Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN TATA KELOLA DAN PENGENDALIAN INTERNAL

PADA PT BANK MANDIRI Tbk

KELOMPOK :
EKA AGUSTINA C 4121601006
ASTIKA SARI 4121601010
AGNES WIDYATI S 4121601023
EKA SRI AGUSTINA 4121601031

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS


JURUSAN MANAJEMEN BISNIS
POLITEKNIK NEGERI BATAM
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatNya
laporan ini diselesaikan dengan baik. Laporan Tata Kelola dan Pengendalian Internal
pada PT Bank Mandiri Tbk ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Tata Kelola
dan Pengendalian Internal oleh dosen pengajar Ibu Rusda Irawati, S.E., M.Si. Adapun
tujuan dari dibuatnya laporan ini adalah untuk mengetahui tata kelola di dalam
lingkungan perusahaan yang ada di PT Bank Mandiri Tbk. Seperti kita tahu bahwa tata
kelola memiliki peran yang penting dalam lingkungan perusahaan.
laporan ini dibuat melalui analisa selama 2 minggu dengan menganalisa PT
Bank Mandiri Tbk. Kiranya laporan ini bermanfaat bagi setiap pembaca pada
umumnya. Segala kritik dan saran yang membangun guna perbaikan laporan ini sangat
kami harapkan, dan kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan di dalam laporan
ini.

Batam, 4 November 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... II

DAFTAR ISI........................................................................................................ III

BAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1

1.2 Sejarah Perusahaan PT Bank Mandiri Tbk ...................................................... 1

1.3 Hightlight Kinerja Perusahaan ........................................................................ 5

1.4 Struktur Organisasi Perusahaan ...................................................................... 5

1.5 Core Business Perusahaan .......................................................................... 5

BAB II PENERAPAN GCG DI PT BANK MANDIRI TBK ............................... 7

2.1 Implementasi Asas GCG . ............................................................................... 7

2.2 Pendekatan GCG ............................................................................................. 9

BAB III PENERAPAN PENGENDALIAN INTERNAL .................................. 10

3.1 Internal Audit PT Bank Mandiri Tbk ............................................................. 9

3.2 Program Pengendalian Gratifikasi PT Bank Mandiri Tbk .............................. 9

BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 28

4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 28

3.1 Saran .............................................................................................................. 28

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 29

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Highlight Kinerja Perusahaan ............................................................. 5

Gambar 2 : Struktur Organisasi Perusahaan .......................................................... 5

Gambar 3 : Pendekatan GCG di PT Bank Mandiri Tbk ....................................... 9

Gambar 4 : Pendekatan GCG di PT Bank Mandiri Tbk ........................................ 9

iv
BAB I
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1.1 Latar Belakang

Kita sering mendengar banyak perusahaan yang terpuruk karena tata


pemerintahan sebuah perusahaan tersebut tidak baik sehingga banyak fraud
ataupraktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang terjadi, sehingga
terjadinya krisis ekonomi dan krisis kepercayaan para investor, yang
mengakibatkantidak ada investor yang mau membeli saham perusahaan
tersebut. artinya,bisa dikatakan jika perusahaan tersebut tidak menerapkan
Corporate Governance dengan baik. Oleh karena itu, undang-undang ini
menjadi acuan awal dalam penjabaran dan penciptaan GCG di berbagai
negara. Good Corporate Governance dimaksudkan agar tata kelola perusahaan
baik sehingga bisa meminimalisir praktek-prakter kecurangan. Joel Balkan
(2002) mengatakan bahwa perusahaan (korporasi) saat ini telah berkembang
dari sesuatu yang relative tidak jelas menjadi institusi ekonomi dunia yang
amat dominan. Kekuatan tersebut terkadang mampu mendikte hingga ke
dalam pemerintahan suatu negara, sehingga mejadi tidak berdaya dalam
menghadapi penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh para pelaku bisnis
yang berpengaruh tersebut. Semua itu terjadi karena perilaku tidak etis dan
bahkan cenderung kriminal-yang dilakukan oleh para pelaku bisnis yang
memang dimungkinkan karena kekuatan mereka yang sangat besar disatu sisi,
dan ketidakberdayaan aparat pemerintah dalam menegakkan hukum dan
pengawasan atas perilaku para pelaku bisnis tersebut; disamping berbagai
praktik tata kelola perusahaan dan pemerintahan yang buruk. Dalam corporate
governance selalu ada dua hal yang perlu diperhatikan. Apakah aturan atau
sistem tata-kelola sudah ada secara jelas, lengkap, dan tertulis ? Apakah aturan
dan sistem yang sudah jelas tersebut dilaksanakan dengan konsisten atau tidak
? Kedua hal tersebutlah yang menentukan apakah sudah ada good corporate
governance dalam suatu perusahaan.

1.2 Sejarah Perusahaan PT Bank Mandiri Tbk


Bank Mandiri (IDX: BMRI) adalah bank yang berkantor pusat di Jakarta,[6]
dan merupakan bank terbesar di Indonesia dalam hal aset, pinjaman, dan

1
deposit. Bank ini berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari
program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu, Bank
Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor
Indonesia (Bank Exim), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo),
digabungkan ke dalam Bank Mandiri.

1.2.1 Pra-penggabungan

Bank Dagang Negara

Bank Dagang Negara merupakan salah satu bank tertua di


Indonesia. Sebelumnya Bank Dagang Negara dikenal sebagai
Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij yang didirikan
di Batavia (Jakarta) pada tahun 1857. Pada tahun 1949 namanya
berubah menjadi Escomptobank NV. Selanjutnya, pada tahun
1960 Escomptobank dinasionalisasi dan berubah nama menjadi
Bank Dagang Negara, sebuah Bank pemerintah yang membiayai
sektor industri dan pertambangan.

