OLEH:
KELOMPOK IA
NABILLAH HAZIMAH (1710423009)
DEA SYARANNITA (1710421003)
TITIEK RUKMINI (1710421027)
PANJI CHRISTY (1710422007)
MELDA YUNITA SARI (1710422017)
RESA ELITA (1710423029)
LABORATORIUM TEACHING IV
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2018
I. PENDAHULUAN
Ikan merupakan kelompok vertebrata terbesar (terbanyak), yaitu sekitar 17.000 jenis
atau 42,6% dari keseluruhan vertebrata di dunia yang berjumlah sekitar 37.600 jenis.
Secara umum, ikan dapat diartikan sebagai kelompok vertebrata akuatik poikilotermal
(berdarah dingin) yang memiliki insang untuk bernapas dan bergerak dalam air dengan
bantuan alat berupa sirip. Penyebaran ikan sangat luas, ikan dapat di temukan hampir
seluruh bagian dunia mulai dari ketinggian 3800 meter di atas permukaan laut yaitu
Tubuh ikan umumnya ditutupi oleh sisik, yaitu tulang tipis tersusun seperti genteng.
Kulit luar pada ikan berlendir untuk memudahkan bergerak di dalam air (Irianto,
2009).
Ikan tersebar di seluruh perairan dunia yaitu 5% di laut, 41% di air tawar dan
secara lestari pun masih sangat langka, bahkan upaya untuk menelusuri kembali
kumpulan spesies yang telah dikenal dalam publikasi-publikasi yang ada belum
tersedia. Akibatnya sangat sulit untuk mengetahui keberadaan ikan tersebut. Indonesia
merupakan negara kepulauan dengan keanekaragaman ikan yang sangat beragam yaitu
memerlukan ciri-ciri morfologi dari ikan tersebut. Bentuk dan ciri morfologi dari kelas
Pisces ini berbeda-beda, sesuai dengan kondisi lingkungan yang menjadi habitatnya.
mampu mengidentifikasi jenis-jenis ikan yang ada. Selain itu, tidak semua jenis ikan
bisa dikonsumsi manusia. Ada beberapa jenis ikan memiliki bagian tubuh yang
berbahaya. Dengan mempelajari ciri morfologi ikan ini, kita mampu menghindari
bagian tubuh ikan yang berbahaya tersebut. Tidak hanya itu saja, pentingnya ilmu
morfologi ikan ini juga dapat membantu kita untuk mengetahui umur ikan. Jumlah
garis-garis melingkar pada sisik ikan dinamakan garis pertumbuhan. Hal ini ditemukan
tipe sirip ekor, letak mulut dan sisik. Berdasarkan bentuknya, sirip ekor dibedakan atas
tipe rounded, truncate, emirginate, lunate, dan forked. Tipe mulut berdasarkan
letaknya yaitu tipe inferior, superior, terminal, dan subterminal. Berdasarkan bentuk
sisik dibedakan atas sisik placoid, ganoid, ctenoid, dan cycloid (Tim Praktikum
ikan terlebih dahulu harus diketahui kunci determinasi. Kunci determinasi berisi sifat
dan ciri-ciri ikan. Identifikasi hendaknya dimulai dari yang umum ke khusus. Sifat dan
tanda-tanda ikan terlebih dahulu harus dilakukan pengukuran. Sifat yang ingin
diidentifikasi harus disesuaikan dengan bagian-bagian dari nomor satu dan selanjutnya
pekerjaan dilanjutkan pada nomor yang tercantum pada bagian belakang bagian yang
sesuai dengan sifat ikan tersebut dan begitulah selanjutnya (Saanin, 1984).
Adapun tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui morfologi dari hewan kelas
actinopterygii dan dapat mengetahui ukuran serta jumlah bagian-bagian tubuh dari
kelas pisces tersebut, Praktikum ini juga bertujuan untuk mengetahui cara identifikasi
dan membuat klasifikasi serta membuat kunci determinasi dari objek praktikum.
