Anda di halaman 1dari 24

1.

Pengertian Kesehatan Matra


Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan

sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

secara sosial dan ekonomis. Matra adalah pada kondisi

lingkungan yang berubah bermakna yang mempengaruhi tingkat

kesehatan seseorang atau kelompok. Lingkungan tersebut bisa

terjadi di darat (lapangan), laut maupun udara. Kondisi matra akibat

lingkungan yang berubah bermakna ini bisa terjadi karena sudah

direncanakan maupun tidak direncanakan. Sedangkan kondisi

Matra adalah keadaan dari seluruh aspek pada matra yang

serba berubah dan berpengaruh terhadap kelangsungan

hidup dan pelaksanaan kegiatan manusia yang hidup dalam

lingkungan tersebut. Sehingga kesehatan matra dapat

diartikan sebagai upaya kesehatan dalam bentuk khusus

yang diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan fisik

dan mental guna menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang

serba berubah secara bermakna, baik di lingkungan darat,

laut, maupun udara. Kesehatan Matra diselenggarakan oleh

Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat.


2. Tujuan Kesehatan Matra
Pengaturan Kesehatan Matra dimaksudkan untuk :
a. Mewujudkan upaya kesehatan pada Kondisi Matra secara

cepat, tepat,
menyeluruh dan terkoordinasi guna menurunkan potensi

Risiko Kesehatan, meningkatkan kemampuan adaptasi, dan

mengendalikan Risiko Kesehatan.


b. Meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan

masyarakat dalam menurunkan risiko serta memelihara

kesehatan masyarakat dalam menghadapi Kondisi Matra

agar tetap sehat dan mandiri.


c. Upaya untuk meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri

dengan kondisi apapun.

3. Peran aktif masyarakat dalam kesehatan matra :


a. Penyusunan rencana kesiapsiagaan
b. Dukungan sumber daya
c. Dukungan dalam situasi kedaruratan
d. Dukungan dalam upaya pemulihan kesehatan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia No. 61

tahun 2013, pasal 31, pendanaan penyelenggaraan Kesehatan

Matra dapat bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,

masyarakat, atau sumber lain yang sah sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Pengawasan dan Pembinaan


Menteri, Menteri terkait, Kepala Lembaga Pemerintahan Non

Kementerian terkait, Gubernur, Bupati atau Walikota

melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap

penyelenggaraan Kesehatan Matra.

a)Pembinaan penyelenggaraan Kesehatan Matra dilakukan

melalui:

a. Peningkatan pemberdayaan masyarakat

b. Pendayagunaan tenaga kesehatan

c. Pembiayaan program.

b) Pengawasan penyelenggaraan Kesehatan Matra dilakukan

terhadap :

a. Pelaksanaan kegiatan

b. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

c. Pengelolaan sumber daya.

5. Sumber Daya Kesehatan Matra

Penyelenggaraan Kesehatan Matra wajib didukung oleh :


a. Sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan

keterampilan teknis serta manajemen yang diperoleh

melalui pendidikan dan pelatihan

b. Sarana, prasarana, dan teknologi tepat guna.

Kemampuan dan keterampilan teknis dibuktikan dengan

dibuktikan dengan sertifikat kompetensi sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

6. Jenis Kesehatan Matra


A. Kesehatan Lapangan
Kesehatan lapangan adalah kesehatan matra yang

berhubungan dengan pekerjaan di darat yang temporer

dan serba berubah. Misalnya kesehatan haji dan

kesehatan di bumi perkemahan, Adapun sasaran pokoknya

adalah melakukan dukungan kesehatan opersainal dan

pembinaan terhadap para personel yang secara langsung

maupun tidak langsung terlibat di dalam kegiatan

lapangan. Contoh kesehatan lapangan, meliputi :


a. Kesehatan di daerah pegunungan dan hutan
b. Kesehatan perpindahan penduduk (migran)
c. Kesehatan haji dan umrah
d. Kesehatan gangguan keamanan dan ketertiban

masyarakat
e. Kesehatan dalam tugas operasi dan latihan militer di

darat
f. Kesehatan pada arus mudik, dan sebagainya.

