BAB 1
PENDAHULUAN
keperawatan yang saat ini sedang menjadi trend dalam keperawatan Indonesia
adalah model asuhan keperawatan professional dengan metode primary
Nursing. Salah satu kritik yang dikemukakan mengenai model keperawatan
ini adalah bentuk terlalu kompleks dan teoritis, akan tetapi bila seluruh
pembicaraan mengenai model ini mendorong perawat untuk memperjelas
keyakinan dan pekerjaannya, meningkatkan kemampuannya dalam
mendiskusikan masalah yang melibatkan sikap politis dan pribadi yang lebih
terbuka dan membantu para perawat tersebut untuk lebih bertanggung gugat
secara professional terhadap tindakannya (Salvage, 1985).
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 26 sampai 28 Februari
2018 didapatkan bahwa di IRNA Wijaya Kusuma E RSUP dr. Soedono
Madiun, Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) yang dilaksanakan
adalah MAKP primer dengan struktur yang sudah terbentuk. Jenis Model
MAKP primer yang digunakan oleh IRNA Wijaya Kusuma E didasarkan
orientasi tugas, perawat primer melaksanakan tugas dan tindakan berdasarkan
kebutuhan klien selama dirawat dirumah sakit.
Berdasarkan atas fenomena diatas, maka kami mencoba menerapkan
Model Asuhan Keperawatan Profesional dengan metode Primary Nursing,
dimana pelaksanaannnya melibatkan semua pasien kelolaan kelas I dan II
khususnya ruang E1, E2 dan E3 di IRNA Wijaya Kusuma E RSUP dr.
Soedono Madiun dengan perawat yang bertugas di ruang tersebut.
1.4 Tujuan
1.5 Manfaat
5
BAB 2
6
PENGUMPULAN DATA
DIREKTUR
dr.Bangun T.Purwaka,Sp.OG (K),M.Kes
6
PA 2
Irvan Herma, Amd.Kep
7
PA 2
Ela Kurniatiningsih,
Amd.Kep
PA 3
PA 3
Fika Yulianti, Amd.Kep
Indung Susilo, Amd.Kep
Ali Suyitno
PA 4
PA 4
Dino Ardianto, S.Kep.,Ns
Rusana Ika P, Amd.Kep
PA 5
PA 5
Nusyirwanti A, Amd.Kep
Wiwin Devi, Amd.Kep
Gambar 2.1 Strktur Organisasi di IRNA Wijaya Kusuma E RSUP dr. Soedono Madiun bulan Februari 2018
8
Keterangan :
1. PP I : Bertanggung jawab mengelola pasien dengan kasus
interna membawahi 5 PA yang terbagi dalam 3 shift
2. PP II : Bertanggung jawab mengelola pasien dengan kasus non
interna membawahi 5 PA yang terbagi dalam 3 shift
a. PP 1: Bertanggung jawab memberikan asuhan keperawatan pada
pasien dengan kasus interna
b. PP 2 : Bertanggung jawab memberikan asuhan keperawatan
pada pasien dengan kasus non interna
3. Pelaksanaan tugas untuk setiap shift dikoordinir oleh seorang perawat
primer
4. Non medis bertugas membantu kelancaran pelayanan
Tugas kepala ruangan dalam perencanaan, pengorganisasian,
pengawasan dan pengarahan dibantu oleh perawat primer. Kegiatan yang
berhubungan dengan administrasi ruangan (misalnya pasien pulang), kepala
ruangan mendelegasikan tugas administrasi kepada staf adminstrasi.
Asuhan keperawatan yang dilaksanakan di ruangan dilaksanakan
secara berkesinambungan dengan mengatur daftar dinas, pagi, sore dan
malam. Pelaksanaan asuhan keperawatan klien pada pagi hari dibawah
tanggung jawab kepala ruangan. Kepala ruangan menunjuk perawat primer
yang bertanggung jawab atas kondisi klien. Perawat primer dalam pelaksanaan
tugasnya dibantu oleh perawat pelaksana beserta house keeper.
Rumah sakit Dr. Soedono sebagai rumah sakit pendidikan menerima
mahasiswa keperawatan dalam melaksanakan praktik klinik. Kepala ruangan
menunjuk seorang pembimbing dari ruangan yang bertindak sebagai
pembimbing mahasiswa (clinical instructure) yang melakukan praktik klinik
di ruang Wijayakusuma E.
1. Kepala Ruangan
Tugas kepala ruangan WK E dalam perencanaan, pengorganisasian,
pengawasan dan pengarahan dibantu oleh para perawat primer. Tugas pokok
Karu antara lain mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan
9
1. Melaksanakan tindakan
perawatan yang telah di susun.
2. Mengavaluasi tindakan
keperawatan yang telah diberikan
3. Mencatat dan melaporkan
semua tindakan perawatan dan respons klien pada catatan
keperawatan.
b. Melaksanakan program medik dengsn penuh
tanggung jawab.
1. Memberian obat.
2. Pemeriksaan laboratorium.
3. Persiapan klien yang akan
dioperasi.
c. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan
fisik,mental, dan sepiritual dari klien.
1. Memelihara kebersihan klien
dan lingkungan.
2. Mengurangi penderitaan
dengan memberi rasa aman, nyaman dan ketenangan.
3. Pendekatan dengan
komunikasi terapiutik.
d. Mempersiapkan klien secara fisik dan
mental untuk menghadapi tindakan perawatan dan pengobatan serta
diagnostik.
e. Melatih klien untuk menolong dirinya
sendiri sesuai kemampuannya.
f. Memberi pertolonga segera pada klien gawat
atau sakaratul maut.
g. Membantu kepala ruangan dalam
penatalaksanaanruangan secara administratif.
1. Menyiapkan data klien baru,
pulang atau meninggal.
13
Table 2.2 Tenaga Non keperawatan Ruang Wijaya Kusuma E RSUP dr.
Soedono Madiun bulan Februari 2018
No Nama Jabatan Pendidikan Lama
Jabatan
1. Any Rahma Non Medis SLTA 9 Th
2. Indri Sarah Non Medis D3 Keb 1 Th
Table 2.3Tenaga medis dokter Ruang Wijaya Kusuma E RSUP dr. Soedono Madiun
bulan Februari 2018
No Nama Jabatan
1 dr rahajeng M Sp, KK Spesialis Kulit dan Kelamin
2 dr S. Fatma P. Sp.PD Spesialis Penyakit Dalam
3. Dr Tulus Lumaksono,Sp.PD Spesialis Penyakit Dalam
4 dr Bambang Subarno Sp.P Spesialis Paru
5 dr Endah D. Sp.JP Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah
6 dr. Syaiful Anwar, Sp. Jp Spesialis Jantung dan Pembluh Darah
7 dr Toto A Sp,M Spesialis Mata
8 dr Pitojo Tjatoer Sp.S Spesialis Saraf
9 drg. Novianita R. Spesialis Gigi dan Mulut
10 dr M. Irfan Sp.U Spesialis Urologi
11 dr Nur Hidajat Sp, BS Spesialis Bedah Syaraf
12 dr S. Suwondo Sp.THT Spesialis THT
13 dr Suud S. Sp.B Spesialis Bedah Umum
14 dr Dadik Sp.B Spesialis Bedah Umum
15 dr Tjahjo W. Sp.B Spesialis Bedah Umum
16 dr Made Uki Sp.OT Spesialis Orthopedi
17 dr Nanda Sp.BP Spesialis Bedah Plastik
18 dr. Arianti,Sp.PD Spesialis Penyakit Dalam
2.1.2 Pasien
2.1.2.1 Alur Pasien Masuk Ruangan
PASIEN
ADMISI
WK E
2.1.2.3Tingkat Ketergantungan
Douglas membagi tingkat ketergantungan pasien menjadi 3
kategori yaitu, self care/ perawatan mandiri, intermediate care/ perawatan
sedang dan intensive care/ perawatan total.
Berdasarkan metode Need menurut Douglas tingkat ketergantungan
pasien pada ruang Wijayakusuma E , termasuk dalam kategoriintermediate
Care/ perawatan sedang. Kegiatan kebutuhan sehari-hari untuk makan
dibantu, mengatur posisi waktu makan, eliminasi dan kebutuhan diri juga
dibantu atau menyiapkan alat untuk kekamar mandi. Penampilan klien
sakit sedang. Tindakan perawatan pada klien ini memonitor tanda-tanda
vital, periksa urine reduksi, fungsi fisiologis, status emosional, kelancaran
drainage dan infus. Klien memerlukan bantuan pendidikan kesehatan
untuk support emosi 5-10 menit/shif. Tindakan dan pengobatan 20-30
menit atau 30-60 menit/shif untuk observasi side efek obat atau reaksi
alergi.
