Anda di halaman 1dari 48

3.1.

KONDISI GEOGRAFIS DAN BATAS ADMINISTRASI KOTA KENDARI

Kota Kendari terbentuk dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1995
yang disyahkan pada tanggal 3 Agustus 1995 dengan status Kota madya Daerah Tk. II Kendari.
Wilayah Kota Kendari dengan ibu kotanya Kendari dan sekaligus juga sebagai ibu kota Provinsi
Sulawesi Tenggara secara geografis terletak di bagian Selatan Garis Khatulistiwa berada di antara
3o 54` 30``- 4o 3` 11`` Lintang Selatan dan membentang dari Barat ke Timur diantara 122o23`-
122o39` Bujur Timur.
Secara administratif, Kota Kendari memiliki batas wilayah sebagai berikut:
 SebelahUtara : Kab. Konawe
 Sebelah Selatan : Kab. Konawe Selatan & Laut Banda
 SebelahTimur : Laut Kendari
 SebelahBarat : Kab. Konawe Selatan

Topografi wilayah Kota Kendari pada dasarnya bervariasi antara datar dan berbukit,
daerah datar yang terdapat di bagian barat dan selatan Teluk Kendari. Kecamatan Kendari yang
terletak di sebelah utara teluk sebagian besar terdiri dari perbukitan (Pegunungan Nipa-nipa)
dengan ketinggian mencapai ± 459 m dari garis pantai sedangkan ke arah selatan tingkat kemiringan
antara 4 persen sampai 30 persen. Sedangkan bagian barat (Kecamatan Mandonga) dan selatan kota
(Kecamatan Poasia) terdiri dari daerah perbukitan bergelombang rendah dengan kemiringan ke arah
Teluk Kendari.

3.1.1 Luas Wilayah

Wilayah Kota Kendari terletak di jazirah Tenggara Pulau Sulawesi. Wilayah


daratannya sebagian besar terdapat di daratan Pulau Sulawesi mengelilingi Teluk Kendari dan
3 -1
terdapat satu pulau yaitu Pulau Bungkutoko. Luas wilayah daratan Kota Kendari 295,89 Km2 atau
0,70 persen dari luas daratan Provinsi Sulawesi Tenggara.
Luas wilayah menurut Kecamatan sangat beragam, Kecamatan Baruga merupakan
wilayah kecamatan yang paling luas, kemudian menyusul Kecamatan Puuwatu, Kecamatan
Abeli, Kecamatan Poasia, Kecamatan Kambu, Kecamatan Mandonga, Kecamatan Kendari Barat,
Kecamatan Kendari, Kecamatan Wua-Wua, dan Kecamatan Kadia. Untuk lebih jelasnya
sebagaimana pada peta 3.1 dan tabel berikut ini :

3 -2
Peta 3.1. Administrasi Kota Kendari
3 -3
Tabel 3.1.

Luas Wilayah Kota Kendari


Dirinci Berdasarkan Kecamatan Tahun 2015

Luas Prosentase
No Kecamatan Kelurahan Wilayah (%)
(Km2)
1. Kendari 1. Purirano 2,32 16,33
2. Mata 2,95 20,76
3. Gunungjati 1,55 10,91
4. Jati Mekar 1,63 11,47
5. Mangga Dua 4,32 30,40
6. Kasilampe 0,83 5,84
7. Kampung Salo 0,13 0,91
8. Kendari Caddi 0,23 1,62
9. Kandai 0,25 1,76
Jumlah 14,21 100,00
2. Kendari Barat 1. Dapu-Dapura 0,57 2,54
2. Sanua 2,2 9,82
3. Sodohoa 2,19 9,77
4. Benu-Benua 1,75 7,81
5. Punggaloba 3,06 13,65
6. Tipulu 3,72 16,60
7. Lahundape 1,36 6,07
8. Watu-Watu 2,15 9,59
9. Kemaraya 5,41 24,14
Jumlah 22,41 100,00
3. Mandonga 1. Wawombalata 6,01 25,76
2. Alolama 1,33 5,70
3. Labibia 11,15 47,79
4. Mandonga 1,51 6,47
5. Korumba 2,26 9,69
6. Anggilowu 1,07 4,59
Jumlah 23,33 100,00
4. Puuwatu 1. Watulondo 12,73 27,80
2. Tobuuha 3,40 7,43
3. Punggolaka 5,14 11,23
3 -4
Luas Prosentase
No Kecamatan Kelurahan Wilayah (%)
(Km2)
4. Puuwatu 11,73 25,62
5. Abeli Dalam 6,52 14,24
6. Lalodati 6,27 13,69
Jumlah 45,79 100,00
5. Wua-Wua 1. Wua-Wua 2,43 24,97
2. Bonggoeya 2,64 27,13
3. Mataiwoi 2,20 22,61
4. Anawai 2,66 25,28
Jumlah 9,73 100,00
6. Kadia 1. Kadia 1,91 25,10
2. Bende 1,75 23,00
3. Pondambea 1,50 19,71
4. Wowawanggu 1,45 19,05
5. Anaiwoi 1,00 13,14
Jumlah 7,61 100,00
7. Baruga 1. Lepo-Lepo 10,67 21,71
2. Baruga 19,67 40,02
3. Watubangga 15,27 31,07
4. Wundudopi 3,54 7,20
Jumlah 49,15 100,00
8. Kambu 1. Kambu 4,92 23,24
2. Lalolara 2,37 11,20
3. Padaleu 2,75 12,99
4. Mokoau 11,13 52,57
Jumlah 21,17 100,00
9. Poasia 1. Matabubu 6,81 12,27
2. Rahandouna* 16,57 29,26
3. Andounohu 15,89 28,63
4. Anggoeya 16,24 29,26
5. Wundumbatu* - -
Jumlah 55,51 100,00
10 Abeli 1. Abeli 2,14 4,56
2. Puday 2,44 5,19

3 -5
Luas Prosentase
No Kecamatan Kelurahan Wilayah (%)
(Km2)
3. Benua Nirae 5,94 12,64
4. Lapulu 2,59 5,51
5. Anggalomelai 3,36 7,15
6. Poasia 1,99 4,24
7. Talia 1,6 3,41
11 Nambo 1. Tobimeita 6,29 13,39
2. Petoaha 3,34 7,11
3. Nambo 5,84 12,43
4. Bungkutoko 2,64 5,62
5. Tondonggeu 2,92 6,22
6. Sambuli 5,89 12,54
Jumlah 46,98 100,00
Jumlah 11 Kecamatan dan 65 Kel. 295,89 100
(TOTAL)
Sumber: BPS Kota Kendari, Kota Kendari Dalam Angka Tahun 2016

3.1.2 Fisik Dasar

A. Topografi

Kota Kendari sebagian besar kondisi alamnya berbentuk datar hingga berbukit dan
disamping itu juga terdapat sebagian wilayah yang kondisi topografinya berada pada
kemiringan yang cukup tinggi dan memiliki ketinggian 0 – 100 m diatas permukaan laut
(dpl), dengan kemiringan lereng 0 – 40 % keatas, dengan bentuk permukaan datar,
bergelombang dan berbukit.
Bagian wilayah Kota Kendari dengan ketinggian 100 m diatas permukaan laut
(dpl) dan kemiringan antara 25 % - 40 % terletak dibagian utara kota mulai dari garis
pantai sebelah utara sampai perbatasan Kota Kendari dengan Kecamatan Sampara atau
sepanjang bentang bagian tengah Kelurahan Purirano sampai Kelurahan Labibia
membentuk deretan bukit-bukit yang dikenal dengan pegunungan Nipa-Nipa yang
merupakan bagian dari kawasan Hutan Raya Murhum juga merupakan Kawasan Lindung Kota
Kendari. Untuk ketinggian sampai 100 mdpl dengan kemiringan mencapai 25 %
sampai dengan 40 % terdapat di Kecamatan Poasia sampai perbatasan Kota Kendari dengan
Kecamatan Konda serta Kecamatan Moramo. Selain tersebut diatas Kota Kendari terdapat
3 -6
daerah dengan ketinggian 0 m dpl sampai 50 m dpl dengan kemiringasn pariatif antara
0 % - 3 %, 3 % - 8 % dan antara 8 % - 15% serta antara 15 % sampai dengan 25 %. Kondisi
ini terdapat di pertengahan Kota Kendari. Daerah datar terdapat dibagian pusat Kota Kendari
sampai kearah Teluk Kendari, sedangkan bagian daerah lainnya memiliki bentuk
permukaan bergelombang dengan kemiringan lereng antara 8 % - 15 % dan 15 % - 25 %.
Untuk lebih jelasnya lagi terdapat pada Peta 3.2. Topografi Dan Kemiringan Lereng
Kota Kendari.