Pada contoh kesehatan lapangan ini, kami mengambil

contoh kesehatan pada kegiatan di area tertentu.

Kegiatan di area tertentu dapat berupa :

a. Kegiatan lomba lintas alam

b. Pekan olah raga

c. Lokasi wisata

d. Festival bahari

e. Festival keagamaan

f. Pekan adat, seni dan budaya

g. Jambore di bumi perkemahan

h. Konvensi tingkat nasional dan internasional.

Kesehatan pada kegiatan di area tertentu

diselenggarakan pada saat :

a. Persiapan sebelum kegiatan dilaksanakan.


Kegiatan pada saat persiapan sebelum kegiatan

dilaksanakan, seperti :
- Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
- Komunikasi Risiko Kesehatan
- Pemeriksaan kesehatan
- Penyiapan pelayanan kesehatan primer
b. Pelaksanaan selama berlangsungnya kegiatan,

meliputi :
- Penyiapan rumah sakit rujukan
- Penyiapan dan mobilisasi sumber daya
- Surveilans Kesehatan
- Inspeksi sanitasi dan perbaikan kualitas air

bersih dan sanitasi.


c. Kegiatan selama berlangsungnya kegiatan, meliputi :
- Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
- Surveilans kesehatan
- Inspeksi sanitasi dan perbaikan kualitas air

bersih dan sanitasi


- Komunikasi dan informasi.

Contoh lain dari kesehatan di tempat tertentu ini

adalah di Pegunungan misalnya ketika kita mendaki.

Para pendaki akan banyak menemukan hambatan untuk

mencapai puncak. Hambatan-hambatan tersebut,

seperti :

1) Medan tertutup dan berbukit-bukit


2) Ketinggian
3) Rute yang menanjak dan licin
4) Cuaca yang tidak terduga (hujan, kabut, panas)
5) Ancaman dari binatang

Jika tidak ada kesiapan, pelatihan khusus dan kurang

berhati-hati ketika melakukan kegiatan mendaki maka

para pendaki akan dengan mudah menderita gangguan

kesehatan, seperti kelelahan (fatique), kehilangan

orientasi, hipoksia, keracunan gas, radiasi, kelapaan,

sianosis, gigitan binatang, trauma atau cedera akibat

cedera,tenggelam atau terperosok. Sehingga sebelum

kita datang ke tempat yang belum pernah kita kunjungi

seperti ketika mendaki, diperlukan pengetahuan,

ketarampilan dan kesiapan khusus, meliputi :

Mengikuti pembinaan, seperti :


a. Pengorganisasian dan pelatihan
b. Pelatihan dan informasi
c. Meningkatkan daya tahan
d. Keterampila khusus
e. Persiapan bekal dan logistik
f. Persiapan orang dan petugas
g. Mempelajari peta yang akan dikunjungi
h. Informasi khusus mengenai medan,flora, fauna dan

keadaan cuaca
i. Hygiene dan sanitasi lapangan.

B. Kesehatan Kelautan dan Bawah Air


Kesehatan kelautan dan bawah air adalah kesehatan

matra yang berhubungan dengan pekerjaan atau kegiatan

di laut dan berhubungan dengan keadaan lingkungan yang

bertekanan tinggi (hiperbarik). Kesehatan Kelautan dan

bawah air meliputi :


a. Kesehatan penyelaman
b. Kesehatan pelayaran dan lepas pantai
c. Kesehatan dalam tugas operasi dan latihan militer di

laut.
Dalam kesehatan kelautan dan bawah laut ini, kami

menggunakan contoh kesehatan penyelam. Menyelam

merupakan kegiatan yang dilakukan di bawah permukaan

air, dengan atau tanpa meenggunakan peralatan,untuk

mencapai suatu tujuan tertentu. Tentunya lingkungan

penyelaman memiliki berbagai potensial bahaya baik fisik

maupun biologi. (Ricard larn dan Whisler Rex,1993).

