Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki iklim tropis dan kaya
akan keanekaragaman hayati. Hal ini menunjukan bahwa banyak tanaman yang
digunakan sebagai tanaman obat, sehingga tidak jarang dijumpai beragam pengobatan
tradisional (Dalimartha dan Adrian, 2013). Menurut Utami dan Tim Lentera (2005)
tanaman obat adalah suatu jenis tanaman yang sebagian, seluruh tanaman, dan
eksudat (sel) tanaman tersebut digunakan sebagai obat, bahan, atau ramuan obat-
obatan.
Tanaman pepaya (Carica papaya Linn) merupakan salah satu tanaman yang
digunakan sebagai tanaman obat. Tanaman ini tumbuh di daerah tropis yang berasal
dari Meksiko dan Kosta Rika dan disebarkan oleh pedagang Spanyol ke berbagai
dengan baik di daerah subtropis. Di Indonesia tanaman pepaya masuk sekitar abad
ke- 19 (Suprapti, 2005). Tanaman pepaya mempunyai beragam khasiat dari akar,
batang, daun dan buah karena memiliki beberapa senyawa yang mampu
jerawat dengan cara daun dijemur, dilumatkan sambil diberi sedikit air, diperas dan
sari daun pepaya dioleskan pada jerawat. Pada umumnya, masalah jerawat dialami
oleh lebih dari 80% populasi masyarakat yang berusia 12-44 tahun. Jerawat terjadi
2
akibat produksi hormon androgen meningkat drastis dan berimbas pada peningkatan
sekresi keratin dan sebum. Benjolan jerawat terbentuk ketika sekresi sebum melebihi
ekstrak daun pepaya bermanfaat untuk mencegah bertambah parahnya jerawat, yaitu
Wagner dan wolff (1976) mengatakan karpein adalah alkaloid berasal dari tanaman
Krim merupakan obat yang digunakan sebagai obat luar yang dioleskan ke
bagian kulit tubuh. Krim terdiri dari emulsi minyak dalam air atau alkohol berantai
dalam air, yang dapat dicuci dengan air serta lebih ditujukan untuk pemakaian
kosmetik dan estetika (Widodo, 2013). Krim memiliki penampakan yang menarik
dan Latifa, 2007). Adapun beberapa pengujian sediaan krim yaitu uji organoleptik,
uji homogenitas, uji daya serap, uji ukuran partikel, pengujian dilakukan untuk
memenuhi persyaratan sediaan krim. Dalam pengujian sediaan harus memiliki krim
pembanding, krim pembanding yang akan digunakan yaitu krim Nivea Soft.
Suatu cara untuk menarik satu atau lebih zat dari bahan asal adalah proses
ekstraksi. Maserasi merupakan salah satu metode ekstraksi dengan cara dingin.
3
Pemilihan maserasi didasarkan dari kegunaannya yaitu dapat menyari simplisia yang
mengandung komponen kimia dan mudah larut dalam cairan penyari serta
tentang Pembuatan Krim Anti Jerawat dari Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya,
Linn).
B. Rumusan masalah
Apakah Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya, Linn) dapat dibuat menjadi
C. Tujuan penelitian
1. Untuk membuat sediaan Krim Anti Jerawat dari Ekstrak Daun Pepaya (Carica
papaya, Linn).
2. Untuk menguji Krim Anti Jerawat dari Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya,
D. Manfaat penelitian
Linn) di masyarakat.
4
A. Krim
Menurut Lachman dkk (1994) krim merupakan sistem emulsi sediaan semi
padat dengan penampilan tidak jernih, berbeda dengan salep yang tembus cahaya.
Konsistensi dan sifat rheologisnya tergantung pada jenis emulsinya, apakah jenis air
dalam minyak atau minyak dalam air, dan juga pada sifat zat padat dalam fase
internal.
Krim adalah formulasi sediaan yang dapat bercampur dengan sekresi kulit.
