Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
.
Badan Layanan Umum Daerah atau disingkat BLUD adalah
Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di
lingkungan pemerintah daerah Di Indonesia
yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
berupa penyediaan barang/jasa yang dijual tanpa mengutamakan
mencari keuntungan , dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan
pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
a. Pemimpin ;
b. Pejabat keuangan; dan
c. Pejabat teknis.
Pemimpin sebagaimana dimaksud berfungsi sebagai penanggung
jawab umum operasional
dan keuangan BLU yang berkewajiban:
a.menyiapkan rencana strategis bisnis BLU;
b.menyiapkan RBA tahunan;
c.mengusulkan calon pejabat keuangan dan pejabat teknis sesuai
dengan ketentuan yang
berlaku; dan
d.menyampaikan pertanggungjawaban kinerja operasional dan
keuangan BLU.
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang mempunyai
fungsi sebagai berikut :
Menu Utama
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan dengan pergeseran paradigma Puskesmas Way Urang sebagai layanan publik dan
layanan pasar, maka Puskesmas harus dikelola secara entepreneur bukan secara birokratik
lagi. Untuk itu Puskesmas perlu melakukan perubahan mendasar sehingga lebih mandiri
dan mampu berkembang menjadi lembaga yang berorientasi terhadap kepuasan pelanggan
(customer satisfaction).
Untuk dapat menerapkan status PPK-BLUD bertahap menjadi penuh maka Puskesmas Way
urang mengajukan kembali persyaratan administrasi yang harus dipenuhi oleh Puskesmas
sesuai dengan Permendagri No 61 tahun 2007 Pasal 11 adalah dapat menyajikan dokumen-
dokumen sebagai berikut:
Alur pikir terintegrasi persyaratan administrasi diatas dapat digambarkan dalam format
Grand Design BLUD sebagai berikut: Penjelasan dari gambar alur pikir grand design BLUD
di atas adalah sebagai berikut :
b.Target pencapaian RSB Puskesmas harus sejalan dengan rencana pencapaian SPM
Puskesmas baik dalam penyediaan sumberdaya, jenis dan jumlah layanan maupun
mutu layanan yang hendak dicapai dalam kerangka waktu 5 tahun. Pola pembiayaan
jangka menengah meliputi belanja modal terkait dengan penyediaan aset Puskesmas
untuk memenuhi Standar Minimum Aset Pelayanan dan belanja barang dan jasa
terkait dengan biaya per unit layanan dikalikan jumlah kunjungan pasien. Di samping itu
juga harus memperhatikan biaya per unit (unit cost) layanan dan tarip layanan dalam
rangka membuat prognosa pendapatan dan beban lima tahun kedepan.
c.Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) Puskesmas harus sejalan dengan
RSB dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). RBA selanjutnya menjadi bagian
dari RAPBD untuk dibahas dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah dan DPRD menjadi
APBD.
PUSKESMAS WAY URANG sebagai Puskesmas yang mempunyai tugas dalam melaksanakan
upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan Upaya
Kesehatan Wajib, Upaya Kesehatan Pengembangan, dan penunjang yang harus menerapkan
azas penyelenggaraan Puskesmas secara terpadu yaitu azas pertanggungjawaban wilayah,
pemberdayaan masyarakat, keterpaduan dan rujukan. Oleh karena pelayanan kesehatan
sangat terkait dengan hubungan antar manusia, maka pelayanan di Puskesmas Way Urang
harus senantiasa berorientasi pada kepuasan pelanggan. Oleh karena itu Puskesmas Way
Urang dituntut untuk dapat menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat yang senantiasa
memperhatikan mutu sumberdaya manusianya (brainware), sarana-prasarana (hardware),
prosedur kerja (software), net-working dan sistem informasi (infoware) dan perangkat hatinya
(heartware). Pedoman Tata Kelola ini diperlukan sebagai acuan bagi organ-organ
Puskesmas dalam berinteraksi dan menjalankan peran sebagai penyedia jasa layanan publik
yang diharapkan dapat meningkatkan nilai (value) serta citra Puskesmas dalam jangka panjang.
