Angkutan Massal Sebagai Alternatif Menga PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

ek

SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

ANGKUTAN MASSAL SEBAGAI ALTERNATIF MENGATASI PERSOALAN


KEMACETAN LALU LINTAS KOTA SURABAYA
Anas Tahir *

Abstract
Usage of the private car which high enough in Surabaya city represent one of the the especial
cause of traffic congestion. Amount of the private car operating is 60,48% personal car, and
22,35% motorbike and also public passenger car equal to 2,64%. The comparison ratio between
usage of public transport (public passenger car / big bus) and private car is equal to 1 : 27
Target of which wish to be reached in this article is to know role and also election of correctly
mass transportation type in order to effort to depress traffic congestion in Surabaya city.
Dominant type of public transport operate in Surabaya is commonly use public passenger car (
MPU) namely mikrolet and of a kind with seat capacities 10 - 11 people is 2,64% and big bus
public transport is equal to 0,36%.
Some mass transportation alternative which can be used to lessen usage of private car in effort to
depress traffic congestion example the usage of operating Train Komuter (for a while operate),
making of special band bus ( busway), monorail
Keywords: Mass transportation, traffic congestion

Abstrak
Penggunaan angkutan pribadi yang cukup tinggi di kota Surabaya merupakan salah satu
penyebab kemacetan utama lalu lintas. Jumlah angkutan pribadi yang beroperasi adalah
60,48% mobil pribadi, dan 22,35% sepeda motor serta mobil penumpang umum (MPU) sebesar
2,64%. Rasio perbandingan antara pemakaian angkutan umum (mobil angkutan penumpang
umum/MPU dan bus besar) dan mobil angkutan pribadi adalah 1 : 27.
Tujuan yang ingin dicapai dalam tulisan ini adalah untuk mengetahui peranan serta pemilihan
jenis angkutan massal yang tepat dalam rangka usaha untuk menekan tingkat kemacetan lalu
lintas di kota Surabaya.
Jenis angkutan umum yang dominan beroperasi di Surabaya adalah Mobil Penumpang Umum
(MPU) yaitu mikrolet dan sejenisnya dengan kapasitas tempat duduk 10 –11 orang sebanyak
2,64% kemudian disusul oleh angkutan umum bus besar sebesar 0,36%.
Beberapa alternatif angkutan massal yang bisa digunakan untuk mengurangi penggunaan
angkutan pribadi di dalam usaha menekan tingkat kemacetan lalu lintas antara lain
penggunaan pengoperasian Kereta Api Komuter (sementara beroperasi), pembuatan Jalur Bus
Khusus (Busway), Monorail.
Kata kunci: Angkutan massal, kemacetan lalu lintas

1. Pendahuluan kebijakan sistem transportasi perkotaan


Di kota-kota besar seperti Kota tersebut lebih cenderung memihak
Jakarta dan Surabaya, persoalan kepada salah satu pihak tertentu.
transportasi merupakan suatu persoalan Pemihakan tersebut mengarah kepada
yang cukup memprihatinkan khususnya kepemihakan pada pangguna
dalam memecahkan masalah angkutan angkutan pribadi (private car) dengan
umum hubungannyadengan mengabaikan kepentingan masyarakat
kemacetan lalu lintas. Persoalan yang sebagian besar sebagai
tersebut lebih dipersulit lagi dengan pengguna angkutan umum (user of
adanya persepsi bahwa pengambilan public transport).

* Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
Jurnal SMARTek, Vol. 3, No. 3, Agustus 2005: 169 - 182

Di bandingkan dengan kota-kota 2. Tinjauan Pustaka


besar di negara maju, menjadi suatu 2.1 Moda angkutan
ironi bahwa sistem pelayanan angkutan Angkutan pada dasarnya adalah
umum di negara kita sangat tertinggal sarana untuk memindahkan orang atau
dan cukup memprihatinkan. Di negara barang dari suatu tempat ke tempat
maju masyaraktnya cenderung lainnya. Tujuannya adalah untuk
menggunakan angkutan umum (public membantu orang atau kelompok orang
transport) dibandingkan dengan dalam menjangkau tempat yang
menggunakan kendaraan pribadi. Akan dikehendaki atau mengirirm barang dari
tetapi di kota-kota besar seperti tempat asal ke tempat tujuan.
Surabaya, pada umumnya masyarakat Vuchic (1981) membagi moda
lebih memilih untuk menggunakan angkutan menurut tipe dan
kendaraan pribadi dibandingkan penggunaannya sebagai berikut :
kendaraan umum dengan berbagai a. Moda angkutan pribadi (private
komentar dan alasan seperti tidak transport)
nyaman, waktu tempuh perjalanan b. Moda angkutan umum (public
lebih lama, kapasitas angkutan umum transport)
tidak dioperasikan sebagaimana c. Moda angkutan yang disewa (for-hir)
mestinya sehingga keamanan tidak bisa Menurut LPM ITB (1997) moda
diperoleh dan masih banyak lagi alasan angkutan dapat dikelompokkan atas 2
lain. macam menurut penggunaan dan cara
Peralihan dari angkutan umum pengoperasiannya yaitu :
ke angkutan pribadi bukan menjadi a. Angkutan pribadi (private transport) :
suatu solusi dalam penyelasaian sistem angkutan yang dimiliki dan
transportasi dan bahkan dapat dioperasikan oleh dan untuk
mengakibatkan sistem transportasi kepentingan pribadi pemilik dengan
tersebut akan lebih buruk. Jumlah menggunakan prasarana pribadi
pengguna angkutan pribadi yang maupun prasaran umum.
cenderung terus mengalami peningkat b. Angkutan umum (public transport) :
dari tahun ke tahun yang tidak yaitu angkutan yang dimiliki oleh
didukung oleh pembangunan operator yang bisa digunakan untuk
infrastruktur yang memadai dapat kepentingan umum dengan
mengakibatkan timbulnya prasyarat tertentu.
permasalahan baru yaitu kemacetan Sistem angkutan umum tersebut
lalu lintas. Bila kemacetan lalu lintas ini dapat dikategorikan manjadi sistem
tidak mendapat perhatian lebih serius angkutan penumpang dan sistem
bebrbagai dampak yang dapat angkutan barang. Akan tetapi
ditimbulkan seperti waktu perjalanan pembahasan dalam tulisan ini lebih
meningkat dan biaya operesai ditekankan pada sistem angkutan
kendaraan meningkat. penumpang.
Dengan berbagai alasan yang
2.2 Sistem angkutan umum
telah diuraikan sebelumnya, maka
Sistem angkutan umum
sangat menarik untuk mengetahui
dipandang sebagai sistem
kondisi pelayanan angkutan umum
pemakaiannya dapat dikelompokkan
dalam memecahkan persoalan
menjadi :
kemacetan lalu lintas di kota Surabaya.
a. Sistem Sewa (Demand Responsive
Tujuan penulisan yang dicapai
System),
adalah memberikan beberapa
b. Sistem Penggunaan Bersama (Transit
alternatif dalam memecahkan
System),
persoalan kemacetan lalu lintas di Kota
2.2.1 Sistem sewa (Demand Responsive
Surabaya serta memberikan usulan
System
kepada pemerintah kota Surabaya
Sistem sewa (demand responsive
mengenai bentuk pengoperaian sistem
system), yaitu kendaraan bisa
angkutan massal yang tepat.
dioperasikan baik oleh operator

