BAB 3 - GAMBARAN UMUM Kota Kendari Edit
BAB 3 - GAMBARAN UMUM Kota Kendari Edit
Kota Kendari terbentuk dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1995
yang disyahkan pada tanggal 3 Agustus 1995 dengan status Kota madya Daerah Tk. II Kendari.
Wilayah Kota Kendari dengan ibu kotanya Kendari dan sekaligus juga sebagai ibu kota Provinsi
Sulawesi Tenggara secara geografis terletak di bagian Selatan Garis Khatulistiwa berada di antara
3o 54` 30``- 4o 3` 11`` Lintang Selatan dan membentang dari Barat ke Timur diantara 122o23`-
122o39` Bujur Timur.
Secara administratif, Kota Kendari memiliki batas wilayah sebagai berikut:
SebelahUtara : Kab. Konawe
Sebelah Selatan : Kab. Konawe Selatan & Laut Banda
SebelahTimur : Laut Kendari
SebelahBarat : Kab. Konawe Selatan
Topografi wilayah Kota Kendari pada dasarnya bervariasi antara datar dan berbukit,
daerah datar yang terdapat di bagian barat dan selatan Teluk Kendari. Kecamatan Kendari yang
terletak di sebelah utara teluk sebagian besar terdiri dari perbukitan (Pegunungan Nipa-nipa)
dengan ketinggian mencapai ± 459 m dari garis pantai sedangkan ke arah selatan tingkat kemiringan
antara 4 persen sampai 30 persen. Sedangkan bagian barat (Kecamatan Mandonga) dan selatan kota
(Kecamatan Poasia) terdiri dari daerah perbukitan bergelombang rendah dengan kemiringan ke arah
Teluk Kendari.
3 -2
Peta 3.1. Administrasi Kota Kendari
3 -3
Tabel 3.1.
Luas Prosentase
No Kecamatan Kelurahan Wilayah (%)
(Km2)
1. Kendari 1. Purirano 2,32 16,33
2. Mata 2,95 20,76
3. Gunungjati 1,55 10,91
4. Jati Mekar 1,63 11,47
5. Mangga Dua 4,32 30,40
6. Kasilampe 0,83 5,84
7. Kampung Salo 0,13 0,91
8. Kendari Caddi 0,23 1,62
9. Kandai 0,25 1,76
Jumlah 14,21 100,00
2. Kendari Barat 1. Dapu-Dapura 0,57 2,54
2. Sanua 2,2 9,82
3. Sodohoa 2,19 9,77
4. Benu-Benua 1,75 7,81
5. Punggaloba 3,06 13,65
6. Tipulu 3,72 16,60
7. Lahundape 1,36 6,07
8. Watu-Watu 2,15 9,59
9. Kemaraya 5,41 24,14
Jumlah 22,41 100,00
3. Mandonga 1. Wawombalata 6,01 25,76
2. Alolama 1,33 5,70
3. Labibia 11,15 47,79
4. Mandonga 1,51 6,47
5. Korumba 2,26 9,69
6. Anggilowu 1,07 4,59
Jumlah 23,33 100,00
4. Puuwatu 1. Watulondo 12,73 27,80
2. Tobuuha 3,40 7,43
3. Punggolaka 5,14 11,23
3 -4
Luas Prosentase
No Kecamatan Kelurahan Wilayah (%)
(Km2)
4. Puuwatu 11,73 25,62
5. Abeli Dalam 6,52 14,24
6. Lalodati 6,27 13,69
Jumlah 45,79 100,00
5. Wua-Wua 1. Wua-Wua 2,43 24,97
2. Bonggoeya 2,64 27,13
3. Mataiwoi 2,20 22,61
4. Anawai 2,66 25,28
Jumlah 9,73 100,00
6. Kadia 1. Kadia 1,91 25,10
2. Bende 1,75 23,00
3. Pondambea 1,50 19,71
4. Wowawanggu 1,45 19,05
5. Anaiwoi 1,00 13,14
Jumlah 7,61 100,00
7. Baruga 1. Lepo-Lepo 10,67 21,71
2. Baruga 19,67 40,02
3. Watubangga 15,27 31,07
4. Wundudopi 3,54 7,20
Jumlah 49,15 100,00
8. Kambu 1. Kambu 4,92 23,24
2. Lalolara 2,37 11,20
3. Padaleu 2,75 12,99
4. Mokoau 11,13 52,57
Jumlah 21,17 100,00
9. Poasia 1. Matabubu 6,81 12,27
2. Rahandouna* 16,57 29,26
3. Andounohu 15,89 28,63
4. Anggoeya 16,24 29,26
5. Wundumbatu* - -
Jumlah 55,51 100,00
10 Abeli 1. Abeli 2,14 4,56
2. Puday 2,44 5,19
3 -5
Luas Prosentase
No Kecamatan Kelurahan Wilayah (%)
(Km2)
3. Benua Nirae 5,94 12,64
4. Lapulu 2,59 5,51
5. Anggalomelai 3,36 7,15
6. Poasia 1,99 4,24
7. Talia 1,6 3,41
11 Nambo 1. Tobimeita 6,29 13,39
2. Petoaha 3,34 7,11
3. Nambo 5,84 12,43
4. Bungkutoko 2,64 5,62
5. Tondonggeu 2,92 6,22
6. Sambuli 5,89 12,54
Jumlah 46,98 100,00
Jumlah 11 Kecamatan dan 65 Kel. 295,89 100
(TOTAL)
Sumber: BPS Kota Kendari, Kota Kendari Dalam Angka Tahun 2016
A. Topografi
Kota Kendari sebagian besar kondisi alamnya berbentuk datar hingga berbukit dan
disamping itu juga terdapat sebagian wilayah yang kondisi topografinya berada pada
kemiringan yang cukup tinggi dan memiliki ketinggian 0 – 100 m diatas permukaan laut
(dpl), dengan kemiringan lereng 0 – 40 % keatas, dengan bentuk permukaan datar,
bergelombang dan berbukit.
Bagian wilayah Kota Kendari dengan ketinggian 100 m diatas permukaan laut
(dpl) dan kemiringan antara 25 % - 40 % terletak dibagian utara kota mulai dari garis
pantai sebelah utara sampai perbatasan Kota Kendari dengan Kecamatan Sampara atau
sepanjang bentang bagian tengah Kelurahan Purirano sampai Kelurahan Labibia
membentuk deretan bukit-bukit yang dikenal dengan pegunungan Nipa-Nipa yang
merupakan bagian dari kawasan Hutan Raya Murhum juga merupakan Kawasan Lindung Kota
Kendari. Untuk ketinggian sampai 100 mdpl dengan kemiringan mencapai 25 %
sampai dengan 40 % terdapat di Kecamatan Poasia sampai perbatasan Kota Kendari dengan
Kecamatan Konda serta Kecamatan Moramo. Selain tersebut diatas Kota Kendari terdapat
3 -6
daerah dengan ketinggian 0 m dpl sampai 50 m dpl dengan kemiringasn pariatif antara
0 % - 3 %, 3 % - 8 % dan antara 8 % - 15% serta antara 15 % sampai dengan 25 %. Kondisi
ini terdapat di pertengahan Kota Kendari. Daerah datar terdapat dibagian pusat Kota Kendari
sampai kearah Teluk Kendari, sedangkan bagian daerah lainnya memiliki bentuk
permukaan bergelombang dengan kemiringan lereng antara 8 % - 15 % dan 15 % - 25 %.