B. Geologi

Kondisi geologi Kota Kendari terdiri dari beberapa jenis batuan, dengan klasifikasi:
 Batu pasir Kuarsit, Serpih Hitam Batu Sabak, batu Gamping dan Batu Lanai (TRJS)
tersebar di Kecamatan Kendari dan Kecamatan Mandonga sebagian utara sampai
dengan perbatasan Kecamatan Soropia, tepatnya di Kawasan Hutan Raya Murhum
 Endapan aluvium pasir, lempung dan lumpur (Qal), tersebar tersebar di pesisir
pantai Kota Kendari dan sungai-sungai yang mengalir di kota Kendari.
 Batu Gamping Oral dan Batu Pasir (Qpl) yang tersebar di pulau Bungkutoko, pesisir
pantai Kelurahan Purirano dan Kelurahan Mata, serta Kecamatan Mandongan kearah
Barat Laut, yang dibatasi oleh Jalan R. Soeprapto, Jalan Imam Bonjol dan batas antara kota
Kendari dan Kecamatan Sepanang.
 Konglomerat dan Batu Pasir (Qps), tersebar di sepanjang kiri kanan jalan poros
antara kota lama dan tugu simpang tiga Mandonga, bagian tengah Kecamatan
Mandonga dan Bagian Barat Kecamatan Baruga serta Kecamatan Poasia sampai kearah
selatan, yaitu kawasan rencana kompleks perkantoran 1.000 Ha kearah pegunungan
Nanga-Nanga.
 Filit, batu Sabak, Batu Pasir malik Kuarsa Kalsuilit, Napai, Baru Lumpur dan
Kalkeranit Lempung (Js), tersebar di arah Tengara Kecamatan Poasia tepatnya
Kelurahan Talia, Kelurahan Abeli, Kelurahan Anggalomelai, Kelurahan Tobimeita,
Kelurahan Banuanirai dan Kelurahan Anggoeya.
 Konglomerat Batu Pasir, Batu Lanau dan Batu Lempung (TMs), tersebar di
Kecamatan Poasia dan Kelurahan Kambu serta sebagian besar Kelurahan
Tondonggeu.
 Batu Gamping Napal Batu Pasir dan Batu Lempung (TMPI), tersebar dibagian
Barat Kecamatan Sampara dan Kecamatan Ranomeeto.
Kondisi geologi Kota Kendari dapat dilihat pada peta 3.3.
3 -7
Peta 3.2. Topografi Dan Kemiringan Lereng Kota Kendari
3 -9
Peta 3.3. Kondisi geologi Kota Kendari
3 - 10
C. Geomorfologi

Berdasarkan kondisi geomorfologi Kota Kendari digolongkan menjadi lima (5)


dataran sebagai berikut :
 Dataran Aluivial melalui proses aluvial (A) yang terletak diperbatasan Kelurahan
Pungguloka dan Kelurahan Tobuha, kemudian disekitas Kelurahan Baruga dan
Lepo-Lepo.
 Dataran endapan pantai (back swamp) (B) yang sebarannya disekitar tangkapan
Sungai Wanggu dan Kecamatan Poasia bagian Utara sampai ke garis pantai Teluk
Kendari.
 Dataran piedman bergelombang terdenudasi lanjut (P) yang terletak dibagian
tengah Kecamatan Poasia tepatnya disekitar kompleks perkantoran provinsi sampai
perbatasan Kota Kendari dengan Kecamatan Konda.
 Teras marin Bergelombang terdenudasi lanjut membentuk bukit sisa (T) yang meliputi
beberapa bagian Kelurahan Punggolaka, Kelurahan Tobuuha, Kelurahan Wawombalata,
Kelurahan Labibia, Kelurahan Alolama, Kelurahan Anggilowu, sebagian besar
Kecamatan Poasia bagian tengah serta sebagian kecil Kecamatan Mandonga dan
Kecamatan Baruga yaitu disekitar perbatasan dengan Kecamatan Sampara.

D. Hidrologi

Keberadaan beberapa aliran sungai di Kota Kendari yang bersumber dari


Pegunungan Nipa-Nipa dan Pegunungan Nanga- Nanga merupakan potensi yang besar
untuk kebutuhan penduduk sehari-hari.
Hidrologi air permukaan di wilayah Kota Kendari dipengaruhi oleh sungai besar dan
kecil, antara lain Sungai Wanggu (Sungai Lepo-Lepo) dengan debit 7,487 ltr/dtk, Sungai
Tipulu (0,140 ltr/dtk), Sungai Mandonga (0,214 ltr/dtk), dan Sungai Sodoha (0,198
ltr/dtk), yang kesemuanya bermuara ke Teluk kendari. Sungai-sungai tersebut berfungsi
sebagai saluran pembuangan air hujan / drainase kota. Untuk kebutuhan pengolahan air
bersih, selama ini dilayani oleh PDAM yang menggunakan air baku dari Kali Pohara.
Sungai besar yang melintasi Kota Kendari adalah Sungai Wanggu dengan
mata air dari Pegunungan Nanga-Nanga. Sungai Wanggu ini membentang dari Barat
Daya di pegunungan Watu ke arah Utara dan bermuara di Teluk Kendari. Panjang Sungai
Wanggu dari hulu sampai ke muara sekitar 75 km. Sungai – sungai yang mengalir di
Wilayah Kota Kendari beserta debit rata – ratanya adalah sebagai berikut :

3 - 11
Tabel 3.2.
Sungai-sungai di Wilayah Kota Kondari dan Debit Tersedianya (liter/detik) Tahun 2015

Panjang Debit
No Nama Sungai Potensi Pemanfaataan
(Km) (Liter/detik)
1 Wanggu 17,0 7,487 Pertanian, tambak, transportasi lokal
2 Lasolo 6,52 0,22 Air bersih masyarakat,
pertanian
3 Kampung Salo 4,70 0,23 Rumah tangga
4 Mandonga 7,90 0,214 Rumah tangga
5 Kambu 15,01 - Rumah tangga, pertanian
6 Kadia 10,39 - -
7 Abeli 10,10 - Air bersih PDAM, Rumah
tangga
8 Abeli Dalam 6,55 - Air bersih masyarakat

9 Amarilis 2,30 0,17 Pertanian

10 Lepo – lepo 8,91 - -

11 Watu – watu 2,33 0,35 Air bersih masyarakat

12 Nanga - nanga 5,54 - Air baku PDAM, Pertanian

13 Mokoau 6,43 - -

14 Lahundape 4,68 0,46 Air bersih masyarakat

15 Punggaloba 4,01 0,24 Air bersih

16 Lemo 4,21 - Air bersih masyarakat,


pertanian
17 Lalonggori 4,41 - -

18 Mata 2,60 0,08 Air bersih masyarakat

19 Watubangga 3,41 - Pertanian

20 Wua - wua 4,76 - -

21 Benu – benua 2,91 0,43 Air bersih

22 Korumba 5,56 - -

Jumlah 144,64 7.489,394


Sumber: BPS Kota Kendari, Kota Kendari Dalam Angka Tahun 2016

3 - 12
Dengan kondisi dan karakteristik wilayah Kota Kendari yang demikian, maka kota
Kendari diidentifikasi memiliki potensi sungai tanah dangkal dan sungai tanah dalam.
Uraian lebih rinci mengenai potensi air tanah Kota Kendari tersebut adalah sebagai berikut:

 Potensi air tanah dangkal meliputi :

a. Daerah rawan pasang surut,


b. Kedalaman air tanah kurang dari 3 meter dengan debit kurang dari 5 liter dan,

c. Kedalaman air tanah antara 3 sampai 10 meter dengan debit antara 3 liter
perdetik.

 Potensi air tanah dalam diklasifikasi berikut :

a. Potensi akuifer sangat rendah dengan debit (Q) kurang dari 1 liter/detik,

b. Potensi akuifer rendah setempat dengan debit (Q) 1 liter/detik,

c. Potensi akuifer rendah sampai sedang dnegan debit (Q) antara 1 sampai 3/detik dan,

d. Potensi akuifer sedang sampai tinggi dengan parameter debit air (Q) antara 3
sampai 5 liter/detik.

Selengkapnya dapat dilihat pada Peta 3.4 Hidrologi KotaKendari

E. Iklim, Suhu Udara dan Curah hujan

Kota Kendari dikenal dua musim yakni musim kemarau dan musim hujan.
Keadaan musim sangat dipengaruhi oleh arus angin yang bertiup di atas wilayahnya. Sekitar
bulan April, arus angin selalu tidak menentu dengan curah hujan yang tidak
merata.Musim ini dikenal sebagai musim Pancaroba atau Peralihan antara musim hujan dan
musim kemarau.Pada bulan Mei sampai dengan bulan Agustus, angin bertiup dari arah timur
berasal dari Benua Australia yang kurang mengandung uap air.Hal ini mengakibatkan
kurangnya curah hujan didaerah ini.Pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober terjadi
musim Kemarau.Kemudian pada bulan November sampai dengan bulan Maret, angin
bertiup banyak mengandung uap air yang berasal dari Benua Asia dan Samudera Pasifik,
setelah melewati beberapa lautan.Pada bulan-bulan tersebut di wilayah Kota Kendari
dan sekitarnya biasanya terjadi musim Hujan.

3 - 13
Ketinggian dari permukaan laut, daerah pegunungan dan daerah pesisir
mengakibatkan keadaan suhu yang sedikit beda untuk masing-masing tempat dalam suatu
wilayah. Secara keseluruhan, wilayah Kota Kendari merupakan daerah bersuhu tropis. Menurut
data yang diperoleh, selama tahun 2015 suhu udara maksimum 35,4 oC dan minimum
17,8 oC. Tekanan udara rata-rata 1.011,158 millibar dengan kelembaban udara rata-rata
82,58 persen. Kecepatan angin di Kota Kendari selama tahun 2015 pada umumnya berjalan
normal, mencapai 5,59 knot.
Menurut data keadaan curah hujan tahun 2015 curah mencapai
1.595 mm dengan 169 hari hujan, curah hujan ata bulanan tertinggi terjadi pada bulan maret
sebesar 252 mm, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

3 - 14
Peta 3.4. Hidrologi Kota Kendari
3 - 16
Tabel 3.3.

