Anda di halaman 1dari 33

Elektrodinamik

Hukum Ohm, GGL Induksi dan Hukum Faraday

A. Hukum Ohm.
Pada pembahasan modul sebelumnya kita membahas muatan- muatan listrik dalam keadaan
diam. Selanjutnya pada modul ini kita akan mendiskusikan muatan- muatan dalam keadaan
bergerak. Bagaimana supaya muatan bisa bergerak sehingga timbul arus listrik?. Jawaban
singkat adalah karena ada gaya yang mendorong sehingga muatan tersebut bergerak dan tentu
terganung pada sifat alamiah bahan. Maka Georg Simon Ohm (1827) melalui eksperimen
menyatakan bahwa Rapat arus J yang melalui sebuah kondutor adalah sebanding dengan
gaya persatuan muatan, f :
J∝f →J=σf (7.1)
Konstanta kesebandingan σ disebut konduktivitas bahan. Kebalikan konduktivitas disebut
1
resistivitas ρ, ρ = σ , satuan ρ adalah ohm m (𝛺 𝑚). Sedangkan satuan koduktivitas adalah

(𝛺 𝑚)-1. Gaya yang dimaksud pada hukum Ohm ini adalah gaya elektromagnetik dan
sudah Anda ketahui dengan baik gaya persatuan muatan itu f = (E + v x B),sehingga:
J = σ (E + v x B) (7.2)
Pada kasus ini biasanya kecepatan tidaklah cukup untuk memperhitungkan suku kedua
persamaan (7.2), sehingga :
J=σE (7.3)
Persamaan (7.3) inilah yang disebut dengan hukum Ohm.
contoh Soal 1:
1. Sebuah kawat silinder luas penampang A dan panjang L terbuat dengan bahan
dengan konduktivitas . Dengan menganggap beda potensial antara ujung-ujungnya
tetap V, maka tentukan bagaimana persamaan arus listriknya?.
Penyelesaian.
Jika medan listrik di dalam silinder homogen, maka densitas arus juga homogen
V
I=J A= EA =  A , karena dalam kasus makro E = V/L. jika kemudian
L
1 𝑉 𝜌𝐿 ρL
dituliskan  = 1/ ρ , persamaan arus : I = A →V= I. Jika besaran disebut
𝜌 𝐿 𝐴 A

hambatan suatu konduktor, maka :


V=RI (7.4)
R adalah hambatan atau tahanan kawat (dalam ohm). Persamaan (7.4) juga
dikenalsebagai hukum Ohm.

2
ρL
Hambatan konduktor bentuk silinder tersebut adalah: R= . (7.5)
A

Contoh soal 2.
Dua buah silinder koaxial panjang L (radius r dan R) dipisahkan oleh bahan dengan
konduktivitas . Jika kedua silinder dijaga pada beda potensial tetap sebesar V,
bagaimanakah bentuk persamaan arus yang mengalir pada satu silinder ke silinder
lainnya.

R
r

L
Gambar 7.1
Dua buah silinder koaxial dengan radius r dan R.
Jawab :
Dalam menyelesaikan persoalan hukum Ohm pada konduktor ini perlu dicatat langkah-
langkah solusinya adalah:
1. Gunakan hukum Gauss untuk mencari bentuk medan listrik E.
1
2. Terapkan hukum Ohm: I =  J. da    E . da   L
o
𝑟
3. Tentukan beda potensial dengan menggunakan persamaan: V = − ∫𝑅 𝐄 ∙ 𝑑𝐥
Coba kita pahami:
Pertama: Menghitung Medan listrik antara kedua silider dengan hukum Gauss dan
diperoleh:

E r̂
2  o r (7.6)
Kedua terapkan hukum Ohm:
 adalah muatan persatuan panjang pada silinder bagian dalam. Arus listrik I dapat ditulis
1
I =  J. da    E . da   L
o (7.7)

3
𝑞 𝜆𝐿
∫ 𝐸 . 𝑑𝑎 = ∈ = 𝜀0
0

Ketiga,
𝑟 𝑟 r λ r̂.dr r̂
Beda potensial: V = − ∫𝑅 𝐸 ∙ 𝑑𝑙̂ = − ∫𝑅 𝐸 ∙ 𝑑𝑙̂ = − ∫R 2 π ε r (ingat : d𝑙̂ = dr 𝑟̂ )
0

λ r dr λ 𝑅
Hasil integrasi : V = − 2 π ε ∫R r = 2 π ε 𝑙𝑛 ( 𝑟 ), kemudian l digantikan oleh persamaan
0 0

(7.7) diperoleh :
2  L
I = V
R
ln   (7.8)
r
R R
ln( ) ρ ln( )
Persamaan (7.8) menunjukkan bahwa R = 2 π σr L = r
(7.9)
2π L

B. TEGANGAN GERAK ELEKTRIK


Gaya pendorong persatuan muatan (f) pada sebuah konduktor yang merupakan bentuk
umum hukum Ohm diberikan pada persamaan 7.3. Gaya f dapat dibedakan menjadi dua
bentuk yakni gaya sumber fs dan gaya elektrostatik E, sehingga
f = fs + E (7.10)
fs ini dalam battery bisa saja disebut gaya kimiawi, sedangkan pada bahan kristal
piezoelektrik merupakan tekanan mekanik yang diubah menjadi pulsa elektrik, dalam
termokopel merupakan gradien temperatur, dalam sel fotoelektrik adalah cahaya.
Bentuk intergral garis tertutup f dapat dinyatakan :

 f . dl   fs . dl  ε (7.11)

Dengan  disebut gaya gerak listrik (ggl) atau tegangan gerak elektrik (tge) atau electromitive
force (emf) dari suatu rangkaian.(catatan : Persamaan (7.11) memang benar, karena f adalah
gaya persatuan muatan. Dot product f dan dl dan batas integrasinya dipilih dua titik yang
berbeda, maka hasil integrasi tidak lain adalah beda potensial ).
Sedangkan kaitan antara arus yang mengalir pada rangkaian dan ggl dapat dinyatakan :
J I 1
 =  f . dl   . dl   dl  I  dl  IR (7.12)
σ Aσ Aσ

R adalah hambatan total dari rangkaian tertutup, A luas penampang kawat.