II.TINJAUAN PUSTAKA
Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan
bernapas dengan insang, dan berenang menggunakan sirip serta memiliki sisik. Ikan
merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies
lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Secara taksonomi, ikan tergolong kelompok
dibagi menjadi ikan tanpa rahang (kelas Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan
ikan hag), ikan bertulang rawan (kelas Chondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan
pari), (kelas Osteichthyes) dan sisanya tergolong ikan bertulang keras (Prawirohartono
1994).
Pisces adalah sebutan umum yang dipakai untuk ikan atau sebagai nama super
kelas, dan nama ini diambil dari kata latin. Ichtyes berasal dari kata Yunani berarti
ikan dan kata ini dipakai dalam Ichtyologi yang berarti ilmu yang mempelajari tentang
ikan. Tubuh ikan berskeleton keras, terbungkus oleh kulit yang bersisik, berbentuk
seperti torpedo, berenang dengan sirip dan bernafas dengan insang. Bermacam spesies
Filum pisces dapat dibagi menjadi beberapa kelas yaitu : kelas Agnatha,
umum subfilum vertebrata, tetapi tidak mempunyai rahang tergolong pada kelas
Agnatha. Seluruh jenis hewan ini tidak mempunyai rahang dan tidak mempunyai sirip
kembar. Ikan yang tidak mempunyai rahang merupakan vertebrata yang paling tua dan
paling primitif. Sehingga ikan ini sedikit diketahui oleh orang awam. Hal ini
disebabkan karena adanya prediksi yang mengatakan bahwa hewan ini telah punah
(Djuhanda, 1983).
Osteichthyes atau ikan bertulang sejati, terdiri atas kurang lebih 25000 spesies
baik dalam hal jumlah individu maupun dalam jumlah spesies. Tubuh berukuran antara
1 cm dan lebih dari 6m, ikan bertulang keras sangat melimpah di laut dan hampir setiap
habitat air tawar dan merupakan vertebrata yang paling sukses, dan yang berkembang
Ciri-ciri Kelas Osteichthyes (Ikan Bertulang Sejati) yaitu kulit ditutupi dengan
sisik dermal yang pipih atau plat tulang, tapi kadang-kadang tidak bersisik. Rahang
merupakan struktur yang kompleks dibangun oleh sejumlah tulang sejati terutama
tulang dermal (unsur tulang rawan yang direduksi). Pada umumnya rangka terdiri atas
tulang sejati, tapi tulang rawan terdapat pada beberapa golongan (Coelacanthiformes
dan Acipenseridae). Ruang insang ditutupi dengan tiga tulang dermal yang besar
disebut operculum. Tiap lengkung insang berfilamen (septum direduksi dan tidak
Bagian-bagian tubuh ikan dilihat dari pengenalan struktur ikan tidak terlepas
dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang merupakan ciriciri yang mudah dilihat
dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan. Sirip-sirip pada ikan umumnya ada
yang berpasangan dan ada yang tidak. Sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubur
disebut sirip tunggal atau sirip tidak berpasangan. Macam-macam sirip ekor dapat
dibedakan berdasarkan bentuk sirip tersebut. Bentuk sirip ekor ikan ada yang simetris,
apabila lembar sirip ekor bagian dorsal sama besar dan sama bentuk dengan lembar
bagian ventral, ada pula bentuk sirip ekor yang asimetris (Kottelat et al.,1993).
Antara jenis yang satu dengan jenis lainnya berbeda-beda bentuk tubuhnya.
Perbedaan bentuk tubuh ini pada umumnya disebabkan oleh adanya adaptasi terhadap
habitat dan cara hidupnya. Adapun bentuk-bentuk tubuh ikan tersebut dibagi dua,
yakni ikan yang bersifat simetri bilateral dan non simetri bilateral. Selain itu, ada
empat jenis tipe mulut ikan, pertama bentuk seperti tabung (tube like), kedua bentuk
seperti paruh (beak like), ketiga bentuk seperti gergaji (saw like) dan keempat bentuk
seperti terompet. Selain itu posisi mulut pada ikan juga bervariasi tergantung dimana
letak habitat makanan yang akan dimakannya. Ada empat macam posisi mulut ikan
yakni posisi terminal, sub terminal, inferior dan superior (Saanin, 1960).
