Anda di halaman 1dari 58

Puskesmas Sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)

.
Badan Layanan Umum Daerah atau disingkat BLUD adalah
Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di
lingkungan pemerintah daerah Di Indonesia
yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
berupa penyediaan barang/jasa yang dijual tanpa mengutamakan
mencari keuntungan , dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan
pada prinsip efisiensi dan produktivitas.

BLUD merupakan bagian dari perangkat pemerintah daerah, dengan


status hukum tidak terpisah dari pemerintah daerah. Berbeda dengan
SKPD pada umumnya, pola pengelolaan keuangan BLUD
memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan
praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat, seperti pengecualian dari ketentuan pengelolaan
keuangan daerah pada umumnya. Sebuah satuan
kerja atau unit kerja dapat ditingkatkan statusnya sebagai BLUD.
Praktek bisnis yang sehat adalah penyelenggaraan fungsi organisasi
berdasarkan kaidah-kaidah manajemen yang baik dalam rangka
pemberian layanan yang bermutu dan berkesinambungan.

Sedangkan Standar Pelayanan Minimum adalah spesifikasi teknis


tentang tolok ukur layanan minimum yang diberikan oleh BLU kepada
masyarakat.
Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja BLU
disusun dan disajikan
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rencana kerja dan
anggaran serta laporan
keuangan dan kinerja kementerian Negara /lembaga /SKPD/
pemerintah daerah.
Puskesmas Sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
-
Suatu satuan kerja instansi pemerintah dapat diizinkan mengelola
keuangan dengan PPK-BLU
apabila memenuhi persyaratan substantif, teknis, dan administratif.
Persyaratan substantif terpenuhi apabila instansi pemerintah yang
bersangkutan
menyelenggarakan layanan umum yang berhubungan dengan:
- Penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum
- Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan
perekonomian
masyarakat atau layanan umum; dan/atau
- Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi
dan/atau pelayanan
kepada masyarakat.

Persyaratan teknis terpenuhi apabila:


- kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsinya layak
dikelola dan ditingkatkan
pencapaiannya melalui BLU sebagaimana direkomendasikan oleh
menteri/pimpinan
lembaga/kepala SKPD sesuai dengan kewenangannya; dan
- kinerja keuangan satuan kerja instansi yang bersangkutan adalah
sehat sebagaimana
ditunjukkan dalam dokumen usulan penetapan BLU.

Persyaratan administratif terpenuhi apabila instansi pemerintah yang


bersangkutan
dapat menyajikan seluruh dokumen berikut:
- pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan,
keuangan, dan manfaat
bagi masyarakat;
- pola tata kelola;
- rencana strategis bisnis;
- laporan keuangan pokok;
- standar pelayanan minimum; dan
- laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara
independen.
Pejabat pengelola BLU terdiri atas:

Puskesmas Sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)

a. Pemimpin ;
b. Pejabat keuangan; dan
c. Pejabat teknis.
Pemimpin sebagaimana dimaksud berfungsi sebagai penanggung
jawab umum operasional
dan keuangan BLU yang berkewajiban:
a.menyiapkan rencana strategis bisnis BLU;
b.menyiapkan RBA tahunan;
c.mengusulkan calon pejabat keuangan dan pejabat teknis sesuai
dengan ketentuan yang
berlaku; dan
d.menyampaikan pertanggungjawaban kinerja operasional dan
keuangan BLU.

Pejabat keuangan BLU sebagaimana dimaksud berfungsi sebagai


penanggung jawab
keuangan yang berkewajiban :
a. mengkoordinasikan penyusunan RBA;
b. menyiapkan dokumen pelaksanaan anggaran BLU;
d. menyelenggarakan pengelolaan kas;
e. melakukan pengelolaan utang-piutang;
f. menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap, dan investasi
BLU;
g. menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan; dan
h. menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan.
Pejabat teknis BLU sebagaimana dimaksud berfungsi sebagai
penanggung jawab teknis di
bidang masing-masing yang berkewajiban:
a. menyusun perencanaan kegiatan teknis di bidangnya;
b. melaksanakan kegiatan teknis sesuai menurut RBA; dan
c. mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidangnya.
Pejabat pengelola BLU dan pegawai BLU dapat terdiri dari pegawai
negeri sipil dan/atau tenaga
profesional nonpegawai negeri sipil sesuai dengan kebutuhan BLU.

Dengan pola pengelolaan keuangan BLU, fleksibilitas diberikan dalam


rangka pelaksanaan
anggaran, termasuk pengelolaan pendapatan dan belanja,
pengelolaan kas, dan pengadaan
barang/jasa. Kepada BLU juga diberikan kesempatan untuk
mempekerjakan tenaga profesional
non PNS serta kesempatan pemberian imbalan jasa kepada pegawai
sesuai dengan kontribusinya. Tetapi sebagai pengimbang, BLU
dikendalikan secara ketat dalam perencanaan
dan penganggarannya, serta dalam pertanggungjawabannya.
Dalam Peraturan Pemerintah ini, BLU wajib menghitung harga pokok
dari layanannya dengan kualitas dan kuantitas yang distandarkan oleh
menteri teknis pembina. Demikian pula dalam
Pertanggungjawabannya, BLU harus mampu menghitung dan
menyajikan anggaran yang digunakannya dalam kaitannya dengan
layanan yang telah direalisasikan.
Oleh karena itu, BLU berperan sebagai agen dari menteri/pimpinan
lembaga induknya. Kedua
belah pihak menandatangani kontrak kinerja (a contractual
Performance agreement
), dimana
menteri/pimpinan lembaga induk bertanggung jawab atas kebijakan
layanan yang hendak
dihasilkan, dan BLU bertanggung jawab untuk menyajikan layanan
yang diminta.
Dengan sifat-sifat tersebut, BLU tetap menjadi instansi pemerintah
yang tidak dipisahkan. Dan
karenanya, seluruh pendapatan yang diperolehnya dari non
APBN/APBD dilaporkan dan
dikonsolidasikan dalam pertanggungjawaban APBN/APBD.
Sehubungan dengan privilese yang diberikan dan tuntutan khusus
yang diharapkan dari BLU,
keberadaannya harus diseleksi dengan tata kelola khusus. Untuk itu,
menteri/pimpinan
lembaga/satuan kerja dinas terkait diberi kewajiban untuk membina
aspek teknis BLU,
sementara Menteri Keuangan/PPKD berfungsi sebagai pembina di
bidang pengelolaan
keuangan.

TUGAS POKOK DAN FUNGSI


Berdasarkan Peraturan Bupati Pemalang Nomor 53 Tahun 2008, Tugas Pokok Dinas Kesehatan
Kabupaten Pemalang adalah :
" Melaksanakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan "

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang mempunyai
fungsi sebagai berikut :

1. perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan


2. penyelenggaraanurusanpemerintahan dan pelayananumum di bidangkesehatan
3. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidangkesehatan
4. penyusunanprogram, monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidangkesehatan
5. pelaksanaankoordinasi dan fasilitasi di bidangkesehatan
6. pembinaanterhadap UPTD dalamlingkupkesehatan
7. pelaksanaan tugas lain yang diberikanoleh Bupatisesuaidengan tugas pokok dan
fungsinya

Menu Utama

 Visi dan Misi


 Tugas dan Fungsi
 Pejabat Struktural
 Struktur Organisasi
 UPTD Kesehatan
 Fasilitas Kesehatan
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejalan dengan pergeseran paradigma Puskesmas Way Urang sebagai layanan publik dan
layanan pasar, maka Puskesmas harus dikelola secara entepreneur bukan secara birokratik
lagi. Untuk itu Puskesmas perlu melakukan perubahan mendasar sehingga lebih mandiri
dan mampu berkembang menjadi lembaga yang berorientasi terhadap kepuasan pelanggan
(customer satisfaction).

Adanya reformasi pengelolaan keuangan Negara dengan terbitnya Undang-Undang Nomor


1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, memberikan angin segar bagi Puskesmas
untuk pengelolaan yang lebih baik ke depan. Di dalam pasal 68 dan 69 undang-undang
tersebut, diatur suatu koridor baru dalam pengelolaan keuangan negara yaitu Badan
Layanan Umum atau disingkat BLU. Sebagai aturan pelaksanaannya, terbitlah Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 61 Tahun 2007. Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. BLU/BLUD
dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. UU Nomor 1 tahun 2004
mengelompokkan Puskesmas sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), yaitu
suatu instansi di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada
prinsip efisiensi dan produktivitas. Puskesmas way urang telah menjadi BLUD, sehingga
Puskesmas Way Urang telah menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK-BLUD)
yaitu pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk
menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada
umumnya. Puskesmas telah menerapkan PPK-BLUD dapat lebih leluasa menentukan
keputusan-keputusan strategis dengan memperhatikan dan menjalankan praktik bisnis
yang sehat, dikelola oleh orang-orang yang profesional sehingga diharapkan Puskesmas
mampu bertahan bahkan bersaing dan/atau mandiri dengan tetap sinergi dengan
program-program pelayanan kesehatan yang ditetapkan pemerintah.

Untuk dapat menerapkan status PPK-BLUD bertahap menjadi penuh maka Puskesmas Way
urang mengajukan kembali persyaratan administrasi yang harus dipenuhi oleh Puskesmas
sesuai dengan Permendagri No 61 tahun 2007 Pasal 11 adalah dapat menyajikan dokumen-
dokumen sebagai berikut:

1. Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan, dan manfaat


bagi masyarakat;

2. Pola Tata Kelola;

3. RBA Tahun 2016

4. Laporan Keuangan Tahun 2015

5. Standar Pelayanan Minimum (SPM); dan

6. Laporan audit Keuangan tahun 2015 .

Alur pikir terintegrasi persyaratan administrasi diatas dapat digambarkan dalam format
Grand Design BLUD sebagai berikut: Penjelasan dari gambar alur pikir grand design BLUD
di atas adalah sebagai berikut :

a.Penyusunan RSB harus sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah


Daerah (RPJMD). Dalam hal ini program-program untuk urusan wajib bidang kesehatan
yang disajikan dalam RSB harus selaras dengan program-program yang dituangkan dalam
RPJMD.

b.Target pencapaian RSB Puskesmas harus sejalan dengan rencana pencapaian SPM
Puskesmas baik dalam penyediaan sumberdaya, jenis dan jumlah layanan maupun
mutu layanan yang hendak dicapai dalam kerangka waktu 5 tahun. Pola pembiayaan
jangka menengah meliputi belanja modal terkait dengan penyediaan aset Puskesmas
untuk memenuhi Standar Minimum Aset Pelayanan dan belanja barang dan jasa
terkait dengan biaya per unit layanan dikalikan jumlah kunjungan pasien. Di samping itu
juga harus memperhatikan biaya per unit (unit cost) layanan dan tarip layanan dalam
rangka membuat prognosa pendapatan dan beban lima tahun kedepan.

c.Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) Puskesmas harus sejalan dengan
RSB dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). RBA selanjutnya menjadi bagian
dari RAPBD untuk dibahas dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah dan DPRD menjadi
APBD.

d. Berdasarkan penetapan APBD, disusun Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) sebagai


dasar penarikan dana yang bersumber dari APBD, sekaligus sebagai lampiran kontrak
kinerja antara Kepala Puskesmas dengan Kepala Daerah selaku pemilik.

e.Informasi realisasi keuangan Puskesmas diproses melalui Sistem Akuntansi Keuangan


sedangkan informasi kinerja diadministrasikan melalui Sistem Pengumpulan Data
Kinerja untuk menghasilkan output berupa laporan keuangan dan laporan kinerja.

f.Sistem Akuntansi Keuangan harus didukung oleh subsistem-subsistem antara lain


billing system, inventory system, manajemen aset, dan Sistim Informasi Manajemen
Medical Record.

g. Seluruh proses pengelolaan keuangan Puskesmas sebagai BLUD dikelola


berdasarkan Pola Tata Kelola yang baik dengan berlandaskan prinsip-prinsip
Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Independensi, Fairness (TARIF).