Berdasarkan Pasal 13 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), Pola Tata
Kelola merupakan peraturan internal Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Unit Kerja
yang akan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan (PPK) BLUD. Selanjutnya dalam pasal 31
dan 32 Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 disebutkan, BLUD beroperasi berdasarkan Pola
Tata Kelola atau peraturan internal, yang memuat antara lain:
b. Prosedur kerja; menggambarkan hubungan dan mekanisme kerja antar posisi jabatan dan
fungsi dalam organisasi.
c. Pengelompokan fungsi yang logis; menggambarkan pembagian yang jelas dan rasional
antara fungsi pelayanan dan fungsi pendukung yang sesuai dengan prinsip pengendalian
intern dalam rangka efektifitas pencapaian organisasi.
d. Pengelolaan sumber daya manusia; merupakan pengaturan dan kebijakan yang jelas
mengenai sumber daya manusia yang berorientasi pada pemenuhan secara kuantitatif dan
kualitatif/kompeten untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi secara efisien, efektif, dan
produktif. Meliputi penerimaan pegawai, penempatan, sistem renumerasi, jenjang karir,
pembinaan termasuk sistem reward dan punishment, serta pemutusan hubungan kerja.
C. Prinsip-Prinsip Tata Kelola
Prinsip-prinsip tata kelola BLUD sebagaimana disebutkan dalam pasal 31 ayat (2) dan pasal 33
Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 terdiri dari :
Transparansi, merupakan azas keterbukaan yang dibangun atas dasar kebebasan arus
informasi agar informasi secara langsung dapat diterima bagi yang membutuhkan.
Akuntabilitas, merupakan kejelasan fungsi, struktur, sistem yang dipercayakan pada BLUD
agar pengelolaannya dapat dipertanggungjawabkan.
Pola Tata Kelola yang diterapkan pada Badan Layanan Umum Daerah Puskesmas bertujuan
untuk :
Sumber referensi untuk menyusun Pola Tata Kelola Puskesmas antara lain adalah :
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.
d. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No. KEP-117/M-MBU/2002 tentang
Penerapan Praktik-Praktik Good Corporate Governance (GCG) di Lingkungan BUMN.
g Peraturan Bupati Kabupaten Lampung Selatan nomor Tahun 20 tentang tarif Pelayanan
Kesehatan dan sistem Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah ( PPK –
BLUD) Unit Pelaksanaan Teknis Puskesmas Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung
Selatan.
h. Praktik-praktik terbaik (best practices) penerapan etika bisnis dalam dunia usaha.
F. Perubahan Pola Tata Kelola
Pola Tata Kelola puskesmas ini akan direvisi apabila terjadi perubahan terhadap peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan pola tata kelola puskesmas sebagaimana disebutkan
di atas dan kebutuhan internal puskesmas, serta disesuaikan dengan fungsi, tanggung jawab,
dan kewenangan organ puskesmas serta perubahan lingkungan.
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI
Puskesmas Way Urang adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung
Selatan yang bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan serta berperan dalam
menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang
optimal.
Dengan demikian Puskesmas Way Urang merupakan salah satu Puskesmas yang berfungsi
sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
a. Penyusunan rencana kerja dan anggaran RKA dan dokumen pelaksanaan anggaran DPA
Puskesmas
b. Pelaksanaan dokumen pelaksanaan anggaran Puskesmas
w. Penyelenggaraan bimbingan praktik kerja lapangan untuk institusi yang telah ditentukan oleh
Dinas kesehatan
x. Penyusunan bahan pelaporan Dinas kesehatan yang terkait dengan tugas dan fungsi
Puskesmas.
Disamping itu DPRD Kabupaten Lampung Selatan juga memiliki wewenang untuk:
Adalah organ yang mewakili Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan selaku pemilik
Puskesmas, Bupati memiliki kewajiban, hak dan wewenang sebagai berikut :
2.1 Selaku pemilik berkewajiban untuk melakukan pembinaan teknis kepada BLUD melalui
Sekretaris Daerah dan Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan serta pembinaan
keuangan BLUD melalui Dinas Pendapatan, Keuangan dan Pengelolaan Aset Daerah.
