Anda di halaman 1dari 6

PT.

PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pertemuan Singkat K3

MATA PELAJARAN NO 3

SAFETY MEETING
(PERTEMUAN SINGKAT K3)

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pertemuan Singkat K3

3. PERTEMUAN SINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA
( Safety Meeting / Five Minutes Safety Talk )

3.1. Pertemuan Keselamatan Kerja Singkat (the tailgate safety


Meeting / five minutes safety talk)
Salah satu cara efektif untuk meningkatkan “ on the job safety ” adalah dengan
mengadakan pertemuan singkat untuk membicarakan masalah-masalah usaha
pencegahan kecelakaan yang dalam bahasa Inggrisnya disebut “ Tailgate ” atau “ Tail
board” atau “Tool box safety meeting ” atau juga “ Five Minutes Safety Talk ” dan
kita terjemahkan menjadi Pertemuan Keselamatan Kerja Singkat (PKKS).

Pertemuan-pertemuan tersebut diselenggarakan dalam waktu 5 sampai maksimal 10


menit di tempat kerja dan biasanya dilaksanakan oleh seorang foreman / pengawas,
pada waktu pagi sebelum mulai bekerja atau pada penggantian tiap shift.
Pertemuan-pertemuan tersebut dapat diselenggarakan dalam perusahaan-
perusahaan baik perusahaan yang kecil maupun perusahaan besar.

3.2 Cara Memperoleh Hasil Yang Optimal Dari Pelaksanaan PKKS


Untuk memperoleh hasil yang optimal dari PKKS, perlu diperhatikan hal-hal di bawah
ini :
1. Pertama diadakan pertemuan paling sedikit seminggu sekali
Pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan secara berkala akan menimbulkan
pengertian pada karyawan bahwa pertemuan PKKS merupakan suatu bagian dari
tugas kewajibannya.
2. Pertemuan harus diselenggarakan pada tiap penggantian shift pada waktu para
pegawai dalam keadaan siaga
3. Pertemuan diselenggarakan di tiap tempat kerja masing-masing
4. Lamanya pertemuan seharusnya dibatasi maksimum. 5 menit. Jika diskusi
menjadi hangat dan waktu tidak mengijinkan, maka pertemuannya agar
dilanjutkan pada hari berikutnya

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pertemuan Singkat K3

5. Adakan diskusi mengenai satu masalah saja dan hindarilah suatu masalah yang
terlalu luas, sebagai contoh misalnya :
“ Hand tool safety ” merupakan suatu topik yang terlalu luas yang tidak mungkin
dapat dibahas dalam waktu 10 menit. Contoh masalah yang dapat didiskusikan
dalam waktu singkat adalah misalnya mengenai “ mengembalikan alat-alat kerja
tangan pada tempat semula ”, “ Alat-alat kerja yang rusak ”, “ menggunakan
pahat dengan cara yang salah ” dan sebagainya.

6. Usahakan agar anda sendiri menyediakan waktu untuk memikirkan terlebih


dahulu mengenai topik apa saja yang paling tepat untuk dibicarakan dan
didiskusikan
7. Sampaikan mengenai suatu masalah dengan mengemukakan tentang bahaya
dan permasalahannya dan usahakanlah agar tiap anggota ikut serta dalam
diskusi dan bagaimana cara pemecahannya dalam usaha pencegahan
8. Pergunakan cara-cara pendekatan yang positif (“ positive approach ”). Sebagai
contoh misalnya, bahwa dengan mengadakan tata rumah tangga yang baik maka
kecelakaan akan tercegah dan akan menimbulkan kegairahan kerja yang lebih
baik.
Cara yang tidak baik menyampaikan secara negatif misalnya bahwa di ruang
kerja serba kotor dan barang-barang terletak tidak teratur berserakan dan para
pekerjanya jorok dan sebagainya

3.3. Topik Pembicaraan Dalam PKKS


Berbagai topik mengenai keselamatan kerja dapat diambil untuk mengisi PKKS dan
yang paling tepat adalah mengambil topik dengan masalah yang berhubungan
dengan aktivitas dari kelompoknya sendiri sebagai berikut :
1. Mengadakan review atau pengupasan dari suatu tindakan yang tidak aman atau
suatu prosedur yang tidak aman yang terjadi dalam kelompoknya. Dalam hal ini
harus dicegah menyebut nama seseorang atau menyalahkan seseorang dan
tidak tepat untuk menyampaikan hal-hal yang demikian itu yang hanya akan
menimbulkan kelakuan dan ketegangan dalam pertemuan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pertemuan Singkat K3