= 1,3 = 1 orang
Keterangan:
- 65 adalah jumlah hari libur atau lepas dinas dalam 1 tahun
- 300 adalah jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun
Keterangan:
Table 2.9 tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga kelolaan mahasiswa
perawat di Ruang WIJAYA KUSUMA E 26 Februari 2018
KLASIFIKASI JUMLAH KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT
PASIEN PASIEN Pagi Siang Malam
Selfcare 6 6x0,17= 5x0,14= 0,7 5x0,07=
1,02 0,35
Intermediate 2 2x0,27= 2x0,15= 0,3 2x0,10= 0,2
care 0,54
Jumlah 8 1,56 = 2 1 0,55 = 1
Keterangan:
Keterangan:
Ket:
Sangat puas = 81 -100 %
Puas = 61 -80 %
Cukup Puas = 41 - 60%
Tidak Puas = 21- 40 %
Sangat Tidak Puas = <20 %
Dari data diatas tingkat kepuasan pasien di Ruang Wijaya kusuma
E1,E2 dan E3 adalah 3 orang menyatakan sangat puas, dan 5 orang
menyatakan puas.
2.2 Sarana dan Prasarana (M2- Material)
25
Jumlah perawat
Kepala Ruangan : 1 orang
Perawat Primer : 2 orang
Perawat pelaksana : 10 orang
A. Falsafah Wijayakusuma E
IRNA Wijayakusuma E merupakan salah satu ruangan yang
digunakan untuk pendidikan mahasiswa keperawatan dan kedokteran.
Mulai dari Diploma III Keperawatan, S1 Keperawatan, dokter muda dan
program pendidikan dokter spesialis, sehingga dalam memberikan
26
2.2.3 Peralatan
27
2.2.3.5 Peralatan
29
Tabel 2.16 Peralatan di IRNA Wijaya Kusuma E RSUP dr.Soedono Madiun bulan
Februari 2018
No Nama Barang Jumlah Kondisi
1. Tempat tidur 20 Baik
2. Meja pasien 20 Baik
3. Kipas angin 4 Baik
4. AC 7 Baik
5. Kursi roda 2 Baik
6. Brancar 2 Baik
7. Kamar mandi & WC 11 Baik
8. Wastafel 9 Baik
Tabel 2.17 Fasilitas alat dan bahan Kesehatan di IRNA Wijaya Kusuma E RSUP
dr.Soedono Madiun bulan Februari 2018
No Nama Barang Jumlah Kondisi
1 Stetoskop 2 Baik
2 Manometer O2 20 Baik
3 Senter 1 Baik
4 Bak injeksi 2 Baik
5 Ember sampah medis 5 Baik
6 Ember sampah umum 12 Baik
7 Bengkok 1 Baik
8 Dressing Troley 1 Baik
9 Tensimeter 2 Baik
10 Pinset anatomis 4 Baik
11 Pinset chirugis 4 Baik
12 Gunting verban 4 Baik
13 Cek gula darah 1 Baik
14 Suction 1 Baik
15 Telepon 2 Baik
16 ECG 1 Baik
17 Accu Vein 1 Baik
18 Oksimetri 1 Baik
19 Alat pemadam kebakaran 2 Baik
20 Lemari obat 2 Baik
21 Kulkas obat 2 Baik
22 Troli obat 1 Baik
23 Standart infuse 20 Baik
24 Ambu bag 1 Baik
25 Kursi lipat 2 Baik
26 Kursi kerja 5 Baik
27 Thermometer 1 Baik
28 Standart infus jalan 5 Baik
29 Bak instrument rawat luka 4 Baik
30 Stick pan 10 Baik
No Nama Barang Jumlah Kondisi
30
2.3.3Timbang Terima
Prosedur timbang terima dilakukan disetiap pergantian shift.
Timbang terima dilakukan dengan menggunakan status pasien dan buku
bantu timbang terima yang dilakukan di nurse station. Cara penyampaian
dilakukan secara lisan dengan laporan timbang terima pasien sehingga
rencana tindakan yang belum dan sudah dilakukan dapat diketahui. Setelah
dilakukan timbang terima di nurse station semua petugas kesehatan
32
nama pasien dan terapi yang ditentukan oleh dokter. Obat di siapkan oleh
petugas farmasi setiap akan diberikan obat sesuai dengan jadwal.
Tabel 2.18 Sistem pembiayaan yang ada di ruang Wijaya Kusuma E RSUP
dr. SoedonoMadiun bulan Februari 2018
NO KODE JENIS TINDAKAN KLAS I KLAS II
1 IRN-001 Angkat drain 23805 20700
2 IRN-002 Angkat jahitan 1-5 23805 20700
3 IRN-003 Buka gip anak 23805 20700
4 IRN-004 Buka gip dewasa 23805 20700
5 IRN-005 ECG 23805 20700
6 IRN-006 Extubasi + hisap lendir/hari 23805 20700
NO KODE JENIS TINDAKAN KLAS I KLAS II
7 IRN-007 Rawat ganggren kecil – 1 36369 31625
8 IRN-008 Hisap lendir/hari 23805 20700
9 IRN-009 Infus pump/hari 48933 42550
10 IRN-010 Lavement 23805 20700
38
Tertulis Lisan
Tindak Lanjut
Gambar 2.3 Alur Kritik atau Saran Pelanggan IRNA Wijaya Kusuma RSUP Dr.
Soedono Madiun bulan Februari 2018
SIANG 14 20 14/20x100%=70%
Jumlah Pasien
BOR = Tempat Tidur x 100 %
Jadi BOR rata-rata pada tanggal 26Februari 2018 adalah 75 %, dan BOR
rata-rata pada tanggal 27Februari 2018 adalah 50 % dan tanggal 28Febrari 2018
adalah 60%.
Jadi BOR rata-rata pada tanggal 26 Februari 2018 adalah 87,5%, dan BOR
rata-rata pada tanggal 27 Februari 2018 adalah 50% dan tanggal 28 Febrari 2018
adalah 50%.
2.26 Tabel ALOS tanggal 23 Februari-28 Februari 2018 Ruang Wijaya Kusuma
E RSUP Dr.Soedono Madiun
No Dx Nama ∑ Px ∑ hari ∑ Px
Px Hidup Mati Komplikasi Sekunder perawatan keluar
1 Cor Ny.L 2 1
44
2 Cva+EDH Tn.S 7 1
3 Vertigo Ny.W 3 1
4. Asma Ny.I 2 1
5 SLE Ny I 7 1
Jumlah 5 0 21 5
6 Cva+DM Tn.H 1 1
7. DM Tn.H 3 1
hiperglikemi
Jumlah 1 1 4 2
8. Vertigo Tn.P 2 1
9 CVA Ny.S 7 1
10 TOF Ny.D 4 1
Jumlah 3 0 13 3
11 Post Ny.S 6 1
laminextomy
Jumlah 1 0 6 1
12 Ca Mamae Pro Ny.S 2 1
kemo
13 Implant+failure Tn.B 7 1
ulna
14 Hemato Secia Tn.S 6 1
15 Ulkus Gaster, Ny.S 3 1
Hipokalemi
16 DHF Ny.S 5 1
17 CKD Tn.S 8 1
18 CKD Ny.A 7 1
19 CHF+DM+PE Ny.A 8 1
Jumlah 8 0 46 8
20 Dyspepsia + Tn.P 4 1
Pnneumoni
21 CKD Ny.S 3 1
22 COR Tn.D 3 1
23 CKD Tn.S 3 1
Jumlah 4 0 9 3
Jumlah total 22 1 99 17
ALOS 99/23=
4,3 = 4
hari
2.27 Tabel SWOT Ruang Wijaya Kusuma E RSUP Dr.Soedono Madiun bulan Februari
2018
BOBOT X
NO ANALISIS SWOT BOBOT RATING
RATING
1 M1 dan M2 (Sarana Prasarana dan
Ketenagaan)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH (Kekuatan)
1. IRNA Wijaya Kusuma E memiliki 0,05 4 0,2 S-W=
visi, misi dan motto sebagai acuan 3,25-
melaksanakan kegiatan pelayanan. 2,82
2. Mempunyai struktur organisasi 0,05 4 0,2 = 0,43
ruangan yang jelas
3. IRNA Wijaya Kusuma E 0,2 3 0,6
memberikan kesempatan untuk
meneruskan ke jenjang pendidikan
lebih tinggi.