2.2 Selaku Pemilik berkewajiban untuk menjaga tujuan pendirian Puskesmas tetap
terlaksana dan memberikan manfaat yang semaksimal mungkin bagi negara dan
daerah untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan rakyat.
2.3 Selaku pemilik harus memiliki mekanisme pengangkatan dan pemberhentian Dewan
Pengawas dan Pejabat Pengelola BLUD.
2.4 Selaku pemilik harus memiliki mekanisme penilaian kinerja Puskesmas dan penilaian
kinerja Dewan Pengawas dan Pejabat Pengelola
2.5 Selaku pemilik harus memiliki mekanisme untuk mengesahkan RSB, RBA dan Laporan
Pertanggungjawaban Tahunan, dengan tepat waktu.
2.6 Selaku pemilik harus memiliki mekanisme baku dan transparan menyangkut pemberian
persetujuan atas semua kegiatan Puskesmas yang memerlukan persetujuan Bupati .
2.7.1 Hak untuk melaksanakan segala wewenang yang tidak diserahkan kepada
Dewan Pengawas dan/atau Pejabat Pengelola.
2.7.2 Hak untuk memperoleh informasi material mengenai Puskesmas secara tepat
waktu dan teratur.
2.8.1 Membentuk Dewan Pengawas pada Puskesmas sesuai ketentuan yang berlaku.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan selaku Dewan Pengawas Adalah organ
BLUD Puskesmas Way Urang yang bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat
kepada Pejabat Pengelola, serta memberi saran dan masukan kepada Bupati menyangkut
pengolaan dan pengurusan puskesmas oleh Pejabat Pengelola.
Pembentukan Dewan Pengawas oleh Bupati dilakukan sesuai kebutuhan dan atau ketentuan-
ketentuan perundangan-undangan yang berlaku. Dewan Pengawas bertanggung jawab kepada
Bupati dan melaporkan pelaksanaan tugasnya secara berkala paling sedikit satu kali dalam
satu semester dan sewaktu-waktu bila diperlukan.
a. Memeberikan pendapat dan saran kepada Bupati mengenai rencana strategis bisnis (RSB)
rencana bisnis dan anggaran ( RBA) yang diusulkan oleh Pejabat Pengelola.
b. Mengikuti perkembangan kegiatan BLUD, memberikan pendapat dan saran kepada Bupati
mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi pengurusan BLUD
c. Melaporkan kepada Bupati bila terjadi gejala menurunnya kinerja BLUD.
d. Memberikan nasihat kepada Pejabat Pengelola BLUD dalam melaksanakan kepengurusan
BLUD.
e. Melaporkan kinerja Puskesmas kepada Bupati
f. Memonitor tinjak lanjut hasil evalusi dan penilaian kinerja.
a. Melihat buku buku, surat serta dokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluaan verivikasi
dan memeriksa kekayaan Puskesmas.
b. Meminta penjelasan dari Pejabat Pengelola atau pejabat lainnya mengenai segala persoalan
yang menyangkut kepengurusan Puskesmas.
c. Meminta Pejabat Pengelola atau pejabat lainnya mengahadiri rapat dewan pengawas.
a. Memperoleh akses atas informasi tentang Puskesmas secara tepat waktu dan lengkap.
b. Memperoleh imbalan jasa bulanan berupa honorarium yang besarnya ditetapkan dengan
peraturan Bupati
c. Memilki sekretaris dewan pengawas yang dapat menjalankan fungsi kesekretariatan secara
memadai apabila diperlukan.
Semua biaya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan tugas dewan pengawas dibebankan
kepada Puskesmas dan secara jelas dimuat dalam rencana kerja dan anggaran Puskesmas.
Struktur Organisasi Puskesmas Way Urang setelah penerapan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) ditetapkan berdasarkan SK Bupati Kabupaten
Lampung Selatan tertanggal tentang pemberlakuan Pola Pengelolaan pada Dinas Kesehatan
Kabupaten Lampung Selatan sebagai Layanan Umum Daerah.
b. Pejabat Keuangan
2. Inventaris Barang
3. Keuangan
c. Pejabat Teknis
1. Upaya Kesehatan wajib, terdiri dari :
( KIA-KB ).
