Abstrak: Pengaruh Edukasi melalui Media Audio Visual terhadap Pengetahuan dan Sikap
Remaja Overweight. Salah satu masalah gizi yang terjadi yaitu kelebihan berat badan
(overweight). Tingkat pengetahuan gizi remaja merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi terjadinya obesitas pada remaja. Sebagian besar kejadian masalah gizi lebih atau
kurang dapat dihindari apabila remaja mempunyai ilmu pengetahuan dan sikap yang cukup tentang
memelihara gizi dan mengatur makan. Jenis penelitian quasy experimental dengan rancangan pre-
post test with control group design. Subjek penelitian remaja overweight yang berjumlah 40 orang,
kelompok intervensi mendapat edukasi melalui media audio visual sedangkan kelompok kontrol
dengan leaflet. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai pengetahuan dan sikap remaja sesudah
dan sebelum diberikan edukasi untuk kelompok Leaflet nilai rata-rata pengetahuan sebelum 8,60
dan sesudah 9,48 nilai untuk sikap sebelum 36,58 dan sesudah 40,38 sedangkan kelompok video
pengetahuan sebelum 8,83 dan sesudah 9,42 untuk sikap sebelum 36,45 dan sesudah 39,65. Ada
pengaruh edukasi dengan menggunakan media audio visual dan leaflet terhadap peningkatan
pengetahuan dan sikap remaja overweight. Saran bagi pihak sekolah agar dapat menggunakan
media audio visual dan leaflet sebagai media untuk melakukan edukasi mengenai gizi kepada
siswa-siswi yang ada di sekolah, agar mereka dapat mengaplikasikan dikehidupan sehari-hari dan
saling mengingatkan sesama teman agar menurunkan berat badan serta hidup sehat.
Kelebihan berat badan atau Obesitas dapat Kelebihan berat badan pada remaja
diartikan sebagai penimbunan jaringan lemak penting untuk diperhatikan karena remaja yang
tubuh secara berlebihan yang memberi efek mengalami kelebihan berat badan 80%
buruk pada kesehatan. Kondisi ini dapat di alami berpeluang untuk mengalami kelebihan berat
oleh setiap golongan umur baik laki-laki maupun badan pula pada saat dewasa. Selain itu, terjadi
perempuan, akan tetapi remaja dan dewasa peningkatan remaja kelebihan berat badan yang
merupakan kelompok yang paling sering di diagnosis dengan kondisi penyakit yang biasa
mengalaminya (Kussoy, 2013). dialami orang dewasa, seperti diabetes tipe 2 dan
hipertensi (Safitri dan Fitranti, 2016 ).
478
Meidiana, Pengaruh Edukasi melalui Media Audio Visual terhadap Pengetahuan … 479
Remaja adalah masa transisi dalam mempengaruhi terjadinya obesitas pada remaja.
periode anak ke periode dewasa yang sebagian Kurangnya pengetahuan gizi pada sebagian besar
besar menganggap diri mereka sehat walaupun remaja obesitas memungkinkan mereka kurang
sebenarnya mengalami masalah gizi. Salah satu dapat memilih menu makanan yang bergizi.
masalah gizi yang terjadi yaitu kelebihan berat Sebagian besar kejadian masalah gizi lebih atau
badan (overweight). Overweight yaitu kondisi kurang dapat dihindari apabila remaja
dimana tubuh mengalami penumpukan lemak mempunyai ilmu pengetahuan yang cukup
berlebih yang ditandai dengan z-score (IMT/U) tentang memelihara gizi dan mengatur makan.