Curah Hujan Kota Kondari Tahun 2015

Curah Hujan
Rata – rata
No Bulan Hari hujan (Hari) Ket
bulanan (mm)
1 Januari 243,0 24
2 Pebruari 277,0 24
3 Maret 252.0 22
4 April 172,0 20
5 Mei 136,0 15
6 Juni 213,0 20
7 Juli 42,0 12
8 Agustus 1,0 3
9 September 0,0 1
10 Oktober 5,0 1
11 November 5,0 3
12 Desember 249,0 24
Jumlah 1.595 169
Sumber: BPS Kota Kendari, Kota Kendari Dalam Angka Tahun 2016

F. Jenis Tanah

Berdasarkan data yang diperoleh, jenis tanah yang terdapat di kota Kendari
diklasifikasi kedalam tanah resina, leusol eutrik, aluval tionik, gambisol destrik, todsolik
plintit dan mediteran Hiplik dimana sebagian besar wilayah kota Kendari didominasi oleh
jenis tanah kambisol dan gleisol. Karakteristik masing-masing jenis tanah tersebut,
secara garis besar adalah sebagai berikut:

a) Tanah Resina, tergolong tanah muda; tingkat kelapukan rendah, kedalaman tanah
sangat dangkal (kurang dari 50 cm); lapisan tanah langsung berbatasan dengan batu
kapur atau sebagian batu kapur muncul kepermukaan; berstruktur lapis lempung sampai
gelu lempung. PH tanah agak netral sampai basah; kandungan bahan organik rendah;
Kejenuhan basa sedang sampai tinggi dengan kapasitas Tukar Kation (KTK) lebih dari 16
me/100 lempung.

b) Tanah Geisol Eurik, jenis tanah yang karena kondisi topografinya yang selalu jenuh
air sehingga menghambat proses pelapukan dan pematangan tanah. Kedalaman tanah
3 - 16
umumnya lebih dari 90 cm; warna tahan gelap dan terdapat ciri-ciri terjadinya gleisasi
dengan adanya bercak-bercak biru kehijauan; tekstur pasir geluhan; PH tanah
sangat masam sampai agak masam; kandungan organik sedang sampai tinggi
tetapi kematangan rendah; mempunyai kandungan ion natrium (Na+) lebih dari 15 %;
kejenuhanbasarendahdanKTKkurangdari16me/glempung.

c) Tanahaluvial teonik, Jenis tanah yang berkembang dari bahan alivial mudah
(recent) yang mempunyai susunan berlapis-lapis yang diskontiyu pedologi (multi
sekum), warna tanah umumnya gelap dan matrik tanah terdapat bercak-bercak berwarna
kebiruan hingga kehijauan sebagai ciri adalah proses ngalesasi dari kandungan
bahan sulfida yang cukup tinggi; tekstur tanah sangat bervariasi dari tekstur geluhan
kedalaman tanah bervariasi dari dangkal sampai lempung; PH tanah antara masam
sampai sangat masam; kandungan organik tergolong rendah sampai tinggi;
kejenuhan basa kurang dari 50 % dengan KTK kurang dari 16 me/100g.

d) Jenis tanah Kembisol Distrik, jenis tanah dengan tingkat pelapukan sedang proses
illuviasi belum tegas; warna tanah coklat tua sampai merah; tekstur pasir geluhan
sampai geluhan; PH tanah berkisar antara agak masam sampai netral; kandungan bahan
organik tergolong rendah sampai sedang; kejenuhan basa kurang dari 50 % dari KTK kurang
dari 16 me/100g lempung.

e) Tanah Petsolid Plintit, jenis tanah yang mengalami pelapukan lanjut; proses
pencucian basah sangat intensif sehingga mempunyai keasaman yang tinggi; warna
tanah coklat kekuningan sampai kemerahan; pada matriks tanah terdapat bercak-bercak
karatan atau plitik yang berwarna merah lebih dari 5 % luas penampang tanah;
bertekstur geluh lempungan sampai masam; kejenuhan basa kurang dari 50 %
dengan KTK kurang dari 16 me/100 g lempung.

f) Tanah Mediteran Haplik, jenis tanah yang mengalami pelapukan sedang terjadi
proses aliviasi yang nyata pada horison berupa akumulasi lempung yang dicirikan
adanya selaput lempung; warna tanah umumnya merah sampai merah gelap
(kecoklatan); kedalaman tanah bervariasi dari dangkal sampai lebih dari 90 cm; tekstur
tanah berkisar antara geluhan sampai lempung geluhan; PH tanah berkisar antara agak
masam sampai netral; kandungan bahan organik rendah sampai sedang; kejenuhan basa
lebih dari 50 % dengan KTK lebih dari 16 me/100 g lempung.

Berdasarkan data diatas maka dapat dikemukakan, bahwa tingkat erosi di Kota
Kendari tergolong ringan sampai berat. Secara garis besar jenis tanah dapat dilihat pada peta

3 - 17
3.5 Luas Wilayah Kota Kendari Menurut Jenis tanah Tahun 2016 terlihat pada tabel dibawah
berikut ini.

3 - 18
Peta 3.5. Jenis Tanah Kota Kendari
3 - 20
Tabel 3.4.
Luas Wilayah Kota Kendari
Menurut Jenis Tanah Tahun
2016

No. Jenis tanah Luas (Ha) Persentase (%)

1 Alluvial 884,99 3,31


2 Glisol 1.540,05 5,76
3 Reboso Sitosol 462,55 1,73
4 Gleisolasic 3..780,61 14,14
5 Podsoloik 689,81 2,58
6 Mediteran Haplik 1.433,10 5,36
7 Gleisol Distrik 3.229,83 12,07
8 Gleik 1.593,53 5,96
9 Alluvial Tidnik 2.237,89 8,38
10 Kembisol Distrik 4.791,27 19,28
11 Rensina 1.197,82 4,47
12 Podsolik Plintik 1.868,92 6,99
13 Gleisol Evtrik 2.663,01 9,96
14. Kembisol Distrik 363,62 1,36
Jumlah 29.528 100

Sumber: Peta Jenis Tanah Kota Kendari, BPN Kota Kendari 2016

3.1.3 Tata Guna Lahan

Pesatnya pembangunan diperkotaan menuntut kebutuhan akan lahan yang semakin besar
sementara disisi lain lahan adalah memiliki sifat yang konstan dan tidak mungkin bertambah bila tidak
dilakukan manajemen lahan yang baik dalam pengelolaannya Sementara keterbatasan dan
kelangkaan lahan pada umumnya menjadi masalah karena sebagian besar lahan kota secara fisik
telah ditempati dan digunakan untuk kegiatan tertentu. Di samping itu aspek yuridis dan pemilikan
lahan juga mempersulit keadaan di dalam melakukan penyediaan dan pengadaan lahan untuk
dimanfaatkan bagi pembangunan kota pada waktu, lokasi, dan harga yang tepat.

3 - 20
Dari keadaan topografi kota Kendari yang bervariasi memberikan konstribusi dari pola
penggunaan lahan, dimana pada Kota Kendari terdapat 12 jenis penggunaan tanah, yaitu tanah
sawah, tanah bangunan dan halaman sekitarnya, tanah tegal/kebun, tanah ladang/huma, tanah
padang rumput, tanah rawa yang tidak dapat ditanami, tanah tambak/kolam/tebat dan
empang, tanah lahan yang sementara tidak diusahakan, lahan tanaman kayu-kayuan atau hutan
rakyat, tanah hutan negara, tanah perkebunan, danlain-lain.
Pengendalian kawasan-kawasan yang memiliki fungsi sebagai kawasan penyangga agar
tidak berkembang menjadi kawasan permukiman kepadatan tinggi, mempertahankan kawasan
pertanian yang ada di Kecamatan Mandonga dan puuwatu serta pengembangan kegiatan
permukiman dan kegiatan pendukung lainnya yang memiliki keterkaitan dengan kegiatan
pertanian.
Pengembangan kawasan teluk sebagai CBD (Central Bussines District) dan kawasan
wisata sekaligus mempertahankan kekuatan ekologi kawasan teluk, pengembangan kawasan
permukiman di pusat perkotaan, dan kawasan-kawasan permukiman baru di arahkan di bagian selatan
kota kendari
Berdasarkan sebarannya, pola penggunaan lahan di Kota Kendari terdiri atas beberapa
Wilayah di antaranya sepanjang jalan Trans Sulawesi, wilayah pemukiman kota lama dan wilayah
pemukiman kota baru. Wilayah sepanjang jalan trans sulawesi didominasi oleh kegiatan permukiman
dan perdagangan, sedangkan daerah permukiman kota lama didominasi oleh perdagangan dan
permukiman.
Sehubungan dengan hal tersebut, tuntutan diterapkannya proses perubahan dan pengadaan
lahan untuk mencari lahan yang sesuai dengan kebutuhan guna menerapkan kegiatan
pembangunan perkotaan dan kegiatan budidaya bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat dapat
dilakukan tetapi dengan melakukan dekonsentrasi bangunan dan pembatasan bangunan pada
daerah-daerah limitasi dan kawasan yang memang ditetapkan sebagai kawasan terbangun dan
kawasan budidaya. Kawasan- kawasan yang didapat dimanfaatkan di Kawasan kota Kendari adalah
kawasan Abeli dan Anduonohu dengan karasteristik fisik kawasan yang datar dan belum
terbangun dapat dioptimalkan pada masa yang akan datang.
Pengembangan Kawasan budidaya yang akan dikembangkan di Kota Kendari meliputi
kawasan hutan produksi, kawasan pertanian, kawasan pariwisata, kawasan industri, kawasan
pelabuhan, kompleks militer, kompleks pendidikan, kawasan perdagagan dan jasa, kawasan
perekantoran, kawasan bisnis (CBD), dan kawasan permukiman.
Klasifikasi Penggunaan Lahan di Kota Kendari dapat dilihat pada Tabel 3.5. Luas Lahan
(ha) menurut Penggunaannya di Kota Kendari dan Peta 3.6 Penggunaan Lahan Kota kendari.

