27
2 Lubuk Dalam 229,93 17.478 76,01
3 Koto Gasib 702,7 20787 30
4 Dayun 1.373,52 28.487 21
5 Mempura 12.252,32 14.420 1,18
Sumber : Kecamatan dalam Angka 2017

106
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

4.4.2. Pertumbuhan Penduduk di Wilayah Selatan Kabupaten Siak


Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk baik
pertambahan maupun penurunannya. Pertumbuhan penduduk di suatu wilayah
dipengaruhi oleh besarnya kelahiran (Birth), kematian (Death), migrasi masuk (In
Migration), dan migrasi keluar (Out Migration). Penduduk akan bertambah
jumlahnya apabila terdapat bayi yang lahir dan penduduk yang datang, dan
penduduk akan berkurang jumlahnya apabila terdapat penduduk yang mati dan
penduduk yang keluar wilayah tersebut. Berikut adalah tabel IV.6 Laju
pertumbuhan di Wilayah Selatan Kabupaten Siak tahun 2017.

Tabel IV.6 Laju Pertumbuhan Penduduk di Wilayah Selatan Kabupaten


Siak

Laju pertumbuhan
Jumlah Penduduk penduduk per
No Kecamatan tahun(%)
2010 2017
1 Kerinci Kanan 22 946 27 982 2,57
2 Lubuk Dalam 17 074 21 007 2,77
3 Koto Gasib 18 597 22 610 2,50
4 Dayun 26 669 32 436 2,51
5 Mempura 14 210 17 464 2,75
Sumber: BPS Kebupaten Siak 2018

4.4.3. Kemiskinan Penduduk di Wilayah Selatan Kabupaten Siak


Kemiskinan adalah keadaan di mana terjadi ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung,
pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat
pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan
pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami
istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya
dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut
ilmiah yang telah mapan. Penyebab terjadinya kemiskinan adalah laju
pertumbuhan penduduk, angkatan kerjav (Pengangguran), tingkat pendidikan

107
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

yang rendah,dan distribusi yang tidak merata.Berikut adalah tabel IV.7 Jumlah
rumah miskin dan individu miskin di wilayah Selatan Kabupaten Siak tahun 2017

Tabel IV.7 Jumlah rumah miskin dan individu miskin di wilayah Selatan
Kabupaten Siak tahun 2017

No Kecamatan Jumlah RTM Total Individu


1 Kerinci Kanan 1172 4497
2 Lubuk Dalam 949 3645
3 Koto Gasib 1228 5175
4 Dayun 568 2565
5 Mempura 652 2566
Sumber: BPS Kebupaten Siak 2018

4.4.4. Pola Migrasi Penduduk di Wilayah Selatan Kabupaten Siak


Di wilayah kajian studi umumnya masyarakat yang melakukan migrasi
terdapat di kecamatan Dayun dan Koto Gasib. Dalam masyarakat Siak pada
umumnya, mereka memiliki pola kearifan lokal yang relatif sama dengan suku
Melayu yang ada pada umumnya, dikalangan mereka terdapat pepatah yang
berbunyi: “ Yang lama dikelek, yang baharu di didukung,”. Pepatah ini
mengandung arti:Adat yang lama tetap diamalkan disamping budaya hidup yang
baru. Pola migrasi yang dipengaruhi oleh budaya merantau ini juga memberikan
pengaruh terhadap komposisi usia produktif di wilayah studi, yang mana orang
yang bermigrasi atau merantau dilakukan kelompok usia produktif. Berikut
merupakan tabel IV.8 pola migrasi wilayah studi kabupaten siak:

Tabel IV.8 Pola Migrasi Wilayah Studi Kabupaten Siak

Kabupaten Jumlah
Kuantan Singigi 611
Indragiri Hulu 423
Indragiri Hilir 222
Pelalawan 1137

108
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

Kabupaten Jumlah
Kampar 1377
Rokan Hulu 239
Bengkalis 3557
Rokan Hilir 488
Kepulauan Meranti 4187
Pekanbaru 4374
Dumai 1057
Sumber: Statistik migrasi Riau, 2015

Tabel IV.9 Persebaran lokasi Trasmigrasi


Tahun
Kecamatan Jumlah Tingkat Perkembangan
Penempatan
Bunga Raya 1978/1978 2115 Swasembada
Bunga Raya 1978/1979 6934 Swasembada
Koto Gasib 1984/1985 2196 Swasembada
Koto Gasib 1984/1985 1098 Swasembada
Koto Gasib 1984/1985 1795 Swasembada
Dayun 1984/1985 2820 Swakarya
Dayun 1984/1985 2096 Swakarya
Lubuk Dalam 1986/1987 1589 Swasembada
Lubuk Dalam 1986/1987 2407 Swakarya
Lubuk Dalam 1986/1987 1426 Swakarya
Lubuk Dalam 1986/1987 2381 Swakarya
Lubuk Dalam 1986/1987 1425 Swakarya
Dayun 1986/1987 2375 Swakarya
Dayun 1989/1990 1277 Swasembada
Dayun 1989/1990 1578 Swasembada
Dayun 1989/1990 2150 Swasembada
Dayun 1989/1990 2141 Swasembada
Dayun 1989/1990 1446 Swasembada
Dayun 1991/1992 1423 Swakarya
Dayun 1991/1992 1548 DS.Persiapan
Kerinci Kanan 1991/1992 2078 Swakarya
Kerinci Kanan 1991/1992 1709 Swakarya
Kerinci Kanan 1991/1992 1880 Swakarya
Kerinci Kanan 1991/1992 1893 Swakarya
Kerinci Kanan 1991/1992 2017 Swakarya
Kerinci Kanan 1992/1993 2530 Swakarya
Kerinci Kanan 1992/1993 1245 DS.Persiapan
Kerinci Kanan 1993/1994 1915 DS.Persiapan
Kerinci Kanan 1994/1995 1744 DS.Persiapan

