Oleh :
ALEXIUS ARYANTO
NIM : PO 530320216 478
TINNGKAT III
KELAS KARYAWAN
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena atas
berkatnya penulis mampu menyelesaikan penugasan ini sesuai batas waktu yang telah
ditentukan.
Asuhan keperawatan ini disusun sebagai hasil praktek selama di rumah Sakit Jiwa Daerah
Menur Surabaya yang dimulai dari tanggal 12-24 November 2018. Selama menjalankan praktek
banyak hal yang penulis peroleh oleh karena hal itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing penulis selama
kegiatan praktek antara lain;
1. Direktris RSJ Daerah Menur Surabaya yang telah memberikan izin untuk mengikuti
praktek pelayanan perawatan kepada pasien dengan gangguan jiwa di RSJ Daerah Menur
Surabaya.
2. Kepala bidangg perawatan Bapak Adi Suwito, S. Kep. Ns,S.Psi yang telah memberi
arahan dan bimbingan mengenai perawatan pasien dengan gangguan jiwa.
3. Bapak Kusnoto S.Kep. Ns Selaku Preceptor Clinik ruangan perawatan Gelatik beserta
staf yang telah menyediakan sarana bimbingan dan pengarahan secara langsung dalam
mengadakan pendekatan dengan klien dengan gangguan jiwa.
4. Bapak Aris Wawomeo M.Kep.Ns.S.P.Kep.Kom selaku Kaprodi dan Preseptor Akademik
keperawatan Ende yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam rangka
pelaksanaan praktek pelayanan perawatn kepada pasien dengan gangguan jiwa di RSJ
Daerah Menur Surabaya.
5. Klien dan keluarga yang telah bersedia membantu penulis dalam melaksanakan asuhan
keperawatan.
Penulis menyadari asuhan keperawatn yang disusun masih jauh dari sempurna, oleh
sebab itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perkembangan
dalam asuhan keperawatan yang selanjutnya
Kiranya asuhan keperawatan ini dapat berguna bagi pembaca dalam pengembangan
profesi keperawatan.
Ende,November 2018
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan penulisan
C. Metode penulisan
D. Sistematika penulisan
B. Laporan pendahuluan
C. Strategi pelaksanaan
A. Pengkajian
B. Diagnose keperawatan
C. Rencana keperawatan
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya. Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan/melewati aktivitas perawatan diri
secara mandiri.
Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu,
keamanan, dan kesehatan. Seperti pada orang sehat dapat memenuhi kebutuhan personal
hygienenya sendiri. Cara perawatan diri menjadi rumit dikarenakan kondisi fisik atau
keadaan emosional klien. Selain itu,beragam faktor pribadi dan sosial budaya
mempengaruhi praktik hygiene klien.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untukmemnuhi salah satu tugas mata kuliah
jiwa dan untuk mengidentifikasi gejala-gejala dari gangguan jiwa pada pasien
2. Tujuan khusus
Agar mahasiswa/i dapat mengetahui tanda dan gejala Defisit Perawatan Diri
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini ,yaitu : metode kepustakaan dengan
sosial.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Masalah Utama
Defisit Perawatan Diri
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian
Defisit Perawatan Diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri
secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK
(toiletting).
2. Tanda dan Gejala
Mandi/hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau
mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan
perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh serta masuk dan keluar kamar mandi.
Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan pakaian,
menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian. Klien juga
memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian,
menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian,
menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan pada tingkat yang
memuaskan, mengambil pakaian dan menggunakan sepatu.
Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan
makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat tambahan,
mendapatkan makanan, membuka kontainer, memanipulasi makanan dalam mulut,
mengambil makanan dari wadah lalu memasukkan makanan ke dalam mulut,
melengkapi makanan, mencerna makanan menurut cara yang diterima masyarakat,
mengambil cangkir atau gelas, serta mencerna cukup makanan dengan aman.
BAB/BAK (toiletting)
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban
atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk
toiletting, membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet
atau kamar kecil.
Keterbatasan perawatan diri di atas biasanya diakibatkan karena stressor
yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa mengalami harga diri
rendah), sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri baik
dalam hal mandi, berpakaian, berhias, makan, maupun BAB/BAK. Bila tidak
dilakukan intervensi oleh perawat, maka kemungkinan klien bisa mengalami
masalah risiko tinggi isolasi sosial.
C. Pohon Masalah
Effect Risiko Tinggi Isolasi Sosial
↑
Core Problem Defisit Perawatan diri
↑
Causa Harga Diri Rendah Kronis
Objektif:
Ketidakmampuan mandi/membersihkan diri
ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor,
kulit berdaki, dan berbau, serta kuku panjang
dan kotor.
Ketidakmampuan berpakaian/berhias ditandai
dengan rambut acak-acakan, pakaian kotor
dan tidak rapi, pakaian tidak sesual, tidak
bercukur (laki-laki), atau tidak berdandan
(wanita).
Ketidakmampuan makan secara mandiri
ditandai dengan ketidakmampuan mengambil
makan sendiri/ makan berceceran, dan makan
tidak pada tempatnya.
Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri
ditandai dengan BAB/BAK tidak pada
tempatnya, tidak membersihkan diri dengan
baik setelah BAB/BAK.
F. Diagnosa Keperawatn
Defisit perawatan diri
G. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Tujuan
Klien mampu melakukan aktivitas perawatn diri secara mandiri seperti
mandi/membersihkan diri, berpakian/berhias,makan, BAB/BAK.
2. Tindakan keperawatan keluarga untuk klien
Mengkaji kemampuan klien melakukan perawatan diri meliputi
mandi/kebersihan diri, berpakaian/berhias, makan, serta BAB/BAK secara
mandiri.