Untuk lebih jelasnya lagi terdapat pada Peta 3.2. Topografi Dan Kemiringan Lereng
Kota Kendari.
B. Geologi
Kondisi geologi Kota Kendari terdiri dari beberapa jenis batuan, dengan klasifikasi:
Batu pasir Kuarsit, Serpih Hitam Batu Sabak, batu Gamping dan Batu Lanai (TRJS)
tersebar di Kecamatan Kendari dan Kecamatan Mandonga sebagian utara sampai
dengan perbatasan Kecamatan Soropia, tepatnya di Kawasan Hutan Raya Murhum
Endapan aluvium pasir, lempung dan lumpur (Qal), tersebar tersebar di pesisir
pantai Kota Kendari dan sungai-sungai yang mengalir di kota Kendari.
Batu Gamping Oral dan Batu Pasir (Qpl) yang tersebar di pulau Bungkutoko, pesisir
pantai Kelurahan Purirano dan Kelurahan Mata, serta Kecamatan Mandongan kearah
Barat Laut, yang dibatasi oleh Jalan R. Soeprapto, Jalan Imam Bonjol dan batas antara kota
Kendari dan Kecamatan Sepanang.
Konglomerat dan Batu Pasir (Qps), tersebar di sepanjang kiri kanan jalan poros
antara kota lama dan tugu simpang tiga Mandonga, bagian tengah Kecamatan
Mandonga dan Bagian Barat Kecamatan Baruga serta Kecamatan Poasia sampai kearah
selatan, yaitu kawasan rencana kompleks perkantoran 1.000 Ha kearah pegunungan
Nanga-Nanga.
Filit, batu Sabak, Batu Pasir malik Kuarsa Kalsuilit, Napai, Baru Lumpur dan
Kalkeranit Lempung (Js), tersebar di arah Tengara Kecamatan Poasia tepatnya
Kelurahan Talia, Kelurahan Abeli, Kelurahan Anggalomelai, Kelurahan Tobimeita,
Kelurahan Banuanirai dan Kelurahan Anggoeya.
Konglomerat Batu Pasir, Batu Lanau dan Batu Lempung (TMs), tersebar di
Kecamatan Poasia dan Kelurahan Kambu serta sebagian besar Kelurahan
Tondonggeu.
Batu Gamping Napal Batu Pasir dan Batu Lempung (TMPI), tersebar dibagian
Barat Kecamatan Sampara dan Kecamatan Ranomeeto.
Kondisi geologi Kota Kendari dapat dilihat pada peta 3.3.
3 -7
Peta 3.2. Topografi Dan Kemiringan Lereng Kota Kendari
3 -9
Peta 3.3. Kondisi geologi Kota Kendari
3 - 10
C. Geomorfologi
D. Hidrologi
3 - 11
Tabel 3.2.
Sungai-sungai di Wilayah Kota Kondari dan Debit Tersedianya (liter/detik) Tahun 2015
Panjang Debit
No Nama Sungai Potensi Pemanfaataan
(Km) (Liter/detik)
1 Wanggu 17,0 7,487 Pertanian, tambak, transportasi lokal
2 Lasolo 6,52 0,22 Air bersih masyarakat,
pertanian
3 Kampung Salo 4,70 0,23 Rumah tangga
4 Mandonga 7,90 0,214 Rumah tangga
5 Kambu 15,01 - Rumah tangga, pertanian
6 Kadia 10,39 - -
7 Abeli 10,10 - Air bersih PDAM, Rumah
tangga
8 Abeli Dalam 6,55 - Air bersih masyarakat
13 Mokoau 6,43 - -
22 Korumba 5,56 - -
3 - 12
Dengan kondisi dan karakteristik wilayah Kota Kendari yang demikian, maka kota
Kendari diidentifikasi memiliki potensi sungai tanah dangkal dan sungai tanah dalam.
Uraian lebih rinci mengenai potensi air tanah Kota Kendari tersebut adalah sebagai berikut:
c. Kedalaman air tanah antara 3 sampai 10 meter dengan debit antara 3 liter
perdetik.
a. Potensi akuifer sangat rendah dengan debit (Q) kurang dari 1 liter/detik,
c. Potensi akuifer rendah sampai sedang dnegan debit (Q) antara 1 sampai 3/detik dan,
d. Potensi akuifer sedang sampai tinggi dengan parameter debit air (Q) antara 3
sampai 5 liter/detik.
Kota Kendari dikenal dua musim yakni musim kemarau dan musim hujan.
Keadaan musim sangat dipengaruhi oleh arus angin yang bertiup di atas wilayahnya. Sekitar
bulan April, arus angin selalu tidak menentu dengan curah hujan yang tidak
merata.Musim ini dikenal sebagai musim Pancaroba atau Peralihan antara musim hujan dan
musim kemarau.Pada bulan Mei sampai dengan bulan Agustus, angin bertiup dari arah timur
berasal dari Benua Australia yang kurang mengandung uap air.Hal ini mengakibatkan
kurangnya curah hujan didaerah ini.Pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober terjadi
musim Kemarau.Kemudian pada bulan November sampai dengan bulan Maret, angin
bertiup banyak mengandung uap air yang berasal dari Benua Asia dan Samudera Pasifik,
setelah melewati beberapa lautan.Pada bulan-bulan tersebut di wilayah Kota Kendari
dan sekitarnya biasanya terjadi musim Hujan.
3 - 13
Ketinggian dari permukaan laut, daerah pegunungan dan daerah pesisir
mengakibatkan keadaan suhu yang sedikit beda untuk masing-masing tempat dalam suatu
wilayah. Secara keseluruhan, wilayah Kota Kendari merupakan daerah bersuhu tropis. Menurut
data yang diperoleh, selama tahun 2015 suhu udara maksimum 35,4 oC dan minimum
17,8 oC. Tekanan udara rata-rata 1.011,158 millibar dengan kelembaban udara rata-rata
82,58 persen. Kecepatan angin di Kota Kendari selama tahun 2015 pada umumnya berjalan
normal, mencapai 5,59 knot.