170
Angkutan Massal Sebagai Alternatif Mengatasi Persoalan Kemacetan Lalu-lintas di Kota Surabaya
(Anas Tahir)

maupun oleh penyewa, dalam hal ini tata guna lahan pada wilayah tersebut.
tidak ada rute dan jadwal tertentu yang Pergerakan demand yang tinggi terjadi
harus diikuti oleh pemakai. pada wilayah dengan kepadatan
Penggunaannya juga tergantung pada penduduk yang tinggi, wilayah dengan
adanya permintaan. Contoh dari sistem jumlah pekerja/tenaga kerja yang tinggi
ini adalah jenis angkutan taksi. seperti pada lokasi daerah industri,
2.2.2 Sistem penggunaan (transit system) perkantoran dengan tingkat
Sistem penggunaan bersama kepemilikan kendaraan pribadi yang
(transit system), yaitu kendaraan lebih rendah.
dioperasikan dengan rute dan jadwal 2.4 Sistem manajemen lintasan rute
yang biasanya tetap dan pasti. Sistem Salah satu permasalahan yang
penggunaan bersama tersebut dapat dijumpai di kota-kota besar di Indonesia
dibagi menjadi dua bagian yaitu adalah pertumbuhan jumlah kendaraan
paratransit dan transit. yang terus meningkat dari tahun ke
Paratransit adalah kendaraan tahun yaitu rata-rata di atas 3%. Di sisi
yang dioperasikan dengan tidak ada lain pembangunan infrastruktur atau
jadwal dan rute yang pasti dan dapat pertambahan jumlah dan lebar jalan
berhenti (menaikan dan menurunkan sangat kecil kurang lebih di bawah 1%
penumpang) di sepanjang rutenya. pertahunnya. Ketidak seimbangan
Kebanyakan moda paratrasnsit tidak antara jumlah lalu lintas dan prasarana
mempunyai jadwal dan rute yang tetap jalan akan menimbulkan titik-titik
seperti taksi, angkutan kota. Transit kemacetan di kota-kota.
adalah sistem angkutan umum dengan Di pandang dari sudut sistem
jadwal dan rute yang tetap yang angkutan umum kondisi tersebut akan
diperuntukkan bagi semua orang yang menyulitkan terutama angkutan umum
telah membayar tarif seperti bus kota, bus. Bus tersebut dalam melakukan
kereta api. pergerakan akan menggunakan
prasarana jalan sebagai lintasan
2.3 Penumpang angkutan umum
rutenya. Akibat langsung dari
Penumpang angkutan umum
banyaknya titik-titik kemacetan adalah
adalah orang yang didalam melakukan
tingkat pelayanan bus akan berkurang
pergerakannya mempergunakan moda
(menurun), seperti rendahnya
angkutan umum dengan membayar
kecepatan perjalanan, tidak
biaya (tarif) tertentu. Ditinjau dari sudut
terpenuhinya jadwal perjalanan dan
kebebasan memilih moda, penumpang
kenyamanan penumpang tidak
diklasifikasikan menjadi dua golongan
terjamin.
yaitu penumpang captive dan
Kondisi-kondisi tersebut dapat
penumpang choice.
menjadi alasan bagi pengguna
Golongan penumpang captive
angkutan umum untuk beralih dari
adalah orang-orang yang tidak
angkutan umum ke angkutan pribadi.
mempunyai pilihan lain selain dari
Hal ini justru akan memperburuk kondisi
angkutan umum yang dapat
pelayanan angkutan umum yang ada,
disebabkan oleh karena keterbatasan
karena volume lalu lintas akan semakin
fisik, hukum dan ekonomi seperti orang
tinggi sebagai akibat penggunaan
yang tidak memiliki SIM atau cacat fisik.
kendaraan pribadi lebih banyak.
Golongan penumpang chioce
Akibatnya jumlah titik-titik kemacetan
yaitu orang-orang yang mempunyai
juga akan bertambah. Kondisi ini
kesempatan untuk mengendarai
menjadi suatu lingkaran setan yang
kendaraan pribadi tetapi memilih
tidak pernah berhenti. Yang jelas makin
mempergunakan angkutan umum untuk
lama kondisinya akan makin parah.
keperluan sehari-hari.
Sebagai contoh saat ini adalah kota
Demand penumpang angkutan
Jakarta. Masalah di atas diilustrasikan
umum pada umumnya dipengaruhi
pada gambar 1.
oleh karakteristik kependudukan dan