Bank Bumi Daya

Bank Bumi Daya didirikan melalui suatu proses panjang yang


bermula dari nasionalisasi sebuah perusahaan Belanda De
Nationale Handelsbank NV, menjadi Bank Umum Negara pada
tahun 1959. Pada tahun 1964, Chartered Bank (sebelumnya
adalah Bank milik Inggris) juga dinasionalisasi, dan Bank
Umum Negara diberi hak untuk melanjutkan operasi Bank
tersebut. Pada tahun 1965, Bank Umum Negara digabungkan ke
dalam Bank Negara Indonesia dan berganti nama menjadi Bank
Negara Indonesia Unit IV beralih menjadi Bank Bumi Daya.

Bank Ekspor Impor Indonesia

Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) berawal dari


perusahaan dagang Belanda N.V. Nederlansche Handels
Maatschappij yang didirikan pada tahun 1842 dan
mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada tahun
1870. Pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan ini pada
tahun 1960, dan selanjutnya pada tahun 1965 perusahan ini
digabung dengan Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara

2
Indonesia Unit II. Pada tahun 1968 Bank Negara Indonesia Unit
II dipecah menjadi dua unit, salah satunya adalah Bank Negara
Indonesia Unit II Divisi Expor – Impor, yang akhirnya menjadi
Bank Exim, bank Pemerintah yang membiayai kegiatan ekspor
dan impor.

Bank Pembangunan Indonesia

Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berawal dari Bank


Industri Negara (BIN), sebuah Bank Industri yang didirikan pada
tahun 1951. Misi Bank Industri Negara adalah mendukung
pengembangan sektor – sektor ekonomi tertentu, khususnya
perkebunan, industri, dan pertambangan. Bapindo dibentuk
sebagai bank milik negara pada tahun 1960 dan BIN kemudian
digabung dengan Bank Bapindo. Pada tahun 1970, Bapindo
ditugaskan untuk membantu pembangunan nasional melalui
pembiayaan jangka menengah dan jangka panjang pada sektor
manufaktur, transportasi dan pariwisata.

1.2.2 Pasca Penggabungan


Bank Mandiri dibentuk pada 2 Oktober 1998, dan empat bank
asalnya efektif mulai beroperasi sebagai bank gabungan pada
pertengahan tahun 1999. Setelah selesainya proses merger,
Bank Mandiri kemudian memulai proses konsolidasi, termasuk
pengurangan cabang dan pegawai. Selanjutnya diikuti dengan
peluncuran single brand di seluruh jaringan melalui iklan dan
promosi.
Salah satu pencapaian penting adalah penggantian secara
menyeluruh platform teknologi. Bank Mandiri mewarisi
sembilan sistem perbankan dari keempat ‘’’legacy banks’’’.
Setelah investasi awal untuk konsolidasi sistem yang berbeda
tersebut, Bank Mandiri mulai melaksanakan program
penggantian platform yang berlangsung selama tiga tahun, di
mana program pengganti tersebut difokuskan untuk
meningkatkan kemampuan penetrasi di segmen ‘’’retail
banking’’’.
Pada saat ini, infrastruktur teknologi informasi Bank Mandiri
sudah mampu melakukan pengembangan ‘’’e-channel’’’ &
produk retail dengan ‘’’Time to Market’’’ yang lebih baik.

3
Dalam proses penggabungan dan pengorganisasian ulang
tersebut, jumlah cabang Bank Mandiri dikurangi sebanyak 194
buah dan karyawannya berkurang dari 26.600 menjadi 17.620.
Direktur Utama Bank Mandiri yang pertama adalah
Muljohardjoko (Dirut Taspen sejak Februari 1996). Alumnus
Fakultas Ekonomi UI ini pernah juga berdinas di PT Telkom,
terakhir ia menjabat sebagai direktur keuangan). Muljohardjoko
menjadi Dirut Bank Mandiri selama 35 hari ketika awal-awal
menjadi Dirut Taspen. Kepemimpinan Muljohardjoko di Taspen
sendiri berjalan sejak Februari 1996 sampai tahun 1999. Direktur
Utama Bank Mandiri yang kedua adalah Robby Djohan.
Kemudian pada Mei 2000, posisi Djohan digantikan ECW
Neloe. Neloe menjabat selama lima tahun, sebelum digantikan
Agus Martowardojo sebagai Direktur Utama sejak Mei 2005.
Neloe menghadapi dugaan keterlibatan pada kasus korupsi di
bank tersebut. Agus kemudian digantikan oleh Zulkifli Zaini dan
saat ini Kartika Wirjoatmodjo menjabat menjadi Dirut Bank
Mandiri.
Pada Maret 2005, Bank Mandiri mempunyai 829 cabang yang
tersebar di sepanjang Indonesia dan enam cabang di luar negeri.
Selain itu, Bank Mandiri mempunyai sekitar 2.500 ATM dan
tiga anak perusahaan utama yaitu Bank Syariah Mandiri,
Mandiri Sekuritas, dan AXA Mandiri.
Sesudah menyelesaikan program transformasi semenjak 2005
sampai dengan tahun 2009, Bank Mandiri sedang bersiap
melaksanakan transformasi tahap berikutnya dengan
merevitalisasi visi dan misi untuk menjadi Lembaga Keuangan
Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif.
Pada Juni 2013, Bank Mandiri sudah mempunyai 1.811 cabang
dan sekitar 11.812 ATM yang tersebar merata di 34 provinsi di
Indonesia tanpa terkecuali, semakin menegaskan Bank Mandiri
sebagai salah satu dari jajaran bank terbesar di Indonesia.