Batery merupakan salah satu bentuk umum dari sumber tegangan gerak elektrik (tge).
Bentuk lain dari sumber ini bisa saja dalam bentuk generator. Sebagai salah satu contoh

4
generator adalah sebuah kawat digerakkan dalam medan magnet dengan induksi magnet
homogen B arah masuk bdang gambar meninggalkan pengamat, seperti gambar berikut :

x x h v
B x

Gambar 7.2
Konduktor digerakkan dalam medan magner.

h
= f mag .dl   vB dl  v B h
0
(7.13)

Penjelasan di atas merupakan pendekatan partikel pembawa muatan yang berada di dalam
koduktor yang bersangkutan.
Selanjutnya pedekatan pembahasannya melalui konsep perubahan fluks magnetik. Dua hal
yang hal yang secara proses fisika berbeda meskipun hasil dari kedua prsoses trsebut sama
yaitu gaya gerak listrik (ggl).
Contoh soal 3.
Sebuah lingkaran piringan logam dengan jari- jari r berputar dengan kecepatan sudut tetap
𝜔 dengan sumbu putar yang sama dengan sumbu piringan seperti pada gambar. Bila piringan
logam tersebut ditempatkan dalam medan magnet dengan induksi magnet B ke atas tentukan
arus yang mengalir melalui hambatan R.
Penyelesaian.
B
Bila diambil suat irisan tipis piringan pada jarak s dari pusat
r
dan tebalnya sebesar ds. Kecepatan linier v = 𝜔 s, maka
gaya persatuan muatan: fmag, dengan fmag= v x B
= v B sin 90o 𝑠̂ = v B 𝑠̂ = 𝜔 s B 𝑠̂
R
2
Tegangan gerak elektrik  = ∫0𝑟 𝜔 s B ds = 𝜔 B2 𝑟
Gambar 7.3
Arus yang melalui R :
TGE oleh piringan logam
𝜀 2
berputar dalam medan I = 𝑅 = 𝜔2B𝑅𝑟 (7.14)
magnet.

5
C. GAYA GERAK LISTRIK INDUKSI
Berikut ini kita akan membahas bagaimana timbulnya GGL Induksi. Untuk itu coba
Anda perhatikan percobaan berikut.
Dua buah kumparan, kumparan 1 dan kumparan 2 seperti pada Gambar 7.1 berada
berdekatan. Kumparan 1 dihubungkan dengan sumber dan kumparan 2 dilengkapi dengan
galvanometer G.

Gambar 7.4.
Dua Kumparan yang Saling Bergerak Relatif

Bila saklar S pada kumparan 1 ditutup maka pada saat itu jarum galvanometer pada
kumparan 2 akan menyimpang, hal ini menunjukkan bahwa sebuah gaya gerak listrik timbul
pada kumparan 2 sehingga dihasilkan arus listrik. Setelah saklar S pada kumparan 1 ditutup,
kemudian kumparan 1 digerakkan mendekati kumparan 2. Ternyata selama kumparan 1
bergerak, jarum galvanometer G pada kumparan 1 akan menyimpang, hal ini memperlihatkan
bahwa pada kumparan 2 timbul ggl sehingga arus mengalir. Setelah kumparan 1 berhenti,
jarum galvanometer pada kumparan 2 kembali ke keadaan semula.
Keadaan yang sama, yakni jarum galvanometer menyimpang dalam arah yang sama
seperti di atas, akan terjadi bila yang bergerak adalah kumparan 2 mendekati kumparan 1.
Sekarang bagaimana kalau kumparan 1 bergerak menjauhi kumparan 2? Ternyata jarum
galvanometer akan menyimpang dengan arah yang berlawanan. Keadaan yang sama akan
terjadi pula bila yang bergeraknya kumparan 2 menjauhi kumparan 1.
Kemudian bila saklar S dibuka kembali maka pada saat itu jarum galvanometer
menyimpang lagi, tetapi dengan arah yang berlawanan dengan simpangan ketika saklar S
ditutup, hal ini menunjukkan gaya gerak listrik timbul pada kumparan 2 sehingga arus
mengalir tetapi arahnya berlawanan dengan arus yang muncul pertama tadi.

6
Apa yang dapat Anda simpulkan dari percobaan di atas? Betul, ketika saklar S ditutup
maka arus mengalir pada kumparan 1, dan medan magnet timbul. Medan ini masuk pada
kumparan 2, artinya ada penambahan fluks magnet pada kumparan 2, dari tidak ada menjadi
ada. Ketika kumparan 1 bergerak mendekati kumparan 2, ini berarti fluks magnet dari
kumparan 1 yang menembus kumparan 2 bertambah. Dan ketika kumparan 1 bergerak
menjauhi kumparan 2, fluks magnet dari kumparan 1 yang menembus kumparan 2 berkurang.
Jadi, bila fluks yang menembus kumparan 2 berubah dengan waktu maka pada kumparan 2
akan timbul ggl Induksi. Perlu Anda tekankan di sini, yang penting gerakan di sini adalah
adanya gerak relatif antara kumparan 1 dan kumparan 2, tidak peduli apakah kumparan 1 atau
kumparan 2, atau kedua-duanya yang bergerak.
Ketika saklar S dibuka maka tidak ada arus yang mengalir, dan fluks magnet pada
kumparan 2 menjadi nol, jadi terjadi perubahan fluks dari ada menjadi tidak ada.
Gejala yang sama seperti di atas akan terjadi pula bila kumparan 1 pada Gambar 7.4 Anda
ganti dengan batang magnet, seperti ditunjukkan pada Gambar 8.2. Bila batang magnet
bergerak mendekati kumparan maka jarum galvanometer akan menyimpang, dan bila batang
magnet digerakkan menjauhi kumparan maka jarum galvanometer menyimpang juga tetapi
dengan arah yang berlawanan dengan simpangan pertama tadi.

Gambar 7.5.
Batang Magnet dan Kumparan yang Saling Bergerak Relatif
Demikian pula bila yang digerakan kumparan maka jarum galvanometer juga akan
menyimpang.
Sekarang Anda perhatikan percobaan lainnya sebagai berikut. Sebuah batang penghantar
ditempatkan di dalam medan magnet B yang homogen, seperti pada Gambar 7.6.a.