Krim dapat diaplikasikan ke kulit atau membran mukus tertentu untuk tujuan
protektif, terapetik atau profilaksis, terutama jika tidak diperlukan efek oklusif . Basis
krim air dalam minyak adalah tipe yang dibuat menggunakan emulgator alami,
seperti beexwax (lemak lebah), alkohol wol atau lemak wol (lemak domba). Basis-
basis ini memiliki sifat emolien yang baik, basis ini memiliki karakter seperti putih,
transparan, dan sedikit kaku dan basis krim minyak dalam air merupakan tipe yang
ini merupakan basis terbaik yang digunakan untuk mempercepat penetrasi obat. Basis
ini memiliki karakter tipis, putih, dan konsistensi yang halus (Langley dan Belcher,
2014).
5
a. Uji organoleptik
Uji organoleptik atau pemerian memuat mengenai sifat zat yang diuraikan
meliputi wujud, rupa, warna, rasa, dan bau. Berguna untuk membantu
b. Uji homogenitas
Jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan tranparan lain yang cocok,
Untuk menentukan angka air, basis diaduk terus-menerus pada saat air
ditambahkan, titik akhir dicapai saat air yang di tambahkan tidak dapat diserap
Distribusi ukuran partikel atau uji ukuran partikel ditentukan secara mikroskopik
C. Kulit
luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti
tubuh, produksi sebum dan keringat, dan pembentukan pigmen melanin, sebagai
peraba dan perasa, serta pertahanan terhadap tekanan dan infeksi dari luar
D. Ekstrak
1. Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia
nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya matahari
langsung. Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk (Depkes, 1979).
2. Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat atau beberapa dari suatu padatan atau
cairan dengan bantuan pelarut. Metode ekstraksi di bagi menjadi dua yaitu cara
dingin dan cara panas. Cara dingin menggunakan metode ekstraksi maserasi dan
perkolasi serta cara panas mengunakan metode ekstraksi refluk dan soxhletasi
(Depkes, 1985).
zat-zat yang memiliki pengobatan (concentrata) dari zat-zat yang tidak berfaedah
7
agar lebih mudah dipergunakan dan disimpan dibandingkan simplisia asal, dan
3. Maserasi
simplisia atau campuran simplisia dengan derajat halus yang cocok ke dalam
sebuah bejana, tuangi dengan 75 bagian cairan penyari, tutup, biarkan selama 5
hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk, serkai, peras, cuci ampas dengan
bejana tertutup, biarkan di tempat sejuk, terlindung dari cahaya, selama 2 hari.
E. Uraian tanaman
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Caricales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
2. Morfologi
a. Jenis Bunga
menjadi 3 jenis yaitu tanaman pepaya betina, tanaman pepaya jantan, dan
b. Sistem Perakaran
Tanaman pepaya memiliki sistem perakaran yang berupa akar tunggang dan
akar cabang yang tumbuh mendatar ke semua arah pada ke dalaman 1 m atau
lebih dan menyebar sekitar 60 cm - 150 cm atau lebih dari pusat batang.
c. Batang
d. Daun
Daun pepaya bertulang menjalar (Palmineus) dengan warna hijau muda pada
bagian bawahnya .
e. Bunga
2) Bunga betina tidak memiliki benang sari, bentuk buah yang dihasilkan
3) Bunga Jantan
Bunga sempurna terdapat putik, bakal buah dan benang sari. Bentuk buah
3. Syarat Tumbuh
atas permukaan laut (dpl), daerah yang baik untuk berproduksi tanaman pepaya
dan merupakan tempat yang terbuka dan mendapatkan sinar matahari secara
penuh. Tanaman Pepaya dapat tumbuh juga pada jenis tanah yang subur, gembur,
banyak mengandung humus, serta memiliki drainase yang baik dan derajat
4. Perbanyakan
disemaikan. Biji yang digunakan sebgai bibit dapat dibeli atau di siapkan sendiri
dari buah yang masak dipohon dan berasal dari varietas yang unggul (Suprapti,
2005).
