Anda di halaman 1dari 9

Kelenjar aksesoris sistem reproduksi pria. Deskripsikan ciri histologi setiap kelenjar !

a. Kelenjar aksesoris di sistem reproduksi pria adalah : vesikula seminalis, kelenjar prostat,
kelenjar cowper (bulbourethral)

b. Ciri histologi setiap kelenjar :

- Vesikula seminalis : lumen setiap vesikula seminalis sangat irreguler dan berongga
sehingga bentuknya seperti sarang lebah pada pembesaran kecil. Epitelnya merupakan
bertipe pseudostratified kolumnar yang tinggi dan mengandung sel sekretoris dengan
lemak di sitoplasmanya memberi gambaran seperti berbuih.

- Kelenjar prostat : kelenjar prostat tersusun atas kelenjar dan stroma. Stroam
pendukungnya tersusun atas campuran jaringan fibrous kolagen dan serat otot polos.
Kelenjar ini menunjukkan pola menggulung dengan epitel yang menjadi lipatan,
terkadang hampir seperti pola papiler. Sekresi dari kelenjar ini di kumpulkan di
beberapa kelenjar untuk membentuk konkresi speris (corpora amylacea), dimana
meningkat jumlahnya seiring usia dan dapat mengapur.

- Kelenjar Cowper (bulbourethral) : terdiri dari kelenjar sepasang, berbentuk speris


tubulo-alveolar berdiameter 3 sampai 5 mm dan dilapisi oleh epitel kuboid.

Jelaskan tentang fungsi reproduksi di pria

Fungsi reproduksi di pria dapat dibagi menjadi tiga subdivisi utama :

1. Spermatogenesis, dimana berfungsi membentuk sperma

2. Kinerja dari aksi seksual pria

3. Mengatur dari fungsi reproduksi pria oleh berbagai hormon.

Fungsi reproduksi ini dihubungankan dengan efek dari hormon sex pria pada organ aksesoris
seksual, metabolisme seluler, pertumbuhan, dan fungsi lainnya pada tubuh.

Deskripsikan fungsi testis dan skrotum

Fungsi dari testis

- Spermatogenesis, dimana berfungsi untuk pembentukan sperma


- Pengaturan dari fungsi reproduksi pria oleh beberapa hormon, terutama testosteron.

Fungsi dari skrotum

- Untuk melindungi testis

- Spermatogenesis memerlukan temperature yang rendah dari temperatur tubuh. Testis


normalnya mempertahankan temperatur pada suhu 32oC.

- Skrotum berfungsi menjaga dingin dengan sirkulasi udara disekitar skrotum dan juga
dari pertukaran panas dengan cara arus balik antara arteri dengan vena spermatic.

- Ketika testis dipertahankan di perut atau ketika, penelitian pada hewan, mereka
dipertahankan dekat dengan tubuh, menghasilkan degenerasi dari dinding tubular dan
sterilitas.

- Membuat situasi yang meningkatkan panas di sekitar testis pada manusia yang dapat
menurunkan jumlah sperma di 90 % kasus.

- Bagaimanapun juga, pengurangan produksi dengan cara ini tidak cukup membuat
prosedur untuk kontrasepsi pada pria.

- Sebagai tambahan, bukti menyarankan musim dapat berdampak pada pria, dengan
jumlah sperma meningkat pada musim dingin berdasarkan skortum yang terkena
temperatur dingin.

Deskripsikan fungsi kelenjar aksesoris dan salurannya

a. Duktus deferen (vas deferen) membawa spermatozoa dari epididimis ke vesikula


seminalis dan duktus ejakulatorius.

b. Fungsi Vesikula Seminalis

- Setiap vesikula seminalis berliku, seperti tabung dilapisi dengan epitel sekretoris yang
mensekresi material mucoid mengandung banyak fruktosa, asam sitrat, dan
beberapa substansi untuk nutrisi, dan juga banyak prostaglandin dan fibrinogen.

- selama proses pengeluaran dan ejakulasi, setiap vesikula seminasi mengosongkan


isinya ke duktus ejakulatorius singkat setelah vas deferen mengosongkan sperma.
- Hal ini menambah banyak ejakulasi semen, dan fruktosa dan beberapa substansi
lainnya di cairan seminal adalah nutrisi untuk sperma yang terejakulasi sampai
satu sel sperma membuahi ovum.