7
Gambar 7.6.a. Gambar 7.6.b.
Batang Penghantar di Timbul Medan Listrik E , Akibat
dalam Medan Magnet B Batang Bergerak

Seperti sudah Anda ketahui di dalam penghantar kaya akan elektron bebas. Pada saat
batang penghantar digerakkan (Gambar 7.6.a) elektron akan mendapat gaya Lorentz
F  qe v  B sehingga elektron akan berkumpul diujung a; dan muatan positif akan berkumpul

di ujung b. Akibat terdistribusinya kedua jenis muatan tersebut maka akan timbul medan
listrik E seperti pada Gambar 7.6.b; atau dengan kata lain di dalam penghantar tersebut
timbul gaya gerak listrik (ggl).

D. HUKUM INDUKSI FARADAY


Pada percobaan Gambar 7.4, agar arus mengalir maka harus dibuat rangkaian yang
tertutup seperti Gambar 7.7. berikut ini.

Gambar 7.7.
Penghantar abcd Berada di dalam Medan Magnet, Bergerak dengan Kecepatan v

Arus akan mengalir di dalam penghantar dari a ke b. Akibat adanya arus ini maka elektron
pada penghantar ab akan memperoleh gaya magnet:
dF  qe ve  B (7.15)
dengan ve menyatakan kecepatan elektron.

8
Muatan q e dapat Anda ungkapan dalam bentuk dqe  i dt sehingga persamaan (7.15) menjadi:
dF  i B ve dt
dF  i Bd

dan penghantar ab akan memperoleh gaya magnet sebesar:


F  i Bd
F  iB

Misalkan penghantar sudah bergerak sejauh ds maka kerja yang dilakukan oleh gaya magnet
tersebut adalah:
dW   F.ds

dW   i Bds (7.16)

Besarnya kerja ini kalau Anda bagi dengan muatan dq maka akan Anda peroleh ggl Induksi:
dW

dq e

i
 Bds
qe
ds
 B
dt
   B( v)

BdA
  
dt

d
 (7.17)
dt

Persamaan terakhir ini disebut dengan Hukum Faraday. Tanda negatif menunjukkan bahwa
nilai d∅/dt adalah negatif. Persamaan (7.17) ini berlaku umum, artinya perubahan fluks
magnet d dapat terjadi karena luas kumparan A yang berubah atau medan magnet B yang
berubah. Telah Anda ketahui bahwa bila pada bahan konduktif diberi medan listrik maka
akan menhasilkan beda potensial antara ujung- ujung koduktor dan pada konduktor tersebut
akan timbul arus listrik. Selanjutnya akibat adanya arus ini selanjutnya timbul medan magnet
di sekitarnya, seperti apa yang pertama kali telah dikemukakan oleh Oersted pada tahun
1820. Kemudian orang membayangkan gejala kebalikannya, yaitu timbulnya medan listrik
karena pengaruh dari medan magnet. Ternyata kemudian dari eksperimennya, Michael
Faraday (1831) menemukan timbulnya medan listrik di dalam suatu rangkaian, bila fluks
magnetiknya berubah.

9
Dalam bentuk yang lebih umum persamaan (7.17) tersebut dapat Anda ubah bentuknya
sebagai berikut.
   Ed (7.18)

Dengan menggunakan teorema Stokes, ruas kiri persamaan (7.18) dapat Anda tuliskan
menjadi:
     E.dA (7.19)

Maka dari persamaan (7.17) dan persamaan (7.19), Anda peroleh hubungan:

t 
 B.dA (7.20)

B
 E   (7.21)
t

Pada pembahasan listrik magnet pada modul ini, kita telah menurunkan persamaan-
persamaan penting dalam elekromagnetika yang kemudian dikenal dengan persamaan-
persamaan Maxwell secara runtutan peristiwa fisika akan dibahas pada kegiatan belajar 2.

C. Energi di dalam medan magnet

Untuk menentukan energi di dalam medan magnet, Anda perhatikan rangkaian induktor
seperti pada Gambar 7.8. berikut ini.

Gambar 7.8.
Rangkaian Induktor pada sumber fungsi waktu.

Karena rangkaian dihubungkan dengan sumber yang berubah dengan waktu maka pada
induktor akan mengalir arus i(t) yang berubah pula dengan waktu sehingga fluks magnet di
dalam induktor berubah-ubah pula. Hal ini akan menimbulkan ggl Induksi sebesar:

10
d
  N (7.22)
dt

dengan N: jumlah lilitan.


Persamaan ini dapat Anda tuliskan dalam bentuk:
di d
  N
dt di

di
L (7.23)
dt

d
dengan: L   N (7.24)
di

L ini disebut dengan induktansi diri.

Energi persatuan waktu atau daya di dalam induktor adalah:


dW
  i
dt
dW di
 L i
dt dt

dan energinya adalah:


dW  Li di

1 2
W Li (7.25)
2
Kemudian mengingat fluks magnet
   B.dA

dan medan magnet B dapat Anda ungkapkan sebagai fungsi vektor potensial magnetic seperti
yang sudah Anda pelajari di dalam modul 5,
B   A

sehingga fluks magnet menjadi:


     A.dA (7.26)

Perlu Anda ingat kembali bahwa A menyatakan vektor potensial magnetik, sedangkan dA
menyatakan elemen luas.
Pada persamaan (7.26) Anda terapkan teorema Stokes sehingga bentuknya menjadi:
   A.d (7.27)

Kemudian dari persamaan (7.27), Anda peroleh hubungan:  = L i, maka persamaan (7.23)
dapat Anda tuliskan menjadi bentuk:
L i   A.d (7.28)

11
Persamaan (7.23) ini Anda substitusikan ke dalam persamaan (7.21) sehingga persamaan
energi di dalam induktor dapat Anda tuliskan dalam bentuk:
1
2 
W i A.d (7.29)

Arus i dapat pula Anda ungkapkan dalam rapat arus j.A , dan persamaan (8.18) menjadi:
1
W  i  j.A A.d
2
 
Anda perhatikan simbol A di dalam tanda kurung persamaan di atas menunjukkan luas.
1
W  i  j.A dV (7.30)
2
dengan dV: elemen volume.
Kemudian mengingat o j   B maka persamaan (7.30) menjadi

W
1
2o 

A.   B dV  (7.31)

dari analisis vektor yang sudah Anda pelajari pada Modul 1, Anda ketahui bahwa
A. B  B2  . A  B  
maka persamaan (7.31) dapat Anda tuliskan menjadi:

 B dV  2o  . A  B dV
1 1
W 2
(7.32)
2o vol vol

Dengan mengingat untuk volume yang besar, vektor potensial A akan mengecil maka suku
kedua dari ruas kanan pada persamaan (7.32) dapat diabaikan. Sehingga bentuknya menjadi:
1
W  B dV
2
(7.33)
2o vol

Rapat energi u, yaitu energi per satuan volume adalah:


1 2
u B (7.34)
2o

Mengingat hubungan H  o B , persamaan (7.34) dapat Anda tuliskan dalam bentuk:


u   BdH (7.35)

Coba Anda perhatikan persamaan terakhir ini, adakah hubungannya dengan kurva
hysterisis yang sudah Anda pelajari di dalam Modul 6?