PUSKESMAS WAY URANG sebagai Puskesmas yang mempunyai tugas dalam melaksanakan
upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan Upaya
Kesehatan Wajib, Upaya Kesehatan Pengembangan, dan penunjang yang harus menerapkan
azas penyelenggaraan Puskesmas secara terpadu yaitu azas pertanggungjawaban wilayah,
pemberdayaan masyarakat, keterpaduan dan rujukan. Oleh karena pelayanan kesehatan
sangat terkait dengan hubungan antar manusia, maka pelayanan di Puskesmas Way Urang
harus senantiasa berorientasi pada kepuasan pelanggan. Oleh karena itu Puskesmas Way
Urang dituntut untuk dapat menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat yang senantiasa
memperhatikan mutu sumberdaya manusianya (brainware), sarana-prasarana (hardware),
prosedur kerja (software), net-working dan sistem informasi (infoware) dan perangkat hatinya
(heartware). Pedoman Tata Kelola ini diperlukan sebagai acuan bagi organ-organ
Puskesmas dalam berinteraksi dan menjalankan peran sebagai penyedia jasa layanan publik
yang diharapkan dapat meningkatkan nilai (value) serta citra Puskesmas dalam jangka panjang.

B. Pengertian Pola Tata Kelola

Berdasarkan Pasal 13 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), Pola Tata
Kelola merupakan peraturan internal Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Unit Kerja
yang akan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan (PPK) BLUD. Selanjutnya dalam pasal 31
dan 32 Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 disebutkan, BLUD beroperasi berdasarkan Pola
Tata Kelola atau peraturan internal, yang memuat antara lain:

a. Struktur organisasi; menggambarkan posisi jabatan, pembagian tugas, fungsi, tanggung


jawab, dan wewenang dalam organisasi.

b. Prosedur kerja; menggambarkan hubungan dan mekanisme kerja antar posisi jabatan dan
fungsi dalam organisasi.

c. Pengelompokan fungsi yang logis; menggambarkan pembagian yang jelas dan rasional
antara fungsi pelayanan dan fungsi pendukung yang sesuai dengan prinsip pengendalian
intern dalam rangka efektifitas pencapaian organisasi.

d. Pengelolaan sumber daya manusia; merupakan pengaturan dan kebijakan yang jelas
mengenai sumber daya manusia yang berorientasi pada pemenuhan secara kuantitatif dan
kualitatif/kompeten untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi secara efisien, efektif, dan
produktif. Meliputi penerimaan pegawai, penempatan, sistem renumerasi, jenjang karir,
pembinaan termasuk sistem reward dan punishment, serta pemutusan hubungan kerja.
C. Prinsip-Prinsip Tata Kelola

Prinsip-prinsip tata kelola BLUD sebagaimana disebutkan dalam pasal 31 ayat (2) dan pasal 33
Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 terdiri dari :

Transparansi, merupakan azas keterbukaan yang dibangun atas dasar kebebasan arus
informasi agar informasi secara langsung dapat diterima bagi yang membutuhkan.

Akuntabilitas, merupakan kejelasan fungsi, struktur, sistem yang dipercayakan pada BLUD
agar pengelolaannya dapat dipertanggungjawabkan.

Responsibilitas, merupakan kesesuaian atau kepatuhan dalam pengelolaan organisasi


terhadap prinsip bisnis yang sehat serta perundang-undangan.

Independensi, merupakan kemandirian pengelolaan organisasi secara profesional tanpa


benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip bisnis yang sehat.

D. Tujuan Penerapan Pola Tata Kelola

Pola Tata Kelola yang diterapkan pada Badan Layanan Umum Daerah Puskesmas bertujuan
untuk :

a. Memaksimalkan nilai puskesmas dengan cara menerapkan prinsip keterbukaan,


akuntabilitas, dapat dipercaya dan bertanggung jawab.

b. Mendorong pengelolaan puskesmas secara profesional, transparan dan efisien, serta


memberdayakan fungsi dan peningkatan kemandirian organ puskesmas.

c. Mendorong agar organ puskesmas dalam membuat keputusan dan menjalankan


kegiatan senantiasa dilandasi dengan nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran atas adanya tanggung
jawab sosial puskesmas terhadap stakeholder.

d. Meningkatkan kontribusi puskesmas dalam mendukung kesejahteraan umum


masyarakat melalui pelayanan kesehatan di dalam dan di luar gedung.

e. Menjaga Pelayanan Kesehatan dapat terselenggaranya dengan berdasarkan standar


pelayanan
E. Sumber Referensi Pola Tata Kelola

Sumber referensi untuk menyusun Pola Tata Kelola Puskesmas antara lain adalah :

a. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan


Layanan Umum.

b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 109/PMK.05/2007 tentang Dewan Pengawas pada


Badan Layanan Umum.

c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.

d. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No. KEP-117/M-MBU/2002 tentang
Penerapan Praktik-Praktik Good Corporate Governance (GCG) di Lingkungan BUMN.

e. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:


PER/02/M.PAN/1/2007 Tanggal 25 Januari 2007 tentang Pedoman Organisasi Satuan
Kerja Di Lingkungan Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum.

f. Peraturan Bupati Kabupaten Lampung Selatan Nomor Tahun 20 Tentang Pola


Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah ( PPK – BLUD ) Unit Pelaksanaan
Teknis Puskesmas Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan.

g Peraturan Bupati Kabupaten Lampung Selatan nomor Tahun 20 tentang tarif Pelayanan
Kesehatan dan sistem Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah ( PPK –
BLUD) Unit Pelaksanaan Teknis Puskesmas Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung
Selatan.

h. Praktik-praktik terbaik (best practices) penerapan etika bisnis dalam dunia usaha.
F. Perubahan Pola Tata Kelola

Pola Tata Kelola puskesmas ini akan direvisi apabila terjadi perubahan terhadap peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan pola tata kelola puskesmas sebagaimana disebutkan
di atas dan kebutuhan internal puskesmas, serta disesuaikan dengan fungsi, tanggung jawab,
dan kewenangan organ puskesmas serta perubahan lingkungan.
BAB II

STRUKTUR ORGANISASI

Puskesmas Way Urang adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung
Selatan yang bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan serta berperan dalam
menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang
optimal.

Dengan demikian Puskesmas Way Urang merupakan salah satu Puskesmas yang berfungsi
sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

1. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Puskesmas Way Urang mempunyai fungsi :

a. Penyusunan rencana kerja dan anggaran RKA dan dokumen pelaksanaan anggaran DPA
Puskesmas
b. Pelaksanaan dokumen pelaksanaan anggaran Puskesmas

c. Pelaksanaan standar dan prosedur pelayanan kesehatan

d. Penyusunan rencana strategis Puskesmas

e. Penyelenggaraan pelayanan medis umum, kesehatan gigi dan mulut.

f. Penyelenggaraan asuhan keperawatan.

g. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis terbatas

h. Penyelenggaraan pelayanan keluarga berencana dan imunisasi

i. Penyelenggaraan pelayanan ambulance rujukan

j. Penyelenggaraan pelayanan gadar bencana

k. Penyelenggaraan konsultasi kesehatan perorangan dan rujukan

l. Penyelengaraan pencatatan medis

m. Penyelenggaraan pemeliharaan dan perawatan peralatan kedokteran, peralatan


keperawatan, peralatan perkantoran dan peralatan kesehatan lainnya.
n. Penyelenggaraan peningkatan dan penjaminan mutu pelayanan

o. Penyelenggaraan keamanan dan keselamatan pasien

p. Pelaksanaan koordinasi pelayanan kesehatan masyarakat

q. Penanganan pengelolaan limbah medis

r. Pengelolaan teknologi informasi Puskesmas

s. Pelaksanaan promosi dan publikasi kegiatan pelayanan Puskesmas

t. Pemberdayaan Puskesmas Pembantu dan Pos Kesehatan Desa

u. Pengelolaan kepegawaian keuangan dan barang

v. Pelaksanaan kegiatan kerumahtanggaan dan ketatausahaan

w. Penyelenggaraan bimbingan praktik kerja lapangan untuk institusi yang telah ditentukan oleh
Dinas kesehatan

x. Penyusunan bahan pelaporan Dinas kesehatan yang terkait dengan tugas dan fungsi
Puskesmas.

y. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Puskesmas

1. DPRD Kabupaten Lampung Selatan

Adalah organ yang memegang kekuasaan dalam menetapkan Rencana Pembangunan


Jangka Panjang dan Menengah Daerah, menetapkan persetujuan bersama dengan Bupati
terhadap anggaran Puskesmas melalui Raperda APBD, melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan Perda tentang APBD dan menyetujui pertanggungjawaban pelaksanaan
anggaran Puskesmas melalui Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD.

Disamping itu DPRD Kabupaten Lampung Selatan juga memiliki wewenang untuk:

1.1 Menyetujui pemindahtanganan tanah dan/atau bangunan milik Puskesmas.

1.2 Menyetujui pemindahtanganan barang milik Puskesmas Kabupaten Lampung Selatan


selain tanah dan/atau bangunan .
2. Bupati Lampung Selatan

Adalah organ yang mewakili Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan selaku pemilik
Puskesmas, Bupati memiliki kewajiban, hak dan wewenang sebagai berikut :

2.1 Selaku pemilik berkewajiban untuk melakukan pembinaan teknis kepada BLUD melalui
Sekretaris Daerah dan Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan serta pembinaan
keuangan BLUD melalui Dinas Pendapatan, Keuangan dan Pengelolaan Aset Daerah.