Tubuh ikan mengandung lendir hingga menjadi sangat licin. Lendir bersifat
antiseptik sehingga memudahkan ikan bergerak di dalam air. Sirip sebagai alat gerak
ikan memiliki bentuk yang berbeda- beda pada setiap jenis ikan. Sirip tersebut ada
insang. Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu
lembab. Bagian terluar dari insang berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam
berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dari
sepasang filamen, dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis yang disebut
dengan lamela. Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler
sehingga memungkinkan O2 berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada
ikan bertulang sejati ditutupi oleh tutup insang yang disebut operkulum, sedangkan
insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh operkulum (Munshi, 1996).
Ikan bertulang sejati bernafas melewatkan air melalui empat atau lima pasang
insang Air disedot ke dalam mulut, melalui faring, dan keluar diantara celah insang
karena pergerakan operkulum dan kontraksi otot yang mengelilingi ruang insang
tersebut. yang terletak di dalam ruangan-ruangan yang tertutup oleh suatu penutup
pelindung yang disebut operkulum. Proses ini memungkinkan seekor ikan bertulang
untuk bernafas saat diam atau tidur. Adaptasi lain dari sebagian besar ikan bertulang
keras yang tidak ditemukan pada hiu adalah gelembung renang suatu kantung udara
kantung renang dan darah mengubah volume kantong itu dan menyesuaikan kerapatan
ikan. Akibatnya, banyak ikan bertulang keras, berlawanan dengan sebagian besar hiu,
siripnya yang lentur lebih sesuai untuk pengendalian dan pendorongan dibandingkan
dengan sirip hiu yang lebih kaku. Ikan bertulang keras yang paling cepat, yang dapat
berenang dalam jarak pendek dengan kecepatan mencapai 80 km/jam, memiliki bentuk
badan dasar yang sama dengan hiu. Ternyata, bentuk tubuh ini yang disebut fusiform
(yang meruncing pada kedua ujung), sangat umum ditemukan pada semua ikan
perenang cepat dan mamailia air seperti anjing laut dan paus. Air kurang lebih ribuan
kali lebih rapat dibandingkan dengan udara dan dengan demikian tonjolan sedikit saja
yang menyebabkan gesekan akan lebih mengganggu pada ikan dibandingkan pada
burung. Terlepas dari asal usul mereka yang berbeda, kita seharusnya memperkirakan
bahwa ikan perenang cepat da mamalia laut memiliki bentuk yang langsing karena
hukum hidrodinamika bersifat universal. Inilah contoh lain evolusi kovergen (Sjafei,
1989.)
besar spesies adalah hewan ovivar, yang bereproduksi dengan fertilisasi eksternal
setelah betina melepaskan sejumlah besar telur kecil. Namun demikian, fertilisasi
internal dan kelahiran merupakan karakteristik spesies yang lain (Bond, 1979)
Baik ikan bertulang rawan maupun ikan bertulang keras menjadi sangat
beranekaragam selama masa Devon dan Karboniferus, tetapi jika hiu pertama kali
muncul dilaut, ikan bertulang keras muncul pertama kali di air tawar. Gelembung
memperbesar pertukaran gas pada insang, mungkin di dalam kolam atau rawa yang
tenang dengan kandungan oksigen yang rendah. Kedua kelompok utama (subclass)
ikan bertulang keras yang ada saat ini telah memisah di akhir masa Devon (Rahardjo,
1980)
III.PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Andalas, Padang.
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum diantaranya bak bedah, penggaris, dan
alat tulis. Bahan atau objek yang di pakai adalah ikan mas (Cyprinus carpio), ikan lele
(Clarias bathracus), ikan nila (Oreochromis niloticus), ikan cue (Caranx sp), belut
sp), ikan baledang (Trichiurus sp) dan ikan guppy (Poecilia reticulata).