171
Jurnal SMARTek, Vol. 3, No. 3, Agustus 2005: 169 - 182

Jumlah kendaraan Kemacetan


yang tinggi Lalu lintas

Calan penumpang Tingkat pelayanan


berpindah ke angkutan umum yang
kendaraan pribadi rendah

Gambar 1. Pelayanan Angkutan Umum vs Kemacetan Lalu Lintas

Dalam usaha untuk khusus bus tersebut tidak hanya bus saja
mengantisipasi masalah di atas telah yang dapat menggunakan lajur ini,
banyak teknik ataupun metode tetapi juga dapat digunakan oleh taksi
manajemen lalu lintas yang ataupun angkutan umum lainnya.
dikembangkan. Salah satu metode Pada umumnya with–flow bus
yang digunakan adalah metode ‘bus lanes dilakukan di jalan-jalan utama di
priority’ yaitu mengurangi konflik-konflik pusat kota ataupun jalan-jalan radial
kendaraan di sepanjang lintasan rute utama yang menuju kota, terutama
baik di ruas maupun di persimpangan. pada ruas-ruas di mana tingkat
Berikut ini ada beberapa metode kemacetannya cukup tinggi ataupun
(teknik) ‘bus prioritas’ : ruas yang dikenal dengan istilah bottle
1. Prioritas pada ruas meliputi : neck.
 With-flow bus lanes Beberapa keuntungan yang
 Contra-flow bus lanes dapat diperoleh dengan diterapkannya
 Reserved bus lanes pada jalan sistem with–flow bus lanes adalah
bebas hambatan  Bus dapat menuju dengan lancer
 Bus-only street  Tingkat pelayanan bus bertambah,
 Busway yaitu berkurangnya waktu tempuh,
2. Prioritas pada persimpangan, meliputi tingkat reliability bertambah serta
 Prioritas pasif jadwal yang pasti.
 Prioritas aktif  Hambatan dari lalu lintas lain
 Gating menjadi berkurang
2.4.1 With -flow Bus Lanes  Prioritas dapat diterapkan pada jam
Yang dimaksud dengan with–flow sibuk saja sehingga pada jam non
bus lanes adalah lajur lalu lintas yang sibuk masih dapat dimungkinkan lalu
khusus diperuntukkan bagi bus di mana lintas bercampur dengan normal.
pengoperasiannya searah dengan  Citra angkutan umum akan baik
pergerakan lalu lintas lainnya. With–flow sehingga akan mendorong
bus lanes merupakan bentuk ‘bus masyarakat untuk menggunakan
priority’ yang paling umum diantara angkutan umum.
bentuk-bentuk lainnya. Di lain pihak, beberapa kerugian
Penempatan lajur khusus bus dari penempatan lajur khusus bus (with –
dilakukan pada lajur lalu lintas yang flow bus lanes) antara lain :
paling pinggir atau yang bersentuhan  Dibutuhkan pengaturan
dengan kerb. Hal ini bermaksud agar (enforcement) yang terus menerus
penumpang dapat dengan mudah karena letaknya bersinggungan
turun dan naik dari bus. Karena letaknya dengan kerb (trotoar) dan bila
bersentuhan dengan kerb, maka lajur kondisinya lengang bias

172
Angkutan Massal Sebagai Alternatif Mengatasi Persoalan Kemacetan Lalu-lintas di Kota Surabaya
(Anas Tahir)

merangsang kendaraan pribadi  Kendaraan Contra–flow bus lanes


untuk menggunakannya. lebih efektif, karena biasanya tidak
 Akses ke bangunan di pinggir kota ada kendaraan lain yang berani
akan lebih sulit, terutama bagi menggunakan lajur khusus bus
kendaraan komersial non-bus yang kecuali bus.
harus berurusan dengan took  Jarak tempuh bus dapat
ataupun kantor yang terletak dipertahankan tetap lebih singkat.
dipinggir jalan bersangkutan. Namun selain keuntungan yang
 Terkadang lajur khusus bus ini ditimbulkan oleh Contra–flow bus lanes
menyebabkan timbulnya juga beberapa kerugian seperti with –
kemacetan bagi kendaraan non flow bus lanes ditambah kerugian
bus pada lajur disampingnnya. seperti :
 Pejalan kaki biasanya tidak sadar
2.4.2 Contra-flow Bus Lanes bahwa ada kendaraan bus yang
Contra–flow bus lanes adalah berjalan berlawanan arah dengan
lajur khusus yang dicanangkan bagi bus lalu lintas pada umumnya sehingga
untuk melintas aecara berlawanan arah membahayakan pejalan kaki.
terhadap lalu lintas umum lainnya. Pada  Diperlukan modifikasi layout dari
umumnya Contra–flow bus lanes persimpangan sehingga akan
ditempatkan pada jalan-jalan satu arah membutuhkan pembiayaan yang
dengan menggunakan pemusah khusus tidak sedikit.
kerb. Namun pada beberapa tempat  Diimplementasikannya Contra–flow
terkadang pemisah lajur ini hanya bus lanes menimbulkan beberapa
menggunakan garis putih putus-putus titik traffic complict baru yang
sebagai pemisah. Sama halnya dengan sebenarnya dimaksudkan untuk
Contra–flow bus lanes lajur khusus bus ini dihilangkan dengan adanya jalan
juga diperuntukkan bagi kendaraan- satu arah.
kendaraan non-bus yang mempunyai  Bagi penumpang, turun dan naik bus
tingkat okupansi yang tinggi seperti menjadi lebih sulit.
taksi, angkut ataupun kendaraan
2.4.3 Bus – Only – Street
emergensi.
Bus–Only–Street adalah
Secara umum tujuan
pengaturan atau peruntukan ruas jalan
penempatan contra–flow bus lanes
khusus bagi pejalan kaki, angkutan
adalah
umum, sepeda, taksi dan kendaraan
 Untuk mempertahankan lintasan rute
emergensi. Kendaraan jenis lain sama
bus, meskipun pada ruas jalan
sekali tidak diperkenankan untuk
ditetapkan sistem lalu lintas baru.
menggunakan ruas jalan dimaksud.
 Untuk mempertahankan tingkat
Penempatan ‘bus–only–street’
pelayanan angkutan umum agar
pada dasarnya dimaksudkan sebagai
tetap memadai, meskipun harus
kompromi antara keinginan agar bus
melewati daerah-daerah yang padat
dapat melintasi daerah di mana
lalu lintasnya.
penumpang dapat lebih dekat dengan
Pada umumnya keuntungan dari
tujuan perjalanan dan aspek safety
diimplementasikannya Contra – flow bus
lebih terjamin dan di alin pihak tetap
lanes adalah sama dengan with–flow
dimungkinkan pergerakan.
bus lanes ditambah beberapa
Ditinjau dari tujuannya,
keuntungan lain berikut
penempatan ‘ bus–only–street’ adalah
 Adanya jalan satu arah tidak
usaha untuk mencapai hal-hal berikut :
menyebabkan lintasan rute bus
 Untuk menolong masyarakat
memisah pada ruas jalan yang lain,
pengguna bus agar lebih mudah
tetapi tetap pada ruas jalan yang
mencapai akses ke lokasi–lokasi
sama, sehingga penumpukan tidak
utama dengan bus tanpa harus
dirugikan.
berjalan kaki.