109
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

Tahun
Kecamatan Jumlah Tingkat Perkembangan
Penempatan
Minas 1991/1992 1378 DS.Persiapan
Minas 1993/1994 1560 DS.Persiapan
Sumber: Data Pusdatin Depnakertrans tahun 2005

Pada Kabupaten Siak persebaran trasmigrasi banyak masuk ke wilayah


Kabupaten Siak Bagian Selatan Khususnya Kecamatan Dayun, Kecamatan koto
gasib dan Kecamatan Kerinci Kanan. Menurut tokoh masyarakat Kecamatan
Dayun Ibuk Desy Fefiani mengenai transmigrasi yang ada “Salah satunya Desa
Suka Mulia merupakan sebuah desa yang berada di kecamatan Dayun,
Kabupaten Siak banyak penduduk yang mayoritas suku jawa. Desa Suka Mulia
mayoritas penduduknya adalah transmigran hal ini dikarenakan desa ini pada
mulanya adalah desa transmigrasi program dari presiden kedua, Soeharto”.

4.4.5. Pendidikan di Wilayah Selatan Kabupaten Siak


Pemerintah Daerah Kabupaten Siak melalui Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan telah melaksanakan dan mengupayakan Penguatan Manajemen
Pendidikan dan Akuntabilitas untuk mencapai pelayanan publik di bidang
pendidikan yang maksimal. Pelayanan publik yang prima bukan hanya sekedar
mengikuti trend global melainkan suatu langkah strategis dalam upaya
meningkatkan akses, mutu dan relevansi layanan pendidikan berbasis kebutuhan
masyarakat.peluang yang ada untuk mengembangkan karakter dan potensi
Sumber Daya Manusia di Kabupaten Siak yang lebih baik.
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam menjalani
kehidupan manusia baik kehidupan perorangan, keluarga maupun kehidupan
berbangsa, bernegara, dan beragama. Hal ini terlihat dari pembangunan sekolah
yang ada di wilayah Selatan. Karena dengan adanya pendidikan ini, maka dapat
dilihat maju atau mundurnya suatu bangsa, negara atau agama. Berikut Tabel
IV.10 Pendidikan di Wilayah Selatan Kabupaten Siak

110
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

Tabel IV.10 Pendidikan di Wilayah Selatan Kabupaten Siak Tahun 2017

Sekolah
No. Kecamatan
TK SD SMP SMU
1 Kerinci Kanan 599 2.644 1.110 844
2 Lubuk Dalam 595 2.308 971 787
3 Koto Gasib 682 3.256 1.225 701
4 Dayun 953 3.799 1.694 -
5 Mempura - 2.021 717 960
Sumber : Kecamatan dalam Angka 2017

4.4.6. Kearifan Lokal


Komposisi etnis di Kecamatan wilayah studi (Kerinci kanan, lubuk
dalam,koto gasib,dayun,dan mempura) masih di dominasi oleh melayu, baik itu
yang merupakan suku melayu asli atau perantau dari suku mandau dan kampar.
Sejak dahulunya masyarakat Kecamatan wilayah studi banyak bergantung pada
hasil alam baik itu dari sungai siak berupa hasil tangkapan ataupun hasil bertani
dan berkebun dengan cara membuka lahan di sekitar hutan di wilayahnya.
Budaya adat melayu masih tetap dipakai dalam prosesi perkawinan, selain
itu juga masih terdapat kesenian kompang maupun rebana. Kearifan lokal dan
adat istiadat mengatur mengenai hubungan social budaya dan lingkungan, yang
mana pada saat ini adat istiadat yang berlaku di lakukan baik untuk acara
pernikahan maupun dalam pengelolaan sumber daya alam (Hutan dan alam
sekitarnya). Beberapa adat istiadat yang ada di Kecamatan wilayah studi adalah
sebagai berikut :
1. Adat Istiadat Nikah Kawin
Adat isitiadat dalam budaya melayu dalam perihal nikah kawin terdapat
urutan Sebagai berikut Pertama, proses cincin Tanya atau merisik yaitu
diadakannya perundingan antara 2 keluarga sambil membawa cincin dari pihak
laki-laki kepada pihak perempuan. Kedua, setelah proses cincin Tanya
berlangsung, yang mana telah diterimanya lamaran barulah cincin tanda diberikan
dan kemudian menetapkan adat istiadat yang mereka kiaskan dengan ‘anak itik
sekutik-sekutik, sekutik dibawah tangga. Anak orang jangan diusik, kalau diusik
antar belanja”. Ketiga, diadakan kesepakatan antara 2 keluarga dalam hal hantaran

111
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

belanja untuk pernikahan. Dan yang terakhir, Keempat, dilakukan musyawarah


hari pelaksanaan yang baik untuk pernikahan.
2. Pengelolaan dan Pelestarian Hutan dan Alam sekitarnya.
Pada masa dahulu sumber daya alam yang dimanfaatkan oleh masyarakat
Kecamatan wilayah studi adalah hasil hutan seperti Rotan dan Sialang, sedangkan
untuk hasil perairan atau sungai adalah ikan keli atau yang sekarang disebut ikan
lele dan ikan Lompong yaitu ikan gabus. Alat yang digunakan untuk menangkap
ikan adalah tempiai (sejenis lukah) dan Belat bambu seperti jaring yang dibuat
dari bambu (buluh). Ikan Hasil penangkapan dibarter dengan hasil pertanian
seperti beras. Pekerjaan ini dilakukan hanya oleh kaum laki-laki sedangkan kaum
perempuan membantu membelah rotan.
Masyarakat Melayu sangat tergantung pada hasil hutan seperti kayu dan
Non kayu. Bahan kayu dimanfaatkan untuk membuat bangunan rumah dan hasil
non kayu dipergunakan untuk konsumsi dan obat-obatan dalam kehidupan sehari-
hari, sehingga masyarakat Dosan sangat bergantung dengan hutan. Aturan-aturan
adat atau kearifan lokal masyarakat melayu dosan disampaikan secara turun
temurun kepada anak keponakan yang dipakai dalam hubungan sosial dan
pengelolaan sumberdaya alam. Dalam prosesnya tidak ada sangsi langsung seperti
denda atau sangsi sosial yang diterapkan namun ada rapatan adat yang
memusyawarahkan penyelesaian permasalah adat yang dilanggar.
Penduduk Di Kecamatan wilayah studi berasal dari berbagai daerah yang
berbeda-beda, dimana mayoritas penduduknya yang paling dominan berasal dari
Suku Melayu Sehingga tradisi-tradisi musyawarah untuk mufakat, gotong-royong
dan kearifan lokal yang lain sudah dilakukan oleh masyarakat sejak dahulu dan
hal tersebut secara efektif dapat menghindarkan adanya benturan-benturan antar
kelompok masyarakat antar kecamatan.
4.4.7. Ketenagakerjaan
Mata pencaharian masyarakat di Wilayah Selatan Kabupaten Siak pada
umumnya adalah PNS, TNI, swasta, pedagang, tani, nelayah dan beberapa ada
juga yang tidak bekerja. Berikut Tabel IV. ketenagakerjaan masyarakat Wilayah
Selatan Kabupaten Siak sebagai berikut.