>1 SD - 2 SD (Safitri dan Fitranti, 2016 ). Upaya peningkatan pengetahuan pada
Gaya hidup remaja saat ini yang sering remaja diperlukan suatu media pembelajaran
melewatkan sarapan dan lebih suka yang dapat menggambarkan konsep fisik secara
mengkonsumsi fast food serta cenderung nyata. Salah satu media yang dapat di gunakaan
sedentary life style, membuat remaja berisiko adalah video. Video merupakan media audio
untuk menderita obesitas (Kussoy, 2013). visual yang dapat mengungkapkan objek dan
Prevalensi obesitas telah meningkat di peristiwa seperti keadaan sesungguhnya. Melalui
seluruh dunia World Health Organization media video, siswa mampu memahami pesan
(WHO) memperkirakan bahwa pada tahun 2005 pembelajaran secara lebih bermakna sehingga
terdapat 1,5 miliar orang dewasa (berusia di atas informasi yang disampaikan melalui video
15 tahun) kelebihan berat badan dan 400 juta tersebut dapat dipahami secara utuh (Primavera
orang obesitas. Berdasarkan tren di seluruh dunia dan Suwarna, 2014).
sekarang ini, WHO memperkirakan akan ada 2,3 Pelaksanaan proses pembelajaran, media
miliar orang dewasa kelebihan berat badan dan pengajaran merupakan wadah dan penyalur
700 juta orang obesitas di tahun 2015 (WHO, pesan dari sumber pesan (guru), kepada
2006). penerima pesan (siswa). Dalam batasan yang
Menurut hasil Riskesdas tahun 2010 lebih luas, media pengajaran sebagai segala
prevalensi kegemukan dan obesitas pada remaja sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang
(13-15 tahun) sebesar 2,5%. Sedangkan pada pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa
tahun 2013 prevalensi gemuk pada remaja (13- sehingga mendorong terjadinya proses belajar
15 tahun) sebanyak 3,8% (Riskesdas, 2013). pada diri siswa (Mahnun, 2012).
Survei awal yang dilakukan di SMP 04 kota Menurut hasil penelitian Oktira tahun
Bengkulu diperoleh data berat badan berlebih 2013, media audio-visual telah berhasil
sebanyak 5 orang dari 10 siswa yaitu 50%. membangkitkan ketertarikan siswa untuk
Faktor risiko terhadap kelebihan berat mempelajari seni budaya. Rasa ketertarikan telah
badan atau obesitas jika tidak diupayakan membangkit rasa kemandirian siswa itu sehingga
perbaikannya akan mempengaruhi kualitas partisipasi aktif siswa dalam proses
masyarakat di masa mendatang, gambaran status pembelajaran juga meningkat dengan sendirinya.
gizi dan pengetahuan di masa sekarang Cara membangkitkan kemandirian adalah
berdampak besar pada gambaran status gizi di dengan menggunakan media audio visual
masa mendatang, sehingga perlu dicari informasi sebagai alat penunjang kemandirian siswa
mengenai faktor-faktor risiko terhadap kelebihan terhadap pembelajaran seni budaya. Peningkatan
berat badan, khususnya faktor-faktor risiko yang partisipasi aktif siswa dalam proses
banyak muncul pada remaja (Hendra dkk, 2016). pembelajaran sebagaimana terlihat beberapa
Berdasarkan hasil penelitian Widianti Ali indikator seperti keinginan, perhatian dan
pada tahun 2017 dari 30 responden obesitas partisipasi setelah mengunakan media audio
didapati bahwa, 26 responden (86,7%) memiliki visual mengindikasikan telah terbangkitnya
kualitas tidur buruk. Dampak yang ditimbulkan motivasi siswa dalam belajar (Oktira dkk, 2013).
akibat obesitas adalah dapat menyebabkan Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku
gangguan pernafasan sleep apnea, diabetes dan gaya hidup, pola makan, serta peningkatan
melitus, panyakit kardiovaskuler, hipertensi. pendapatan mempengaruhi pemilihan berbagai
Sleep apnea yang ditandai dengan mendengkur jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi.
dan kantuk berlebih merupakan gangguan tidur Hasil penelitian dari Harikedua dan Tando 2012
yang paling berbahaya saat ini sehingga dapat menunjukkan bahwa terjadinya obesitas sentral
mempengaruhi kualitas tidur anak pada usia sangat berhubungan dengan asupan makanan
remaja (Ali, 2017). berisiko, yaitu tingginya asupan protein, lemak,
Hasil penelitian Suryaputra (2012) natrium dan rendahnya asupan kalium dan serat
menemukan bahwa tingkat pengetahuan gizi (Harikedua dan Tando, 2012).