1.6. Pengobatan.
3.1. Laboratorium.
3.3. Farmasi.
d. Puskesmas Pembantu ( PUSTU ).
4. Uraian Tugas
Pimpinan BLUD (Puskesmas RBI) adalah seorang Pejabat Pengelola Puskesmas. Pejabat
Pengelola adalah pimpinan tertinggi sebagai penanggung jawab umum operasional dan
keuangan puskesmas yang bertanggungjawab kepada Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan.
d. Mengusulkan calon pengelola keuangan dan pelaksana teknis kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan sesuai ketentuan yang berlaku.
e. Menetapkan pengelola lainnya sesuai kebutuhan BLUD selain pengelola yang telah
ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha bertindak sebagai Koordinator Keuangan, Inventaris dan
Kepegawaian yang bertanggungjawab kepada pimpinan BLUD (Kepala UPT) dan
berfungsi sebagai penanggung jawab keuangan Puskesmas yang memiliki tugas dan
kewajiban sebagai berikut:
.
4.3 Pejabat Teknis
Pejabat Teknis pada Puskesmas merupakan Upaya Pelayanan Kesehatan yang terdiri dari :
Terdiri dari 6 Program Kesehatan yang wajib dijalankan oleh Puskesmas terdiri dari: Promosi
Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, KIA - KB, Gizi, P2M dan Pengobatan.
Penanggung jawab pelaksanaan masing – masing program diatas adalah seorang koordinator,
adapun tugas pokoknya adalah sebagai berikut :.
3. Koordinator KIA – KB
4. Koordinator Gizi
6. Koordinator Pengobatan
7. Menyelenggarakan bimbingan praktik kerja lapangan untuk institusi yang telah ditetapkan dinas
kesehatan
Terdiri dari 9 Program Kesehatan yang masing – masing programnya di laksanakan oleh
seorang koordinator yang memiliki tugas pokok sebagai berikut :
- Membina dan mengawasi upaya kesehatan sekolah yang ada di wilayah kerja puskesmas.
- Membina dan mengawasi upaya kesehatan yang berhubungan dengan kegiatan olahraga.
- Membina kesehatan, keselamatan pekerja, serta lingkungan tempat kerja yang sehat.
- Menyelenggarakan pelayanan pengobatan dan pencegahan penyakit gigi dan mulut dalam
wilayah kerja puskesmas.
- Membantu pimpinan dalam upaya pelayanan kesehatan mata di wilayah kerja puskesmas.
- Membina dan mengawasi pelayanan kesehatan dan pengobatan tradisional yang ada di
wilayah kerja puskesmas.
Terdiri dari 3 program yang juga masing – masing dikoordinir oleh koordinator dengan tugas
pokok sebagai berikut :
1. Koordinator Laboratorium
3. Koordinator Farmasi
d. Puskesmas Pembantu
Tenaga Puskesmas Pembantu terdiri dari bidan dan perawat kesehatan yang dalam
kesehariannya memiliki tugas pokok sebagai berikut :
2. Menyusun dan mengajukan rencana kerja dan anggaran (RKA) dan dokumen pelaksanaan
anggaran (DPA) Puskesmas Pembantu sebagai bagian dari rencana kerja dan anggaran (RKA)
dan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) Puskesmas Induk.
3. Sebagai unsur penunjang kegiatan Puskesmas dalam mendekatkan dan meningkatkan
jangkauan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat di wilayah kerja puskesmas.
4. Merujuk penderita / klien sesuai dengan kebutuhan kepada dokter Puskesmas, dokter rumah
sakit terdekat yang diperkirakan mempunyai kemampuan mengatasi kasusnya.
5. Membina dan memberikan bimbingan teknis kepada posyandu serta kegiatan peran serta
masyarakat di wilayah kerjanya.
6. Melaporkan adanya kejadian luar biasa dalam waktu 24 jam kepada Pejabat Pengelola
Puskesmas untuk diteruskan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota.