2.2 Selaku Pemilik berkewajiban untuk menjaga tujuan pendirian Puskesmas tetap
terlaksana dan memberikan manfaat yang semaksimal mungkin bagi negara dan
daerah untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan rakyat.

2.3 Selaku pemilik harus memiliki mekanisme pengangkatan dan pemberhentian Dewan
Pengawas dan Pejabat Pengelola BLUD.

2.4 Selaku pemilik harus memiliki mekanisme penilaian kinerja Puskesmas dan penilaian
kinerja Dewan Pengawas dan Pejabat Pengelola

2.5 Selaku pemilik harus memiliki mekanisme untuk mengesahkan RSB, RBA dan Laporan
Pertanggungjawaban Tahunan, dengan tepat waktu.

2.6 Selaku pemilik harus memiliki mekanisme baku dan transparan menyangkut pemberian
persetujuan atas semua kegiatan Puskesmas yang memerlukan persetujuan Bupati .

2.7 Selaku pemilik pada dasarnya mempunyai hak-hak sebagai berikut:

2.7.1 Hak untuk melaksanakan segala wewenang yang tidak diserahkan kepada
Dewan Pengawas dan/atau Pejabat Pengelola.

2.7.2 Hak untuk memperoleh informasi material mengenai Puskesmas secara tepat
waktu dan teratur.

2.8 Selaku pemilik mempunyai wewenang sebagai berikut:

2.8.1 Membentuk Dewan Pengawas pada Puskesmas sesuai ketentuan yang berlaku.

2.8.2 Mengangkat dan memberhentikan Pejabat Pengelola dan Pejabat Struktural.


2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan selaku Dewan Pengawas Adalah organ
BLUD Puskesmas Way Urang yang bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat
kepada Pejabat Pengelola, serta memberi saran dan masukan kepada Bupati menyangkut
pengolaan dan pengurusan puskesmas oleh Pejabat Pengelola.

Pembentukan Dewan Pengawas oleh Bupati dilakukan sesuai kebutuhan dan atau ketentuan-
ketentuan perundangan-undangan yang berlaku. Dewan Pengawas bertanggung jawab kepada
Bupati dan melaporkan pelaksanaan tugasnya secara berkala paling sedikit satu kali dalam
satu semester dan sewaktu-waktu bila diperlukan.

Dalam menajalankan tugasnya, dewan pengawas memiliki kewajiban sebagai berikut :

a. Memeberikan pendapat dan saran kepada Bupati mengenai rencana strategis bisnis (RSB)
rencana bisnis dan anggaran ( RBA) yang diusulkan oleh Pejabat Pengelola.
b. Mengikuti perkembangan kegiatan BLUD, memberikan pendapat dan saran kepada Bupati
mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi pengurusan BLUD
c. Melaporkan kepada Bupati bila terjadi gejala menurunnya kinerja BLUD.
d. Memberikan nasihat kepada Pejabat Pengelola BLUD dalam melaksanakan kepengurusan
BLUD.
e. Melaporkan kinerja Puskesmas kepada Bupati
f. Memonitor tinjak lanjut hasil evalusi dan penilaian kinerja.

Dalam menjalankan tugasnya, dewan pengawas memilki kewenangan sebagai berikut :

a. Melihat buku buku, surat serta dokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluaan verivikasi
dan memeriksa kekayaan Puskesmas.

b. Meminta penjelasan dari Pejabat Pengelola atau pejabat lainnya mengenai segala persoalan
yang menyangkut kepengurusan Puskesmas.

c. Meminta Pejabat Pengelola atau pejabat lainnya mengahadiri rapat dewan pengawas.

d. Memberikan persetujuan atau bantuan kepada Pejabat Pengelola dalam melakukan


perbuatan hukum tertentu.
Dalam menjalankan tugasnya dewan pengawas memiliki hak – hak sebagai berikut :

a. Memperoleh akses atas informasi tentang Puskesmas secara tepat waktu dan lengkap.

b. Memperoleh imbalan jasa bulanan berupa honorarium yang besarnya ditetapkan dengan
peraturan Bupati

c. Memilki sekretaris dewan pengawas yang dapat menjalankan fungsi kesekretariatan secara
memadai apabila diperlukan.

Semua biaya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan tugas dewan pengawas dibebankan
kepada Puskesmas dan secara jelas dimuat dalam rencana kerja dan anggaran Puskesmas.

3. Struktur Organisasi PPK-BLUD

Struktur Organisasi Puskesmas Way Urang setelah penerapan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) ditetapkan berdasarkan SK Bupati Kabupaten
Lampung Selatan tertanggal tentang pemberlakuan Pola Pengelolaan pada Dinas Kesehatan
Kabupaten Lampung Selatan sebagai Layanan Umum Daerah.

Pembentukan dan Susunan Organisasi Puskesmas Way Urang sebagai berikut :

a. Pejabat Pengelola Puskesmas

b. Pejabat Keuangan

1. Umum dan Kepegawaian,

2. Inventaris Barang

3. Keuangan

c. Pejabat Teknis
1. Upaya Kesehatan wajib, terdiri dari :

1.1. Program Promosi Kesehatan.

1.2. Program Kesehatan Lingkungan.

1.3. Program Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana

( KIA-KB ).

1.4. Program Gizi.

1.5. Program Pemberantasan Penyakit Menular ( P2M).

1.6. Pengobatan.

2. Upaya Kesehatan Pengembangan, terdiri dari :

2.1. Program Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS ).

2.2. Program Kesehatan Olahraga.

2.3. Program Kesehatan Kerja

2.4. Program Kesehatan Gigi dan Mulut.

2.5. Program Kesehatan Mata.

2.6. Program Kehehatan Usia Lanjut ( Usila ).

2.7. Program Kesehatan Jiwa.

2.8. Perawatan Kesehatan Masyarakat.

2.9. Pengawasan Pengobatan Tradisional.

3. Upaya Kesehatan Penunjang, terdiri dari :

3.1. Laboratorium.

3.2. Pencatatan & Pelaporan ( SP2TP ).

3.3. Farmasi.
d. Puskesmas Pembantu ( PUSTU ).

1. Puskesmas Pembantu Merak belantung

2. Puskesmas Pembantu Kenjuru

3. Puskesmas Pembantu Bulok

4. Puskesmas Pembantu Sukatani

5. Puskesmas Pembantu Marga Catur

6. Puskesmas Pembantu Taman Agung

7. Puskesmas Pembantu Tajimalela

8. Puskesmas Pembantu Agom

9. Puskesmas Pembantu Munjuk Sampurna

Bagan struktur organisasi Puskesmas Way Urang ( lihat di lampiran)

4. Uraian Tugas

4.1 Pejabat Pengelola Puskesmas

Pimpinan BLUD (Puskesmas RBI) adalah seorang Pejabat Pengelola Puskesmas. Pejabat
Pengelola adalah pimpinan tertinggi sebagai penanggung jawab umum operasional dan
keuangan puskesmas yang bertanggungjawab kepada Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan.

Pejabat Pengelola memiliki tugas dan kewajiban sebagai berikut :

a. Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi, mengendalikan, dan mengevaluasi


penyelenggaraan kegiatan BLUD.

b. Menyusun Rencana Strategis Bisnis (RSB) BLUD.

c. Menyiapkan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan.

d. Mengusulkan calon pengelola keuangan dan pelaksana teknis kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan sesuai ketentuan yang berlaku.
e. Menetapkan pengelola lainnya sesuai kebutuhan BLUD selain pengelola yang telah
ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.

f. Menyampaikan dan mempertanggungjawabkan kinerja operasional dan keuangan BLUD


kepada Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan.

4.2. Pejabat Keuangan

Kepala Sub Bagian Tata Usaha bertindak sebagai Koordinator Keuangan, Inventaris dan
Kepegawaian yang bertanggungjawab kepada pimpinan BLUD (Kepala UPT) dan
berfungsi sebagai penanggung jawab keuangan Puskesmas yang memiliki tugas dan
kewajiban sebagai berikut:

a. Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Strategis Bisnis (RSB) dan Rencana


Bisnis Anggaran (RBA).

b. Menyiapkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) BLUD.

c. Menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap, dan investasi BLUD.

d. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan.

e. Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan.

f. Memberikan pelayanan administrasi kepada semua unsur yang ada di lingkungan


BLUD.

g. Menyelenggarakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan organisasi


perencanaan, tata usaha umum dan kepegawaian, serta keuangan.

h. Menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sesuai dengan


bidangnya,

i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan BLUD


(PejabatPengelola Puskesmas).

.
4.3 Pejabat Teknis

Pejabat Teknis pada Puskesmas merupakan Upaya Pelayanan Kesehatan yang terdiri dari :

a. Upaya Kesehatan Wajib

Terdiri dari 6 Program Kesehatan yang wajib dijalankan oleh Puskesmas terdiri dari: Promosi
Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, KIA - KB, Gizi, P2M dan Pengobatan.

Penanggung jawab pelaksanaan masing – masing program diatas adalah seorang koordinator,
adapun tugas pokoknya adalah sebagai berikut :.

1. Koordinator Pomosi Kesehatan ( Promkes )

- Menggerakkan dan membimbing masyarakat dalam wilayah kerja puskesmas.

2. Koordinator Kesehatan Lingjkungan ( Kesling )

- Mengkoordinir dan menyelenggarakan pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan sesuai


standar yang telah ditentukan.

3. Koordinator KIA – KB

- Menyelenggarakan pelayanan KIA dan KB di puskesmas

4. Koordinator Gizi

- Mengamati keadaan gizi masyarakat dan mengupayakan perbaikan gizi masyarakat.

5. Koordinator Pembrantasan Penyakit Menular ( P2M )

- Membantu pimpinan melakukan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular


langsung ( TBC ) dan bersumber binatang ( Malaria dan DHF ).

6. Koordinator Pengobatan

- Mengkoordinir penyelenggaraan, pemeriksaan dan pengobatan rawat jalan.


Untuk melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan di puskesmas dibentuk satuan pelaksana
pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan dan ketersediaan sumber daya;

1. Untuk mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pelayanan pada satuan pelayanan


kesehatan ditetapkan satu orang koordinator pelayanan.