Kondisi di lingkungan penyelaman akan mempengaruhi

perubahan fisiologi pada tubuh manusia sesuai dengan

hukum fisika yang berlaku, yang berisiko menimbulkan

penyakit yang berakhir pada kecacatan hingga kematian


apabila penyelaman dilakukan tidak sesuai dengan

prosedur yang benar. Untuk ketepatan dalam

mendiagnosis penyakit akibat penyelaman, perawat perlu

mengetahui prosedur penyelaman yang benar disamping

pengetahuan tentang riwayat penyelaman, bahaya dalam

penyelaman dan gejala atau tanda klinisnya, karena cepat

dan tepatnya diagnosis menentukan nasib dari penderita

tersebut.
Peran Perawat dalam Kesehatan Penyelaman
• Penyuluhan kesehatan penyelam
• Pengawasan dan atau pemeriksaan kesehatan penyelam

sebelum yang bersangkutan menyelam


• Pelayanan gawat darurat penyelam beserta rujukan

medik
• Pengawasan atau pemeriksaan berkala terhadap

instruktur (dive master).


Lingkungan bawah laut memiliki potensial hazard biologi

antara lain binatang laut yang berbahaya karena sengatan

atau gigitannya. Untuk mengantisipasi keparahan penyakit

akibat sengatan atau gigitan, maka dokter perlu

mengetahui penatalaksanaan penyakitnya.

a. Faktor-Faktor Yang Memperberat Risiko Penyelaman


1. Faktor Peselam (SDM)
- Kondisi fisik
- Kondisi mental

2. Faktor Peralatan
- Tanpa peralatan selam (penyelaman tahan

nafas): Googling dan snorkeling. Peralatan

selam minimal: Masker, snorkel, sirip apung,

rompi apung sabuk pemberat. Peralatan selam

lengkap: Masker, snorkel, sirip apung, rompi

apung sabuk pemberat, pakaian selam,

pengukur kedalaman, jam selam, pisau selam,

tas kemas
3. Faktor Lingkungan
- Tekanan tinggi
- Binatang laut berbahaya
- Suhu rendah
Untuk meminimalkan dampak penyakit pada

penyelaman, dokter harus mengetahui prosedur

penyelaman yang benar, yaitu sebagai berikut:


1) Kondisi fisik harus prima
2) Naik ke permukaan harus perlahan mengikuti

gelembung gas pernafasan


3) Jangan menahan nafas waktu naik kepermukaan
4) Jangan panik
5) Rencanakan kegiatan penyelaman dengan baik.

Rencanakan lokasi penyelaman, lakukan review


prakiraan cuaca, rencanakan kedalaman dan lama

menyelam.
6) Makan-makanan berprotein tinggi 24 jam dan

karbohidrat sedang sebelum menyelam, makanan

karbohidrat tinggi dan protein sedang 2 jam

sebelum menyelam.
7) Lakukan nitrogen wash out dengan TOHB (Terapi

Oksigen Hiperbarik) setidaknya 2-7 hari sebelum

penyelaman berikutnya
8) Lakukan pemanasan dan peregangan dipermukaan

selama 10 menit. Selalu ditemani oleh minimal satu

orang. Pada penyelam profesional pun beresiko

terjadi vertigo saat penyelaman (sd 36%). Vertigo

yang terjadi bawah laut adalah hal yang sangat

membahayakan.
b. Penyakit Akibat Kerja Karena Penyelaman
Lingkungan penyelaman memiliki banyak faktor risiko

yang berpengaruh pada kondisi fisik peselam sehingga

dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan kecacatan

sampai dengan kematian.


Penyakit dan kecelakaan akibat kerja penyelaman :
1. Penyakit Dekompresi
Penyakit penyelaman akibat naik ke permukaan

dengan cepat sesuai dengan hukum Henry. Hukum


Henry menyatakan bahwa banyaknya gas yang larut

dalam cairan adalah sebanding dengan tekanan gas

tersebut di atas air. Semakin dalam kita menyelam,

kelarutan gas dalam cairan tubuh semakin tinggi,

sehingga bila peselam naik ke permukaan terlalu

cepat, gas yang larut dalam cairan tubuh akan

mengembang dengan cepat membentuk gelembung

gas nitrogen yang akan menyebabkan penyumbatan

(pembuluh darah, otot, otak, tulang, dll).