173
Jurnal SMARTek, Vol. 3, No. 3, Agustus 2005: 169 - 182

 Untuk meningkatkan ‘bus reliability’ Pemisah fase khusus bus (phase


dan mengurangi tundaan yang splitting)
dirasakan oleh penumpang.  Bus sluice.
 Meningkatkan mobilitas pejalan kaki Pengaturan cycle time
pada daerah – daerah pertokoan. dimaksudkan untuk memberikan
 Memperbaiki kondisi lingkungan dari prioritas khusus pada bus dengan
ruas–ruas jalan yang ada pada memperpendek cycle time, khususnya
daerah–daerah pertokoan sehingga jika pada persimpangan yang dimaksud
pejalan kaki merasa lebih nyaman telah ada bus lanes.
untuk melakukan mobilitasnya. Pada metode pemisahan fase
khusus untuk bus mempunyai tujuan
2.4.4 Busway (Jalur Bus Khusus ) untuk mengurangi tundaan (delay)
Yang dimaksud dengan busway yang dialami oleh bus. Metode ini
adalah sekumpulan ruas jalan yang biasanya diterapkan pada
menerus di mana bus diberikan persimpangan di mana lalu lintas bus
penanganan khusus untuk bergerak ada di salah satu ruas jalan, sedang ruas
dengan cara memisahkan dengan jalan lainnya tidak dijumpai bus.
kendaraan lainnya. Dengan demikian Bus sluice adalah salah satu metode
busway dapat berupa sekumpulan lajur yang dilakukan untuk memberikan
khusus bus yang menerus pada prioritas pada bus secara pasif tanpa
sekumpulan ruas jalan atau juga dapat melihat kondisi bus–flows dari waktu dari
berupa jalur khusus bus yang terpisah waktu. Metode ini dimaksudkan untuk
dengan lalu lintas lainnya dengan memberikan kemudahan pada bus
pemisah pihak. yang mendekati persimpangan
sehingga dapat melintasi persimpangan
2.5 Prioritas Bus di Persimpangan
tanpa harus bersaing dengan lalu lintas
Selain dari ‘bus priority’ di ruas
non– bus.
jalan juga bias dilakukan ‘bus priority‘
dipersimpangan untuk memperlancar 2.5.2 Prioritas aktif
pergerakan bus pada saat melewati Pengaturan traffic signal dengan
persimpangan meliputi : priritas aktif maksudnya adalah
1. Prioritas Pasif pengaturan cycle time yang didasarkan
2. Prioritas aktif pada kondisi bus–flows dari waktu ke
3. Gating waktu. Informasi bus–flows ini diperoleh
dengan menempatkan suatu detector
2.5.1 Prioritas pasif di suatu tempat untuk dapat
Yang dimaksud dengan prioritas mengindikasikan keberadaan bus pada
pasif adalah pengaturan traffic signal saat mendekati persimpangan. Dengan
yang telah ditentukan sebelumnya demikian traffic signal berubah dari
dalam usaha memberi prioritas pada waktu ke waktu dengan maksud
bus di persimpangan. Prioritas bus memberikan prioritas pada bus pada
dilakukan untuk suatu periode waktu saat mendekati persimpangan untuk
tertentu tanpa memperhatikan kondisi dapat melintasinya secara langsung,
volume bus dari waktu ke waktu. sehingga delay yang dialami oleh bus
Pengaturan traffic signal ini didasarkan dapat berkurang secara signifikan. Tentu
kondisi lalu lintas yang melewati saja dalam hal ini prioritas tang
persimpangan, di mana perhatian diberikan pada bus akan menyebabkan
khusus diberikan pada volume bus. Jadi kerugian pada lalu lintas lainnya.
prioritas yang diberikan pada lalu lintas Secara teknis, dijumpai cukup
adalah dalam bentuk pasif. banyak metode yang menerapkan
Ada 3 (tiga) metode yang dikenal prinsip tetapi yang paling umum dikenal
pada prioritas pasif, yaitu : ada 2 metode yaitu :
 Pengaturan cycle time ( adjustment  Penempatan fase khusus bus
of cycle time)  Pengaturan setting traffic signal
secara dinamis responsive.

174
Angkutan Massal Sebagai Alternatif Mengatasi Persoalan Kemacetan Lalu-lintas di Kota Surabaya
(Anas Tahir)

2.5.3 Gating saat ini dirasakan sudah terlalu banyak.


Gating merupakan teknik untuk Dari data yang dihimpun oleh Ramelan,
mengontrol lalu lintas dari satu atau dua Kasie Angkutan Orang Dinas
arah yang berbeda yang melintasi suatu Perhubungan Kota Surabaya
persimpangan. Teknik ini terutama mengemukakan bahwa jumlah mikrolet
diterapkan pada suatu persimpangan di di Surabaya sebanyak 5.173 buah
mana blok berikutnya dijumpai dengan kapasitas 62.076 tempat duduk,
persimpangan berkapasitas rendah yang terbagi 59 trayek utama. Taksi
dengan jarak yang relative dekat yang beroperasi sebanyak 5.835 unit
dengan persimpangan yang dimaksud. dan hanya 4.170 efektif beroperasi.
Pada teknik gating, bus lanes Angkutan umum lain yang
ditempatkan pada lokasi persimpangan beroperasi adalah angguna (angkutan
pertama, selajutnya traffic signal diatur serba guna) yang jumlahnya 1.178 unit,
sedemikian sehingga waktu hijau tetapi yang efektif beroperasi adalah
diperpendek dibandingkan dengan 785 yang sisanya dinyatakan dalam
pada pengaturan normal. Dengan kondisi rusak. Sementara Bus kota yang
demikian jumlah lalu lintas yang beroperasi dalam catatan Dishub Kota
melintasi persimpangan dibatasi Surabaya sebanyak 445 unit.
jumlahnya, sehingga antrian yang timbul Permasalahan pokok dalam
pada persimpangan kedua tidak terlalu sistem transportasi yang sedang dialami
panjang dan tidak sampai mendekati Surabaya saat ini adalah bagaimana
persimpangan pertama. Selain itu, bus mengatasi masalah kemacetan lalu
yang berada di persimpangan pertama lintas. Hampir setiap hari pemandangan
mendapat prioritas untuk dapat kemacetan lalu lintas dapat disaksikan
melintasi persimpangan pertama dan pada jalan-jalan utama seperti Jalan
membentuk antrian yang rapih di A.Yani, Jalan Raya Wonokromo dan
persimpangan kedua. Dengan demikian Jalan Kerta Jaya serta jalan-jalan
delay yang dialami oleh bus dapat lainnya pada kawasan pusat
dikurangi. perdagangan lainnya (CBD).
Beberapa persoalan yang
3. Metode Penelitian dianggap mempunyai kontribusi
3.1 Lokasi dan obyek penelitian meningkatnya potensi kemacetan lalu
Tulisan ini merupakan tulisan yang lintas di kota Surabaya adalah sebagai
bersifat kajian literatur dengan berikut :
mengambil permasalahan kemacetan  Jumlah Penduduk kota Surabaya
lalu-lintas di Kota Surabaya, Jawa Timur. tahun 2000 = 2.836.136 jiwa
3.2 Pengumpulan data sekunder (Surabaya dalam Angka). Jumlah
Data-data yang dibutuhkan penduduk yang cukup banyak
dalam penulisan ini didapatkan dari tersebut sudah selayaknya
instansi terkait yang meliputi: memerlukan suatu sistem angkutan
1. Kondisi lalu-lintas secara umum pada massal.
ruas-ruas tertentu meliputi, data  Perkembangan fisik kota dari arah
volume lalu-lintas, kapasitas ruas utara ke arah selatan terus
jalan, panjang ruas jalan. berkembang.
2. Proporsi penggunaan moda  Tata guna lahan berkembang
angkutan dengan intensitas tinggi ke arah
3. Proporsi moda angkutan pribadi di Selatan (menuju CBD, pusat kota,
Kota Surabaya. kawasan industri)
 Moda angkutan yang beroperasi
4. Hasil dan Pembahasan saat ini yang melayani kota
4.1 Kondisi angkutan umum dan lalu- Surabaya adalah bus kota dangan
lintas di Kota Surabaya Trayek Bungor Asih dan beberapa
Jumlah angkutan umum yang wilayah di Kota Surabaya. Sedang
melayani trayek dalam Kota Surabaya dalam kota sendiri beroperasi adalah