2. Koordinator sebagaimana dimaksud ditetapkan oleh Pejabat Pengelola Puskesmas Way


Urang

3. Koordinator sebagaimana dimaksud berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab


kepada Pejabat Pengelola Puskesmas Way Urang dan bukan jabatan struktural

Koordinator pelayanan mempunyai tugas dan tanggung jawab:

1. Mengkoordinasikan penyusunan bahan rencana kerja dan anggaran dan dokumen


pelaksanaan anggaran DPA puskesmas

2. Memonitor, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan standar dan prosedur pelayanan


kesehatan

3. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pelayanan pada satuan pelaksana pelayanan


kesehatan

4. Melaksanakan penanganan keluhan pelanggan pelayanan kesehatan

5. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pelayanan di puskesmas pembantu

6. Melakukan koordinasi kesehatan masyarakan dengan unit terkait

7. Menyelenggarakan bimbingan praktik kerja lapangan untuk institusi yang telah ditetapkan dinas
kesehatan

8. Mengkoordinasikan laporan puskesmas induk dan satuan pelaksana pelayanan kesehatan

9. Melaporkan pelaksanaan tugas koordinator pelayanan


Satuan pelaksana pelayanan kesehatan sebagaimana di maksud adalah

Satuan pelaksana pelayanan medis umum

Satuan pelaksana pelayanan kesehatan gigi dan mulut

Satuan pelaksana pelayanan kesehatan ibu dan anak dan

Satuan pelaksana pelayanan gadar dan bencana

b. Upaya Kesehatan Pengembangan

Terdiri dari 9 Program Kesehatan yang masing – masing programnya di laksanakan oleh
seorang koordinator yang memiliki tugas pokok sebagai berikut :

1. Koordinator Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS )

- Membina dan mengawasi upaya kesehatan sekolah yang ada di wilayah kerja puskesmas.

2. Koordinator Kesehatan Olahraga

- Membina dan mengawasi upaya kesehatan yang berhubungan dengan kegiatan olahraga.

3. Koordinator Kesehatan Kerja

- Membina kesehatan, keselamatan pekerja, serta lingkungan tempat kerja yang sehat.

4. Koordinator Kesehatan Gigi & Mulut

- Menyelenggarakan pelayanan pengobatan dan pencegahan penyakit gigi dan mulut dalam
wilayah kerja puskesmas.

5. Koordinator Kesehatan Mata

- Membantu pimpinan dalam upaya pelayanan kesehatan mata di wilayah kerja puskesmas.

6. Koordinator Kesehatan Usia Lanjut ( Usila )

- Melaksanakan kegiatan pembinaan, perawatan, pemeriksaan penyuluhan kesehatan kepada


penduduk usia lanjut di wilayah kerja puskesmas.

7. Koordinator Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)


- Membantu pimpinan dalam membina kegiatan perawatan kesehatan masyarakat di luar
gedung puskesmas

8. Koordinator Kesehatan Tradisional

- Membina dan mengawasi pelayanan kesehatan dan pengobatan tradisional yang ada di
wilayah kerja puskesmas.

c. Upaya Kesehatan Penunjang

Terdiri dari 3 program yang juga masing – masing dikoordinir oleh koordinator dengan tugas
pokok sebagai berikut :

1. Koordinator Laboratorium

- Mengkoordinir pemeriksaan laboratorium dan penyediaan reagensia yang diperlukan oleh


puskesmas.

2. Koordinator Pencatatan dan Pelaporan ( SP2TP)

- Menyiapkan laporan, perencanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan puskesmas serta


membantu pimpinan dalam proses menajemen yang ada di puskesmas.

3. Koordinator Farmasi

- Mengkoordinir penyelenggaraan Apotek puskesmas, termasuk administrasi obat – obtan


serta penyimpannya.

d. Puskesmas Pembantu

Tenaga Puskesmas Pembantu terdiri dari bidan dan perawat kesehatan yang dalam
kesehariannya memiliki tugas pokok sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan sebagian kegiatan pokok Puskesmas sesuai dengan kompetensi tenaga


dan peralatan yang dimiliki.

2. Menyusun dan mengajukan rencana kerja dan anggaran (RKA) dan dokumen pelaksanaan
anggaran (DPA) Puskesmas Pembantu sebagai bagian dari rencana kerja dan anggaran (RKA)
dan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) Puskesmas Induk.
3. Sebagai unsur penunjang kegiatan Puskesmas dalam mendekatkan dan meningkatkan
jangkauan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat di wilayah kerja puskesmas.

4. Merujuk penderita / klien sesuai dengan kebutuhan kepada dokter Puskesmas, dokter rumah
sakit terdekat yang diperkirakan mempunyai kemampuan mengatasi kasusnya.

5. Membina dan memberikan bimbingan teknis kepada posyandu serta kegiatan peran serta
masyarakat di wilayah kerjanya.

6. Melaporkan adanya kejadian luar biasa dalam waktu 24 jam kepada Pejabat Pengelola
Puskesmas untuk diteruskan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota.

7. Menghimpun catatan/ register kegiatan ( Pelaporan ) untuk disampaikan kepada Pejabat


pengelola Puskesmas sebagai atasan langsung.
BAB III

PROSEDUR KERJA

Prosedur kerja setiap proses pengelolaan manajerial dan


pelayanan telah didokumentasikan dalam Standard Operating
Procedure (SOP). SOP merupakan acuan bagi seluruh insan
Puskesmas Way Urang dalam melaksanakan pekerjaan. Acuan
pelaksanaan pekerjaan merupakan bagian vital dalam
pengelolaan Puskesmas Way Urang dan diharapkan merupakan
suatu standar baku dalam proses bisnis puskesmas sehingga
pelayanan kepada seluruh pengguna dapat mencapai standar
yang diinginkan.

SOP Puskesmas Way Urang dalam rangka memberikan


pelayanan kepada masyarakat, baik pelayanan manajemen,
pelayanan medis, maupun pelayanan non medis telah ditetapkan
oleh Pejabat Pengelola Puskesmas.

SOP ini telah didokumentasikan, disosialisasikan, dan


diimplementasikan di setiap instalasi dan unit kerja lainnya.
Dengan adanya SOP ini diharapkan pelaksanaan atau proses
kinerja dan layanan pada setiap unit kerja dapat dilaksanakan
dengan baik sesuai dengan manual mutu. Dengan prosedur kerja
ini pula dapat dijadikan bahan evaluasi terhadap pelaksanaan dan
hasil kinerja dari setiap proses kinerja.

SOP yang telah ditetapkan, secara ringkas uraiannya adalah sbb:

A. Pelayanan Manajemen
1. Prosedur Pelayanan Umum dan Kepegawaian
Adalah dokumen yang berisi serangkaian instruksi tertulis yang
dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan
administrasi perkantoran yang berisi cara melakukan pekerjaan,
waktu pelaksanaan, tempat penyelenggaraan dan aktor yang
berperan dalam kegiatan. Sebagai suatu aturan, regulasi, dan
kebijakan yang secara terus menerus menjamin perilaku yang
benar bagi seluruh pegawai instansi pemerintah maka SOP
sangat tepat diterapkan pada aktivitas administrasi perkantoran
yang relatif bersifat rutin, berulang serta menghendaki adanya
keputusan yang terprogram guna melayani pelanggannya.

2. Prosedur Pelayanan Keuangan


a. Prosedur Penatausahaan dan Akuntansi Pendapatan BLUD
Puskesmas.
b. Prosedur Penatausahaan keuangan Akuntansi Belanja BLUD
Puskesmas bersumber dari :
1) Jasa Layanan
2) Hibah
3) Hasil kerjasama sama dengan lain
4) APBD
5) APBN
6) Lain-lain pendapatan BLUD yang sah

3. Prosedur Perencanaan SDM, Peralatan,dan Sarana


Kesehatan Lainnya
a. Perencanaan SDM Kesehatan
b. Perencanaan Peralatan Kesehatan
c. Perencanaan Sarana Kesehatan Lainnya

B. Pelayanan Medis
1. Pelayanan Rawat Jalan

a. Poliklinik

Poliklinik Rawat Jalan terdiri dari Klinik Umum,Klinik Gigi ,KIA

Prosedur rawat jalan pada poliklinik menguraikan langkah-langkah


pemberian pelayanan kepada pasien rawat jalan mulai dari
pemilahan kelompok pasien, pendaftaran dan pembayaran jasa
layanan, dan pemberian layanan kesehatan pada masing-masing
poli, serta tindakan lanjutan yang diperlukan oleh pasien.Prosedur
rawat jalan melalui Poliklinik selengkapnya dapat dilihat pada
SOP.

b. Unit Gawat Darurat

Puskesmas Way Urang belum memiliki ruang khusus unit gawat


darurat,Tetapi Puskesmas memiliki Ruang Tindakan Medik untuk
mengatasi tindakan kegawat daruratan Pelayanan Primer.
Prosedur pada penanganan kasus Gawat Darurat menguraikan
langkah-langkah mengutamakan penanganan pasien yang
sifatnya gawat dan darurat sejak pasien datang hingga tindakan
lanjutan yang diperlukan pasien seperti dirujuk ke rumah sakit.
Prosedur rawat jalan melalui UGD/ unit tindakan medis
selengkapnya dapat dilihat pada SOP.

C. Pelayanan Penunjang Medis


a Laboratorium

Prosedur penunjang medis menguraikan pemberian layanan


berupa layanan laboratorium, kepada pasien sesuai surat
pengantar dari Poliklinik BP, KIA-KB.PAL,GIGI. Prosedur
pemberian layanan penunjang medis selengkapnya dapat dilihat
pada SOP.

b. Apotek

Prosedur layanan obat menguraikan pemberian pelayanan


penyediaan obat-obatan kepada pasien sesuai resep dari Poli
BP,KIA,KB,PAL,Gigi dan pelayanan di luar gedung seperti
kegiatan puskesmas keliling, perkesmas, dan posyandu (balita
dan lansia).

Prosedur layanan obat di apotik selengkapnya dapat dilihat pada


SOP.

D. Pelayanan Non Medis


1. Prosedur Pelayanan Gizi
Prosedur pelayanan gizi menguraikan pemberian layanan gizi
berupa penyuluhan PUGS, konseling atau klinik gizi untuk terapi
diet untuk pasien Poliklinik, dan dalam bentuk perencanan dan
pengolahan makanan biasa/khusus. Prosedur pelayanan gizi
selengkapnya dapat dilihat pada SOP.

2. Prosedur Pemeliharaan Sarana dan Prasarana


Prosedur pemeliharaan sarana dan prasarana menguraikan
tindakan pemeliharaan atau perbaikan terhadap sarana dan
prasarana kedokteran/kesehatan sesuai jadwal yang telah
ditetapkan atau berdasarkan laporan dari users, baik dilakukan
sendiri atau oleh pihak lain, dan pembuatan laporan penyelesaian
pekerjaan.
Prosedur pemeliharaan sarana dan prasarana selengkapnya
dapat dilihat pada SOP.

3. Prosedur Pelayanan Pusling


Prosedur pelayanan pusling menguraikan pemberian layanan
ambulance bagi pasien yang memerlukannya dalam rangka
rujukan ke rumah sakit. Prosedur pelayanan ambulance
selengkapnya dapat dilihat pada SOP.