remaja merupakan salah satu faktor yang dapat
480 Jurnal Kesehatan, Volume 9, Nomor 3, November 2018, hlm 478-484
Tabel 3 menunjukan kelompok kontrol responden sebagai bahan bacaan dan media pada
bahwa sebelum diberikan leaflet sikap remaja saat melakukan edukasi. Leaflet yang diberikan
dengan nilai mean 36,62 dengan standar deviasi kepada responden berisi tentang pengertian
3,874 terjadi peningkatan menjadi 40,38 dengan overweight dan obesitas, resiko dan penyebab
standar deviasi 2,696 sesudah diberikan leaflet. terjadinya overweigt dan obesitas, tipe
Berdasarkan hasil uji statistik Wilcoxon rank test kegemukan, cara menghitung tingkat obesitas,
pada sikap didapatkan p-value (0,000) atau nilai cara sehat menurunkan berat badan, makanan
p<0,05 yang artinya ada perbedaan bermakna yang dianjurkan serta piramida gizi seimbang.
antara sikap remaja sesudah dan sebelum di Hasil dari kuesioner yang diberikan
berikan edukasi melalui leaflet. tentang pengetahuan yaitu ditemukan beberapa
Kelompok intervensi menunjukan bahwa responden banyak menjawab salah pada
sebelum diberikan media audio visual sikap pertanyaaan tentang makanan yang dianjurkan
remaja dengan nilai mean 36,45 dengan standar untuk responden yang mengalami kelebihan berat
deviasi 3,537 terjadi peningkatan menjadi 39,65 badan. Hal ini dikarenakan kurangnya
dengan standar deviasi 4,136 sesudah diberikan pengetahuan responden mengenai pemilihan
media audio visual. Berdasarkan hasil uji statistik makanan yang tepat untuk di konsumsi.
Wilcoxon rank test pada sikap didapatkan p- Hasil uji statistik wilcoxon pada pretest dan
value (0,000) atau nilai p<0,05 yang artinya ada postest pengetahuan didapatkan p-value=0,000
perbedaan bermakna antara sikap remaja sesudah dan sikap 0,000 ini berarti ada pengaruh edukasi
dan sebelum di berikan edukasi melalui media dengan media leaflet terhadap pengetahuan dan
audio visual. sikap remaja sebelum dan sesudah diberikan
Berdasarkan tabel di atas yang telah di uji edukasi di SMP IT IQRA’ Kota Bengkulu Tahun
melalui uji statistik wilcoxon rank test 2018.
menunjukkan bahwa ada perbedaan pengetahuan Penelitian ini sejalan dengan penelitian
dan sikap antara sebelum dan sesudah di berikan yang dilakukan oleh Saputra,dkk (2016)
edukasi. Setelah di uji melalui uji statistik mann berdasarkan hasil uji statistik didapatkan p=0,000
whitney tidak ada perbedaan yang signifikan (p<0,05), yang berarti bahwa ada pengaruh
antara edukasi menggunakan kelompok media pengetahuan siswa tentang buah dan sayur
video dan pada kelompok leaflet. sebelum dan sesudah diberikan edukasi melalui
media leaflet di SMP Al Chasanah dengan nilai
rata-rata sebelum edukasi sebesar 8,03 dan nilai
PEMBAHASAN rata-rata sesudah edukasi sebesar 10,72.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Hasil penelitian menunjukan bahwa yang dilakukan oleh Mamonto, dkk (2014)
pengetahuan dan sikap responden meningkat berdasarkan hasil uji statistik didapatkan p=0,000
sesudah diberikan leaflet, dilihat dari nilai rata- yang berarti p-value kurang dari 0,05, sehingga
rata sesudah di berikan leaflet yang lebih tinggi H0 ditolak. Nilai rata-rata sikap remaja tentang
dibandingkan dengan nilai rata-rata sebelum di penyakit menular seksual di SMK Fajar Bolaang
berikan leaflet. Pemberian leaflet dilakukan Mongondow Timur sebelum diberikan
sebanyak 1 kali dalam semiggu. Variabel pendidikan kesehatan yaitu 4,61 dan setelah