Faktor risiko :
- Usia di atas 40 tahun
- Jenis kelamin
- Menggigil selama atau sesudah menyelam
- Obesitas
- Dehidrasi
- Latihan berat selama atau sesudah menyelam
- Kebugaran : tidak fit, lelah, kurang tidur
- Pekerja setelah mengkonsumsi alkohol

mempercepat
- Terjadinya gelembung nitrogen.
- Udara yang dihirup banyak yang mengandung

CO2
- Riwayat penyakit Dekompresi
- Peselam naik pesawat kurang dari 24 jam

setelah menyelam
- Trauma atau injury
- Menyelam tidak mengikuti prosedur
- Penyelaman berulang
Tanda dan gejala umum :
Penyakit dekompressi dibagi menjadi 2 (dua) tipe

menurut gejala klinisnya, yaitu:


a) Tipe 1 (Pain Only Bends)
Gejala Utama: Nyeri di daerah persendian dan otot-

otot sekitarnya.
Gejala lainnya: Kelelahan berlebihan setelah

menyelam, mengantuk atau pusing ringan, gatal-gatal

pada kulit (skin bends)


b) Tipe 2
Penyakit dekompresi serius yang menyerang sistem

saraf pusat
Gejala neurologis : Penglihatan kabur sampai

menurun.
Pengobatan :
Pertolongan pertama dilakukan dengan 3 (tiga) tindakan:
- Oksigenisasi
Jika pasien dalam kondisi tidak sadar berikan oksigen
- Rekompresi
Jika pasien masih sadar lakukan penyelaman kembali ke

kedalaman semula didampingi oleh penolongnya atau

dirujuk pada fasilitas pelayanan kesehatan terdekat

yang memiliki chamber (golden period < 6 jam). Jika


melebihi 6 jam kemungkinan timbul kecacatan lebih

besar.
2.Penyakit Barotrauma
Pengertian :
Barotrauma adalah kerusakan jaringan dan

sequelenya akibat ketidak seimbangan antara tekanan

udara rongga fisiologis dalam tubuh dengan tekanan

udara di lingkungan sekitarnya. Hukum fisika yang

berlaku adalah Hukum Boyle: ”Bila temperatur

dipertahankan konstan, volume gas berbanding terbalik

dengan tekanan.”
Faktor risiko
• Pemakaian alat yang tidak sesuai.
• Menyelam yang tidak sesuai dengan prosedur

penyelaman
Baik pada saat menyelam (barotrauma turun) maupun

pada saat naik ke permukaan air dengan cepat (blow up

atau barotrauma naik)


• Penyakit yang bisa menimbulkan obstruksi pada

saluran napas (sinusitis, influenza, asma, dll)


• Panik
Tanda dan gejala umum :
- Barotrauma telinga
Nyeri yang bervariasi intensitasnya pada telinga yang

terkena barotrauma, perdarahan dari telinga, kadang-


kadang dijumpai perdarahan di sekitar hidung dan

mulut, gangguan pendengaran, tinnitus.


Terapi :
• Dilarang menyelam
• Dekongestan
• Anti Biotik
• Barotrauma sinus
• Barotrauma gigi
Nyeri pada gigi yang ditambal dengan tidak sempurna

sehingga masih ada rongga pada tambalan tersebut.


- Barotrauma wajah
Nyeri pada wajah, pembengkakan pada jaringan facial

khususnya di bawah mata, haemorhagi conjungtiva dan

prostusi mata.
Terapi:
Kompres es pada bagian yang udema atau yang

mengalami perdarahan

3. Penyakit Akibat Keracunan Karbonmonoksida (CO)


Pengertian :
Kemampuan pengikatan hemoglobin (hb) terhadap CO 200

kali lebih besar daripada oksigen sehingga mengakibatkan

eliminasi CO yang sangat lambat dan mengakibatkan hb

tidak dapat mengangkut oksigen.


Tanda dan gejala umum :
Sakit kepala, sesak nafas, mual, delirium sampai dengan

kehilangan kesadaran dan mati.


