Anda di halaman 1dari 4

TEKNIK ASEPTIS

LAPORAN PRAKTIKUM

Untuk memenuhi sebagian tugas Pr Mikrobiologi


Yang Dibimbing Oleh Fitri Eka Lestari, S.Gz., M.Biomed

OLEH

NOVIA NUR AGUSTIN AKA16018


RIKO YUDIS PRATAMA AKA16019
TRIA NOVINDA AKA16024
ZIZOU VICKY VIERY H AKA16030

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN

PUTRA INDONESIA MALANG

MARET 2018
Tujuan
1. Memahami teknik aseptis dalam mikrobiologi.
2. Untuk menyeterilkan alat bahan dan tempat praktikum mikrobiologi
3. Agar tidak ada kontaminasi saat pembiakan mikroorganisme

Dasar teori
Tehnik Aseptik

Memahami teknik mikrobiologi dalam laboratorium diperlukan beberapa prinsip dasar


teknik aseptik. Teknik aseptik adalah teknik yang digunakan dalam pencegahan kontaminasi
selama membuat dan mensterilkan medium kultur (Kusnadi, 2003). Sebelum membiakkan
mikroba hal yang pertama kali dilakukan adalah melakukan sterilisasi media segera setelah
disipakan yang biasanya dipanaskan. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan mikroba
dari kontaminan, sehingga bahan dan semua alat labiratorium harus steril. Untuk
mensterilkan alat dan bahan menggunkan teknik sterilisasi.

Sterilisasi sangat dibutuhkan untuk inaktivasi total seluruh bentuk kehidupan mikroba,
yang berkaitan dengan kemampuan reproduksi mikroba. Desinfektan adalah sterilisasi kimia
yang merupakan salah satu germisida berupa bahan yang mampu membunuh mikroba
penyebab infeksi (Kusnadi, 2003). Selain itu juga terdapat antiseptik yaitu kemampuan suatu
bahan antimikroba yang dapat menghambat (inaktivasi) atau mematikan mikroorganisme
dengan cara kimiawi. Antimikroba yang menghambat tersebut adalah bakteriostatik
(Darkuni, tanpa tahun).

Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua
bentuk kehidupan. Macam-macam sterilisasi. Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan
dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi.

1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat
kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan
tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya
larutan enzim dan antibiotik.
2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.
3. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh
alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
4. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering
cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.
5. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih
tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
6. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf
7. Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain
alkohol.

Penyinaran dengan UV

Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh
mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV

Saran-saran kerja aseptis :

1. Sebelum membuka ruangan atau bagian steril di dalam tabung/cawan/erlenmeyer


sebaiknya bagian mulut (bagian yang memungkinkan kontaminan masuk)
dibakar/dilewatkan api terlebih dahulu.
2. Pinset, batang L, dll dapat disemprot dengan alkohol terlebih dahulu lalu dibakar.
3. Ujung jarum inokulum yang sudah dipijarkan harus ditunggu dingin dahulu atau dapat
ditempelkan tutup cawan bagian dalam untuk mempercepat transfer panas yang
terjadi.
4. Usahakan bagian alat yang diharapkan dalam kondisi steril didekatkan ke bagian api.
5. Jika kerja di Safety Cabinet tidak perlu memakai pembakar bunsen tetapi jika di luar
Safety Cabinet maka semakin banyak sumber api maka semakin terjamin kondisi
aseptisnya

Metodologi Penelitian
Alat dan Bahan
Alat: Bahan
1. Autoclave 1. Air
2. Lap 2. Alkohol 70%
3. Petri disk
4. Autoclave
5. Oven
Prosedur
1. Sterilisasi oven atau cara kering
1) Disapkan alat-alat yang akan di sterilisasikan
2) Dibungkus masing-masing alat ( Erlenmeyer,Gelas Kimia, Corong, labu Ukur, dan
Cawan Petri, Batang pengaduk) dengan menggunakan kertas yang bersih secara
rapat-rapat.
3) Dimasukkan kedalam oven bersuhu 108 oC selama dua jam.
4) Setelah dua jam, alat-alat tersebut dikeluarkan dari oven.
2. Sterilisasi Meja
1) Disemprot meja kerja dengan alkohol 70%
2) Dilap meja kerja yang telah disemprot alkohol 70%, dengan satu arah dan
tidak olak-balik
3. Sterilisasi autoclave atau cara basah
1) Cek dahulu volume air dalam autoclave, dipastikan tinggi air pada batas
yang telah ditentukan. Lebih baik gunakan air hasil distilasi, untuk
menghindari adanya kerak atau karat.
2) Masukkan peralatan dan bahan. Pastikan semua bagian alat yang akan
disterilisasi tidak terkena air.
3) Ditutup autoclave dengan rapat dan kencang agar uap tidak keluar. Klep
pengaman autoclave jangan diamankan dulu,
4) Nyalakan autoclave, lalu ditunggu hingga suhu 121oC dengan tekanan 1
atm selam 15 menit.
5) Jika sudah 15 menit maka autoclave dimatikan, dan tunggu tekanan nya
turun
6) Dibuka klem dengan hati-hati untuk mempercepat tekanan nya turun
7) Jika sterilisasi sudah selesai, biarkan autoclave dingin terlebih dahulu. Lalu
alat dan bahan dikeluarkan.

Anda mungkin juga menyukai