pengetahuan diukur 1 kali sebelum diberikan diberikan pendidikan kesehatan, nilai rata-rata
leaflet dan 7 hari sesudah diberikan leaflet. sikap meningkat menjadi 5,73. Dengan demikian
Dilakukan dengan mengisi kuesioner yang dapat dilihat terjadinya peningkatan skor rata-rata
diberikan kepada responden pada minggu kedua sikap remaja setelah pemberian pendidikan
setelah selesai diberikan leaflet. kesehatan Ini menunjukkan bahwa pendidikan
Dalam proses edukasi yang dilakukan kesehatan memberikan pengaruh signifikan
dengan responden menggunakan leaflet sebagai terhadap sikap remaja tentang penyakit menular
media edukasi. Leaflet diberikan kepada tiap
482 Jurnal Kesehatan, Volume 9, Nomor 3, November 2018, hlm 478-484
seksual di SMK Fajar Bolaang Mongondow ada perbedaan pengetahuan siswa tentang buah
Timur. dan sayur sebelum dan sesudah diberikan edukasi
Sikap merupakan reaksi atau respon yang melalui media video di SMP Al Chasanah,
masih tertutup dari seseorang terhadap suatu dengan nilai rata-rata sebelum edukasi sebesar
stimulus atau objek. Sikap belum merupakan 7,72 dan nilai rata-rata sesudah edukasi sebesar
suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi 11,31.
merupakan predisposisi tindakan suatu prilaku. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Perubahan sikap responden dapat dipengaruhi yang dilakukan oleh Putri, dkk (2017)
oleh media (Leaflet) yang digunakan pada saat menunjukkan bahwa rata-rata sikap pada
edukasi berlangsung yang berfungsi sebagai kelompok audio visual untuk sebelum edukasi
bahan bacaan. (pre-test) sebesar 28,9 sedangkan untuk post test
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebesar 32,2. Berdasarkan hasil tersebut dapat
pengetahuan responden meningkat sesudah terlihat nilai mean sikap sesudah penyuluhan
diberikan media audio visual, dilihat dari nilai (post-test) lebih besar dibandingkan pre-test
rata-rata sesudah di berikan media audio visual dengan selisih rata-rata sebesar -3,3, hasil uji
yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata- statistik menunjukkan nilai t sebesar -7,4 dengan
rata sebelum di berikan video, dari hasil sikap p-value 0,00 atau p-value<0,05. Dari hasil uji
nilai rata-rata sesudah di berikan video lebih tersebut diperoleh adanya perbedaan yang
tinggi dibandingkan nilai sebelum di berikan bermakna secara signifikan terhadap tingkat
video. Pemberian media audio visual dilakukan sikap antara pre-test dan post-test.
sebanyak 1 kali dalam seminggu. Variabel Pengetahuan (knowledge), sikap (attitude)
pengetahuan diukur 1 kali sebelum diberikan dan tindakan (practice) merupakan tahapan
media dan keesokan hari nya diberikan edukasi perubahan perilaku atau pembentukan perilaku.
melalui media audio visual setelah 7 hari sesudah Sebelum seseorang mengadopsi perilaku ia harus
diberikan media dilakukan pengisian kuesioner tahu terlebih dahulu apa manfaat bagi dirinya.
kembali. Untuk mewujudkan pengetahuan tersebut, maka
Dalam proses edukasi yang dilakukan individu di stimulus dengan pendidikan
dengan responden dengan menggunakan video kesehatan. Setelah seseorang mengetahui
sebagai media edukasi. Video diberikan kepada stimulus proses selanjutnya iya akan
responden sebagai bahan edukasi. Video yang menilai/bersikap terhadap stimulus tersebut. Oleh
diberikan kepada responden berisi tentang sebab itu indikator untuk sikap kesehatan juga
pengertian overweight dan obesitas, resiko dan sejalan dengan pengetahuan kesehatan.