5. Komposisi Kimia
Buah pepaya mengandung vitamin A dan C (Latief, 2014). Daun muda atau daun
11
pada bagian pucuk mengandung senyawa aktif dalam kondisi tinggi, sehingga
mempunyai mutu yang terbaik (Depkes, 1985). Senyawa alkaloid karpein yang
terkandung dalam daun pepaya berkhasiat sebagai anti amuba dan bakteri serta
F. Uraian bahan
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; larut dalam 20 bagian etanol
Pemerian : Serpihan putih, licin, granul atau kubus, putih; bau khas
Kelarutan : Tidak larut dalam air; larut dalam etanol dan dalam eter,
Kelarutan : Dapat terdispersi dalam air panas; larut dalam etanol mutlak
panas pada kadar lebih rendah dari 20% b/v larutan menjadi
keruh
rasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95 %) P;
tebal.
Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih,
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air; larut dalam 3,5 bagian etanol
Pemerian : Serbuk atau hablur; putih atu agak kuning; tidak berbau
teroksidasi.
Kelarutan : Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol
G. Kerangka Konsep
Tanaman obat
Produk Kosmetik
Kosmetik
Kosmetik Kosmetik
Ekstrak Daun Pepaya
Kosmetik
Dibuat Krim Anti Jerawat
Kosmetik
Pengujian Krim Anti
Jerawat:
1. Uji organoleptik
2. Uji homogenitas
3. Uji daya serap
4. Uji ukuran partikel
Memenuhi Syarat
17
A. Jenis Penelitian
1. Lokasi penelitian
2. Waktu Penelitian
C. Definisi Operasional
1. Ekstrak adalah ekstrak kental yang diperoleh dari daun pepaya muda
2. Krim Anti Jerawat adalah krim yang berasal dari ekstrak daun pepaya dengan
basis minyak dalam air, diformulasikan untuk kulit wajah sebagai pengobatan
D. Sampel
Daun pepaya yang digunakan yaitu daun pepaya yang tumbuh pada bagian
pucuk tanaman pepaya, yang diambil dari Desa Laikit Kecamatan Dimembe,
E. Instrumen Penelitian
1. Alat
a. Batang pengaduk
b. Cawan
c. Gelas ukur
d. Rotavapor
e. Termometer
f. Timbangan
g. Toples
h. Wadah
i. Waterbath
2. Bahan
a. Asam stearat
b. Setil alkohol
c. Gliseril monostearat
d. Trietanolamin
e. Mineral oil
19
f. Gliserin
g. Asam askorbat
h. Nipagin
i. Nipasol
j. Air
1. Pengolahan Sampel
a. Daun pepaya dibersihkan dengan cara dicuci bersih dengan air mengalir.
b. Daun pepaya yang telah dibersihkan, dirajang dan dikeringkan dengan cara
Stearic Acid 12 %
Cetyl alkohol 2%
Glyceril monostearat 6%
Mineral oil 1%
Glycerin 2%
Triethanolamin 0,6 %
Water 76,4 %
20
H. Rancangan formula
2. Basis Krim 90 %
90
a. Asam stearat 𝑥 12 = 10,8 %
100
90
b. Setil alkohol 𝑥 2 = 1,8 %
100
90
c. Gliseril monostearat 100
𝑥 6 = 5,4 %
90
d. Mineral oil 𝑥1 = 0,9 %
100
90
e. Gliserin 𝑥2 = 1,8 %
100
90
f. Trietanolamin 𝑥 0,6 = 0,54 %
100
h. Nipagin 0,18 %
i. Nipasol 0,05 %
j. Air 68,43 %
I. Alasan Penambahan
2. Asam stearat
Asam stearat digunakan dalam krim yang basisnya dapat dicuci dengan
memperoleh efek yang tidak menyilaukan pada kulit (Lachman dkk, 1994).
