Disusun Oleh:
Fenty Luisita Sandrika
1601300038
________________________ ________________________
LAPORAN PENDAHULUAN
CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)
A. Pengertian
CKD atau gagal ginjal kronis (GGK) didefinisikan sebagai kondisi dimana
ginjal mengalami penurunan fungsi secara lambat, progresif, irreversibel, dan samar,
dimana kemampuan tubuh gagal dalam mempertahankan metabolisme, cairan, dan
keseimbangan elektrolit, sehingga terjadi uremia atau azotemia (Smeltzer, 2009).
Gagal ginjal kronis adalah kerusakan ginjal progresif yang berakibat fatal dan
ditandai dengan uremia ( urea dan limbah nitrogen lainnya yang beredar dalam darah
serta komplikasinya jika tidak dilakukan dialisis atau transplantasi ginjal). (Nursalam,
2006).
B. Etiologi
1. Diabetes melitus
2. Glomerulonefritis akut
3. Pielonefritis
4. Hipertensi tak terkontrol: hipertensi yang memperburuk GGK biasanya adalah
b. Urin
Volume : Biasanya kurang dari 400 ml/jam (oliguria atau urine tidak
ada (anuria).
Warna : Secara normal perubahan urine mungkin disebabkan oleh
d. Kepala
Rambut kotor, mata kuning / kotor, telinga kotor dan terdapat kotoran telinga,
hidung kotor dan terdapat kotoran hidung, mulut bau ureum, bibir kering dan pecah-
pecah, mukosa mulut pucat dan lidah kotor.
e. Leher dan tenggorok.
Peningkatan kelenjar tiroid, terdapat pembesaran tiroid pada leher.
f. Dada
Dispnea sampai pada edema pulmonal, dada berdebar-debar. Terdapat otot
bantu napas, pergerakan dada tidak simetris, terdengar suara tambahan pada paru
(rongkhi basah), terdapat pembesaran jantung, terdapat suara tambahan pada
jantung.
g. Abdomen.
Terjadi peningkatan nyeri, penurunan pristaltik, turgor jelek, perut buncit.
h. Genital.
Kelemahan dalam libido, genetalia kotor, ejakulasi dini, impotensi, terdapat
ulkus.
i. Ekstremitas.
Kelemahan fisik, aktifitas pasien dibantu, terjadi edema, pengeroposan tulang,
dan Capillary Refill lebih dari 1 detik.
j. Kulit.
Turgor jelek, terjadi edema, kulit jadi hitam, kulit bersisik dan mengkilat /
uremia, dan terjadi perikarditis.
B. Diagnosis Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluran urin dan retensi
cairan dan natrium.
2. Perubahan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi paru.
3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia mual
muntah.
4. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai O2 dan nutrisi ke
jaringan sekunder.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan anemia, retensi produk sampah
dan prosedur dialysis.
6. Resiko gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan alveolus sekunder
terhadap adanya edema pulmoner.
C. Intervensi Keperawatan
NO Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan b.d Tujuan: 1. Monitor intake dan output
2. Batasi masukan cairan
penurunan haluaran urin dan Setelah dilakukan asuhan keperawatan
3. Jelaskan pada pasien dan keluarga rasional pembatasan cairan
retensi cairan dan natrium. selama 3x24 jam volume cairan seimbang. 4. Monitor hasil Hb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN,
Kriteria Hasil: Hmt, osmolaritas urin)
5. Monitor vital sign (TD, nadi, frekuensi nafas, suhu)
NOC : Fluid Balance
6. Monitor status nutrisi
Terbebas dari edema, efusi, anasarka 7. Monitor indikasi kelebihan cairan (cracles, CVP, edema,
Bunyi nafas bersih, tidak adanya
distensi vena jugularis, asites)
dipsnea/ortopnea 8. Kolaborasi pemberian diuretik sesuai terapi.
Memilihara tekanan vena sentral,
tekanan kapiler paru, output jantung
dan vital sign normal.
2 Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan asuhan keperawatan Nutritional Management
kurang dari kebutuhan tubuh selama 3x24 jam nutrisi seimbang dan 1. Monitor adanya mual dan muntah
2. Monitor adanya kehilangan berat badan dan perubahan status
b.d anoreksia mual muntah. adekuat.
nutrisi.
Kriteria Hasil: 3. Monitor albumin, total protein, hemoglobin, dan hematocrit
NOC : Nutritional Status level yang menindikasikan status nutrisi dan untuk perencanaan
Nafsu makan meningkat treatment selanjutnya.
Tidak terjadi penurunan BB yang 4. Monitor intake nutrisi dan kalori klien.
berarti 5. Berikan makanan sedikit tapi sering
6. Berikan perawatan mulut sering
Masukan nutrisi adekuat
7. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet sesuai terapi
Menghabiskan porsi makan
Hasil lab normal (albumin, kalium)
Disusun Oleh:
Fenty Luisita Sandrika
1601300038