Anda di halaman 1dari 10

LIMBAH INDUSTRI B3

TUGAS

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengolahan Limbah Pabrik pada
Semester genap tahun 2018/2019 diampu oleh Bu Nike Farida, S.Pd,M.pd

Disusun oleh

RENDRA BAGUS PERMANA 1641220017

PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMOTIF ELEKTRONIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2019
I. Limbah dengan Karakteristiknya
a. Pengertian limbah

Limbah adalah benda yang harus atau sudah dibuang, baik yang berasal dari
alam atau dari hasil proses teknologi. Limbah atau yang lebih dikenal dengan
sampah dapat berupa tumpukan dari barang-barang bekas, sisa-sisa dari kotoran
hewan, sisa tanaman yang sudah membusuk, atau sayuran yang sudah diolah dan
sudah basi.
Pengertian lainnya dari limbah ini yaitu benda buangan yang dihasilkan dari
suatu proses produksi baik dari industri maupun domestik. Misalnya limbah dari
rumah tangga atau yang kita kenal sebagai sampah. Yang kehadirannya di suatu
tempat tidak dikehendaki oleh manusia, karena sudah menjadi benda yang tidak
memiliki nilai ekonomis.
1. Limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya)
Limbah B3 dapat diartikan sebagai benda buangan atau limbah yang memiliki
sifat dan konsentrasi, yang mengandung zat beracun atau zat berbahaya. Yang
secara langsung atau secara tidak langsung dapat membahayakan, merusak
lingkungan, mengganggu kesehatan, dan mengancam kelangsungan hidup
manusia dan organisme lainnya.
Limbah B3 ini tidak hanya dihasilkan oleh kegiatan industri, tetapi ada
beberapa kegiatan rumah tangga yang juga menghasilkan limbah B3 tersebut.
contoh dari limbah B3 yang dihasilkan oleh kegiatan rumah tangga,
diantaranya yaitu :
1. Bekas pengharum ruangan
2. Pemutih pakaian
3. Deterjen pakaian
4. Pembersih kamar mandi
5. Pembersih kaca atau jendela
6. Pembersih lantai
7. Pengilat kayu
8. Pembersih oven
9. Pembasmi serangga
10. Lem perekat
11. Hair spray
12. Batu baterai

Limbah B3 tidak hanya dihasilkan dari sisa hasil proses produksi saja, limbah
ini juga dapat dihasilkan dari hasil kegiatan sehari-hari yang kita lakukan
seperti baterai, parfum, detergen, obat nyamuk dan pembunuh serangga lain.
Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut mengenai barang-barang yang dapat
menghasilkan limbah B3, . Lalu bagaimana cara mengetahui apakah barang-
barang yang kita miliki berpotensi menghasilkan limbah B3 atau tidak? Hal ini
diatur dalam PP No. 18 Tahun 1999 tentang karakteristik limbah B3 yang
meliputi:

Mudah meledak
Suatu limbah dianggap sebagai limbah B3 jika mudah meledak pada
temperature dan tekanan standart (25 oC dan 760 mmHg) atau melalui reaksi
kimia dan atau fisika dapat menghasilkan gas yang dengan cepat dapat
merusak lingkungan sekitar.
Contoh : limbah peroksida organik (setil peroksida, kumena peroksida,
asam parasetat, dan dibenzoil peroksida), limbah kimia jenis monomer
(butadiene dan metakrilat)

Mudah terbakar
Karakteristik limbah B3 salah satunya adalah mudah terbakar, suatu limbah
dikatakan mudah terbakar jika memenuhi salah satu keadaan berikut:

1. Jika suatu cairan mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan/atau pada
apablila terjadi kontak dengan api pada titik nyala tidak lebih dari 60? C akan
menyala atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg.
2. Limbah bertekanan tinggi yang mudah terbakar
3. Jika suatu cairan dapat menyebabkan kebakaran melalui gesekan dengan
mudah, penyerapan uap air atau perubahan kimia secara spontan dan apabila
terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus apabila berada pada
temperatur dan tekanan standar (25? C, 760 mmHg).
4. Limbah pengoksidasi

Reaktif
Suatu limbah dikatakan memiliki sifat reaktif jika limbah tersebut tidak stabil di
kondisi normal. Dimana limbah ini dapat menyebabkan ledakan, mengeluarkan
asap, bereaksi jika berdekatan dengan barang tertentu, menguap atau
menghasilkan campuran yang mudah meledak jika dipanaskan, dikompresi
atau dicampur air.
Contoh : beberapa logam dari golongan 1A seperti litium dan natrium
yang bereaksi hebat dengan air menghasilkan gas hidrogen yang mudah
terbakar.

