Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Ada
aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Individu vs individu. Individu vs
kelompok. Kelompok vs kelompok dll. Contoh guru mengajar merupakan contoh
interaksi sosial antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial memerlukan syarat
yaitu Kontak Sosial dan Komunikasi Sosial.

Kontak sosial dapat berupa kontak primer dan kontak sekunder. Sedangkan
komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung. Interaksi sosial
secara langsung apabila tanpa melalui perantara. Misalnya A dan B bercakap-cakap
termasuk contoh Interaksi sosial secara langsung. Sedangkan kalau A titip salam ke C
lewat B dan B meneruskan kembali ke A, ini termasuk contoh interaksi sosial tidak
langsung.

Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial meliputi imitasi, sugesti,


identifikasi, indenifikasi, simpati dan empati Imitasi adalah interaksi sosial yang
didasari oleh faktor meniru orang lain.

Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-


perubahan. Perubahan dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang
mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang
luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada juga
berjalan dengan cepat.

Perubahan-perubahan hanya dapat ditemukan oleh seseorang yang sempat


meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu dan
membandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu
yang lampau. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial,
norma-norma sosial, pola-pola prilaku organisasi, sususnan kelembagaan
masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan sebagainya.
B. RUMUSAN MASALAH

Pembahasan kami akan merujuk pada masalah masalah sebagai berikut:

1. Apakah pengertian masyarakat dan faktor-faktor atau unsur yang


terdapat didalam masyarakat?

2. Apakah pengertian interaksi sosial?

3. Apakah ciri-ciri interaksi sosial?

4. Apakah syarat terjadinya suatu interaksi sosial?

5. Apa sajakah bentuk dari interaksi sosial?

6. Apakah pengertian dari perubahan sosial?

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosaial?

8. Bentuk-bentuk perubahan sosial?

C. TUJUAN

Makalah ini dibuat dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi
Masyarakat Indosesia dan sebagai bahan bacaan untuk memperluas ilmu
pengetahuan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. MASYARAKAT

1. Pengertian Masyarakat

Koentjaraningrat
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut
suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang
terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

Selo Soemardjan

Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang


menghasilkan kebudayaan.

Paul B. Horton & C. Hunt

Masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup


bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah
tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar
kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.

J.L Gillin dan J.P Gillin

Masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai


kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama.

Emile Durkheim

Masyarakat adalah suatu sistem yang dibentuk dari hubungan antar


anggota sehingga menampilkan suatu realitas tertentu yang mempunyai
ciri-cirinya sendiri.

Karl Marx

Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan


organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara
kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah


manusia yang hidup bersama di suatu wilayah tertentu dalam waktu yang
cukup lama yang saling berhubungan dan berinteraksi dan mempunyai
kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama.

2. Faktor-Faktor / Unsur-Unsur Masyarakat

Menurut Soerjono Soekanto alam masyarakat setidaknya memuat unsur


sebagai berikut ini :

a. Beranggotakan minimal dua orang.

b. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.

c. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia


baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan
antar anggota masyarakat.

d. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta


keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.

Dalam masyarakat pasti akan ada interaksi sosial, yang bermula dari
individu melakukan tindakan sosial terhadap orang lain. Tindakan sosial
merupakan perbuatan-perbuatan yang ditunjukkan atau dipengaruhi orang lain
untuk maksud atau tujuan tertentu. Oleh karena adanya sifat memengaruhi satu
sama lain, tindakan ini menyebabkan hubungan sosial. Jika hubungan sosial ini
berlangsung timbal balik maka akan menciptakan interaksi sosial.

B. INTERAKSI SOSIAL

1. Pengertian interaksi sosial

Maryati dan Suryawati (2003)

Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau


interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar
individu dan kelompok
Murdiyatmoko dan Handayani (2004)

Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan


suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan
tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial.

Young dan Raymond W. Mack

Interaksi Sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis dan


menyangkut hubungan-hubungan antar individu, baik antara individu
dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan kelompok.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah


interaksi sosial adalah suatu hubungan antar sesama manusia yang saling
mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar individu, antar
kelompok maupun atar individu dan kelompok.