112
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

Tabel IV.11 Ketenagakerjaan di Wilayah Selatan Kabupaten Siak Tahun


2017

Kecamatan
No Jenis Pekerjaan Kerinci Koto Lubuk
Mempura Dayun
kanan gasib dalam
1 Belum/tidak
5.816 6.919 5.569 4.872 7.228
bekerja
2 Mengurus rumah
5.196 4.704 4.229 3.383 6.298
tangga
3 Pelajar/mahasiswa 3.846 3.465 3.564 2.744 5.885
4 Pensiunan 12 7 5 46 14
5 PNS 156 196 174 395 314
6 TNI 2 1 4 7 5
7 Polisi 17 9 32 7 53
8 Perdagangan 29 39 17 21 49
91 Petani/kebun 3.016 1.981 2.048 1.201 3.513
0 Peternak 0 3 0 0 0
11 Nelayan 0 40 0 4 0
12 Industri 1 3 1 0 0
13 Pedagang 14 20 29 20 58
14 Wiraswasta 1.893 1.532 1.698 1.508 2.150
15 Lainnya 1 0 4 0 8
Sumber : disdukcapil tahun 2018

4.4.8. Indeks Pembangunan Manusia


Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index
(HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf,
pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. IPM digunakan
untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara
berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari
kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup. Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) memiliki tiga dimensi yang digunakan sebagai dasar perhitungannya:
1. Umur panjang dan hidup sehat yang diukur dengan angka harapan hidup
saat kelahiran
2. Pengetahuan yang dihitung dari angka harapan sekolah dan angka rata-rata
lama sekolah
3. Standar hidup layak yang dihitung dari Produk Domestik Bruto/PDB
(keseimbangan kemampuan berbelanja) per kapita

113
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

PEREKONOMIAN
4.5.4. Investasi Wilayah
Salah satu indikator utama yang dapat digunakan untuk menentukan
pertumbuhan ekonomi daerah adalah pertumbuhan investasi. Dalam analisis makro,
tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara/daerah diukur dari
perkembangan pendapatan riil yang dicapai suatu negara/daerah tersebut (Sadono
Sukirno, 2004). Penghitungan pendapatan tersebut salah satu agregatnya adalah investasi.
Harrold Domar (1956) dalam konsepnya mengenai pertumbuhan mengemukakan bahwa
untuk mencapai pertumbuhan ekonomi diperlukan investasi yang memadai. Atas dasar
itulah maka selaku pengambil keputusan, pemerintah perlu mengetahui seberapa besar
investasi yang dibutuhkan untuk mencapai pertumbuhan yang diharapkan serta sejauh
mana dampak investasi pada suatu sektor ataupun wilayah. Undang-undang Penanaman
Modal Nomor 25 Tahun 2007 menyebutkan bahwa salah satu tujuan dari
penyelenggaraan investasi, baik PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) maupun PMA
(Penanaman Modal Asing) yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional yang
selanjutnya akan menciptakan pembangunan ekonomi.
1. Realisasi dan Iklim Investasi Kabupaten Siak
Jumlah investor dan realisasi investasi di Kabupaten Siak cenderung naik
turun dalam kurun waktu 6 tahun. Realisasi nilai investasi dipengaruhi beberapa
faktor antara lain: Kepastian hukum, stabilitas politik dan keamanan serta
kebijakan pemerintah. Berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM)
mulai dari Tahun 2011-2016 dapat disampaikan data jumlah investor berskala
Nasional dan realisasi investasi dapat dilihat pada tabel dan grafik sebagai berikut:

114
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

Tabel IV.5 Jumlah Investor Berskala Nasional Tahun 2011-2016

Realisasi
Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 7

Jumlah Investor Berskala


7 10 38 32 18 25
Nasional

Sumber: DPMPTSP Tahun 2017

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwasannya jumlah investor


berkala nasional tahun 2011-2016 mengalami fluktuaktif, dimana pada tahun 2013
memiliki jumlah investor tertinggi yaitu 38 investor sedangkan yang paling sedikit
yakni pada tahun 2011 sebanyak 7 investor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada grafik dibawah ini:

Gambar IV.4 Grafik Jumlah Investor Berkala Nasional


Sumber: DPMPTSP Tahun 2017

115
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

Tabel IV.6 Realisasi Investasi PMDN Tahun 2012-2016

Realisasi
Uraian
2012 2013 2014 2015 2016 2017
(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Jumlah Nilai Investasi


1.196 681 2.396 528 740 409
(dalam milyar rupiah)

Sumber: DPMPTSP Tahun 2017

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwasannya realisasi investasi


PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) tahun 2012-2016 mengalami
fluktuaktif, dimana pada tahun 2014 merupakan realisasi tertinggi yaitu 2.396
milyar rupiah sedangkan yang paling sedikit yakni pada tahun 2017 sebesar 409
milyar rupiah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Realisasi Investasi PMDN (dalam milyar


Rupiah)

800
700
600
500
400 740
681
300 528
200 409
100
0 1.196 2.396
2012 2013 2014 2015 2016 2017

Gambar IV.5 Grafik Realisasi Investasi PMDN


Sumber: DPMPTSP Tahun 2017

116
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

Tabel IV.7 Realisasi Investasi PMA Tahun 2012-2016

Realisasi
Uraian
2012 2013 2014 2015 2016 2017
(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Jumlah Nilai Investasi


755 648 501 7 289 4
(dalam Juta US Dolar)

Sumber: DPMPTSP Tahun 2017

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwasannya realisasi investasi


PMA (Penanaman Modal Asing) tahun 2012-2016 mengalami fluktuaktif, dimana
pada tahun 2012 merupakan realisasi tertinggi yaitu 755 Juta US Dolar sedangkan
yang paling sedikit yakni pada tahun 2015 sebesar 4 Juta US Dolar. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Realisasi Investasi PMA (dalam Juta US


Dolar Rupiah)

800
700
600
500
400 755
648
300 501
200
289
100
0 7 4
2012 2013 2014 2015 2016 2017

Gambar IV.6 Grafik Realisasi Investasi PMA


Sumber: DPMPTSP Tahun 2017

117
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

Tabel IV.8 Realisasi Total Investasi Tahun 2012-2016

Realisasi
Uraian
2012 2013 2014 2015 2016
(1) (3) (4) (5) (6) 7

Jumlah Nilai Investasi


8.066 7.290 7.659 618 4.735
(dalam milyar rupiah)

Sumber: DPMPTSP Tahun 2017

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwasannya realisasi total


investasi tahun 2012-2016 mengalami fluktuaktif, dimana pada tahun 2012
merupakan realisasi total tertinggi yaitu 8.066 milyar rupiah sedangkan yang
paling sedikit yakni pada tahun 2015 sebesar 618 milyar rupiah. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Gambar IV.7Grafik Realisasi Total Investasi


Sumber: DPMPTSP Tahun 2017

118
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

2. Arahan dan Kebijakan Bidang Investasi Kabupaten Siak


Dalam menerapkan arahan dan kebijakan di bidang investasi, Pemerintah
Kabupaten Siak mengacu pada kebijakan dan strategi bidang investasi
berdasarkan RPJMN 2015-2019, yaitu sebagai berikut.

Gambar IV.8 Kebijakan dan Strategi Bidang Investasi RPJMN 2015-2019


Sumber : RPJMN 2015-2019.

Berdasarkan hal tersebut, arah dan kebijakan pembangunan modal


Kabupaten Siak sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Siak, meliputi :
 Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
 Mempromosikan potensi daerah dan peluang investasi Riau
 Memfasilitasi dan meningkatkan kerjasama pengembangan investasi
 Melakukan pendataan, monitoring, evaluasi dan pembinaan
pelaksanaan investasi
 Melakukan upaya pengembangan dan penyempurnaan peningkatan
promosi potensi daerah dan investasi
 Meningkatkan kualitas administrasi penanaman modal
 Melakukan Sosialisasi Kebijakan dan Peraturan Penanaman Modal
dalam Menciptakan Iklim Investasi yang Kondusif
 Penyusunan Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM) dan database

119
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

PMA/PMDN 2 Peningkatan promosi investasi


 Menyelenggarakan Pameran Investasi dan Warta Promosi Daerah
 Melaksanakan Peningkatan Kegiatan pemantauan, pembinaan,
pengawasan, pelaksanaan penanaman modal.

Mengenai peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi dapat


dilakukan dengan beberapa upaya, yaitu :
 Peningkatan Kegiatan Pemantauan, Pembinaan Pengawasan
Pelaksanaan Penanaman Modal;
 Sosialisasi Kebijakan dan Peraturan Penanaman Modal dalam
Menciptakan Iklim Investasi yang Kondusif;
 Penyusunan dan Perbanyakan Buku Himpunan Ketentuan Peraturan
Penanaman Modal;
 Penyusunan Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM);
 Pengadaan Buku Statistik Investasi Daerah;

Berkaitan dengan pemerataan pembangunan di Kabupaten Siak, Kebijakan


untuk Peningkatan Penyebaran Penanaman Modal ditempuh dengan cara yakni
pengembangan Kawasan Strategis diantaranya yaitu :
 Kawasan Strategis Industri Tanjung Buton di Kecamatan Sungai Apit
 Kawasan Strategis Lumbung Pangan di Kecamatan Bunga Raya

3. Peluang Investasi Kabupaten Siak


Peluang investasi Kabupaten Siak tidak terlepas dari besarnya potensi
yang dimiliki Kabupaten Siak itu sendiri, yaitu sumber daya alam yang melimpah.
Sumber daya alam tersebut terdiri dari berbagai sub sektor, yaitu sub sektor
pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan, industri dan pariwisata.
Peluang investasi tersebut dapat dilakukan dengan pemanfaatan potensi sumber
daya alam yang dimiliki Kabupaten Siak. Salah satu peluang investasi adalah
pengembangan Kawasan Industri Tanjung Buton di Kecamatan Sungai Apit.
Selain itu, peluang investasi di Kabupaten Siak adalah pabrik pengolahan
kelapa sawit (CPO). Jumlah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang beroperasi di