Infeksius
Infeksius adalah salah satu karakter limbah B3 yang berasal dari kegiatan medis
yang dapat menimbulkan infeksi. Umumnya limbah jenis ini dihasilkan dari
fasilitas kesehatan.
Contoh : jarum suntik bekas dapat menularkan penyakit jika digunakan
kembali. Misalnya penyakit HIV yang dapat menular melalui penggunaan
jarum suntik bergantian.

Korosif
Suatu limbah dianggap memiliki karakteristik korosif jika asam memiliki pH
sama dengan atau kurang dari 2 dan basa dengan nilai pH sama dengan atau
diatas 12.5, dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan dapat menyebabkan baja
berkarat.
Contoh : Lempengan besi atau baja dapat berkarat karena aki mobil,
sodium hidroksidabekasdanlarutan etching.
Beracun
Limbah yang memiliki karakteristik ini dapat menjadi sangat fatal jika
mencapai jaringan target dan terakumulasi dalam konsentrasi tertentu di dalam
tubuh manusia maupun makhluk hidup lain jika masuk ke dalam tubuh melalui
organ pernafasan, kulit maupun mulut. Buku mutu konsentrasi TCLP (Toxicity
Characteristic Leaching Procedure) pencemar organik dan anorganik dalam
limbah dapat digunakan untuk menentukan sifat racun pada suatu limbah
seperti yang tercantum pada Lampiran II Peraturan Pemerintah nomor 18 Tahun
1999.
Contoh : Pupuk kimia apabila dikonsumsi manusia dapat menyebabkan
keracunan bahkan kematian, timbal dan merkuri.

Mudah menyala (flammable)


Limbah yang memiliki sifat mudah sekali menyala adalah limbah yang dapat
terbakar karena kontak dengan udara, nyala api, air, atau bahan lainnya meski
dalam suhu dan tekanan standar. Contoh limbah B3 yang mudah menyala
misalnya pelarut benzena, pelarut toluena atau pelarut aseton yang berasal dari
industri cat, tinta, pembersihan logam, dan laboratorium kimia.

Bersifat iritasi (irritant)


Limbah yang dapat menyebabkan iritasi adalah limbah yang menimbulkan
sensitasi pada kulit, peradangan, maupun menyebabkan iritasi pernapasan,
pusing, dan mengantuk bila terhirup. Contoh limbah ini adalah asam formiat
yang dihasilkan dari industri karet.

Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)


Limbah dengan karakteristik ini adalah limbah yang dapat menyebabkan
kerusakan pada lingkungan dan ekosistem, misalnya limbah CFC atau
Chlorofluorocarbon yang dihasilkan dari mesin pendingin
ARTIKEL TENTANG LIMBAH B3

Limbah B3 Rumah Sakit di Yogya Menumpuk Tak Diambil Pengolah


Edzan Raharjo – detikNews
Yogyakarta - Limbah yang berasal dari rumah sakit kategori limbah B3 (limbah bahan
berbahaya dan beracun) di Yogyakarta kini menumpuk. Hal ini karena pihak pengolah
limbah yang bekerjasama dengan transporter menghentikan operasi karena kendala
perizinan.

"Kemudian ini berdampak pda teman-teman di rumah sakit, limbah B3, (padahal) dalam
kondisi tertentu 2X24 jam harus diangkut," kata Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun
Setyaningastutie pada audiensi dengan Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) DIY
di DPRD DIY, Senin (19/3/2018).