Bahan magnet yang mengandung magnet permanen, menyimpan energi. Karena untuk
memagnetisasinya tentu memerlukan energi dalam mengarahkan dipol-dipol magnetnya.

12
Sebagai contoh coba Anda perhatikan Gambar 7.9.a, yang memperlihatkan kurva hubungan
antara B dan H untuk bahan magnet lunak dan bahan magnet keras yang dimagnetisasi
sampai titik P.
Jumlah energi yang dibutuhkan untuk memagnetisasi sampai titik P sama dengan luas
daerah yang diarsir tegak ditambah luas daerah yang diarsir miring. Tampak jelas bahwa
bahan magnet yang keras lebih banyak membutuhkan energi daripada bahan magnet yang
lunak.
Bila intensitas magnet H diturunkan sampai nol, (perhatikan kurva hyterisis) tentunya
akan dilepas sebagian energi yang disimpannya, dan besarnya sama dengan luas daerah yang
diarsir tegak. Jadi, jumlah energi persatuan volume yang tersimpan di dalam bahan yang
mengandung magnet permanen Br adalah sama dengan luas daerah yang diarsir miring.

(a) (b)
Bahan Magnet Lunak Bahan Magnet Keras
Gambar 7.9.
Kurva Hubungan antara B dan H

Secara matematis hal ini sesuai dengan perumusan pada persamaan (7.35):

u   BdH
1 2
u B
2o

Persamaan terakhir sessuai dengan persamaan (7.30).

Soal –soal latihan

13
1. Dua kulit bola logam sepusat dengan radius a dan b. Kedua kulit bola tersebut
dipisahkan oleh bahan dengan konduktivitas . Jika beda potensial kedua kulit bola
dibuat tetap sebesar V, maka tentukan:
a. Arus listrik yang mengalir dari satu permukaan satu ke permukaan lainnya.
b. Bentuk persamaan resistansi antara kedua kulit bola
c. Jika b >> a tentukan arus yang mengalir dari satu bola ke bola lainnya

2. Sebuah batang logam massa m dan panjangnya Lmeluncur tanpa gesekan pada rel-rel
konduktor seperti pada gambar. Risitor dengan resistansi R menghubungkan kedua rel
dan sistem itu berada dalam medan magnet menembus tegak lurus masuk ke bidang
gambar. Bila laju gerak batang v, maka tentukan :

a. Besar dan arus yang mengalir melalui R


b. Besar dan arah gaya magnetik pada batang
v c. Jika kecapatan batang mula-mula vo
R meluncur kekiri, maka tentukan kecepatan
saat t detik
d. Bila energi kinetik mula-mula ½ mvo2
bagaimana perubahan energi tersebut dan
Gambar 7.10 buktikan bahwa energi tersebut tetap
Konduktor bergrak dengan
kecepatan v Di dalam medan magnet.

3. Medan magnet B(t) menembus piringan konduktor seperti Gambar 8.7 berikut.
Tentukan medan listrik Induksi pada piringan konduktor tersebut!

Gambar 7.11.
Medan Magnet Menembus Piringan Konduktor

4. Penghantar panjang dialiri arus I(t). Tentukan medan listrik Induksi di sekitar kawat!
5. Pada permukaan kabel luar suatu kabel koaksial yang panjang mengalir arus I, dan
arus ini mengalir kembali pada permukaan kabel bagian dalam. Tentukan energi yang
tersimpan pada kabel dan induktansi kabel!

14
Petunjuk Jawaban Latihan
1 𝑄
1. Langkah pertama dengan hukum Gauss data diketahui medan lisrik E= 4𝜋𝜀 𝑟̂ .
0 𝑟2
𝑎 1 𝑄 𝑄 𝑎 𝑑𝑟
Selanjutnya langkah kedua : V= Va- Vb =− ∫𝑏 𝑟̂ ∙ 𝑑𝑟 𝑟̂ = − 4𝜋𝜀 ∫𝑏
4𝜋𝜀0 𝑟 2 0 𝑟2
𝑄 1 1 𝑄 𝑏−𝑎 4 𝜋 𝜀0 𝑎 𝑏
= 4𝜋𝜀 (𝑎 − 𝑏) = 4𝜋𝜀 → Q= V
0 0 𝑎𝑏 𝑏−𝑎

Selanjutnya langkah ketiga :


𝑄 𝜎 4 𝜋 𝜀0 𝑎 𝑏 4𝜋 𝜎𝑎 𝑏
I =∫ J da = ∫ 𝜎 𝐸 𝑑𝑎 = 𝜎 ∫ 𝐸 𝑑𝑎 = 𝜎 𝜀 = 𝜖 . V= V (7.36)
0 0 𝑏−𝑎 𝑏−𝑎
4𝜋 𝜎𝑎 𝑏
a. Jadi persamaan arusnya : I = V (7.37)
𝑏−𝑎
𝑏−𝑎 𝜌(𝑏−𝑎)
b. I = V/R , sehingga R = 4 𝜋 𝜎 𝑎.𝑏 = 4 𝜋 (7.38)
𝑎.𝑏

𝜌 adalah resistivitas.
𝜌
c. Utntuk b >> a, a dapat diabaikan sehingga R = 4 𝜋 (7.39)
𝑎

2. Persoalan ini dapat diselesaikan dengan hukum Farady, dan langsung bisa digunakan
rumus yang sesuai.
𝐵𝐿𝑣
a. Ggl : V = B Lv = IR, jadi I = (7.40)
𝑅

arahnya berlawanan arah dengan jarum jam.


b. Batang bergerak ke kanan, maka gaya yang timbul harus melawan terhadap
perubahan sehingga gaya harus ke kiri. Agar gaya ke kiri, maka arus yang melalui
logam tersebut harus ke atas. ( Aturan tangan tangan : jika telunjuk arah arus, jari
tengah arah medan B, maka ibu jari adalah arah gaya ). Bayangkanlah batang
tersebut sebagai sumber arus,sehingga pada hambata R arus mengalir berlawanan
arah dengan jarum jam. Besarnya gaya F= I LB, Maka gaya yang bekerja pada
𝐵𝐿𝑣 𝐵2 𝐿2 𝑣
kawat: F = LB= (7.41)
𝑅 𝑅

arah ke kiri (perlambatan bagi gerakan kawat).