Menurut data keadaan curah hujan tahun 2015 curah mencapai
1.595 mm dengan 169 hari hujan, curah hujan ata bulanan tertinggi terjadi pada bulan maret
sebesar 252 mm, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
3 - 14
Peta 3.4. Hidrologi Kota Kendari
3 - 16
Tabel 3.3.
Curah Hujan
Rata – rata
No Bulan Hari hujan (Hari) Ket
bulanan (mm)
1 Januari 243,0 24
2 Pebruari 277,0 24
3 Maret 252.0 22
4 April 172,0 20
5 Mei 136,0 15
6 Juni 213,0 20
7 Juli 42,0 12
8 Agustus 1,0 3
9 September 0,0 1
10 Oktober 5,0 1
11 November 5,0 3
12 Desember 249,0 24
Jumlah 1.595 169
Sumber: BPS Kota Kendari, Kota Kendari Dalam Angka Tahun 2016
F. Jenis Tanah
Berdasarkan data yang diperoleh, jenis tanah yang terdapat di kota Kendari
diklasifikasi kedalam tanah resina, leusol eutrik, aluval tionik, gambisol destrik, todsolik
plintit dan mediteran Hiplik dimana sebagian besar wilayah kota Kendari didominasi oleh
jenis tanah kambisol dan gleisol. Karakteristik masing-masing jenis tanah tersebut,
secara garis besar adalah sebagai berikut:
a) Tanah Resina, tergolong tanah muda; tingkat kelapukan rendah, kedalaman tanah
sangat dangkal (kurang dari 50 cm); lapisan tanah langsung berbatasan dengan batu
kapur atau sebagian batu kapur muncul kepermukaan; berstruktur lapis lempung sampai
gelu lempung. PH tanah agak netral sampai basah; kandungan bahan organik rendah;
Kejenuhan basa sedang sampai tinggi dengan kapasitas Tukar Kation (KTK) lebih dari 16
me/100 lempung.
b) Tanah Geisol Eurik, jenis tanah yang karena kondisi topografinya yang selalu jenuh
air sehingga menghambat proses pelapukan dan pematangan tanah. Kedalaman tanah
3 - 16
umumnya lebih dari 90 cm; warna tahan gelap dan terdapat ciri-ciri terjadinya gleisasi
dengan adanya bercak-bercak biru kehijauan; tekstur pasir geluhan; PH tanah
sangat masam sampai agak masam; kandungan organik sedang sampai tinggi
tetapi kematangan rendah; mempunyai kandungan ion natrium (Na+) lebih dari 15 %;
kejenuhanbasarendahdanKTKkurangdari16me/glempung.
c) Tanahaluvial teonik, Jenis tanah yang berkembang dari bahan alivial mudah
(recent) yang mempunyai susunan berlapis-lapis yang diskontiyu pedologi (multi
sekum), warna tanah umumnya gelap dan matrik tanah terdapat bercak-bercak berwarna
kebiruan hingga kehijauan sebagai ciri adalah proses ngalesasi dari kandungan
bahan sulfida yang cukup tinggi; tekstur tanah sangat bervariasi dari tekstur geluhan
kedalaman tanah bervariasi dari dangkal sampai lempung; PH tanah antara masam
sampai sangat masam; kandungan organik tergolong rendah sampai tinggi;
kejenuhan basa kurang dari 50 % dengan KTK kurang dari 16 me/100g.
d) Jenis tanah Kembisol Distrik, jenis tanah dengan tingkat pelapukan sedang proses
illuviasi belum tegas; warna tanah coklat tua sampai merah; tekstur pasir geluhan
sampai geluhan; PH tanah berkisar antara agak masam sampai netral; kandungan bahan
organik tergolong rendah sampai sedang; kejenuhan basa kurang dari 50 % dari KTK kurang
dari 16 me/100g lempung.
e) Tanah Petsolid Plintit, jenis tanah yang mengalami pelapukan lanjut; proses
pencucian basah sangat intensif sehingga mempunyai keasaman yang tinggi; warna
tanah coklat kekuningan sampai kemerahan; pada matriks tanah terdapat bercak-bercak
karatan atau plitik yang berwarna merah lebih dari 5 % luas penampang tanah;
bertekstur geluh lempungan sampai masam; kejenuhan basa kurang dari 50 %
dengan KTK kurang dari 16 me/100 g lempung.
f) Tanah Mediteran Haplik, jenis tanah yang mengalami pelapukan sedang terjadi
proses aliviasi yang nyata pada horison berupa akumulasi lempung yang dicirikan
adanya selaput lempung; warna tanah umumnya merah sampai merah gelap
(kecoklatan); kedalaman tanah bervariasi dari dangkal sampai lebih dari 90 cm; tekstur
tanah berkisar antara geluhan sampai lempung geluhan; PH tanah berkisar antara agak
masam sampai netral; kandungan bahan organik rendah sampai sedang; kejenuhan basa
lebih dari 50 % dengan KTK lebih dari 16 me/100 g lempung.
Berdasarkan data diatas maka dapat dikemukakan, bahwa tingkat erosi di Kota
Kendari tergolong ringan sampai berat. Secara garis besar jenis tanah dapat dilihat pada peta
3 - 17
3.5 Luas Wilayah Kota Kendari Menurut Jenis tanah Tahun 2016 terlihat pada tabel dibawah
berikut ini.
3 - 18
Peta 3.5. Jenis Tanah Kota Kendari
3 - 20
Tabel 3.4.
Luas Wilayah Kota Kendari
Menurut Jenis Tanah Tahun
2016
Sumber: Peta Jenis Tanah Kota Kendari, BPN Kota Kendari 2016
Pesatnya pembangunan diperkotaan menuntut kebutuhan akan lahan yang semakin besar
sementara disisi lain lahan adalah memiliki sifat yang konstan dan tidak mungkin bertambah bila tidak
dilakukan manajemen lahan yang baik dalam pengelolaannya Sementara keterbatasan dan
kelangkaan lahan pada umumnya menjadi masalah karena sebagian besar lahan kota secara fisik
telah ditempati dan digunakan untuk kegiatan tertentu. Di samping itu aspek yuridis dan pemilikan
lahan juga mempersulit keadaan di dalam melakukan penyediaan dan pengadaan lahan untuk
dimanfaatkan bagi pembangunan kota pada waktu, lokasi, dan harga yang tepat.
3 - 20
Dari keadaan topografi kota Kendari yang bervariasi memberikan konstribusi dari pola
penggunaan lahan, dimana pada Kota Kendari terdapat 12 jenis penggunaan tanah, yaitu tanah
sawah, tanah bangunan dan halaman sekitarnya, tanah tegal/kebun, tanah ladang/huma, tanah
padang rumput, tanah rawa yang tidak dapat ditanami, tanah tambak/kolam/tebat dan
empang, tanah lahan yang sementara tidak diusahakan, lahan tanaman kayu-kayuan atau hutan
rakyat, tanah hutan negara, tanah perkebunan, danlain-lain.