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichtes
Ordo : Percomorphii
Genus : Oreochromis
Author : Linnaeus
Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan didapatkan (PT): panjang total 23,5 cm,
(PS) : panjang standar 19 cm, (PK): panjang kepala 6 cm,(PBE) : panjang batang ekor
3 cm, (PM): panjang moncong 1,8 cm, (TBE): tinggi batang ekor 2,7 cm, (PPr):
panjang predorsal 6 cm, (PdSD): Panjang dasar sirip dorsal 11 cm, (TB): tinggi badan
7 cm, (PdSa): panjang dasar sirip anal 3,5 cm, (PSP): panjang sirip perut 5,3 cm,
(PsPe): panjang sirip pelvis 3,5 cm, (PDT) : panjang sirip dorsal terpanjang 3,3 cm,
(LK): lebar kepala 6,3 cm, (DM):diameter mata 1 cm, (PRA): panjang rahang atas 1,7
cm, (JDD): jumlah duri dorsal DXV,11 , (JDLd) : jumlah duri lunak dorsal tidak ada,
(DA): duri anal AIII,10 , (DLA): Duri lunak anal tidak ada , (DPT) : duri pectoral P24 ,
(JSG) : jumlah sisik gurat sisi 31 buah, Warna abu-abu, tidak memiliki sungut. Ikan
mas memiliki tipe mulut terminal, tipe ekor rounded dan tipe sisik cycloid.
mempunyai ciri-ciri bentuk tubuh bulat pipih, punggung lebih tinggi, pada badan dan
sirip ekor (caundal fin) ditemukan garis lurus (vertikal). Pada sirip punggung
ditemukan garis lurus memanjang. Ikan Nila (Oreochormis niloticus) dapat hidup
diperairan tawar dan mereka menggunakan ekor untuk bergerak, sirip perut, sirip dada
dan penutup insang yang keras untuk mendukung badannya. Nila memiliki lima buah
Sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip data (pectoral fin) sirip perut (ventral fin),
sirip 3 anal (anal fin), dan sirip ekor (caudal fin). Sirip punggungnya memanjang dari
bagian atas tutup ingsang sampai bagian atas sirip ekor. Terdapat juga sepasang sirip
dada dan sirip perut yang berukuran kecil dan sirip anus yang hanya satu buah
berbentuk agak panjang. Sementara itu, jumlah sirip ekornya hanya satu buah dengan
bentuk bulat.
Ikan nila pada umumnya mempunyai bentuk tubuh panjang dan ramping,
perbandingan antara panjang dan tinggi badan rata-rata 3 : 1. Sisik-sisik ikan nila
berukuran besar dan kasar. Ikan nila berjari sirip keras, sirip perut torasik, letak mulut
subterminal dan berbentuk meruncing. Selain itu, tanda lainnya yang dapat dilihat
adalah dari ikan nila adalah warna tubuhnya yang hitam dan agak keputihan. Bagian
bawah tutup insang berwarna putih, sedangkan pada nila lokal putih agak kehitaman
bahkan ada yang kuning. Sisik ikan nila besar, kasar, dan tersusun rapi. Sepertiga sisik
belakang menutupi sisi bagian depan. Tubuhnya memiliki garis linea lateralis yang
terputus antara bagian atas dan bawahnya. Linea lateralis bagian atas memanjang
mulai dari tutup insang hingga belakang sirip punggung sampai pangkal sirip ekor.