3. Setil alkohol
kosentrasi krim serta menambah rasa halus dan licin. Kosentrasi yang digunakan
melebihi dari 1-2 % akan dapat menyebabkan pengerasan krim (Wade dan
Weller, 1994).
4. Gliseril monostearat
kehilangan air yang dapat menyebabkan volume atau jumlah krim berkurang
5. Mineral oil
memberikan rasa halus atau licin pada saat pemakaian (Keithler, 1956).
6. Gliserin
7. Trietanolamin
8. Asam askorbat
digunakan juga sebagai anti inflamasi (Sadick dkk, 2010) Pemilihan antioksidan
tidak menimbulkan bau yang tidak diinginkan, perubahan warna, kelarutan dan
kestabilan (Anwar, 2012). Kosentrasi asam askorbat yang digunakan yaitu 0,01-
J. Penimbangan
= 19,53g
= 3,24g
= 9,72g
=1,62g
= 3,24g
= 0,972 g
= 0,18 g
= 0,324 g
20 %) = 0,09 g
24
(102,645 x 20 %) = 123,174 ml
= 123 ml + 4 tetes
K. Cara Kerja
memperoleh maserat 1000 ml. Wadah ditutup dan biarkan ditempat sejuk,
c. Asam stearat, setil alkohol, mineral oil, nipasol dimasukkan ke dalam cawan
penguap, lalu dileburkan di atas waterbath pada suhu 75°C (fase minyak)
25
e. Setelah kedua fase (fase minyak dan air) suhunya sama, ditambahkan
trietanolamin ke dalam fase air, kemudian dimasukkan fase cair ke dalam fase
f. Krim diangkat lalu diaduk sampai dingin, ditambahkan asam askorbat aduk
g. Basis krim ditimbang lalu dimasukkan ekstrak daun pepaya, aduk kembali
sampai homogen.
3. Pengujian krim
a. Uji organoleptik
b. Uji homogenitas
Pengujian dilakukan dengan cara mengambil sediaan krim dari wadah bagian
atas, tengah dan bawah kemudian dioleskan pada objek glass, dan harus
sediaan krim dimana dasar krim dan bahan-bahan lainnya tercampur rata
dengan baik.
26
Timbang 1 gram sediaan krim kemudian ditetesi air (jumlah air dihitung)
sambil diaduk sampai dasar krim memisah dengan air (krim tidak mampu
menyerap air lagi). Daya serap maksimum dihitung dari jumlah air yang dapat
diserap oleh sediaan krim, sampai air tidak dapat bercampur dengan sediaan
A. Hasil
rendam selama 2 hari dan disaring. Ekstrak kental daun pepaya diperoleh 10,2 g
a b c
Gambar 3. Pembuatan ekstrak daun pepaya (a) Daun pepaya segar, (b) Maserasi,
(c) Ekstrak kental
28
2. Uji organoleptik
3. Uji homogenitas
Pengujian dilakukan dengan cara mengambil sediaan krim dari wadah pada
bagian atas, tengah dan bawah kemudian dioleskan pada objek gelas. Hasil
a b c
Gambar 5. Hasil Uji homogenitas (a) bagian atas, (b) bagian tengah, (c) bagian
bawah
29
Krim di timbang 1 g lalu ditetesi dengan air, hasil penelitian menunjukkan bahwa
krim ekstrak tercampur baik dengan air sehingga air dan minyak tidak terpisah.
Diambil sedikit krim ekstrak daun pepaya dan krim pembanding yaitu Nivea
tersebut. Hasil yang dilihat dari mikroskop ukuran partikel dari krim pembanding
a b
Gambar 7. Hasil Uji ukuran partikel (a) Krim ekstrak daun pepaya, (b) Krim
pembanding Nivea soft.