PROSEDUR KERJA
A. Pelayanan Manajemen
1. Prosedur Pelayanan Umum dan Kepegawaian
Adalah dokumen yang berisi serangkaian instruksi tertulis yang
dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan
administrasi perkantoran yang berisi cara melakukan pekerjaan,
waktu pelaksanaan, tempat penyelenggaraan dan aktor yang
berperan dalam kegiatan. Sebagai suatu aturan, regulasi, dan
kebijakan yang secara terus menerus menjamin perilaku yang
benar bagi seluruh pegawai instansi pemerintah maka SOP
sangat tepat diterapkan pada aktivitas administrasi perkantoran
yang relatif bersifat rutin, berulang serta menghendaki adanya
keputusan yang terprogram guna melayani pelanggannya.
B. Pelayanan Medis
1. Pelayanan Rawat Jalan
a. Poliklinik
b. Apotek
BAB IV
PENGELOMPOKAN FUNGSI
BAB V
1) Program Pengembangan
2) Pola Rekruitmen
b. Pendaftaran
c. Pelaksanaan Ujian
d. Penentuan kelulusan
e. Pengangkatan
g. Ketentuan Lain
TKS
1 Dokter Umum 3 0 3
1
2 Dokter Spesialis 0 0 0
3 Dokter Gigi 0 0 0
Sarjana
4 2 1 3
Keperawatan
5 Sarjana Kesmas 4 0 4
6 SAA 1 0 1
7 D-III Farmasi 1 0 1
8 Apoteker 0 0 0
9 D IV Kebidanan 4 5 0
10 D-III Gizi 1 0 1
12 SPRG 1 0 1
13 SPK 3 0 3
14 D-III Perawat 0 2 2
15 D-III Kebidanan 3 5 8
16 D-III Analis 1 0 1
17 D1 Kebidanan 0 0 0
18 Sanitarian 2 0 2
19 Pekarya 5 0 5
Kesehatan/SMA
20 Juru Mudi 0 0 0
21 Bidan PTT 0 13 13
22 Perawat Kontrak 0 0 0
Tenaga Sukarela /
23 8 6 14
TKS
Jumlah total 39 32 71
3) Disiplin Pegawai
Adapun jenis hukuman disiplin sesuai dengan tingkatannya dapat dijelaskan sebagai
berikut
KEBIJAKAN
2. Tarif Layanan
4. Remunerasi
c. resiko kerja
d. tingkat kegawatdaruratan
f. Hasil/capaian Kinerja.
Limbah cair terdiri dari semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari
puskesmas yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia
beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.
Limbah klinis berupa limbah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan
gigi, veterany, farmasis atau yang sejenis, pengobatan, perawatan, yang
menggunakan bahan-bahan yang beracun, infeksius, berbahaya atau bisa
membahayakan kecuali jika dilakukan dengan pengamanan tertentu.
BAB VII
2 Pejabat Pengelola dan Pegawai BLUD dapat berasal dari pegawai negeri sipil
dan/atau tenaga profesional non pegawai negeri sipil sesuai dengan kebutuhan BLUD.
4 Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan Pegawai BLUD yang berasal
dari tenaga profesional non pegawai negeri sipil dilaksanakan berdasarkan peraturan
yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan setelah
mendapat persetujuan Bupati.
6 Pemilihan Pejabat Pengelola dilakukan dengan mekanisme uji kelayakan dan kepatutan
(fit and proper test) yang dilakukan secara transparan, profesional, mandiri, dan dapat
dipertanggung-jawabkan.
7 Masa jabatan anggota Pejabat Pengelola ditetapkan selama 3 (tiga) sampai 5 (lima)
tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya.
8 Pejabat Pengelola diberhentikan oleh Bupati setelah masa jabatannya habis.
9 Pejabat Pengelola dapat diberhentikan sebelum habis masa jabatannya oleh Walikota,
apabila terbukti:
12 Selama rencana pemberhentian masih dalam proses maka Pejabat Pengelola yang
bersangkutan dapat menjalankan tugasnya namun tidak boleh membuat
keputusan/kebijakan strategis.