3 - 21
Tabel 3.5.
PERKEMBANGAN PENGGUNAAN LAHAN DI KOTA
KENDARI TAHUN 2011-2015

Tahun
No. Jenis Penggunaan
2011 2012 2013 2014 2015
1. Lahan sawah 1.319,00 1.319,00 1.319,00 1.319,00 1.319,00
a. Sawah irigasi 1.289,00 1.082,00 1.037,00 1.037,00 1.037,00
b. Sawah non irigasi 30,00 237,00 282,00 282,00 282,00
2. Lahan pertanian 14.587,00 14.587,00 15.252,00 14.748,00 14.340,00
bukan sawah
a. Tegal/kebun 4.990,00 4.990,00 5.508,00 5.110,00 5.224,00
b. Ladang/huma 951,00 951,00 1.458,00
c. Lahan yang 2.838,00 2.840,00 593,00 702,00 1.037,00
sementara tidak
diusahakan
d. Lainnya 5.808,00 5.806,00 7.693,00 7.69,00 6.910,00
(perkebunan,
hutan rakyat,
tambak,
kolam/empang,dll
3. Lahan bukan 13.683,00 13.683 13.018,00 13.522 13.930,00
pertanian
(permukiman,
perkantoran, jalan,dll
Jumlah/Total 29.589,00 29.589,00 29.589,00 29.589,00 29.589,00
Sumber: BPS Kota Kendari, Kota Kendari Dalam Angka Tahun 2016

Dari tabel di atas terlihat bahwa adanya perubahan penggunaan lahan di Kota Kendari.
Penggunaan lahan yang mengalami peningkatan yaitu pada lahan bukan pertanian (permukiman,
perkantoran, jalan, dll) Perbandingan antara penggunaan lahan terbangun dan tidah terbangun
hampir 50% (lima puluh persen). Penggunaan lahan terbangun tahun 2015 mencapai 13.930 atau
sekitar 47,07% , sementara penggunaan lahan tidak terbangun mencapai 15.659 atau sekitar 52,93
%.

3 - 22
Peta 3.6. Penggunaan Lahan Kota kendari.
3 - 25
3.2. KONDISI DEMOGRAFI

3.2.1. Kepadatan dan Persebaran Penduduk

Kepadatan Penduduk adalah interpretasi Penduduk dari intensitas wilayah hunian yang
ada di suatu daerah dan dihitung berdasarkan penduduk dan luas wilayahnya. Kecilnya jumlah
penduduk menyebabkan suatu daerah memiliki tingkat kepadatan penduduk yang rendah begitu pula
sebaliknya. Pola penyebaran penduduk merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk melihat
kecenderungan perkembangan fisik wilayah. Mengetahui penyebaran penduduk adalah berdasarkan
pada pembagian administrasi kecamatan.
Data tentang kependudukan merupakan data pokok yang sangat diperlukan dalam
perencanaan dan evaluasi pembangunan. Keadaan ini disebabkan karena penduduk berperan
sebagai subyek dan obyek perencanaan. Fungsi penduduk sebagai subyek perencanaan
adalah penduduk merupakan pelaku tunggal dari sebuah pembangunan. Fungsi penduduk sebagai
obyek perencanaan mengandung arti bahwa penduduk merupakan target dan sasaran pembangunan.
Kedua fungsi tersebut perlu dilakukan secara seimbang agar tujuan pembangunan yang diharapkan
dapat tercapai
Tingkat kepadatan penduduk di Kota Kendari yang terdiri atas 10 (sepuluh) wilayah
kecamatan dan 64 (enam puluh empat) kelurahan pada tahun 2015 sebesar 347.4969 jiwa dengan
luas wilayah 295,89 km2 dan kepadatan Penduduk sebesar 1.174 jiwa/km2 dengan penyebaran
yang tidak merata pada hampir semua wilayah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagaimana pada
tabel berikut :

3 - 26
Tabel 3.6.
Jumlah Dan Rata-Rata Laju Pertumbuhan Penduduk
Kota Kendari Tahun 2011-2015

Luas Penduduk
(Jiwa)
No Kecamatan (km2)
2011 2012 2013 2014 2015
1 Mandonga 23,33 36.884 38.021 40.471 41.891 43.338
2 Baruga 49,15 19.755 20.363 21.675 22.437 23.213
3 Puuwatu 45,79 28.301 29.175 31.054 32.143 33.254
4 Kadia 7.61 40.026 41.260 43.920 45.460 47.031
5 Wua-wua 9,73 24.891 25.661 27.314 28.272 29.249
6 Poasia 55,51 25.474 26.260 27.952 28.932 29.932
7 Abeli 46,98 22.884 23.591 25.108 25.991 26.890
8 Kambu 21,17 27.674 28.529 30.368 31.433 32.519
9 Kendari 14,21 26.065 26.870 28.601 29.605 30.627
10 Kendari 22,41 43.783 45.132 48.042 49.725 51.443
Barat
JUMLAH 295,89 295.737 304.862 324.505 335.889 347.496
Sumber : BPS Kota Kendari, Kota Kendari dalam Angka 2016

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa 3 (tiga) kecamatan yang mempunyai jumlah
penduduk terbanyak yaitu berada di Kecamatan Mandonga, Kecamatan Kadia dan Kecamatan
Kendari Barat. Kepadatan penduduk di 3 (tiga) kecamatan ini karena lokasi tersebut merupakan pusat
kegiatan perekonomian yaitu perdagangan dan jasa.

3.2.2. Struktur Penduduk

A. Penduduk Berdasarkan Rumah Tangga

Jumlah Rumah tangga di Kota Kendari adalah sebanyak 86.874 pada tahun
2015 dan rata-rata 4 jiwa/Rumah tangga. Perubahan jumlah rumah tangga disetiap
Kecamatan, disamping oleh adanya status perkawinan penduduk juga disebabkan oleh
adanya tambahan penduduk melalui migrasi antar wilayah. Untuk lebih jelasnya
sebagaimana pada tabel berikut :

3 - 27
Tabel 3.7.
Rata-Rata Penduduk Jiwa Per Rumah Tangga Di
Kota Kendari Tahun 2015
No Kecamatan Penduduk (Jiwa) Rumah Tangga
1 Mandonga 43.338 10.835
2 Baruga 23.213 5.803
3 Puuwatu 33.254 8.314
4 Kadia 47.031 11.758
5 Wua-wua 29.249 7.312
6 Poasia 29.932 7.483
7 Abeli 26.890 6.723
8 Kambu 32.519 8.130
: BPS Kota
9 Kendari.
KendariKota Kendari dalam Angka Tahun
30.6272016 7.657
10 Kendari Barat 51.443 12.861
Jumlah 347.496 86.874
h
B. Penduduk Menurut tingkat Usia Produktif

Tingkat usia produktif penduduk sangat mempengaruhi laju perkembangan


sebuah kota, Pembagian jenjang umur dengan kehidupan produktif secara ekonomis, usia
kerja dan usia sekolah. Kemudian dibuatkan pengelompokan yang lebih teliti dimana: <15 dan
>64 tahun (tidak produktif), >15-64 tahun usia produktif. Berdasarkan data tahun 2015,
jumlah keseluruhan penduduk di Kota Kendari sebanyak 347.496 jiwa, dimana penduduk
tidak produktif sebanyak
125.090 jiwa atau sekitar 36 % dan penduduk usia produktif sebanyak
222.406 jiwa atau sekitar 64 % Untuk lebih jelasnya sebagaimana pada tabel 3.8 dibawah
ini.

3 - 28
Tabel 3.8.
Penduduk Menurut Tingkat Usia Produktif Di
Kota Kendari Tahun 2015
Usia Persentase (%)
< 𝟏𝟓 − > > 𝟏𝟓 > 𝟏𝟓
No Kecamatan
> 𝟏𝟓 − 𝟔𝟒 𝟔𝟒 TH Jumlah − 𝟔𝟒 − 𝟔𝟓 Total
TH
TH TH
1 Mandonga 29.525 13.813 43.338 68,12 31,88 100
2 Baruga 15.764 7.449 23.558 66,91 33,09 100
3 Puuwatu 22.020 11.234 33.254 66,21 33,79 100
4 Kadia 34.101 12.930 47.031 72,50 27,50 100
5 Wua-wua 19.831 9.418 29.249 67,80 32,80 100
6 Poasia 19.515 10.417 29.932 65,19 34,81 100
7 Abeli 17.294 9.596 26.890 64,31 35,69 100
8 Kambu 24.928 7.591 32.519 76,85 23,15 100
9 Kendari
Sumber : BPS Kota Kendari,
19.867Kendari dalam Angka
10.760 30.627 Tahun 2 64,86 35,14 100
10 Kendari
Barat 35.273 16.179 51.443 68,56 31,44 100
C. Penduduk Menurut Agama
Jumlah 222.406 125.090 347.496 64,00 36,00 100
Berdasarkan data kependudukan dari Badan Pusat Statistik Kota Kendari tahun
2015, mayoritas penduduk di Kota Kendari beragama islam lebih dari 90% yaitu
mencapai 267.064 jiwa, beragama protestan mencapai 10.695 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut:

3 - 29
Tabel 3.9.