4. Prosedur Rekam Medik


Prosedur rekam medik menguraikan proses penanganan data
pasien mulai dari pemeriksaan kelengkapan dokumen/data
pasien, pengkodean, pengindeksan, dan pengarsipan.
Prosedur rekam medik selengkapnya dapat dilihat pada SOP.

5. Prosedur Kesehatan Lingkungan


Prosedur kesehatan lingkungan menguraikan langkah-langkah
pemeriksaan air limbah, limbah padat berbahaya, serta air bersih
secara berkala dengan berpedoman pada ketentuan yang
berlaku.
Prosedur kesehatan lingkungan selengkapnya dapat dilihat pada
SOP.

BAB IV

PENGELOMPOKAN FUNGSI

Pengelompokkan fungsi menggambarkan pembagian yang jelas


dan rasional antara fungsi pelayanan dan fungsi pendukung yang
sesuai dengan prinsip pengendalian intern dalam rangka
efektifitas pencapaian organisasi.

Dari uraian struktur organisasi Puskesmams Way Urang beserta


uraian tugasnya sebagaimana disebutkan pada BAB II, dapat
disimpulkan bahwa organisasi Puskesmas telah dikelompokkan
sesuai dengan fungsi yang logis, sebagai berikut:

a. Telah dilakukan pemisahan fungsi yang tegas di antara Pejabat


Pengelola BLUD yang terdiri dari Pemimpin BLUD (Kepala
UPT Puskesmas), Pengelola Keuangan (Sub Bagian Tata
Usaha), dan Koordinator ( Upaya Kesehatan Wajib, Upaya
Kesehatan Pengembangan, Upaya Kesehatan Penunjang ).

b. Adanya pembagian tugas pokok dan kewenangan yang jelas


untuk masing-masing fungsi dalam organisasi.

d. Adanya sistem pengendalian intern yang memadai. Hal ini


antara lain tercermin dari adanya kebijakan dan prosedur yang
membantu setiap unit organisasi dalam Puskesmas untuk
melaksanakan kewajibannya dan menjamin bahwa tindakan
pengendalian telah dilakukan untuk mengatasi risiko yang
dihadapi dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi.
Kegiatan pengendalian tersebut termasuk serangkaian
kegiatan seperti kewenangan, otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi,
penilaian terhadap prestasi kerja, pembagian tugas, serta
pengamanan terhadap aset organisasi.

BAB V

PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA


Pengelolaan sumber daya manusia merupakan pengaturan dan
pengambilan kebijakan yang jelas, terarah dan
berkesinambungan mengenai sumber daya manusia pada suatu
organisasi dalam rangka memenuhi kebutuhannya baik pada
jumlah maupun kualitas yang paling menguntungkan sehingga
organisasi dapat mencapai tujuan secara efisien, efektif, dan
ekonomis. Organisasi modern menempatkan pegawai pada posisi
terhormat yaitu sebagai aset berharga (brainware) sehingga perlu
dikelola sebagaimana mestinya baik saat penerimaan, selama
aktif bekerja maupun setelah purna tugas.

1. Pegawai Negeri Sipil pada Puskesmas Induk dan Puskesmas


Pembantu merupakan Pegawai Negeri Sipil Daerah.

2. Pengelolaan kepegawaian sebagaimana dimaksud


dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan kepegawaian negara.

3. Dalam pelaksanaan pengelolaan kepegawaian Puskesmas


Induk dan Puskesmas Pembantu mendapat pembinaan dari
Sekretaris Daerah melalui BKD berkoordinasi kepegawaian
Dinas Kesehatan.

4. Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas


Kesehatan yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah dapat mepunyai pegawai non
Pegawai Negeri Sipil.

5. Pengelolaan pegawai non Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan


sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

A. Perkembangan Jumlah SDM

Peningkatan SDM dalam jumlah yang cukup memadai merupakan


salah satu kebijakan manajemen untuk mewujudkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Way
Urang dan sekitarnya. Jumlah SDM disesuaikan dengan tugas,
fungsi dan beban kerja yang ada sehingga operasional
puskesmas dapat berjalan sesuai yang diharapkan.

B. Pengembangan Sumber Daya Manusia

Dari gambaran kondisi sumber daya manusia tersebut di atas,


maka program pengembangan sumber daya manusia Puskesmas
Way Urang lima tahun ke depan diarahkan pada pemenuhan
jumlah SDM agar berada pada rasio yang ideal, hal ini juga terkait
dengan kelengkapan sarana medis, kecukupan dana, kesiapan
gedung, fasilitas pendukung, dan lain-lain. Selain itu,
pengembangan sumber daya manusia juga diarahkan agar
memenuhi kualifikasi SDM sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku agar pelayanan kesehatan kepada
pasien/masyarakat dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Pemenuhan kebutuhan tenaga kerja disesuaikan dengan
kebutuhan puskesmas dengan tetap memperhatikan penempatan
pegawai dari Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan

1) Program Pengembangan

Program pengembangan SDM pada Puskesmas Way Urang


dijabarkan sebagai berikut: .

a. Merintis kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada


pengembangan kemampuan SDM baik tenaga medis,
paramedis maupun administrasi melalui kegiatan penelitian,
kegiatan ilmiah, diskusi panel, seminar, simposium, lokakarya,
penulisan buku, studi banding, dll.

b. Meningkatkan standar pendidikan tenaga administratif yang


potensial, terutama ke jenjang S1.

2) Pola Rekruitmen

Dokter, tenaga fungsional dan tenaga administrasi Puskesmas


Wauy Urang dapat terdiri dari Pegawai Negeri Sipil maupun
tenaga profesional non Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan
kebutuhan puskesmas.

Pola rekrutmen SDM baik tenaga medis, paramedis maupun non


medis pada Puskesmas Way Urang adalah sebagai berikut:

(1) SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Pola rekrutmen SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil


(PNS) di lingkungan Puskesmas dilaksanakan berdasarkan
Petunjuk Teknis Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan dengan
tahapan sebagai berikut:

a. Persiapan Pengadaan Calon PNS

b. Pendaftaran

c. Pelaksanaan Ujian

d. Penentuan kelulusan

e. Pengangkatan

f. Pengendalian dan Pengawasan

g. Ketentuan Lain

(2) SDM yang berasal dari Tenaga Profesional Non-PNS

Pola rekrutmen SDM yang berasal dari tenaga profesional non-


PNS dilaksanakan sebagai berikut:

a. Rekrutmen SDM dimaksudkan untuk mengisi formasi yang


lowong atau adanya perluasan organisasi dan perubahan
pada bidang-bidang yang sangat mendesak yang proses
pengadaannya tidak dapat dipenuhi oleh Pemerintah Daerah.

b. Tujuan rekrutmen SDM adalah untuk menjaring SDM yang


profesional, jujur, bertanggung jawab, netral, memiliki
kompetensi sesuai dengan tugas yang akan diduduki sesuai
dengan kebutuhan yang diharapkan serta mencegah
terjadinya unsur KKN (kolusi, korupsi, dan nepotisme) dalam
rekrutmen SDM.
DATA KETENAGAAN

DI UPT PUSKESMAS WAY URANG TAHUN 2015

No. Jenis Ketenagaan Puskesmas Pustu Jumlah Ket.

TKS
1 Dokter Umum 3 0 3
1

2 Dokter Spesialis 0 0 0

3 Dokter Gigi 0 0 0

Sarjana
4 2 1 3
Keperawatan

5 Sarjana Kesmas 4 0 4

6 SAA 1 0 1

7 D-III Farmasi 1 0 1

8 Apoteker 0 0 0

9 D IV Kebidanan 4 5 0

10 D-III Gizi 1 0 1

11 D-III Perawat Gigi 0 0 0

12 SPRG 1 0 1

13 SPK 3 0 3

14 D-III Perawat 0 2 2

15 D-III Kebidanan 3 5 8

16 D-III Analis 1 0 1

17 D1 Kebidanan 0 0 0

18 Sanitarian 2 0 2

19 Pekarya 5 0 5
Kesehatan/SMA

20 Juru Mudi 0 0 0

21 Bidan PTT 0 13 13

22 Perawat Kontrak 0 0 0

Tenaga Sukarela /
23 8 6 14
TKS

Jumlah total 39 32 71

3) Disiplin Pegawai

a) SDM yang berasal dari PNS

Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai


Negeri Sipil untuk mentaati kewajiban dan menghindari larangan
yang ditentukan dalm peraturan perundang-undangan dan atau
peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar
akan dijatuhi hukuman disiplin. Berdasarkan PP No. 53 Tahun
2010 tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil, maka bila terdapat
pelanggaran disiplin atau indisipliner, pegawai negeri sipil yang
bersangkutan akan di jatuhi hukuman disiplin sesuai dengan
tingkat hukuman disiplin yang terdiri dari : hukuman disiplin
ringan, sedang dan berat.

Adapun jenis hukuman disiplin sesuai dengan tingkatannya dapat dijelaskan sebagai
berikut

Jenis hukuman disiplin ringan terdiri atas : teguran lisan, teguran


tertulis dan pernyataan tidak puas secara tertulis.

Jenis hukuman disiplin sedang terdiri atas : penundaan kenaikan


gaji berkala selama 1 tahun, penundaan kenaikan pangkat selama
1 tahun dan penundaan pangkat setingkat lebih rendah selama 1
tahun.
Jenis hukuman disiplin berat sebagaimana dimaksud dalam PP
no 53 tahun 2010 adalah sebagai berikut : penurunan pangkat
setingkat lebih rendah selama 3 tahun, pemindahan dalam rangka
penurunan jabatan setingkat lebih rendah, pembebasan dari
jabatan, pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri sebagai PNS dan pemberhentian tidak dengan hormat
sebagai PNS.

b.SDM Yang Bukan berasal dari PNS

Jika terdapat pelanggaran disiplin atau indisipliner untuk SDM yag


berasal dari non PNS, maka tindakan atau sanksi yang diberikan
sesuai dengan kebijakan dari Pimpinan BLUD Puskesmas Way
Urang selaku Pimpinan di Unit kerja yang bersangkutan, dengan
petunjuk dan bimbingan dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Lampung Selatan.
BAB VI

KEBIJAKAN

A. Kebijakan Layanan Jasa, Tarif, dan Sistem

1. Standar Pelayanan Minimum (SPM)

Walikota menetapkan Standar Pelayanan Minimum Puskesmas untuk


memastikan bahwa seluruh pelanggan telah memperoleh layanan secara
profesional sesuai standar, yang mencakup kualitas fasilitas, kualitas layanan,
pemerataan dan kesetaraan layanan, biaya serta kemudahan untuk
mendapatkan layanan.