4. Alur pelayanan pasien di IRNA 0,1 4 0,4
Wijaya Kusuma E sesuai SOP
5. IRNA Wijaya Kusuma E 0,1 3 0,3
mempunyai sarana dan prasarana
kesehatan untuk pasien dan tenaga
kesehatan
6. Fasilitas atau sarana di IRNA 0,2 3 0,6
Wijaya Kusuma E berfungsi
dengan baik.
7. Sarana dan prasarana di IRNA 0,05 3 0,15
Wijaya Kusuma E terpelihara
dengan baik.
8. Hasil wawancara menyatakan 0,15 4 0,6
bahwa perawat ruangan puas
terhadap kinerjanya di IRNA
Wijaya Kusuma E.
9. Adanya mahasiswa yang sedang 0,1 2 0,2
praktek di IRNA Wijaya Kusuma E
TOTAL
46
1 3,25
WEAKNESS (Kelemahan)
1. Belum terpakainya sarana dan
prasarana secara optimal di IRNA
Wijaya Kusuma E 0,16 3 0,48
2. Jumlah tempat sampah medis disetiap
ruangan di IRNA Wijaya Kusuma E
kurang memadai. 0,14 3 0,42
3. Jenis ketenagaan:
- S2 keperawatan : 1 orang
- S1 Keperawatan : 3 orang 0,17 3 0,51
- D3 keperawatan : 9 orang.
- Staf Admin : 2 orang
- House keeper : 3 orang
OPPORTUNITY (Peluang)
1. Adanya kemauan perawat IRNA
Wijaya Kusuma E untuk melanjutkan
ke pendidikan jenjang yang lebih 0,15 3 0,45 O-T
tinggi. 3,2-
2. Adanya mahasiswa S1 yang sedang 2,55
praktek managemen keperawatan di = 0,65
IRNA Wijaya Kusuma E 0,14 3 0,42
3. Adanya program akreditasi RS
terhadap IRNA Wijaya Kusuma E
dari pemerintah dimana MAKP 0,18 3 0,54
merupakan salah satu penilaian.
4. Adanya kebijakan pemerintah
tentang BPJS di Wijaya Kusuma E
5. Adanya kebijakan pemerintah 0,20 4 0,80
tentang profesionalisme perawat 0,17 3 0,51
IRNA Wijaya Kusuma E
6. Kepala ruangan memberikan
kesempatan untuk mengikuti 0,16 3 0,48
pelatihan bagi perawat ruangan rawat
inap IRNA Wijaya Kusuma E
47
TOTAL
1 3,2
THREATENED (Ancaman)
1. Makin tingginya kesadaran masyarakat
akan hukum. 0,15 4 0,60
2. Makin tingginya tingkat
pengetahuan masyarakat akan mutu 0,20 3 0,60
pelayanan kesehatan di RS.
3. Adanya Rumah Sakit lain yang ada
di sekitar RSUD dr. Soedono 0,40 4 1,60
Madiun.
4. Adanya balai pengobatan alternatif 0,25 3 0,75
modern diwilayah Madiun.
TOTAL
1 2,55
2 M3- METODE (MAKP)
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Sudah diterapkan model MAKP 0,15 3 0,45 S-W =
Primer yang digunakan dalam 3,65-
MAKP Primer di IRNA Wijaya 2,20
Kusuma E. = 1,45
2. Supervisi sudah dilakukan oleh 0,20 3 0,60
pengawas berupa penilaian kinerja
perawat dengan lisan.
3. Mempunyai SOP setiap tindakan 0,40 4 1,6
yang ada di IRNA Wijaya Kusuma
E.
4. Terlaksananya komunikasi 0,25 4 1,0
adekuat antara perawat dan tim
kesehatan di IRNA Wijaya Kusuma
E.
1 3,65
TOTAL
48
WEAKNESS
1. Sebagian pegawai belum 0,13 2 0,26
melaksanakan tugas sesuai job
descriptionnya.
2. Pelaksanaan MAKP primer 0,35 2 0,70
kurang optimal karena keterbatasan
tenaga di IRNA Wijaya Kusuma E.
3. Belum memenuhi dengan SAK. 0,08 3 0,24
4. Isi dari materi timbang terima 0,28 3 0,84
lebih fokus pada masalah diagnosa
medis 0,16 1 0,16
5. Pasien belum percaya saat
perawat melakukan tindakan tanpa
penjelasan
1 2,20
TOTAL
TOTAL
THREATENED
1. Persaingan antar RS swasta yang 0,50 3 1,50
semakin ketat.
2. Makin tinggi kesadaran 0,30 4 1,20
masyarakat akan hukum.
3. Adanya tuntutan masyarakat 0,20 3 0,60
yang semakin tinggi terhadap
peningkatan pelayanan keperawatan
yang lebih profesional.
49
TOTAL 1 3,30
3. Dokumentasi keperawatan
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Semua tindakan medis sudah 0,20 3 0,60 S-W=
dilakukan sesuai dengan SOP. 3,65–
2. Adanya kemauan perawat untuk 0,15 3 0,45 3,30
melaksanakan pendokumentasian. = 0,35
3. Dokumentasi keperawatan 0,15 4 0,60
menggunakan status keperawatan
dimana pengkajian melalui 9 sistem.
4. Sudah ada sistem 0,35 4 1,40
pendokumentasian.
5. Tersedianya sarana dan prasarana 0,15 4 0,60
untuk tenaga kesehatan (sarana
ruang tindakan).
TOTAL 1 3,65
WEAKNESS
1. SAK belum dilakukan sepenuhnya 0,20 3 0,60
2. Dokumentasi keperawatan 0,30 4 1,20
menggunakan SOAP tetapi belum
optimal.
3. Pengawasan terhadap sistematika 0,15 3 0,45
pendokumentasian belum
dilaksanakan secara optimal oleh
kepala ruangan dan perawat primer.
4. Dokumentasi keperawatan di 0,35 3 1,05
ruangan hanya menggunakan lembar
observasi ada catatan perkembangan,
belum menggambarkan riil pasien
dan lebih sering menyalin dari hasil
SOAP shift sebelumnya.
TOTAL
1 3,30
(pengembangan SDM).
3. Adanya program pelatihan. 0,15 3 0,45
4. Kerjasama yang baik antara 0,35 3 1,05
perawat dan mahasiswa.
5. Model MAKP yang diterapkan 0,15 3 0,45
mahasiswa S1 Keperawatan.
TOTAL 1 3,15
TREATHENED
1. Tingkat kesadaran masyarakat 0,5 3 1,5
(pasien dan keluarga) akan tanggung
jawab dan tanggung gugat.
2. Akreditasi rumah sakit terhadap 0,5 3 1,5
system pendokumentasian.
TOTAL 1 3,00
4. Ronde Keperawatan
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. SDM mempunyai 0,50 2 1,0 S-W=
pengalaman dalam bidang 2,5 –
keperawatan medical bedah. 2,85 =
2. Semua konsultan adalah 0,30 3 0,9 -0,35
dokter spesialis.
3. Setiap kasus pasien 0,20 3 0,60
ditangani dokter spesialis.
TOTAL 1 2,5
WEAKNESS
1. Belum pernah 0,15 2 0,30
dilaksanakannya ronde keperawatan
2. Belum optimalnya ronde 0,20 3 0,60
karena kurangnya kemauan.
3. Adanya kesulitan
menyesuaikan jadwal perawat 0,40 3 1,20
dengan tim kesehatan yang lain.
4. Belum adanya format
ronde keperawatan/dokumentasi. 0,25 4 0,75
TOTAL 1 2,85
b. External Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya pelatihan dan
seminar tentang majemen 0,50 2 1,0 O-T=
keperawatan. 2-4,8 =
2. Adanya kesempatan dari -2,8
Karu untuk mengadakan ronde 0,30 2 0,60
keperawatan pada mahasiswa
51
praktek.
3. Perawat ruangan 0,20 2 0,40
memahami pelaksanaan manajemen 1 2,00
ronde keperawatan.
TOTAL 0,5 4 2
TREATHENED
1. Tidak ada kemauan perawat dalam 0,4 2 0,8
melakukan ronde keperawatan
2. Persaingan antar IRNA Wijaya 0,5 4 2
Kusuma semakin kuat dalam
pemberian pelayanan.