4
1.3 Hightlight Kinerja Perusahaan

Gambar 1 : Highlight Kinerja Perusahaan

1.4 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 2 : Struktur Organisasi Perusahaan

5
1.5 Core Business Perusahan
Mandiri KTA atau Mandiri Kredit Tanda Agunan merupakan salah satu
produk unggulan mandiri. Produk ini di buat untuk masyarakat yang
membutuhkan layanan kredit dengan cicilan yang ringan disertai limit
kredit yang cukup besar yaitu hingga 200 juta rupiah pinjaman. Kelebihan
lainnya dari produk ini yakni tidak adanya jaminan atau perlindungan
asuransi jiwa.

Mandiri KPR atau Mandiri Kredit Pemilikan Rumah adalah produk


Mandiri Kredit Konsumer yang diperuntukan bagi nasabah perorangan
dalam keperluan pembelian rumah tinggal/apartemen/ruko/rukan yang
dimana pembeliannya langsung dari developer maupun non developer.
Keunggulan dari produk ini ialah banyaknya ragam fitur yang bisa dipiling
dengan keringanan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan anda tentunya.
Selain itu nasabah yang membeli dari developer yang sudah bekerja sama
dengan pihak bank mandiri, biasanya dalam mengambil KPR Mandiri akan
mendapat diskkon atau promo cicilan. Jika kita bandingkan dengan produk
yang sama dari bank berbeda, saat ini bunga yang diberikan oleh bank
mandiri itu adalah paling rendah yaitu 6,75%.

Mandiri kartu kredit digunakan untuk pembayaran transaksi


pembelanjaan atau penarikan tunai di seluruh merchant berlogo Visa atau
ATM berlogo Plus untuk mandiri kartu kredit visa dan yang berlogo
MasterCard (maestro®/Cirrus®) untuk mandiri kartu kredit Mastercard.

Deposito Mandiri, Selain tabungan, produk perbankan dari Mandiri yang


lain adalah deposito berjangka dan simpanan giro baik dalam Rupiah atau
valas. Mandiri deposito menawarkan suku bunga kompetitif dengan jangka
waktu fleksibel, mulai dari 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, hingga 24 bulan.

Investasi Bank Mandiri meliputi reksa dana, obligasi, SUN, valuta asing,
hingga saham. Untuk consumer banking treasury, Bank Mandiri
menyediakan layanan foreign exchange, deposito dana dinamis, spesial
rate, dan dual currency deposito.

BAB II

6
PENERAPAN GCG DI PT BANK MANDIRI TBK

2.1 Implementasi Asas Good Corporate Governance


2.1.1 Transparansi

1) Bank mengungkapkan informasi secara tepat waktu,


memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta dapat
diakses oleh pihak yang berkepentingan (stakeholders) sesuai
dengan haknya.

2) Bank mengungkapkan informasi yang meliputi tetapi tidak


terbatas pada visi, misi, sasaran usaha, strategi Bank, kondisi
keuangan,susunan dan kompensasi pengurus, pemegang saham
pengendali, cross share holding, pejabat eksekutif, pengelolaan
risiko, sistem pengawasan dan pengendalian intern, status
kepatuhan, sistem dan implementasi good corporate
governance serta informasi dan fakta material yang dapat
mempengaruhi keputusan pemodal.

3) Prinsip keterbukaan tetap memperhatikan ketentuan rahasia


bank, rahasia jabatan dan hak-hak pribadi sesuai peraturan
yang berlaku.

4) Kebijakan Bank harus tertulis dan dikomunikasikan kepada


stakeholders dan yang berhak memperoleh informasi tentang
kebijakan tersebut.

2.1.2 Akuntanbilitas

1) Bank menetapkan sasaran usaha dan strategi untuk dapat


dipertanggungjawabkan kepada stakeholders.

2) Bank menetapkan tugas dan tanggung jawab yang jelas bagi


masing-masing organ anggota Dewan Komisaris, dan Direksi
serta seluruh jajaran di bawahnya yang selaras dengan visi,
misi, nilai-nilai Perusahaan, sasaran usaha dan strategi Bank.

3) Bank harus meyakini bahwa masing-maisng anggota Dewan


Komisaris dan Direksi maupun seluruh jajaran di bawahnya
mempunyai kompetensi sesuai dengan tanggung jawabnya dan

7
memahami perannya dalam pelaksanaan good corporate
governance.

4) Bank menetapkan check & balance system dalam


pengelolaan Bank

5) Bank memiliki ukuran kinerja dari semua Jajaran Bank


berdasarkan ukuran yang disepakati secara konsisten dengan
nilai perusahaan (Corporate Culture Values), sasaran usaha dan
strategi Bank serta memiliki rewards and punishment system.

2.1.3 Responsibilitas

1) Bank berpegang pada prinsip kehati-hatian (prudential


banking practices) dan menjamin kepatuhan terhadap peraturan
yang berlaku.

2) Bank sebagai good corporate citizen peduli terhadap


lingkungan dan melaksanakan tanggung jawab sosial secara
wajar.

2.1.4 Indenpendensi

1) Bank menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar


oleh Stakeholders manapun dan tidak terpengaruh oleh
kepentingan sepihak serta terbebas dari benturan kepentingan
(conflict of interest).

2) Bank mengambil keputusan secara obyektif dan bebas dari


segala tekanan dari pihak manapun.

2.1.5 Kewajaran dan Kesetaraan

1) Bank memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders


berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran (equal treatment).

2) Bank memberikan kesempatan kepada seluruh stakeholders


untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi
kepentingan Bank serta membuka akses terhadap informasi
sesuai dengan prinsip keterbukaan

2.2 Pendekatan Good Corporate Governance

8
Gambar 3 : Pendekatan GCG di PT Bank Mandiri Tbk

Gambar 4 : Pendekatan GCG di PT Bank Mandiri Tbk

BAB III
PENERAPAN PENGENDALIAN INTERNAL

9
3.1 Internal Audit PT Bank Mandiri Tbk
Dalam rangka menjaga dan mengamankan kegiatan usaha sesuai visi dan
misi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, serta memberikan landasan dan
pedoman bagi Internal Audit (IA) yang merupakan bagian dari Sistem
Pengendalian Intern, maka perlu ditetapkan Internal Audit Charter. Internal
Audit Charter disusun berdasarkan Peraturan Bank Indonesia mengenai
penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB) dan
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal & Lembaga Keuangan
tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal
serta standar dari The Institute of Internal Auditors (IIA).