2. Ciri-Ciri Interaksi Sosial

Proses interaksi sosial dalam masyarakat memiliki ciri sebagai berikut :

a. Adanya dua orang pelaku atau lebih

b. Adanya hubungan timbale balik antar pelaku

c. Diawali dengan adanya kontak sosial, baik secara langsung.

d. Mempunyai maksud dan tujuan yang jelas.

3. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Proses interaksi sosial dalam masyarakat terjadi apabila terpenuhi dua syarat
sebagai berikut:

a. Kontak sosial, yaitu hubungan sosial antara individu satu dengan


individu lain yang bersifat langsung, seperti dengan sentuhan,
percakapn, maupun tatap muka sebagai wujud aksi dan reaksi.
b. Komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari seseorang kepada
orang lain yang dilakukan secara langsung maupun dengan alat bantu
agar orang lain memberikan tanggapan atau tindakan tertentu.

4. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Interaksi sosial dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu asosiatif dan disosiatif.

a. Asosiatif

Interaksi sosial bersifat asosiatif akan mengarah pada bentuk


penyatuan. Interaksi sosial ini terdiri atas beberapa hal berikut.

Kerja sama (cooperation)

Kerjasama terbentuk karena masyarakat menyadari bahwa mereka


mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama sehingga sepakat
untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Berdasarkan
pelaksanaannya terdapat empat bentuk kerjasama, yaitu bargaining
(tawar-menawar), cooptation (kooptasi), koalisi dan joint-venture
(usaha patungan)

Akomodasi

Akomodasi merupakan suatu proses penyesuaian antara individu


dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan
kelompok guna mengurangi, mencegah, atau mengatasi ketegangan
dan kekacauan. Proses akomodasi dibedakan menjadi bebrapa
bentuk antara lain :

1) Coercion yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya


dilaksanakan karena adanya paksaan

Contohnya: perbudakan.
2) Kompromi yaitu, suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak
yang terlibat masing-masing mengurangi tuntutannya agar
dicapai suatu penyelesaian terhadap suatu konflik yang ada.

Contohnya: kompromi antara sejumlah partai politik untuk


berbagi kekuasaan sesuai dengan suara yang diperoleh
masing-masing.

3) Mediasi yaitu, cara menyelesaikan konflik dengan jalan


meminta bantuan pihak ketiga yang netral.

Contoh : Seorang ayah melerai anak-anaknya yg sedang


berkelahi.

4) Arbitration yaitu, cara mencapai compromise dengan cara


meminta bantuan pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah
pihak atau oleh badan yang berkedudukannya lebih dari
pihak-pihak yang bertikai.

Contoh : konflik antara buruh dan pengusaha dengan bantuan


suatu badan penyelesaian perburuan Depnaker sebagai pihak
ketiga.

5) Adjudication (peradilan)yaitu, suatu bentuk penyelesaian


konflik melalui pengadilan.

Contoh: pembelian tanah atau rumah,tetapi mempunyai


masalah. Maka harus diselesaikan di pengadilan.

6) Stalemate yaitu, Suatu keadaan dimana pihak-pihak yang


bertentangan memiliki kekuatan yang seimbang dan berhenti
melakukan pertentangan pada suatu titik karena kedua belah
pihak sudah tidak mungkin lagi maju atau mundur.

Contoh : Gencatan senjata antara kedua belah pihak yang


terjadi konflik.
7) Toleransi yaitu, suatu bentuk akomodasi tanpa adanya
persetujuan formal.

Contoh : Toleransi untuk saling menghormati antar satu ras


dengan ras yang lainnya.

8) Consiliation yaitu, usaha untuk mempertemukan keinginan-


keinginan pihak-pihak yang berselisih bagi tercapainya suatu
persetujuan bersama.

Contohnya: pertemuan beberapa partai politik di dalam


lembaga legislatif (DPR) untuk duduk bersama menyelesaikan
perbedaan-perbedaan sehingga dicapai kesepakatan
bersama.