Ukuran kepalanya relatif kecil dengan mulut berada di ujung kepala serta mempunyai
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Gambar 2. Cyprinus carpio
Genus : Cyprinus
Author : Linnaeus
Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan didapatkan (PT): panjang total 13 cm, (PS)
: panjang standar 10,5 cm, (PK): panjang kepala 3,8 cm,(PBE) : panjang batang ekor
1,7 cm, (PM): panjang moncong 1 cm, (TBE): tinggi batang ekor 1,6 cm, (PPr):
panjang predorsal 5,5 cm, (PdSD): Panjang dasar sirip dorsal 4 cm, (TB): tinggi badan
4,5 cm, (PdSa): panjang dasar sirip anal 1 cm, (PSP): panjang sirip perut 2 cm, (PsPe):
panjang sirip pelvis 1,2 cm, (PDT) : panjang sirip dorsal terpanjang 1,6 cm, (LK): lebar
kepala 3 cm, (DM):diameter mata 0,6 cm, (PRA): panjang rahang atas 0,6 cm, (JDD):
jumlah duri dorsal DI,15 , (JDLd) : jumlah duri lunak dorsal tidak ada, (DA): duri anal
AI,6 cm, (DLA): Duri lunak anal tidak ada , (DPT) : duri pectoral P22 , (JSG) : jumlah
sisik gurat sisi 35 buah, Warna orange, memiliki sungut. Ikan mas memiliki tipe mulut
Memiliki mulut kecil yang membelah bagian depan kepala, sepasang mata,
sepasang lubang hidung terletak di bagian kepala, dan tutup insang terletak di bagian
belakang kepala. Seluruh bagian tubuh ikan mas ditutupi dengan sisik yang besar, dan
berjenis cycloid yaitu sisik halus yang berbentuk lingkaran. Ikan Mas memiliki lima
buah sirip, yaitu sirip punggung yang terletak di bagian punggung (dorsal fin), sirip
dada yang terletak di belakang tutup insang (pectoral fin), sirip perut yang terletak
pada perut (pelvic fin), sirip dubur yang terletak di belakang dubur (anal fin) dan sirip
ekor yang terletak di belakang tubuh dengan bentuk cagak (caudal fin) (Santoso,
2011).
Secara morfologi, ikan mas mempunyai bentuk tubuh agak memanjang dan
memipih tegak. Mulut terletak di ujung tengah dan dapat disembulkan. Bagian anterior
mulut terdapat dua pasang sungut berukuran pendek. Sisik ikan berukuran relatif besar
dan digolongkan dalam tipe sisik cycloid berwarna hijau, biru, merah, kuning
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Synbranchiformes
Family : Synbranchidae
Genus : Monopterus
Gambar 3. Monopterus albus
Spesies : Monopterus albus
Author : Linnaeus
Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan didapatkan (PT): panjang total 27 cm, (PS)
: panjang standar 23 cm, (TB): tinggi badan 1,2 cm, (DM):diameter mata 0,1 cm,
(PRA): panjang rahang atas 0,8 cm, (JDD): jumlah duri dorsal D I,15 , (JDLd) : jumlah
duri lunak dorsal tidak ada, (DA): duri anal AI,6 cm, (DLA): Duri lunak anal tidak ada
, (DPT) : duri pectoral P22 , (JSG) : jumlah sisik gurat sisi 35 buah, Warna orange,
memiliki sungut. Ikan mas memiliki tipe mulut terminal, tipe ekor forked dan tipe sisik
cycloid.
Belut adalah sekelompok ikan berbentuk mirip ular yang termasuk dalam suku
Synbranchidae. Suku ini terdiri dari empat genera dengan total 20 jenis. Ikan ini tidak
memiliki sirip, kecuali sirip ekor yang tereduksi, sementara sidat masih memiliki sirip
yang jelas. Ciri khas belut yang lain adalah tidak bersisik (atau hanya sedikit), dapat
bernapas dari udara, bukaan insang sempit, tidak memiliki kantung renang dan tulang
bersisik, kulit licin dan berlendir, mata kecil hampir tertutup oleh kulit dengan bibir
berupa lipatan kulit yang lebar disekeliling mulutnya. Hal inilah yang menyebabkan
pada praktikum diameter mata belut tidak diukur karena matanya yang kecil dan
tertutup oleh kulit. Habitat belut pada umumnya diparit atau sungai yang dekat dengan
persawahan atau didalam area persawahan. Belut sawah (Monopterus albus) adalah
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Famili : Claridae
Gambar 3.Claris batrachus
Genus : Claris
Author :
Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan didapatkan (PT): panjang total 18 cm, (PS)
: panjang standar 16 cm, (PK): panjang kepala 3 cm,(PBE) : panjang batang ekor 1
cm, (PM): panjang moncong 0,2 cm, (TBE): tinggi batang ekor 1,5 cm, (PPr): panjang
predorsal 5,6 cm, (PdSD): Panjang dasar sirip dorsal 10,4 cm, (TB): tinggi badan 2,6
cm, (PdSa): panjang dasar sirip anal 6,5 cm, (PSP): panjang sirip perut 1,7 cm, (PsPe):
panjang sirip pelvis 1,5 cm, (PDT) : panjang sirip dorsal terpanjang 1,4 cm, (LK): lebar
kepala 1,3 cm, (DM):diameter mata 0,3 cm, (PRA): panjang rahang atas 2,5 cm,
(JDD): jumlah duri dorsal DXI,III , (JDLd) : jumlah duri lunak dorsal tidak ada, (DA):
duri anal AXXIV,15 cm, (DLA): Duri lunak anal tidak ada , (DPT) : duri pectoral P16 ,
(JSG) : jumlah sisik gurat sisi tidak ada, Warna abu-abu kehitaman, dan memiliki
sungut.