Visi
Menjadi Internal Audit yang berperan sebagai strategic partner dan
berstandar internasional.

Misi
1. Membantu organisasi mencapai tujuannya dengan memberikan assurance
& consulting yang independen dan objektif serta memberikan nilai
tambah.
2. Mengevaluasi efektivitas internal control, risk management, dan
governance process melalui penerapan Risk Based Audit.
3. Mengelola aktivitas internal audit secara efektif dan efisien (operational
excellence).
4. Mengembangkan kompetensi Internal Auditor dan mengintensifkan
penggunaan teknologi informasi
5. Meningkatkan sinergi fungsi internal audit dan eksternal audit.

Fungsi
Internal Audit membantu organisasi mencapai tujuannya melalui aktivitas
internal audit (assurance dan consulting) dan aktivitas investigasi dalam

10
rangka memberikan penilaian yang independen atas internal control,
penerapan risk management dan proses governance dalam organisasi
perusahaan.

Kedudukan Dalam Organisasi


1. Internal Audit adalah unit kerja dalam organisasi PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk. yang membantu Direktur Utama dan Dewan Komisaris
melalui Komite Audit dalam menjalankan fungsi pengawasan untuk
mewujudkan visi dan misi Bank
2. Internal Audit dipimpin oleh Chief Audit Executive yang diangkat dan
diberhentikan oleh Direktur Utama Bank dengan persetujuan dari Dewan
Komisaris dan dilaporkan kepada Regulator.
3. Kedudukan Chief Audit Executive dalam organisasi langsung di bawah
dan bertanggungjawab kepada Direktur Utama, namun dapat
berkomunikasi langsung dengan Dewan Komisaris melalui Komite.
Audit untuk menginformasikan berbagai hal yang berhubungan dengan
aktivitas internal audit dan aktivitas investigasi.
4. Internal Auditor bertanggungjawab secara langsung kepada Chief Audit
Executive.
5. Internal Audit menjalankan fungsi sebagai SKAI Terintegrasi dalam
rangka penerapan Tata Kelola Terintegrasi dalam Konglomerasi
Keuangan.

RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pekerjaan internal audit mencakup semua area operasi Bank
Mandiri, Perusahaan Anak dan afiliasi sesuai governance yang berlaku untuk
menentukan kecukupan kualitas internal control, penerapan risk
management, dan proses governance dalam rangka membantu organisasi
mencapai tujuannya.

11
KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB
Kewenangan
1. Melakukan aktivitas internal audit terhadap kegiatan semua unit kerja
dalam organisasi Bank serta Perusahaan Anak dan afiliasinya sesuai
governance yang berlaku.
2. Melakukan komunikasi secara langsung dengan Direktur Utama, Dewan
Komisaris, dan/atau Komite Audit.
3. Melakukan komunikasi dengan pihak eksternal termasuk regulator.
Mengadakan rapat secara berkala dan insidentil dengan Direktur Utama,
Dewan Komisaris, dan/atau Komite Audit.
4. Mengadakan rapat secara berkala dan insidentil dengan Direktur Utama,
Dewan Komisaris, dan/atau Komite Audit.
5. Mengakses seluruh informasi, catatan, karyawan, dan termasuk
didalamnya namun tidak terbatas pada rekening/catatan karyawan dan
sumber daya serta hal-hal lain yang dianggap perlu terkait dengan tugas
dan fungsinya.
6. Melakukan aktivitas investigasi terhadap kasus/masalah pada setiap aspek
dan unsur kegiatan yang terindikasi fraud dan pelanggaran code of
conduct.
Tanggung Jawab
1. Merencanakan dan melaksanakan aktivitas internal audit dengan
penekanan pada bidang/aktivitas yang mempunyai risiko tinggi serta
mengevaluasi prosedur/control system yang ada untuk memperoleh
keyakinan bahwa tujuan dan sasaran Bank dapat dicapai secara optimal
dan berkesinambungan.
2. Melaksanakan langkah-langkah dalam rangka menggali informasi
(investigasi), melaporkan, dan menyampaikan rekomendasi/kesimpulan
atas fraud kepada Manajemen.
3. Mengembangkan dan menjalankan program untuk mengevaluasi dan
meningkatkan kualitas Internal Audit.

12
4. Memberikan rekomendasi atas hasil audit dan memonitor tindak lanjut
hasil aktivitas internal audit dan aktivitas investigasi
5. Bekerja sama dengan Komite Audit dalam melaksanakan fungsi
pengawasan.
6. Melakukan koordinasi kegiatannya dengan kegiatan eksternal audit dan
unit/fungsi penyedia assurance lainnya, agar dapat dicapai hasil audit
yang komprehensif dan optimal. Koordinasi dapat dilakukan antara lain
melalui pertemuan secara periodik untuk membicarakan hal-hal yang
dianggap penting bagi kedua belah pihak.
Dalam rangka pelaksanaan fungsi sebagai SKAI Terintegrasi, tugas dan
tanggung jawab Internal Audit mengacu pada Pedoman Tata Kelola
Terintegrasi, yaitu :
1. Memantau pelaksanaan audit intern pada masing-masing Perusahaan
Anak dalam Konglomerasi Keuangan. Dalam pelaksanaannya Internal
Audit melakukan antara lain :
a. Evaluasi rencana audit internal audit Perusahaan Anak dalam
Konglomerasi Keuangan dalam rangka penyelarasan rencana audit
terintegrasi.
b. Evaluasi hasil audit internal dan eksternal Perusahaan Anak dalam
Konglomerasi Keuangan beserta tindak lanjutnya dalam rangka
penyusunan laporan audit intern terintegrasi.
2. Melaksanakan audit pada Perusahaan Anak dalam Konglomerasi
Keuangan baik secara individual, audit bersama atau berdasarkan
laporan dari internal audit Perusahaan Anak dalam Konglomerasi
Keuangan.
3. Internal Audit menyampaikan laporan audit intern terintegrasi kepada
Direktur yang ditunjuk untuk melakukan fungsi pengawasan terhadap
seluruh Perusahaan Anak dalam Konglomerasi Keuangan dan Dewan
Komisaris Bank Mandiri serta Direktur yang membawahkan fungsi
kepatuhan Bank Mandiri.