120
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

Kabupaten Siak baru berjumlah 24 PKS sedangkan kebutuhan PKS berkisar


antara 30-32 PKS. Masih dibutuhkan 10-12 PKS lagi dengan kapasitas 30-45
ton/jam. Selain itu, untuk sektor peternakan masih terbuka kesempatan untuk
pengembangan usaha ternak karena saat ini Dinas Peternakan, Perikanan dan
Kelautan Kabupaten Siak sedang melakukan penataan kawasan pengembangan
ternak dengan konsep pengembangan agribisnis berbasis peternakan.
Sedangkan di sektor pertanian selain padi salah satu komoditi unggulan
lainnya adalah nenas. Pemerintah Kabupaten Siak mulai menyusun rencana
pengembangan khususnya Buah Nenas Sungai Apit yang kedepannya akan
dijadikan sebagai Icon Daerah Kabupaten Siak. Saat ini Kabupaten Siak memiliki
luas nenas seluas 730 ha dengan kemampuan produksi dengan lama pemanenan
10 bulan s/d 14 bulan sebesar 14.454 ton.
Adapun peluang investasinya ialah ekstensifikasi lahan perkebunan Nenas
lainnya di wilayah Kabupaten Siak, seperti Kecamatan Pusako dan Sabak Auh;
Tingginya produksi Nenas di Kec. Sungai Apit maka sangat menjanjikan apabila
Membangun Pabrik/Pengolahan Nenas dengan skala yang lebih besar dan
peralatan yang canggih; Cetak Sawah Baru (CSB) yang berfungsi mencukupi
kebutuhan (kekurangan) Ketersediaan Beras Kabupaten Siak;
Membangun Laboratorium yang dilengkapi peralatan canggih dan modern
untuk memfasilitasi kegiatan penelitian dalam upaya menciptakan terobosan-
terobosan baru di bidang pertanian; Pembangunan Rice Processing Central (RPC)
dengan skala yang lebih besar dan peralatan yang canggih; Penyediaan Sumber
Daya Manusia yang handal dan berdedikasi tinggi dibidang pertanian.

4.6. Sarana dan Prasarana


Berdasarkan SNI 03-1733-2004, sarana adalah fasilitas penunjang yang
berfungsi untuk menyelenggarakan dan mengembangkan kehidupan ekonomi,
sosial, dan budaya.
4.6.1. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan yang diuraikan dalam standar ini hanya menyangkut
bidang pendidikan yang bersifat formal / umum, yaitu meliputi tingkat prabelajar

121
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

(Taman Kanak-kanak); tingkat dasar (SD/MI); tingkat menengah (SLTP/MTs dan


SMA/MA/SMK). Adapun penggolongan jenis sarana pendidikan dan
pembelajaran ini meliputi:
a. Taman Kanak-kanak (TK), yang merupakan penyelenggaraan kegiatan
belajar dan mengajar pada tingkatan pra belajar dengan lebih
menekankan pada kegiatan bermain, yaitu 75%, selebihnya bersifat
pengenalan;
b. Sekolah Dasar (SD), yang merupakan bentuk satuan pendidikan dasar
yang menyelenggarakan program enam tahun;
c. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), yang merupakan bentuk
satuan pendidikan dasar yang menyelenggarakan proram tiga tahun
sesudah sekolah dasar (SD);
d. Sekolah Menengah Atas (SMA), yang merupakan satuan pendidikan
yang menyelenggarakan program pendidikan menengah mengutamakan
perluasan pengetahuan dan peningkatan keterampilan siswa untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi. Berikut Tabel
VI.12 Sebaran Sarana Pendidikan di Kabupaten Siak 2017:

Tabel VI.12 Sebaran Sarana Pendidikan di Kabupaten Siak 2017

Jumlah Sekolah
No Kecamatan
TK SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK
1. Minas 13 14 10 5
2. Sungai Mandau 6 12 9 1
3. Kandis 22 28 16 15
4. Siak 13 24 17 6
5. Kerinci Kanan 14 15 10 5
6. Tualang 38 24 17 16
7. Dayun 19 24 10 7
8. Lubuk Dalam 7 11 5 5
9. Koto Gasib 13 25 14 3
10. Mempura 7 12 3 4
11. Sungai Apit 21 27 12 6
12. Bunga Raya 15 15 8 4
13. Sabak Auh 5 12 5 4

122
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

Jumlah Sekolah
No Kecamatan
TK SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK
14. Pusako 7 8 4 1
Jumlah 200 251 140 82
Sumber : Kabupaten Siak dalam Angka 2017

4.6.2. Sarana Kesehatan


Sarana kesehatan berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat
peningkatan derajat kesehatan masyarakat sekaligus untuk mengendalikan
pertumbuhan penduduk. Berikut Tabel VI. Sebaran Sarana Kesehatan di
Kabupaten Siak 2017

Tabel VI.13 Sebaran Sarana Kesehatan di Kabupaten Siak 2017

Jumlah Sarana Kesehatan


No Kecamatan Rumah Klinik/Balai
Puskesmas Pustu Polindes Poskesdes Posyandu
Sakit Pengobatan
1. Minas 0 1 5 6 0 25 3
2. Sungai Mandau 0 1 5 2 5 20 1
3. Kandis 0 1 9 3 4 50 9
4. Siak 1 1 5 1 1 25 3
5. Kerinci Kanan 0 1 13 10 5 26 0
6. Tualang 0 2 7 3 5 57 14
7. Dayun 0 1 10 11 3 32 2
8. Lubuk Dalam 0 1 6 3 3 24 5
9. Koto Gasib 0 1 7 9 2 28 4
10. Mempura 0 1 5 5 2 21 2
11. Sungai Apit 0 1 10 5 8 46 2
12. Bunga Raya 0 1 7 2 1 26 1
13. Sabak Auh 0 1 1 2 2 13 0
14. Pusako 0 1 2 5 1 10 0
Jumlah 1 15 92 67 42 403 46
Sumber : Kabupaten Siak Dalam Angka 2017

4.6.3. Sarana Peribadatan


Sarana peribadatan merupakan sarana kehidupan untuk mengisi kebutuhan

123
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

rohani yang perlu disediakan di lingkungan perumahan yang direncanakan selain


sesuai peraturan yang ditetapkan, juga sesuai dengan keputusan masyarakat yang
bersangkutan. Jenis sarana peribadatan sangat tergantung pada kondisi setempat
dengan memperhatikan struktur penduduk menurut agama yang dianut, dan tata
cara atau pola masyarakat setempat dalam menjalankan ibadah agamanya. Berikut
Tabel VI.14 Sebaran Sarana Peribadatan di Kabupaten Siak 2017:

Tabel VI.14 Sebaran Sarana Peribadatan Kabupaten Siak 2017

Jumlah Sarana Peribadatan


No Kecamatan Gereja Gereja
Masjid Musholla Pura Vihara Klenteng
Protestan Katolik
1. Minas 24 36 39 1 0 0 0
2. Sungai Mandau 35 4 5 0 0 0 0
3. Kandis 65 27 90 5 1 0 0
4. Siak 19 25 12 0 0 1 1
5. Kerinci Kanan 44 110 19 2 1 0 0
6. Tualang 65 59 36 2 0 2 1
7. Dayun 40 76 20 1 0 0 0
8. Lubuk Dalam 15 97 31 3 0 0 0
9. Koto Gasib 48 38 6 1 0 0 0
10. Mempura 15 5 3 0 0 0 0
11. Sungai Apit 47 22 2 0 0 0 2
12. Bunga Raya 21 74 8 0 0 0 0
13. Sabak Auh 22 27 1 0 0 0 1
14. Pusako 15 6 1 0 0 0 0
Jumlah 475 606 273 10 2 3 5
Sumber : Kabupaten Siak Dalam Angka 2017

4.6.4. Sarana Perekonomian


Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dapat dilihat melalui perkembangan
nilai nominal PDRB yang merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh
seluruh unit usaha dalam suatu wilayah tertentu, atau merupakan perkembangan
jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.
Dalam mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah, harus ditunjang dengan
infrastruktur yang baik dalam menjalankan kegiatan ekonomi. Dalam sub bab ini

124
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

akan dibahas mengenai infrastruktur penunjang kegiatan ekonomi berupa,


perdagangan dan jasa, perkebunan, pertanian, perikanan dan pariwisata.
1. Perdagangan dan Jasa
Perkembangan bidang perdagangan dapat dilihat dari ketersediaan sarana
perdagangan dan jumlah pasar. Jenis sarana perdagangan sudah cukup lengkap,
mulai dari mini market, restoran/rumahmakan, warung makanan minuman sampai
dengan warung kelontong. Namun secara kewilayahan sarana tersebut masih
kurang jika dilihat dari jumlah desa. Hal ini terlihat dari jumlah desa di Kabupaten
Siak bagian Selatan yang memiliki mini market baru 26 mini market dari 49 desa
yang ada.
Sedangkan bila dilihat jumlah pasar yang ada, terdapat pasar sebanyak 38
buah yang terdiri dari 9 pasar permanen, 20 pasar semi permanen, dan 9 pasar
tanpa bangunan. Toko barang keperluan sehari-hari merupakan jumlah sarana
ekonomi yang paling banyak di Kabupaten Siak Bagian Selatan yang berjumlah
678 buah. Dan pasar permanen, pasar tanpa bangunan, dan rumah makan adalah
sarana ekonomi yang paling sedikit di Kabupaten Siak Bagian Selatan yang
masing-masing berjumlah 9 buah. Berikut Tabel VI.15 Sarana dan Prasarana
Ekonomi di Kabupaten Siak bagian Selatan 2018.

Tabel VI.15 Jumlah Sarana dan Prasarana Ekonomi di Kabupaten Siak


bagian Selatan 2018

No Jenis Sarana dan Mempura Dayun Koto Lubuk Kerinci


Prasarana Ekonomi Gasib Dalam Kanan
1. Kelompok Pertokoan 0 3 27 2 13
2. Pasar bangunan 1 3 2 2 1
Permanen

125
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

3. Pasar bangunan Semi 3 5 2 2 8


Permanen
4. Pasar tanpa 1 7 0 1 0
bangunan
5. Minimarket/Swalayan 1 10 4 7 4
6. Toko barang 14 82 122 286 174
keperluan sehari-hari
7. Toko bahan pangan 46 189 115 101 198
(sembako)
8. Rumah Makan 0 3 3 2 1
9. Warung/kedai 25 28 30 46 30
makanan minuman
Jumlah 91 330 305 449 429
Sumber: Kabupaten Siak Dalam Angka, Tahun 2018

Sedangkan bila dilihat jumlah pasar yang ada, terdapat pasar sebanyak
38 pasar. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah pasar tersebut masih jauh kurang
dibandingkan jumlah desa sebanyak 49 desa artinya 12 desa belum memiliki
pasar, yang berakibat masih sulitnya masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan
sehari-hari.

2. Perkebunan
Produksi perkebunan terbesar di Kabupaten Siak pada tahun 2013 adalah
kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit dikelola oleh perusahaan besar sedang dan
perkebunan rakyat. Ada lima kecamatan di Kabupaten Siak Bagian Selatan yang
mengusahakan tanaman Kelapa Sawit, dan produksi paling besar berasal dari
Kecamatan Dayun dengan jumlah 3841. Dan produksi yang paling kecil berasal
dari Kecamatan Mempura dengan jumlah 907.
Infrastruktur pendukung lainnya yang mendukung kegiatan perkebunan
adalah sistem transportasi wilayah berupa jaringan jalan yang menghubungkan

126
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

antar perkebunan atau penunjang sistem distribusi hasil perkebunan. Pada wilayah
studi, Secara umum kegiatan pengangkutan/pergerakan barang komoditas wilayah
yang berasal dari wilayah bahan baku hingga ke wilayah pemasaran masih
menggunakan transportasi darat dengan menggunakan truk pengangkut barang
dengan tonase kecil hingga besar.
Untuk saat ini, jaringan jalan sudah cukup tersedia di Kabupaten Siak
Bagian Selatan khususnya dalam mendukung kegiatan ekonomi sektor
perkebunan sesuai dengan pasar dari masing masing sektor tersebut. Konektivitas
antara wilayah hinterland yang berperan sebagai pemasok bahan baku, dengan
lokasi pengolahan di wilayah internal telah terhubung melalui transportasi darat,
walaupun belum efektif dan efisien. Sedangkan untuk transportasi laut Pelabuhan
laut Buatan II di Kecamatan Koto Gasib. Jumlah prasarana transportasi baik darat,
udara, dan laut di daerah hinterland masih sangat minim, sehingga perlu
ditingkatkan fasilitas pendukung baik di pelabuhan, terminal sehingga sesuai
dengan standar pelayanan dan dapat mendukung konektivitas yang lebih baik
antara wilayah internal dengan hinterland wilayah studi.