175
Jurnal SMARTek, Vol. 3, No. 3, Agustus 2005: 169 - 182

mobil penumpang umum (MPU) dan


Proporsi Penggunaan Moda Angkutan Umum Kota Surabaya
taksi, angguna.
 Perjalanan orang saat ini pada lintas Mobil
Bus Sedang Bus Kecil 0.00%
Selatan-Utara adalah rata-rata 0.0%
Penumpang Bus Besar
22.000/hari. Proporsi penggunaan Umum (MPU) 2.24%
moda angkutan umum dan pribadi 15.38 %
Taksi Non Argo
di Kota Surabaya dapat dilihat pada 0.00%
tabel 1: (Data WTN 2002/2003)
Di kota Surabaya, jenis moda Taksi Argo 7.00

angkutan umum yang beroperasi terdiri %

dari berbagai macam dan jenis seperti Becak 75.38 %


Becak
yang diperlihatkan pada tabel 1. Bermotor 0.00
%

Tabel 1. Proporsi Moda Angkutan Umum


di Kota Surabaya Gambar 2. Diagram Proporsi Moda
Jenis Moda Persentase Angkuta Umum Kota
No Surabaya
Angkutan Umum (%) (sumber : Data WTN 2002/2003)
Mobil
Penumpang
1 15.38 Proporsi Angkutan (Kendaraan Pribadi) Kota Surabaya
Umum
(MPU)/Mikrolet
Sepeda
2 Bus Kecil 0.00 Motor, 26.95%
3 Bus Sedang 0.00
4 Bus Besar 2.24
5 Taksi Non Argo 0.00
Mobil
6 Taksi Argo 7.00 Penumpang
Umum (MPU),
7 Becak Bermotor 0.00
73.05%
8 Becak 75.38
Gambar 3. Diagram Proporsi Moda
Jumlah 100.00 Angkuta Pribadi Kota
Sumber: Data WTN 2002/2003 Surabaya
( sumber : Data WTN 2002/2003)
Untuk mengetahui proporsi
penggunaan moda angkutan pribadi Proporsi Penggunaan Moda Gabungan
yang terjadi di Surabaya dapat dilihat
Becak Bermotor
pada tabel 2. Becak , 12.95% 0%
Mobil
Taksi Argo, 1.20%
Penumpang
Tabel 2. Proporsi Moda Angkutan Umum (MPU),
Taksi non Argo,
Pribadi 2.64%
0,00%
Jenis Moda Bus Sedang, 0%
Persentase
No Angkutan Bus Besar, 0.38%
Umum (%)
Mobil Mobil
Bus Kecil, 0%
1 Penumpang 73.05 Penumpang
Umum (MPU) Sepeda Motor,
Umum (Pribadi),
60,48%
22,35%
2 Sepeda Motor 26.95
Jumlah 100.00 Gambar 4. Diagram Proporsi Moda
Sumber : Data WTN 2002/2003 Gabungan Angkutan
( sumber : Data WTN 2002/2003)

176
Angkutan Massal Sebagai Alternatif Mengatasi Persoalan Kemacetan Lalu-lintas di Kota Surabaya
(Anas Tahir)

Tabel 3. Proporsi Penggunaan 4.2 Pembahasan


Kendaraan Umum dan 4.2.1 Prasarana (ROW)
Kendaraan Pribadi di Untuk memecahkan persoalan
Kota Surabaya transportasi khususnya mengatasi
Jenis Moda persoalan kemacetan lalu lintas di kota
Persentase
No Angkutan Surabaya ada beberapa alternatif yang
Gabungan (%) perlu dipertimbangkan. Salah satu yang
Mobil dimaksud adalah masalah ROW (Right
1 Penumpang 60.48 of Way) yaitu media (prasarana) yang
Umum (Pribadi) akan digunakan oleh angkutan umum
tersebut apakah menggunakan jalan
2 Sepeda Motor 22.35 raya atau jalan rel. ROW ini terkait
3 Bus Kecil 0.00 langsung dengan jumlah dana dan
lahan yang tersedia. Selain itu juga
4 Bus Sedang 0.00 perlu ditinjau tingkat demandnya.
5 Bus Besar 0.38 Dengan kondisi demand angkutan
Mobil umum kota Surabaya yang cukup tinggi
Penumpang yang ditandai oleh jumlah bus yang
6 Umum (MPU) 2.64 terbatas (0,38 %) dan mobil penumpang
umum (2,64%) tidak mampu melayani
6 Becak 12.95 demand yang ada. Kebanyakan MPU
7 Becak Bermotor 0.00 yang kapasitasnya 10 – 11 seat bahkan
diisi lebih dari kapasitasnya
8 Taksi Argo 1.20 (pengamatan langsung). Begitupun
dengan bus yang ada. Dengan
9 Taksi non Argo 0.00
demand tinggi, maka sudah waktunya
Jumlah 100.00 digunakan suatu bentuk angkutan
Sumber : Data WTN 2002/2003 umum massal atau yang dikenal
dengan istilah Mass Rapid Transit. Akan
4.2 Kondisi Lalu Lintas Kota Surabaya tetapi kalau melihat kondisi kota
secara Umum Surabaya khususnya jalur lintas utara–
Lalu lintas Kota Surabaya dapat selatan maka sebaiknya hanya perlu
dianggap pada kondisi yang sudah dibuatkan jalur alternatif lain apakah
mengkhawatirkan. Di beberapa ruas dengan menggunakan jalan layang (fly
jalan tertentu sudah memberikan over) atau dengan menggunakan
indikasi tingkat pelayanan jalan buruk manajemen lalu lintas . Alternatif ini lebih
sesuai dengan hasil penelitian (tabel 4), mengarah pada penambahan jumlah
terutama pada jam-jam sibuk (peak dan lebar jalan.
hour). Jalan tersebut sering mengalami
4.2.2 Analisis Kondisi Angkutan Umum
kemacetan karena merupakan jalan
Dari data WTN 2003 menunjukkan
arteri primer dengan volume lalu lintas
bahwa perjalanan dari Sidoarjo ke
yang sangat tinggi menghubungkan
Surabaya (lintas selatan-utara) kurang
antara Kota Sidoarjo dan Kota
lebih 22.000orang/hari. Bisa
Surabaya. Selain jalan tersebut,
dibayangkan kalau perjalanan orang
terdapat juga jalan seperti jalan
tersebut menggunakan mobil pribadi
Kertajaya, jalan Raya Wonokromo dan
dan dalam satu mobil dianggap dapat
beberapa ruas jalan yang berlokasi
memuat penumpang sebanyak 3
pada kawasan pusat perdagangan
orang, maka jumlah mobil yang
(CBD).
bergerak dari arah utara–selatan
Pada Tabel 4 dapat dilihat
berjumlah sekitar 7333 kendaraan yang
beberapa kondisi ruas jalan di kota
khusus melewati ruas jalan Ahmad Yani.
Surabaya tentang perbandingan
Berdasarkan data yang dihimpun
volume dengan kapasitasnya.
juga oleh WTN (2003) bahwa jumlah