13
INDEPENDENSI, OBYEKTIVITAS DAN PROFESIONALISME
IA harus independen, obyektif dan profesional dalam melaksanakan
tugasnya sehingga mampu mengungkapkan pandangan dan pemikirannya
tanpa pengaruh ataupun tekanan dari pihak lain. Untuk lebih terlaksananya
independensi IA, Direktur Utama harus memberikan dukungan sepenuhnya
dan Komite Audit harus mengawasi dan membimbing pelaksanaannya.

Indenpendensi
IA memiliki independensi dalam melakukan aktivitas internal audit dan
aktivitas investigasi, mengemukakan pandangan serta pemikiran sesuai
dengan profesinya dan standar yang berlaku. Dalam menegakkan
independensinya:
1. IA mampu mengungkapkan pandangan dan pemikirannya tanpa
pengaruh ataupun tekanan dari pihak lain manapun
2. IA memiliki kebebasan dalam menetapkan metode, scope, cara, teknik
dan pendekatan audit yang akan dilakukan
3. Internal Auditor dan Investigator tidak melakukan kegiatan yang
bersifat operasional diluar aktivitas internal audit dan aktivitas
investigasi.
4. Internal Auditor dan Investigator tidak melakukan perangkapan tugas
dan jabatan pada kegiatan operasional perusahaan dan afiliasinya
maupun Perusahaan Anak.

Obyektivitas
1. Internal Auditor dan Investigator harus memiliki sikap mental
independen dalam melaksanakan aktivitas internal audit dan aktivtas
investigasi. Sikap mental tersebut tercermin dari laporan yang lengkap,
obyektif serta berdasarkan analisis yang cermat dan tidak memihak.

14
2. Internal Auditor dan Investigator bebas dari pertentangan kepentingan
(conflict of interest) atas obyek atau kegiatan yang diperiksa. Apabila
Internal Auditor dan Investigator mempunyai pertentangan kepentingan
atas obyek atau kegiatan yang diperiksa, maka yang bersangkutan harus
menyatakan keterkaitannya dan tidak ditugaskan untuk melaksanakan
audit terhadap obyek atau kegiatan dimaksud .

Profesionalisme
Profesionalisme menjadi acuan bagi Internal Auditor dan Investigator dalam
melaksanakan aktivitas internal audit dan aktivitas investigasi. Untuk itu
Internal Auditor dan Investigator secara sendiri-sendiri atau bersama-sama
mempunyai :
1. Integritas, sikap mental yang indepeden, jujur, obyektif, tekun, dan
menjunjung tinggi etika serta profesi Internal Auditor termasuk
didalamnya bersikap bijaksana dan hati-hati dalam menggunakan
informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan tugas serta tidak
menggunakan informasi rahasia untuk kepentingan pribadi atau hal-hal
lain yang dapat menimbulkan kerugian bagi Bank (confidentiality
code).
2. Kompetensi sesuai dengan competency profile yang dibutuhkan.
3. Kecakapan dalam berinteraksi dan berkomunikasi secara efektif baik
lisan maupun tertulis.
4. Kemauan dan kemampuan untuk meningkatkan kualitas kompetensi
baik perilaku maupun teknis
5. Kewajiban mematuhi Kode Etik Internal Auditor dan Standar Profesi
Internal Auditor bagi Internal Auditor serta Kode Etik Investigator dan
Standar Profesi Investigator bagi Investigator.
6. Kewajiban menjaga kerahasiaan informasi dan/atau data perusahaan
terkait dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Internal Auditor

15
kecuali diwajibkan berdasarkan peraturan perundangundangan atau
penetapan/putusan Pengadilan.

AKTIVITAS INTERNAL AUDIT DAN INVESTIGASI


Internal Audit Activity
1. Internal Audit melaksanakan aktivitasnya berdasarkan rencana audit
tahunan yang telah mendapat persetujuan Direktur Utama dan
dilaporkan kepada Dewan Komisaris melalui Komite Audit.
2. Internal Audit wajib menyampaikan laporan hasil pelaksanaan aktivitas
internal audit kepada Direktur Utama, Dewan Komisaris melalui
Komite Audit dan Klien dengan tembusan kepada Direktur yang
membawahkan fungsi Kepatuhan.
3. Internal Audit wajib menyampaikan laporan kepada regulator sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
4. Internal Audit memantau dan menganalisis serta melaporkan kepada
Direktur Utama dan Dewan Komisaris melalui Komite Audit mengenai
perkembangan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah
dilakukan Klien. 5. Dalam hal pelaksanaan tindak lanjut tidak
dilaksanakan oleh Klien maka Internal Audit melaporkan kepada
Direktur Utama dan Dewan Komisaris melaui Komite Audit untuk
dilakukan tindakan lebih lanjut
6. Internal Audit memantau pelaksanaan audit intern dan melaksanakan
audit di Perusahaan Anak serta menyampaikan laporan hasil audit
terintegrasi sesuai tugas dan tanggung jawab sebagai SKAI Terintegrasi
dalam Konglomerasi keuangan.
Aktivitas Investigasi
1. Internal Audit melakukan investigasi terhadap kasus/masalah pada
setiap aspek dan unsur kegiatan yang terindikasi fraud dan pelanggaran
code of conduct.