Pengendalian kawasan-kawasan yang memiliki fungsi sebagai kawasan penyangga agar
tidak berkembang menjadi kawasan permukiman kepadatan tinggi, mempertahankan kawasan
pertanian yang ada di Kecamatan Mandonga dan puuwatu serta pengembangan kegiatan
permukiman dan kegiatan pendukung lainnya yang memiliki keterkaitan dengan kegiatan
pertanian.
Pengembangan kawasan teluk sebagai CBD (Central Bussines District) dan kawasan
wisata sekaligus mempertahankan kekuatan ekologi kawasan teluk, pengembangan kawasan
permukiman di pusat perkotaan, dan kawasan-kawasan permukiman baru di arahkan di bagian selatan
kota kendari
Berdasarkan sebarannya, pola penggunaan lahan di Kota Kendari terdiri atas beberapa
Wilayah di antaranya sepanjang jalan Trans Sulawesi, wilayah pemukiman kota lama dan wilayah
pemukiman kota baru. Wilayah sepanjang jalan trans sulawesi didominasi oleh kegiatan permukiman
dan perdagangan, sedangkan daerah permukiman kota lama didominasi oleh perdagangan dan
permukiman.
Sehubungan dengan hal tersebut, tuntutan diterapkannya proses perubahan dan pengadaan
lahan untuk mencari lahan yang sesuai dengan kebutuhan guna menerapkan kegiatan
pembangunan perkotaan dan kegiatan budidaya bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat dapat
dilakukan tetapi dengan melakukan dekonsentrasi bangunan dan pembatasan bangunan pada
daerah-daerah limitasi dan kawasan yang memang ditetapkan sebagai kawasan terbangun dan
kawasan budidaya. Kawasan- kawasan yang didapat dimanfaatkan di Kawasan kota Kendari adalah
kawasan Abeli dan Anduonohu dengan karasteristik fisik kawasan yang datar dan belum
terbangun dapat dioptimalkan pada masa yang akan datang.
Pengembangan Kawasan budidaya yang akan dikembangkan di Kota Kendari meliputi
kawasan hutan produksi, kawasan pertanian, kawasan pariwisata, kawasan industri, kawasan
pelabuhan, kompleks militer, kompleks pendidikan, kawasan perdagagan dan jasa, kawasan
perekantoran, kawasan bisnis (CBD), dan kawasan permukiman.
Klasifikasi Penggunaan Lahan di Kota Kendari dapat dilihat pada Tabel 3.5. Luas Lahan
(ha) menurut Penggunaannya di Kota Kendari dan Peta 3.6 Penggunaan Lahan Kota kendari.
3 - 21
Tabel 3.5.
PERKEMBANGAN PENGGUNAAN LAHAN DI KOTA
KENDARI TAHUN 2011-2015
Tahun
No. Jenis Penggunaan
2011 2012 2013 2014 2015
1. Lahan sawah 1.319,00 1.319,00 1.319,00 1.319,00 1.319,00
a. Sawah irigasi 1.289,00 1.082,00 1.037,00 1.037,00 1.037,00
b. Sawah non irigasi 30,00 237,00 282,00 282,00 282,00
2. Lahan pertanian 14.587,00 14.587,00 15.252,00 14.748,00 14.340,00
bukan sawah
a. Tegal/kebun 4.990,00 4.990,00 5.508,00 5.110,00 5.224,00
b. Ladang/huma 951,00 951,00 1.458,00
c. Lahan yang 2.838,00 2.840,00 593,00 702,00 1.037,00
sementara tidak
diusahakan
d. Lainnya 5.808,00 5.806,00 7.693,00 7.69,00 6.910,00
(perkebunan,
hutan rakyat,
tambak,
kolam/empang,dll
3. Lahan bukan 13.683,00 13.683 13.018,00 13.522 13.930,00
pertanian
(permukiman,
perkantoran, jalan,dll
Jumlah/Total 29.589,00 29.589,00 29.589,00 29.589,00 29.589,00
Sumber: BPS Kota Kendari, Kota Kendari Dalam Angka Tahun 2016
Dari tabel di atas terlihat bahwa adanya perubahan penggunaan lahan di Kota Kendari.
Penggunaan lahan yang mengalami peningkatan yaitu pada lahan bukan pertanian (permukiman,
perkantoran, jalan, dll) Perbandingan antara penggunaan lahan terbangun dan tidah terbangun
hampir 50% (lima puluh persen). Penggunaan lahan terbangun tahun 2015 mencapai 13.930 atau
sekitar 47,07% , sementara penggunaan lahan tidak terbangun mencapai 15.659 atau sekitar 52,93
%.
3 - 22
Peta 3.6. Penggunaan Lahan Kota kendari.
3 - 25
3.2. KONDISI DEMOGRAFI
Kepadatan Penduduk adalah interpretasi Penduduk dari intensitas wilayah hunian yang
ada di suatu daerah dan dihitung berdasarkan penduduk dan luas wilayahnya. Kecilnya jumlah
penduduk menyebabkan suatu daerah memiliki tingkat kepadatan penduduk yang rendah begitu pula
sebaliknya. Pola penyebaran penduduk merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk melihat
kecenderungan perkembangan fisik wilayah. Mengetahui penyebaran penduduk adalah berdasarkan
pada pembagian administrasi kecamatan.
Data tentang kependudukan merupakan data pokok yang sangat diperlukan dalam
perencanaan dan evaluasi pembangunan. Keadaan ini disebabkan karena penduduk berperan
sebagai subyek dan obyek perencanaan. Fungsi penduduk sebagai subyek perencanaan
adalah penduduk merupakan pelaku tunggal dari sebuah pembangunan. Fungsi penduduk sebagai
obyek perencanaan mengandung arti bahwa penduduk merupakan target dan sasaran pembangunan.
Kedua fungsi tersebut perlu dilakukan secara seimbang agar tujuan pembangunan yang diharapkan
dapat tercapai
Tingkat kepadatan penduduk di Kota Kendari yang terdiri atas 10 (sepuluh) wilayah
kecamatan dan 64 (enam puluh empat) kelurahan pada tahun 2015 sebesar 347.4969 jiwa dengan
luas wilayah 295,89 km2 dan kepadatan Penduduk sebesar 1.174 jiwa/km2 dengan penyebaran
yang tidak merata pada hampir semua wilayah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagaimana pada
tabel berikut :
3 - 26
Tabel 3.6.