𝑑𝑣
c. Kecepatan saat t detik. Kita memiliki hukum Newton : F = ma = - m (gaya
𝑑𝑡
𝐵2 𝐿2 𝑣 𝑑𝑣 𝑑𝑣
perlambatan), sehingga dapat dituliskan : = - m 𝑑𝑡 → ∫ = - k dt, dengan
𝑅 𝑣
𝐵2 𝐿2
k= , integrasikan dan diperoleh : v(t) = vo e – kt. (7.42)
𝑚𝑅

d. Perubahan fluks magnetic yang menimbulkan arus listrik, maka akan terjadi

kehilangan energy pada hambatan R, dapat ditulis : W = ∫ P dt = ∫0 I2 R dt
∞ 𝐵𝐿𝑣 2 𝐵2 𝐿2 ∞ 𝐵2 𝐿2 𝑚 𝑅2 1
W = ∫0 ( 𝑅
) 𝑅 𝑑𝑡 = 2𝑅
∫0 𝑣02 𝑒 −2𝑘𝑡 𝑑(2𝑡) = = 2𝑅
𝑣02 𝐵2 𝐿2
= 2 𝑚𝑣02

15
Hasil intergrasi keseluruan waktu sama dengan energy kinetic awal, jelaslah
bahwa ketika terjadi peuabahan energy mekanik menjadi energy listrik tetap
berlaku hukum kekekalan energy.

3. Lingkaran putus-putus menyatakan lintasan Ampere maka menurut hukum Faraday:


  E.d
  E  2r  (7.43)
Sedangkan dari hukum Faraday:
d

dt

d
dt

r 2 B  t  
dB  t 
  r 2 (7.44)
dt

Dari persamaan (7.43) dan persamaan (7.44) Anda peroleh:


r dB  t 
E
2 dt

4. Telah kita pahami bahwa di sekitar kawat berarus terjadi medan magnet. Fluks magetik
terjadi ketika suatu luasan degan normal sejajar arah medan magnet sebagai contoh
tinjaulah luasan berbentuk empat persegi panjang abcd.

d d

dr'

r
r'
a b
ro
I(t)

Gambar 7.12.
Kawat panjang dialiri arus I(t)
Pada luasan berbentuk persegi panjang, Anda terapkan Hukum Faraday:
  E.d
  E  ro   E  r  (7.45)

dan

16
𝑑∅ 𝜕 𝜇0 𝑙 𝑑𝐼 𝑟 𝑑𝑟
𝜀 = − 𝑑𝑡 = − 𝜕𝑡 ∫ 𝐁. d𝐀 = − ∫
2𝜋 𝑑𝑡 𝑟 0 𝑟
𝜇0 𝑑𝐼
𝜀=− 𝑙 𝑑𝑡 (ln(𝑟) − ln(𝑟0 )) (7.46).
2𝜋

=
Dari persamaan (7.46) dan persamaan (7.45), Anda peroleh:
o I
E(r)   ln r  K
2

dengan K: suatu konstanta.

5. Medan magnet di daerah yang berjarak r dengan a < r < b:


o I ˆ
B 
2r

di luar daerah ini medan magnet nol

Gambar 7.13.
Kabel Koaksial

1 2
Rapat energi: u  B
2o
2
1  o I 
u
2o  2r 
o I 2

82 r 2

Energi di dalam sel silinder yang panjangnya , jari-jarinya r, dan ketebalannya dr


adalah:
  I2  b dr
W   o2 2
 8 r  
 a r
(7.47)
  I2  b
W o 2  ln
 4
  a

Untuk mencari energi totalnya, Anda integrasikan persamaan (7.47) dari a ke b sebagai
berikut.

17
  I2  b dr
W o 2
 4  
 a r
(7.48)
  I2  b
W o 2  ln
 4
  a

1
Kemudian mengingat persamaan W  Li 2
2
maka dari persamaan (7.48) Anda peroleh induktansi kabel koaksial tersebut:
  b
L   o  ln
 2  a (7.49)

RA NG K UM A N

Di dalam suatu kumparan akan muncul GGL Induksi yang besarnya sama dengan
perubahan fluks magnet yang menembus kumparan tersebut. Secara matematis besarnya
GGL Induksi tersebut dirumuskan dengan hukum Faraday sebagai berikut.
𝜕∅
𝜀 = −𝑁 𝜕𝑡

Tanda negatif menyatakan bahwa GGL Induksi yang timbul melawan penyebabnya,
yang dikenal sebagai hukum Lenz. Perubahan fluks magnet d dapat terjadi karena luas
kumparan (A) yang berubah terhadap waktu atau medan magnet (B) yang berubah.
1 2
Besarnya energi medan magnet per satuan volume adalah B , dan merupakan
2μ 0

ungkapan luas yang dibatasi kurva magnetisasi dan demagnetisasi dengan sumbu B.

TES FORMATIF 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

18
1) GGL Induksi yang timbul di dalam suatu rangkaian tertutup besarnya sama dengan laju
perubahan ….
A. medan magnet yang menembus rangkaian tersebut
B. medan listrik yang menembus rangkaian tersebut
C. fluks medan magnet yang menembus rangkaian tersebut
D. fluks medan listrik yang menembus rangkaian tersebut
2) Perhatikan gambar berikut ini:

Gambar 7.14.
Dua kumparan yang saling didekatkan dan
Salah satu kumparan dialiri arus tyang berubah terhadt waktu.

Arus pada rangkaian 2 akan mengalir dari ….


A. P ke Q, bila arus pada rangkaian 1 bertambah
B. Q ke P, bila arus pada rangkaian 1 bertambah
C. P ke Q, bila arus pada rangkaian 1 tetap
D. Q ke P, bila arus pada rangkaian 1 tetap

3) Loop segi empat seperti pada gambar berikut berada di dalam medan magnet:
By  0, Bz  0, Bx   60  y  T.