2. Adakan diskusi mengenai suatu kejadian kecelakaan yang terakhir telah terjadi
dalam perusahaan sendiri maupun di perusahaan lain atau dari surat kabar dan
sebagainya
3. Penggunaan dari suatu mesin baru dan cara-cara pengamanannya, baik
mengenai alat-alat pengaman pada mesinnya sendiri maupun alat-alat pengaman
perorangan yang diperlukan
4. Pengupasan mengenai cara-cara kerja yang aman dan yang baru
diselenggarakan oleh kelompoknya
5. Pengupasan mengenai keadaan yang tidak aman yang tidak dengan segera
diadakan perbaikan, misalnya suatu alat pengaman yang dibuka dan tidak
dipasang kembali, jalan lalu lintas yang terhalang, alat kerja yang rusak yang
tidak dilaporkan, tidak diperbaiki dan tidak diganti sehingga akan menimbulkan
kecelakaan dan menyebabkan luka

3.4 . Usahakan Agar Karyawan Ikut Serta Berdiskusi


Pembicaraan Keselamatan Kerja dapat dipimpin oleh Foreman atau salah seorang
karyawan yang ditunjuk. Dalam hal terakhir ini sebaiknya agar saudara sebelumnya
memberikan pengarahan dalam cara-cara memimpin diskusi. Anda sebagai
Foreman dapat pula menyampaikan suatu permasalahan dan agar dibahas oleh
kelompoknya.
Jika mungkin agar mereka sendiri mengadakan diskusi dan menghasilkan usul-usul
perbaikan. Alangkah tepatnya jika usul-usulnya dapat diterapkan sehingga akan
menimbulkan rasa bangga dan memberikan dorongan serta semangat kepada
mereka.

3.5. Laporan
Biasanya tidak dianjurkan untuk membuat catatan atau membuat laporan apa lagi
yang panjang lebar tentang hasil PKKS yang akan mengurangi peran serta dari para
anggota kelompok. Ini tidak berarti bahwa anda sebagai Foreman dan pelaksana
pekerjaan tidak membuat catatan sama sekali, sebaiknya buatlah catatan seperlunya
untuk diri sendiri dan sebagai pegangan untuk kegiatan selanjutnya sebagai hasil
diskusi.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pertemuan Singkat K3

3.6. Contoh Topik Pembicaraan


Dibawah ini adalah contoh topik untuk membantu supervisor/pengawas dan
pelaksana pekerjaan dalam kegiatan permulaan Safety meeting.
Alat pengaman dibuka
a. Alat pengaman pada mesin-mesin / peralatan diperlukan untuk
mencegah pegawai / petugas agar tidak menyentuh bagian-bagian mesin /
alat yang sedang bergerak.
b. Menurut data kecelakaan ternyata banyak pegawai menderita luka
bahkan mati sebagai akibat dari alat-alat pengaman yang tidak dipasang
kembali pada mesin yang bersangkutan.
c. Apa sebabnya alat pengaman tidak dipasang kembali pada
tempatnya ?

Pada umumnya alasan yang dikemukakan oleh petugas adalah :


1. Pengawas memerintah untuk segera menjalankan mesinnya
2. Tidak sempat untuk dipasang kembali
3. Untuk meyakinkan apakah mesin yang sudah diperbaiki dapat
berjalan dengan baik atau tidak .Sementara alat pengamannya belum
terpasang setelah mesinnya diadakan percobaan jalan. Ternyata alat
pengamannya tidak dipasang kembali pada tempatnya dengan alasan
untuk mengejar target operasi / produksi.
4. Alat pengaman sudah tidak sesuai lagi karena sudah diadakan
perubahan pada mesin yang bersangkutan.
5. Alat pengaman harus dibuka untuk keperluan pelumasan atau
penyetelan mesin
6. Tidak dapat bekerja dengan lancar jika alat pengaman
dipasang pada mesinnya atau alat pengamannya menghambat kecepatan
kerja.
7. Selama bertahun-tahun mesin dikerjakan tanpa alat pengaman
dan belum pernah menimbulkan kecelakaan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pertemuan Singkat K3

Alasan-alasan tersebut di atas selalu dikemukakan pada tiap kejadian


kecelakaan. Setelah kejadian kecelakaan barulah alat pengaman yang
bersangkutan dipasang kembali pada mesinnya.
Seharusnya tindakan pencegahan kecelakaan harus diambil sebelum terjadi
kecelakaan dan dengan maksud itulah PKKS harus diselenggarakan.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan

Anda mungkin juga menyukai