dibagian depan dan mengecil ke bagian ekornya. Kulitnya tidak memiliki sisik,
berlendir, dan licin. Jika terkena sinar matahari, warna tubuh ikan lele dumbo
berubah menjadi pucat dan jika terkejut warna tubuhnya otomatis menjadi loreng
seperti mozaik hitam-putih. Mulut ikan lele dumbo relatif lebar, yaitu sekitar ¼
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Perciformes
Famili : Mullidae
Author :
Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan didapatkan (PT): panjang total 13,5 cm,
(PS) : panjang standar 111 cm, (PK): panjang kepala 2 cm,(PBE) : panjang batang ekor
2,3 cm, (PM): panjang moncong 0,5 cm, (TBE): tinggi batang ekor 1,3 cm, (PPr):
panjang predorsal 2 cm, (PdSD): Panjang dasar sirip dorsal 2,2 cm, (TB): tinggi badan
3,3 cm, (PdSa): panjang dasar sirip anal 2,5 cm, (PSP): panjang sirip perut 1,5 cm,
(PsPe): panjang sirip pelvis 1,1 cm, (PDT) : panjang sirip dorsal terpanjang 1,2 cm,
(LK): lebar kepala 2,1 cm, (DM):diameter mata 0,8 cm, (PRA): panjang rahang atas
0,6 cm, (JDD): jumlah duri dorsal DVII,9 , (JDLd) : jumlah duri lunak dorsal tidak ada,
(DA): duri anal AVIII,4 cm, (DLA): Duri lunak anal tidak ada , (DPT) : duri pectoral P14
, (JSG) : jumlah sisik gurat sisi 33, Warna orange kecoklatan, dan memiliki sungut.
Ikan pinang-pinang memiliki tipe mulut subterminal, tipe ekor forked dan tipe sisik
cycloid.