Pembajun mengatakan masalah pengelolaan limbah B3 di DIY ini sudah terjadi selama
beberapa bulan dan telah disampaikan ke Menteri Kesehatan. Pembahasan masalah limbah
B3 juga telah disampaikan ke Gubernur DIY. Rumah sakit menurutnya, sudah melakukan
pemilahan alat-alat atau bahan limbah medis dan non medis.

Namun masalah muncul karena izin pihak ke-3 dicabut karena tidak melaksanakan prosedur
dengan baik. Karena persoalan limbah B3 rumah sakit ini, pihakya telah berkirim surat ke
Kementrian Lingkungan Hidup.

DPRD DIY juga diminta untuk mengawalnya agar permasalahan limbah B3 segera
terselesaikan. Untuk sementara, beberapa rumah sakit mengolah dengan menggunakan alat
incinerator sendiri. Namun jumlah rumah sakit yang memiliki alat tersebut masih terbatas.

Ditambah lagi operasional alat ini juga membutuhkan perizinan dari Kementrian Lingkungan
Hidup.

"Ini kondisi yang extraordinary sehingga solusi pun di luar aturan yang ada," katanya.

Menurutnya, Gubernur DIY telah mengirimkan surat kepada Bupati/ Walikota se-DIY untuk
mengambil langkah antisipasi terkait hal tersebut.

Salah seorang perwakilan ARSSI DIY, Widodo menambahkan di rumah sakit yang
dikelolanya saat ini limbahnya sudah mulai menumpuk. Hal ini memang dampak dari
transpoter yang tidak lagi beroperasi.

"Jadi memang dalam rangka audit, perizinan dan sebagainya Kementerian Lingkungan Hidup
memberhentikan operasional transpoter-transpoter ini. Nah ini giliran ini, tapi tidak diberikan
solusi juga. Kami dibiarkan menumpuk limbah itu," keluh Widodo.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua DPRD DIY Yoeke Indra Agung Laksono mengatakan,
rumah sakit di daerah sudah siap untuk melakukan langkah-langkah untuk pengelolaan
limbah. Tetapi hal itu terganjal pada permasalahan izin. Dan izin tersebut berada di tingkat
pemerintah pusat.

"Kami menawarkan nanti membawa data-data yang lengkap tentang jumlah limbah di DIY,
kemudian kita dasari surat dari Dewan untuk kita berikan ke pemerintah pusat agar segera
ada langkah-langkah," kata Yoeke saat menerima audiensi.

Gubernur DIY telah berkomitmen dengan mengeluarkan surat kepada Bupati/ Walikota se-
DIY untuk mengambil langkah-langkah yang dimungkinkan tidak melanggar aturan. DPRD
DIY meminta kepada Bupati dan Wali Kota di DIY untuk menindaklanjuti surat Gubernur
DIY tersebut.

Analisis

Pada artikel ini membahas tentang limbah B3 yang belum ada pengolahannya, Pemerintah
Yogyakarta memerintahkan agar bisa mengolah limbah yang dibuang sembarangan. Berbagai
jenis limbah yang mencemari lingkungan merusak dan mencemari bahkan menimbulkan
penyakit bagi masyarakat disekitarnya.

Cilegon di Bawah Bayang-bayang Limbah Industri


M Iqbal – detikNews
Cilegon - Pertumbuhan industri di Kota Cilegon, Banten terus menggeliat seiring makin
pesatnya investasi di Indonesia. Hal tersebut berdampak pada nilai positif dan negatif bagi
kehidupan masyarakat.

Satu sisi, pertumbuhan industri dapat menyerap ribuan tenaga kerja. Namun, di sisi lain
permasalahan limbah membayangi kehidupan dan keberlangsungan lingkungan hidup baik di
darat maupun laut. Tak ketinggalan kualitas udara di langit Cilegon menjadi pertanyaan
apakah masih di ambang batas atau justru mulai tercemar.

Industri penghasil limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) jumlahnya mencapai puluhan.
Dari data yang dikumpulkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cilegon, 82 perusahaan
per 3 bulan secara berkala melaporkan produksi limbah B3. Perusahaan penghasil limbah
berbahaya rata-rata memproduksi bahan kimia dan baja.