Jumlah Penduduk Menurut Agama


Di Kota Kendari Tahun 2015

Agama Penduduk (Jiwa)


No Kecamatan
Islam Protestan Katolik Hindu Budha
1 Mandonga 35.429 1.513 206 131 65
2 Baruga 28.004 812 135 104 -
3 Puuwatu 23.711 1.464 368 130 9
4 Kadia 24.181 2.271 679 185 129
5 Wua-wua 24.931 611 205 150 9
6 Poasia 35.363 463 258 105 47
7 Abeli 22.257 222 9 5 5
8 Kambu 13.584 270 270 168 65
9 Kendari 24.378 290 346 71 89
10 Kendari Barat 35.226 2.779 1.419 190 49
Jumlah 267.064 10.695 3.895 1.239 467
Sumber : BPS Kota Kendari, Kendari dalam Angka Tahun 2016

D. Penduduk Menurut Jenis Kelamin (Sex Rasio)

Seks rasio merupakan perbandingan banyaknya penduduk laki- laki dengan


banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dalam waktu tertentu yang
direncanakan wilayahnya, dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki per 100
perempuan.
Jika di lihat dari rasio jenis kelamin di Kota Kendari memiliki rasio yang yang
tidak berbeda jauh dan dengan tingkat penyebaran penduduk yang relatif rata. Untuk lebih
jelasnya sebagaimana pada tabel 3.10 berikut:

3 - 30
Tabel 3.10.
Jumlah Penduduk Menurut Jenis
Kelamin Di Kota Kendari Tahun 2015
Penduduk (Jiwa)
No Kecamatan Jumlah Sex rasio
Laki-laki Perempuan

1 Mandonga 21.694 21.644 43.338 100


2 Baruga 11.655 11.558 23.213 101
3 Puuwatu 17.099 16.155 33.254 106
4 Kadia 23.410 23.621 47.031 99
5 Wua-wua 14.875 14.374 29.249 103
6 Poasia 15.258 14.674 29.932 104
7 Abeli 13.746 13.144 26.890 105
8 Kambu 16.425 16.094 32.519 102
9 Kendari 15.394 15.233 30.627 101
Kendari Barat
10 : BPS Kota Kendari,
25.781 25.662 51.443 100
Sumber Kendari dalam Angka Tahun 2016
Jumlah 175.337 172.159 347.496 102

3.3. KONDISI PEREKONOMIAN

3.3.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat kota/kabupaten


menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan nilai tambah pada suatu
waktu tertentu.
Selama kurun waktu 3 (tiga) tahun yaitu tahun 2012-2014, Produk Domestik Regional
Bruto Kota Kendari mengalami peningkatan. Dari tahun 2010-2014 sektor yang memberikan
kontribusi terbanyak yaitu sektor/lapangan usaha konstruksi yang mencapai Rp. 2.180.977,6
pada tahun 2013 dan Rp. 2.482.620,2 pada tahun 2014 dan sektor/lapangan

usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda yang mencapai Rp.1.921.998,7
pada tahun 2013 dan Rp. 2.154.769,9 pada tahun 2014. Untuk mengetahui Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Tahun 2012-2014 dapat dilihat pada tabel berikut.

3 - 31
Tabel 3.11.

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku


Menurut Lapangan Usaha
Di Kota Kendari Tahun 2012-2014

Tahun (Rp)
No. Lapangan Usaha
2012 2013 2014
1. Pertanian, Kehutanan dan
1.233.898,4 1.387.076,0 1.557.258,1
Perikanan
2. Pertambangan dan Galian 214.311,4 243.977,6 286.013,0
3. Industri Pengolahan 997.744,1 1.099.194,8 1.348.053,7
4. Pengadaan Listrik dan Gas 11.684,2 11.922,2 13.155,5
5. Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur 31.897,1 36.159,9 42/692,9
Ulang
6. Konstruksi 1.962.492,1 2.180.977,6 2.482.620,3
7. Perdagangan Besar dan
1.741.703,6 1.921.998,7 2.154.769,9
Eceran
8. Transportasi dan
956.308,3 1.020.024,5 1.118.557,5
Pergudangan
9. Penyediaan Akomodasi dan
143.554,1 159.273,7 175.932,5
Makan Minum
10. Informasi dan Komunikasi 768.012,7 857.099,9 865.843,2
11. Jasa Keuangan dan Asuransi 652.935,2 752.656,9 851.765,2
12. Real Estate 260.691,0 271.780,3 283.514,7
13. Jasa Perusahaan 80.927,3 93.200,7 105.234,8
14. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan 563.348,3 618.149,3 735.774,4
Sosial
15. Jasa Pendidikan 689.144,2 804.726,00 951.470,7
16. Jasa Kesehatan 115.039,7 126.196,8 143.918,8
17. Jasa Lainnya 180.063,1 202.599,1 238.421,6
PDRB 10.603.754,6 11.787.014,3 13.354.996,7
Sumber : BPS Kota Kendari, Kendari dalam Angka Tahun 2016

3 - 32
Sementara Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan di Kota
Kendari selama kurun waktu 3 (tiga) tahun yaitu tahun 2012-2014, sektor yang memberikan
kontribusi terbanyak yaitu sektor/lapangan usaha konstruksi yang mencapai Rp. 1.986.006,6 pada
tahun 2013 dan Rp. 2.199.833,9 pada tahun 2014 dan sektor/lapangan usaha perdagangan besar
dan eceran, reparasi mobil dan sepeda yang mencapai Rp.1.770.100,9 pada tahun 2013 dan Rp.
1.903.999,6 pada tahun 2014. Untuk mengetahui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas
dasar harga konstanTahun 2012-2014 dapat dilihat pada tabelberikut.

Tabel 3.12.

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan


Menurut Lapangan Usaha Di Kota Kendari
Tahun 2012-2014

Tahun
No. Lapangan Usaha (Rp)
201 201 201
2 3 4
1. Pertanian, Kehutanan dan 1.081.280,9 1.144.062 1.258.525
Perikanan
2. Pertambangan dan Galian 199.777,7 224.579,6 250.613,6
3. Industri Pengolahan 946.279,3 1.026.470,1 1.167.748,7
4. Pengadaan Listrik dan Gas 12.938,9 14.733,4 16.684,9
5. Pengadaan Air, Pengelolaan 31.031,3 34.077,5 36.503,8
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
6. Konstruksi 1.815.077,8 1.986.006,6 2.199.833,9
7. Perdagangan Besar dan 1.648.689,8 1.770.100,9 1.903.999,6
Eceran
8. Transportasi dan 942.598,6 991.387,0 1.068.024,6
Pergudangan
9. Penyediaan Akomodasi dan 129.975,6 141.921,4 152.094,5
Makan Minum
10. Informasi dan Komunikasi 784.285,3 880.980,1 905.551,9
11. Jasa Keuangan dan Asuransi 577.935,5 643.578,1 697.867,0
12. Real Estate 245.105,6 252.930,7 260.743,0
13. Jasa Perusahaan 77.487,4 88.361,6 97.412,8

3 - 33
Tahun (Rp)
No. Lapangan Usaha
2012 2013 2014
14. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan 504.904,3 525.668,5 585.979,3
Sosial
15. Jasa Pendidikan 651.890,7 757.918,0 848.082,6
16. Jasa Kesehatan 103.570,4 112.324,6 123.826,3
17. Jasa Lainnya 173.422,3 192.873,0 223.377,0
PDRB 9.926.251,5 10.787.973,7 11.796.868,5
Sumber : BPS Kota Kendari, Kendari dalam Angka Tahun 2016

3.3.2. Pertumbuhan Ekonomi


Keberhasilan dalam pembangunan ekonomi suatu wilayah dapat dilihat dari tingkat
perekonomiannya yang tercermin melalui pendapatan regional yang dihasilkan wilayah tersebut.
Melalui data pendapatan regional yang secara berkala dihitung, dapat diketahui tingkat
pertumbuhan ekonomi, kemakmuran, inflasi maupun deflasi, serta gambaran struktur
perekonomian suatu wilayah. Penghitungan statistic neraca regional yang digunakan disini mengikuti
petunjuk yang diterbitkan oleh perserikatan bangsa-bangsa yang dikenal sebagai “sistem neraca
nasional” namun penerapannya telah disesuaikan dengan kondisi sosial ekonomi Indonesia. Hal
tersebut dimaksudkan agar perekonomian suatu wilayah dapat terukur dan diperbandingkan antar
waktu dan antar wilayah guna keperluan analisis kinerja perekonomian regional maupun
nasional.
Laju pertumbuhan PDRB diperoleh dari perhitungan PDRB atas dasar harga konstan.
Diperoleh dengan cara mengurangi nilai PDRB pada tahun ke n-1 (tahun sebelumnya), dibagi
dengan nilai pada tahun ke n-1 kemudian di kalikan dengan 100 persen. Laju pertumbuhan
menunjukkan perkembangan agregat pendapatan dari satu waktu tertentu terhadap waktu
sebelumnya.