Memberikan latihan cara melakukan mandi/membersihkan diri,
berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK secara mandiri.
Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kurang
perawatan diri.
3. Tindakan keperawatan untuk keluarga klien
Keluarga dapat meneruskan metih klien dan mendukung agar kemampuan klien dalam
perawatan dirinya meningkat. Serangkaian intervensi ini dapat saudar lakukan dengan
cara sebagi berikut
Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan
oleh klien agar dapat menjaga kebersihan diri.
Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat dan membantu klien dalam
merawat diri (sesuai jadwal yang telah disepakati).
Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan klien dalam
merawat diri.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Pada Pasien Defisit Perawatan Diri
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn.s
Umur : 49 thn
No. RM : 05.75.94
Klien di antar dari petugas dinsos, karena klien kelihatan biingung, diam sering membuka
pakian dan telajang, saat di kaji klien malass mandi, pakian nampak kotor kusam,
3. Pengalaman : -
IV. FISIK
3. KELUHAN FISIK
V. PSIKOSIAL
1. Genogram
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : klien mengatakan ia tidak mau mandi dan tidak mau berdandan
b. Identitas : klienmengatakan bernama Tn s. Dan berrjenis kelamin laki-laki berusia
49 tahun
c. Peran : dirumah klien berperan sebagai kepala keluarga, dirumah sakit klien
klien sebagai pasien
d. Ideal diri : klien mengatakan ia berharap cepat sembuh dan dapat kembali
kerumahnya
e. Harga diri : klien mengatakan ia massih dihargai oleh istri dan anaknya
a) Orang yang berarti: saat di kaji klien klien mengatakan orang yang berarti baginya
dalah anaknya,
c) Hambatan dalam berhubungan dengan orglain: klien lebih sering menyendiri dan tidak
mau berinteraksi dangan orang lain
4. Spiritual
= Laki-laki
= Perempuan
= Klien
= Meningal
= tingal serumah
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan : tidak Rapi, penggunaan pakian tidak sesuai dan cara berpakian tidak sperti
biasanya
Jelaskan : bicara ngelantur, tidak mampu memulain pembicaraan, tidak nyambung dengan
lawan pembicaraan
Jelaskan :
masalah keperawatan :
Jelaskan : klien sangat sedih, dengan keadaan saat ini, dan klien ingin cepat pelung dan
bertemu dengan keluarganya
5. Afek : Labil
Jelaskan : saat di kaji ekspresi wajh biasa saja
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
7. Persepsi Halusinasi : -
Masalah keperawatan : Tidak ada Masalah Keperawatan
8. Proses pikir : -
Jelaskan : -
Jelaskan : Saat dikaji kenapa bisa berada di Rs tidak tau dari tujuan
Jelaskan : Saat dikaji klien langsu beralih ke topik pembicaraan yang lain
Jelaskan : -
Keamanan : Ya Transportasi : Ya
Jelaskan : selama di Rs kebutuhan klien sebagain terpenuhi dan di bantu oleh perawat
Keluarga : Ya
Teman sejawat : Ya
Kelompok social : Ya
Profesional / terepis : Ya
Reaksi lambat/berlebih
Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik : klien hanya berdiam, dan tidak mau
berinteraksi
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik: klien tidak perna mengikuti kegiatan
di lingkungannya
Masalah dengan pendidikan, spesifik : klien lulusan SMA
Masalah dengan pekerjaan, spesifik : klien tidak berkerja
Masalah dengan perumahan, spesifik : klien tinggal besama keluarganya
Masalah ekonomi, spesifik : klien tergolong ekonomi rendah, dan tidak
memiliki penghasilan
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik: klien sangat membutuhkan pelayanan
kesehatan
Masalah lainnya, spesifik : Tidak ada masalah
Penyakit jiwa
Koping
System pendukung
Obat-obatan
SOGT : 41 u/L
SGPT : 15 u/L
BUN : 70 mg/dl
Diagnosa : F.20.3
Terapi medic :
Carbamazepin : 3 x 200 mg
Penition : 3 x 100 mg
Piracetam : 1 x 420 mg
Clozapin : 2 x 25 mg
XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
Isolasi sosial
A : SP 2 teratasi
P : Lanjutkan SP 3
A : SP 3 teratasi
P : pertahan kan Sp 3
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Proses keperawatn merupakan metode memberiikan asuhan keperawatan klien
dengan semua tatanan pelayanan kesehatan.
Keperawatan sebagai salah satu komponen dalam pelayanan kesehatan merupakan suatu
jalan, satu bagian integral dalam system kesehatan dan termasuk jajaran depan dalam
pengabdian Rumah sakit pada masyarakat.
Keperawatan mempunyai tujuan untuk memberikan pelayanan kepada klien secara
paripurna dalam meningkatkan derajat kesehatan baik fisik, mental, maupun social
budaya.
Jadi dalam merawat klien jiwa seorang perawat dituntut tidak hanya merawat
penyakit fisiknya tetapi juga harus memperhatikan dampak penyakit tersebut pada
psikoloogi, interaksi social dan spiritual pasien.
B. SARAN
1. Perawat harus cermat dalam mengumpulkan data-data psikoloogis pada klien
gangguan jiwa
2. Perawat harus meningkatkan mutu asuhan keperawatan jiwa pada tingkat
akademik agar kelak dapat diaplikasikan pada tatanan nyata dilapangan kerja
DAFTAR PUSTAKA
Damaiyanti, Mukhripah dan Iskandar. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika
Aditama.
Fitria, Nita. 2014. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba
Medika.