13 Jika dalam jangka waktu dua bulan terhitung sejak tanggal penyampaian pembelaan diri
Bupati tidak memberikan keputusan pemberhentian Pejabat Pengelola tersebut, maka
rencana pemberhentian tersebut menjadi batal.
1 Pejabat Pengelola yang baru wajib diberikan program pengenalan mengenai BLUD
Puskesmas.
2 Tanggung jawab untuk mengadakan program pengenalan Pejabat Pengelola yang baru
berada pada Pimpinan BLUD (Kepala UPT Puskesmas).
3.1 Pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola yang baik pada BLUD Puskesmas.
3.2 Gambaran mengenai BLUD Puskesmas berkaitan dengan tujuan, sifat dan
lingkup kegiatan, kinerja keuangan dan operasional, strategi, dan masalah-masalah
strategis lainnya.
1. Pejabat Pengelola wajib menyusun Rencana Strategis Bisnis (RSB) lima tahunan dan
Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan yang merupakan penjabaran RSB yang
telah disahkan dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) KabupatenLampung Selatan.
2. Dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sebelum berakhirnya RSB, Pejabat
Pengelola wajib menyampaikan rancangan RSB periode berikutnya.
3. Pejabat Pengelola wajib menyampaikan RBA yang telah disetujui DPRD kepada PPKD
untuk dimintakan pengesahan menjadi DPA selambat-lambatnya bulan Desember
tahun anggaran yang bersangkutan.
6. Perubahan RBA yang melampaui ambang batas maksimal harus disetujui oleh Bupati.
D. Pendelegasian Wewenang
4 Keputusan-keputusan yang mengikat dapat pula diambil tanpa diadakan rapat, asalkan
keputusan itu disetujui secara tertulis.
1.1 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja atau Laporan Operasional
Semester Pertama disertai dengan prognosis untuk enam bulan berikutnya sebagai
hasil pelaksanaan anggaran yang menjadi tanggungjawabnya.
1.2 Laporan disiapkan oleh Pejabat Keuangan BLUD Puskesmas dan disampaikan
kepada Pimpinan BLUD selaku Pengguna Anggaran untuk ditetapkan sebagai laporan
realisasi anggaran pendapatan dan belanja atau laporan operasional semester pertama
serta prognosis untuk enam bulan berikutnya paling lama lima belas hari kerja setelah
semester pertama tahun anggaran berkenaan berakhir.
1.5 Laporan keuangan BLUD puskesmas tahunan terdiri dari Laporan Realisasi
Anggaran atau Laporan Operasional, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas
Laporan Keuangan. Laporan keuangan BLUD Puskesmas tersebut dilampiri dengan
surat pernyataan Pejabat Pengelola Puskesmas bahwa pengelolaan keuangan BLUD
yang menjadi tanggungjawabnya telah diselenggarakan dengan sistem pengendalian
intern yang memadai dan standar akuntansi keuangan dan pemerintahan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Laporan Keuangan BLUD setidak-tidaknya
terdiri dari:
1.5.2 Neraca yang menggambarkan posisi keuangan mengenai aset, kewajiban, dan
ekuitas dana pada tanggal tertentu.
1.5.3 Laporan arus kas yang menyajikan informasi kas berkaitan dengan aktivitas
operasional, investasi, dan aktivitas pendanaan dan / atau pembiayaan yang
menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas
selama periode tertentu; dan
1.5. 4 Catatan atas laporan keuangan yang berisi penjelasan naratif atau rincian dari
angka yang tertera dalam laporan keuangan disertai laporan mengenai kinerja.
1.7 Laporan keuangan BLUD disampaikan secara berkala kepada Walikota melalui
PPKD, untuk dikonsolidasikan dengan laporan pemerintah daerah secara
berkala paling lambat dua bulan setelah periode pelaporan berakhir. Laporan
keuangan BLUD merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
pertanggungjawaban keuangan pemerintah daerah.