Jumlah Dan Rata-Rata Laju Pertumbuhan Penduduk
Kota Kendari Tahun 2011-2015
Luas Penduduk
(Jiwa)
No Kecamatan (km2)
2011 2012 2013 2014 2015
1 Mandonga 23,33 36.884 38.021 40.471 41.891 43.338
2 Baruga 49,15 19.755 20.363 21.675 22.437 23.213
3 Puuwatu 45,79 28.301 29.175 31.054 32.143 33.254
4 Kadia 7.61 40.026 41.260 43.920 45.460 47.031
5 Wua-wua 9,73 24.891 25.661 27.314 28.272 29.249
6 Poasia 55,51 25.474 26.260 27.952 28.932 29.932
7 Abeli 46,98 22.884 23.591 25.108 25.991 26.890
8 Kambu 21,17 27.674 28.529 30.368 31.433 32.519
9 Kendari 14,21 26.065 26.870 28.601 29.605 30.627
10 Kendari 22,41 43.783 45.132 48.042 49.725 51.443
Barat
JUMLAH 295,89 295.737 304.862 324.505 335.889 347.496
Sumber : BPS Kota Kendari, Kota Kendari dalam Angka 2016
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa 3 (tiga) kecamatan yang mempunyai jumlah
penduduk terbanyak yaitu berada di Kecamatan Mandonga, Kecamatan Kadia dan Kecamatan
Kendari Barat. Kepadatan penduduk di 3 (tiga) kecamatan ini karena lokasi tersebut merupakan pusat
kegiatan perekonomian yaitu perdagangan dan jasa.
Jumlah Rumah tangga di Kota Kendari adalah sebanyak 86.874 pada tahun
2015 dan rata-rata 4 jiwa/Rumah tangga. Perubahan jumlah rumah tangga disetiap
Kecamatan, disamping oleh adanya status perkawinan penduduk juga disebabkan oleh
adanya tambahan penduduk melalui migrasi antar wilayah. Untuk lebih jelasnya
sebagaimana pada tabel berikut :
3 - 27
Tabel 3.7.
Rata-Rata Penduduk Jiwa Per Rumah Tangga Di
Kota Kendari Tahun 2015
No Kecamatan Penduduk (Jiwa) Rumah Tangga
1 Mandonga 43.338 10.835
2 Baruga 23.213 5.803
3 Puuwatu 33.254 8.314
4 Kadia 47.031 11.758
5 Wua-wua 29.249 7.312
6 Poasia 29.932 7.483
7 Abeli 26.890 6.723
8 Kambu 32.519 8.130
: BPS Kota
9 Kendari.
KendariKota Kendari dalam Angka Tahun
30.6272016 7.657
10 Kendari Barat 51.443 12.861
Jumlah 347.496 86.874
h
B. Penduduk Menurut tingkat Usia Produktif
3 - 28
Tabel 3.8.
Penduduk Menurut Tingkat Usia Produktif Di
Kota Kendari Tahun 2015
Usia Persentase (%)
< 𝟏𝟓 − > > 𝟏𝟓 > 𝟏𝟓
No Kecamatan
> 𝟏𝟓 − 𝟔𝟒 𝟔𝟒 TH Jumlah − 𝟔𝟒 − 𝟔𝟓 Total
TH
TH TH
1 Mandonga 29.525 13.813 43.338 68,12 31,88 100
2 Baruga 15.764 7.449 23.558 66,91 33,09 100
3 Puuwatu 22.020 11.234 33.254 66,21 33,79 100
4 Kadia 34.101 12.930 47.031 72,50 27,50 100
5 Wua-wua 19.831 9.418 29.249 67,80 32,80 100
6 Poasia 19.515 10.417 29.932 65,19 34,81 100
7 Abeli 17.294 9.596 26.890 64,31 35,69 100
8 Kambu 24.928 7.591 32.519 76,85 23,15 100
9 Kendari
Sumber : BPS Kota Kendari,
19.867Kendari dalam Angka
10.760 30.627 Tahun 2 64,86 35,14 100
10 Kendari
Barat 35.273 16.179 51.443 68,56 31,44 100
C. Penduduk Menurut Agama
Jumlah 222.406 125.090 347.496 64,00 36,00 100
Berdasarkan data kependudukan dari Badan Pusat Statistik Kota Kendari tahun
2015, mayoritas penduduk di Kota Kendari beragama islam lebih dari 90% yaitu
mencapai 267.064 jiwa, beragama protestan mencapai 10.695 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut:
3 - 29
Tabel 3.9.
3 - 30
Tabel 3.10.
Jumlah Penduduk Menurut Jenis
Kelamin Di Kota Kendari Tahun 2015
Penduduk (Jiwa)
No Kecamatan Jumlah Sex rasio
Laki-laki Perempuan
usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda yang mencapai Rp.1.921.998,7
pada tahun 2013 dan Rp. 2.154.769,9 pada tahun 2014. Untuk mengetahui Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Tahun 2012-2014 dapat dilihat pada tabel berikut.
3 - 31
Tabel 3.11.
Tahun (Rp)
No. Lapangan Usaha
2012 2013 2014
1. Pertanian, Kehutanan dan
1.233.898,4 1.387.076,0 1.557.258,1
Perikanan
2. Pertambangan dan Galian 214.311,4 243.977,6 286.013,0
3. Industri Pengolahan 997.744,1 1.099.194,8 1.348.053,7
4. Pengadaan Listrik dan Gas 11.684,2 11.922,2 13.155,5
5. Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur 31.897,1 36.159,9 42/692,9
Ulang
6. Konstruksi 1.962.492,1 2.180.977,6 2.482.620,3
7. Perdagangan Besar dan
1.741.703,6 1.921.998,7 2.154.769,9
Eceran
8. Transportasi dan
956.308,3 1.020.024,5 1.118.557,5
Pergudangan
9. Penyediaan Akomodasi dan
143.554,1 159.273,7 175.932,5
Makan Minum
10. Informasi dan Komunikasi 768.012,7 857.099,9 865.843,2
11. Jasa Keuangan dan Asuransi 652.935,2 752.656,9 851.765,2
12. Real Estate 260.691,0 271.780,3 283.514,7
13. Jasa Perusahaan 80.927,3 93.200,7 105.234,8
14. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan 563.348,3 618.149,3 735.774,4
Sosial
15. Jasa Pendidikan 689.144,2 804.726,00 951.470,7
16. Jasa Kesehatan 115.039,7 126.196,8 143.918,8
17. Jasa Lainnya 180.063,1 202.599,1 238.421,6
PDRB 10.603.754,6 11.787.014,3 13.354.996,7
Sumber : BPS Kota Kendari, Kendari dalam Angka Tahun 2016
3 - 32
Sementara Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan di Kota
Kendari selama kurun waktu 3 (tiga) tahun yaitu tahun 2012-2014, sektor yang memberikan
kontribusi terbanyak yaitu sektor/lapangan usaha konstruksi yang mencapai Rp. 1.986.006,6 pada
tahun 2013 dan Rp. 2.199.833,9 pada tahun 2014 dan sektor/lapangan usaha perdagangan besar
dan eceran, reparasi mobil dan sepeda yang mencapai Rp.1.770.100,9 pada tahun 2013 dan Rp.