177
Jurnal SMARTek, Vol. 3, No. 3, Agustus 2005: 169 - 182

kendaraan pribadi yang beroperasi di sebesar itu sebaiknya pula dilakukan


Kota Surabaya adalah 60,48 % dan pembenahan kembali kinerja
jumlah bus yang beroperasi 0,36% dan sistemangkutan umum seperti
sepeda motor 22,35% dan mobil merencanakan sistem manajemen lalu
penumpang umum adalah 2,64%. Total lintas (traffic demand management)
kendaraan pribadi yang beroperasi atau pembatasan lalu lintas (traffic
adalah 82,83%. restraint).
Dapat disimpulkan bahwa pada Selain bus besar, di Kota
umumnya kondisi jalan-jalan di Kota Surabaya juga beroperasi MPU (Mobil
Surabaya umumnya didominasi oleh Penumpang Umum) yang rata-rata
kendaraan pribadi yaitu sebanyak 82,83 mempunyai kapasitas 10-11 orang
% (mobil penumpang dan sepeda dengan persentase 2,64% (table 3).
motor). Angka tersebut sangat tinggi Jumlah persentase MPU tersebut masih
dibandingkan dengan jumlah lebih bagus bila dibandingkan dengan
kendaraan umum yang beroperasi persentase bus besar yang hanya 0,36%
khususnya Bus dan MPU yaitu sebanyak di bawah satu persen (sungguh
3,02% ditambah 1,20%. Sehingga rasio memprihatinkan). Sebaiknya
antara kendaraan umum dengan penggunaan MPU seyogyanya
kendaraan pribadi adalah 1 : 27. Dari dikurangi dengan melakukan
hasil analisis data tersebut tak bisa pergantian moda semacam bus yang
dipungkiri bahwa penggunaan mempunyai kapasitas besar. Bila
angkutan pribadi yang sangat besar kecenderungan MPU ini terus
tersebut merupakan salah satu faktor bertambah akan menimbulkan
utama penyebab timbulnya kemacetan kerawanan kemacetan lalu lintas di
lalu lintas di Surabaya saat ini. berbagai ruas jalan.
Di lain pihak bahwa keberadaan Kota Surabaya yang merupakan
angkutan umum yang berfungsi untuk kota terbesar kedua di Indonesia
melayani masyarakat yang jumlahnya dengan kondisi angkutan umum yang
sangat sedikit dengan persentase sangat memprihatinkan. Bukan hanya
kurang dari 1%. Padahal semestinya jumlahnya yang sangat terbatas akan
angkutan umum tersebut seharusnya tetapi pelayanannya pun sangat tidak
mampu melayani masyarakat Surabaya manusiawi. Penumpang seringkali
secara optimal. Bila ditinjau jumlah berjubel dan penuh sesak sehingga
penduduk kota Surabaya pada tahun tidak menutup kemungkinan akan
2000 yakni ± 2.836.136 sudah terjadi kecelakaan dan rasa aman dan
sepantasnya dibangun sistem angkutan ketidaknyamanan pun sangat terasa
massal. Dengan jumlah penduduk (sumber : hasil survei).

Tabel 4. Kondisi Lalu lintas Secara Umum di Kota Surabaya


Volume Kapasitas V/C
Nama Jalan No.Ruas Jarak (m)
(smp/jam) (smp/jam) ratio
244 2484 9.507 10.164 0,94
291 2116 15.564 10.164 1.53
1. A.Yani
293 2315 4.130 10.164 0,41
308 206 16.083 10.164 1,58
247 365 8.594 10.164 0,85
2. Darmo
248 685 4.839 10.164 0,48
3. Urip Sumoharjo 182 96 4.154 6.600 0,63
242 585 3.455 5.038 0,69
4. Wonokromo 243 479 7.478 10.164 0,74
250 124 9.369 10.164 0,92
5. Raya Wonokromo 269 119 10.325 10.164 1,02

178
Angkutan Massal Sebagai Alternatif Mengatasi Persoalan Kemacetan Lalu-lintas di Kota Surabaya
(Anas Tahir)

Di samping itu pula pada 4.3.1 Busway (Jalur Bus Khusus)