3. Kurangnya tenaga ahli dalam
pelaksanaan ronde keperawatan. 1 4,8
TOTAL
5 Sentralisasi Obat
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Tersedianya sarana dan 0,170 4 0,68 S-W=
prasarana untuk pengelolaan 3,826 –
sentralisasi obat. 0,127 4 0,508 3,50=
2. Ruangan memberikan 0,326
tanggung jawab sentralisasi obat 0,412 4 1,648
pada farmasi.
3. Kegiatan sentralisasi obat 0,174 3 0,522
sudah dilaksanakan.
4. Adanya kemauan perawat 0,117 4 0,468
untuk melakukan sentralisasi obat.
5. Adanya buku injeksi dan
obat oral. 1 3,826
TOTAL
WEAKNESS
1. Belum ada serah terima 0,3 2 0,6
penyerahan obat antara perawat dan
keluarga pasien.
2. Belum ada pembagian 0,4 1 0,4
tugas dan tanggung jawab tentang
sentralisasi obat yang jelas.
3. Belum adanya format 0,1 1 0,1
sentralisasi obat.
4. Buku injeksi dan obat 0,12 1 0,12
oral dijadikan satu.
5. Tidak terbentuknya alur 0,08 2 0,6
dan tugas serta tanggung jawab
sentralisasi obat.
52
TOTAL 1 3,50
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S1 0,813 3 2,439 O-T=
Keperawatan yang praktek 3–2
manajeman keperawatan. =1
2. Kerja sama yang baik 0,187 3 0,561
antara perawat dan mahasiswa.
TOTAL 1 3
TREATHENED
1. Adanya tuntutan pasien 0,3 2 0,6
untuk mendapatkan pelayanan yang
profesional.
2. Adanya ketidakpercayaan 0,4 1 0,8
pasien terhadap sentralisasi obat.
3. Pasien mengetahui obat 0,3 2 0,6
yang diberikan sudah benar.
TOTAL 1 2,0
6 Supervisi
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. RSUD Dr Soedono 0,4 4 1,6 S-W =
merupakan RS Pendidikan tipe B 2,64 –
yang menjadi RS rujukan bagi 0,23=
wilayah Jawa timur bagian barat. 2,41
2. Ruangan Wijayakusuma 0,02 4 0,08
E merupakan ruangan yang
diperuntukkan untuk pasien kelas 1
dan 2.
3. Supervisi sudah 0,06 3 0,18
dilakukan secara lisan.
4. Adanya kemauan perawat 0,2 3 0,6
untuk berubah.
53
TOTAL
WEAKNESS
1. Belum ada uraian yang 0,3 2 0,6
jelas tentang supervisi.
2. Tugas dan tanggung 0,3 3 0,9
jawab supervisi belum optimal.
3. Kurangnya program 0,1 2 0,2
pelatihan dan sosialisasi tentang
Supervisi. 0,3 2 0,6
4. Belum adanya format dan
dokumentasi supervisi.
1 0,23
TOTAL
b. External Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S1 0, 50 3 1,5 O-T=
Keperawatan yang praktek 3,2 – 2
manajemen keperawatan. = 1,2
2. Adanya keterbukaan 0,30 3 0,9
pihak ruangan untuk menerima
supervisi dari praktik mahasiswa.
3. Adanya jadwal supervise 0,20 4 0,8
keperawatan oleh pengawas
perawatan setiap bulan.
TOTAL 1 3,2
THREATENED
1. Tuntutan pasien sebagai 1 2 2
konsumen untuk mendapatkan
pelayanan yang profesional dan
bermutu sesuai dengan peningkatan
biaya perawatan.
TOTAL 1 2
54
7. Timbang Terima
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Timbang terima sudah 0,15 2 0,30 S-W=
dilakukan pada setiap pergantian 2,4-
shift. 0,20 4 0,80 2,7=
2. Tersedianya Nurse 0,40 2 0,8 -0,3
Station.
3. Adanya buku laporan 0,25 2 0,5
untuk timbang terima.
4. Timbang terima sudah
merupakan kegiatan rutin yang telah 1 2,4
di lakukan.
TOTAL
WEAKNESS
1. Isi timbang terima belum 0,05 2 0,10
terfokus pada masalah keperawatan.
2. Penulisan timbang terima 0,05 2 0,1
belum terdokumentasikan secara
baik dan benar sesuai dokumentasi
keperawatan.
3. Dalam timbang terima 0,2 3 0,6
bahasan lebih banyak tentang
masalah medis 0,3 3 0,9
4. Belum adanya format
timbang terima. 0,2 3 0,6
5. Timbang terima
terkadang hanya di lakukan di nurse
station dan validasi ke pasien hanya 0,2 2 0,4
pada dinas pagi dan sore saja.
6. Tidak semua perawat
mengikuti timbang terima.
1 2,7
TOTAL
c. External Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
TOTAL 1 3
8. Discharge Planning
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Tersedianya resume 0,15 3 0,45
keperawatan untuk pasien pulang.
2. Adanya kemauan perawat 0,20 3 0,60
untuk memberikan pendidikan
kesehatan kepada pasien dan S-W=
keluarga. 0,40 3 1,2 3,00 –
3. Memberikan pendidikan 2,5 =
kesehatan kepada pasien atau 0,25 3 0,75 0,5
keluarga ketika mau pulang.
4. Sudah ada lembar pasien
untuk pulang yang meliputi
diagnosis medis, pengobatan, hasil
pemeriksaan penunjang, kontrol,
diet, obat-obatan yang dibawa
pulang, dll.
1 3,00
TOTAL
WEAKNESS
1. Kemauan dari perawat 0,3 2 0,60
untuk memberikan pendidikan
kesehatan kepada pasien atau
keluarga tidak menyeluruh.
2. Keterbatasan waktu 0,4 3 1,2
perawat dalam memberikan
pendidikan kesehatan. 0,1 1 0,1
3. Tidak tersedianya leaflet
pasien saat pulang. 0,12 3 0,36
4. Pemberian pendidikan
kesehatan dilakukan secara lisan
setiap/ keluarga. 0,08 3 0,24
5. Discharge planning
belum terdokumentasi dengan baik.
1 2,5
TOTAL
56
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S1 0,28 4 1,12 O-T=
Keperawatan yang melakukan 3,28 –3
praktik manajemen keperawatan. =
2. Adanya kerjasama yang 0,36 3 1,08 0,28
baik antara mahasiswa dengan
perawat klinik. 0,36 3 1,08
3. Kemauan pasien/keluarga
terhadap anjuran perawat.
1 3,28
TOTAL
TREATHENED
1. Adanya tuntutan 0,5 3 1,5
masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan keperawatan yang
profesional.
2. Makin tingginya 0,5 3 1,5
kesadaran pasien akan pentingnya
perawatan dan pendidikan kesehatan
setelah operasi. 1 3
TOTAL
9. PENERIMAAN PASIEN BARU
Internal factor (IFAS)
STRENGTH
1. Sudah sesuai dengan alur 0,15 2 0,3 S-W =
penerimaan pasien baru. 2,55–
2. Perawat menjelaskan hak pasien. 0,20 2 0,4 2,8=
3. Pengisian papan identitas pada 0,40 4 1,6 -0,25
tempat tidur pasien kurang lengkap.
4. Status pasien sudah di lengkapi saat 0,25 1 0,25
penerimaan pasien baru.
TOTAL 1 2,55
WEAKNESS
1. Keluarga pasien kurang antusias 0,50 2 1,00
menerima penjelasan tentang tata
tertib yang ada diruangan.
2. Perawat jarang memperkenalkan 0,30 4 1,20
diri pada pasien serta dokter yang
merawatnya.
3. Perawat jarang melakukan 0,20 3 0,60
pemeriksaan fisik ulang pada pasien
baru datang.
TOTAL 1 2,8
57
TOTAL 1 3,2
THREATENED
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk 0,28 4 1,12
mendapatkan pelayanan
keperawatan yang profesional.