3 - 34
Perekonomian Kota Kendari pada tahun 2014 mengalami peningkatan dibandingkan
pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 mencapai
9,35%, sedangkan pada tahun 2013 sebesar 8,68%. Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh
lapangan usaha jasa lainnya sebesar 15,82% dan industri pengolahan sebesar 13,76%. Untuk
melihat laju pertumbuhan ekonomi Kota Kendari dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.13.

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan
Menurut Lapangan Usaha Di Kota Kendari Tahun 2012-2014

Tahun %
No. Lapangan Usaha
2012 2013 2014
1. Pertanian, Kehutanan dan
1,75 5,81 10,00
Perikanan
2. Pertambangan dan Galian 28,80 12,41 11,59
3. Industri Pengolahan 10,79 8,47 13,76
4. Pengadaan Listrik dan Gas 29,84 13,87 13,25
5. Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur 15,70 9,82 7,12
Ulang
6. Konstruksi 16,96 9,42 10,77
7. Perdagangan Besar dan
7,85 7,36 7,56
Eceran
8. Transportasi dan
7,75 5,18 7,73
Pergudangan
9. Penyediaan Akomodasi dan
16,17 9,19 7,17
Makan Minum
10. Informasi dan Komunikasi 9,38 12,33 2,79
11. Jasa Keuangan dan Asuransi 10,94 11,36 8,44
12. Real Estate 4,58 3,19 3,09
13. Jasa Perusahaan 13,17 14,03 10,24
14. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan 1,22 4,11 11,47
Sosial
15. Jasa Pendidikan 10,84 16,26 11,90

3 - 35
Tahun %
No. Lapangan Usaha
2012 2013 2014
16. Jasa Kesehatan 10,56 8,45 10,24
17. Jasa Lainnya 24,95 11,22 15,82
PDRB 9,85 8,68 9,35
Sumber : BPS Kota Kendari, Kendari dalam Angka Tahun 2016

3.3.3. Pertanian

A. Pertanian Tanaman Pangan

Pertanian tanaman pangan di Kota Kendari meliputi komoditi padi sawah, padi ladang,
jagung, kedelai, kacang hijau kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, talas dan jenis irigasi sawah. Dalam
kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir yaitu antara tahun 2014-2016 nilai produksi beberapa jenis
komoditi mengalami penurunan seperti untuk komoditi padi sawah, kacang tanah, ubi jalar, ubi kayu
dan talas. Walaupun dibeberapa jenis komoditi tersebut menurun, kebutuhan akan komoditi
tersebut masih bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Kendari. Untuk mengetahui
perkembangan jumlah produksi tanaman pangan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.14.

Komoditas Tanaman Pangan


Berdasarkan Luas Area, Luas Tanam Dan Jumlah
Produksi Di Kota Kendari Tahun 2014-2016
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Jenis Luas Luas Jumlah Luas Luas Jumlah Luas Luas Jumlah
No.
Komoditas Tanam Panen Produksi Tanam Panen Produksi Tanam Panen Produksi
(Ha) (Ha) (Ton) (Ha) (Ha) (Ton) (Ha) (Ha) (Ton)
1. Padi 897 1.640 9.496 1.657 1.542 9.252 1.696 1.616 8.888
Sawah
2. Padi - - - - - - 2 2 3
Ladang
3. Jagung 610 571 2.813 540 423 2.157 631 578 3.468

3 - 36
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Jenis Luas Luas Jumlah Luas Luas Jumlah Luas Luas Jumlah
No. Tana Panen Produksi Tana Panen Produksi Tana Panen Produksi
Komoditas
m (Ha) (Ton) m (Ha) (Ton) m (Ha) (Ton)
(Ha) (Ha) (Ha)
4. Kedelai - - - 58 1 1 98 17 17
5. Kacang - - - 4 3 3 4 3 3
Hijau
6. Kacang 108 108 186 66 76 137 36 30 54
Tanah
7. Ubi Kayu 244 266 4.068 120 174 3.012 117 110 1.980
8. Ubi Jalar 101 105 866 33 69 676 30 23 219
9. Talas 52 52 481 27 36 306 18 18 153
Jumlah 2.012 2.742 17.910 2.505 2.324 15.544 2.632 2.397 14.785
Sumber : Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kota Kendari, Tahun 2017

B. Perkebunan

Bila dilihat kondisi eksisting luas area perkebunan tahun 2016 di Kota Kendari yang
mencapai 3.372 hektar dengan luas tanam mencapai 1.960 hektar, maka hanya 58,12% saja
menjadi lahan produktif dengan hasil produksi mencapai 1.002 ton. Dalam 3 (tiga) tahun terakhir
antara 2014-2016 mengalami penurunan luas area perkebunan begitupun dengan luas tanam dan
hasil produksinya. Perkebunan di Kota Kendari meliputi komoditi kopi, kakao, lada, vanili,
kelapa hibrida, pala, kelapa dalam, cengkeh, jambu mete, kapuk, aren/enau, kemiri, asam jawa,
pinang, sagu dan jarak pagar. Hasil produksi perkebunan yang menghasilkan paling banyak
diantara produksi komoditi lainnya adalah jambu mente mencapai 414 ton dan kelapa dalam
mencapai 300 ton. Adapaun perkembangan jumlah produksi perkebunan di Kota Kendari
dapat dilihat pada tabel berikut.

3 - 37
Tabel 3.15.
Komoditas Tanaman Perkebunan Berdasarkan Luas
Area, Luas Tanam Dan Jumlah Produksi Di Kota
Kendari Tahun 2014-2016

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016


Jenis Luas Luas Jumlah Luas Luas Jumlah Luas Luas Jumlah
No. Komoditas Area Tanam Produksi Area Tanam Produksi Area Tanam Produksi
(Ha) (Ha) (Ton) (Ha) (Ha) (Ton) (Ha) (Ha) (Ton)
1. Kopi 194 129 56 192 127 53 104 64 47
2. Kakao 761 465 342 717 431 305 26 15 1
3. Lada 308 165 98 332 166 98 332 166 98
4. Vanili 43 13 4 43 14 4 43 14 4
5. Kelapa
56 43 10 55 43 10 55 43 10
Hibrida
6. Pala 66 0 0 101 0 0 106 0 0
7. Kelapa
728 459 300 720 462 300 719 466 300
Dalam
8. Cengkeh 153 27 12 242 31 18 247 31 15
9. Jambu
1.299 898 414 1.274 885 395 1.260 892 414
Mente
10. Kapuk 45 27 5 45 28 5 45 28 5
11. Aren/Enau 22 16 15 26 17 18 26 15 15
12. Kemiri 102 62 46 105 64 48 104 64 47
13. Asam
26 15 1 26 15 1 26 15 1
Jawa
14. Pinang 44 29 10 47 35 9 48 35 11
15. Sagu 167 104 31 102 108 35 177 108 34
16. Jarak
63 4 0 62 4 0 54 4 0
Pagar
Jumlah 4.077 2.456 1.344 4.089 2.430 1.299 3.372 1.960 1.002

Sumber : Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kota Kendari, Tahun 2017

C. Perkebunan Hortikultura

Jenis komoditas perkebunan hortikultura di Kota Kendari untuk 3 (tiga) tahun terakhir
mengalami pluktuatif baik dari luas lahan maupun jumlah produksi yang dihasilkan. Beberapa jenis
perkebunan hortikultura di Kota Kendari diantaranya mangga, jeruk, pepaya, nenas, durian dan lain-

3 - 38
lain. Untuk pola distribusi hasil perkebunan hortikultura dipasarkan hanya untuk memenuhi Kota
Kendari melalui pasar-pasar yang ada di Kota Kendari. Dari beberapa jenis perkebunan
hortikultura yang mempunyai jumlah produksi yang tinggi terdapat pada jenis komoditas pisang,
kacang panjang, laos/lengkuas dan kunyit. Sementara untuk jumlah produksi perkebunan
hortikultura dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.16.
Komoditas Tanaman Perkebunan
Hortikultura Berdasarkan Luas Area Dan
Jumlah Produksi Di Kota Kendari Tahun
Tahun2014-2016
2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Luas Jumlah Luas Jumlah Luas Jumlah
No. Jenis Komoditas
Areal Produksi Areal Produksi Areal Produksi
(Ha) (Ton) (Ha) (Ton) (Ha) (Ton)
1. Mangga 1.033 1.061 403 2.020 466 2.949
2. Jeruk 2.612 3.355 138 1.482 141 3.051
3. Pepaya 2.191 1.302 1.228 754 2.343 2.186
4. Pisang 4.128 11.764 1.565 7.749 2.576 4.824
5. Nenas 31.074 2.864 1.737 3.145 1.784 1.266
6. Durian 457 65 870 75 175 215
7. Manggis 14 135 2 240 2 75
8. Alpukat 73 604 24 1.688 48 920
9. Belimbing 243 3.256 75 1.876 172 641
10. Dukuh/Langsat 327 2.539 65 1.613 115 1.062
11. Jambu Biji 225 1.189 55 575 99 133
12. Jambu Air 91 218 101 217 73 1.642
13. Nangka/Cempedak 413 1.048 66 1.809 73 2.571
14. Salak 217 1.332 8 413 10 4.373
15. Rambutan 3.082 3.229 1.377 2.713 259 2.763
16. Sawo 40 245 5 616 15 123
17. Sirsak 265 1.057 75 939 222 929
18. Sukun 255 1.511 15 2.326 45 193
19. Melinjo 37 837 12 58 419
20. Cabai Rawit 44 1.198 46 322 62 1.760
21. Petsai/Sawi 76 2.983 39 1.417 56 1.469
22. Daun Bawang 3 100 7 54 6 25
23. Kacang Panjang 77 2.005 69 1.395 71 2.176,5