Belum lagi, industri skala kecil juga ikut andil menghasilkan limbah B3. Pemerintah daerah
pun tidak boleh lengah terhadap pencemaran lingkungan yang sewaktu-waktu menjadi
bumerang bagi lingkungan sekitar.

Limbah B3 di Cilegon per tahun mencapai 24 ribu ton hasil dari produksi setiap harinya. Para
perusahaan itu rutin menyetor laporan yang oleh DLH disebut manifes pengolahan limbah
industri. Artinya, industri di Cilegon rata-rata per tiga bulan menghasilkan 6 ribu ton limbah
berbahaya.

"Kalau semua perusahaan pasti menghasilkan limbah B3, sekecil-kecilnya dia menghasilkan
oli. Tapi bisa dikatakan semua perusahaan itu pasti menghasilkan limbah B3, jangankan
pabrik ya, rumah tangga juga menghasilkan limbah B3," ujar Kepala Bidang Pengelolaan
Sampah dan Limbah B3 DLH Kota Cilegon, Mochamad Teddy Soeganda kepada detikcom,
Rabu (15/11/2017).

Limbah B3 adalah salah satu jenis selain limbah cair dan udara yang menjadi perhatian serius
pemerintah daerah dari segi pengawasan. Karena karakteristiknya berbahaya, maka limbah
B3 dalam cara mainnya tidak boleh disimpan lebih dari 90 hari di TPS limbah. Jika melebihi
waktu yang ditentukan, maka perusahaan penghasil limbah akan dikenai sanksi mulai dari
teguran hingga sanksi pidana berupa pembayaran ganti rugi.

Selain itu, TPS limbah B3 harus tersedia di setiap perusahaan. Perusahaan penghasil limbah
tidak boleh sembarangan membuang limbah, pembuangannya diwajibkan melalui pihak
kedua yakni lewat perusahaan pengolah atau pengangkut limbah yang sudah mempunyai izin
dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

"Jadi kalau misalkan si pabrik itu punya limbah, dikirimkan ke si pengelola limbahnya, si
penerimanya harus punya izin dari Kementrian Lingkungan Hidup. Kalau yang berat itu
masuk ke penimbun tapi kalau masih bisa dimanfaatkan seperti oli, kemudian juga timah itu
masih bisa dimanfaatkan ke sana (perusahaan pengelola limbah). Yang sampai saat ini belum
bisa dimanfaatkan secara teknologi itu dikirim ke PPLI (Prasada Pramunah Limbah Industri)
untuk ditimbun," papar Teddy.

Tahun lalu, perusahaan penghasil limbah industri didapati terbukti mencemari lingkungan
sekitar. Alhasil sanksi pidana dijatuhkan oleh pemerintah pusat dengan membayar denda
sebesar Rp 1,5 miliar.

Teddy mengatakan, agar hal itu tidak terulang, pihaknya memiliki dua meknisme
pengawasan terkait pengolahan limbha B3. Pertama, pemerintah daerah mengawasi melalui
manifes yang diserahkan oleh perusahaan kepada DLH per triwulan. Dari laporan itu, DLH
menganalisis dan memberikn evaluasi terhadap perusahaan penghasil limbah.

"Yang kedua kita melakukan pengawasan langsung ke pabrik, kita datang ke pabrik. Mereka
kan punya setiap pengasil limbh B3 itu diwajibkan punya penyimpanan TPS limbah B3
namanya, terus pabrik sebelum dikirim ke pihak lain itu wajib menyimpan di tempat yang
layak, kita pantau di sana seperti apa mereka menyimpan," katanya.