2. Makin tingginya kesadaran 0,20 3 0,60
KUADRAN II
masyarakat akan pentingnya
kesehatan.TURN KUADRAN
0,26 3 0,78
ARROUND
3. Persaingan antar Rumah Sakit I
swasta yang semakin ketat. AGRESIF
0,26 3 0,78
SV
4. Dari hasil survey hampir sebagian
SO ( 2,41 ;
mengatakan bahwa tidak
1,2 )
mengetahui tata tertib di ruangan. ( 0,32 ; 1 )
1
TOTAL 1 3,28
2.6.1Diagram Layang Analisa SWOT Keterangan :
M1.M2M1 M2 : Ketenagaan dan Sarana
( 0,43 ; Prasarana
TT 0,65 )
MAKP : Model Asuhan Keperawatan
( - 0,3 ; 0,5 ) Profesional
DK : Dokumentasi
RK : Ronde
DP Keperawatan
SO : Sentralisasi
( 0,5 ; Obat
SV : SupervisI
0,28 )
TT DK : Timbang Terima
DP : Discharge planing
( 0,35 ;: Penerimaan Pasien Baru
W PPB
0,15) ) S
1 1 2
PPB MAKP
( -0,25 ; ( 1,45 ; -
-0,08) 0,08) 0,15 )
KUADRAN IV
KUADRAN III DIFERSIFICATIO
DEFENSIF 1 N
RK
(- 0,35 ; -
2,8 ) 2
T
58
5. Dokumentasi Keperawatan
kontrol, diet, obat –obatan dan lain-lain, serta dilengkapi paraf keluarga
dan petugas.
7. Sumber Daya Manusia (M1)
9. Sentralisasi obat
Sentralisasi obat di ruang IRNA Wijaya Kusuma E sudah berjalan sesuai
dengan alurnya dan sudah memiliki blangko surat persetujuan sentralisasi
obat namun belum optimal. Dimana diteruskan kepada pasien atau
keluarga. Dokter memberikan resep kepada perawat. Kemudian resep
diserahkan ke petugas apoteker/farmasi Wijaya Kusuma. Selanjutnya
obat pasien akan diantar oleh petugas apotek wijaya kusuma ke ruangan
sentralisasi obat. Bagi pasien pulang yang jumlah obatnya masih sisa,
obat bisa dikembalikan. Untuk obat oral tidak semua disentralisasi di
ruang perawat.
1. Timbang terima 1. Timbang 1. Melakukan timbang 1. Timbang terima dapat Minggu ke-2 dan Gatin Yulia S.Kep
tidak dihadiri terima dapat terima secara terfokus terfokus. ke-3
oleh semua dihadiri semua pada masalah
perawat perawat keperawatan. 2. Format timbang
terima tersedia.
2. Isi timbang 2. Timbang 2. Mengusulkan
terima belum terima dapat tersedianya format 3. Timbang terima
focus pada terfokus pada timbang terima secara dilakukan secara
masalah masalah lengkap. langsung ke pasien.
keperawatan keperawatan.
3. Melakukan timbang 4. Timbang terima
3. Format timbang 3. Tersedianya terima secara terdokumentasi
terima belum format langsung ke pasien. dengan benar.
lengkap timbang
5. Timbang terima dapat
terima secara 4. Melakukan
4. Tehnik timbang pendokumentasian di laksanakan
lengkap.
terima belum timbang terima bersama-sama.
optimal karena dengan benar.
Baru
1. Perkenalan Menerapkan 1. Menentukan Hasil penerimaan Minggu ke-2 dan Fitriyah Hanum
terhadap dokter sistem penanggung jawab pasien baru ke-3 S.Kep
dan perawat penerimaan penerimaan pasien didokumentasikan
yang bertugas pasien baru baru dengan benar, pasien
merawat dan sesuai dengan 2. Menyiapkan mengetahui tentang
orientasi protap yang ada kelengkapan fasilitas ruangan,
ruangan hanya serta memberikan administrasi perawatan medis, serta
pada shift pagi. pelayanan yang 3. Menyiapkan format tata tertib ruangan.
2. Jarang optimal pada pasien baru dan
dilakukan pasien dan pengkajian sesuai
pemeriksaan keluarga pasien dengan kasus yang
fisik ulang Wijayakusuma E
pada pasien 4. Menyiapkan petunjuk
baru datang. teknis pengisian
format pengkajian
dan penerimaan
pasien baru
5. Melaksanakan
pendokumentasian
keperawatan
bersama-sama
dengan perawat
ruangan
4. Metode (M3)
Penerapan Model
1. Jumlah tenaga 1. Meningkatkan 1.a. Mendelegasikan 1. Perawat Minggu ke-2 dan Erivia Eka
yang kurang kemampuan perawat ruangan ke menggunakan asuhan minggu ke-3 Puspitasari
maka perawat sesuai pelatihan maupun keperawatan dengan S.Kep
optimalisasi dengan model jenjang pendidikan baik dan benar hal ini
penerapan model primer yang yang lebih tinggi diobservasi dari Siti Indah
yang digunakan digunakan. b. Diadakan diskusi pernyataan dan Nurhavivah
kurang. rutin antara Karu tindakan perawat akan S.Kep
2. Semua dan anggotanya kemampuannya
perawat c. Adakan fasilitas
mengetahui penunjang seperti 2. Perawat memahami
kebutuhan buku maupun kebutuhan holistic
perawatan makalah tentang pasien dan pernyataan
yang pasien kasus-kasus yang yang dikemukaan dari
butuhkan ada di ruangan. pasien tentang
secara holistic kepuasannya
2.a. Diadakannya
evaluasi pemahaman 3. Adanya tambahan
perawat tentang tenaga keperawatan
kebutuhan pasien
secara holistic
b. Adanya
seminar/pelatihan
tentang kebutuhan
dasar perawatan
Indicator Waktu Penanggung
No. Masalah
64 Tujuan Kegiatan
Keberhasilan pelaksanaan jawab
68
6. Discharge
Planning
1. Perawat dapat 1. Protap pemberian 1. Tersedianya protap Minggu ke-2 dan Radiktya Galih
Setiap pasien meluangkan pendidikan kesehatan pendidikan kesehatan ke-3 S.Kep
pulang diberikan waktu dalam setiap pasien pulang. pasien pulang.
health education memberikan 2. Membuat jadwal tetap 2. Tersedia jadwal tetap
secara lisan tanpa pendidikan pada semua perawat perawat dalam
disertai leaflet. kesehatan. dalam pemberian discharge
2. Kegiatan memberikandischarge planing pasien
discharge planing. pulang.
Planing 3. Mengajukan usulan 3. Tersedianya leaflet
merupakan pengadaan atau pasien pulang sesuai
suatu tugas pembuatan leaflet dengan kebutuhan.
perawat secara berkala sesuai 4. Semua pasien pulang
kepada semua kebutuhan. terdokumentasikan.
pasien, 4. Mendokumentasikan
3. Terpenuhinya setiap kegiatan
leaflet sesuai
dengan
66
70
1. Belum ada 1. Meningkatkan 1. Melakukan supervisi 1. Supervisor dapat Minggu ke-2 dan Ririn Dwi
jadwal untuk kinerja secara menyeluruh mencakup segala ke-3 Ferianti S.Kep
supervisi supervisor dalam masalah kegiatan keperawatan
dalam masalah keperawatan dan dan medis.
keperawatan medis. 2. Tersedianya format
dan medis. 2. Mengusulkan supervisi.
2. Tersedianya pengadaan format
format khusus khusus supervisi.
untuk supervisi.
8. M1-Man Erivia Eka
Dengan jumlah Puspitasari
1. Jumlah perawat perawat yang ada 1. Memanfaatkan tenaga 1. Pemenuhan Minggu ke-2 dan S.Kep
masih belum maka pelayanan yang telah ada di kebutuhan dasar ke-3 Fitriyah Hanum
sebanding dapat ruangan untuk pasien terpenuhi dan S.Kep
tindakan non invasive pasien menyatakan
67
71
dan
1. Masih ada 1. Semua obat 1. Menentukan 1. Ada prosedur tertulis Minggu ke-2 dan Dina Oktaviana
keluarga/pasien tersentralisasi penanggung jawab tentang sentralisasi ke-3 S.Kep
yang tidak setuju 2. Keluarga Sentralisasi obat. obat secara
dengan memahami 2. Membuat prosedur menyeluruh
sentralisasi obat terhadap dan
tujuan mengkoordinasikan 2. Seluruh keluarga
dilaksanakan dengan farmasi dalam pasien menyetujui
sentralisasi sentralisasi obat dilakukan sentralisasi
obat 3. Membuat format obat
3. fasilitas atau pencatatan sentralisasi
tempat obat yang baku.