Sumber : Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kota Kendari, Tahun 2017

3 - 39
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Luas Jumlah Luas Jumlah Luas Jumlah
Jenis
No. Areal Produksi Areal Produksi Areal Produksi
Komoditas
(Ha) (Ton) (Ha) (Ton) (Ha) (Ton)
24. Semangka 1 1 2 40 2 201
25. Tomat 55 1.554 48 388 49 1.852
26. Terung 68 1.659 40 562 76 2.232,5
27. Buncis 6 206 8 210 5 192
28. Ketimun 15 293 15 285 13 184
29. Kangkung 111 2.741 53 743 112 3.352,5
30. Bayam 119 2.347 77 859 119 3.327
31. Jahe 3.949 2.309 866 2.064 3.946 3.549
32. Laos/Lengkuas 4.896 3.325 1.205 2.490 2.169 1.952
33. Kencur 308 144 571 122 254 486
34. Kunyit 1.688 2.878 1.320 1.339 907 1.367
35. Petai 11 40 11 6 97 39
36. Bawang Daun 3 100 7 54 6 25
37. Cabe Besar 18 152 19 93 19 3.661,5
38. Jamur - - 30 17 100 3
Jumlah 58.225 61.646 12.254 42.768 16.687 58.189
Sumber : Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kota Kendari, Tahun 2017

D. Peternakan

Sektor peternakan di Kota Kendari terdiri dari ternak besar dan ternak kecil. Adapun
komoditi ternak besar yaitu sapi dan kerbau, sementara komoditi ternak kecil yaitu kambing,
babi dan ayam/unggas. Jumlah ternak dari beberapa jenis ternak diatas dapat dilihat pada tabel
berikut.

3 - 40
Tabel 3.17.

Populasi Ternak Menurut Jenisnya Di Kota


Kendari Tahun 2015
Jenis Komoditas
No. Kecamatan Sapi Ayam Ayam Ayam Itik Itik
Kerbau Kambing Babi
Potong Kampunh Petelur Pedaging Manila
1. Mandonga 183 0 292 0 9.887 0 98.000 42 20
2. Baruga 316 7 99 68 22.170 23.650 22.500 30 110
3. Puuwatu 403 7 379 0 9.230 0 180.850 1.042 142
4. Kadia 373 0 210 30 6.725 2.600 1.650 175 0
5. Wua-wua 0 0 64 0 4.130 0 9.850 115 0
6. Poasia 564 3 548 0 22.484 0 176.000 253 0
7. Abeli 374 0 1.109 0 16.300 0 183.000 60 79
8. Kambu 282 0 217 0 30.460 1.420 111.000 1.287 191
9. Kendari 219 0 372 0 8.778 0 12.850 123 215
10. Kendari
10 0 73 0 2.686 0 10.900 53 17
Barat
Jumlah 2.724 17 3.363 98 132.850 27.670 806.600 3.180 774
Sumber : BPS, Kota Kendari dalam Angka, Tahun 2016
E. Perikanan

Kondisi geografis Kota Kendari yang terdiri dari daratan dan laut, memberikan nilai
pertumbuhan ekonomi Kota Kendari secara keseluruhan. Produksi perikanan budidaya di Kota
kendari pada tahun 2015 didominasi oleh produksi kolam yaitu sebesar 62.194 ton atau sebesar 52,54
persen dari produksi seluruh perikanan tangkap. Jumlah produksi perikanan budidaya dapat dilihat
pada tabel berikut.

3 - 41
Tabel 3.18.

Produksi Perikanan Budidaya Di Kota Kendari


Tahun 2015

No. Kecamatan Tambak Kolam Keramba Jumlah


1. Mandonga 0 7.893 0 7.893
2. Baruga 0 8.770 0 8.770
3. Puuwatu 0 12.654 0 12.654
4. Kadia 0 0 0 0
5. Wua-wua 0 17.016 0 17.016
6. Poasia 6.433 5.674 0 12.107
7. Abeli 0 0 39.212 39..212
8. Kambu 8.266 0 0 8.266
9. Kendari 0 6.016 2.272 8.288
10. Kendari Barat 0 4.171 0 4.171
Jumlah 14.699 62.194 41.484 118.377
Sumber : BPS, Kota Kendari dalam Angka, Tahun 2016

3.4. KONDISI SARANA DAN PRASARANA


Sarana meliputi sarana pendidikan, kesehatan, perdagangan, peribadatan, dan
transportasi. Sementara prasarana di Kota Kendari terdiri dari air bersih, persampahan, listrik,
jaringan jalan dan drainase.

3.4.1. Kondisi Sarana

A. Sarana Pendidikan

Ketersediaan sarana pendidikan yang ada di Kota Kendari terdiri dari tingkat pendidikan Taman
Kanak-kanan/sederajat hingga perguruan tinggi. Kondisi fisik bangunan dalam keadaan baik dengan
bangunan permanen. Sementara lokasi sebaran fasilitas pendidikan untuk setiap kecamatan

3 - 42
dengan tingkat pendidikan Taman Kanank-kanak/sederajat hingga SMA sudah tersebar dengan
baik. Sementara untuk tingkat pendidikan Perguruan Tinggai yang ada di Kota Kendari,
sudah sebagian sudah terbentuk sebagai kawasan pendidikan. Jumlah pendidikan tingkat
Perguruan Tinggi terdiri dari Perguruan Tinggi Negeri berjumlah 3 buah dan Perguruan Tinggi Swasta
berjumlah 12 buah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

B. Sarana Kesehatan

Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat, pemerintah berupaya


menyediakan berbagai sarana dan prasarana kesehatan serta tenaga medis maupun
paramedis.
Kualitas kesehatan masyarakat dalam suatu kota sangat ditentukan oleh tingkat dan
pengetahuan masyarakat terhadap pola hidup sehat dan keberadaan fasilitas kesehatan yang telah
memenuhi standar pelayanan kesehatan serta didukung oleh tenaga ahli dibidang kesehatan (medis
dan paramedis).
Untuk sarana kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut.

3 - 43
Tabel 3.19.

Jumlah Sekolah, Guru/Dosen Dan Murid


Menurut Tingkat Pendidikan Tk, Sd, Smp,Sma Dan Perguruan
Tinggi Di Kota Kendari Tahun 2015

Sekolah Guru Murid


No Kecamatan I II III
TK SD SMP SMA TK SD SMP SMA TK SD SMP SMA
1 Mandonga 9 15 4 3 56 242 81 75 492 4.333 994 647
2 Baruga 14 11 7 3 97 207 97 95 783 3.815 968 1.127
3 Puuwatu 11 13 5 2 79 238 186 60 677 3.920 1.496 895
4 Kadia 15 14 8 7 163 354 312 275 1.436 7.551 3.633 2.849
5 Wua-wua 13 4 3 2 72 86 94 38 761 1.820 1.485 323
6 Poasia 17 15 6 2 100 275 129 88 749 3.731 1.854 1.068
7 Abeli 7 21 4 1 32 253 107 42 340 3.879 1.454 485
8 Kambu 11 9 5 3 60 144 150 76 468 1.956 1.209 617
9 Kendari 7 17 5 2 39 241 143 75 341 3.994 1.515 1.087
10 Kendari Barat 14 25 11 7 72 300 254 234 752 5.805 3.075 3.344
JUMLAH 118 128 58 32 770 2.340 1.553 863 6.799 40.804 17.683 12.442
Sumber : BPS Kota Kendari, Kendari dalam Angka Tahun 2016

3 - 44
Tabel 3.20.

BANYAKNYA SARANA DAN TENAGA KESEHATAN MENURUT


KECAMATAN DI KOTA KENDARI TAHUN 2015
SARANA/FASILITAS TENAGA KESEHATAN

NO KECAMATAN DOKTER/TENAGA MANTRI/ TENAGA


RS KLK PKMS PSYD BIDAN
MEDIS PERAWAT KEFARMASIAN

1 Mandonga 2 11 1 11 27 75 23 4

2 Baruga 3 0 1 18 104 314 140 50

3 Puuwatu 1 0 1 17 18 97 15 14

4 Kadia 2 0 2 31 11 30 26 15

5 Wua-wua 0 0 2 25 7 27 17 1

6 Poasia 2 0 1 17 11 27 30 7

7 Abeli 0 0 2 28 3 21 10 3

8 Kambu 0 0 1 14 27 205 71 31

9 Kendari 0 0 2 17 6 14 5 1

10 Kendari Barat 2 0 2 29 18 95 38 13

JUMLAH 12 11 15 201 232 905 375 139

Sumber : BPS Kota Kendari, Kota Kendari dalam Angka Tahun 2016

Keterangan : RS = Rumah Sakit KLK = Klinik


PSYD = Posyandu PKMS = Puskesmas

3 - 45
C. Sarana Perdagangan

Sarana dan prasarana perdagangan di Kota Kendari bersifat skala pelayanan kota dan
lokal sesuai fungsi pada struktur ruang kota. Lokasi kawasan perdagangan hampir pada jalur jalan
arteri primer.Sementara jenis sarana perdagangan yang ada terdiri dari perdagangan terdiri dari
pasar, toko, kios dan warung dengan sistem perdagangan retail dan eceran. Sementara untuk
sarana perdagangan pasar terdapat dibeberapa titik strategis guna memenuhi kebutuhan dan
pelayanan terhadap masyarakat Kota Kendari.
Untuk mengetahui jumlah dan jenis sarana peradagangan di Kota Kendari dapat dilihat
pada tabel berikut.