Asimilasi

Proses asimilasi menunjuk pada proses yang ditandai adanya usaha


mengurangi perbedaan yang terdapat diantara beberapa orang atau
kelompok dalam masyarakat serta usaha menyamakan sikap, mental,
dan tindakan demi tercapainya tujuan bersama. Asimilasi timbul bila
ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang
berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama,
sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat
dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan
campuran.

Akulturasi

proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat


manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan
unsur - unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa
sehingga lambat laun unsur - unsur kebudayaan asing itu diterima
dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan
hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri.
b. Disosiatif

Interaksi sosial ini mengarah pada bentuk pemisahan dan terbagi dalam
tiga bentuk sebagai berikut:

Persaingan/kompetisi

Adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok


sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara
kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak
lawannya.

Kontravensi

Adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan


pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak
senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang - terangan
seperti perbuatan menghalangi, menghasut, memfitnah, berkhianat,
provokasi, dan intimidasi yang ditunjukan terhadap perorangan atau
kelompok atau terhadap unsur - unsur kebudayaan golongan
tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi
tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik.

Konflik

Adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat


tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang
sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau
jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka
yang bertikai tersebut.

5. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial

a. Sugesti yaitu, proses pemberian pandangan atau pengaruh kepada orang


lain dengan cara tertentu sehingga pendangan atau pengaruh tersebut
diikuti tanpa berfikir panjang.
Contoh : Seorang remaja putus sekolah akan dengan mudah ikut-ikutan
terlibat kenalan remaja. Tanpa memikirkan akibatnya kelak .

b. Imitasi yaitu, pembentukan nilai melalui dengan meniru cara- cara orang
lain.

Contoh: Seorang anak sering kali meniru kebiasan – kebiasan orang


tuanya .

c. Identifikasi yaitu, menirukan dirinya menjadi sama dengan orang yang


ditirunya .

Contoh: Seorang anak laki – laki yang begitu dekat dan akrab dengan
ayahnya suka mengidentifikasikan dirinya menjadi sama dengan ayah
nya .

d. Simpati yaitu, perasaan tertarik yang timbul dalam diri seseorang yang
membuatnya merasa seolah-olah berada dalam keadaan orang lain.

Contoh: mengucapkan ulang tahun pada hari ulang tahun merupakan


wujud simpati pada seseorang.

e. Empati yaitu, rasa haru ketika seseorang melihat orang lain mengalami
sesuatu yang menarik perhatian. Empati merupakan kelanjutan rasa
simpati yang berupa perbuatan nyata untuk mewujudkan rasa
simpatinya.

Contoh: apabila kita melihat seseorang yang kecelakaan kita berempati


untuk ikut membantu korban kecelakaan itu.

f. Motivasi yaitu, dorongan yang mendasari seseorang untuk melakukan


perbuatan berdasarkan pertimbangan rasionalistis. Motivasi dalam diri
seorang muncul disebabkan faktor atau pengaruh dari orang lain
sehingga individu melakukan kontak dengan orang lain.
Contoh : Pemberian tugas dari seorang guru kepada muridnya
merupakan salah satu bentuk motivasi supaya mereka mau belajar
dengan rajin dan penuh rasa tanggung jawab

C. PERUBAHAN SOSIAL

1. Definisi Perubahan Sosial

Selo Soemardjan mengatakan perubahan sosial merupakan segala perubahan


pada lembaga-lembaga kemasyarakatan, yang mempengaruhi sistem sosialnya,
termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola perilaku diantara
kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan


yang terjadi dalam struktur dalam struktur dan fungsi masyarakat.

Mac lver mengatakan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan dalam


hubungan sosial atau perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial.

Gillin mengatakan perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup
yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis,
kebudayaan materiil, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya
difusi atau penemuan baru dalam masyarakat.

Ruang lingkup perubahan-perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan


baik yang material maupun immaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besar
unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial.

2. Teori-teori Perubahan Sosial

Para ahli banyak yang berpendapat bahwa kecenderungan terjadinya


perubahan sosial merupakan gejala wajar yang timbul dari pergaulan
hidup manusia.