16
2. Aktivitas investigasi bertujuan untuk mengungkapkan modus operandi,
penyebab, potensi kerugian, pelaku dan pihak lain yang terlibat.
3. Internal Audit melaporkan hasil investigasi kepada Direksi sesuai
bidangnya untuk mendapatkan keputusan.

QUALITY ASSURANCE
Internal Audit melakukan aktivitas verifikasi atas efektivitas pengendalian
mutu secara independen (Quality Assurance) dalam lingkungan dan scope
kerja Internal Audit di Bank Mandiri. Quality Assurance mencakup penilaian
(assessment) oleh pihak internal maupun eksternal, dengan memeriksa
kegiatan dan hasil kerja untuk meyakini kesesuaiannya dengan pedoman
Kebijakan Internal Audit Bank Mandiri & Standar Pedoman Internal Audit
serta meyakini pelaksanaan kepatuhan secara menyeluruh (Total Quality
Compliance) berdasarkan ketentuan yang berlaku.

LAIN-LAIN
1. Minimal satu kali dalam satu tahun Internal Audit Charter ini perlu
dinilai kecukupannya oleh Direktur Utama dan Dewan Komisaris agar
pelaksanaan aktivitas internal audit senantiasa berada pada tingkat
optimal
2. Internal Audit Charter ini mulai berlaku pada tanggal 17 Desember 2015

Lampiran
DASAR HUKUM
Peraturan perundang-undangan dan ketentuan terkait dengan fungsi internal
audit :
1. Undang-Undang RI No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 tahun 1998

17
2. Undang-Undang RI No. 40 tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007 tentang
Perseroan Terbatas.
3. Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999 tentang Penugasan
Direktur Kepatuhan (Compliance Director) dan Penerapan Standar
Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum (SPFAIB).
4. Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006
tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No.
8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006.
5. Peraturan Bank Indonesia No. 9/15/PBI/2007 tanggal 30 November
2007 tentang Penerapan Manajemen Risiko Dalam Penggunaan
Teknologi Informasi Oleh Bank Umum.
6. Peraturan Bank Indonesia No. 15/12/PBI/2013 tanggal 12 Desember
2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum.
7. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 18/POJK.03/2014 tanggal 18
November 2014 tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi
Konglomerasi Keuangan.
8. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 56/POJK.04/2015 tanggal 23
Desember 2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan
Piagam Unit Audit Internal.
9. Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/30/DPNP tanggal 12 Desember
2007 tentang Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan
Teknologi Informasi oleh Bank Umum .
10. Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010
tentang Penyelenggaraan Sistem Bank Indonesia Real Time Gross
Settlement sebagaimana diubah dengan Surat Edaran Bank Indonesia
No. 16/18/DPSP tanggal 28 November 2014.
11. Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/34/DASP tanggal 22 Desember
2010 tentang Perubahan Atas Surat Edaran BI No. 12/8/DASP tgl. 24
Maret 2010 perihal Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia.

18
12. Surat Edaran Bank Indonesia No.13/28/DPNP tanggal 9 Desember
2011 tentang Penerapan Strategi Anti Fraud bagi Bank Umum.

3.2 Program Pengendalian Gratifikasi PT Bank Mandiri Tbk

Maksud dan Tujuan


Tujuan pembuatan ketentuan mengenai pengendalian gratifikasi adalah
sebagai berikut:
A. Sebagai pedoman bagi seluruh jajaran Bank Mandiri dalam
pengendalian dan pelaporan gratifikasi agar sejalan dengan etika bisnis
serta prinsip-prinsip Good Corporate Governance.
B. Mewujudkan budaya anti korupsi dan value integrity di lingkungan
Bank Mandiri melalui pengendalian gratifikasi.
C. Seluruh jajaran Bank Mandiri dapat memiliki pemahaman yang sama
terhadap pengendalian gratifikasi dan dapat segera mengambil tindakan
sesuai ketentuan yang berlaku.

Organisasi dan Wewenang


Compliance Group bertindak sebagai pelaksana Unit Pengendali Gratifikasi
(UPG) dengan ruang lingkup tugas sebagai berikut:
1. Menyusun dan/atau mengevaluasi dari waktu ke waktu ketentuan terkait
gratifikasi dengan tetap memperhatikan ketentuan yang berlaku,
termasuk tetapi tidak terbatas pada ketentuan yang mengatur tentang
pembuatan ketentuan internal PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
2. Mengembangkan dan/atau menyempurnakan sistem dan mekanisme
pelaporan gratifikasi di lingkungan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
3. Menerima laporan gratifikasi berikut kelengkapan dokumennya dari
penerima gratifikasi.

19
4. Melakukan review atas pelaporan gratifikasi. Jika diperlukan, Unit
Pengendali Gratifikasi dapat meminta keterangan kepada pihak
penerima gratifikasi terkait kelengkapan laporan gratifikasi tersebut.
5. Melakukan koordinasi dengan Decentralized Compliance &
Operational Risk (DCOR) Head dan Anti Money Laundering Officer
(AMLO) serta KPK dalam pengendalian dan penanganan laporan
gratifikasi.
6. Menyampaikan laporan gratifikasi kepada KPK sesuai ketentuan yang
berlaku.
7. Menyampaikan laporan gratifikasi secara triwulanan kepada Direktur
yang membawahkan fungsi Kepatuhan.
8. Mengadministrasikan laporan gratifikasi secara tertib.
9. Membuat ketetapan terkait dengan penerimaan gratifikasi yang menjadi
kewenangan Bank Mandiri sesuai dengan keputusan yang sudah
dikeluarkan oleh KPK.
10. Melakukan evaluasi atas efektifitas pengelolaan pengendaliannya di
lingkungan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
11. Melakukan fungsi advisory dan sosialisasi terkait pengendalian
gratifikasi di lingkungan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
12. Membuka rekening untuk menampung uang yang diterima dari
gratifikasi sampai dengan adanya keputusan mengenai gratifikasi
tersebut diterbitkan oleh KPK dan/atau UPG.
13. Melakukan penyimpanan uang dan/atau barang gratifikasi dan/atau
bingkisan gratifikasi serta meneruskan kepada KPK atau
menyampaikan kembali kepada pelapor sesuai dengan keputusan yang
dikeluarkan oleh KPK.
KETENTUAN
A. Prinsip Dasar
1. Pengendalian gratifikasi merupakan tugas dan tanggung jawab seluruh
Jajaran Bank Mandiri.