127
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

4.6.6. Sarana dan Prasarana DAS Siak Sri Indrapura


Sarana dan prasarana merupakan penunjang keberhasilan dari suatu
proses dalam pelayanan publik. Jika kedua hal ini tidak tersedia maka semua
kegiatan yang dilakukan tidak akan mencapai hasil yang sesuai dengan yang
direncanakan.

4.6.6.1. Siak Sri Indrapura


4.6.6.1.1. Jaringan Jalan
Prasarana jalan merupakan urat nadi kelancaran lalu lintas darat.
Lancarnya lalu lintas darat akan menunjang perkembangan perekonomian suatu
daerah. Guna menunjang kelancaran perhubungan darat di kabupaten Siak pada
tahun 2015 tercatat panjang jalan 2.880,190 km. Dilihat dari kondisi jalan yang
baik tercatat sepanjang 1.121,12 km, sedang 1.485,10 km, rusak 220,62 km dan
53,35 rusak berat. Jika data jalan dirinci menurut jenis permukaan tanah diperoleh
935,32 km di aspal ,962,45 km jalan kerikil, 319,96 km jalan tanah dan
semenisasi 663,46 km.

Tabel IV.16 Kondisi Jalan Berdasarkan Jenis Permukaan Jalan di Kabupaten Siak

Jenis Rusak
No Baik Sedang Rusak Jumlah
Permukaan Berat
1 Aspal 666,187 246,838 22,295 0 935,320
2 Kerikil 212,749 691,766 45,516 11,419 961,450
3 Tanah 136,393 120,998 56,424 6,145 319,960
4 Semenisasi 105,790 425,497 96,383 35,790 661,460
Jumlah 1,121,119 1,485,099 220,619 53,354 2,880,190
Sumber : Kabupaten Siak Dalam Angka 2017

128
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

Tabel V1.17 Jalan Menurut Jenis Permukaan

Jenis Permukaan

No Kecamatan Aspal Krikil Semenisasi Tanah Total

1 Kerinci Kanan 91,00 48,09 26,52 5,52 171,130

2 Koto Gasib 47,12 100,29 13,23 36,87 197,550

3 Mempura 70,11 9,10 43,19 10,07 132,460

4 Dayun 73,21 55,73 12,41 44,87 187,220

5 Lubuk Dalam 33,80 59,38 25,18 47,24 165,570

Jumlah 315,24 272,59 120,53 144,57 853,930

Sumber : Kabupaten Siak dalam Angka 2017

Berdasarkan tabel diatas, wilayah Selatan Kabupaten Siak memiliki jalan


sepanjanng 853,930 Km dengan permukaan beraspal sepanjang 315,24 km,
panjang jalan dengan permukaan kerikil sepanjang 272,59 km, dan jalan dengan
permukaan tanah sepanjang 144,57 km dan jalan dengan permukaan semenisasi
sepanjang 120,53 km. Kecamatan Koto Gasib merupakan wilayah dengan jumlah
jalan terpanjang yakni 197,550 km, jalan beraspal terpanjang yaitu 91,00km,
100,29 km jalan kerikil, dan 47,24 km jalan tanah. Sedangkan Kecamatan Sabak
Auh merupakan wilayah dengan jumlah panjang jalan terpendek yakni Lubuk
Dalam km, dengan jalan beraspal sepanjang 33,80 km jalan krikil 272,59 km dan
Jalan tanah sepanjang 47,24 km.

4.6.6.1.2. Sistem Jaringan Telekomunikasi


Untuk pelayanan sambungan ke pelanggan di wilayah Provinsi
Riau PT. TELKOM telah membangun sebanyak 24 Sentral Telepon
Otomat (STO), 11 di antaranya berada di ibukota setiap Kabupaten/Kota di
dalam wilayah pelayanannya. Berdasarkan RTRW Kabupaten Siak, STO di
Kabupaten Siak terletak di Kecamatan Siak, Tualang, Sei Apit, dan Minas. Untuk
jangka menengah – panjang akan dibangun STO Baru di Tanjung Buton.

129
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

Tabel VI.18 Jumlah Menara Base Transceiver Station (BTS) dan Jumlah
Operator Layanan Komunikasi Seluler di Kabupaten Siak
Bagian Selatan

Sentral Jumlah BTS Jumlah Operator Seluler


Mempura 8 24
Dayun 16 26
Koto Gasib 6 24
Lubuk Dalam 10 24
Kerinci Kanan 17 42
Jumlah 57 140
Sumber: Kabupaten Siak Dalam Angka 2017

4.6.6.1.3. Jaringan Air Bersih


Pelanggan PDAM di Kabupaten Siak didominasi oleh kelompok non
niaga sekitar 93,8 persen dari total pelanggan PDAM dan menggunakan hampir
93 persen dari total air minum yang disalurkan PDAM. Untuk kecamatan yag
tidak dilayani PDAM, masyarakat setempat melakukan pengelolaan secara
swadaya. Berdasarkan ekpose akses air minum berdasarkan kinerja air minum
Kabupaten Siak Bahwa cakupan pelayan air bersih SPAM sudah mencapai 1027.
Kabupaen Siak belum memilikI perusahaan PDAM, Oleh karena itu pelayanan air
minum sepenuhnya dilakukan oleh UPTD SPAM, sampai akhir 2017 dari 14
kecamatan baru 13 kecamatan yang terlayani air minum. Berikut Tabel V.19
Cakupan Wilayah UPTD SPAM.