Ahli lain berpendapat bahwa perubahan sosial terjadi karena adanya


perubahan dalam unsur-unsur geografis, biologis, ekonomis, atau
kebudayaan. Pendapat-pendapat pada umumnya menyatakan bahwa
perubahan merupakan lingkaran kejadian-kejadian.

Pitirim A. Sorokin berpendapat bahwa segenap usaha untuk


mengemukakan adanya suatu kecenderungan yang tertentu dan tetap
dalam perubahan-perubahan sosial tidak akan berhasil baik.

Beberapa sosiolog berpendapat bahwa ada kondisi-kondisi sosial primer


yang menyebabkan terjadinya perubahan. Misalnya kondisi ekonomis,
teknologis, geografis, atau biologis menyebabkan terjadinya perubahan-
perubahan pada aspek-aspek kehidupan sosial lainnya. Sebaliknya ada
pula yang mengatakan bahwa semua kondisi tersebut sama pentingnya,
satu atau semua akan menelorkan perubahan-perubahan sosial.

Pada dewasa ini proses-proses pada perubahan sosial dapat diketahui dari
adanya ciri-ciri tertentu, yaitu sebagai berikut :

a. Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya karena setiap


masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara lambat atau
cepat.

b. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu, akan


diikuti dengan perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial
lainnya.

c. Perubahan-perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan


disorganisasi yang bersifat sementara karena berada didalam proses
penyesuaian diri.

d. Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau


bidang spiritual saja karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan
timbal balik yang sangat kuat.

3. Beberapa Bentuk Perubahan Sosial

a. Perubahan Lambat dan Perubahan Cepat


Perubahan yang memerlukan waktu lama dan disertai perubahan kecil yang
saling mengikuti dengan lambat dinamakan evolusi. Ada bermacam-macam
teori tentang evolusi, yaitu :

Unilinear theories of evolution

Berpendapat bahwa manusia dan masyarakat (termasuk


kebudayaan) mengalami perkembangan sesuai tahap-tahap tertentu,
bermula dari bentuk yang sederhana, kemudian bentuk kompleks,
sampai pada tahap sempurna.

Universal theory of evolution

Menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui


tahap-tahap tertentu yang tetap. Kebudayaan manusia telah
mengikuti suatu garis evolusi yang tertentu.

Multilinied theories of evolution

Menekankan pada penelitian-penelitian terhadap tahap-tahap


perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat.

Perubahan sosial yang berlangsung cepat dinamakan revolusi. Syarat-


syarat terjadi revolusi :

Harus ada keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan.

Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap


mampu memimpin masyarakat tersebut.

Adanya pemimpin yang dapat menampung keinginan masyarakat


lalu menjadikan program dan arah gerakan.

Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan pada


masyarakat.

b. Perubahan Kecil dan Perubahan Besar


Perubahan kecil merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada
unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung
terhadap masyarakat.

Perubahan besar merupakan perubahan-perubahan yang dapat membawa


pengaruh besar pada masyarakat.

c. Perubahan yang Dikehendaki dan Perubahan yang Tidak Dikehendaki

Perubahan yang dikehendaki merupakan perubahan yang direncanakan


terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan
didalam masyarakat. Perubahan sosial yang tidak dikehendaki merupakan
perubahan yangterjadi tanpa dikehendaki, berlangsung diluara jangkauan
pengawasan masyarakat dan dapat menimbulkan akibat-akibat sosial yang
yang tidak diharapkan masyarakat.

4. Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Sosial

a. Bertambah atau berkurangnya penduduk

Pertambahan penduduk menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur


masyarakat, terutama lembaga-lembaga kemasyarakatannya. Berkurangnya
penduduk mungkin disebabkan karena adanya migrasi. Perpindahan
penduduk menyebabkan kekosongan, misalnya dalam bidang pembagian
kerja dan stratifikasi sosial yang mempengaruhi lembaga-lembaga
masyarakat.

b. Penemuan-penemuan baru

Penemuan baru, jalannya unsur kebudayaan baru tersebar ke lain-lain


bagian masyarakat dan cara-cara kebudayaan baru tersebut diterima,
dipelajari, dan akhirnya dalam masyarakat yang bersangkutan.

c. Pertentangan masyarakat
Pertentangan masyarakat mungkin pula menjadi sebab terjadinya
perubahan sosial. Pertentangan bisa terjadi antara individu dengan
kelompok, bisa antara kelompok dengan kelompok.

d. Terjadinya pemberontakan atau revolusi

Pemberontakan atau revolusi dapat menyebabkan perubahan mendasar


pada segenap lembaga kemasyarakatan, mulai dari bentuk negara sampai
keluarga batih.