69
73
70
71
BAB 3
PERENCANAAN
3.1 Pengorganisasian
Struktur organisasi
a. Penanggung jawab
b. Tujuan
71
72
1) Tujuan umun
2) Tujuan Khusus
c. Rencana Pelaksanaan
1. Rencana strategi
Mendiskusikan bentuk dan penerapan model asuhan keperawatan
professional MAKP yang akan dilaksanakan yaitu model primer
Melakukan deskripsi tugas dan tanggung jawab perawat
Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat
Menerapkan model MAKP yang di rencanakan
2. Pelaksanaan
d. Kriteria Evaluasi
1) Struktur
73
2) Proses
3) Hasil
1. Tujuan
a. Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat dan
b. Meningkatkan komunikasi antara perawat dan pasien
c. Mengetahui kondisi dan keadaan pasien secara umum
d. Menurunkan tingkat kecemasan pasien saat MRS
a. Pelaksanaan secara efektif dan efisien dilakukan oleh kepala ruangan atau
perwat primer atau perawat associate yang telah di beri wewenang
b. Saat pelaksanaan tetap menjaga privasi pasien
c. Ajak pasien komunikasi dengan baik dan terapeutik
WIJAYA
IRJA KUSUMA PINDAH
IRD RUANGAN
IRNA SEMBUH
KAMAR OPERASI MENINGGAL
RUJUK
75
Kriteria evaluasi
1) Evaluasi struktur
Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain lembar penerimaan
pasien baru, inform concent, sentralisasi obat, pengkajian, nursing kit,
status, lembar kuisioner tingkat kepuasan pasien , lembar tata tertip
pasien dan penunjang
Penerimaan pasien baru pada sift pagi dilakukan oleh karu, perawat
primer, dan perawat asociate sedangkan pada sift sore dilakukan oleh
perawat primer dan perawat associate
2) Evaluasi proses
Pasien baru di sambut oleh karu, perawat primer , dan perawat associate
Perawat primer melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik dengan di
bantu oleh perawat associate
Pasien baru di beri penjelasan tentang orientasi ruangan, perawatan
(termasuk sentralisasi obat, medis, serta tata tertib ruangan)
Perawat melakukan komunikasi terapeutik dengan pasien dan keluarga
3) Evaluasi Hasil
Hasil penerimaan pasien baru didokumentasikan dengan benar
Pasien mengetahui tentang fasilitas ruangan, perawatan medis, serta tata
tertib ruangan
Pasien sudah menandatangani persetujuan sentralisasi obat
a. Tujuan
1) Tujuan umum
2) Tujuan Khusus
Mengelola obat pasien : pemberian obat secara tepat dan benar sesuai
dengan prinsip 6T+1W dan mendokumentasikan hasil pengelolaan.
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman perawat primer dan
perawat associate dalam penerapan prinsip 6T+1W
Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga atas asuhan
keperawatan yang diberikan
Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap program terapi
b. Teknik pengelolaan obat kontrol penuh (sentralisasi)
c. Penerimaan obat
1) Obat yang telah diserapkan dan telah diambil oleh keluarga diserahkan
kepada perawatdengan menerima lembar serah terimaobat.
2) Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan
sediaandalam kartu kontrol dan diketahui oleh keluarga /klien dalam buku
masuk obat . keluarga atau klien selanjutnya mendapatkan penjelasan
kapan/bila mana obat tersebut akan habis.
3) klien atau keluarga untu selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus
diminum beserta sediaan obat.
4) Obat yang telah diserahkan selanjutnya disalin dalam buku daftar
pemberian obat
d. Pembagian obat
1) Obat yang diterima selanjutnya disalin dalam buku daftar pemberian obat
2) Obat obat yang telah disiapkan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian
obat, dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi diintruksi dokter
dan kartu obat yang ada pada klien.
3) Pada saat pemberiaan obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan
obat, jumlah obat dan efek samping.
4) Sediaan obat selanjutnya dicek setiap pagi oleh kepala ruangan/petugas
yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat yang
77
Dokter
Farmasi
b) Kriteria evaluasi
1) Struktur
− Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di ruang Wijayakusuma E
− Persiapan lembar persetujuan dan PP yang memberikan inform consent
2) Proses
− Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan ruangan yang
telah ditentukan dan pasien yang telah menyetujui informed consent
untuk dilakukan sentralisasi obat
− Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan alur yang telah ditentukan
3) Hasil
− Pasien puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat
− Obat dapat diberikan secara tepat dan benar 6T dan 1 W
− Perawat mudah mengontrol pemberian obat
− Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar
1) Secara langsung
a. Tujuan
80
1) Tujuan Umum
2) Tujuan Khusus
b. Rencana Pelaksanaan
1) Rencana Strategi
Kasil Perawatan
Ka. Perawatan
IRNA
Menetapkan kegiatan dan
tujuan serta instrumen / Kepala Ruangan
alat ukur
Supervisi
Delegasi
Fair
PA PA
Feed Back
Follow Up,
pemecahan
masalah, reward / Kualitas Pelayanan
reinforcement Meningkat
Keterangan
Kegiatan supervisi
d. Kriteria Evaluasi
1) Struktur
2) Proses
3) Hasil
a. Tujuan
1) Tujuan umum
2) Tujuan khusus
b. Rencana strategi
1) Rencana tindakan
2) Pelaksanaan
TAHAP PRA
PP
RONDE
PENETAPAN PROPOSAL
PERSIAPAN PASIEN :
− INFORM
CONCSENT
− HASIL
APLIKASI HASIL
MASALAH TERATASI ANALISA& DISKUSI
b. Tujuan
c. Rencana Strategi
1) Rencana tindakan
2) Pelaksanaan
d. Kriteria Evaluasi
1) Struktur
2) Proses
3) Hasil
Kondisi pasien
1. Tentang penyakit pasien
2. Klinis dan pemeriksaan penunjang
3. Tingkat ketergantungan
4. Pengobatan pasien
Perencanaan Pulang
2) Tujuan Khusus
Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien.
Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
88
DIAGNOSE MEDIS
DIAGNOSA
MASALAH
KOLABORATIF KEPERAWATAN
RENCANA
TINDAKAN
PERKEMBANGA
N KEADAAN
PASIEN
MASALAH:
TERATASI
BELUM
SEBAGIAN
BARU
89
e. Kriteria evaluasi
1) Evaluasi struktur
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia
antara lain :
2) Evaluasi proses
3) Evaluasi Hasil
a. Tujuan umum
b. Tujuan khusus
a. Evaluasi Struktur
b. Evaluasi proses
c. Evaluasi Hasil
BAB 4
PELAKSANAAN
Pada bab ini akan diuraikan aplikasi Model Asuhan Keperawatan Profesional
pada komponen utama yaitu: (1) Penetapan tenaga keperawatan,(2) Sarana prasarana
(3) Sistem MAKP, (4) Penerimaan Pasien Baru, (5) Sentralisasi obat, (6) Timbang
Terima, (7) Discharge Planning, (8) Supervisi, (9) Ronde Keperawatan dan (10)
Dokumentasi Keperawatan.
4.1.1 Persiapan
tingkat ketergantungannya.
4.1.2 Pelaksanaan
95
94
Libur = 2 orang
Jumlah = 13 orang
4.1.3 Hambatan
4.1.4 Dukungan
4.2.1 Persiapan
4.2.2 Pelaksanaan
4.2.3 Hambatan
4.2.4 Dukungan
4.3.1 Persiapan
PERAWAT PERAWAT
PRIMER 1 PRIMER 1
PA 1
PA 1 PA 2
PA 2
PASIEN PASIEN
4.3.2 Pelaksanaan
Dalam uji coba masing- masing anggota kelompok berperan sebagai kepala
ruangan, perawat primer dan perawat associate dengan jadwal dinas pagi
semua.
s/d 18 Maret 2018 dengan pembagian peran seperti uji coba dengan jadwal
diberikan.
4.3.3 Hambatan
4.3.4 Dukungan
4.4.1 Persiapan
pasien baru dari ruangan lain (obat, alkes dan data pemeriksaan
4.4.2 Pelaksanaan
98
2018 penerimaan klien baru dilaksanakan pada setiap klien yang masuk
ruangan dan dilakukan pada Ny. M kelas I bed 2 dengan diagnosa medis
CKD stage V + Anemia pada hari Rabu, 07 Maret 2018 jam 11.00-11.30
penanggung jawab dan tenaga non keperawatan (ahli gizi), hak dan
merawat, orientasi ruangan, serta belum ada buku penerimaan pasien baru.