Penatalaksanaan :
- Hiperbarik oksigen, anti konvulsi (bila kejang)
- kortikosteroid
Pencegahan
Penggunaan alat kompresor yang aman.
4. Penyakit Akibat Gigitan Binatang Laut
Pengertian :
Binatang laut yang berbahaya karena gigitannya: hiu, bara

kuda, groper.
Tanda dan gejala umum :
- Secara lokal perdarahan hebat
- Secara umum pre shock sampai shock

5. Penyakit Akibat Sengatan Binatang Laut


Pengertian :
Binatang yang berbahaya karena racunnya: ikan pari, ular

laut, kalajengking, ikan sembilang, ubur-ubur, kerang

lonjong, bulu babi.


Faktor Risiko :Pakaian selam tidak standar.
Tanda dan gejala umum : Nyeri sampai paralisis, preshock

sampai shock
6. Hipotherma
Pengertian :
Kehilangan panas tubuh lebih besar dari panas yang

dihasilkan.
Faktor Risiko :Peralatan selam tidak standar.
Tanda dan gejala umum :
Gejala Lokal:
- Diawali ujung-ujung jari tangan dan kaki dingin.
- Kemantapan kekuatan lengan menggenggam menurun
- Timbul rasa sakit dan baal mulai dari tangan dan kaki
Gejala Sistemik:
- Vaso konstriksi pembuluh darah
- Tekanan darah meningkat
- Curah jantung meningkat
- Berlanjut metabolic rate menurun, kardiak output

menurun akhirnya kesadaran menurun.

C. Kesehatan Kedirgantaraan
Kesehatan Kedirgantaraan adalah kesehatan matra yang

berhubungan dengan penerbangan dan kesehatan ruang

angkasa dengan keadaan lingkungan yang bertekanan rendah

(hipobarik). Kesehatan kedirgantaraan meliputi :


- Kesehatan penerbangan dirgantara
- Kesehatan dalam operasi dan lathan militer dirgantara
- Pengawasan dan atau pemeriksaan kesehatan berkala

awak atau crew


- Pilot pesawat yang sakit -Penyuluhan kesehatan

penerbangan
- Evakuasi medis.
a. Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa berdasarkan

Peraturan Menteri Kesehatan


1. Kesehatan penerbangan dan ruang angkasa merupakan

Kesehatan Matra yang dilakukan terhadap pekerja


dan/atau pelaku kegiatan penerbangan dan ruang

angkasa yang diselenggarakan pada saat:


a. Persiapan sebelum kegiatan dilaksanakan
Kegiatan pada saat persiapan sebelum kegiatan

dilaksanakan meliputi :
1) Kesiapan awak penerbangan
2) Kesiapan olahragawan kedirgantaraan, meliputi :
 Pemeriksaan atau pengujian fisik dan

mental
 Kesiapan peralatan keselamatan
 Kegiatan lain untuk menunjang kesiapan

bagi olahragawan.

3) Kegiatan kesiapan penyelenggara kegiatan,

meliputi :
 Penyuluhan kesehatan dan

keselamatanpenyediaan peralatan

keselamatan
 Petugas pengawas dan atau pendamping
 Penyediaan sarana dan prasarana

kedaruratan kesehatan penerbangan


 Sistem rujukan kesehatan
 Jejaring keselamatan dan kesehatan
 Kegiatan lain untuk menunjang kesiapan

penyelenggara kesehatan.
4) Kesiapan pelayanan kesehatan penerbangan dan

ruang angkasa, meliputi :


 Penyebarluasan media penyuluhan

kesehatan dan keselamatan


 Pemetaan lokasi dan persebaran pelaku

kegiatan
 Pendataan demografis awak penerbangan

dan penumpang
 Pmeriksaan dan pengujian kesehatan
 Penyediaan peralatan dan perbekalan

kesehatan
 Pelatihan kesehatan penerbangan bagi

petugas kesehatan
 Sistem rujukan kesehatan
 Rencana kontinjensi kedaruratan kesehatan

penerbangan
 Simulasi kedaruratan kesehatan

penerbangan
 egiatan lain untuk menunjang kesiapan

penumpang.