- Prostaglandin dipercaya membantu fertilisasi dengan dua jalan :

i. Bereaksi dengan mukus wanita pada serviks untuk membuat pergerakan


sperma mudah, dan

ii. Dapat membuat kebelakang, membalikkan kontraksi peristaltic di uterus


dan tuba fallopi untuk menggerakan sperma menuju ovarium (beberapa sperma
mencapai batas atas dari tuba fallopi dalam 5 menit).

c. Duktus ejakulatorius membawa spermatozoa dari basis prostat ke duktus deferen dan
vesikula seminasil di dalam uretra interna.

d. Fungsi kelenjar prostat

- Kelenjar prostat mensekresi cairan encer seperti susu yang mengadnung kalsium,
ion sitrat, ion fosfat, dan enzim pembekuan, dan profibrinolysin.

- Selama pengeluaran, kapsul kelenjar prostat berkontrasi bersamaa dengan kontraksi


dari vas deferen sehingga cairan encer seperti susu dari kelenjar prostat itu bercampur
dengan cairan semen.

- Cairan prostat yang sedikit alkalin penting untuk pembuahan pada ovum, karena cairan
dari vas deferen relatif asam karena adanya asam sitrat dan hasil akhir metabolisme
dari sperma, dan sifat ini dapat menghambat pembuahan dari sperma.

- Juga, sekresi vagina adalah asam (pH sekitar 3.5 sampai 4.0). Pergerakana sperma tidak
menjadi optimal sampai pH sekitar cairan meingkat sampai 6.0 sampai 6.5.

- Karena itu, kemungkinan cairan prostat yang sedikit basa dapat membantu
menetralisir keasaman dari cairan seminal yang lain selama ejakulasi, dan juga
membantu motilitas dan pembuahan dari sperma.

e. Fungsi dari kelenjar Cowper


- Selama hubungan seksual, kelenjar ini memproduksi cairan yang jernih dan licin
yang melubrikasi kepala dari penis saat persiapan berhubungan seksual.

- Mungkin lebih pentingnya, juga menetralisi keasaman dari sisa urin di uretra,
dimana dapat berbahaya bagi sperma.

Jelaskan tentang sekresi testosterone

- Testis sekresi beberapa sex hormon pria, dimana semuanya dinamakan androgen,
termasuk testosterone, dihidrotestosterone, dan androstenedione.

- Testosteron lebih banyak dari yang lain dimana merupakan hormon testicular yang
utama, meskipun banyak testosterone yang diubah menjadi banyak hormon aktif
dihidrotestosterone di jaringan target.

- Testosteron terbetuk oleh sel interstitial Leydig, dimana membentang di celah


diantara tubulus seminiferous dan jumlahnya sekitar 20 % dari masa tubuh orang
dewasa.

- Sel Leydig hampir tidak ada selama anak – anak ketika testis hampir tidak
mensekresi testosteron, tetapi sel ini banyak pada bayi laki baru lahir pada
beberapa bulan pertama dan pada pria setelah pubertas; pada waktu ini testis
mensekresi jumlah banyak testosteron.

- Lebih lanjut, ketika tumor berkembang dari sel interstitial Leydig, banyak jumlah
testosteron tersekresi. Akhirnya, ketika epitel germinal dari testis hancur oleh
penanganan x-ray atau panas yang berlebih, sel Leydig, dimana mudah sekali hanucr,
lebih sering terus menerus memproduksi testosteron.

Jelaskan tentang fungsi testosteron

- Secara umum, testosteron berperan untuk membedakan karakteristik dari tubuh


yang maskulin.

- Selama kehidupan janin, testis distimulasi oleh chorionic gonadotropin dari plasenta
untuk memproduksi sejumlah testosterone selama periode dari perkembangan
janin dan selama 10 minggu atau lebih setelah dilahirkan; kemudian, tidak ada
testosteron yang diproduksi selama masa anak – anak sampai menginjak usia 10
sampai 13 tahun.