Perubahan sosial juga dapat disebabkan oleh faktor yang berasal dari luar
masyarakat itu sendiri, yaitu :

a. Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik yang ada disekitar
manusia

b. Peperangan

c. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain.

5. Faktor-faktor yang mendorong jalannya proses perubahan :

a. Kontak dengan kebudayaan lain

b. Sistem pendidikan yang maju

c. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginannya untuk maju

d. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan menyimpang

e. Sistem lapisan masyarakat yang terbuka

f. Penduduk yang heterogen

g. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu

h. Orientasi ke muka

i. Nilai meningkatkan taraf hidup

6. Faktor-faktor yang menghambat terjadinya perubahan :


a. Kurangnya hubungan dengan masyarakat-masyarakat lain

b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat

c. Sikap masyarakat yang tradisionalis

d. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat

e. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan

f. Prasangka terhadap hal-hal baru

g. Hambatan ideologis

h. Kebiasaan

i. Nilai pasrah

D. KAITANNYA DENGAN STUDI MASYARAKAT DI INDONESIA

Masyarakat merupakan bagian yang penting dalam suatu negara. Tanpa


masyarakat, tidak akan terbentuk suatu negara, karena masyarakat merupakan
komponen penting dalam negara.

Seperti halnya di Indonesia, masyarakat di Indonesia terdiri dari beragam suku,


bahasa, maupun agama. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk yang
saling berinteraksi untuk dapat menjalin hubungan yang baik termasuk dalam
pemenuhan kebutuhan. Seperti yang dikatakan banyak ahli mengenai pengertian
masyarakat, masyarakat di Indonesia memiliki adat istiadat, norma maupun peraturan
yang perlu dipatuhi agar tercapai keteraturan dalam masyarakat. Sesuai hakikatnya,
seorang individu adalah makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri dan
memerlukan orang lain, begitu pula masyarakat di Indonesia memiliki sifat
ketergantungan dan saling membutuhkan sehingga terjalin kerjasama untuk dapat
memenuhi kebutuhan.

Pada masyarakat yang majemuk, seperi di Indonesia memiliki banyak kebudayaan


dengan standar perilaku yang berbeda dan kadangkala bertentangan. Perkembangan
kepribadian individu pada masyarakat ini sering dihadapkan pada model-model
perilaku yang suatu saat disetujui oleh beberapa kelompok namun dicela kelompok
lainnya.

Masyarakat Indonesia sebagai salah satu negara berkembang mempunyai ciri ,


adanya perubahan yang sangat pesat dalam berbagai aspek kehidupan, baik
perubahan sistem ekonomi, politik, sosial dan sebagainya. Dalam kenyataannya, tidak
ada perubahan sosial yang tidak menimbulkan akibat terhadap kebudayaan setempat.
Kebudayaan dianggap sebagai sumber perilaku individu pada sekelompok
masyarakat, karena setiap anak lahir dalam suatu lingkungan alam tertentu dan dalam
satu lingkungan kebudayaan tertentu yang keduanya merupakan lingkungan yang
berkaitan dalam menentukan proses perkembangannya. Dalam kenyataannya,
kebudayaan cenderung mengulang-ulang perilaku tertentu melalui pola asuh dan
proses belajar yang kemudian memunculkan adanya kepribadian atau perilaku yang
merupakan ciri khas dan masyarakat tertentu yang mencerminkan kepribadian
masyarakat dalam lingkungan tersebut sebagaimana terjadi di Indonesia

Kemajemukan masyarakat Indonesia yang terdiri atas berbagai suku bangsa


memicu munculnya masalah - masalah kesuku bangsaan yang memiliki potensi
pemecah belah dan penghancuran sesama bangsa Indonesia. Konflik-konflik yang
sering terjadi adalah konflik antar etnik dan antar agama. Ini merupakan konflik yang
sering terjadi akibat kemajemukan masyarakat Indonesia yang mungkin masih belum
bisa diterima oleh sebagian masyarakat di Indonesia.