4.4.3 Hambatan
99
pelaksanaan role play, pada saat role play terlalu cepat dalam komunikasi
4.4.4 Dukungan
4.5.1 Persiapan
4.5.2 Pelaksanaan
2018 jam 12.00 dari dinas pagi ke dinas sore, dengan jumlah 5 orang
obyektif, intervensi yang sudah dan belum dilaksanakan, diit dan pesan
validasi data dengan mendatangi klien satu persatu. Setelah validasi data
terima.
dihadiri oleh seluruh perawat yang bertugas baik shif sebelum atau shif
validasi ke pasien.
4.5.3 Hambatan
Timbang terima sudah bagus. Tetapi, untuk PP yang jaga pagi terlalu
cepat dalam melakukan timbang terima kepada yang perawat yang jaga
4.5.4 Dukungan
terima.
4. Tersedianya fasilitas pendukung untuk kelancaran proses timbang
4.6.2 Pelaksanaan
4.6.3 Hambatan
rondekan. Akan tetapi, pada saat pelaksanaan Role Play ada beberapa
anggota tim yang tidak bisa hadir karena jadwal Role Play Ronde
Saat role play mendapat masukan dari Ahli Gizi dan Apoteker. Ronde
kurang terpusat.
4.6.4 Dukungan
keperawatan
c. Pembimbing lahan selalu memperhatikan dan memberi masukan
4.7.1 Persiapan
sentralisasi obat.
4.7.2 Pelaksanaan
sentralisasi obat dilakukan pada hari Rabu tanggal 07 Maret 2018 pukul
obat termasuk penjelasan tentang dosis sehari yang diterima klien, setelah
4.7.3 Hambatan
karena sentralisasi yang dilakukan sesuai dengan konsep ODD (One Day
4.7.4 Dukungan
4.8.1 Persiapan
4.8.2 Pelaksanaan
106
4.8.3 Hambatan
4.8.4 Dukungan
dilakukan kegiatan.
2. Adanya kerjasama dan kesempatan yang seluas-luasnya antara pihak
4.9 DischargePlanning
planning
discharge planning.
discharge planning.
4.9.2 Pelaksanaan
dan waktu kontrol, apa saja yang dibawa pulang dan yang dibawa
4.9.3 Hambatan
dilakukan secara lisan, ahli gizi tidak memberikan leaflet tentang diit
pasien dari ruang E4 yang memang pada saat itu sudah ada rencana untuk
4.9.4 Dukungan
Planning.
109
4.10.1 Persiapan
4.10.2 Pelaksanaan
110
keperawatan (DK18).
4.10.3 Hambatan
111
3. Karena kesibukan dan kegiatan role play yang lain dalam proses
4.10.4 Dukungan
keperawatan
4.11.1 Persiapan
dan dari pihak klien melalui BPJS PBI dan non PBI ,serta umum.
4.11.2 Pelaksanaan
4.11.3 Hambatan
112
4.11.4 Dukungan
dan 2 sehingga dengan penjamin BPJS PBI dan non PBI ,serta umum
4.12.1 Persiapan
4.12.2 Pelaksanaan
4.12.3 Hambatan
4.12.4 Dukungan
BAB 5
EVALUASI
5.1 Evaluasi Ketenagaan Keperawatan
113
yang diisi oleh karu berisi tentang jumlah pasien hari ini (BOR) dan tingkat
yang bertugas pada shift sore begitu juga selanjutnya pada shift malam,10
shift malam.
115
keperawatan pada 5-6 orang pasien.
2018
Tingkat Ketergantungan
Jumlah kebutuhan
Intermediate Intensive Perawat
Tanggal Self Care
Care Care
P S M P S M P S M P S M
05 – 3 – 2018 4 4 4 3 3 3 0 0 0 2,3 1,01 0,58
06 – 3 – 2018 5 5 5 3 3 3 0 0 0 2,47 1,15 0,58
07 – 3 – 2018 5 5 5 3 3 3 0 0 0 2,47 1,15 0,58
08 – 3 – 2018 5 6 6 2 2 2 0 0 0 1,93 1,14 0,62
09 – 3 – 2018 5 5 5 3 3 3 0 0 0 2,47 1,15 0,58
10 – 3 – 2018 6 6 6 2 2 2 0 0 0 1,93 1,14 0,62
11 – 3 – 2018 6 6 6 2 2 2 0 0 0 1,93 1,14 0,62
12 – 3 – 2018 5 5 5 3 3 3 0 0 0 2,47 1,15 0,58
13 – 3 – 2018 5 5 5 3 3 3 0 0 0 2,47 1,15 0,58
14 – 3 – 2018 6 6 6 2 2 2 0 0 0 1,93 1,14 0,62
15 – 3 – 2018 6 6 6 2 2 2 0 0 0 1,93 1,14 0,62
16 – 3 – 2018 6 6 6 2 1 1 0 0 0 1,93 1,01 0,52
17 – 3 – 2018 5 6 6 1 2 2 0 0 0 1,39 1,14 0,62
18 – 3 – 2018 6 6 6 2 2 2 0 0 0 1,93 1,14 0,62
1,93 1,12 0,59
Rata-rata kebutuhan tenaga perawat
=2 =1 =1
Pagi : 2 orang
Sore : 1 orang
Malam : 1 orang
Total : 4 orang
Keterangan:
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari diruang
Wijaya Kusuma E adalah 4 orang + 1 orang struktural (kepala ruangan) + 1
orang lepas dinas = 6 orang.
Tidak Puas, Puas, Sangat Puas. Pada tabulasi data, untuk pilihan Sangat
Distribusi kasus klien kelolaan pada tanggal 05-18 Maret 2018 di IRNA
Tabel 5.3 Distribusi kasus klien kelolaan pada tanggal 05-18 Maret 2018
di IRNA Wijayakusuma E RSUP dr.Soedono Madiun
JENIS PENYAKIT JUMLAH PROSENTASE
CKD 4 15%
Anemia 4 15%
CVA 3 11%
Fraktur 3 11%
PJK 2 7%
Febris 2 7%
Cholic Abdomen 2 7%
Ileus Paralitik 1 4%
Efusi Pleura 1 4%
Azotemia 1 4%
Finger Thumb 1 4%
ITP 1 4%
Decomp Cordis 1 4%
Lower Ektsremity 1 4%
Jumlah 27 100%
Berdasarkan tabel diatas sepuluh kasus besar pasien kelolaan pada tanggal 05-18
Berdasarkan tabel diatas BOR rata-rata pasien kelolaan mahasiswa pada tanggal 05-
5.1.818Evaluasi ALOS
Maret 2018 di IRNA Wijaya Kusuma E adalah 98,21%
Tabel 5.5 Evaluasi ALOS pasien kelolaan pada tanggal 05-18 Maret
2018 di IRNA Wijayakusuma E RSUD dr.Soedono Madiun
No ALOS Jumlah Klien
120
1 < 6 hari 15
2 6-9 hari 11
`3 >9 hari 1
Selama periode tanggal 05- 18 Maret 2018 didapatkan rata – rata ALOS
klien kelolaan adalah < 6 hari.
5.2 Resume Ronde Keperawatan
5.2.1 Pelaksanaan
5.2.2 Pengorganisasian
a. Evaluasi Stuktur
Persiapan dilakukan selama 2 hari mulai dari pembuatan proposal,
b. Evaluasi Proses
NO WAKTU KEGIATAN
1 11.00 Perawat Primer 1 (PP1) menghampiri Karu dan
mengatakan bahwa pasien Tn.’S’ kamar E1 mempunyai
masalah keperawatan yang belum dapat diselesaikan,
untuk itu PP1 mengajukan pada Karu untuk
diadakannya ronde keperawatan. PP1 segera
mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan untuk ronde
keperawatan. Karu mengecek semua persiapan ronde
keperawatan dan mempersilahkan PP1 untuk melakukan
ronde keperawatan.
2 11.10 PP1 mengundang semua anggota/ tim ronde
keperawatan untuk memasuki ruang pertemuan.
3 11.20 Karu, PP1, PA1, Apoteker, supervisor, ahli gizi
berkumpul di ruang pertemuan, duduk dalam satu meja.
1. Karu membuka acara untuk ronde
keperawatan pada pasien Tn.’S’ memperkenalkan
tim dan menyampaikan tujuan diadakannya ronde
keperawatan.
2. Karu memberikan kesempatan pada PP1
untuk menjelaskan kasus/ masalah keperawatan
yang ingin di diskusikan secara singkat dan jelas.
3. PP1 menjelaskan kondisi pasien yakni
Tn.’S’, mencakup keluhan utama saat ini, riwayat
penyakit sekarang, hasil observasi terakhir, masalah
122
diperoleh.