1.903.999,6 pada tahun 2014. Untuk mengetahui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas
dasar harga konstanTahun 2012-2014 dapat dilihat pada tabelberikut.
Tabel 3.12.
Tahun
No. Lapangan Usaha (Rp)
201 201 201
2 3 4
1. Pertanian, Kehutanan dan 1.081.280,9 1.144.062 1.258.525
Perikanan
2. Pertambangan dan Galian 199.777,7 224.579,6 250.613,6
3. Industri Pengolahan 946.279,3 1.026.470,1 1.167.748,7
4. Pengadaan Listrik dan Gas 12.938,9 14.733,4 16.684,9
5. Pengadaan Air, Pengelolaan 31.031,3 34.077,5 36.503,8
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
6. Konstruksi 1.815.077,8 1.986.006,6 2.199.833,9
7. Perdagangan Besar dan 1.648.689,8 1.770.100,9 1.903.999,6
Eceran
8. Transportasi dan 942.598,6 991.387,0 1.068.024,6
Pergudangan
9. Penyediaan Akomodasi dan 129.975,6 141.921,4 152.094,5
Makan Minum
10. Informasi dan Komunikasi 784.285,3 880.980,1 905.551,9
11. Jasa Keuangan dan Asuransi 577.935,5 643.578,1 697.867,0
12. Real Estate 245.105,6 252.930,7 260.743,0
13. Jasa Perusahaan 77.487,4 88.361,6 97.412,8
3 - 33
Tahun (Rp)
No. Lapangan Usaha
2012 2013 2014
14. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan 504.904,3 525.668,5 585.979,3
Sosial
15. Jasa Pendidikan 651.890,7 757.918,0 848.082,6
16. Jasa Kesehatan 103.570,4 112.324,6 123.826,3
17. Jasa Lainnya 173.422,3 192.873,0 223.377,0
PDRB 9.926.251,5 10.787.973,7 11.796.868,5
Sumber : BPS Kota Kendari, Kendari dalam Angka Tahun 2016
3 - 34
Perekonomian Kota Kendari pada tahun 2014 mengalami peningkatan dibandingkan
pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 mencapai
9,35%, sedangkan pada tahun 2013 sebesar 8,68%. Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh
lapangan usaha jasa lainnya sebesar 15,82% dan industri pengolahan sebesar 13,76%. Untuk
melihat laju pertumbuhan ekonomi Kota Kendari dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.13.
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan
Menurut Lapangan Usaha Di Kota Kendari Tahun 2012-2014
Tahun %
No. Lapangan Usaha
2012 2013 2014
1. Pertanian, Kehutanan dan
1,75 5,81 10,00
Perikanan
2. Pertambangan dan Galian 28,80 12,41 11,59
3. Industri Pengolahan 10,79 8,47 13,76
4. Pengadaan Listrik dan Gas 29,84 13,87 13,25
5. Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur 15,70 9,82 7,12
Ulang
6. Konstruksi 16,96 9,42 10,77
7. Perdagangan Besar dan
7,85 7,36 7,56
Eceran
8. Transportasi dan
7,75 5,18 7,73
Pergudangan
9. Penyediaan Akomodasi dan
16,17 9,19 7,17
Makan Minum
10. Informasi dan Komunikasi 9,38 12,33 2,79
11. Jasa Keuangan dan Asuransi 10,94 11,36 8,44
12. Real Estate 4,58 3,19 3,09
13. Jasa Perusahaan 13,17 14,03 10,24
14. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan 1,22 4,11 11,47
Sosial
15. Jasa Pendidikan 10,84 16,26 11,90
3 - 35
Tahun %
No. Lapangan Usaha
2012 2013 2014
16. Jasa Kesehatan 10,56 8,45 10,24
17. Jasa Lainnya 24,95 11,22 15,82
PDRB 9,85 8,68 9,35
Sumber : BPS Kota Kendari, Kendari dalam Angka Tahun 2016
3.3.3. Pertanian
Pertanian tanaman pangan di Kota Kendari meliputi komoditi padi sawah, padi ladang,
jagung, kedelai, kacang hijau kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, talas dan jenis irigasi sawah. Dalam
kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir yaitu antara tahun 2014-2016 nilai produksi beberapa jenis
komoditi mengalami penurunan seperti untuk komoditi padi sawah, kacang tanah, ubi jalar, ubi kayu
dan talas. Walaupun dibeberapa jenis komoditi tersebut menurun, kebutuhan akan komoditi
tersebut masih bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Kendari. Untuk mengetahui
perkembangan jumlah produksi tanaman pangan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.14.
3 - 36
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Jenis Luas Luas Jumlah Luas Luas Jumlah Luas Luas Jumlah
No. Tana Panen Produksi Tana Panen Produksi Tana Panen Produksi
Komoditas
m (Ha) (Ton) m (Ha) (Ton) m (Ha) (Ton)
(Ha) (Ha) (Ha)
4. Kedelai - - - 58 1 1 98 17 17
5. Kacang - - - 4 3 3 4 3 3
Hijau
6. Kacang 108 108 186 66 76 137 36 30 54
Tanah
7. Ubi Kayu 244 266 4.068 120 174 3.012 117 110 1.980
8. Ubi Jalar 101 105 866 33 69 676 30 23 219
9. Talas 52 52 481 27 36 306 18 18 153
Jumlah 2.012 2.742 17.910 2.505 2.324 15.544 2.632 2.397 14.785
Sumber : Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kota Kendari, Tahun 2017
B. Perkebunan
Bila dilihat kondisi eksisting luas area perkebunan tahun 2016 di Kota Kendari yang
mencapai 3.372 hektar dengan luas tanam mencapai 1.960 hektar, maka hanya 58,12% saja
menjadi lahan produktif dengan hasil produksi mencapai 1.002 ton. Dalam 3 (tiga) tahun terakhir
antara 2014-2016 mengalami penurunan luas area perkebunan begitupun dengan luas tanam dan
hasil produksinya. Perkebunan di Kota Kendari meliputi komoditi kopi, kakao, lada, vanili,
kelapa hibrida, pala, kelapa dalam, cengkeh, jambu mete, kapuk, aren/enau, kemiri, asam jawa,
pinang, sagu dan jarak pagar. Hasil produksi perkebunan yang menghasilkan paling banyak
diantara produksi komoditi lainnya adalah jambu mente mencapai 414 ton dan kelapa dalam
mencapai 300 ton. Adapaun perkembangan jumlah produksi perkebunan di Kota Kendari
dapat dilihat pada tabel berikut.
3 - 37
Tabel 3.15.