20
2. Larangan terhadap penerimaan atau pemberian gratifikasi yang
dianggap suap, yaitu:
a. Seluruh Jajaran Bank Mandiri dilarang menerima uang dan/atau
barang gratifikasi dan/atau bingkisan yang berhubungan dengan
jabatannya dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya, serta
wajib menolak pemberian pada kesempatan pertama secara sopan
dan segera melaporkannya kepada KPK melalui UPG
b. Seluruh Jajaran Bank Mandiri dilarang memberikan uang dan/atau
barang gratifikasi dan/atau bingkisan yang berhubungan dengan
jabatannya dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya kepada
Pegawai Negeri dan Penyelenggara Negara.
3. Kewajiban menyampaikan laporan gratifikasi
a. Seluruh jajaran Bank wajib membuat laporan atas penolakan atau
penerimaan gratifikasi yang wajib dilaporkan yaitu gratifikasi yang
dianggap suap kepada KPK melalui UPG dan gratifikasi yang terkait
kedinasan kepada UPG dengan tembusan kepada Kepala Unit Kerja
yang selanjutnya akan diteruskan oleh UPG kepada KPK
b. Penerima yang telah menyampaikan laporan gratifikasi sesuai
ketentuan ini terbebas dari ancaman tindak pidana suap sebagaimana
diatur dalam undangundang No.31 tahun 1999 yang telah diubah
berdasarkan UndangUndang No.20 tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
c. Penerima gratifikasi wajib menyimpan uang dan/atau barang
gratifikasi dan/atau bingkisan lainnya sampai dengan hasil keputusan
status pemilikan gratifikasi diterbitkan oleh KPK dan/atau surat
penetapan pemilikan oleh UPG.
B. Penerimaan Gratifikasi
Penerimaan gratifikasi dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) jenis, sebagai
berikut :
1. Gratifikasi Yang Wajib Dilaporkan

21
Yang termasuk gratifikasi yang wajib dilaporkan adalah:
a. Gratifikasi yang dianggap suap
1) Setiap gratifikasi yang diterima oleh seluruh jajaran
Bank Mandiri yang berhubungan dengan jabatannya dan
berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya sesuai pasal
12 B ayat (1) UU No.20 Tahun 2001 tentang Perubahan
atas Undangundang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, seperti:
a) Uang dan/atau barang gratifikasi dan/atau
bingkisan lainnya dalam rangka mempengaruhi
kebijakan/keputusan/perlaku an pemangku
kewenangan.
b) Uang dan/atau barang gratifikasi dan/atau
bingkisan lainnya berapapun nilainya dalam
setiap pelayanan terkait dengan tugas, wewenang
atau tanggung jawabnya.
c) Uang dan/atau barang gratifikasi dan/atau
bingkisan lainnya bagi pegawai/pengawas/tamu
selama kunjungan dinas.
d) Uang dan/atau barang gratifikasi dan/atau
bingkisan lainnya dalam proses
penerimaan/promosi/mutasi pejabat/pegawai
2) Penerimaan gratifikasi tersebut diatas wajib ditolak pada
kesempatan pertama, apabila tidak dapat melakukan
penolakan, maka penerima wajib melaporkan kepada
KPK melalui UPG. Beberapa kondisi tidak dapat
melakukan penolakan, antara lain sebagai berikut:
a) Tidak diketahui proses pemberiannya.
Adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak
mengetahui pelaksanaan pemberian gratifikasi,

22
waktu dan lokasi diberikannya gratifikasi serta
tidak mengetahui identitas dan alamat pihak
ketiga.
b) Penolakan dapat menyebabkan terganggunya
nama baik perusahaan. Adalah jika tindakan
penolakan dapat menyebabkan terganggunya
hubungan baik antara Bank Mandiri dengan
pihak ketiga yang merupakan Mitra Bisnis Bank
Mandiri.
3) Termasuk Gratifikasi yang dianggap suap apabila
penerimaan Gratifikasi berupa barang/makanan yang
mudah busuk dan/atau rusak yang diterima dari
debitur/vendor/rekanan/nasaba h/pihak lainnya yang
berpotensi mempunyai benturan kepentingan. Namun
atas penerimaan tersebut pelapor cukup melaporkan
kepada UPG. Pemanfaatan atas penerimaan tersebut
wajib disalurkan untuk program kepedulian sosial.
b. Gratifikasi terkait kedinasan
1) Penerimaan yang dapat dikategorikan sebagai
gratifikasi terkait kedinasan adalah setiap penerimaan
yang memiliki karateristik sebagai berikut:
a) Diperoleh secara sah dalam pelaksanaan tugas
resmi.
b) Diberikan secara terbuka dalam rangkaian acara
kedinasan.
c) Berlaku umum, yaitu yang diterima semua
peserta dan memenuhi prinsip kewajaran atau
kepatutan, dan tidak menimbulkan benturan
kepentingan yang berlawanan dengan kewajiban
atau tugasnya.