umumnya angkutan umum mempunyai Busway merupakan salah satu
jadwal perjalanan tidak tetap dan usaha untuk meningkatkan sistem
waktu tempuh perjalanan lebih lama. pelayanan angkutan umum yang
Gejala ini merupakan salah satu sederhana dengan membuat suatu jalur
penyebab utama kecenderungan bus khususyang bertujuan memisahkan
pengguna angkutan umum untuk dari gerakan arus lalu lintas yang lain.
beralih kepada kendaraan pribadi yang Dalam waktu dekat akan mulai
lebih nyaman dan waktu tempuh yang diadakan uji coba di Jakarta awal
dapat diprediksi. tahun 2004 (kompas, 05/12/2003)
Kondisi angkutan umum saat ini Beberapa keuntungan dengan
menunjukkan suatu hubungan antara menggunakan busway ini adalah
demand dan supply tidak berimbang. pengoperasian dan pengadaan sarana
Di satu sisi angkutan umum (bus, MPU) dan prasarana tidak terlalu sulit jika
jumlahnya terbatas sedang demandnya dibandingkan dengan menggunakan
sangat banyak. Konsekuensi yang jalur rel (kereta api komuter). Juga tidak
terjadi adalah pelayanan sistem perlu lagi membangun prasarana baru
angkutan umum tersebut sangat jauh seperti membangun jaringan rel unutuk
dari yang diharapkan. Oleh karena itu Kereta Komuter, akan tetapi cukup
perlu suatu tindakan dari pemerintah dengan membuat jalur bus khusus
selaku pengambil kebijakan untuk dengan bantuan separator untuk
membenahi sistem angkutan umum. menghindari gangguan gerakan lalu
lintas lain.
4.2.3 Analisis Kondisi Lalu Lintas
Untuk menunjang beroperasinya
Melihat kinerja beberapa ruas jalan
busway tersebut, beberapa fasilitas
utama di Kota Surabaya dapat dilihat
harus disiapkan antara lain; prasarana
pada tabel 5.
(jalur bus khusus), halte, balok beton
Dari tabel 5 menunjukkan bahwa rata-
pemisah lalu lintas (separator), dan
rata rasio antara volume dan kapasitas
pengadaan bus-bus berkapasitas besar
jalan adalah rata- rata 0,90 yang
serta jembatan penyeberangan.
menunjukkan bahwa volume lalu lintas
Dengan melihat data proporsi
sudah hampir mencapai kapasitasnya.
jumlah angkutan umum yang
Bahkan pada beberapa ruas jalan
beroperasi, yaitu bus sebesar 0,38 % dan
sepert jalan Amad Yani, jalan Raya
MPU sebanyak 2,64 % maka persentase
Wonokromo, rasio antara volume dan
tersebut masih relatif sangat sedikit.
kapasitas (V/C) tersebut lebih besar dari
Sehingga bila menggunakan busway
satu. Ini menandakan bahwa tingka
maka diharapkan akan terjadi
pelayanan jalan tersebut sudah sangat
penambahan jumlah armada bus yang
jelek serta jalan tersebut sudah
berkapasitas cukup besar ( ± 80 seat)
mengalami kemecetan lalu lintas
karena bus untuk busway harus
(forced flow). Kondisi ideal antara rasio
dirancang khusus yang kapasitasnya
volume dan kapasitas(V/C) untuk jalan
harus lebih besar dari bus biasa.
perkotaan adalah 0,75-0,80 (MKJI 1997).
Pengadaan bus besar tersebut juga
dimaksudkan agar jalur bus khusus
4.3 Alternatif pemecahan
dapat berfungsi lebih efektif dan tidak
Berdasarkan dari data yang ada,
mubazzir.
maka beberapa alternatif yang
Bila menganggap bahwa pada
diusulkan untuk menanggulangi
jalur khusus bus dapat dioperasikan bus
persoalan kemacetan lalu lintas di Kota
dalam konvoi misalnya minimal 4 buah
Surabaya antara lain sebagai berikut :
kendaraan, maka jalur khusus bus
1. Jalur Bus Khusus (Busway)
(busway) tersebut dapat dianggap
2. Kereta Api Kumuter (KRL)
beroperasi sama halnya dengan kereta
3. Monorail
api yang mempunyai kapasitas yang
besar. Fasilitas halte pun sebaiknya

179
Jurnal SMARTek, Vol. 3, No. 3, Agustus 2005: 169 - 182

dibuat untuk dapat menampung jumlah dengan sistem jalan rel. karena sistem
4 buah kendaran sekaligus. busway ini tidak membutuhkan biaya
Tabel 6 dilampirkan perbandingan yang banyak misalnya jalan rel harus
beberapa moda angkutan umum dibangun prasarana yang pasti
ditinjau dari aspek kapsitasnya. memerlukan biaya yang cukup mahal.
Menurut penulis bahwa sistem ini Bila sistem busway ini diterapkan
merupakan sistem yang dapat maka penentuan rute yang sering
dipertimbangkan oleh pemerintah Kota menjadi kendala dan memerlukan
Surabaya, karena kondisi angkutan manajemen lalu lintas (traffic
umum yang beroperasi khususnya bus management) yang tepat. Di samping
masih sangat kurang yaitu hanya 0,38% itu melihat jumlah kendaraan pribadi
dari keseluruhan jumlah angkutan , yang tinggi (82,83%) maka seharusnya
sehingga bila menerapkan sistem pihak pemerintah Kota Surabaya
busway jumlah mutlak diperlukan memikirkan jalan keluar mengenai
penambahan jumlah armada bus. Dari pembatasan jumlah kendaraan (
aspek finansial sistem busway jauh lebih restarint management).
murah dan ekonomis bila dibandingkan

Tabel 5. Kondisi Lalu lintas Secara Umum di Kota Surabaya


Jarak Volume Kapasitas V/C
Nama Jalan No.Ruas
(m) (smp/jam) (smp/jam) ratio
244 2484 9.507 10.164 0,94
291 2116 15.564 10.164 1.53
1. A.Yani
293 2315 4.130 10.164 0,41
308 206 16.083 10.164 1,58
247 365 8.594 10.164 0,85
2. Darmo
248 685 4.839 10.164 0,48
3. Urip Sumoharjo 182 96 4.154 6.600 0,63
242 585 3.455 5.038 0,69
4. Wonokromo 243 479 7.478 10.164 0,74
250 124 9.369 10.164 0,92
5. Raya
269 119 10.325 10.164 1,02
Wonokromo
Sumber : Data WTN 2003

Tabel 6. Kapasitas Dari Berbagai Moda

Kapasitas lintas dengan headway konvoi*)


Kapasitas
Jenis Bus
Kendaraan
4 menit 2 menit 1,5 menit
Pnp/jam Pnp/jam Pnp/jam Pnp/jam Pnp/jam Pnp/jam
MPU 8 720 60 1440 120 1920 240
Bus
30 1800 60 3600 120 4800 240
Sedang
Bus Besar 70 4200 60 8400 120 11200 240
Bus
110 6600 60 13200 120 17600 240
Tingkat
Bus
160 9600 60 19200 120 25600 240
Tempel
Sumber : Ditjend Perhubungan Darat,
*) setiap konvoi terdiri dari 4 kendaraan