Menurut Teddy, dari analisa manifes itu, sepanjang 2017 belum didapati perusahaan yang
melakukan pelanggaran apalagi pencemaran lingkungan. Ia mengakui bahwa tingkat
kepatuhan perusahaan perihal pengolahan limbah B3 cenderung baik. Pasalnya, pengelolaan
limbah B3 menjadi hal paling berat terhadap penilaian proper perusahaan. Jika nilai
pengelolaan buruk, bisnis perusahaan itu pun akan terdampak.
"Nggak ada, kalau di Cilegon yang kita pantau dari sisi pelaporan karena limbah B3 berat,
berpengaruh pada penilaian perusahaan, salah satu persyaratan penilaian itu pengelolaan
limbah B3," tuturnya.
Analisis
Pada kasus ini perusahaan banyak yang belum bisa mengolah limbahnya sendiri, limbah yang
di hasilkan perusahaan tersebut dibuang sembarangan dan banyak bahan beracun yang
terkandung dalam limbah tersebut. Pemerintah bersigap untuk mengawasi Pembuangan
limbah perusahaan atau industri untuk meminimalisir dampak Limbah B3.
SUMBER
https://news.detik.com/berita/d-3727780/cilegon-di-bawah-bayang-bayang-limbah-
industri?_ga=2.175367904.318135833.1551364777-476060573.1551364777
https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-3925269/limbah-b3-rumah-sakit-di-yogya-
menumpuk-tak-diambil-pengolah?_ga=2.175244768.318135833.1551364777-
476060573.1551364777

Anda mungkin juga menyukai

  • Suspensi Rigid
    Suspensi Rigid
    Dokumen37 halaman
    Suspensi Rigid
    Abdul Rahman
    Belum ada peringkat
  • Automatic Voltage Regulator Avr Sebagai
    Automatic Voltage Regulator Avr Sebagai
    Dokumen12 halaman
    Automatic Voltage Regulator Avr Sebagai
    Rendra Bagus Permana
    Belum ada peringkat
  • Makalah
    Makalah
    Dokumen19 halaman
    Makalah
    Rendra Bagus Permana
    Belum ada peringkat
  • MAKROMOLEKUL
    MAKROMOLEKUL
    Dokumen13 halaman
    MAKROMOLEKUL
    Septafani Kurnia Utami
    Belum ada peringkat
  • Thermo
    Thermo
    Dokumen7 halaman
    Thermo
    Rendra Bagus Permana
    Belum ada peringkat
  • Komponen Diesel Fuel System
    Komponen Diesel Fuel System
    Dokumen19 halaman
    Komponen Diesel Fuel System
    Rendra Bagus Permana
    Belum ada peringkat
  • Revisi 1
    Revisi 1
    Dokumen11 halaman
    Revisi 1
    Rendra Bagus Permana
    Belum ada peringkat
  • Suspensi Rigid
    Suspensi Rigid
    Dokumen37 halaman
    Suspensi Rigid
    Abdul Rahman
    Belum ada peringkat
  • 1 Push Button Dan LED MARENDRA
    1 Push Button Dan LED MARENDRA
    Dokumen2 halaman
    1 Push Button Dan LED MARENDRA
    Rendra Bagus Permana
    Belum ada peringkat
  • Komponen Diesel Fuel System
    Komponen Diesel Fuel System
    Dokumen19 halaman
    Komponen Diesel Fuel System
    Rendra Bagus Permana
    Belum ada peringkat
  • Tugas Adc
    Tugas Adc
    Dokumen2 halaman
    Tugas Adc
    Rendra Bagus Permana
    Belum ada peringkat
  • Rendra Bagus Permana
    Rendra Bagus Permana
    Dokumen5 halaman
    Rendra Bagus Permana
    Rendra Bagus Permana
    Belum ada peringkat
  • Arus Bolak Balik
    Arus Bolak Balik
    Dokumen10 halaman
    Arus Bolak Balik
    Prio Dwi Atmoko
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Bi
    BAB 1 Bi
    Dokumen3 halaman
    BAB 1 Bi
    Rendra Bagus Permana
    Belum ada peringkat
  • Sistem EBD
    Sistem EBD
    Dokumen4 halaman
    Sistem EBD
    Rendra Bagus Permana
    Belum ada peringkat
  • Contoh Skripsi
    Contoh Skripsi
    Dokumen16 halaman
    Contoh Skripsi
    Rendra Bagus Permana
    Belum ada peringkat
  • Motor Bakar
    Motor Bakar
    Dokumen5 halaman
    Motor Bakar
    Rendra Bagus Permana
    Belum ada peringkat