Komoditas Tanaman Perkebunan Berdasarkan Luas
Area, Luas Tanam Dan Jumlah Produksi Di Kota
Kendari Tahun 2014-2016
Sumber : Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kota Kendari, Tahun 2017
C. Perkebunan Hortikultura
Jenis komoditas perkebunan hortikultura di Kota Kendari untuk 3 (tiga) tahun terakhir
mengalami pluktuatif baik dari luas lahan maupun jumlah produksi yang dihasilkan. Beberapa jenis
perkebunan hortikultura di Kota Kendari diantaranya mangga, jeruk, pepaya, nenas, durian dan lain-
3 - 38
lain. Untuk pola distribusi hasil perkebunan hortikultura dipasarkan hanya untuk memenuhi Kota
Kendari melalui pasar-pasar yang ada di Kota Kendari. Dari beberapa jenis perkebunan
hortikultura yang mempunyai jumlah produksi yang tinggi terdapat pada jenis komoditas pisang,
kacang panjang, laos/lengkuas dan kunyit. Sementara untuk jumlah produksi perkebunan
hortikultura dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.16.
Komoditas Tanaman Perkebunan
Hortikultura Berdasarkan Luas Area Dan
Jumlah Produksi Di Kota Kendari Tahun
Tahun2014-2016
2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Luas Jumlah Luas Jumlah Luas Jumlah
No. Jenis Komoditas
Areal Produksi Areal Produksi Areal Produksi
(Ha) (Ton) (Ha) (Ton) (Ha) (Ton)
1. Mangga 1.033 1.061 403 2.020 466 2.949
2. Jeruk 2.612 3.355 138 1.482 141 3.051
3. Pepaya 2.191 1.302 1.228 754 2.343 2.186
4. Pisang 4.128 11.764 1.565 7.749 2.576 4.824
5. Nenas 31.074 2.864 1.737 3.145 1.784 1.266
6. Durian 457 65 870 75 175 215
7. Manggis 14 135 2 240 2 75
8. Alpukat 73 604 24 1.688 48 920
9. Belimbing 243 3.256 75 1.876 172 641
10. Dukuh/Langsat 327 2.539 65 1.613 115 1.062
11. Jambu Biji 225 1.189 55 575 99 133
12. Jambu Air 91 218 101 217 73 1.642
13. Nangka/Cempedak 413 1.048 66 1.809 73 2.571
14. Salak 217 1.332 8 413 10 4.373
15. Rambutan 3.082 3.229 1.377 2.713 259 2.763
16. Sawo 40 245 5 616 15 123
17. Sirsak 265 1.057 75 939 222 929
18. Sukun 255 1.511 15 2.326 45 193
19. Melinjo 37 837 12 58 419
20. Cabai Rawit 44 1.198 46 322 62 1.760
21. Petsai/Sawi 76 2.983 39 1.417 56 1.469
22. Daun Bawang 3 100 7 54 6 25
23. Kacang Panjang 77 2.005 69 1.395 71 2.176,5
Sumber : Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kota Kendari, Tahun 2017
3 - 39
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Luas Jumlah Luas Jumlah Luas Jumlah
Jenis
No. Areal Produksi Areal Produksi Areal Produksi
Komoditas
(Ha) (Ton) (Ha) (Ton) (Ha) (Ton)
24. Semangka 1 1 2 40 2 201
25. Tomat 55 1.554 48 388 49 1.852
26. Terung 68 1.659 40 562 76 2.232,5
27. Buncis 6 206 8 210 5 192
28. Ketimun 15 293 15 285 13 184
29. Kangkung 111 2.741 53 743 112 3.352,5
30. Bayam 119 2.347 77 859 119 3.327
31. Jahe 3.949 2.309 866 2.064 3.946 3.549
32. Laos/Lengkuas 4.896 3.325 1.205 2.490 2.169 1.952
33. Kencur 308 144 571 122 254 486
34. Kunyit 1.688 2.878 1.320 1.339 907 1.367
35. Petai 11 40 11 6 97 39
36. Bawang Daun 3 100 7 54 6 25
37. Cabe Besar 18 152 19 93 19 3.661,5
38. Jamur - - 30 17 100 3
Jumlah 58.225 61.646 12.254 42.768 16.687 58.189
Sumber : Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kota Kendari, Tahun 2017
D. Peternakan
Sektor peternakan di Kota Kendari terdiri dari ternak besar dan ternak kecil. Adapun
komoditi ternak besar yaitu sapi dan kerbau, sementara komoditi ternak kecil yaitu kambing,
babi dan ayam/unggas. Jumlah ternak dari beberapa jenis ternak diatas dapat dilihat pada tabel
berikut.
3 - 40
Tabel 3.17.
Kondisi geografis Kota Kendari yang terdiri dari daratan dan laut, memberikan nilai
pertumbuhan ekonomi Kota Kendari secara keseluruhan. Produksi perikanan budidaya di Kota
kendari pada tahun 2015 didominasi oleh produksi kolam yaitu sebesar 62.194 ton atau sebesar 52,54
persen dari produksi seluruh perikanan tangkap. Jumlah produksi perikanan budidaya dapat dilihat
pada tabel berikut.
3 - 41
Tabel 3.18.
A. Sarana Pendidikan
Ketersediaan sarana pendidikan yang ada di Kota Kendari terdiri dari tingkat pendidikan Taman
Kanak-kanan/sederajat hingga perguruan tinggi. Kondisi fisik bangunan dalam keadaan baik dengan
bangunan permanen. Sementara lokasi sebaran fasilitas pendidikan untuk setiap kecamatan
3 - 42
dengan tingkat pendidikan Taman Kanank-kanak/sederajat hingga SMA sudah tersebar dengan
baik. Sementara untuk tingkat pendidikan Perguruan Tinggai yang ada di Kota Kendari,
sudah sebagian sudah terbentuk sebagai kawasan pendidikan. Jumlah pendidikan tingkat
Perguruan Tinggi terdiri dari Perguruan Tinggi Negeri berjumlah 3 buah dan Perguruan Tinggi Swasta
berjumlah 12 buah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
B. Sarana Kesehatan
3 - 43
Tabel 3.19.
3 - 44
Tabel 3.20.