Keanekaragaman Indonesia tidak hanya dilihat dari kemajemukan masyarakatnya


saja. Indonesia adalah negara kaya baik hasil bumi maupun adat dan budaya nya.
Bahkan terdapat semangat perubahan sosial yang mencakup semua aspek yang ada
di Indonesia, yang lebih difokuskan pada keinginan untuk melakukan perubahan
sosial yang berdampak positif dan menghasilkan kemajuan dalam setiap aspek.
Meskipun begitu, banyak sekali kendala dalam melakukan perubahan baik dalam
bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan lain sebagainya. Perwujudan konkrit dari
perubahan itu adalah berupa upaya pembangunan yang terencana, termasuk di
dalamnya sumber daya manusia. Tetapi tidak jarang, perubahan yang akan terjadi itu
justru menimbulkan konflik yang panjang.
Seperti yang terjadi ketika masa penjajahan, masyarakat Indonesia memaksa
Soekarno untuk menjadi presiden dan Bung Hatta sebagai wakil presiden. Masyrakat
Indonesia memilih atas dasar kepercayaan dan keinginan untuk terbebas dari
penjajahan dengan cara mengangkat seorang presiden dan wakil presiden untuk
memproklamirkan kemerdekaan. Disinilah terjadi revolusi yang besar yang mampu
mengubah seluruh masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia menjadi merasa lebih
tenang karen terlepas dari jajahan Jepang maupun Belanda. Ini menjadi perubahan
yang sangat cepat yang memberikan dampak yang cukup kuat bagi masyarakat di
Indonesia. Ini merupakan perubahan besar dan dikehendaki karena membawa
pengaruh dalam perubahan alam aspek ekonomi, sosial, budaya, maupun politik.

Seiring berkembangnya zaman, bangsa Indonesia semakin modern dan mulai


menggunakan teknologi yang dipercaya dapat mempermudah pekerjaan manusia.
Namun tidak semua lapisan masyarakat mau menerima perubahan ini. Ada beberapa
kelompok masyarakat yang menolak perubahan secara terang – terangan. Seperti di
beberapa suku terpencil di Indonesia, jangankan menggunakan teknologi yang baru,
mereka pun tidak mau menggunakan sabun mandi yang jelas – jelas sangat
bermanfaat bagi kesehatan mereka sendiri, dengan alasan agar nenek moyang tidak
marah karena keturunannya menggunakan benda – benda asing. Padahal jika dipikir
secara logika, perilaku mereka ini justru merupakan upaya pemeliharaan lingkungan
dari bahan – bahan kimia. Kelompok – kelompok yang cenderung tertutup dan lebih
memilih untuk menjunjung tinggi budayanya inilah yang akan mengalami proses yang
sangat lambat dalam menerima perubahan yang terjadi di Indonesia.

Namun lebih banyak masyarakat Indonesia memilih untuk melakukan perubahan


sosial dengan keinginan agar lebih maju, meskipun hal itu dilakukan dengan
mempelajari atau bahkan menyerap kebudayaan lain.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Masyarakat adalah manusia yang hidup bersama di suatu wilayah
tertentu dalam waktu yang cukup lama yang saling berhubungan dan
berinteraksi dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan
yang sama. Sedangkan interaksi sosial adalah interaksi sosial adalah suatu
hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain
baik itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar individu
dan kelompok.

Dan perubahan sosial adalah interaksi sosial adalah suatu hubungan


antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu
dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan
kelompok.

http://sosbud.kompasiana.com/2011/10/22/makalah-masyarakat-interaksi-dan-perubahan-sosial-
405714.html

Anda mungkin juga menyukai