1.7.4. Selain penyampaian laporan keuangan untuk tujuan internal maupun eksternal,
Pejabat Pengelola menetapkan ketentuan dan mekanisme penyampaian laporan
non keuangan atau laporan kinerja sebagai pertanggungjawaban setiap bidang
dalam suatu sistem pengendalian internal yang memadai.
G. Penilaian Kinerja
1. Bupati menilai kinerja puskesmas dan Pejabat Pengelola melalui mekanisme yang telah
ditetapkan.
2. Kinerja puskesmas yang dinilai sesuai dengan sasaran berikut indikator kinerja
keberhasilan sebagaimana tercantum dalam Rencana Strategis Bisnis yang dilaporkan
secara berkala.
3. Penilaian kinerja puskesmas dilakukan secara berkala dan dapat menjadi dasar
pertimbangan Bupati untuk memutuskan peningkatan/penurunan atau pencabutan
status BLUD Puskesmas.
4. Kinerja Pejabat Pengelola dievaluasi secara berkala pada setiap akhir tahun anggaran
atau sewaktu-waktu apabila dibutuhkan oleh Bupati dengan menggunakan kriteria
penilaian yang umum berlaku dalam puskesmas.
H. Pengendalian Internal
1 Pejabat Pengelola harus menetapkan Sistem Pengendalian Internal yang efektif untuk
mengamankan investasi dan aset puskesmas, serta membantu manajemen dalam
hal:
2.1 Lingkungan Pengendalian Internal yang disiplin dan terstruktur, yang terdiri
dari:
2.4 Sistem Informasi dan Komunikasi, yaitu suatu proses penyajian laporan
keuangan mengenai kegiatan operasional, finansial, dan ketaatan atas
ketentuan dan peraturan yang berlaku pada puskesmas, yang
memungkinkan Pejabat Pengelola dan Manajemen untuk menjalankan dan
mengendalikan kegiatan usahanya. Laporan tidak hanya berhubungan data
internal, tetapi juga informasi tentang kejadian eksternal, kegiatan dan
kondisi penting untuk menginformasikan pengambilan keputusan dan
laporan eksternal.
K. Pelaksanaan Audit
7 Tindak lanjut atas rekomendasi hasil audit kinerja menjadi tanggung jawab
Pejabat Pengelola Puskesmas dan melaporkan perkembangan tindak lanjut
tersebut kepada Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan Kota.
1. Pengguna Jasa
2. Mitra Usaha
3. Pegawai
KODE ETIK
Setiap insan puskesmas wajib menjunjung tinggi nilai-nilai etika yang dibangun dalam
puskesmas. Budaya organisasi dan budaya kerja yang dibangun untuk menjaga
berlangsungnya lingkungan kerja harus berlandaskan etika yang berlaku seperti
profesional, jujur, terbuka, peduli, dan tanggap terhadap setiap kegiatan rumah sakit
serta kepentingan pihak stakeholders. Budaya organisasi dan budaya kerja
dikembangkan untuk memotivasi pegawai dalam bekerja. Seluruh insan puskesmas
harus menerapkan budaya organisasi dan budaya kerja yang berlandaskan etika
puskesmas secara konsisten dan pelaksanaannya harus dilakukan evaluasi secara
periodik.
Sistem nilai yang mencakup nilai-nilai (value), budaya kerja, budaya organisasi, etika
kerja, etika usaha, dan etika profesi lebih lanjut diatur dalam Pedoman Perilaku
sebagai Kode Etik Puskesmas yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala
UPT Puskesmas.
BAB IX
PENUTUP
2. Pola Tata Kelola ini ditelaah dan dimutakhirkan secara berkala untuk disesuaikan
dengan fungsi, tanggung jawab, dan wewenang organ-organ puskesmas serta
perubahan lingkungan yang terjadi.
3. Setiap perubahan terhadap Pola Tata Kelola harus disetujui oleh Bupati.
4. Hal-hal lain yang tidak dimuat dalam pedoman ini tetap mengacu pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Pola Tata Kelola ini dinyatakan berlaku efektif sejak ditetapkan oleh Bupati
Kabupaten Lampung Selatan.