1 Mandonga 2 11 1 11 27 75 23 4
3 Puuwatu 1 0 1 17 18 97 15 14
4 Kadia 2 0 2 31 11 30 26 15
5 Wua-wua 0 0 2 25 7 27 17 1
6 Poasia 2 0 1 17 11 27 30 7
7 Abeli 0 0 2 28 3 21 10 3
8 Kambu 0 0 1 14 27 205 71 31
9 Kendari 0 0 2 17 6 14 5 1
10 Kendari Barat 2 0 2 29 18 95 38 13
Sumber : BPS Kota Kendari, Kota Kendari dalam Angka Tahun 2016
3 - 45
C. Sarana Perdagangan
Sarana dan prasarana perdagangan di Kota Kendari bersifat skala pelayanan kota dan
lokal sesuai fungsi pada struktur ruang kota. Lokasi kawasan perdagangan hampir pada jalur jalan
arteri primer.Sementara jenis sarana perdagangan yang ada terdiri dari perdagangan terdiri dari
pasar, toko, kios dan warung dengan sistem perdagangan retail dan eceran. Sementara untuk
sarana perdagangan pasar terdapat dibeberapa titik strategis guna memenuhi kebutuhan dan
pelayanan terhadap masyarakat Kota Kendari.
Untuk mengetahui jumlah dan jenis sarana peradagangan di Kota Kendari dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 3.21.
3 - 46
D. Sarana Peribadatan
Tabel 3.22.
Jenis Sarana
No Kecamatan Gereja Gereja
Masjid Mushola Protestan Katholik Pura Vihara
1 Mandonga 27 11 2 1 0 0
2 Baruga 40 1 4 0 0 0
3 Puuwatu 42 5 4 0 0 0
4 Kadia 51 1 5 0 1 0
5 Wua-wua 36 2 2 0 0 0
6 Poasia 36 3 2 0 0 0
3 - 47
Jenis Sarana
No Kecamatan Gereja Gereja
Masjid Mushola Protestan Katholik Pura Vihara
7 Abeli 23 0 1 0 0 0
8 Kambu 27 4 1 0 0 0
9 Kendari 18 5 2 1 0 0
10 Kendari 36 12 7 0 0 2
Barat
Jumlah 336 44 30 2 1 2
Sumber : BPS Kota Kendari, Kota Kendari dalam Angka Tahun 2016
E. Sarana Transportasi
Sarana dan prasarana transportasi sangat berperan didalam perkembangan suatu kota.
Peranan transportasi sebagai alat penghubung atau penghantar terutama untuk memberikan kemudahan
berinteraksi atau melakukan kegiatan antar wilayah. Dalam pemenuhan kebutuhan, manusia melakukan
perjalanan antara tata guna tanah tersebut dengan menggunakan sistem jaringan transportasi,
Sasaran umum dari perencanaan transportasi adalah membuat interaksi menjadi semudah dan
seefisien mungkin. dalam wilayah Kawasan Perencanaan permasalahan transportasi belum
sepenuhnya menjadi issu penting akan tetapi bila tidak di tangani dari sekarang maka akan menjadi
sebuah permasalahan yang sangat penting bagi pemerintah kota kedepannya, terutama setelah adanya
pengembangan kawasan Pelabuhan Bungkutoko yang menjadi simpul utama (fungsi primer)
dikawasan timur Kota Kendari.
3 - 48
3.4.2. Kondisi Prasarana
A. Air Bersih
Pengembangan prasarana air bersih dilakukan dengan peningkatan kualitas, kuantitas, dan
efesiensi pelayanan air bersih serta memperhatikan keseimbangan ketersediaan air pada musim hujan
dan kemarau, di mana saat ini masyarakat Kota Kendari menggunakan air PDAM.
Pengembangan prasarana air bersih di Kota Kendari menggunakan sistem perpipaan
dalam melayani kebutuhan air bersih perkotaan. Pelayanan air bersih dengan menggunakan
sistem perpipaan ini direncanakan akan melayani seluruh kebutuhan air bersih di Kota Kendari.
Saat ini masyarakat Kota Kendari memanfaatkan sumber PDAM kota kendari dan air tanah
dalam.
B. Persampahan
Saat ini sistem persampahan di Kota Kendari telah terlayani oleh dinas kebersihan Kota
Kendari, jenis sampah yang ditimbulkan oleh masyarakat yaitu sampah organik dan sampah non
organik. Pemerintah kota menyediakan TPS-TPS yang ditempatkan di lokasi yg cukup strategis yaitu
disekitar pasar dan permukiman padat penduduk. Sementara sampah yang berasal dari pasar biasanya
diangkut dengan menggunakan mobil sampah yang beroperasi setiap hari dan berakhir di TPA
Puuwatu.
C. Listrik
Jumlah pelanggan listrik PLN di Kota Kendari tahun 2015 tercatat sebanyak 246.050
pelanggan. Sedangkan tenaga listrik yang terjual meningkat 3,80 persen dibandingkan tahun
sebelumnya. Jenis pelanggan listrik didominasi oleh rumah tangga yang mencapai 226.258
pelanggan atau mempunyai kontribusi sebesar 91,96 persen. Sementara jenis pelanggan yang
cukup besar yaitu kegiatan untuk produksi yang terdiri dari industri dan bisnis. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut.
3 - 49
Tabel 3.23.
D. Jaringan Jalan
Jalan merupakan prasarana yang dilalui angkutan darat dimana sangat memegang
peranan penting dalam memperlancar hubungan kegiatan perekonomian baik antara satu kota
dengan kota lainnya, ataupun antara kota dengan desa serta antara desa dengan desa lainnya.
Kondisi jalan yang baik akan mempermudah mobilitas penduduk dan memperlancar
transportasi memindahkan barang dalam hubungan kegiatan ekonomi dan sosial lainnya. Sebaliknya
bilamana kondisi jalan kurang baik maka penduduk akan mendapat kesulitan dalam hubungan
kegiatan ekonomi maupun aktifitas lainnya. Pada tahun 2015, untuk panjang jalan kota Kendari,
terdapat 46,85 persen kondisi baik, 21,08 persen kondisi sedang, 23,66 persen kondisi rusak, dan
8,42 persen lainnya dalam kondisi rusak berat. Kodisi jaringan jalan di Kota Kendari dapat dilihat
pada tabel berikut.
3 - 50
Tabel 3.24
PANJANG JALAN NEGARA, PROVINSI DAN
E. Drainase
Drainase Kota Kendari relatif banyak yang telah tertangani secara fisik. Baik saluran
primer, sekunder maupun tersier. Beberapa permasalahan akibat perkembangan kota dan
terbukanya jalan-jalan baru serta terbangunnya beberapa kawasan perdagangan dan pemukiman
tertentu, maka kantong-kantong air sebagai tangkapan hujan telah banyak yang beralih fungsi
sehingga menyebabkan volume air melalui drainase kota semakin meningkat ditambah lagi
endapan lumpur/sedimen akibat bawaan air hujan mengakibatkan volume saluran semakin terbatas
untuk mengalirkan air.
Hal ini memunculkan persoalan baru karena di beberapa lokasi pusat kota dan
permukiman baru rawan akan genangan air atau banjir pada saat musim hujan. Namun kondisi saat ini
sudah tertangani dengan baik, dengan pembangunan drainase secara menyeluruh baik saluran
primer, sekunder maupun tersier.
3 - 51