Gambar 7.15
Loop segi empat berada dalam medan magnet sebagai fungsi waktu.
Bila loop digerakkan dengan kecepatan 2 m/det maka ggl Induksi yang timbul pada loop
adalah ….
A. 0,1 volt
B. 0,2 volt

19
C. 1 volt
D. 2 volt

4) Seperti soal nomor 3, bila loop bergerak dengan percepatan 2 m/det2, maka GGL Induksi
yang timbul sebagai fungsi dari waktu adalah ….
A. 2t volt
B. t volt
C. 0,2t volt
D. 0,1t volt

5) Sebuah piringan yang jari-jarinya R, berada dalam medan magnet B. Arah medan magnet
B tegak lurus pada permukaan piringan. Bila piringan tersebut berputar dengan kecepatan
sudut  maka beda potensial antara pusat dan pinggir piringan adalah ….
A. RB
RB
B.
2
C. R2B
R 2 B
D.
2

6) Cincin kawat lingkaran diameternya 10 cm dan hambatannya 10-3 , ditempatkan di


dalam medan magnet. Medan magnet tersebut arahnya tegak lurus pada bidang cincin.
Ternyata arus Induksi sebesar 10 A timbul pada cincin maka laju perubahan medan
magnet adalah ….
A. 1,3 T/det
B. 3,1 T/det
C. 2,6 T/det
D. 6,2 T/det

7) Batang logam ab dapat bergerak tanpa gesekan pada dua konduktor yang sejajar seperti
pada gambar. Sistem berada di dalam medan magnet B

20
yang homogen. Bila batang bergerak ke kanan dengan kecepatan v, maka pada hambatan
akan timbul arus yang besar dan arahnya masing-masing ….
B
A. , ke atas
vR

B
B. , ke bawah
vR

B v
C. , ke atas
R
Gambar 7.16
B v Batang logam digerakkan
D. , ke bawah
R Tegak lurus medan magnet B

8) Sebuah kumparan segi empat dengan ukuran 5 cm  10 cm, mempunyai 10 lilitan.


Kumparan ini diputar dengan kecepatan sudut 100 rad/det di dalam medan magnet
homogen. Medan magnet ini arahnya tegak lurus sumbu putar. Bila medan magnet
tersebut 2.10-2 T, maka GGL Induksi maksimum yang timbul pada kumparan adalah …
A. 0,1 V
B. 1V
C. 0,2 V
D. 2V

9) Sebuah batang konduktor bergerak dengan kecepatan 5 m/det, sejajar dengan kawat lurus
yang arusnya 100 A seperti gambar berikut.

Gambar 7.17
Batang konduktor digerakkan sejajar kawat berarus

Bila a = 1 cm dan b = 20 cm maka GGL Induksi di dalam batang adalah ….


A. 0,3 mV
B. 3 mV

21
C. 30 mV
D. 0,3 V

10) Sebuah loop kecil dengan luas A, berada di dalam solenoida panjang yang terdiri dari n
lilitan per satuan panjang dan arusnya i. Sumbu loop berimpit dengan sumbu solenoida.
Bila i =io sin(t), maka GGL Induksi pada loop adalah ….
A. o n Aio sin  t 

B. o n Aio sin  t 

C. o n Aio cos  t 

D. o n Aio cos  t 

A. Persamaan- persamaan Maxwell di Ruang Vakum dan di Dalam Bahan

Persamaan Maxwell dirumuskan dalam besaran medan listrik E dan medan magnet B.
Seluruh persamaan Maxwell terdiri dari 4 persamaan medan, yang masing-masing dapat
dipandang sebagai hubungan antara medan dan distribusi sumber, baik sumber muatan
ataupun sumber arus. Dalam hal elektrostatika dan magnetostatika persamaan Maxwell
dirumuskan sebagai berikut.
𝝆
i. ∇ .𝐄 = 𝜺 (hukum Gauss) (7.50.a)
𝒐

ii. ∇ ∙B=0 (tanpa nama) (7.50.b)


iii. ∇ x E=0 (sifat radial medan eletrostitika) (7.50.c)
iv. ∇ x 𝐁 = μ0 J (hukum Ampere) (7.50.d)

Perkembangan berikutnya ketika ditemukan hukum Farady dimana munculnya medan listrik
ketika terjadi gaya gerak listrik terinduksi. Oleh karena itu persamaan (7.50) menajdi bentuk
berikut ini.

𝝆
i. ∇ .𝐄 = 𝜺 (hukum Gauss) (7.51.a)
𝒐

ii. ∇ ∙B=0 (tanpa nama) (7.51.b)

22
∂𝐁
iii. ∇ x E= − (Hukum Farady) (7.51.c)
∂t

iv. ∇ x 𝐁 = μ0 J (hukum Ampere) (7.51.d)


Persamaan pertama merupakan ungkapan dari hukum Gauss, yang menyatakan bahwa:
“Jumlah garis gaya medan listrik yang menembus suatu permukaan tertutup, sebanding
dengan jumlah muatan yang dilingkupi permukaan tersebut”. Secara matematis hukum Gauss
ini dituliskan dengan:
q
 E.nˆ dA   o
1
 E.nˆ dA  o  dq
1
 E.nˆ dA  o   dV (7.52)

Melalui teorema divergensi yang telah Anda peroleh pada Modul 1, ruas kiri persamaan
(7.52) dapat Anda tuliskan menjadi:
1
 .E dV  o   dV (7.53)

atau

.E  (7.54)

Persamaan Maxwell kedua merupakan hukum Gauss magnetik, yang menyatakan fluks
medan magnet yang menembus suatu permukaan tertutup sama dengan nol, tidak adanya
sumber medan berupa muatan magnetik. Atau dengan kata lain garis gaya medan magnet
selalu tertutup, tidak ada muatan magnet monopole. Melalui teorema Gauss, persamaan
Maxwell kedua ini dapat Anda tuliskan dalam bentuk integral sebagai berikut.
E   E.nˆ dA  0
 B.nˆ dA  0 (7.55)

Dengan menggunakan teorema divergensi maka persamaan di atas dapat Anda tuliskan
menjadi:
.B  0

Persamaan Maxwell ketiga, mengungkapkan pengaruh medan magnet yang berubah


dengan waktu, yang tidak lain merupakan hukum Faraday-Lenz sebagai berikut.