Pejabat Pengelola BLUD harus menetapkan mekanisme pemberian layanan


jasa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pemberian jasa pelayanan kesehatan dilaksanakan oleh staf medis dan
tenaga kesehatan lainnya secara profesional sesuai dengan standar
profesi, kompetensi dan pelayanan medis dalam rangka mencapai kualitas
layanan yang dipersyaratkan melalui penerapan sistem manajemen mutu
untuk menjamin kepuasan pelanggan dan seluruh stakeholders.

2. Tarif Layanan

Bupati menetapkan tarif layanan atas usulan Pejabat Pengelola BLUD


melalui Sekretaris Daerah dengan mempertimbangkan kontinuitas dan
pengembangan layanan, daya beli masyarakat, asas keadilan dan kepatutan
dan kompetensi yang sehat. stra

ejabatP Pengelola BLUD menetapkan tegi dan kebijakan terhadap


pemberian layanan kesehatan serta melakukan pengawasan atas
pelaksanaannya. Oleh karenanya, Pejabat Pengelola BLUD harus melakukan
penghitungan biaya per unit setiap jenis layanan (cost finding) sebagai dasar
pengambilan kebijakan mengenai penetapan tarif layanan kesehatan, misalnya
kebijakan pemberian subsidi tarif layanan kesehatan kepada pasien tidak
mampu. Oleh karenanya, Pejabat Pengelola BLUD harus melakukan reviu
biaya per unit setiap jenis layanan secara berkala.

Pejabat Pengelola melakukan evaluasi kualitas pemberian jasa pelayanan


yang telah dilakukan pada akhir periode sebagai bahan masukan pada
periode berikutnya.

3. Sistem Penatausahaan dan Akuntansi Pengelolaan BLUD

Pejabat Pengelola menetapkan pedoman mengenai sistem penatausahaan


dan akuntansi yang diterapkan untuk pengelolaan keuangan dan penyusunan
pertanggungjawaban BLUD sesuai standar akuntansi keuangan yang berlaku
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta disusun berdasarkan
pengendalian internal yang memadai. Selanjutnya Pejabat pengelola
Puskesmas menyelenggarakan sistem penatausahaan dan akuntansi sesuai
pedoman yang telah ditetapkan tersebut, baik secara manual maupun
komputerisasi.

Pejabat Pengelola menetapkan organisasi dan pengelola yang berwenang


dalam penatausahaan dan akuntansi pengelolaan keuangan BLUD.

Output sistem berupa laporan keuangan BLUD, khususnya pada akhir


semester dan akhir tahun dikonsolidasikan dengan laporan keuangan
pemerintah daerah sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan yang berlaku.

4. Remunerasi

Bupati menetapkan Remunerasi atas usulan Pejabat BLUD melalui Kepala


Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan yang diberikan dalam bentuk
gaji, tunjangan tetap, honorarium, insentif, bonus atas prestasi, pesangon
dan/atau pension. Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
pengelolaan Remunerasi adalah :

a. Jumlah aset yang dikelola BLUD, tingkat pelayanan, serta produktivitas

b. Pertimbangan persamaannya dengan industri pelayanan sejenis


c. Kemampuan Pendapatan BLUD

d. Kinerja Operasional BLUD dengan mempertimbangkan antara lain Indikator


keuangan, pelayanan, mutu dan manfaat bagi masyarakat.

Remunerasi pejabat pengelola BLUD dan pegawai BLUD diberikan


berdasarkan indikator penilaian:

a. pengalaman dan masa kerja

b. jabatan yang disandang

c. resiko kerja

d. tingkat kegawatdaruratan

e. Ketrampilan, ilmu pengetahuan dan perilaku

f. Hasil/capaian Kinerja.

B. Kebijakan Pengelolaan Lingkungan dan Limbah

Limbah puskesmas meliputi semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan


puskesmas dalam bentuk padat, cair dan gas, merupakan bahan yang tidak
berguna, tidak digunakan atau terbuang. Limbah puskesmas dapat dibedakan
menjadi limbah medis dan non medis.

Limbah cair terdiri dari semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari
puskesmas yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia
beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.

Limbah klinis berupa limbah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan
gigi, veterany, farmasis atau yang sejenis, pengobatan, perawatan, yang
menggunakan bahan-bahan yang beracun, infeksius, berbahaya atau bisa
membahayakan kecuali jika dilakukan dengan pengamanan tertentu.
BAB VII

PROSES TATA KELOLA

A. Pengangkatan dan Pemberhentian Pejabat Pengelola

(Permendagri Nomor 61 tahun 2007 pasal 34, 35, 36, 37)

1 Pejabat Pengelola diangkat dan diberhentikan oleh Bupati.

2 Pejabat Pengelola dan Pegawai BLUD dapat berasal dari pegawai negeri sipil
dan/atau tenaga profesional non pegawai negeri sipil sesuai dengan kebutuhan BLUD.

3 Syarat pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai BLUD


yang berasal dari pegawai negeri sipil disesuaikan dengan ketentuan perundangan-
undangan di bidang kepegawaian.

4 Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan Pegawai BLUD yang berasal
dari tenaga profesional non pegawai negeri sipil dilaksanakan berdasarkan peraturan
yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan setelah
mendapat persetujuan Bupati.

5 Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan pejabat pengelola BLUD ditetapkan


berdasarkan kompetensi dan kebutuhan praktik bisnis yang sehat. Kompetensi
merupakan kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh pejabat pengelola BLUD
berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas. Kebutuhan praktik bisnis yang sehat merupakan kesesuaian antara
kebutuhan jabatan, kualitas dan kualifikasi dengan kemampuan keuangan BLUD.

6 Pemilihan Pejabat Pengelola dilakukan dengan mekanisme uji kelayakan dan kepatutan
(fit and proper test) yang dilakukan secara transparan, profesional, mandiri, dan dapat
dipertanggung-jawabkan.

7 Masa jabatan anggota Pejabat Pengelola ditetapkan selama 3 (tiga) sampai 5 (lima)
tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya.
8 Pejabat Pengelola diberhentikan oleh Bupati setelah masa jabatannya habis.

9 Pejabat Pengelola dapat diberhentikan sebelum habis masa jabatannya oleh Walikota,
apabila terbukti:

9.1.1 Tidak melaksanakan tugasnya dengan baik.

9.1.2 Tidak melaksanakan ketentuan Undang-undang.

9.1.3 Terlibat dalam tindakan yang merugikan BLUD, dan

9.1.4 Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan pidana kejahatan


dan/atau yang berkaitan dengan tugasnya dalam melaksanakan pengurusan atas
BLUD.

10 Rencana pemberhentian dengan alasannya sebagaimana dimaksud dalam point 9


diberitahukan secara tertulis oleh Bupati kepada anggota Pejabat Pengelola yang
bersangkutan.

11 .Keputusan pemberhentian ditetapkan setelah yang bersangkutan diberi kesempatan


membela diri secara tertulis dan disampaikan kepada Bupati paling lambat dalam jangka
waktu satu bulan terhitung sejak Pejabat Pengelola yang bersangkutan diberitahu secara
tertulis.

12 Selama rencana pemberhentian masih dalam proses maka Pejabat Pengelola yang
bersangkutan dapat menjalankan tugasnya namun tidak boleh membuat
keputusan/kebijakan strategis.

13 Jika dalam jangka waktu dua bulan terhitung sejak tanggal penyampaian pembelaan diri
Bupati tidak memberikan keputusan pemberhentian Pejabat Pengelola tersebut, maka
rencana pemberhentian tersebut menjadi batal.

14 Kedudukan sebagai Pejabat Pengelola berakhir dengan dikeluarkannya keputusan


pemberhentian oleh Bupati.
B. Program Pengenalan

1 Pejabat Pengelola yang baru wajib diberikan program pengenalan mengenai BLUD
Puskesmas.

2 Tanggung jawab untuk mengadakan program pengenalan Pejabat Pengelola yang baru
berada pada Pimpinan BLUD (Kepala UPT Puskesmas).

3 Program pengenalan meliputi:

3.1 Pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola yang baik pada BLUD Puskesmas.

3.2 Gambaran mengenai BLUD Puskesmas berkaitan dengan tujuan, sifat dan
lingkup kegiatan, kinerja keuangan dan operasional, strategi, dan masalah-masalah
strategis lainnya.

4. Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan, audit internal dan


eksternal, sistem dan kebijakan pengendalian internal.

5. Keterangan mengenai tugas dan tanggung jawab Pejabat Pengelola.

C. RSB dan RBA

1. Pejabat Pengelola wajib menyusun Rencana Strategis Bisnis (RSB) lima tahunan dan
Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan yang merupakan penjabaran RSB yang
telah disahkan dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) KabupatenLampung Selatan.

2. Dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sebelum berakhirnya RSB, Pejabat
Pengelola wajib menyampaikan rancangan RSB periode berikutnya.
3. Pejabat Pengelola wajib menyampaikan RBA yang telah disetujui DPRD kepada PPKD
untuk dimintakan pengesahan menjadi DPA selambat-lambatnya bulan Desember
tahun anggaran yang bersangkutan.

4. Bupati melalui Sekretaris Daerah, PPKD, Tim Anggaran Eksekutif memberikan


masukan-masukan penyusunan RSB dan RBA, serta melakukan pembahasan bersama
dengan Pejabat Pengelola sebelum memberikan persetujuannya.

5. Pejabat Pengelola bertanggung jawab atas pelaksanaan RSB danRBA serta


melaksanakan evaluasi dan pengendaliannya.

6. Perubahan RBA yang melampaui ambang batas maksimal harus disetujui oleh Bupati.

dan dilakukan melalui mekanisme perubahan APBD.

7. Bupati melalui Sekretaris Daerah memantau pelaksanaan RBA dan kesesuaiannya


dengan RSB, serta memberikan masukan-masukan dalam upaya pencapaiannya.

D. Pendelegasian Wewenang

1 Pendelegasian sebagian kewenangan Pejabat Pengelola kepada Kepala Instalasi/Unit


diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan pertimbangan untuk menunjang
kelancaran tugas dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

2 Kepala Instalasi harus melaksanakan wewenang yang didelegasikan tersebut dengan


penuh tanggungjawab dan memberikan laporan pelaksanaannya secara berkala
kepada Pejabat Pengelola.

3 Pendelegasian wewenang dikaji secara periodik untuk disesuaikan dengan tuntutan


perkembangan puskesmas.

4 Pendelegasian wewenang yang dilakukan tidak melepaskan tanggung jawab pejabat


pengelola.
E. Pengambilan Keputusan

1 Semua keputusan dalam rapat dilakukan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

2 Setiap keputusan yang diambil harus memperhatikan kepentingan stakeholders


puskesmas, risiko yang melekat, dan kewenangan yang dimiliki oleh setiap pengambil
keputusan.