penyebab terjadinya overweight dan obesitas, tipe Berdasarkan pembahasan di atas dapat
kegemukan, cara menghitung tingkat obesitas, disimpulkan bahwa pemberian edukasi dengan
cara sehat menurunkan berat badan, makanan menggunakan media berpengaruh meningkatkan
yang dianjurkan serta piramida makanan sikap responden (Notoadmodjo, 2012).
seimbang. Media audio-visual dapat meningkatkan
Hasil dari kuesioner yang diberikan hasil belajar karena melibatkan imajinasi dan
tentang pengetahuan yaitu ditemukan beberapa meningkatkan motivasi belajar siswa.
responden banyak menjawab salah pada Penggunaan media dalam pembelajaran sangat
pertanyaaan tentang makanan yang dianjurkan dianjurkan untuk mempertinggi kualitas
untuk responden yang mengalami kelebihan berat pembelajaran. Media audio-visual mendorong
badan. Hal ini dikarenakan kurangnya keinginan untuk mengetahui lebih banyak
pengetahuan responden mengenai pemilihan (Firdaus, 2016).
makanan yang tepat untuk dikonsumsi. Media audio-visual tidak saja
Hasil uji statistik Wilcoxon rank test pada menghasilkan cara belajar yang efektif dalam
pre-test dan post-test pengetahuan didapatkan p- waktu yang lebih singkat, akan tetapi apa yang
value 0,003 ini berarti ada pengaruh edukasi diterima melalui media audio-visual lebih lama
melalui media audio visual terhadap pengetahuan dan lebih baik tinggal dalam ingatan. Media
dan untuk p-value sikap 0,001 ini berarti ada audio-visual mempermudah orang
pengaruh edukasi melalui media audio visual menyampaikan dan menerima pelajaran atau
terhadap sikap remaja sebelum dan sesudah informasi serta dapat menghindarkan salah
diberikan edukasi di SMP Negeri 04 Kota pengertian. Perhatian yang semakin meluas
Bengkulu Tahun 2018. dalam penggunaan media audio visual telah
Penelitian ini sejalan dengan penelitian mendorong bagi diadakannya banyak
yang di lakukan oleh Saputra dkk (2016), penyelidikan ilmiah mengenai tempat dan nilai
didapatkan p=0,000 (p<0,05), yang berarti bahwa media audio-visual tersebut dalam pendidikan.
Meidiana, Pengaruh Edukasi melalui Media Audio Visual terhadap Pengetahuan … 483
DAFTAR PUSTAKA
Ali, W., Onibala, R., Bataha, Y.. 2017. Perbedaan Hendra, Cristine., Menampiring, E. A., Budiarso,
Anak Usia Remaja Yang Obesitas Dan F.. 2016. Faktor-faktor Resiko terhadap
Tidak Obesitas Terhadap Kualitas Tidur Di Obesitas pada Remaja di Kota Belitung.
SMP Negeri 8 Manado. Indonesia. E- Indonesia. E-Biomedik (E-Ebm) Volume 4
Journal Keperawatan (E-Kp) Volume 5 Nomor 1:1-5
Nomor 1:1-8 Indrati, R., dkk. 2014. Pendidikan Konsumsi
Firdaus A., Sukarno A., dan Sary RM. 2016. Pangan. Jakarta: PT. Fajar Interpratama
Penerapan Media Audio Visual Pada Hasil Mandiri.
Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Kementerian Kesehatan. 2010. Riset Kesehatan
Campuran Kelas IV SD Negeri 02 Doro. Dasar 2010. Jakarta: Badan Penelitian Dan
Prodising Seminar Nasional Universitas Pengembangan Kesehatan.
PGRI Semarang, FIP. Kementerian Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan
http://prosiding.upgris.ac.id/index.php/fip_ Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian Dan
2016/fip_2016/paper/view/1392 Pengembangan Kesehatan.