Tabel 3.21.

Jenis SaranaPerdagangan Di Kota Kendari


Tahun 2015
Jenis Sarana
No Kecamatan Pasar Pasar
Toko Kios Warung
Umum Ikan
1 Mandonga 1 0 367 675 925
2 Baruga 1 0 232 548 873
3 Puuwatu 2 0 95 586 855
4 Kadia 1 0 415 420 560
5 Wua-wua 0 0 390 620 790
6 Poasia 1 0 286 460 630
7 Abeli 2 0 45 320 750
8 Kambu 0 0 192 460 830
9 Kendari 1 0 112 530 850
10 Kendari Barat 1 1 164 455 710
Jumlah 10 1 2.298 5.074 7.773
Sumber : BPS Kota Kendari, Kota Kendari dalam Angka Tahun 2016

3 - 46
D. Sarana Peribadatan

Penyediaan sarana peribadatan dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup beragama


dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga nilai- nilai perikehidupan yang telah ada dapat
dipertahankan. Pemerintah bersama masyarakat telah berupaya membangun fasilitas dan sarana
keagamaan agar masyarakat dapat dengan mudah menjalankan agama dan kepercayaannya.
Fasilitas peribadatan merupakan fasilitas religius yang jumlahnya sesuai dengan
mayoritas penduduk pendukungnya, sebagian besar penduduk Kota Kendari menganut Agama
Islam ini terlihat pada fasilitas peribadatan berupa mesjid yang mencapai 336 buah mesjid dan 44
buah mushola dan tersebar diseluruh kecamatan. Sementara fasilitas peribadatan lainnya
seperti gereja protestan sebanyak 30 buah, gereja katholik 2 buah, pura 1 buah dan vihara
sebanyak 2 buah. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai jumlah fasilitas peribadatan dapat dilihat
sebagaimana pada tabel berikut

Tabel 3.22.

Jenis Sarana Peribadatan Di Kota Kendari Tahun 2015

Jenis Sarana
No Kecamatan Gereja Gereja
Masjid Mushola Protestan Katholik Pura Vihara

1 Mandonga 27 11 2 1 0 0
2 Baruga 40 1 4 0 0 0
3 Puuwatu 42 5 4 0 0 0
4 Kadia 51 1 5 0 1 0
5 Wua-wua 36 2 2 0 0 0
6 Poasia 36 3 2 0 0 0

3 - 47
Jenis Sarana
No Kecamatan Gereja Gereja
Masjid Mushola Protestan Katholik Pura Vihara

7 Abeli 23 0 1 0 0 0
8 Kambu 27 4 1 0 0 0
9 Kendari 18 5 2 1 0 0
10 Kendari 36 12 7 0 0 2
Barat
Jumlah 336 44 30 2 1 2
Sumber : BPS Kota Kendari, Kota Kendari dalam Angka Tahun 2016

E. Sarana Transportasi

Sarana dan prasarana transportasi sangat berperan didalam perkembangan suatu kota.
Peranan transportasi sebagai alat penghubung atau penghantar terutama untuk memberikan kemudahan
berinteraksi atau melakukan kegiatan antar wilayah. Dalam pemenuhan kebutuhan, manusia melakukan
perjalanan antara tata guna tanah tersebut dengan menggunakan sistem jaringan transportasi,
Sasaran umum dari perencanaan transportasi adalah membuat interaksi menjadi semudah dan
seefisien mungkin. dalam wilayah Kawasan Perencanaan permasalahan transportasi belum
sepenuhnya menjadi issu penting akan tetapi bila tidak di tangani dari sekarang maka akan menjadi
sebuah permasalahan yang sangat penting bagi pemerintah kota kedepannya, terutama setelah adanya
pengembangan kawasan Pelabuhan Bungkutoko yang menjadi simpul utama (fungsi primer)
dikawasan timur Kota Kendari.

3 - 48
3.4.2. Kondisi Prasarana

A. Air Bersih

Pengembangan prasarana air bersih dilakukan dengan peningkatan kualitas, kuantitas, dan
efesiensi pelayanan air bersih serta memperhatikan keseimbangan ketersediaan air pada musim hujan
dan kemarau, di mana saat ini masyarakat Kota Kendari menggunakan air PDAM.
Pengembangan prasarana air bersih di Kota Kendari menggunakan sistem perpipaan
dalam melayani kebutuhan air bersih perkotaan. Pelayanan air bersih dengan menggunakan
sistem perpipaan ini direncanakan akan melayani seluruh kebutuhan air bersih di Kota Kendari.
Saat ini masyarakat Kota Kendari memanfaatkan sumber PDAM kota kendari dan air tanah

dalam.

B. Persampahan

Saat ini sistem persampahan di Kota Kendari telah terlayani oleh dinas kebersihan Kota
Kendari, jenis sampah yang ditimbulkan oleh masyarakat yaitu sampah organik dan sampah non
organik. Pemerintah kota menyediakan TPS-TPS yang ditempatkan di lokasi yg cukup strategis yaitu
disekitar pasar dan permukiman padat penduduk. Sementara sampah yang berasal dari pasar biasanya
diangkut dengan menggunakan mobil sampah yang beroperasi setiap hari dan berakhir di TPA
Puuwatu.

C. Listrik

Jumlah pelanggan listrik PLN di Kota Kendari tahun 2015 tercatat sebanyak 246.050
pelanggan. Sedangkan tenaga listrik yang terjual meningkat 3,80 persen dibandingkan tahun
sebelumnya. Jenis pelanggan listrik didominasi oleh rumah tangga yang mencapai 226.258
pelanggan atau mempunyai kontribusi sebesar 91,96 persen. Sementara jenis pelanggan yang
cukup besar yaitu kegiatan untuk produksi yang terdiri dari industri dan bisnis. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut.

3 - 49
Tabel 3.23.

Jumlah Pelanggan, Tenaga Listrik Terjual Dan Nilai Penjualan

Menurut Penggunaan Di Kota Kendari Tahun 2015


No Jenis Penggunaan Jumlah Pelanggan Tenaga Listrik yang Terjual

1. Produksi 12.882 33.019.569

2. Penerangan jalan 337 11.459.233

3. Jawatan 2.106 21.925.510

4. Rumah Tangga 226.258 341.217.695

5. Sosial 4.452 16.332.827

6. Layanan Khusus 15 1.395.342


Jumlah 246.050 521.350.176

Sumber: BPS, Kota Kendari dalam Angka Tahun 2016

D. Jaringan Jalan

Jalan merupakan prasarana yang dilalui angkutan darat dimana sangat memegang
peranan penting dalam memperlancar hubungan kegiatan perekonomian baik antara satu kota
dengan kota lainnya, ataupun antara kota dengan desa serta antara desa dengan desa lainnya.
Kondisi jalan yang baik akan mempermudah mobilitas penduduk dan memperlancar
transportasi memindahkan barang dalam hubungan kegiatan ekonomi dan sosial lainnya. Sebaliknya
bilamana kondisi jalan kurang baik maka penduduk akan mendapat kesulitan dalam hubungan
kegiatan ekonomi maupun aktifitas lainnya. Pada tahun 2015, untuk panjang jalan kota Kendari,
terdapat 46,85 persen kondisi baik, 21,08 persen kondisi sedang, 23,66 persen kondisi rusak, dan
8,42 persen lainnya dalam kondisi rusak berat. Kodisi jaringan jalan di Kota Kendari dapat dilihat
pada tabel berikut.

3 - 50
Tabel 3.24
PANJANG JALAN NEGARA, PROVINSI DAN

KOTA MENURUT JENIS PERMUKAAN DI

KOTA KENDARI TAHUN 2010-2015


Negara Provinsi Kota
No Tahun Tidak
Aspal Aspal Tidak Diaspal Aspal Tidak Diaspal
Diaspal
1. 2010 49,45 - 16,28 - 324,58 65,06

2. 2011 99,49 - 18,41 - 325,43 64,21

3. 2012 99,49 - 18,41 - 331,57 58,07

4. 2013 47,60 - 32,30 44,00 335,70 53,94

5. 2014 47,60 - 32,30 44,00 335,70 53,94

6. 2015 47,60 - 32,30 44,00 342,39 81,41


Sumber: BPS, Kota Kendari dalam Angka Tahun 2016

E. Drainase

Drainase Kota Kendari relatif banyak yang telah tertangani secara fisik. Baik saluran
primer, sekunder maupun tersier. Beberapa permasalahan akibat perkembangan kota dan
terbukanya jalan-jalan baru serta terbangunnya beberapa kawasan perdagangan dan pemukiman
tertentu, maka kantong-kantong air sebagai tangkapan hujan telah banyak yang beralih fungsi
sehingga menyebabkan volume air melalui drainase kota semakin meningkat ditambah lagi
endapan lumpur/sedimen akibat bawaan air hujan mengakibatkan volume saluran semakin terbatas
untuk mengalirkan air.
Hal ini memunculkan persoalan baru karena di beberapa lokasi pusat kota dan
permukiman baru rawan akan genangan air atau banjir pada saat musim hujan. Namun kondisi saat ini
sudah tertangani dengan baik, dengan pembangunan drainase secara menyeluruh baik saluran
primer, sekunder maupun tersier.

3 - 51

Anda mungkin juga menyukai