warna tubuh terang polos dengan gurat sisi berwarna kekuningan-kuningan yang
dimulai dari tutup insang sampai ekor. Ikan ini memiliki sisik yang sangat jelas dengan
tipe cycloid. Dengan tipe mulut subterminal, ikan ini terdapat di daerah dasar perairan
air laut atau payau dengan jenis makanannya berupa ikan-ikan kecil. Menurut
Kumaran (1984), ikan ini hidup pada kedalaman 10-90 m di daerah tropikal. Dan
dan sirip anus bersisik sedikit, mulutnya besar, dapat disembulkan ke muka, ujung
belakang dari rahang atas terletak dibawah sudut depan dari mata. Keping tulang
lengkung insang depan berlekuk. pada bagian bawah kepala didekat tenggorakan
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub Phylum : Vertebrata
Class : Pisces
Ordo : Perciformes
Family : Scombidae
Gambar 6. Sarda orientalis
Genus : Sarda
Species : Sarda orientalis
Author : Linnaeus
Sumber : Fish Base, 2011
Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan didapatkan (PT): panjang total 27 cm, (PS)
: panjang standar 25,5 cm, (PK): panjang kepala 6,5 cm,(PBE) : panjang batang ekor
6 cm, (PM): panjang moncong 2 cm, (TBE): tinggi batang ekor 0,5 cm, (PPr): panjang
predorsal 3 cm, (PdSD): Panjang dasar sirip dorsal 2,5 cm, (TB): tinggi badan 6 cm,
(PdSa): panjang dasar sirip anal 1,5 cm, (PSP): panjang sirip perut 3 cm, (PsPe):
panjang sirip pelvis 1,5 cm, (PDT) : panjang sirip dorsal terpanjang 3 cm, (LK): lebar
kepala 4 cm, (DM):diameter mata 1,5 cm, (PRA): panjang rahang atas 2,5 cm, (JDD):
jumlah duri dorsal Dx,7 , (JDLd) : jumlah duri lunak dorsal tidak ada, (DA): duri anal
Av,7 cm, (DLA): Duri lunak anal tidak ada , (DPT) : duri pectoral P19 , (JSG) : jumlah
sisik gurat sisi tidak ada, Warna abu-abu, tidak memiliki sungut. Ikan tongkol memiliki
tipe mulut terminal, tipe ekor forked dan tipe sisik cycloid.
Habitat sarda yaitu termasuk ikan yang hidup pada perairanLaut lepas namun
dekat dengan garis pantai. Ikan-ikan muda sering masuk ke dalam teluk atau
5.000 ekor. Termasuk predator oportunistik dengan jenis makanan dari ikan kecil
Ikan tongkol masih tergolong pada ikan Scombridae. Sirip dada melengkung,
ujungnya lurus dan pangkalnya sangat kecil. Sirip-sirip punggung, dubur, perut, dan
dada pada pangkalnya mempunyai lekukan pada tubuh, sehingga sirip-sirip ini dapat
dilipat masuk kedalam lekukan tersebut, sehingga dapat memperkecil daya gesekan
dari air pada waktu ikan tersebut berenang cepat. Dan dibelakang sirip punggung dan
sirip dubur terdapat sirip-sirip tambahan yang kecil-kecil yang disebut finlet
(Djuhanda, 1981).
4.2.3 Caranx sp. (Ikan maco)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Fillum : Chordata
Kelas : Osteichtyes
Ordo : Percomorphi
Famili : Carangidae
Genus : Caranx
Spesies : Caranx sp. Gambar 7. Caranx sp.
Author : Linnaeus
Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan didapatkan (PT): panjang total 7 cm, (PS)
: panjang standar 6 cm, (PK): panjang kepala 1 cm,(PBE) : panjang batang ekor 1 cm,
(PM): panjang moncong 0,2 cm, (TBE): tinggi batang ekor 8,4 cm, (PPr): panjang
predorsal 1,4 cm, (PdSD): Panjang dasar sirip dorsal 1 cm, (TB): tinggi badan 2,6 cm,
(PdSa): panjang dasar sirip anal 3 cm, (PSP): panjang sirip perut 0.9 cm, (PsPe):
panjang sirip pelvis 0.5 cm, (PDT) : panjang sirip dorsal terpanjang 0.7 cm, (LK): lebar
kepala 1,5 cm, (DM):diameter mata 0,5 cm, (PRA): panjang rahang atas 0.3 cm,
(JDD): jumlah duri dorsal DVIII,0 , (JDLd) : jumlah duri lunak dorsal tidak ada, (DA):
duri anal AXIII,6 cm, (DLA): Duri lunak anal tidak ada , (DPT) : duri pectoral tidak ada
, (JSG) : jumlah sisik gurat sisi, Warna silver, dan tidak memiliki sungut. Ikan maco
memiliki tipe mulut terminal, tipe ekor forked dan tipe sisik cycloid.