31
B. Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan proses penyarian zat aktif dari daun
pepaya digunakan metode maserasi, metode ini dipilih didasarkan dari kegunaannya
yaitu dapat menyari simplisia yang mengandung komponen kimia dan mudah larut
dalam cairan penyari serta menggunakan peralatan yang sederhana (Depkes, 1985).
Pelarut yang digunakan adalah etanol 95 % karena umumnya etanol adalah pelarut
Pembuatan krim dari ekstrak daun pepaya sebagai zat berkhasiat untuk
pepaya sebanyak 10 %. Basis krim mempunyai komposisi yaitu Asam stearat, Setil
alkohol, Gliseril monostearat , Trietanolamin, Mineral oil dan Gliserin. Krim ekstrak
daun pepaya memiliki tipe krim minyak dalam air, tipe ini digunakan untuk
mempercepat penetrasi obat pada kulit. Asam stearat dan Trietanolamin digunakan
sebagai emulgator, emulgator merupakan zat yang mampu mengadsorbsi fase air
serta menurunkan tegangan antar muka, sehingga fase air dan fase minyak dapat
pembawa atau kondisi kulit untuk meningkatkan penetrasi zat aktif yang bertujuan
lokal maupun sistemik (Anwar, 2012). Setil alkohol dapat membentuk massa krim
dan juga meningkatkan kosentrasi krim serta menambah rasa halus dan licin(Wade
dan Weller, 1994). Gliserin dapat mencegah krim menjadi kering serta memperbaiki
konsistensi mutu terhapusnya krim jika digunakan pada kulit (Lachman dkk, 1994).
32
Mineral oil digunakan untuk membentuk viskositas krim yang diinginkan (Keithler,
1956). Basis-basis ini bertujuan agar zat berkhasiat dapat diabsorbsi dengan baik pada
kulit.
Bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan krim ekstrak daun pepaya
ini adalah Asam askorbat, Nipagin, dan Nipasol. Asam askorbat digunakan sebagai
antioksidan yang didasarkan pada beberapa faktor, yaitu: toksisitas, iritasi, potensi,
kelarutan dan kestabilan. Nipagin dan nipasol merupakan zat pengawet yang
krim yang meliputi bentuk sediaan, bau dan warna. Bentuk sediaan krim yaitu
setengah padat, memberikan bau ekstrak daun pepaya dan memiliki warna hijau
keabuan yang merupakan hasil dari ekstrak daun pepaya. Hasil pegujian
Sediaan krim yang homogen adalah sediaan krim yang tidak terjadi
penggumpalan dan dapat tercampur merata antara basis krim, bahan aktif dan bahan
menunjukkan susunan sediaan yang homogen dilihat dari hasil yang diolesi sediaan
Penelitian ini juga dilakukan uji daya serap, sediaan krim harus mencapai titik
akhir yaitu sampai air tidak dapat menyerap sediaan krim lagi. Hasil penelitian
33
menunjukkan bahwa krim ekstrak tercampur dengan baik dengan air sehingga tidak
mencapai titik akhir (air dan minyak tidak terpisah). Hal ini disebabkan karena krim
krim ekstrak daun pepaya dan krim pembanding yang dijual dipasaran. Krim
pembanding yang digunakan yaitu Nivea Soft. Berdasarkan hasil pengamatan terlihat
ukuran partikel pada krim pembanding lebih kecil daripada krim ekstrak daun
pepaya. Semakin kecil ukuran partikel suatu zat dalam sediaan krim maka semakin
cepat bahan obat masuk atau terabsorsi kedalam kulit sehingga dapat menghasilkan
A. Kesimpulan
beberapa pengujian yaitu uji organoleptik, uji homogenitas, uji daya serap dan uji
ukuran partikel sehingga hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa krim dari ekstrak
daun pepaya dapat dibuat menjadi sediaan krim yang memenuhi syarat pengujian
krim.
B. Saran