3 Hak mengemukakan pendapat dijunjung tinggi dalam upaya memberikan masukan


peningkatan kinerja Puskesmas.

4 Keputusan-keputusan yang mengikat dapat pula diambil tanpa diadakan rapat, asalkan
keputusan itu disetujui secara tertulis.

5 Walikota dan Pejabat Pengelola harus konsisten dalam menjalankan keputusan-


keputusan yang telah ditetapkan.

F. Akuntansi dan Pelaporan

1 Ketua menyampaikan laporan keuangan BLUD Puskesmas sebagai SKPD (Entitas


Akuntansi) secara berkala setiap semester dan tahunan kepada Bupati dengan
tembusan PPKD.

1.1 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja atau Laporan Operasional
Semester Pertama disertai dengan prognosis untuk enam bulan berikutnya sebagai
hasil pelaksanaan anggaran yang menjadi tanggungjawabnya.

1.2 Laporan disiapkan oleh Pejabat Keuangan BLUD Puskesmas dan disampaikan
kepada Pimpinan BLUD selaku Pengguna Anggaran untuk ditetapkan sebagai laporan
realisasi anggaran pendapatan dan belanja atau laporan operasional semester pertama
serta prognosis untuk enam bulan berikutnya paling lama lima belas hari kerja setelah
semester pertama tahun anggaran berkenaan berakhir.

1.3 Pejabat Pengelola Puskesmas menyampaikan laporan realisasi anggaran


pendapatan dan belanja atau laporan operasional semester pertama BLUD Puskesmas
serta prognosis untuk enam bulan berikutnya kepada Walikota melalui PPKD sebagai
dasar penyusunan laporan realisasi APBD semester pertama paling lambat duapuluh
hari kerja setelah semester pertama tahun anggaran berkenaan berakhir.
1.4 Pejabat Keuangan BLUD Puskesmas menyiapkan laporan keuangan puskesmas
tahun anggaran berkenaan dan disampaikan kepada Pejabat Pengelola Puskesmas
untuk ditetapkan sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran SKPD.

1.5 Laporan keuangan BLUD puskesmas tahunan terdiri dari Laporan Realisasi
Anggaran atau Laporan Operasional, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas
Laporan Keuangan. Laporan keuangan BLUD Puskesmas tersebut dilampiri dengan
surat pernyataan Pejabat Pengelola Puskesmas bahwa pengelolaan keuangan BLUD
yang menjadi tanggungjawabnya telah diselenggarakan dengan sistem pengendalian
intern yang memadai dan standar akuntansi keuangan dan pemerintahan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Laporan Keuangan BLUD setidak-tidaknya
terdiri dari:

1.5.1 Laporan realisasi anggaran/laporan operasional yang berisi informasi jumlah


pendapatan dan biaya BLUD selama satu periode.

1.5.2 Neraca yang menggambarkan posisi keuangan mengenai aset, kewajiban, dan
ekuitas dana pada tanggal tertentu.

1.5.3 Laporan arus kas yang menyajikan informasi kas berkaitan dengan aktivitas
operasional, investasi, dan aktivitas pendanaan dan / atau pembiayaan yang
menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas
selama periode tertentu; dan

1.5. 4 Catatan atas laporan keuangan yang berisi penjelasan naratif atau rincian dari
angka yang tertera dalam laporan keuangan disertai laporan mengenai kinerja.

1.6 Laporan keuangan BLUD Puskesmas tahunan disampaikan kepada Bupati


melalui PPKD paling lambat satu bulan setelah tahun anggaran berakhir.

1.7 Laporan keuangan BLUD disampaikan secara berkala kepada Walikota melalui
PPKD, untuk dikonsolidasikan dengan laporan pemerintah daerah secara
berkala paling lambat dua bulan setelah periode pelaporan berakhir. Laporan
keuangan BLUD merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
pertanggungjawaban keuangan pemerintah daerah.

1.7.1 Setiap transaksi keuangan BLUD harus diakuntansikan dan dokumen


pendukungnya dikelola secara tertib.
1.7.2 Akuntansi dan pelaporan keuangan BLUD disusun berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia.
Dalam rangka konsolidasi dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah terlebih
dulu harus dilakukan penyesuaian atau dikonversikan ke Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) dan mengacu pada Permendagri nomor 13 Tahun 2006.

1.7.3. Pejabat Pengelola wajib mengungkapkan informasi penting dalam Laporan


Tahunan dan Laporan Keuangan Puskesmas sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku secara tepat waktu, akurat, jelas dan obyektif.

1.7.4. Selain penyampaian laporan keuangan untuk tujuan internal maupun eksternal,
Pejabat Pengelola menetapkan ketentuan dan mekanisme penyampaian laporan
non keuangan atau laporan kinerja sebagai pertanggungjawaban setiap bidang
dalam suatu sistem pengendalian internal yang memadai.

G. Penilaian Kinerja

1. Bupati menilai kinerja puskesmas dan Pejabat Pengelola melalui mekanisme yang telah
ditetapkan.

2. Kinerja puskesmas yang dinilai sesuai dengan sasaran berikut indikator kinerja
keberhasilan sebagaimana tercantum dalam Rencana Strategis Bisnis yang dilaporkan
secara berkala.

3. Penilaian kinerja puskesmas dilakukan secara berkala dan dapat menjadi dasar
pertimbangan Bupati untuk memutuskan peningkatan/penurunan atau pencabutan
status BLUD Puskesmas.

4. Kinerja Pejabat Pengelola dievaluasi secara berkala pada setiap akhir tahun anggaran
atau sewaktu-waktu apabila dibutuhkan oleh Bupati dengan menggunakan kriteria
penilaian yang umum berlaku dalam puskesmas.

5. Pejabat Pengelola Puskesmas menetapkan tolok ukur kinerja masing-masing pengelola


program untuk mendukung kinerja puskesmas.
6. Penilaian kinerja terhadap bidang dilakukan setiap tahun dan dilakukan secara
transparan.

H. Pengendalian Internal

1 Pejabat Pengelola harus menetapkan Sistem Pengendalian Internal yang efektif untuk
mengamankan investasi dan aset puskesmas, serta membantu manajemen dalam
hal:

1.1 Upaya-upaya mengamankan harta kekayaan (safe guarding of assets);

1.2 Menciptakan keakuratan data akuntansi;

1.3 Menciptakan efisiensi dan produktivitas; dan

1.4 Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen dalam penerapan praktek bisnis


yang sehat

2 Sistem Pengendalian Internal antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut :

2.1 Lingkungan Pengendalian Internal yang disiplin dan terstruktur, yang terdiri
dari:

2.1.1 Integritas, nilai etika dan kompetensi pegawai

2.1.2 Filosofi dan gaya manajemen;

2.1.3 Cara yang ditempuh manajemen dalam melaksanakan kewenangan


dan tanggung jawabnya;

2.1.4 Pengorganisasian dan pengembangan sumber daya manusia;

2.1.5 Perhatian dan arahan yang dilakukan oleh Pejabat Pengelola

2.2 Pengkajian dan Pengelolaan Risiko, yaitu suatu proses untuk


mengidentifikasi, menganalisis, menilai dan mengelola risiko usaha relevan;

2.3 Aktivitas Pengendalian, yaitu tindakan-tindakan yang dilakukan dalam suatu


proses pengendalian terhadap kegiatan puskesmas pada setiap tingkat dan
unit dalam struktur organisasi, antara lain mencakup kebijakan dan prosedur
yang membantu manajemen melaksanakan kewajibannya dan menjamin
bahwa tindakan penting dilakukan untuk mengatasi risiko yang dihadapi
dalam mencapai sasaran puskesmas. Kegiatan pengendalian
termasuk serangkaian kegiatan seperti kewenangan, otorisasi, verifikasi,
rekonsiliasi, penilaian atas prestasi kerja, pembagian tugas dan keamanan
terhadap asset puskesmas.

2.4 Sistem Informasi dan Komunikasi, yaitu suatu proses penyajian laporan
keuangan mengenai kegiatan operasional, finansial, dan ketaatan atas
ketentuan dan peraturan yang berlaku pada puskesmas, yang
memungkinkan Pejabat Pengelola dan Manajemen untuk menjalankan dan
mengendalikan kegiatan usahanya. Laporan tidak hanya berhubungan data
internal, tetapi juga informasi tentang kejadian eksternal, kegiatan dan
kondisi penting untuk menginformasikan pengambilan keputusan dan
laporan eksternal.

2.5 Monitoring, yaitu proses penilaian terhadap kualitas sistem pengendalian


internal, termasuk fungsi audit internal pada setiap tingkat dan unit struktur
organisasi puskesmas, sehingga dapat dilaksanakan secara optimal,
dengan ketentuan bahwa penyimpangan yang terjadi dilaporkan kepada
Pejabat Pengelola dan tembusannya kepada Dewan Pengawas.

I. Pengadaan Barang dan Jasa

1. Pengadaan barang dan jasa wajib menerapkan prinsip-prinsip efisien, efektif,


transparan, bersaing, adil/tidak diskriminatif, akuntabel dan praktik bisnis yang
sehat.

2. Pejabat Pengelola Puskesmas menetapkan mekanisme pengadaan barang dan


jasa dengan memperhatikan pemerataan kesempatan berusaha, ketentuan
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip pengendalian yang memadai.

3. Pengadaan Barang dan Jasa dilaksanakan oleh pelaksana pengadaan yang


dapat berbentuk pejabat, tim/panitia atau unit yang dibentuk oleh Pejabat
Pengelola Puskesmas yang ditugaskan secara khusus untuk melaksanakan
pengadaan barang dan / atau jasa guna keperluan BLUD Puskesmas.

4. Pelaksana pengadaan terdiri dari personil yang memahami tatacara pengadaan,


substansi pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan dan bidang lain yang
diperlukan dan membuat laporan pelaksanaan tugasnya secara berkala kepada
pejabat pengelola.

J. Informasi dan Komunikasi

1. Pemerintah Kota, Pejabat Pengelola, dan stakeholders lainnya berhak


memperoleh informasi yang lengkap dan akurat mengenai puskesmas secara
proporsional.

2. Pejabat Pengelola bertanggungjawab untuk memastikan agar informasi


mengenai puskesmas diberikan kepada Bupati.dan stakeholders lainnya secara
tepat waktu dan lengkap.

3. Pejabat Pengelola Puskesmas melakukan komunikasi secara efektif dengan


sesama Pejabat Pengelola, dan Bupati melalui media komunikasi yang tepat dan
efisien.

4. Pejabat Pengelola Puskesmas menetapkan kebijakan mengenai komunikasi dan


pengelolaan informasi termasuk klasifikasi kerahasiaan informasi.