Hasdianah, H. R., dkk. 2014. Pemanfaatan Gizi, Kussoy, K., Fatimawali.,Kapel, B., 2013.
Diet dan Obesitas. Yogyakarta: Nuha Prevalensi Obesitas Pada Remaja Di
Medika Kabupaten Minahasa. Jurnal E-Biomedik
Harikedua, V. T. Dan Tando, N. M. 2012. (Ebm), Volume 1, Nomor 2:981-985
Aktivitas Fisik Dan Pola Makan Dengan Mahnun, N. 2012. Media Pembelajaran (Kajian
Obesitas Sentral Pada Tokoh Agama Di Terhadap Langkah-Langkah Pemilihan
Kota Manado. Indonesia. Jurnal Gizido, Media Dan Implementasinya Dalam
Volume 4 No. 1:1-10 Pembelajaran). Indonesia. Jurnal
484 Jurnal Kesehatan, Volume 9, Nomor 3, November 2018, hlm 478-484
Pemikiran Islam, Volume 37, Nomor 1:27- Rezkina, E., Agustin, C.A. 2015. Metabolisme
33. Zat Gizi. Jakarta: EGC.
Machfoedz, M. 2010. Komunikasi Pemasaran Safitri, N.R.D. 2016. Pengaruh Edukasi Gizi
Modern. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Dengan Ceramah Dan Booklet Terhadap
Cakra Ilmu. Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Gizi
Mamonto, S. F., Rompas, S., & Karundeng, M. Remaja Overweight. [Artikel Penelitian].
2014. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Semarang: Program Studi Ilmu Gizi
Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Fakultas Kedokteran Universitas
Remaja Tentang Penyakit Menular Seksual Diponegoro.
Di Smk Fajar Bolaang Mongondow Saputra, D. M., dkk. 2016. Pengaruh Pemberian
Timur. JURNAL KEPERAWATAN, 2(2). Edukasi Gizi Melalui Media Video Dan
Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan Dan Leaflet Terhadap Perubahan Konsumsi
Prilaku Kesehatan. Jakarta: PT. RINEKA Buah Dan Sayur Pada Siswa SMP AL
CIPTA CHASANAH Tahun 2016. [Skripsi].
Oktira, Y. S., Ardipal, A., & Toruan, J. L. 2013. Jakarta: Program Studi Ilmu Gizi,
Penggunaan Media Audio Visual untuk Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas
Meningkatkan Kemandirian Siswa Belajar Esa Unggul.
Seni Budaya. Jurnal Sendratasik, 2(1), 63- Suarningsih, N.K., Suyasa., Rismawan, M. 2017.
72. Pengaruh Pendididkan Kesehatan
Primavera, I. R. C., Suwarna, I. P. 2014. Menggunakan Media Leaflet Terhadap
Pengaruh Media Audio-Visual (Video) Pengetahuan Orang Tua. Jurnal Pengaruh
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IX Pendididkan Kesehatan, Vol .01 No. 01: 8-
Pada Konsep Elastisitas. Jakarta. Prosiding 16
Seminar Nasional IPA FITK UIN, 11 Suryaputra, K., dan Nadhiroh, R.S. 2012.
September 2014. Perbedaan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik
Putri, T. A. 2017. Efektifitas Media Audio Visual Antara Remaja Obesitas Dengan Non
Dan Leaflet Terhadap Peningkatan Obesitas. Jurnal Kesehatan, Vol. 16, NO.
Pengetahuan Dan Sikap Dan Tindakan 1: 45-50
Tentang Pencegahan Penyakit Gastritis WHO, 2006. Obesity: Preventing And Managing
Pada Santriwati Di Pondok Pesantren The Global Epidemic. Report Of A WHO
Hidayatullah Putrid Dan Ummusshabri consulation (WHO Technical Report
Kota Kendari Tahun 2017. Jurnal Ilmiah Series 894).
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Volume 2 Nomor 6.