17. Karu menutup ronde keperawatan.
4 12.00 Diskusi dengan pembimbing Klinik dan akademik :.
1. Sri Suhartiningsih,S. Kep.,Ns.,M.Kes
Pelaksanaan ronde keperawatan sudah cukup
baik.
2. Iswanto Karso,M.Sc.,RN
Pelaksanaan proses ronde keperawatan Sudah
baik dan perlu ditingkatkan lagi. Peran Karu,
PP1, dan PA1 sudah dapat dilaksanakan dengan
baik.
5 12.15 Kegiatan ronde keperawatan berakhir
c. Evaluasi Hasil
1. Kegiatan dihadiri oleh 1 pembimbing akademik dan 1 pembimbing
ruangan,ahli gizi
2. Selama kegiatan, masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan
5.2.4 Hambatan
Akan tetapi, pada saat pelaksanaan Role Play ada beberapa anggota tim
yang tidak bisa hadir karena jadwal Role Play Ronde Keperawatan
berbenturan dengan tugas yang tidak bisa ditinggalkan. Saat role play
idealnya dilakukan di nurse station dan tidak dilaksanakan pada jam- jam
5.2.5 Dukungan
5.3.1 Pelaksanaan
tepat waktu sesuai jadwal pada Gannt Chart. Supervisi dilakukan oleh
b. Evaluasi proses
No Waktu Kegiatan
1 12.30 KARU memanggil Perawat Primer untuk datang
keruangan dalam hal pemberitahuan tentang
kegiatan supervisi.
2 12.35 Perawat primer memberitahu kepada perawat
associate untuk menyiapkan dokumentasi yang
akan di supervisi .
3 12.40 Melakukan supervisi tidak langsung karu melihat
dokumentasi di ruang karu setelah dilihat karu
mengoreksi dan meyuruh PP untuk melaporkan
dokumentasinya kemudian KARU memberikan
pertanyaan ke PP apa yang kurang, kemudian
karu memberikan masukan atas kekurangannya.
4 12.55 Diskusi dengan dan pembimbing.
Dr. Sestu Retno D.A, S.Kp.,M.Kes
- Seharusnya Karu harus sudah menguasai
dokumentasi keperawatan yang akan
disupervisi.
- PP lebih pasif karena tidak menjelaskan
dengan detail tentang dokumentasi yang
dilaksanakan
- PA sudah aktif.
5 13.15 Kegiatan supervisi berakhir.
c. Evaluasi Hasil
1. Kegiatan dihadiri oleh 1 pembimbing ruangan dan 1 orang
pembimbing akademik.
2. Selama kegiatan, masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan
peran masing-masing.
126
5.3.4 Hambatan
Saat pelaksanaan Role Play supervisi keperawatan, Pasien yang
dilakukan tindakan bukan pasien kelolaan kelompok, karena pada saat role
5.3.5 Dukungan
kegiatan.
2. Adanya kerjasama dan kesempatan yang seluas-luasnya antara pihak
5.4.1 Pelaksanaan
5.4.2 Pengorganisasian
a. Evaluasi Stuktur
Gann Chart
b. Evaluasi Proses
NO. WAKTU KEGIATAN
128
baik.
5.4.4 Hambatan
Timbang terima sudah bagus. Tetapi, untuk PP yang jaga pagi terlalu
cepat dalam melakukan timbang terima kepada yang perawat yang jaga
5.4.5 Dukungan
dan akademik.
7. Adanya kerjasama dan kesempatan yang seluas-luasnya antara pihak
terima.
9. Tersedianya fasilitas pendukung untuk kelancaran proses timbang
5.5.1 Pelaksanaan
Waktu : 11.30-selesai
Soedono Madiun
5.5.2 Pengorganisasian
PP : Fitriyah Hanum,S.Kep
a. Evaluasi Stuktur
Pada sentralisasi obat, sarana dan prasarana yang menunjang telah
b. Evaluasi Proses
NO WAKTU KEGIATAN
1. 11.30 - Pelaksanaan Roleplay sedang berlangsung
- Proses sentralisasi obat di pimpin oleh kepala
12.00
ruangan dan dilaksanakan oleh perawat primer
WIB dan perawat associate yang bertugas.
- Isi sentralisasi obat mencakup jumlah obat, jenis
obat dan dosis obat yang akan diberikan pada
pasien.
2. 12.00 - Diskusi pelaksaaan role play penerimaan pasien baru :
Sri Suhartiningsih, S.Kep.,Ns.,M.Kes
12.45
PP sudah cukup bagus dalam menjelaskan tentang
WIB
tujuan sentralisasi obat dan manfaat sentralisasi obat
Iswanto Karso, M.Sc.,RN
Sudah cukup bagus
c. Evaluasi Hasil
5.5.4 Hambatan
karena sentralisasi yang dilakukan sesuai dengan konsep ODD (One Day
5.5.5 Dukungan
5.6.1 Pelaksanaan
5.6.2 Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Ririn Dwi Ferianti,S.Kep.
a. Evaluasi Struktur
Persiapan dilaksanakan 1 hari sebelum acara dimulai dari
b. Evaluasi Proses
c. Evaluasi Hasil
1 pembimbing ruangan.
berikutnya.
5.6.4 Hambatan
Idealnya discharge planning dilakukan dengan pemberian informasi
dilakukan secara lisan, ahli gizi tidak memberikan leaflet tentang diit
pasien dari ruang E4 yang memang pada saat itu sudah ada rencana untuk
5.6.5 Dukungan
Planning.
4. Tersedianya fasilitas pendukung untuk kelancaran proses Discharge
5.7.1 Pelaksanaan
pasien baru
Waktu : 11.00-Selesai
5.7.2 Pengorganisasian
a. Evaluasi Stuktur
pasien yang baru masuk dalam ruangan kelolaan dengan kasus interna
b. Evaluasi Proses
No Waktu Kegiatan
1 11.00 Kepala Ruangan memberitahu Perawat Primer
bahwa ada pasien baru yang belum diberi
penjelasan tentang ruangan.
2 11.05 Kepala Ruangan meminta Perawat Primer
untuk menyiapkan penerimaan pasien baru.
3 11.05 Perawat Primer meminta Perawat Associete
untuk membantu mempersiapkan form
peneriamaan pasien baru, stetoskope,
tensimeter, termometer dan lembar pengkajian.
4 11.10 Perawat Primer memberitahu pada Kepala
Ruangan bahwa semua sudah siap
5 11.15 Kepala Ruangan bersama Perawat Primer dan
Perawat Associete menemui pasien. Kepala
Ruangan menyapa pasien, memperkenalkan
diri dan perawat yang bersamanya. Kepala
Ruangan meminta Perawat Primer
melaksanakan penerimaan pasien baru.
5 11.20 Perawat Primer meminta Perawat Associate
untuk mengobservasi klien kemudian memberi
penjelasan tentang penerimaan pasien baru,
memperkenalkan perawat yang bertanggung
jawab, dokter yang merawat, tata tertib,
orientasi ruangan, orientasi teman sesama
penderita, sentralisasi obat, menanyakan
kembali pada klien tentang penjelasan perawat.
5 11.30 Perawat Primer melapor pada Kepala Ruangan
bahwa penerimaan pasien baru telah selesai
138
c. Evaluasi Hasil
5.7.4 Hambatan
pelaksanaan role play, pada saat role play terlalu cepat dalam komunikasi
5.7.5 Dukungan
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1) MAKP yang diterapkan oleh mahasiswa berjalan dengan baik dan mampu
meningkatkan mutu pelayanan dengan hasil evaluasi tingkat kepuasan adalah
140
6.2 Saran
6.2.1 Untuk Ruang WK E
a. Untuk kondisi saat ini model primer merupakan alternatif terbaik
dilakukan di WK E, mengingat jumlah perawat yang tidak seimbang
dengan jumlah pasien.
b. Pelaksanaan discharge planning lebih bisa dioptimalkan dengan
melengkapi leaflet terutama untuk kasus 10 besar.
c. Pelaksanaan ronde keperawatan sebaiknya dibuat program sehingga
masalah pasien lebih cepat teratasi
d. Dokumentasi keperawatan dilakukan oleh semua perawat, diisi lengkap di
status pasien
e. Supervisi sebaiknya dilakukan rutin baik supervisi ketenagaan maupun
kelengkapan dokumentasi pasien serta sarana dan prasarana.
DAFTAR PUSTAKA