23

 (7.56)
t


t 
 B.nˆ dA

Dari Modul 6, Anda sudah peroleh bahwa     E.d sehingga persamaan tersebut dapat

Anda tuliskan menjadi:



 E.d 
t 
B.nˆ dA (7.57)

Kemudian melalui teorema Stokes, ruas kanan dapat Anda tuliskan menjadi:

   E.nˆ dA   t  B.nˆ dA
B
E   (7.58)
t

Persamaan Maxwell keempat merupakan hukum Ampere. Seperti yang sudah Anda
pelajari pada Modul 5, hukum Ampere ini dirumuskan dengan:

 B.d  o i (7.59)

Melalui penerapan teorema Stokes pada ruas kiri, dan dengan mengingat hubungan i   J.nˆ dA

maka persamaan di atas dapat Anda tuliskan menjadi bentuk:

   B.nˆ dA  o  J.nˆ dA
  E  o J (7.60)
Selanjutnya pada persamaan (iv) perlu dikoreksi yang disebut dengan koreksi Maxwell.
Koreksi tersebut harus dilakukan karena bila operator “divergensi” dikenakan pada
persamaan (iv) ruas kiri selalu nol (∇∙(∇ x B)=0. Sementara ruas kanan dengan
memperhatikan pesamaan kontinyuitas arus :
∂ρ 𝜕 𝜕𝐸
∇∙J= − = − 𝜕𝑡 (ε0 ∇ ∙E) = − ∇ ∙ (𝜀0 ) (7.61)
∂t 𝜕𝑡

Persamaan (7.61) memberikan koreksi bagi persamaan- persamaan Maxwell, sehingga


persamaan (iv) berbentuk :
∂𝐄
∇ x 𝐁 = μ0 [J + ε0 ∂t ] (7.62)
E
sedangkan suku kedua ruas kanan muncul sebagai rapat arus J  o dan rapat arus ini
t
∂𝐄
disebut sebagai arus perpindahan (displacement current) Jd, dengan Jd = ε0 ∂t (7.63)

Uraian di atas memberikan bentuk akhir persamaan- persamaan Maxwell berikut ini.

24
𝝆
i. ∇ .𝐄 = 𝜺 (hukum Gauss) (7.64.a)
𝒐

ii. ∇ ∙B=0 (tanpa nama) (7.64.b)


∂𝐁
iii. ∇ x E= − (Hukum Farady) (7.64.c)
∂t
∂𝐄
iv. ∇ x 𝐁 = μ0 J +μ0 ε0 ∂t (hukum Ampere dengan koreksi Maxwell) (7.64.d)

Di dalam bahan, dengan hanya memperhatikan muatan bebas dan arus bebas saja,
persamaan Maxwell menjadi:
i. .D  b (7.65.a)
ii. .B  0 (7.65.b)
B
iii.   E  
t (7.65.c)
D
iv.   H  J b 
t (7.65.d)
Dari persamaan Maxwell 3, Anda dapat menarik kesimpulan bahwa medan listrik timbul
karena perubahan medan magnet. Dan dari persamaan Maxwell 4 mengungkapkan medan
magnet timbul karena perubahan medan listrik. Interaksi antara kedua medan ini akan
menghasilkan gelombang elektromagnetik, baik di ruang vakum maupun dalam suatu bahan.
Pembahasan ini akan Anda peroleh pada Modul 9.

B. Penerapan Syarat Batas

Di dalam suatu medium, medan magnetnya kontinu, tetapi pada bidang perbatasan
dengan medium lain dapat terjadi perubahan sehingga tidak kontinu lagi. Di sini berlaku
syarat batas.
Dengan menggunakan persamaan Maxwell, Anda dapat mencari solusi medan
elektromagnetik di perbatasan dua medium yang berbeda. Menerapkan persamaan Maxwell 1
pada selaput tipis seperti Gambar 8.10, akan menghasilkan:
D1n  D2n  b (7.66)
Persamaan (7.66) ini mengungkapkan bahwa komponen normal dari vektor D dari kedua
medium ditentukan oleh adanya rapat muatan bebas pada permukaan pembatas.

25
Gambar 7.18.
Penerapan Persamaan Maxwel pada Permukaan Pembatas

Penerapan persamaan Maxwell 2, Anda peroleh hubungan:


B1n  B2n  0 (7.67)
Persamaan (7.67) ini mengungkapkan bahwa komponen normal dari medan magnet besarnya
tetap.

Dari penerapan Persamaan Maxwell 3, Anda peroleh hubungan


E1t  E2t  0 (7.68)
B
karena integral  t
.nˆ dA untuk luas permukaan yang kecil, diabaikan.

Persamaan (7.68) ini mengungkapkan bahwa komponen tangensial dari medan listrik
besarnya tetap.

Gambar 7.19.
Penerapan Persamaan Maxwell 3 pada Permukaan Pembatas

Penerapan persamaan Maxwell 4 seperti pada Gambar 7.19, akan menghasilkan hubungan
H1t  H2t  J b (7.69)
D
karena integral  t
.nˆ dA dapat diabaikan.

26
Persamaan (7.69) ini mengungkapkan bahwa komponen tangensial dari intensitas magnet
ditentukan oleh adanya rapat arus bebas.
Perumusan dari pembahasan di atas, bila Anda gunakan untuk bahan dielektrik linier,
yang tidak mengandung muatan bebas atau arus bebas pada perbatasannya maka persamaan
(7.67) dan persamaan (7.68) berubah bentuk menjadi:
D1n  D2n dan (7.70)
H1t  H2t . (7.71)

Penerapan syarat batas tersebut nanti akan Anda gunakan untuk memahami hukum
Snellius, serta pemantulan dan pembiasan gelombang elektromagnetik, yang akan dibahas
pada Modul 9.

LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!

1) Sebuah kapasitor pelat sejajar yang berbentuk lingkaran dengan jari-jari 5 cm, dimuati
melalui medan listrik E. Perubahan medan listrik terhadap waktu adalah 1015 V/det.
a) Turunkan perumusan medan magnet yang diInduksi di luar dan di dalam kapasitor!
b) Hitung medan magnet tepat di tepi kapasitor!