- Lalu testosteron produksinya meniingkat cepat di stimulus oleh hipofisis anterior


hormon gonadotropic pada masa pubertas dan bertahan sampai sisa hidupnya.
Berkurang cepat ketika umur > 50 tahun berkurang dari 20 sampai 50 % dan
berkurang banyak pada usia 80.

- Fungsi testosteron di banyak organ :

a. Fungsi testosterone selama pembentukan janin

 Testosterone disekresi pertama oleh genital ridge dan kemudia oleh testis
janin yang bertanggung jawab dalam pembentukan dari karakteristik
laki –laki, Termasuk pembentukan penis dan skrotum bukan
pembentukan clitoris dan vagina.

 Juga, menyebabkan pembentukan dari kelenjar prostat, vesikula


seminalis, dan duktus genital pria, ketika di saat yang bersamaan
menghambat pembentukan organ genital wanita.

b. Efek Testosteron untuk penurunan Testis.

 Testis biasanya turun menuju ke skrotum selama 2 atau 3 bulan terakhir


hamil ketika testis mulai mensekresi sejumlah testosteron.

 Ketika anak laki lahir dengan tidak menurunnya tetapi testisnya normal,
penanganan testosteron biasanya menyebabkan testis menurun seperti
biasanya jika canalis inguinal cukup besar untuk testis lewat.

 Penanganan hormon gonadotropic, dimana menstimulus sel Leydig testis


dari anak baru lahir untuk memproduksi testosterone, dapat juga
menyebabkan testis menurun.

c. Efek Testosteron dalam pembentukan karakterisitik seksual utama dan


sekunder pria.
 Setelah pubertas, jumlah yang banyak dari sekresi testosteron
menyebabkan penis, skrotum, dan testis menjadi besar sekitar 8 x
sebelum umur 20 tahun.

 Sebagai tambahan, testosteron menyebabkan karakteristik seksual


sekunder pria berkembang, sehingga memulai masa pubertas dan
berakhir pada kematangan dewasa.

d. Efek Distribusi dari Rambut pada tubuh.

 Testosteron menyebabkan tumbuhnya rambut : (1) disekitar pubis, (2)


tumbuh keatas di linea alba dari perut terkadang sampai umbilicus dan
keatas, (3) pada wajah, (4) biasanya pada dada, dan (5) jarang pada regio
tubuh yang lain, contoh punggung. Ini juga menyebabkan rambut pada
jumlah tertentu di tubuh menjadi lebat.

e. Efek pada kebotakan pria

 Testosteron mengurangi pertumbuhan rambut pada kepala; pria dimana


testis nya tidak berfungsi tidak akan menjadi botak.

 Bagaimanapun, pria jantan tidak akan menjadi botak karena keboatakan


hasil dari dua faktor: pertama, latar belakang genetik nya dari pembentukan
kebotakan, dan, kedua, banyaknya jumlah hormon androgen.

 Perempuan dimana memiliki latar belakang genetik yang sesuai and


terbentuk tumor androgenic akan menjadi botak yang sama halnya dengan
pria.

f. Efek pada suara.

 Testosteron disekresi oleh testis atau diinjeksi ke tubuh menyebabkan


hipertropi dari mukosa laring dan pembesaran laring. Efek ini
menyebabkan pertamanya suara “cracking”, tetapi ini berubah menjadi
tipikal suara maskulin pria.
g. Testosteron meningkatkan ketebalan dari kulit dan berkotribus pembentukan
jerawat.

 Testosteron meningkatkan ketebalan dari kulit di seluruh tubuh dan


meningkatkan kerutan di jaringan subcutan.

 Testosteron juga meningkatkan kecepatan sekresi kelenjar sebacea di


beberapa bagian atau seluruh tubuh.

 Terutama penting adalah banyaknya sekresi oleh kelenjar sebacea pada


wajah, karena dapat menghasilkan jerawat.

 Karena itu, jerawat adalah salah satu ciri laki menjadi dewasa ketika tubuh
awalnya terpapar testosteron.

 Setelah beberapa tahun sekresi testosteron, kulit normalnya beradaptasi


untuk testosteron dimana untuk mengatasi jerawat.

h. Testosteron meningkatkan pembentukan protein dan pembentukan otot.