Tabel VI.19 Penduduk Menurut Jenis Sarana Air Bersih yang Dipergunakan
di Kecamatan Siak Tahun 2016

Kecamatan
No Rincian
2015 2016
1 Ledeng 3405 5084
2 Sumur Pompa 0 0
3 Sumur 2423 2423
4 Mata Air 0 0
5 Air Hujan 2124 2124

130
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

6 Lainnya 0 0
Sumber : BPS

Dapat dilihat pada tahun 2016 mengalami peningkatan jenis sarana air
bersih yang cukup signifikan terutama di jenis ledeng sebesar 1679 unit.

Tabel VI.20 Penduduk Menurut Jenis Sarana Air Bersih yang Dipergunakan
di Kabupaten Siak Bagian Selatan Tahun 2016

Kecamatan
No Rincian
Koto Kerinci Lubuk
Dayun Mempura
Gasib Kanan Dalam
1 Ledeng 475 - 210 - -
2 Sumur Pompa 2713 - - - 1635
3 Sumur 1070 - 222 4918 3960
4 Mata Air - - 42 - -
5 Air Hujan 399 22 284 - -
6 Lainnya 691 5996 - - 4604
Jumlah 5348 6018 758 4918 10199
Sumber : BPS

Berdasarkan tabel diatas dapat di simpulkan bahwa kecamatan yang


penduduknya paling banyak menggunakan jenis sarana air bersih adalah
kecamatan Lubuk Dalam sebesar 10196 dan yang paling sedikit adalah kecamatan
Mempura sebesar 758 unit

4.6.6.1.5 Kelistrikan

Penggunaan listrik di Kabupaten Siak sudah merata. Hal ini terlihat dari
persentase rumah tangga yang menggunakan listrik PLN sebagai penerangan
utama sudah melebihi 89 persen. Pada tahun 2017 terdapat 90.001 pelanggan di
Kabupaten Siak dan khususnya di kabupaten Siak wialayh selatan terdapat 23.404
pelanggan
Berikut Tabel VI.21 Banyaknya Pelanggan Listrik PLN Kabupaten Siak
Bagian Selatan.

131
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

Tabel VI.21 Banyaknya Pelanggan Listrik PLN Kabupaten Siak Bagian


Selatan

Tahun
No Kecamatan
2015 2016 2017
1 Kerinci Kanan 4035 4435 4935
2 Dayun 2873 5224 6973
3 Lubuk Dalam 3350 3850 4300
4 Koto Gasib 1478 2918 3995
5 Mempura 3043 3149 3201
Jumlah 14779 19576 23404
Sumber:BPS

Berdasarkan tabel diatas tiap tahun jumlah pelanggan listrik PLN semakin
meningkat dari rentang waktu 2015 – 2017 dan kecamatan yang memiliki jumlah
pelanggan listrik terbanyak adalah kecamatan Dayun sebesar 6973 dan terkecil
adalah kecamatan Mempura sebesar 3201.

4.6.6.1.6 Transportasi

Sarana perhubungan di Kabupaten Siak sangat penting artinya dalam


rangka arus sosial ekonomi masyarakat. Dari laporan Dinas Pekerjaan Umum,
Tata Ruang, Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Siak hingga
tahun 2017 panjang jalan di Kabupaten Siak 2.880,09 km yang 31,76%
permukaannya sudah berupa aspal dan 15,44% berupa beton.
Dari 2.880,09 total panjang jalan di Kabupaten Siak, 36,49% diantara
berada dalam kondisi baik sebesar 1.050,98 km. Kemudian dari keseluruhan
konstruksi jembatan sebesar 7.773,9 meter, 94,85% berada dalam kondisi baik
yaitu sebesar 7.373,50 meter.

132
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

Tabel VI. 22 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan dan Kondisi Jalan di
Kabupaten Siak

Kondisi
Jenis
Rusak
Permukaan Baik Sedang Rusak Jumlah
Berat
Aspal 770,31 111,64 15,60 17,28 914,83
Kerikik - - 333,89 156,04 489,91
Beton 280,7 145,32 12,59 6,05 444,63
Tanah - - - 1030,18 1030,18
Jumlah 1050,98 256,96 362,08 1210.18 2880,19
Sumber : BPS

Dari tabel diatas dapat di simpulkan bahwa jenis permukaan jalan


terpanjang adalah jenis jalan tanah sepanjang 2880,19 km dan terpendek adalah
jenis jalan beton sepanjang 444,63 km dan kondisi jalan yang paling panjang
adalah jalan rusak berat sepanjang 1210,18 km. Berikut Tabel VI. Kotruksi
Jembatan Menurut Jenis Permukaan dan Kondisi di Kabupaten Siak.

Tabel VI.23 Kontruksi Jembatan Menurut Jenis Permukaan dan Kondisi di


Kabupaten Siak

Kondisi
Jenis
Rusak
Permukaan Baik Sedang Rusak Jumlah
Berat
Cable Stayed 1196,00 - - - 1196,00
Balance
1404,00 - - - 1404,00
Cantilever
ARC Truss 1650,00 - - - 1650,00
Box Culvert 1246,00 - - - 1246,00
Rangka Baja 485,00 - - - 485,00
Beton 638,50 - - - 638,50
Besi 754,00 84,50 162,90 153,00 754,00
Jumlah 7373,50 84,50 162,90 153,00 7773,90
Sumber : BPS

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jenis kontruksi jembatan yang
terpanjang di kabupaten Siak adalah jenis cable stayed sepanjang 1196,00 m dan
terpendek adalah rangka baja sepanjang 485,00 m dengan rata kondisi jembatan

133
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 2018

yang ada adalah baik.

134

Anda mungkin juga menyukai