K. Pelaksanaan Audit

1 Pelaksanaan audit atas pertanggungjawaban pengelolaan keuangan BLUD


Puskesmas dilakukan oleh BPK sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku atau dengan persetujuan Bupati dapat meminta
BPKP Perwakilan Provinsi Lampung untuk melakukan audit. Audit terhadap
laporan keuangan puskesmas oleh Auditor Eksternal tersebut bertujuan
untuk memberikan pendapat atas kewajaran penyajian laporan keuangan
secara independen dan profesional.
2 Puskesmas harus menyediakan semua catatan akuntansi dan data
penunjang yang diperlukan oleh Auditor Eksternal.

3 Auditor Eksternal menyampaikan laporan hasil audit kepada Bupati dan


Pejabat Pengelola Puskesmas secara tepat waktu.

4 Pejabat Pengelola Puskesmas menindak lanjuti laporan hasil audit yang


dilaksanakan Auditor Eksternal dan melaporkan perkembangan tindak lanjut
tersebut kepada Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan.

5 Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan memantau perkembangan tindak


lanjut atas laporan hasil audit Auditor Eksternal.

6 Inspektorat Kabupaten Lampung Selatan sesuai tupoksinya melakukan audit


kinerja atas penyelenggaraan dan pengelolaan BLUD Puskesmas secara
berkala sesuai PKPT yang disusun. Hasil audit atas kinerja dilaporkan kepada
Bupati dan Pejabat Pengelola Puskesmas secara tepat waktu.

7 Tindak lanjut atas rekomendasi hasil audit kinerja menjadi tanggung jawab
Pejabat Pengelola Puskesmas dan melaporkan perkembangan tindak lanjut
tersebut kepada Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan Kota.

L. Pemantauan Ketaatan Tata Kelola

1. Pemantauan ketaatan atas pelaksanaan tata kelola penyelenggaraan


BLUD Puskesmas menjadi tugas dan wewenang Satuan Pengawas
Internal. Dalam hal Satuan Pengawas Internal belum dibentuk, tanggung
jawab pemantauan tersebut menjadi tanggung jawab Pejabat Pengelola
Puskesmas yang didelegasikan ke masing-masing Pengelola Keuangan
dan Teknis.

2. Pejabat Pengelola Puskesmas menetapkan rapat Pengelola secara


berkala minimal 1 (kali) sebulan untuk melakukan pemantauan dan
evaluasi atas pelaksanaan tata kelola BLUD Puskesmas. Rapat Pengelola
tersebut , bila dipandang perlu, dapat mengundang Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten atau yang mewakili untuk mengadakan rapat
bersama.

3. Risalah rapat harus dibuat setiap menyelenggarakan rapat dan


penyusunannya memperhatikan dinamika rapat termasuk adanya
dissenting comments (perbedaan pendapat) yang sampai dengan
berakhirnya rapat tidak diperoleh kata sepakat.

4. Risalah asli harus didokumentasikan dan disimpan oleh Pejabat


Keuangan puskesmas (pihak yang diberi wewenang) dan harus selalu
tersedia bila diperlukan.

M. Hubungan dengan Stakeholders

1. Pengguna Jasa

1.1 Puskesmas menghormati hak-hak pasien selaku pengguna jasa


sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1.2 Puskesmas memenuhi komitmennya kepada pengguna jasa sesuai


standar layanan yang telah ditetapkan.

1.3 Penanganan keluhan pengguna jasa dilakukan secara profesional


melalui mekanisme yang baku dan transparan.

2. Mitra Usaha

2.1 Mitra usaha meliputi rekanan, BPJS Kesehatan asuransi kesehatan


lainnya, serta pihak ketiga lainnya.

2.2 Puskesmas menjalin kerjasama dengan mitra bisnis dilandasi dengan


itikad baik, saling menguntungkan, akuntabilitas, transparansi,
kewajaran dan tidak merugikan stakeholders serta dituangkan
dalam kesepakatan secara tertulis.

2.3 Kerjasama Puskesmas dengan mitra usaha dapat berupa transaksi


jual beli barang dan/atau jasa serta Kerja Sama Operasional (KSO)
dalam bentuk kerjasama pelayanan kesehatan, pendidikan dan
pelatihan, pembangunan gedung, pemanfaatan alat kedokteran dan
kerjasama lainnya yang sah.

2.4 Puskesmas dan mitra bisnis bermitra secara profesional dengan


mematuhi setiap kesepakatan yang telah dituangkan dalam kontrak
kerjasama.

3. Pegawai

3.1 Pegawai puskesmas yang terdiri dari tenaga medis, tenaga


paramedis, dan tenaga lainnya adalah aset yang sangat berharga,
maka puskesmas berkewajiban meningkatkan kompetensi dan
karakternya. Puskesmas dapat memberikan penghargaan yang
pantas kepada pegawai yang berprestasi. Dalam hal adanya terjadi
masalah yang menyangkut tuntutan pasien terhadap tenaga
medis/paramedis, puskesmas berkewajiban memberikan bantuan
hukum yang diperlukan. Hubungan antara tenaga medis/paramedis dan
non medis dengan pihak puskesmas diatur lebih lanjut dengan
Keputusan Pejabat Pengelola Puskesmas.

3.2 Setiap kebijakan puskesmas yang terkait dengan pegawai disusun


secara transparan, mengakomodasi kepentingan pegawai dan
peraturan perundang-undangan yang terkait.

3.3 Surat Keputusan (SK) Pengangkatan Pegawai atau perjanjian dengan


pegawai dibuat secara tertulis dengan memuat hak dan kewajiban
setiap pihak secara jelas.

3.4 Sistem penilaian kinerja pegawai ditetapkan dan dilaksanakan


secara adil dan transparan.

3.5 Puskesmas menciptakan kondisi kerja dengan selalu memperhatikan


tingkat kesehatan dan keselamatan kerja pegawai.

3.6 Dalam melaksanakan hubungan kerja dengan pegawai, puskesmas


menghormati hak asasi serta hak dan kewajiban pegawai sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3.7 Puskesmas memberi kesempatan yang sama tanpa membedakan


senioritas, gender, suku, agama, ras, dan antar golongan.

4. Pemerintah Selaku Regulator

4.1 Puskesmas harus mematuhi ketentuan peraturan perundang-


undangan yang terkait dengan kegiatan puskesmas baik yang
menyangkut layanan jasa, pegawai, pelanggan, masyarakat sekitar,
lingkungan, sesama pelaku usaha, perpajakan, perbankan dan lain-
lain.

4.2 Puskesmas selalu berusaha untuk menjalin hubungan yang harmonis


dan konstruktif atas dasar kejujuran terhadap regulator serta
penyelenggara negara lainnya.

4.3 Puskesmas mendukung penerimaan negara dan daerah baik


langsung maupun tidak langsung sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

4.4 Puskesmas akan selalu meningkatkan kualitas layanan dalam upaya


memberikan kontribusi terhadap pembangunan pelayanan Kesehatan
di wilayah kerja Puskesmas Way Urang.

5. Masyarakat Sekitar dan Lingkungan

5.1 Puskesmas memegang teguh asas kepedulian dan keadilan


terhadap masyarakat sekitar lingkungan operasional puskesmas.

5.2 Puskesmas memastikan bahwa dalam kegiatan usaha untuk


pelayanan kesehatan, telah memenuhi baku mutu yang ditetapkan
dan senantiasa mempertimbangkan aspek lingkungan lainnya yang
terkait.

5.3 Puskesmas selalu berusaha mendorong munculnya kebutuhan


masyarakat atas kesehatan lingkungan serta pengelolaan sampah
medis secara khusus dalam upaya untuk menjaga kelestarian
lingkungan hidup.

N. Tanggung Jawab Sosial Puskesmas

1. Puskesmas harus melaksanakan fungsi sosial tanpa mempengaruhi


mutu pelayanan yang disediakan, antara lain berpartisipasi dalam
penanggulangan bencana alam nasional atau lokal dan melakukan misi
kemanusiaan puskesmas.
2. Pengelola menetapkan dan menjalankan program yang terkait dengan
tanggung jawab sosial puskesmas secara periodik dan
melaporkannya kepada Walikota.
3. Pengelola harus memastikan bahwa puskesmas selalu berupaya
mempedulikan kelestarian lingkungan alam dan lingkungan sosialnya
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
BAB VIII

KODE ETIK

Dalam menjalankan BLUD Puskesmas yang berhubungan dengan lingkungan internal


maupun eksternal, rumah sakit memiliki Kode Etik Puskesmas yang berpedoman
kepada Kode Etik Puskesmas Indonesia (KODERSI) dan etika profesi tenaga
kesehatan dan harus senantiasa menjunjung tinggi etika yang telah ditetapkan.

Setiap insan puskesmas wajib menjunjung tinggi nilai-nilai etika yang dibangun dalam
puskesmas. Budaya organisasi dan budaya kerja yang dibangun untuk menjaga
berlangsungnya lingkungan kerja harus berlandaskan etika yang berlaku seperti
profesional, jujur, terbuka, peduli, dan tanggap terhadap setiap kegiatan rumah sakit
serta kepentingan pihak stakeholders. Budaya organisasi dan budaya kerja
dikembangkan untuk memotivasi pegawai dalam bekerja. Seluruh insan puskesmas
harus menerapkan budaya organisasi dan budaya kerja yang berlandaskan etika
puskesmas secara konsisten dan pelaksanaannya harus dilakukan evaluasi secara
periodik.

Sistem nilai yang mencakup nilai-nilai (value), budaya kerja, budaya organisasi, etika
kerja, etika usaha, dan etika profesi lebih lanjut diatur dalam Pedoman Perilaku
sebagai Kode Etik Puskesmas yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala
UPT Puskesmas.
BAB IX

PENUTUP

1. Seluruh kebijakan Puskesmas harus berpedoman pada dan tidak bertentangan


dengan Pola Tata Kelola ini. Kebijakan puskesmas tidak terbatas pada Surat
Keputusan Bupati, Surat Edaran Kepala Dinas Kesehatan, dan seluruh Buku
Pedoman Puskesmas. Kebijakan Puskesmas yang telah diterbitkan dan
bertentangan dengan Pedoman Tata Kelola ini wajib disesuaikan.

2. Pola Tata Kelola ini ditelaah dan dimutakhirkan secara berkala untuk disesuaikan
dengan fungsi, tanggung jawab, dan wewenang organ-organ puskesmas serta
perubahan lingkungan yang terjadi.

3. Setiap perubahan terhadap Pola Tata Kelola harus disetujui oleh Bupati.

4. Hal-hal lain yang tidak dimuat dalam pedoman ini tetap mengacu pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Pola Tata Kelola ini dinyatakan berlaku efektif sejak ditetapkan oleh Bupati
Kabupaten Lampung Selatan.

Anda mungkin juga menyukai