5) Kesiapan penumpang, meliputi :


 Penyuluhan kesehatan dan keselamatan
 Pemeriksaan kesehatan.
b. Kegiatan operasional, meliputi :
 Penyuluhan kesehatan dan keselamatan
 Pemeriksaan dan pengujian kesehatan
 Pemeriksaan kelaikan terbang bagi penumpang
 Pelayanan kesehatan primer
 Surveilans Kesehatan
 Pemulihan kesehatan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.61 pasal 23

mengenai kesehatan dalam operasi dan latihan militer di udara.


1. Kesehatan dalam tugas operasi dan latihan militer di

udara merupakan Kesehatan Matra untuk mendukung

kesehatan terhadap personil di satuan militer dan

pemberian pertolongan medik terhadap para korban

dalam operasi atau latihan militer di udara.


2. Kesehatan dalam tugas operasi dan latihan militer di

udara diselenggarakan pada saat:


a. sebelum pelaksanaan tugas operasi dan latihan

militer;
b. selama pelaksanaan tugas operasi dan latihan

militer; dan
c. setelah pelaksanaan tugas operasi dan latihan

militer.
3. Kegiatan kesehatan dalam tugas operasi dan latihan

militer di udara meliputi:


a. Pelayanan kesehatan
b. Kegiatan kesehatan promotif dan preventif
c. Kegiatan kesehatan kuratif dan rehabilitative
d. Kegiatan pembekalan kesehatan
e. Kegiatan administrasi kesehatan.

Dalam setiap kegiatan yang kita lakukan di luar maupun di

dalam ruangan yang tentunya dengan situasi dan kondisi yang

serba berubah, tidak dapat diprediksi yang dapat

berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dan pelaksanaan

kegiatan manusia yang hidup dalam lingkungan tersebut.

Sehingga diperlukan suatu upaya kesehatan dalam bentuk

khusus yang diselenggarakan yang dapat meningkatkan

kemampuan adaptasi, dan mengendalikan risiko kesehatan,

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat

dalam menurunkan risiko serta memelihara kesehatan

masyarakat dan mandiri. Selain itu, upaya dalam meningkatkan

kemampuan fisik dan mental guna menyesuaikan diri terhadap

lingkungan yang serba berubah secara bermakna, baik di

lingkungan darat, laut, maupun udara. Agar mampu

meminimalkan risiko gangguan kesehatan yang mungkin

ditimbulkan ketika melakukan suatu kegiatan.


DAFTAR PUSTAKA

Arnold dan dkk .2002. A member of the holder headline group .

Great Britain : Diving Subaquatic Medicine.


Dinas Kesehatan Angkatan Laut. 2000 . Ilmu Kesehatan

Penyelaman dan Hiperbarik. Jakarta : Erlangga

Fiskes.2013.Hiperbarik. (Online). Available :

http://hyperbaricmedicineconsultant.blogspot.com/2013/

08/hiperbarik-oksigen-terapi.html. Diakses pada Rabu, 11

Maret 2015, pukul 17.00 wita.

Kementerian kesehatan. 2013. Kesehatan Matra Direktorat

Jenderal Peraturan Perundang. (Online). Available :

http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/inc/buka.php?

czozMjoiZD1ibisyMDEzJmY9Ym4xMjAzLTIwMTMucGRm

JmpzPTEiOw. Diakses pada Jumat, 13 Maret 2015, pukul

04.15 wita.

Larn Richard dan Whistler Rex .1993. Commercial Diving

Manual. USA : Best Publishing Company.

Susan dan Supondha Erick .2012. Tatalaksana Penyakit Akibat

Kerja Karena Pajanan Hiperbarik dan Penyakit Lain

Akibat Penyelaman. (Online). Available :

http://hyperbaricmedicineconsultant.blogspot.com/2012/

09/tatalaksana-penyakit-akibat-kerja.html. Diakses pada

Rabu, 11 Maret 2015, pukul 17.15 wita.


Yapor Y dan Wesley .2002. On-Site of Scuba Diving and

Boating Emergencies. USA : Diversification series.

Anda mungkin juga menyukai