180
Angkutan Massal Sebagai Alternatif Mengatasi Persoalan Kemacetan Lalu-lintas di Kota Surabaya
(Anas Tahir)

4.3.2 Penggunaan Kereta Api Komuter. kereta langsung turun ke Jalan


Kereta api komuter ini beda Ahmad Yani.
dengan jenis kereta api lain. Kereta api  Tidak dibuat jalur lambat yang
komuter tersebut hanya melayani dikhususkan bagi para penumpang
angkutan dalam kota saja dengan yang mencari angkutan setelah
waktu tempuh yang relatif singkat. turun dari KA komuter.
Di kota Surabaya program kereta  Tidak dibuat double track (jalur
api komuter telah diuji coba awal ganda) di KA komuter, jadi
Januari tahun 2004 (Surya, 23/11/2003). asumsinya bahwa KA komuter masih
Uji coba dilakukan setelah persipan mempergunakan jalur reguler
pembangunan beberapa halte di padahal akan terjadi peningkatan
sejumlah titik seperti di jalan A.Yani, frekuensi arus bolak-balik kereta
bundaran Pagerwojo, Makro dan sehingga rawan kecelakaan.
Stasiun Semut dengan jarak antar halte  Banyaknya palang lintasan yang
sekitar dua kilo meter. Tahun ini dibuat akan menambah tingkat
empat selter dan tahun depan akan kemacetan apa lagi palang
dilengkapi 10 selter dengan jarak trayek perlintasan kereta di Surabaya masih
yang akan dilayani adalah 25,51 km. banyak yang tanpa penjaga.
Dengan rencana pengoperasian Bila hal-hal tersebut di atas kurang
kereta api komuter yang jalur Sidoarjo dicermati maka tujuan diadakannya KA
dan Surabaya tersebut merupakan kometer sebagai model angkutan
salah satu bentuk angkutan msssal msssal yang baru tidak efektif dan efisien
model baru bagi kota Surabaya. malahan justru sebaliknya. Hal ini
Pembangunan sarana dan prasarana didasari bahwa Jalan Ahmad Yani
kereta api komuter ini tentunya sudah yang merupakan jalan arteri primer
melewati tahap studi kelayakan seharusnya tidak boleh ada lintasan,
(feasibility Study), akan tetapi apakah jalur tempat penyebarangan dan
dengan beroperasinya kereta api bercampur jalur lambat. Apa lagi
komuter tersebut dapat menekan dengan dibuatnya halte bagi KA
kemacetan lalu lintas khususnya jalur komuter, tidak di buat jalur lambat yang
koridor utara selatan. Hal ini bisa khusus.
terjawab bila pelayanan kereta api 4.3.3 Monorail ( Kereta Rel Tunggal)
komuter tersebut sudah optimal. Dan ini Monorail merupakan salah satu
menimbulkan suatu penanganan sarana angkutan massal cepat (Mass
khusus, karena masalah kultur Rapid Transit/MRT) yang banyak
masyarakat Indonesia umumnya susah digunakan di negara-negara maju.
untuk diatur. Salah satu keunggulan monorail adalah
Haryo Sulistyarso (Harian Surya, waktu tempuh lebih cepat dan gerakan
22/11/2003) masih meragukan dengan lalu lintasnya tidak terpengaruh oleh
beroperasinya kereta api komuter jenis kereta api yang lain karena rel
tersebut untuk menekan angka monorail tersebut hanya digunakan oleh
kemacetan. Bahkan ada kemungkinan monorail itu sendiri. Monorail terdiri dari
justru menimbulkan pusat kemacetan beberapa model antara lain; model
baru, apa lagi jalur transportasi menuju suspended, straddle, maglev dan
Surabya ini digunakan oleh para pekerja moonbeam.
di luar Surabaya. Sistem monorail terdiri atas tiga
Beberapa faktor yang bisa bagian yaitu :
memicu kemacetan lalu lintas baru 1. Prasarana , (stasiun , jembatan dan
dengan beroperasinya kereta api listrik)
komuter tersebut antara lain ; 2. Sarana, (sistem integrasi dan depo)
(Sulistyarso,S) 3. Sistem operasi, (sinyal, tiket otomatis,
 Letak halte KA komuter kurang tepat pengamanan dan sebagainya)
menyebabkan orang turun dari Dengan menggunakan sistem
monorail tersebut arus pergerakan tidak

181
Jurnal SMARTek, Vol. 3, No. 3, Agustus 2005: 169 - 182

tercampur dengan gerakan moda pribadi didalam usaha menekan


kendaraan lain sehingga terbebas dari tingkat kemacetan lalu lintas antara
kemacetan lalu lintas. Karena terpisah lain pengoerasian Kereta Api
dari gerakan kendaraan lain, sistem Komuter, Jalur Bus Khusus (Busway),
monorail dapat melakukan pergerakan monorail atau perbaikan kinerja
dengan aman dan lancar serta waktu angkutan umum.
tempuh tepat. 5.2 Saran
Melihat kondisi lalu lintas kota 1. Penggunaan jumlah angkutan
Surabaya, maka sudah seharusnya pribadi yang cukup tinggi yang
diadakan pembangunan sistem merupakan salah satu penyebab
angkutan massal yang dibarengi kemacetan lalu lintas seyogyanya
dengan sistem pelayanan yang optimal diberlakukan Traffic Restraint yaitu
untuk menghindari penggunaan usaha mengurangi pemakaian
kendaraan pribadi. kendaraan pribadi.
Ditinjau dari segi finansial, maka 2. Perlu usaha untuk membuat
sistem monorail ini otomatis kendaraan umum lebih menarik atau
membutuhkan dana yang sangat besar dikenal dengan istilah Public
dibandingkan dengan subway atau Transport Policies seperti ketepatan
kereta api komuter. Karena jalur sistem waktu dan kepastian mendapatkan
monorail ini mempunyai rel khusus dan kendaraan, kenyamanan dan rasa
perlu pembangunan jaringan rel serta aman, penggunaan AC,sistem
gerbong monorail. Karena relnya dibuat informasi yang jelas serta Prioritas
melayang di atas jalan raya, maka untuk bus (bus priority).
harus dibuatkan jembatan dan stasiun
6. Daftar Pustaka
yang khusus pula.
Black, Allan (1995) , Urban Mass
5. Kesimpulan dan Saran Transportation Planning, University
5.1 Kesimpulan of Kansas, Mc.Graw Hill Inc, New
Berdasarkan hasil analisis dan York.
pembahasan pada bab sebelumnya, Dirjen Perhubungan Darat (2003),
maka untuk dapat disimpulkan sebagai Peranan Angkutan Massal dalam
berikut : Transportasi Perkotaan, Loka
1. Penyebab utama kemacetan lalu Karya, Surabaya
lintas di kota Surabaya adalah
penggunaan jumlah kendaraan LPM-ITB(1997), Modul Pelatihan
pribadi (private car) yang sangat Perencanaan Sistem Angkutan
besar, yaitu sekitar 82,83% yang Umum, KBK Rekayasa Transportasi
terdiri dari 60,48% mobil pribadi dan Jurusan Teknik Sipil, ITB, Bandung
22,35% sepeda motor. Morlok,E.K (1995), Pengantar Teknik dan
2. Rasio antara kendaraan umum Perencanaan Transportasi,
dengan kendaraan pribadi yang Erlangga, Jakarta.
beroperasi di kota Surabaya adalah
1 : 27. Malkhamah, S, (1995), Manajemen Lalu
3. Jenis angkutan umum yang Lintas, UGM, Yogyakarta.
beroperasi di Kota Surabaya Setiabudi A,T (1997), Manajemen Lalu
umumnya menggunkanan Mobil Lintas Perkotaan Antara Eficiency
penumpang Umum (MPU) dengan dan Equity , Majalah Teknik Jalan
kapasitas 10 –11 orang sebanyak dan Transportasi, Edisi No. 090,
2,64% kemudian disusul oleh Oktober, p 69-73.
angkutan umum bus besar sebesar
0,36%. Vuchic, Vukhan R (1981) : Urban Public
4. Beberapa alternatif angkutan massal Transportation ; System and
yang bisa digunakan untuk Technology. Printice Hall,
mengurangi penggunaan angkutan Englewood Cliffs, New Jersey
07362.

182

Anda mungkin juga menyukai