Ikan maco hidup di air asin, bentuk tubuh kecil pipih datar dan warna tubuhnya
terang, tanpa sisik dan licin, tipe ekor pada ikan maco adalah forked dan apabila ikan
ini ditangkap, ikan ini akan banyak tertangkap karena hidupnya berkelompok. Ikan
maco sering dijumpai di lingkungan dasar (demersal) perairan payau ataupun laut.
Bentuk tubuhnya pipih ramping dengan warna tubuhnya silver (terang polos). Tipe
mulut ikan ini superior, sehingga terdapat di bagian tengah perairan dengan jenis
melintang di bagian atas badan. Ikan ini dapat mencapai panjang 140 mm, umurnya
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Perciformes
Famili : Trichiuridae
Genus : Trichiurus
Gambar 8. Trichiurus lepturus.
Spesies : Trichiurus lepturus (Linnaeus, 1758)
Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan didapatkan (PT): panjang total 35,5 cm,
(PS) : panjang standar 45 cm, (PK): panjang kepala 7 cm,(PBE) : panjang batang ekor
10 cm, (PM): panjang moncong 3 cm, (TBE): tinggi batang ekor 0,6 cm, (PPr): panjang
predorsal 1 cm, (PdSD): Panjang dasar sirip dorsal 41 cm, (TB): tinggi badan 3,5 cm,
(PdSa): panjang dasar sirip anal cm, (PSP): panjang sirip perut cm, (PsPe): panjang
sirip pelvis 2,5 cm, (PDT) : panjang sirip dorsal terpanjang 7,5 cm, (LK): lebar kepala
7,5 cm, (DM):diameter mata 1,1 cm, (PRA): panjang rahang atas 3 cm, (JDD): jumlah
duri dorsal D, (JDLd) : jumlah duri lunak dorsal tidak ada, (DA): duri anal A, (DLA):
Duri lunak anal tidak ada , (DPT) : duri pectoral tidak ada , (JSG) : jumlah sisik gurat
sisi, Warna coklat, dan tidak memiliki sungut. Ikan layur memiliki tipe mulut terminal.
sangat panjang, gepeng, ekornya panjang bagai cemeti. Kulitnya tidak bersisik,
warnanya putih seperti perak, sedikit kekuningan. Sirip perut tidak ada, sedangkan
sirip duburnya terdiri dari sebaris duri-duri kecil. Rahang bawah lebih panjang
daripada rahang atasnya. Mulutnya lebar dan kedua rahangnya bergigi yang kuat dan
tajam. Ikan ini bersifat karnivor. Ukuran panjangnya bisa sampai lebih 100 cm
(Nontji, 2007).
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
2) Cyprinus carpio memiliki mulut dengan tipe terminalis, sisik bertipe cycloid
3) Monopterus albus memiliki sungut, mulut dengan tipe terminalis, sisik bertipe
4) Claris batrachus memiliki sungut yang sangat panjang dan jelas, sisik tidak
terlihat jelas karena tubuh ditutupi lender dan berwarna abu kehitaman.
5) Upeneus sulphureus memiliki tipe mulut subterminal, bentuk ekor forked dan
6) Sarda orientalis memiliki tipe mulut terminal, bentukekor forked dan tipe sisik
cycloid.
7) Caranx sp. Memiliki tipe mulut terminal, sisik bertipe cycloid dan tipe ekor
yaitu forked.
5.2 Saran
Dalam praktikum ini sangat diperlukan ketelitian karena kita menggunakan penggaris
sebagai alat bantu dalam melakukan pengukuran. Diharapkan seluruh praktikan paham
dengan penggunaan alat ini. Dalam melakukan pengamatan dan pengukuran morfologi
ikan lakukan pembagian tugas antar praktikan dalam satu kelompok sehingga lebih
mengefisienkan waktu, dan hal yang tidak dipahami dapat ditanyakan langsung kepada
Djuhanda, T. 1982. Anatomi dari Empat Spesies Hewan Vertebrata. Amico. Bandung.
Irianto, K. 2009. Sukses Budidaya Hewan Air. Bandung: Sarana Ilmu Pustaka.
Storer, T.J. and R.L. Usinger. 1957. General Zoology. McGraw Hill Book Company,