23
2) Yang termasuk gratifikasi terkait kedinasan antara lain:
a) Penerimaan biaya perjalanan dinas dan/atau
honorarium dari pihak penyelenggara kegiatan
dan berdasarkan penunjukkan ataupun
penugasan resmi dari Bank Mandiri serta tidak
terdapat pemberian ganda dari Bank Mandiri.
b) Penerimaan dari kegiatan resmi kedinasan
seperti rapat, seminar, workshop, konferensi,
pelatihan, atau kegiatan lain sejenis yang berlaku
secara umum berupa seminar kits, sertifikat dan
plakat/cinderamata. Apabila nilainya melebihi
equivalen Rp1.000.000,- (satu juta rupiah) akan
menjadi milik Bank Mandiri setelah mendapat
surat penetapan pemilikan dari UPG. Apabila
nilainya tidak melebihi equivalen Rp1.000.000,-
(satu juta rupiah) akan menjadi milik pelapor dan
tidak perlu dilaporkan kepada UPG
3) Penerimaan gratifikasi tersebut di atas wajib dilaporkan
kepada UPG.

2. Gratifikasi yang tidak wajib dilaporkan


Jenis Gratifikasi yang tidak wajib dilaporkan adalah
1) Diperoleh dari hadiah langsung/undian, diskon/rabat, voucher,
point reward, atau souvenir yang berlaku secara umum dan tidak
terkait dengan kedinasan
2) Diperoleh karena prestasi akademis atau non akademis
(kejuaraan/perlombaan/kompetisi ) dengan biaya sendiri dan
tidak terkait dengan kedinasan.

24
3) Diperoleh dari keuntungan/bunga dari penempatan dana,
investasi atau kepemilikan saham pribadi yang berlaku secara
umum dan tidak terkait dengan kedinasan.
4) Diperoleh dari kompensasi atas profesi di luar kedinasan, yang
tidak terkait dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi), tidak
melanggar konflik kepentingan dan kode etik pegawai dan
dengan ijin tertulis dari atasan langsung.
5) Diperoleh dari hubungan keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus dua derajat atau dalam garis keturunan ke
samping satu derajat sepanjang tidak mempunyai konflik
kepentingan dengan penerima gratifikasi.
6) Diperoleh dari hubungan semenda dalam garis keturunan lurus
satu derajat atau dalam garis keturunan ke samping satu derajat
sepanjang tidak mempunyai konflik kepentingan dengan
penerima gratifikasi.
7) Diperoleh terkait dengan hadiah perkawinan, khitanan anak,
ulang tahun, kegiatan keagamaan/adat/tradisi lainnya dan tidak
melebihi equivalen Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah). Apabila
nilainya melebihi equivalen Rp Rp1.000.000,- (satu juta rupiah)
maka wajib dilaporkan kepada KPK melalui UPG.
8) Diperoleh dari pihak lain terkait dengan musibah atau bencana
dan bukan dari pihak-pihak yang mempunyai konflik
kepentingan dengan penerima gratifikasi.
9) Diperoleh dari kegiatan resmi kedinasan seperti rapat, seminar,
workshop, konferensi, pelatihan, atau kegiatan lain sejenis yang
berlaku secara umum berupa seminar kits, sertifikat dan
plakat/cinderamata dan tidak melebihi equivalen
Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).

25
10) Diperoleh dari acara resmi kedinasan dalam bentuk
hidangan/sajian/jamuan berupa makanan dan minuman yang
berlaku umum.
C. Pemberian oleh Jajaran Bank Mandiri
1. Jajaran Bank Mandiri dilarang memberikan Gratifikasi
yang dianggap suap kepada Pegawai Negeri dan
Penyelenggara Negara.
2. Pemberian dalam rangka kegiatan penghimpunan dana
atau terkait dengan kegiatan bisnis Bank Mandiri lainnya
harus berdasarkan prinsip transparansi dan etika bisnis
serta mengikuti ketentuan internal yang berlaku.
D. Pemberian Dalam Internal Mandiri
1. Pemberian dan penerimaan gratifikasi di dalam internal
Mandiri yang tidak dapat diterima dan wajib dilaporkan
kepada UPG adalah sebagai berikut :
a. Pemberian dalam bentuk uang dan/atau barang
gratifikasi dan/atau bingkisan dari bawahan
kepada atasan yang berhubungan dengan
jabatannya dan berlawanan dengan kewajiban
atau tugasnya.
b. Pemberian dalam bentuk uang dan/atau barang
gratifikasi dan/atau bingkisan dari perusahaan
anak kepada kepada Jajaran Bank Mandiri yang
memiliki benturan kepentingan dan tidak berlaku
umum.
c. Pemberian dalam bentuk barang/makanan yang
mudah busuk dan/atau rusak dari sesama Jajaran
Bank Mandiri yang memiliki benturan
kepentingan.

26
2. Pemberian dan penerimaan gratifikasi di dalam internal
Mandiri yang dapat diterima dan tidak wajib dilaporkan:
a. Pemberian sesama Jajaran Bank Mandiri dalam
rangka pisah sambut, pensiun, promosi jabatan
dan ulang tahun yang tidak dalam bentuk uang
atau setara uang dengan nilai tidak melebihi Rp
500.000,- per pemberian per orang dengan total
pemberian maksimal Rp 1.000.000,- dalam 1
(satu) tahun dari pemberi yang sama.
b. Pemberian sesama rekan kerja tidak dalam
bentuk uang atau setara uang dengan nilai tidak
melebihi Rp 500.000,- per pemberian per orang
dengan total pemberian maksimal Rp 1.000.000,-
dalam 1 (satu) tahun dari pemberi yang sama.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

27
4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

https://en.wikipedia.org/wiki/Bank_Mandiri

https://www.bankmandiri.co.id/

28
29

Anda mungkin juga menyukai