 Satu dari beberapa karakteristik pria yang penting adalah perkembangan


dari meningkatnya muscular setelah pubertas, rata – rata sekitar 50 %
meningkat di masa otot daripada wanita.

 Ini berhubungan dengan meningkatnya proteindi bagian tidak berotot pada


tubuh.

 Banyak perubahan di kulit selama penyimpanan protein di kulit, dan


perubahan di suara juga hasil dari fungsi protein anabolic testosteron.

 Testosteron atau androgen buatan juga digunakan di usia tua untuk


meningkatkan kekuatan dan tenaga otot.

i. Testosteron meningkatkan matrix tulang dan menyebabkan retensi kalsium.

 Setelah meningkatnya testosteron di sirkulasi yang muncul pada pubertas (


atau setelah injeksi testosteron yang lama), tulang tumbuh lebih tebal dan
penyimpanannya banyak dan terdapat penambahan garam kalsium.
 Jadi, testosteron meningkatkan jumlah total dari tulang matrix dan
menyebabkan retensi kalsium. Peningkatan tulang matrix dipercaya hasil
dari fungsi protein anabolik testosteron ditambah penyimpanan dari garam
kalsium merupakan respon dari peningkatan protein.

 Testosteron memiliki efek spesifik pada pelvis untuk (1) menyempitkan


pelvis, (2) memperpanjang pelvis, (3) menyebabkan pelvis berbentuk
seperti corong daripada seperti ovoid layaknya wanita, dan (4)
meningkatnya kekuatan seluruh pelvis untuk bantalan beban. Tidak adanya
testostteron, pelvis pria berkembang menjadi pelvis yang sama seperti
wanita.

 Karena kemampuan testosteron untuk meningkatkan ukuran dan kekuatan


tulang, hal ini lebih sering digunakan untuk pria pada usia tua untuk
menangani osteporosis. Ketika jumlah banyak testosteron di sekresi
abnormal pada anak yang masih tumbuh, rata – rata pertumbuhan tulangnya
meningkat pesar, menyebabkan penambahan pada tinggi badannya.

 Bagiamanpun juga, testosteron juga menyebabkan epifisis dari tulang


panjang untuk bergabung dengan batang tulang pada awal usia.

 Karena itu, berdasarkan cepatnya pertumbuhan, cepatnya penggabungan


epifisi mencegah orang itu dari tumbuh tinggi seperti orang itu tumbuh
dengan testosteron yang tidak disekresi oleh tubuh. Bahkan pada pria
normal, tinggi pria dewasa lebih rendah dari pria yang melakukan sterilisasi
sebelum pubertas.

j. Testosteron menigkatkan basal metabolisme

 Injeksi jumlah banyak testosteron dapat meningkatkan kecepatan


metabolic basal sekitar 15 %. Juga, meskipun jumlah normal dari
testosteron disekresi oleh testis pada remaja dan awal dewasa dapat
meningkatkan kecapatan metabolisme dari 5 sampai 10 % dari orang
testisnya yang tidak aktif.
k. Efek pada sel darah merah.

Ketika jumlah normal testosteron diinjeksi pada pria yang disterilisasi, jumlah sel
darah merah per milimeter kubik dari darah meningkat dari 15 sampai 20 %.
Juga, rata – rata pria memiliki 700.000 lebih sel darah merah per milimeter kubik
daripada rata – rata wanita. Perbedaan ini mungkin bagian dari meningkatkan
kecepatan metabolic yang muncul setelah testosteron diberikan daripada efek
testosteron pada produksi sel darah merah.

l. Efek pada keseimbangan elektrolit dan cairan.

Banyak hormon steroid dapat meningkatkan reabsorbsi dari sodium di tubulis


distalis dari ginjal. Testosteron juga memiliki efek, tetapi hanya sedikit efek
dibandingkan dengan adrenal minearlocorticoid. Namun, setelah pubertas,
volume darah dan cairan ekstraseluler dari pria yang berhubungan dengan
berat tubuh meningkat sebanyak 5 sampai 10 %.

Anda mungkin juga menyukai