2) Pada bidang batas antara dua bahan linier, medan magnet dari bahan pertama membentuk
sudut 1 dengan normal. Bila permeabilitas bahan pertama dan kedua masing-masing 1
dan 2, dan 1 > 2, tentukan:
a) medan magnet pada bahan kedua.
b) hubungan antara 1 dan 2 sebagai fungsi dari 1 dan 2.

3) Dengan menggunakan persamaan Maxwell 4, buktikan bahwa pada perbatasan dua bahan
berlaku hubungan H1  H2  J b  nˆ , dengan J b adalah rapat arus bebas di permukaan
perbatasan, dan n̂ adalah vektor normal satuan bidang perbatasan.

Petunjuk Jawaban Latihan

27
1) a) Dari hukum Ampere:  B.d  o i

 B.d  o J.n dA
dE
 B.d  o o
dt
.nˆ dA

d
 B.d  o o dt

Untuk r  R :  B  2r   o o
d
dt
  
E r 2

 o o r dE
B
2 dt

Untuk r  R :  B  2r   o o
d
dt
  
E R 2

o o R 2 dE
B
2r dt

b) Untuk r = R, perumusan B untuk di dalam dan di luar pelat direduksi menjadi


perumusan yang sama.
o o r dE
B
2 dt
 4.10 7
 
T m / A 8,9.1012 F / m 5.102 m  10
B
2
 15
V / det 
B  28.106 T

2)

a) Pada perbatasan kedua bahan: .B  0 maka B1n  B2n


karena tidak ada arus bebas:  H  0 maka H1n  H2n

28
2
kemudian B = H maka B2t  B2t
1

b) Perhatikan gambar berikut.


B1t B
tan 1  dan tan 2  2t
B2n B2n

2
sedangkan dari penyelesaian bagian a: B2t  B2t
1

1 tan 1
maka: 
2 tan 2

3) Bidang perbatasan ditunjukkan seperti pada gambar berikut:

Dari persamaan Maxwell 4:


 H  J b

Persamaan ini Anda integralkan untuk suatu permukaan sebagai berikut.

   H.nˆ dA   J b .nˆ dA
permukaan permukaan

Gunakan teorema rotasi (teorema Stokes) sehingga pada ruas kiri Anda peroleh:

 H.d  i b
volume

Dari persamaan ini, Anda peroleh hubungan:


H1.  H 2 .  J b  n.
ˆ
H1  H 2  J b  nˆ

29
RANGKUMAN

Persamaan Maxwell merupakan persamaan yang mendasari semua perumusan medan


elektromagnetik. Untuk medium vakum yang bebas dari sumber, persamaan Maxwell
dirumuskan sebagai berikut.
1. .E  0
2. .B  0
B
3.  E  
t

E
4.  B  o o
t

Dan untuk medium dielektrik yang linier persamaan Maxwell dirumuskan sebagai
berikut.
1. .D  b
2. .B  0
B
3.  E  
t

D
4.  H  Jb 
t

Pada bidang perbatasan antara dua medium berlaku syarat batas sebagai berikut.
1. D1n  D2n  b
2. B1n  B2n  0
3. E1t  E2t  0

4. H1t  H2t  Jb

30
TES FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Yang merupakan persamaan Maxwell untuk ruang vakum bebas dari sumber adalah ….
E
A.  B  
t

B.  D.nˆ dA  b
q
C.  B.nˆ dA  o

D.  B.d  o o
t 
E.nˆ dA

2) Yang merupakan persamaan Maxwell di dalam medium adalah ….


E
A.  B  
t

B.  D.nˆ dA  b
J
C. E 
o

D
D.  H.nˆ dA   t

3) Kabel koaksial dengan jari-jari silinder dalam a, dan jari-jari silinder luar b. Pada kedua
selinder mengalir arus i dengan arah yang berlawanan. Energi yang tersimpan sepanjang
pada kabel koaksial tersebut adalah ….
o i 2 b
A. ln
4 a

o i 2 2 b
B. ln
8 a

o i 2 b
C. ln
4 2
a

o i 2 b
D. ln
8 2
a

31
4) Air laut pada frekuensi 4.108 Hz mempunyai permitivitas  = 81o, permeabilitas   o ,

resistivitas  = 0,23 ohm.m. Perbandingan antara arus Induksi dan arus pergeseran adalah
….
A. 0,24
B. 2,4
C. 24
D. 240

5) Dalam bentuk integral persamaan Maxwell 4 di dalam medium adalah ....


D
A.  H.nˆ dA  t

B.  B.d  o o
t 
E.nˆ dA

d
C.  B.d  Ib 
dt 
D.nˆ dA

q
D.  B.nˆ dA  o

6) Pada bidang perbatasan dua medium berbeda, berlaku hubungan ....


A. D1t  D2t

B. B1n  B2n

C. E1n  E2n

D. D1t  D2t

7) Komponen intensitas magnet H dalam arah sejajar bidang perbatasan dua medium adalah
....
A. kontinu
B. tidak kontinu
C. sebanding dengan rapat arus volume
D. sebanding dengan medan magnet B
8) Suatu kawat sepanjang 10 cm berada di dalam medan magnetik 2 T. Jika medan itu
bergerak tegak lurus memotong kawat dengan kecepatan 1 meter/detik, maka intensitas
medan di dalam kawat ....
A. 2,0 volt/meter

32
B. 2,10-2 volt/meter
C. 0,2 volt/meter
D. 0,02 volt/meter

9) Dalam atom hidrogen menurut model Bohr, elektron berputar mengelilingi inti pada jejak
lintasan dengan jejari 5,1.10-11 m pada frekuensi 6,8.1015 putaran tiap detik. Induksi
magnetik di pusat lintasan adalah ….
A. 14 tesla
B. 1,4 tesla
C. 34,68.104 tesla
D. 34,68. 105 tesla

10) Medan listrik dinyatakan dalam persamaan E  axiˆ  bjˆ di mana î dan ĵ adalah unit vektor
pada arah sumbu x dan sumbu y, dan a = 2 volt/meter serta b = 1 volt/meter. Kerapatan
muatan  adalah ....
A. 2,4  9.109  coulomb/m3
B. 36  9.109  coulomb/m3
C. 2.10-9 /36 coulomb/m3
D. 36.10-9/2 coulomb/m3

33

Anda mungkin juga menyukai